Ayat ke 7
 
┘ê┘Ä┘è┘Ä┘é┘Å┘ê┘ä┘ŠϺ┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è┘å┘Ä ┘â┘Ä┘ü┘ÄÏ▒┘Å┘êϺ ┘ä┘Ä┘ê┘Æ┘ä┘ÄϺ Ïú┘Å┘å┘ÆÏ▓┘É┘ä┘Ä Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘è┘Æ┘ç┘É Ïó┘Ä┘è┘ÄÏ®┘î ┘à┘É┘å┘Æ Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘É┘ç┘É ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä┘à┘ÄϺ Ïú┘Ä┘å┘ÆϬ┘Ä ┘à┘Å┘å┘ÆÏ░┘ÉÏ▒┘î ┘ê┘Ä┘ä┘É┘â┘Å┘ä┘æ┘É ┘é┘Ä┘ê┘Æ┘à┘ì ┘ç┘ÄϺϻ┘ì (7)
 
Artinya:
Orang-orang yang kafir berkata: "Mengapa tidak diturunkan kepadanya (Muhammad) suatu tanda (kebesaran) dari Tuhannya?" Sesungguhnya kamu hanyalah seorang pemberi peringatan; dan bagi tiap-tiap kaum ada orang yang memberi petunjuk.(13: 7)
 
Orang-orang yang keras kepala mencari-cari alasan guna mengingkari kenabian Muhammad Saw,mereka mengatakan, mengapa Muhammad tidak membawa mukjizat seperti Nabi Isa as dan Musa as? Mengapa mereka tidak memenuhi segala permintaan kami? Padahal, mukjizat setiap nabi sesuai dengan kondisi budaya dan sosial kaumnya. Di saat sihir sedang marak di Mesir, maka mukjizat Nabi Musa as pun untuk menandingi tukang sihir. Sebab itu, Fir'aun menyebutnya tukang sihir. Adapun ilmu kedokteran yang tengah marak pada masa Nabi Isa as maka mukjizat Nabi Isa as saat itu adalah ia dapat menyembuhkan penyakit yang sangat sulit disembuhkan bahkan menghidupkan orang mati.
 
Berbeda lagi dengan kondisi bangsa Arab ketika Muhammad Saw diutus menjadi Nabi. Bangsa Arab di saat itu sedang terobsesi dengan syair dan sastera, maka mukjizat beliau berupa al-Quran yang tidak tertandingi nilai sastera dan kefasihannya. Namun orang-orang kafir berusaha mencari alasan guna mengingkari kenabian Muhammad dengan menuntut mukjizat lain. Sejarah membuktikan meski permintaan mereka tersebut dipenuhi oleh Nabi, namun mereka tetap tidak akan beriman kepada para nabi dan menuntut Rasulullah menunjukkan mukjizat lainnya.
 
Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1.Tugas para nabi adalah memberi hidayah dan peringatan kepada manusia, bukan untuk memenuhi seluruh tuntutan orang-orang kafir.
2.Meski pintu kenabian sudah tertutup, namun Allah Swt menempatkan ulama di tengah masyarakat guna meneruskan tugas para nabi yaitu memberi petunjuk dan peringatan kepada manusia.
 
Ayat ke 8
 
Ϻ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘Å ┘è┘ÄÏ╣┘Æ┘ä┘Ä┘à┘Å ┘à┘ÄϺ Ϭ┘ÄÏ¡┘Æ┘à┘É┘ä┘Å ┘â┘Å┘ä┘æ┘Å Ïú┘Å┘å┘ÆϽ┘Ä┘ë ┘ê┘Ä┘à┘ÄϺ Ϭ┘ÄÏ║┘É┘èÏÂ┘ŠϺ┘ä┘ÆÏú┘ÄÏ▒┘ÆÏ¡┘ÄϺ┘à┘Å ┘ê┘Ä┘à┘ÄϺ Ϭ┘ÄÏ▓┘ÆÏ»┘ÄϺϻ┘Å ┘ê┘Ä┘â┘Å┘ä┘æ┘Å Ï┤┘Ä┘è┘ÆÏí┘ì Ï╣┘É┘å┘ÆÏ»┘Ä┘ç┘Å Ï¿┘É┘à┘É┘é┘ÆÏ»┘ÄϺÏ▒┘ì (8)
 
Artinya:
Allah mengetahui apa yang dikandung oleh setiap perempuan, dan kandungan rahim yang kurang sempurna dan yang bertambah. Dan segala sesuatu pada sisi-Nya ada ukurannya.(13: 8)
 
