Ayat ke 1
 
Ϻ┘ä┘àÏ▒ Ϭ┘É┘ä┘Æ┘â┘Ä Ïó┘Ä┘è┘ÄϺϬ┘ŠϺ┘ä┘Æ┘â┘ÉϬ┘ÄϺϿ┘É ┘ê┘ÄϺ┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è Ïú┘Å┘å┘ÆÏ▓┘É┘ä┘Ä ÏÑ┘É┘ä┘Ä┘è┘Æ┘â┘Ä ┘à┘É┘å┘Æ Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘É┘â┘Ä Ïº┘ä┘ÆÏ¡┘Ä┘é┘æ┘Å ┘ê┘Ä┘ä┘Ä┘â┘É┘å┘æ┘Ä Ïú┘Ä┘â┘ÆϽ┘ÄÏ▒┘Ä Ïº┘ä┘å┘æ┘ÄϺÏ│┘É ┘ä┘ÄϺ ┘è┘ÅÏñ┘Æ┘à┘É┘å┘Å┘ê┘å┘Ä (1)
 
Artinya:
Alif laam miim raa. Ini adalah ayat-ayat Al Kitab (Al Quran). Dan Kitab yang diturunkan kepadamu daripada Tuhanmu itu adalah benar: akan tetapi kebanyakan manusia tidak beriman (kepadanya).(13: 1)
 
Surat ini seperti 28 Surat al-Quran lainnya dibuka dengan huruf muqatthaah yang merupakan misteri al-Quran. Namun mengingat setelah huruf tersebut disebutkan soal nama dan proses penurunan al-Quran maka dapat disimpulkan bahwa Allah Swt ingin mengatakan, meski al-Quran yang Aku turunkan adalah mukjizat yang abadi, namun tetap menggunakan semua alfabet bahasa Arab. Jika kamu mampu, maka buatlah kitab seperti al-Quran menggunakan alfabet bahasa Arab.
 
Selanjutnya ayat di atas menghibur Rasulullah Saw dan mukminin. Jika mayoritas manusia tidak menerima ajaran Allah Swt dan al-Quran, janganlah kalian meragukan kebenaran al-Quran, karena sikap pengingkaran terhadap kebenaran membuat sekelompok masyarakat tidak menerima seruan al-Quran. Hal ini tidak berarti bahwa al-Quran mempunyai aib dan kekurangan didalamnya.
 
Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1.Tolok ukur kebenaran agama adalah sisi kebenaran ajarannya bukan terlihat pada banyaknya pengikut. Karena seringkali kebenaran ditolak oleh manusia karena berbagai hal.
2.Mukminin harus mengetahui bahwa tidak semua orang akan beriman dan hendaknya orang-orang yang beriman bersiap-siap menghadapi penentangan orang lain.
 
Ayat ke 2
 
Ϻ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘ŠϺ┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è Ï▒┘Ä┘ü┘ÄÏ╣┘Ä Ïº┘äÏ│┘æ┘Ä┘à┘ÄϺ┘ê┘ÄϺϬ┘É Ï¿┘ÉÏ║┘Ä┘è┘ÆÏ▒┘É Ï╣┘Ä┘à┘ÄÏ»┘ì Ϭ┘ÄÏ▒┘Ä┘ê┘Æ┘å┘Ä┘ç┘ÄϺ Ͻ┘Å┘à┘æ┘Ä ÏºÏ│┘ÆϬ┘Ä┘ê┘Ä┘ë Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘ë Ϻ┘ä┘ÆÏ╣┘ÄÏ▒┘ÆÏ┤┘É ┘ê┘ÄÏ│┘ÄÏ«┘æ┘ÄÏ▒┘Ä Ïº┘äÏ┤┘æ┘Ä┘à┘ÆÏ│┘Ä ┘ê┘ÄϺ┘ä┘Æ┘é┘Ä┘à┘ÄÏ▒┘Ä ┘â┘Å┘ä┘æ┘î ┘è┘Äϼ┘ÆÏ▒┘É┘è ┘ä┘ÉÏú┘Äϼ┘Ä┘ä┘ì ┘à┘ÅÏ│┘Ä┘à┘æ┘ï┘ë ┘è┘ÅÏ»┘ÄÏ¿┘æ┘ÉÏ▒┘ŠϺ┘ä┘ÆÏú┘Ä┘à┘ÆÏ▒┘Ä ┘è┘Å┘ü┘ÄÏÁ┘æ┘É┘ä┘ŠϺ┘ä┘ÆÏó┘Ä┘è┘ÄϺϬ┘É ┘ä┘ÄÏ╣┘Ä┘ä┘æ┘Ä┘â┘Å┘à┘Æ Ï¿┘É┘ä┘É┘é┘ÄϺÏí┘É Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘É┘â┘Å┘à┘Æ Ï¬┘Å┘ê┘é┘É┘å┘Å┘ê┘å┘Ä (2)
 
Artinya:
Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan(mu) dengan Tuhanmu.(13: 2)
 
Menyusul penurunan al-Quran oleh Allah Swt sebagai nikmat yang besar, ayat inimengisyaratkan keagungan Tuhan dalam penciptaan langit dan planet-planet di alam semesta, serta menegaskan dua point penting;
pertama, terdapat jutaan planet di alam semesta dan semuanya berputar dalam poros masing-masing tanpa terjadi benturan antara mereka. Seakan-akan terdapat sebuah tiang yang tak nampak, yang menyangga mereka di langit dan jalan yang tidak terlihat yang mengatur rute masing-masing. Hal tersebut tidak akan terjadi kecuali dengan kebesaran Allah Swt.
 
