Deputi Direktur Institut Analisis Politik dan Militer Rusia, Alexander Khramchikhin seraya menyinggung masalah serius ekonomi AS, mengatakan Amerika akan dipaksa untuk meninggalkan wilayah Timur Tengah.
Dia membuat pernyataan dalam wawancara dengan Voice of Russia pada hari Sabtu (4/8).
Khramchikhin mengatakan AS akan dipaksa untuk secara besar-besaran mengurangi kehadiran militernya di kawasan. Oleh karena itu, AS berusaha menciptakan kondisi sehingga masalah besar tidak muncul ketika mereka pergi.
Analis Rusia ini menambahkan, AS tidak dapat mempertahankan kekuatan militer di kawasan dan penarikan mereka dari Irak, tanpa membangun satu basis militer pun di sana dengan jelas menunjukkan realita tersebut.
"AS tidak memiliki anggaran untuk melanjutkan kehadiran militer di Timur Tengah dan defisit yang besar pada tahun ini, tidak mengizinkan Washington untuk melakukan itu," jelasnya.
Mengenai keputusan AS untuk pergi dari Timur Tengah, Khramchikhin menambahkan salah satu indikasinya adalah mengurangi ketergantungan pada minyak Timur Tengah. Dalam 10 tahun terakhir, tingkat impor minyak AS dari kawasan ini menurun tajam dan dari 25 persen menjadi 15 persen.
Berbicara tentang kemungkinan intervensi militer asing di Suriah, Khramchikhin menandaskan, sehubungan dengan dukungan kuat rakyat Suriah kepada pemerintah dan kemampuan militer negara itu, maka kecil kemungkinan akan terjadi serangan.
Khramchikhin juga mengatakan bahwa mempertimbangkan masalah ekonomi dan militer AS, negara ini tidak ingin terlibat dalam operasi militer di Suriah. (IRIB Indonesia/RM/MF)