Ayatullah Khamenei dalam menanggapi surat Sekjen Gerakan Jihad Islam Palestina, menilai perlawanan Jihad Islam yang berani menyebabkan peningkatan posisi gerakan ini dalam perlawanan dan menggagalkan tipu daya rezim Zionis serta menghinakan mereka.
Menurut Pusat Informasi Kantor Pemimpin Besar Revolusi Islam pada hari Kamis (11/08/2022), Ayatullah Khamenei, Pemimpin Besar Revolusi Islam, dalam menanggapi surat Ziyad al-Nakhalah", Sekretaris Jenderal Gerakan Jihad Islam Palestina, menyebut insiden baru-baru ini menggandakan kehormatan Gerakan Jihad Islam Palestina dan mengangkat posisi Jihad Islam dalam gerakan perlawanan mulia bangsa Palestina.
Menurut Ayatullah Khamenei, "Dengan perlawanan berani Anda, Anda menggagalkan politik licik dari rezim perampas dan membuktikan bahwa setiap bagian dari kelompok perlawanan seorang diri dapat menghancurkan musuh."
"Dengan menghubungkan perjuangan di Gaza dengan Tepi Barat, dan pasukan perlawanan lainnya dengan dukungan mereka untuk gerakan jihad, Anda telah menunjukkan kepada musuh jahat dan licik akan persatuan jihad bangsa Palestina," tambah Ayatullah Khamenei.
Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran
Ayatullah Khamenei menekankan bahwa semua upaya kelompok Palestina di seluruh tanah Palestina harus menjaga persatuan, dan mencatat, musuh perampas semakin lemah dan Perlawanan Palestina semakin kuat, dan kami masih di sisi Anda.
Dalam suratnya kepada Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ziyad al-Nakhalah menunjukkan partisipasi luas Mujahidin Palestina, khususnya Gerakan Jihad Islam dan sayap militernya, Brigade al-Quds, di seluruh Palestina, terutama di Gaza dan Tepi Barat.
Menurutnya, "Dengan kehadiran berbagai brigade perlawanan jihad, tidak satu hari pun akan berlalu, kecuali terjadi ada konflik dengan rezim Zionis di Tepi Barat.
Dalam menggambarkan situasi di Gaza, Sekretaris Jenderal Gerakan Jihad Islam menunjuk pada perlawanan kuat wilayah ini melawan rezim pendudukan dan tentang bentrokan tiga hari baru-baru ini, Ziyad al-Nakhalah mengatakan, "Kami menyebut bentrokan ini "Wahdah al-Sahaat" (Persatuan Medan Tempur) untuk menekankan persatuan bangsa kita melawan musuh yang berusaha menghancurkan persatuan ini dengan semua kekuatan dan konspirasinya."
Siapa Pemenang Sejati Perang Tiga Hari Gaza ?
Ziyad al-Nakhalah menekankan bahwa dalam perang ini seluruh tanah Palestina yang diduduki berada di bawah jangkauan rudal perlawanan Jihad Islam.
"Pertempuran ini mengganggu prediksi rezim Zionis sedemikian rupa sehingga mereka dipaksa untuk menuntut gencatan senjata dalam waktu tiga hari dan tunduk pada syarat yang diajukan Perlawanan," ujar Sekjen Gerakan Jihad Islam.
Sekretaris Jenderal Jihad Islam menyebut rencana musuh untuk menciptakan perpecahan di antara pasukan Perlawanan dan menambahkan, "Mereka mengumumkan bahwa tujuan perang hanyalah Jihad Islam, tetapi Jihad Islam, dengan perjuangannya yang kuat dan berani, membangkitkan keheranan dan dukungan dari semua kekuatan Perlawanan di kawasan dan dunia. Dan itu disetujui dan didukung oleh rakyat Palestina dan semua organisasi Perlawanan dan di puncaknya adalah gerakan Hamas."
Sekjen Jihad Islam menyebut pencapaian perlawanan ini sebagai awal dari kemenangan yang lebih besar bagi bangsa Palestina di masa depan dan berterima kasih atas peran gerakan Hizbullah di bawah kepemimpinan Sayid Hassan Nasrallah, serta dukungan dan pengakuan Iran di semua dimensi dari Rahbar dan bimbingan Pemimpin Besar Revolusi Islam, dan mencatat, "Jika tanpa dukungan dan pendirian Anda yang berkelanjutan, kemenangan ini dan kemenangan masa lalu tidak akan tercapai."