Ruh dan jiwa manusia akan menikmati kedamaian dan ketenangan di tengah lingkungan yang asri, bersih, dan tertata rapi. Manusia sangat senang menyaksikan panorama alam yang indah dan sungai-sungai yang mengalir di jantung alam serta burung-burung yang berkicau memecah keheningan.
Dengan sedikit fokus pada keindahan tersebut, kita akan menemukan bahwa hal yang tampak menjelma di antara semua panorama itu adalah keteraturan, keselarasan, dan keasrian. Semua itu merupakan petunjuk dari kekuasaan dan kebijaksaan Allah Swt, yang menghiasi alam semesta dengan keindahan dan keteraturan.
Bekerja keras
Menikmati pemandangan yang indah memberi kelezatan tiada tara kepada manusia, karena Allah Swt telah menanamkan naluri cinta keindahan dan keelokan dalam wujud insan. Mereka sesuai dengan tuntutan fitrah mencintai keindahan dan kebersihan serta membenci ketidakteraturan dan kesemrawutan. Lalu, sejauh mana usaha kita untuk mempercantik dan memperindah lingkungan kehidupan kita? Sebuah lingkungan di mana kita setiap harinya menjalin interaksi di dalamnya dan ia mempengaruhi jiwa dan raga kita.
Di sejumlah negara dunia, para pakar tata kota, perancang, dan arsitek memanfaatkan penemuan terbaru di bidang psikologi, sebab penataan kota dan pemilihan warna-warna yang tepat di jalan-jalan kota berpengaruh pada jiwa dan ruh masyarakat. Jelas sekali, jalan-jalan kota yang penuh sampah, tembok-tembok yang kotor dan usang, serta pepohonan dan tanaman yang layu, merupakan unsur yang memberi pengaruh negatif bagi pemikiran masyarakat dan setiap individu berusaha untuk menghindari pemandangan-pemandangan tersebut.
Sebaliknya, lingkungan yang indah, rapi, dan sejuk laksana magnet yang menarik jiwa manusia ke arahnya. Keasrian lingkungan tempat tinggal memberi dampak positif bagi ketenangan dan bahkan konsentrasi manusia. Menurut para psikolog, salah satu metode mengatasi kekacuan mental dan depresi adalah menjaga kebersihan dan menata kebutuhan hidup serta menyingkirkan barang-barang yang tidak penting dari tempat tinggal kita.
Manusia kadang menatap dengan seksama kondisi rumah dan lingkungan tempat tinggalnya. Terlepas dari besar dan kecilnya rumah kita atau kondisi ekonomi, apakah kita mampu menjadikan lingkungan rumah sebagai sebuah taman kedamaian dan tempat melepas lelah bagi jiwa dan raga kita serta anggota keluarga? Apakah suasana rumah benar-benar menarik dan mengesankan sehingga anggota keluarga selalu merindukannya? Lingkungan, jalan, dan kota tempat kita tinggal dan tempat untuk membesarkan anak-anak kita, apakah ia memiliki taman yang asri, bersih, dan tertata rapi?
Dalam pandangan para psikolog, mewujudkan keceriaan, kesenangan, dan kebahagiaan di rumah dan kehidupan memiliki hubungan erat dengan situasi rumah, penataan interior, dan keindahannya.
Para psikolog percaya bahwa sebuah rumah yang tidak memperhatikan aspek keteraturan, kebersihan, dan penataan interior, ia tidak bisa menghadirkan sebuah lingkungan yang ceria, sehat, dan hangat untuk anggota keluarga. Jika melihat sekilas, poin-poin tersebut tampak tidak terlalu penting, namun ketika melihat lebih detail, kita akan mengerti bahwa di sana ada hubungan sebab akibat antara keindahan dan kesehatan mental manusia.
Dari perspektif spikologis, penciptaan manusia sedemikian rupa di mana mereka selalu bosan dengan situasi yang monoton dan sebaliknya, mereka menyambut perubahan, inovasi, dan warna-warni dalam kehidupannya. Sebab, inovasi dan perubahan yang tepat membuat wajah kehidupan manusia menjadi menarik dan penuh gairah.
Penampilan individu dan lingkungan yang menarik bersumber dari kedisiplinan jiwa, keceriaan, dan kemantapan selera seseorang. Seperti yang kita katakan, keindahan dan kebersihan lahiriyah, memiliki peran besar dalam menarik dan mengundang kecintaan seseorang serta unsur bagi ketenangan jiwa dan ruhnya.
