Pemerintah Amerika Serikat kembali campur tangan dalam urusan internal Irak, dan meminta Baghdad mengimpor energi listrik dan gas dari Mesir, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab, jangan dari Iran.
Fars News (20/4/2020) melaporkan, Fazel Al Dabas, salah seorang pakar perminyakan mengabarkan intervensi baru Amerika terhadap pemerintah Irak.
Dalam wawancara dengan Shafaq News, Fazel Al Dabas mengatakan, masa pengecualian Irak dari sanksi Amerika atas Iran, dan izin yang diberikan kepada Baghdad untuk mengimpor energi listrik dan gas dari Iran akan berakhir pada bulan April 2020.
Menurutnya, untuk keluar dari krisis ini, Irak tidak punya alternatif pengganti lain, dan pemerintah Amerika sebelumnya pun pernah meminta Baghdad untuk mencari pengganti sumber impor listrik dan energinya.
Al Dabas menjelaskan, sampai saat ini kita tidak tahu apa yang sudah diputuskan pemerintah Irak, dan sedang bergerak ke arah mana negara ini.
Kementerian Listrik Irak mengumumkan, saat ini Baghdad masih mengandalkan produksi dalam negeri di bidang energi listrik.