Sekjen PBB Ban Ki-moon mengkritik ketidakmampuan masyarakat internasional untuk mengkahiri derita rakyat Suriah. Dikatakannya, nasib bangsa Suriah lebih utama dan lebih penting dari kompetisi internasional dan regional.
Ban mengatakan, pertumbuhan radikalisasi dan ekstremisme telah diprediksi pada awal konflik di bulan Maret 2011. Demikian dilaporkan IRNA.
Ban, Jumat malam (3/8) pada pembukaan sidang Majelis Umum PBB terkait Suriah, menekankan tanggung jawab masyarakat dunia untuk melindungi warga sipil Suriah. Ditambahkannya, semua pihak harus mencari solusi diplomatik dan bukan kekerasan sehingga krisis Suriah bisa diselesaikan.
Seraya menyinggung eskalasi kekerasan di Aleppo, Ban mengatakan kota tersebut sebagai salah satu kota kuno di dunia terperangkap perang antara pemerintan dan oposisi. Sekarang ribuan warga Suriah kehilangan tempat tinggal dan menjadi pengungsi.
Menurut Ban, pengiriman senjata kepada kelompok oposisi Suriah telah memicu situasi seperti itu. Ditambahkannya, kondisi ini membahayakan stabilitas regional dan internasional.
"PBB harus menghindari terulangnya kegagalan di Srebrenica. Pasukan penjaga perdamaian PBB dituduh gagal menghentikan pembantaian 8.000 anak laki-laki dan pria Muslim di kota Bosnia pada Juli 1995," tegasnya.
"Kita harus membantu rakyat Suriah melalui dialog dan kompromi antara pihak-pihak yang bertikai sehingga mereka bisa terbebas dari krisis tersebut," imbuh Ban. (IRIB Indonesia/RM/MF)