Tafsir Al-Quran, Surat Hud Ayat 79-83

Rate this item
(0 votes)

Ayat ke 79-80

 

┘é┘ÄϺ┘ä┘Å┘êϺ ┘ä┘Ä┘é┘ÄÏ»┘Æ Ï╣┘Ä┘ä┘É┘à┘ÆϬ┘Ä ┘à┘ÄϺ ┘ä┘Ä┘å┘ÄϺ ┘ü┘É┘è Ï¿┘Ä┘å┘ÄϺϬ┘É┘â┘Ä ┘à┘É┘å┘Æ Ï¡┘Ä┘é┘æ┘ì ┘ê┘ÄÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä┘â┘Ä ┘ä┘ÄϬ┘ÄÏ╣┘Æ┘ä┘Ä┘à┘Å ┘à┘ÄϺ ┘å┘ÅÏ▒┘É┘èÏ»┘Å (79)┘é┘ÄϺ┘ä┘Ä ┘ä┘Ä┘ê┘Æ Ïú┘Ä┘å┘æ┘Ä ┘ä┘É┘è Ï¿┘É┘â┘Å┘à┘Æ ┘é┘Å┘ê┘æ┘ÄÏ®┘ï Ïú┘Ä┘ê┘Æ Ïó┘Ä┘ê┘É┘è ÏÑ┘É┘ä┘Ä┘ë Ï▒┘Å┘â┘Æ┘å┘ì Ï┤┘ÄÏ»┘É┘èÏ»┘ì (80)

 

Artinya:

Mereka menjawab: "Sesungguhnya kamu telah tahu bahwa kami tidak mempunyai keinginan terhadap puteri-puterimu; dan sesungguhnya kamu tentu mengetahui apa yang sebenarnya kami kehendaki". (11: 79)

 

Luth berkata: "Seandainya aku ada mempunyai kekuatan (untuk menolakmu) atau kalau aku dapat berlindung kepada keluarga yang kuat (tentu aku lakukan)". (11: 80)

 

Dalam penjelasan sebelumnya telah disebutkan bahwa para malaikat datang mengunjungi Nabi Luth yang menjelmakan diri sebagai pemuda tampan dan gagah. Kemudian, sekelompok orang dari kaum Nabi Luth segera mendatangi rumah beliau. Mereka dengan terang-terangan mengetengahkan keinginan tak senonoh terhadap tamu Nabi Luth yang tampan itu. Nabi Luth as menjawab, "Sebagai ganti para pemuda yang merupakan tamuku ini, aku siapkan putri-putriku, kalian bisa menikahi mereka dengan akad nikah yang benar." Mereka menjawab, "Kami tidak bernafsu untuk menikahi putri-putrimu. Yang kami inginkan adalah para pemuda tampan itu."

 

Nabi Luth as akhirnya sampai pada jalan buntu. Beliau lalu mengeluhkan kondisi itu dengan menyatakan, "Ah, seandainya saja aku memiliki pembantu dan sahabat-sahabat yang beriman, tentu aku mampu melawan kalian para pelaku kebejatan, sekaligus aku dapat membela para tamuku, atau setidaknya para tamuku itu bisa memperoleh perlindungan di tempat yang aman."

 

Meski ayat-ayat ini menceritakan tentang kaum Luth as yang hidup ribuan tahun yang lampau, namun fenomena kaum itu masih terus terjadi hingga hari ini. Gaya hidup homoseksual dan lesbianisme dewasa ini malah semakin meraja lela dan oleh sebagian masyarakat, dianggap sebagai hal yang lumrah. Sebagian negara bahkan mengakui legalitas perkahwinan antara dua orang sesama jenis. Padahal perilaku ini jelas melanggar kemuliaan manusia dan merupakan perilaku yang kotor dan menjijikan di hadapan berbagai agama, terutama Islam.

 

Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Bila manusia terus menerus berbuat dosa, dia akan kehilangan kemuliaannya sebagai manusia dan bermetamorfosa menjadi makhluk yang menjijikkan, yang memandang bahwa segala perbuatan yang buruk adalah perbuatan yang baik.

