Ayat ke 34
Artinya:
Kenapa Allah tidak mengazab mereka padahal mereka menghalangi orang untuk (mendatangi) Masjidilharam, dan mereka bukanlah orang-orang yang berhak menguasainya? Orang-orang yang berhak menguasai(nya) hanyalah orang-orang yang bertakwa. tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui. (8: 34)
Ayat-ayat sebelumnya menjelaskan bahwa selama Nabi Muhammad Saw berada di tengah-tengah masyarakat, Allah Swt tidak akan menurunkan azab kepada kaum dan masyarakat tersebut. Hal ini merupakan berkah dari keberadaan para nabi yaitu mencegah turunnya azab dan siksaan Allah. Selanjutnya ayat ini menyatakan, meski mereka layak mendapatkan siksa, namun karena kedudukan tempat yang mulia membuat siksa dan azab tidak pantas terjadi di tempat tersebut. Masjidil Haram adalah rumah Allah dan dengan sendirinya Allah dengan kasih sayang-Nya menangguhkan kemurkaan-Nya, bukan dikarenakan perbuatan yang dilakukan kaum Musyrikin. Kelak pada Haki Kiamat Dia akan memberikan balasan dan siksa kepada mereka, sedang di dunia Allah akan menurunkan sebagian bencna berupa timbulnya peperangan dan penawanan atas mereka.
Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:
1. Meskipun mereka dengan segala bentuk dan cara untuk mencegah masuknya kaum Mukminin ke Mekah, pada hakikatnya mereka tengah menunggu azab dan siksaan Allah. Rezim penjajah Zionis juga demikian, dengan menduduki Masjidul Aqsha, mereka sebenarnya juga tengah menanti bencana dan siksa Allah.
2. Pengelolaan dan pengurusan masjid harus di tangan orang-orang yang suci dan layak, bukan di tangan orang-orang yang tidak layak dan bodoh.
Ayat ke 35
Artinya:
Sembahyang mereka di sekitar Baitullah itu, lain tidak hanyalah siulan dan tepukan tangan. Maka rasakanlah azab disebabkan kekafiranmu itu. (8: 35)
Sebagai kelanjutan dari ayat sebelumnya, ayat ini juga menjelaskan berbagai alasan tentang ketidakbecusan orang-orang yang mengurus Masjidil Haram pada zaman Nabi Saw. Ayat ini mengatakan, mereka menyangka bahwa dirinya adalah orang-orang yang ahli doa dan munajat. Tapi pada kenyataannya, apa yang mereka sukai ternyata berbeda dan bukan yang diinginkan oleh Allah Swt. Karena mereka sering melakukan tindakan yang tidak patut seperti melompat-lompat dan bertepuk tangan sambil bersiul di sisi rumah Allah. Dewasa ini, tempat yang biasa dipakai untuk berkumpul oleh sebagian umat Islam diduga sebagai tempat berdoa dan munajat, tapi pada kenyataanya tidak demikian. Tempat pertemuan mereka dipakai untuk hal-hal yang tidak berdasar agama
Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:
1. Telah terjadi pelbagai penyimpangan dalam upacara keagamaan sepanjanga sejarah.
2. Menistakan kesucian agama akan berakibat siksa dan balasan Allah yang sangat pedih.
Ayat ke 36
Artinya:
Sesungguhnya orang-orang yang kafir menafkahkan harta mereka untuk menghalangi (orang) dari jalan Allah. Mereka akan menafkahkan harta itu, kemudian menjadi sesalan bagi mereka, dan mereka akan dikalahkan. Dan ke dalam Jahannamlah orang-orang yang kafir itu dikumpulkan. (8: 36)
Ayat ini menyinggung banyaknya anggaran yang telah dikeluarkan oleh orang-orang Kafir Mekah untuk menggagalkan program Nabi Muhammad Saw. Ayat ini mengatakan, orang-orang Kafir yang tidak mampu mematahkan logika argumentatif yang diketengahkan oleh Nabi Saw, akhirnya menggunakan uang untuk memperdaya masyarakat agar jangan menerima seruan Nabi Saw. Terkadang dengan uang ini mereka menyulut api peperangan atau dengan tujuan membunuh Nabi dan menghancurkan agama Islam. Tapi dalam waktu yang relatif singkat mereka akan menanggung kerugian. Karena mereka melihat bahwa sudah sedemikian besar anggaran mereka keluarkan, tapi tidak memperoleh sesuatu dan gagal. Al-Quran mengatakan, kerugian dan kegagalan ini sebagai akibat dari pekerjaan mereka yang bersifat duniawi, sementara mereka masih harus menanti siksa yang sangat pedih di Kari Kiamat.
Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:
1. Janganlah menyangka bahwa musuh kalian duduk berpangku tangan. Bila secara lahiriah mereka tidak melakukan apapun terhadap kalian, tapi pada batinnya mereka mengeluarkan dana besar untuk menghancurkan Islam dan kaum Muslimin.
2. Orang-orang Mukmin berharap akan masa depan mereka. Karena itu orang-orang Kafir dengan segala kekuasaan dan kekayaan akan menderita kegagalan dan kehancuran.
Ayat ke 37
Artinya:
Supaya Allah memisahkan (golongan) yang buruk dari yang baik dan menjadikan (golongan) yang buruk itu sebagiannya di atas sebagian yang lain, lalu kesemuanya ditumpukkan-Nya, dan dimasukkan-Nya ke dalam neraka Jahannam. Mereka itulah orang-orang yang merugi. (8: 37)
Setelah menjelaskan program musuh-musuh Islam dalam ayat sebelumnya, ayat ini mengatakan, menerima kebenaran dan kebatilan tergantung pada manusia sendiri. Pilihan ini merupakan tempat ujian bagi manusia, agar dapat diketahui nantinya siapa yang benar-benar suci, jujur dan mukmin dan siapa yang jahat, kotor dan kafir. Dengan demikian dapat dibedakan di antara mereka. Sayangnya, orang-orang jahat tidak mengetahui hal ini, bahkan meyakini orang-orang yang berbuat kebaikan di dunia akan menemui kegagalan dan kekecewaan. Sementara di akhirat, mereka semua akan terhina dan diusir sama seperti yang dilakukan terhadap orang-orang jahat. Mereka dijadikan satu dan dilemparkan ke api neraka. Ini merupakan kerugian yang harus mereka tanggung di dunia dan di akhirat.
Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:
1. Pemisahan antara kelompok yang hak dan batil merupakan sunnatullah, guna membedakan inti keyakinan manusia.
2. Ciri khas neraka adalah tempat yang sempit sehingga penghuninya tidak betah.