Friksi antara Rusia dan Uni Eropa membuat Ukraina mendapat tekanan berat.
Menurut laporan Press TV, Dennis Kringean, pengamat politk Ukraina mengatakan, friksi yang ada antara negara anggota Uni Eropa dan Rusia membuat posisi Ukraina di era kepemimpinannya di lembaga kerjasama dan keamanan Eropa semakin rumit.
Petinggi Ukraina menyatakan, kontrol senjata, perang anti penyelundupan manusia, meminimalkan kerusakan lingkungan hidup dan memperjuangkan hak asasi manusia serta kebebasan merupakan program utama Kiev di kepemimpinanya di Organisasi Kerjasama dan Keamanan Eropa yang memiliki 57 negara anggota.
Kringean terkait hal ini mengatakan, "Harus ditunggu serta dilihat apakah Ukraina di posisinya saat ini mampu menggalang kepercayaan antara Eropa dan Rusia serta negara-negara anggota lain, atau apakah keadaan akan berubah?
Rencananya, sidang dewan organisasi ini digelar 17 Januari di markas besar Wina. (IRIB Indonesia/MF/RM)