Ayat ke 28
 
┘ü┘Ä┘ä┘Ä┘à┘æ┘ÄϺ Ï▒┘ÄÏú┘Ä┘ë ┘é┘Ä┘à┘É┘èÏÁ┘Ä┘ç┘Å ┘é┘ÅÏ»┘æ┘Ä ┘à┘É┘å┘Æ Ï»┘ÅÏ¿┘ÅÏ▒┘ì ┘é┘ÄϺ┘ä┘Ä ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä┘ç┘Å ┘à┘É┘å┘Æ ┘â┘Ä┘è┘ÆÏ»┘É┘â┘Å┘å┘æ┘Ä ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä ┘â┘Ä┘è┘ÆÏ»┘Ä┘â┘Å┘å┘æ┘Ä Ï╣┘ÄÏ©┘É┘è┘à┘î (28)
 
Artinya:
Maka tatkala suami wanita itu melihat baju gamis Yusuf koyak di belakang berkatalah dia: "Sesungguhnya (kejadian) itu adalah diantara tipu daya kamu, sesungguhnya tipu daya kamu adalah besar". (12: 28)
 
Kisah sebelumnya menceritakan peristiwa larinya Yusuf dari kejaran Zulaikha yang menyebabkan baju Yusuf ditarik oleh Zulaikha dari belakang dan robek. Ketika peristiwa ini diketahui oleh suami Zulaikha, maka untuk menghukumi masalah ini maka peristiwa tersebut disampaikan kepada hakim, untuk memastikan siapa yang bersalah. Kebetulan hakim ini dari keluarga Zulaikha, dimana ia memutuskan, bahwa jika baju Yusuf robek di bagian belakang, maka Yusuf berada di pihak yang benar, dan istri penguasa Mesir berada di pihak yang salah.
 
Ayat di atas mengatakan bahwa setelah keputusan hakim tersebut, penguasa Mesir menyaksikan bahwa baju Yusuf terkoyak di bagian belakang. Hal ini menunjukkan bahwa Yusuf tidak bersalah. Karena itu penguasa Mesir tersebut berkata kepada istrinya,"Apa yang kau katakan tadi adalah untuk menipuku, dan untuk menunjukkan bahwa engkau tidak bersalah. Sungguh, makar dan tipu daya kalian kaum wanita, dalam rangka mencapai keinginan kalian, sangat berbahaya."
 
Dari ayat tadi terdapat duapelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1. Kebenaran tidak akan dapat terus-menerus disembunyian di balik tabir, dan kejahatan seseorang akan terbongkar juga suatu saat.
2. Pernyataan hak dan benar harus kita terima, meski memberatkan dan merugikan kita, sebagaimana yang diterima oleh penguasa Mesir ketika istrinya telah terbukti berbuat salah, dan bahwa Yusuf tidak berdosa.
 
Ayat ke 29
 
┘è┘Å┘êÏ│┘Å┘ü┘Å Ïú┘ÄÏ╣┘ÆÏ▒┘ÉÏÂ┘Æ Ï╣┘Ä┘å┘Æ ┘ç┘ÄÏ░┘ÄϺ ┘ê┘ÄϺÏ│┘ÆϬ┘ÄÏ║┘Æ┘ü┘ÉÏ▒┘É┘è ┘ä┘ÉÏ░┘Ä┘å┘ÆÏ¿┘É┘â┘É ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä┘â┘É ┘â┘Å┘å┘ÆϬ┘É ┘à┘É┘å┘Ä Ïº┘ä┘ÆÏ«┘ÄϺÏÀ┘ÉϪ┘É┘è┘å┘Ä (29)
 
Artinya:
(Hai) Yusuf: "Berpalinglah dari ini, dan (kamu hai isteriku) mohon ampunlah atas dosamu itu, karena kamu sesungguhnya termasuk orang-orang yang berbuat salah".(12: 29)
 
Dari ayat ini dapat dipahami bahwa penguasa Mesir itu adalah seorang yang bijak, jujur dan mau menerima kebenaran. Karena itu sewaktu dia meyakini bahwa Yusuf tidak bersalah, ia meminta kepada Yusuf untuk merahasiakan peristiwa ini demi menjaga nama baik keluarga terpandang ini. tampaksekali bahwa penguasa Mesir ini mengajukan permintaan itu tidak dengan nada ancaman atau menakut-nakuti, tapi dengan nada permohonan dan harapan. Dari sisi lain, isterinya yang telah ditetapkan sebagai pihak yang bersalah itu, ia minta untuk bertobat dan memohon ampun. Hal ini menunjukkan bahwa ia meyakini adanya pahala, dosa, siksa, catatan amal perbuatan dan hari perhitungan. Akan tetapi, mungkin reaksinya terhadap terhadap pengkhianatan isteri, yang hanya dengan menegur seperti itu, masih belum cukup dan seharusnya ia menunjukkan reaksi yang lebih keras daripada itu, meskipun perbuatan khianat itu tidak sempat terlaksana.
 