Kedua, alam semesta berada di bawah kendali Allah Swt. Dia tidak akan meninggalkan makhluk-Nya. Allah Swt tidak seperti tukang pembuat jam yang membuat jam kemudian menjualnya kepada pembeli dan tidak mengetahui kondisi selanjutnya. Dia adalah pencipta dan pemelihara serta selalu memerhatikan segala urusan hambaNya.
 
Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1.Alam semesta selalu bergerak. Sumber dan keberlangsungan gerak berada di tangan Allah Swt.
2.Alam mempunyai tujuan dan tujuan tersebut adalah sistem yang bakal mengantarkan kepada hari akhir dan alam akhirat.
 
Ayat ke 3
 
┘ê┘Ä┘ç┘Å┘ê┘Ä Ïº┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è ┘à┘ÄÏ»┘æ┘Ä Ïº┘ä┘ÆÏú┘ÄÏ▒┘ÆÏÂ┘Ä ┘ê┘Äϼ┘ÄÏ╣┘Ä┘ä┘Ä ┘ü┘É┘è┘ç┘ÄϺ Ï▒┘Ä┘ê┘ÄϺÏ│┘É┘è┘Ä ┘ê┘ÄÏú┘Ä┘å┘Æ┘ç┘ÄϺÏ▒┘ïϺ ┘ê┘Ä┘à┘É┘å┘Æ ┘â┘Å┘ä┘æ┘É Ïº┘äϽ┘æ┘Ä┘à┘ÄÏ▒┘ÄϺϬ┘É Ï¼┘ÄÏ╣┘Ä┘ä┘Ä ┘ü┘É┘è┘ç┘ÄϺ Ï▓┘Ä┘ê┘Æϼ┘Ä┘è┘Æ┘å┘É ÏºÏ½┘Æ┘å┘Ä┘è┘Æ┘å┘É ┘è┘ÅÏ║┘ÆÏ┤┘É┘è Ϻ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘è┘Æ┘ä┘Ä Ïº┘ä┘å┘æ┘Ä┘ç┘ÄϺÏ▒┘Ä ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä ┘ü┘É┘è Ï░┘Ä┘ä┘É┘â┘Ä ┘ä┘ÄÏó┘Ä┘è┘ÄϺϬ┘ì ┘ä┘É┘é┘Ä┘ê┘Æ┘à┘ì ┘è┘ÄϬ┘Ä┘ü┘Ä┘â┘æ┘ÄÏ▒┘Å┘ê┘å┘Ä (3)
 
Artinya:
Dan Dialah Tuhan yang membentangkan bumi dan menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai padanya. Dan menjadikan padanya semua buah-buahan berpasang-pasangan, Allah menutupkan malam kepada siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan.(13: 3)
 
Ayat ini masih melanjutkan pembahasan soal penciptaan langit, kemudian mengisyaratkan penciptaan bumi, daratan, gunung-gunung, dan sungai. Ayat ini mengatakan, Allah Swt menetapkan siang dan malam bagi kalian, supaya kalian bisa saling bersilaturahmi. Kemudian Dia menyiapkan kesempatan bagi kalian untuk bekerja dan beristirahat. Dia juga menjadikan siang dan malam sebagai kesempatan bagi tanaman dan pepohonan untuk tumbuh dan berkembang. Waktu tersebut juga merupakan kesempatan bagi pepohonan untuk berbuah dan buah tersebut untuk kalian nikmati. Oleh karena itu memikirkan hal ini akan membuat manusia memahami kebesaran Allah Swt dan tunduk di hadapan-Nya.
 
Poin penting dalam ayat ini adalah masalah bahwa tumbuhan diciptakan berpasang-pasangan. 1400 tahun lalu, para ilmuan hanya dapat mengidentifikasi beberapa tanaman saja yang berpasangan. Sehingga hal itu tidak bisa digeneralisasi pada semua jenis tanaman dan tumbuhan. Namun saat ini para ilmuwan membuktikan teori bahwa semua tumbuhan berpasangan seperti hewan dan hal itu menjadi teori umum pada semua tanaman.
 
Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1.Air dan tanah adalah sumber kehidupan semua makhluk hidup di bumi. Allah Swt menciptakan air dan tanah serta menjadikannya sebagai sarana berkembang bagi manusia, hewan dan tumbuhan.
2.Lingkungan hidup adalah sarana belajar.