Dalam pandangan Islam, manusia atas dasar tuntutan fitrah mencintai keindahan dan keselarasan serta membenci kesemrawutan dan lingkungan yang kotor. Mengingat Islam sebagai agama fitrah, maka ia mengajak masyarakat untuk senantiasa menyingkirkan pemandangan yang kotor dan lusuh dari dirinya dan lingkungan kehidupannya. Mereka diminta hadir di depan publik dengan penampilan yang bersih dan menarik.
Islam meminta manusia untuk tidak mengabaikan keindahan dan hiasan yang terdapat di alam semesta. Mereka harus memperhatikan naluri cinta keindahannya dan memanfaatkan sarana itu untuk mencapai kesempurnaan jiwa. Dalam surat al-A’raf ayat 32, Allah Swt berfirman, “Katakanlah! Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezeki yang baik?...” Kajian terhadap ajaran Islam akan menyadarkan kita pada sebuah fakta bahwa agama ini selain memiliki pandangan positif tentang masalah keindahan, tapi juga menggunakannya untuk kesehatan mental manusia.
Al-Quran berkali-kali mengingatkan manusia tentang keindahan dan kemegahan alam semesta serta menghadirkan gambaran yang jelas tentang penciptaan. Ayat-ayat al-Quran membuat manusia menyadari akan keteraturan, keindahan, dan keserasian di lingkungan hidup. Dengan mengamati ciptaan ini, manusia akan tersadar terhadap keberadaan Sang Pencipta. Mereka juga mengambil ilham dari keserasian yang menakjubkan ini untuk kehidupan individual dan sosial.
Ketika mempelajari ucapan dan perilaku para pemuka agama, kita akan menemukan bahwa masalah memperindah diri dan lingkungan juga termasuk sesuatu yang terpuji dalam kehidupan mereka. Sebagai contoh, Imam Jakfar Shadiq as ketika menjelaskan tentang pentingnya memperindah lingkungan kehidupan mengatakan, “Ketika Allah memberi sebuah nikmat kepada seseorang, Dia ingin melihat pengaruhnya pada diri orang tersebut.” Seseorang kemudian bertanya, “Bagaimana itu terjadi?” Imam menjawab, “Dia harus memakai baju yang bersih, menggunakan minyak wangi, merapikan rumahnya dan menyingkirkan segala kotoran dari rumahnya.”
Kita sekarang akan menyinggung poin-poin yang berperan dalam mewujudkan keindahan lingkungan tempat tinggal. Di sebuah lingkungan yang asri, kita tidak akan menemukan sesuatu yang tidak perlu dan tidak penting dan semua barang tertata dengan rapi.
Sesuatu yang tidak penting bukan berarti ia tidak berguna dan tidak dipakai, namun tidak ada kebutuhan untuk mempertahankannya di lingkungan kehidupan. Oleh sebab itu, nasib setiap peralatan diputuskan sesuai dengan kebutuhan dan kegunaan. Keputusan tersebut mungkin saja menyerahkannya kepada orang lain, menjualnya, mendaur ulang, atau menyimpannya di gudang.
Dengan menyingkirkan barang-barang yang tidak perlu, energi positif akan mengalir dan lingkungan kehidupan kita akan menjadi tempat yang menyenangkan, teduh, dan penuh kedamaian. Kita mungkin saja sudah puas dengan penataan yang ada di rumah kita, tapi kita masih bisa memberi sedikit sentuhan untuk memperoleh hasil yang lebih baik.
Secara umum, memerangi faktor-faktor pencemaran, mencegah penumpukan kotoran, merapikan gudang, dan menyingkirkan debu, merupakan kegiatan penting untuk menciptakan lingkungan yang asri. Setelah memilah antara barang-barang yang penting dari yang tidak penting, maka sekarang tiba waktunya untuk menata dengan rapi dan indah.
Untuk menyusun barang-barang dengan rapi, kita perlu menyediakan sebuah tempat yang tepat. Salah satu cara untuk menata sesuatu adalah melakukan pengelompokan berdasarkan fungsi masing-masing. Langkah selanjutnya adalah membersihkan barang-barang tersebut dan memberi perawatan.
Poin lain yang tidak boleh luput adalah membersihkan semua sisi lingkungan dan tidak hanya terbatas pada sudut-sudut yang tampak. Intinya, kebersihan dan keasrian lingkungan harus dijaga dengan sempurna. Metode seperti ini bisa digunakan untuk menjaga kebersihan rumah atau lingkungan. Jelas bahwa untuk menikmati sebuah lingkungan yang ideal dan asri, kita harus memiliki jadwal rutin sehingga energi positif selalu mendominasi lingkungan rumah dan lingkungan kerja.
Penanaman bunga dan tanaman yang indah di lingkungan rumah dan penggunaan warna yang elok dan serasi, serta pemanfaatan cahaya alami, semua itu berperan penting dalam memperindah dan menyejukkan lingkungan kehidupan.