Dari ayat tadi terdapat duapelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1. Perbuatan jelek dan aib orang lain yang kita lihat atau kita dengar, tidak boleh kita ungkapkan kepada orang lain lagi.
2. Hubungan gelap antara lelaki dan wanita, dianggap sebagai perbuatan jelek dan buruk, di semua tempat dan waktu, serta di seluruh kaum dan bangsa di dunia ini.
 
Ayat ke 30
 
┘ê┘Ä┘é┘ÄϺ┘ä┘Ä ┘å┘ÉÏ│┘Æ┘ê┘ÄÏ®┘î ┘ü┘É┘è Ϻ┘ä┘Æ┘à┘ÄÏ»┘É┘è┘å┘ÄÏ®┘É Ïº┘à┘ÆÏ▒┘ÄÏú┘ÄÏ®┘ŠϺ┘ä┘ÆÏ╣┘ÄÏ▓┘É┘èÏ▓┘É Ï¬┘ÅÏ▒┘ÄϺ┘ê┘ÉÏ»┘Å ┘ü┘ÄϬ┘ÄϺ┘ç┘ÄϺ Ï╣┘Ä┘å┘Æ ┘å┘Ä┘ü┘ÆÏ│┘É┘ç┘É ┘é┘ÄÏ»┘Æ Ï┤┘ÄÏ║┘Ä┘ü┘Ä┘ç┘ÄϺ Ï¡┘ÅÏ¿┘æ┘ïϺ ÏÑ┘É┘å┘æ┘ÄϺ ┘ä┘Ä┘å┘ÄÏ▒┘ÄϺ┘ç┘ÄϺ ┘ü┘É┘è ÏÂ┘Ä┘ä┘ÄϺ┘ä┘ì ┘à┘ÅÏ¿┘É┘è┘å┘ì (30)
 
Artinya:
Dan wanita-wanita di kota berkata: "Isteri Al Aziz menggoda bujangnya untuk menundukkan dirinya (kepadanya), sesungguhnya cintanya kepada bujangnya itu adalah sangat mendalam. Sesungguhnya kami memandangnya dalam kesesatan yang nyata". (12: 30)
 
Meski penguasa Mesir telah berpesan agar masalah ini jangan sampai didengar oleh masyarakat, sehingga tidak ada siapa pun yang mengetahui peristiwa yang menimpa istrinya, akan tetapi sudah barang tentu, istana kerajaan selalu ramai dengan orang-orang yang selalu hadir di sana. Bisa jadi ada seseorang yang melihat peristiwa tersebut, atau mendengarnya di saat peristiwa ini dilimpahkan kepada hakim. Lalu dari sanalah peristiwa ini menyebar dari mulut ke mulut hingga ke seluruh kota.
 
Tampaknya warga kota dan negeri ini, terutama kaum wanitanya, tidak dapat menerima bahwa isteri raja terpikat oleh seorang budak. Untuk itu mereka menjadikan peristiwa ini untuk mengejek dan menjelek-jelekkannya. Mereka juga menyadari bahwa budak lelaki ini sudah barang tentu bukan orang sembarangan, dan memiliki kelebihan-kelebihan fisik dan akhlak, sehingga membuat Zulaikha mabuk kepayang. Untuk itu, mereka merasa penasaran untuk dapat melihat budak lelaki tersebut; dan bahwa ejekan-ejekan mereka itu tak lain muncul atas dorongan sifat iri.
 
Yang menarik ialah bahwa dalam masa hidup Yusuf, terdapat dua kelompok manusia yang menganggap kecintaan berlebihan kepada Yusuf sebagai tanda kesesatan. Kelompok pertama ialah saudara-saudara Yusuf, yang menganggap ayah mereka telah melakukan kesalahan karena sangat mencintai Yusuf. Mereka mengatakan, "Sesungguhnya Ayah kita berada dalam kesesatan yang nyata". Kelompok lain ialah kaum wanita Mesir yang menganggap Zulaikha berada dalam kesesatan karena cintanya yang sedemikian besar kepada Yusuf, dan mereka mengatakan,"Sesungguhnya kami memandangnya berada dalam kesesatan yang nyata".
 
Meskipun cinta Ayah kepada anak (yaitu Ya'qub kepada Yusuf) adalah cinta yang suci dan sesuai dengan kehendak ilahi, sedangkan cinta Zulaikha kepada Yusuf adalah cinta yang kotor dan atas dorongan nafsu syahwat setan, akan tetapi keduanya menunjukkan bahwa rasa cinta adalah sesuatu yang tidak dapat diterima dan tidak dapat dipahami oleh orang yang tidak merasakannya. Untuk itu mereka menganggap bahwa orang yang tengah dimabuk cinta sebagai orang yang sesat. Sebagaimana para auliya ilahi yang mencintai Allah Swt, akan dianggap sesat dan aneh atau gila oleh para pencinta dunia.
 
Dari ayat tadi terdapat duapelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1.Menutup pintu rapat-rapat untuk melakukan dosa, tidak selalu dapat mencegah terbongkarnya aib dan dosa yang melumuri manusia.
2. Lelaki adalah penanggung jawab rumah tangga, dan kesalahan-kesalahan anggota keluarga, seringkali akan dikaitkan kepadanya, dan akan mengotori nama baiknya.