2. Apabila kita mampu, kita harus berusaha memberantas kefasadan dan kebobrokan moral masyarakat. Namun bila kita tidak mampu, kita harus meninggalkan masyarakat yang bobrok itu dan hidup di tempat lain yang baik dan aman.

 

Ayat ke 81

 

┘é┘ÄϺ┘ä┘Å┘êϺ ┘è┘ÄϺ ┘ä┘Å┘êÏÀ┘Å ÏÑ┘É┘å┘æ┘ÄϺ Ï▒┘ÅÏ│┘Å┘ä┘Å Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘É┘â┘Ä ┘ä┘Ä┘å┘Æ ┘è┘ÄÏÁ┘É┘ä┘Å┘êϺ ÏÑ┘É┘ä┘Ä┘è┘Æ┘â┘Ä ┘ü┘ÄÏú┘ÄÏ│┘ÆÏ▒┘É Ï¿┘ÉÏú┘Ä┘ç┘Æ┘ä┘É┘â┘Ä Ï¿┘É┘é┘ÉÏÀ┘ÆÏ╣┘ì ┘à┘É┘å┘Ä Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘è┘Æ┘ä┘É ┘ê┘Ä┘ä┘ÄϺ ┘è┘Ä┘ä┘ÆϬ┘Ä┘ü┘ÉϬ┘Æ ┘à┘É┘å┘Æ┘â┘Å┘à┘Æ Ïú┘ÄÏ¡┘ÄÏ»┘î ÏÑ┘É┘ä┘æ┘ÄϺ Ϻ┘à┘ÆÏ▒┘ÄÏú┘ÄϬ┘Ä┘â┘Ä ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä┘ç┘Å ┘à┘ÅÏÁ┘É┘èÏ¿┘Å┘ç┘ÄϺ ┘à┘ÄϺ Ïú┘ÄÏÁ┘ÄϺϿ┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä ┘à┘Ä┘ê┘ÆÏ╣┘ÉÏ»┘Ä┘ç┘Å┘à┘ŠϺ┘äÏÁ┘æ┘ÅÏ¿┘ÆÏ¡┘Å Ïú┘Ä┘ä┘Ä┘è┘ÆÏ│┘Ä Ïº┘äÏÁ┘æ┘ÅÏ¿┘ÆÏ¡┘Å Ï¿┘É┘é┘ÄÏ▒┘É┘èÏ¿┘ì (81)

 

Artinya:

Para utusan (malaikat) berkata: "Hai Luth, sesungguhnya kami adalah utusan-utusan Tuhanmu, sekali-kali mereka tidak akan dapat mengganggu kamu, sebab itu pergilah dengan membawa keluarga dan pengikut-pengikut kamu di akhir malam dan janganlah ada seorangpun di antara kamu yang tertinggal, kecuali isterimu. Sesungguhnya dia akan ditimpa azab yang menimpa mereka karena sesungguhnya saat jatuhnya azab kepada mereka ialah di waktu subuh; bukankah subuh itu sudah dekat?".

 

Ketika kaum Nabi Luth melancarkan ancaman dan tekanan terhadap beliau, para tamu beliau pun berkata, "Wahai Luth, janganlah engkau mengkhawatirkan nasib kami. Mereka tidak akan mampu berbuat apapun terhadap kami dan dirimu karena kami sesungguhnya adalah malaikat utusan Tuhanmu. Kami diutus untuk menyampaikan azab Allah kepada kaum yang bejat ini. Karena itu, malam ini juga, engkau bersama orang-orang beriman yang menjadi pengikutmu, segeralah pergi meninggalkan kota ini. Menjelang waktu subuh, Allah akan menurunkan azab dan siksaan-Nya kepada kaum yang sesat. Isterimu adalah termasuk dalam golongan kaum yang sesat itu karena itu tinggalkanlah dia."

 

Ayat ini dengan gamblang mengingatkan bahwa di hadapan Allah, kemuliaan manusia ditandai oleh keimanan dan amal salehnya. Status kekeluargaan dengan para nabi bukanlah jaminan bahwa seseorang bisa masuk surga dan terbebas dari azab Allah. Demikianlah yang terjadi pada isteri Nabi Luth, karena dia termasuk orang yang sesat, maka dia pun akan diberi azab oleh Allah, meskipun statusnya adalah isteri nabi.

