Tantangan Obama Membentuk Tim Baru

Rate this item
(0 votes)

Menteri Tenaga Kerja AS Hilda Solis, warga berdarah Latin pertama di pemerintahan federal, memutuskan mundur pada hari Rabu (9/1). Dia mundur hanya 10 hari menjelang berakhirnya periode pertama pemerintahan Barack Obama dan terjadi di tengah banyak pertanyaan yang dihadapi Obama tentang kurangnya keberadaan perempuan di kabinet periode kedua.

Solis mengatakan bahwa ia telah mengajukan pengunduran dirinya kepada Obama. Pada masa-masa terjadinya krisis di bidang fiskal dan pemulihan dari resesi, Solis harus bergulat untuk meningkatkan lapangan kerja di AS. Obama dalam sebuah pernyataan, menyebut Solis sebagai juara yang tak kenal lelah bagi keluarga-keluarga pekerja.

Ketidakmampuan Gedung Putih untuk mengurangi angka pengangguran di AS telah menuai banyak kritik terhadap kinerja pemerintah. Sejak Solis bergabung dalam kabinet empat tahun lalu, warga Amerika berharap janji Obama untuk menciptakan lapangan kerja di negara itu segera terwujud.

Namun, janji itu tidak pernah terealisasi dan angka pengangguran malah meningkat tajam seiring krisis utang yang melilit negara adidaya itu. Saat ini, angka pengangguran di AS berkisar 7,8 persen meski mampu menciptakan sekitar 155 ribu lapangan kerja pada Desember 2012.

Data-data tidak resmi menyebutkan bahwa angka pengangguran di AS mencapai dua kali lipat dari angka yang diumumkan oleh Kementerian Tenaga Kerja. Pada bulan-bulan berikutnya, angka tersebut sepertinya tidak akan berada di bawah tujuh persen.

Solis adalah orang kelima yang memilih mundur dari pemerintah setelah kemenangan Obama pada pemilu November 2012 lalu. Sebelumnya, Hillary Clinton, Timothy Geithner, Leon Panetta, dan Lisa Jackson juga sudah mengumumkan niatnya untuk tidak menemani Obama pada periode kedua ini.

Kini, banyak kalangan mulai mempertanyakan tentang apakah Obama sudah kehilangan semangat keragaman di tim pejabat tinggi yang dipimpinnya. Sebab, tiga wanita anggota Kabinet yaitu Clinton, Solis, dan Jackson akan menarik diri dari pemerintah. Juru bicara Gedung Putih Jay Carney bahkan meminta berbagai pihak untuk mengkritik setelah Obama selesai membentuk timnya. Dia mengklaim bahwa kaum perempuan diwakili dengan baik di jajaran pejabat tinggi presiden.

Tantangan Obama dalam membentuk kabinet periode kedua tidak hanya di kementerian tenaga kerja, kemenlu, keuangan, tapi bahkan di kementerian pertahanan. Obama telah menominasikan mantan senator Chuck Hagel sebagai menteri pertahanan baru. Akan tetapi, penunjukan tokoh Republik itu mendapat tentangan keras justru dari kubu Republik sendiri.

Senator Republik Lindsey Graham, mengecam sikap Hagel terkait rezim Zionis Israel dan Iran. Dia mengatakan, Hagel akan menjadi menteri pertahanan paling antagonis dalam sejarah negeri ini. Tak hanya menganjurkan negosiasi dengan Iran, tetapi juga mendesak Israel berunding dengan Hamas.

Langkah John Brennan untuk menuju Langley juga tidak mudah. Kubu Republik tidak puas dengan program kontraterorisme pemerintah Obama, termasuk pribadi Brennan. Belum lagi beratnya tantangan yang harus dihadapi Badan Intelijen Pusat AS (CIA) di benua Afrika, terutama setelah mereka kecolongan di Benghazi, Libya.

Obama sedang menghadapi tantangan sulit untuk meloloskan para pembantu barunya untuk duduk di kabinet dan membentuk tim keamanan nasional baru yang tangguh setelah ditinggalkan oleh pemain lama. (IRIB Indonesia/RM/NA)

Read 1841 times