Dilansir dari media Press TV, sejumlah partai yang berperang dengan pemerintah Suriah yang berada di bawah naungan “Pasukan Pembebasan Suriah” dan “Ahrar Al-sham”, pada hari Senin kemarin mengumumkan bahwa kami akan menghadapi kekuatan dan tentara pemerintah yang saat ini tengah berperang melawan ISIS dan Jabh Al-nushra di Aleppo.
Sebuah lembaga Hak Asasi Manusia yang berbasis di Inggris mengatakan bahwa kelompok oposisi Suriah beberapa saat yang lalu menyerang pasukan pemerintah di propinsi Latkia dan Sahl Al-Ghab di propinsi hama.
Kelompok oposisi dikabarkan hampir mengontrol penuh kota Kharbe Al-naqus di propinsi hama ini, tambahnya.
Pernyataan perang terjadi ketika kelompok oposisi yang didukung Saudi ini mengancam jika keinginan transisi politik tanpa adanya Bashar Al-Assad maka mereka tidak menganggapnya, bahkan mereka mengancam akan meninggalkan proses negosiasi Jenewa yang saat ini tengah berlangsung.
Perwakilan Kelompok yang menamakan dirinya Komisi Tertinggi Negosiasi ini mengumumkan bahwa jika Damaskus tidak serius dalam berunding masalah nasib Bashar Al-assad maka kemungkinan perundingan di Jenewa akan gagal.
Salah Satu Anggota di Komisi ini Abdul Al-Hakim Bashar mengatakan “Jika tidak ada kemajuan dalam perundingan ini maka kemungkinan besar negosiasi ini akan gagal, dan nanti ketika sudah gagal, tidak aka nada lagi solusi politik untuk menyelesaikannya.”
Kelompok Oposisi dan beberapa Negara Arab dan Teluk menginginkan Bashar Al-assad lenggser dari kekuasaannya.
Dengan adanya ini pemerintah Suriah mengatakan, “Masa depan Bashar Al-assad merupakan benang merahnya, dan hanya rakyat Negara ini saja yang dapat mengambil keputusan.”