“Sebaik-baik kalian adalah yang lebih baik bagi keluarganya. Dan saya lebih baik dari kalian semua bagi keluarga saya.” Hadis keemasan Rasulullah Saw ini harus dipigorakan dan ditempelkan di tempat yang bisa terlihat. Siapa saja dan dengan segala kedudukannya, akan menjadi orang terbaik bila ia adalah yang terbaik bagi keluarganya.
Menurut laporan Kantor Berita Tasnim, Rumah tangga adalah bagian terkecil dari masyarakat dan memiliki keistimewaan tersendiri. Rumah tangga adalah medan praktis. Siapa saja dengan status apa saja memiliki kadar dan potensi sebatas yang di milikinya dalam rumah tangga. Barang siapa yang tidak memberikan kebaikan bagi rumah tangganya, maka orang-orang terdekatnya di luar rumah tangga juga tidak akan menghargainya. Sekalipun ia benar-benar berusaha menampilkan lahiriahnya.
Terkadang pendidikan tinggi, kecakapan wajah dan harta yang banyak dan lain-lain, alih-alih menjadi keistimewaan bagi keluarganya malah menjadi musibah bagi mereka. Dalam kondisi seperti ini tidak ada keistimewaan bagi pemiliknya. Semua kebaikan dan keutamaan harus digunakan untuk meningkatkan kebaikan kita dalam rumah tangga.
Seni akan bermakna bila sebelum digunakan di tempat lain dipakai untuk mengabdi kepada rumah tangga dan menjadi alat kemajuan bagi rumah tangga. Dengan kata lain, manfaatnya bisa dinikmati oleh keluarga. Bila salah satu dari pasangan suami istri menghancurkan rumah tangganya karena alasan pendidikan, pekerjaan atau seninya, pasti tidak akan ada kebaikan dalam pendidikan, pekerjaan dan seni tersebut. Seni tersebut baginya hanya sekedar beban dan tidak akan menjadi kesempurnaan bagi pemiliknya. Bila seni tersebut merupakan sebuah kebaikan maka pada tahap pertama kebaikan itu akan ditunjukkan dalam rumah tangganya. Mungkinkah api berkobar sementara yang terdekat darinya tidak merasa panas dan yang lebih jauh merasakan panasnya. Bila tidak memberikan kehangatan bagi yang terdekat, berarti sebenarnya tidak ada api sama sekali. Yang ada hanya penampilan yang menipu.
Berbuat Baik kepada Keluarga
Di tengah-tengah masyarakat, siapa saja bisa menarik perhatian orang lain dengan perilaku-perilaku penipuan dan menunjukkan dirinya lebih dari yang sebenarnya. Namun dalam rumah tangga, setiap orang adalah dia yang sebenarnya.
Itulah mengapa, sebaik-baiknya orang di dalam rumah tangga akan bisa menjadi yang terbaik di tengah-tengah masyarakat, di saat keluarganya sendiri bisa bersandar padanya. Untuk itu dari hadis ini kita bisa mengambil keuntungan dari dua sisi. Pertama, harus lebih kita perhatikan pentingnya rumah tangga dan berbuat baik kepada anggota keluarga dan harus kita ketahui bahwa sebelum untuk yang lain, kita adalah penanggung jawab rumah tangga dan keluarga kita sendiri. Kedua, dengan bantuan hadis ini, kita lebih bisa mengenal diri kita dan orang lain.
Seorang ayah di luar rumah tangga sebagai orang yang berpengaruh dan berakhlak namun di dalam rumah tangga karena ketidaksabarannya dan keburukan akhlaknya tidak begitu disukai dan sangat sedikit pengaruhnya. Meskipun ia sebagai seorang dokter dan spesialis, tapi di tengah-tengah keluarganya bukan orang yang layak. Bila dia adalah seorang yang mahir, maka pertama harus menampakkannya dalam cermin rumah tangganya.
Seorang sahabat mengatakan, “Suamiku adalah seorang doktor fisika, punya banyak murid dan memiliki kedudukan yang tinggi di tengah-tengah masyarakat. Namun di dalam rumah tidak bisa bersikap baik dan tidak mampu mengarahkan anak remajanya. Ia senantiasa cekcok dengan anaknya dan saya selalu menjadi penengah antara ayah dan anaknya ini. Dalam rumah tangga ini, sang ibu yang tampaknya tidak berpendidikan tinggi tapi pada hakikatnya ia lebih cerdas dari suaminya dan lebih layak. Karena orang yang berakal tidak akan mengorbankan prinsip demi cabang. Bagi setiap manusia, rumah tangga adalah bagian dari prinsip. Wanita seperti ini bagi keluarganya lebih baik dan pada hakikatnya ia memiliki kepribadian yang lebih kuat dan lebih tinggi dari suaminya.
Ayah dan Nasib Kehidupan
Seorang ayah yang mengarahkan rumah tangganya sedemikian rupa dengan penuh kewaspadaan dan kebaikan akhlaknya, sehingga setiap anggota keluarganya berhasil mencapai kebahagiaan karena manajemen dan pengorbanannya, maka dia merupakan orang terbaik di kalangan masyarakat. Meskipun ia hanya seorang pekerja sederhana. Seorang ibu yang mengorbankan dirinya demi keberhasilan anggota keluarganya, pada hakikatnya ia adalah anggota keluarga yang paling paham. Ia bukan korban dan bukan orang yang kehilangan, tapi dia adalah yang terbaik dari yang lainnya. Bila anggota keluarga yang lain semakin mirip perilakunya dengan sang ibu, maka semakin layak.
Bila kalian ingin melangkah untuk meningkatkan akhlak kalian, maka berusahalah untuk lebih banyak berbuat baik kepada keluarga. Jadilah pemilik cara-cara yang baik dan kebiasan yang bagus sehingga menjadi pendiri akhlak yang baik dalam rumah tangga. Selain kelebihan akhlak, berusahalah bekerja keras demi kemakmuran anggota keluarga. Barang siapa yang anggota keluarganya dalam kemakmuran dan kemudahan karena jerih payahnya, maka ia termasuk pemilik akhlak yang lebih baik dan kepribadian yang lebih tinggi serta lebih tercinta di sisi Allah.
Dengan demikian, dalam rumah tangga setiap orang bisa dipahami bahwa sebaik-baik orang adalah yang paling baik bagi keluarganya. Selain ini, maka itu hanya penampilan dan penipuan.