 

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Dalam pandangan Islam, keimanan adalah suatu hal yang tidak bisa dipaksakan, bahkan terhadap isteri sekalipun. Seorang isteri bebas dalam memilih pemikiran dan akidahnya, namun dia juga harus mempertanggungjawabkan sendiri pilihannya tersebut. Bila dia memilih jalan yang sesat, meskipun dia adalah isteri seorang nabi, azab Allah akan tetap menantinya.

2. Dalam undang-undang Allah, nilai manusia diukur berdasarkan amal perbuatan, bukan atas dasar hubungan kekeluargaan.

 

Ayat ke 82-83

 

┘ü┘Ä┘ä┘Ä┘à┘æ┘ÄϺ ϼ┘ÄϺÏí┘Ä Ïú┘Ä┘à┘ÆÏ▒┘Å┘å┘ÄϺ ϼ┘ÄÏ╣┘Ä┘ä┘Æ┘å┘ÄϺ Ï╣┘ÄϺ┘ä┘É┘è┘Ä┘ç┘ÄϺ Ï│┘ÄϺ┘ü┘É┘ä┘Ä┘ç┘ÄϺ ┘ê┘ÄÏú┘Ä┘à┘ÆÏÀ┘ÄÏ▒┘Æ┘å┘ÄϺ Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘è┘Æ┘ç┘ÄϺ Ï¡┘Éϼ┘ÄϺÏ▒┘ÄÏ®┘ï ┘à┘É┘å┘Æ Ï│┘Éϼ┘æ┘É┘è┘ä┘ì ┘à┘Ä┘å┘ÆÏÂ┘Å┘êÏ»┘ì (82) ┘à┘ÅÏ│┘Ä┘ê┘æ┘Ä┘à┘ÄÏ®┘ï Ï╣┘É┘å┘ÆÏ»┘Ä Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘É┘â┘Ä ┘ê┘Ä┘à┘ÄϺ ┘ç┘É┘è┘Ä ┘à┘É┘å┘Ä Ïº┘äÏ©┘æ┘ÄϺ┘ä┘É┘à┘É┘è┘å┘Ä Ï¿┘ÉÏ¿┘ÄÏ╣┘É┘èÏ»┘ì (83)

 

Artinya:

Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi. (11: 82)

 

Yang diberi tanda oleh Tuhanmu, dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang-orang yang zalim. (11: 83)

 

Kedua ayat tadi menjelaskan akibat pedih yang ditanggung oleh kaum Nabi Luth. Allah menurunkan hujan batu dan tanah yang membakar dari langit, serta menjadikan gempa bumi dahsyat yang membuat rumah dan tempat tinggal mereka jungkir-bali. Balasan dan siksa di dunia bagi kaum homoseksual dan pendosa itu sungguh sangat pedih. Al-Quran menjelaskan nasib kaum Nabi Luth dengan gamblang supaya menjadi peringatan dan teladan bagi generasi manusia yang lainnya. Ketahuilah bahwa balasan siksa semacam ini bukan semata-mata untuk kaum Nabi Luth saja, akan tetapi untuk setiap kaum dan masyarakat yang melakukan penyimpangan dan dosa. Karena itu bila dalam suatu masyarakat telah merajalela cara hidup yang sesat dan bejat, maka mereka tinggal menunggu datangnya azab dan siksaan Allah.

 

Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ

1. Sikap ingkar dan tidak peduli terhadap aturan hidup yang ditetapkan oleh Sang Pencipta Jagat Raya ini dapat mengakibatkan hancurnya tabiat kesucian manusia. Manusia yang sudah hancur kesuciannya itu hanya tinggal menunggu balasan dan siksaan Allah yang pedih.

2. Kita harus mengakui bahwa kekuasaan Allah tidak terbatas, Dia senantiasa menurunkan hujan rahmat-Nya kepada hamba-hamba Allah, namun sebaliknya Allah juga berkuasa menurunkan hujan sebagai peringatan dan siksa bagi kaum pendosa.

Read 2836 times