Aktivis terkemuka Hak Asasi Manusia Bahrain Nabeel Rajab menuntut masyarakat internasional untuk mengambil tindakan yang diperlukan guna menghentikan penindasan brutal rezim Al Khalifa terhadap demonstran damai.
"Kebungkaman masyarakat Eropa dan Amerika Serikat merupakan sinyal dan lampu hijau bagi rezim Al Khalifa untuk melanjutkan pelanggaran HAM di Bahrain," kata Rajab melalui telepon kepada Press TV, Kamis (5/7).
Ia menambahkan, setiap hari banyak warga yang ditangkap, para tahanan disiksa, rumah-rumah penduduk digerebek dan masjid dihancurkan, namun kekerasan tersebut tidak akan dapat membungkam demonstran Bahrain.
Pernyataan tersebut muncul di tengah protes lanjutan oleh rakyat Bahrain yang menuntut AS dan Inggris untuk mengakhiri dukungan mereka terhadap pemerintah monarki di negara itu.
Bahrain menjadi tuan rumah Armada Kelima AS, dan merupakan salah satu negara Teluk Persia seperti Kuwait, Oman, Qatar, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab yang menerima peralatan militer dari Washington.
Pada pertengahan Mei, Departemen Luar Negeri AS menyatakan bahwa Washington akan melanjutkan penjualan senjata ke Bahrain.
Keputusan tersebut telah memancing kecaman dari kelompok aktivis HAM Bahrain karena dapat mendorong pelanggaran HAM yang lebih buruk di negara itu.
Sementara itu, laporan menyebutkan bahwa sekelompok perwira polisi Scotland Yard baru-baru ini dikirim ke Bahrain untuk melakukan operasi spionase dan membantu rezim Al Khalifa membungkam protes anti-Manama.