Setelah pertempuran terbaru antara kelompok perlawanan Palestina, dan rezim Zionis Israel, muncul fenomena yang menunjukkan bahwa Tel Aviv terus mencemaskan pecahnya sebuah perang regional.
Stasiun televisi Al Mayadeen, Jumat (19/11/2021) melaporkan, Israel selalu berusaha mencegah dirinya masuk ke dalam konflik militer multidimensi, karena untuk menghentikan pertempuran satu dimensi saja sudah tidak mampu.
TV Lebanon itu menambahkan, "Israel dalam lima pertempuran menghadapi perlawanan Lebanon, dan Palestina sejak 'Perang 33 Hari' melawan Hizbullah, sampai perang 'Pedang Al Quds' pada Mei 2021 menghadapi kelompok perlawanan Palestina, terus menelan kekalahan, dan sejak perang Oktober 1973 melawan front Mesir dan Suriah, ia tidak pernah lagi memasuki perang multidimensi."
Menurut Al Mayadeen, saat ini Israel menghadapi ancaman beberapa front, dan medan tempur, dan front utara merupakan yang paling berbahaya. Front Gaza paling tidak stabil, dan paling bergejolak, Tepi Barat merupakan medan tempur yang kapan saja bisa memanas. Wilayah pendudukan 1948 juga merupakan ancaman strateis di front internal, dan front Irak dan Yaman, jika sampai perang multidimensi pecah, akan menjadi salah satu yang membentuk ancaman ini.
Di sisi lain, imbuhnya, industri nuklir Iran juga merupakan ancaman eksistensial bagi Israel, dan Iran tetap menjadi titik sandaran seluruh kelompok perlawanan di kawasan.