Ayat ini dan selanjutnya menjelaskan tentang ketinggian ilmu Allah Swt yang mencakup segala sesuatu, baik yang tampak maupun tersembunyi. Di antara buktinya adalah pertumbuhan janin di perut seorang ibu. Di saat ibu tidak mengetahui tuntutan anak yang dikandungnya, Allah Swt memenuhi segala kebutuhan janin tersebut. Semua proses janin di perut, seperti pertumbuhan dari sperma hingga saat kelahiran, terjadi berkat ilmu dan kuasa Allah Swt dan seorang ibu hanya menjadi perantara terealisasnya kehendak Allah. Ayat selanjutnya mengisyaratkan bahwa Allah Swt telah menetapkan peraturan dan kaidah bagi masa kandungan dan proses kelahiran. Kondisi yang dialami seorang janin berupa keguguran, cacat, lahir, kembar, atau lahir dalam kondisi sehat serta sempurna, semuanya berdasarkan hukum kausalitas alam.
 
Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1.Ilmu Allah Swt tidak hanya berkaitan dengan hal yang global saja, melainkan juga berkenaan dengan hal-hal parsial. Misalnya, kondisi janin selama di perut seorang ibu, Allah Swt mengetahui semua urusan janin tersebut.
2.Selama masa kehamilan, seorang ibu memiliki andil besar bagi keselamatan, kesehatan, atau cacatnya anak di saat lahir. Banyak riwayat dalam Islam yang menganjurkan seorang ibu untuk memperhatikan sikap dan prilakunya selama masa kehamilan.
 
Ayat ke 9-10
 
Ï╣┘ÄϺ┘ä┘É┘à┘ŠϺ┘ä┘ÆÏ║┘Ä┘è┘ÆÏ¿┘É ┘ê┘ÄϺ┘äÏ┤┘æ┘Ä┘ç┘ÄϺϻ┘ÄÏ®┘É Ïº┘ä┘Æ┘â┘ÄÏ¿┘É┘èÏ▒┘ŠϺ┘ä┘Æ┘à┘ÅϬ┘ÄÏ╣┘ÄϺ┘ä┘É (9) Ï│┘Ä┘ê┘ÄϺÏí┘î ┘à┘É┘å┘Æ┘â┘Å┘à┘Æ ┘à┘Ä┘å┘Æ Ïú┘ÄÏ│┘ÄÏ▒┘æ┘Ä Ïº┘ä┘Æ┘é┘Ä┘ê┘Æ┘ä┘Ä ┘ê┘Ä┘à┘Ä┘å┘Æ Ï¼┘Ä┘ç┘ÄÏ▒┘Ä Ï¿┘É┘ç┘É ┘ê┘Ä┘à┘Ä┘å┘Æ ┘ç┘Å┘ê┘Ä ┘à┘ÅÏ│┘ÆϬ┘ÄÏ«┘Æ┘ü┘ì Ï¿┘ÉϺ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘è┘Æ┘ä┘É ┘ê┘ÄÏ│┘ÄϺÏ▒┘ÉÏ¿┘î Ï¿┘ÉϺ┘ä┘å┘æ┘Ä┘ç┘ÄϺÏ▒┘É (10)
 
Artinya:
Yang mengetahui semua yang ghaib dan yang nampak; Yang Maha Besar lagi Maha Tinggi.(13: 9)
 
Sama saja (bagi Tuhan), siapa diantaramu yang merahasiakan ucapannya, dan siapa yang berterus-terang dengan ucapan itu, dan siapa yang bersembunyi di malam hari dan yang berjalan (menampakkan diri) di siang hari.(13: 10)
 
Ayat ini melanjutkan pembahasan ayat sebelumnya terkait pengetahuan Allah Swt terhadap janin yang berada di perut seorang ibu, ayat ini menyebutkan bukti lain terhadap ketinggian ilmu Allah Swt. Allah Swt mengetahui segala yang berada di alam materi dan segala sesuatu yang tidak dapat ditangkap oleh indera-indera manusia. Dia mengetahui hal gaib, baik masa lampau maupun mendatang. Hal-hal gaib adalah segala sesuatu yang dapat ditangkap indera manusia, sedangkan yang tidak dapat ditangkap oleh indera adalah hal yang nyata. Namun, keduanya yaitu gaib dan nyata tidak ada artinya di sisi Allah Swt Pencipta alam semesta.
 
Pada kenyataannya, jika manusia beriman bahwa Allah Swt mengetahui segala sesuatu, baik yang nyata maupun yang zahir, maka manusia tidak akan berbuat dosa dan akan berhati-hati dalam bertindak.
 
Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1.Allah Swt Maha Sempurna dan suci dari segala kekurangan.
2.Ilmu Allah Swt terhadap segala sesuatu adalah sama dan tidak tergantung pada tempat, kondisi dan waktu.