Ayat ke 17
 
Ïú┘Ä┘å┘ÆÏ▓┘Ä┘ä┘Ä ┘à┘É┘å┘Ä Ïº┘äÏ│┘æ┘Ä┘à┘ÄϺÏí┘É ┘à┘ÄϺÏí┘ï ┘ü┘ÄÏ│┘ÄϺ┘ä┘ÄϬ┘Æ Ïú┘Ä┘ê┘ÆÏ»┘É┘è┘ÄÏ®┘î Ï¿┘É┘é┘ÄÏ»┘ÄÏ▒┘É┘ç┘ÄϺ ┘ü┘ÄϺϡ┘ÆϬ┘Ä┘à┘Ä┘ä┘Ä Ïº┘äÏ│┘æ┘Ä┘è┘Æ┘ä┘Å Ï▓┘ÄÏ¿┘ÄÏ»┘ïϺ Ï▒┘ÄϺϿ┘É┘è┘ïϺ ┘ê┘Ä┘à┘É┘à┘æ┘ÄϺ ┘è┘Å┘ê┘é┘ÉÏ»┘Å┘ê┘å┘Ä Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘è┘Æ┘ç┘É ┘ü┘É┘è Ϻ┘ä┘å┘æ┘ÄϺÏ▒┘É ÏºÏ¿┘ÆϬ┘ÉÏ║┘ÄϺÏí┘Ä Ï¡┘É┘ä┘Æ┘è┘ÄÏ®┘ì Ïú┘Ä┘ê┘Æ ┘à┘ÄϬ┘ÄϺÏ╣┘ì Ï▓┘ÄÏ¿┘ÄÏ»┘î ┘à┘ÉϽ┘Æ┘ä┘Å┘ç┘Å ┘â┘ÄÏ░┘Ä┘ä┘É┘â┘Ä ┘è┘ÄÏÂ┘ÆÏ▒┘ÉÏ¿┘ŠϺ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘ŠϺ┘ä┘ÆÏ¡┘Ä┘é┘æ┘Ä ┘ê┘ÄϺ┘ä┘ÆÏ¿┘ÄϺÏÀ┘É┘ä┘Ä ┘ü┘ÄÏú┘Ä┘à┘æ┘ÄϺ Ϻ┘äÏ▓┘æ┘ÄÏ¿┘ÄÏ»┘Å ┘ü┘Ä┘è┘ÄÏ░┘Æ┘ç┘ÄÏ¿┘Šϼ┘Å┘ü┘ÄϺÏí┘ï ┘ê┘ÄÏú┘Ä┘à┘æ┘ÄϺ ┘à┘ÄϺ ┘è┘Ä┘å┘Æ┘ü┘ÄÏ╣┘ŠϺ┘ä┘å┘æ┘ÄϺÏ│┘Ä ┘ü┘Ä┘è┘Ä┘à┘Æ┘â┘ÅϽ┘Å ┘ü┘É┘è Ϻ┘ä┘ÆÏú┘ÄÏ▒┘ÆÏÂ┘É ┘â┘ÄÏ░┘Ä┘ä┘É┘â┘Ä ┘è┘ÄÏÂ┘ÆÏ▒┘ÉÏ¿┘ŠϺ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘ŠϺ┘ä┘ÆÏú┘Ä┘à┘ÆϽ┘ÄϺ┘ä┘Ä (17)
 
Artinya:
Allah telah menurunkan air (hujan) dari langit, maka mengalirlah air di lembah-lembah menurut ukurannya, maka arus itu membawa buih yang mengambang. Dan dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk membuat perhiasan atau alat-alat, ada (pula) buihnya seperti buih arus itu. Demikianlah Allah membuat perumpamaan (bagi) yang benar dan yang bathil. Adapun buih itu, akan hilang sebagai sesuatu yang tak ada harganya; adapun yang memberi manfaat kepada manusia, maka ia tetap di bumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan-perumpamaan.(13: 17)
 
Sebagaimana ditegaskan di akhir ayat ini, dalam rangka menjelaskan kebenaran dan kebatilan, Allah Swt menggunakan hal-hal yang dikenal oleh umat manusia dan yang biasa mereka saksikan atau bahkan mereka alami, sebagai perumpamaan. Dalam ayat ini, Allah Swt mengumpamakan kebenaran sebagai air, sedangkan kebatilan sebagai buih. Air adalah salah satu sumber kehidupan yang sangat penting bagi manusia yang Allah turunkan dari langit berupa hujan. Ketika hujan turun ke bumi dan mengalir di lembah-lembah membentuk sungai, seringkali muncul buih di permukaan air tersebut. Buih ini tidak akan tahan lama, dan akan segera hilang, dan airlah yang akan tetap berada di bumi.
 
Demikian pula di pabrik-pabrik peleburan besi, ketika besi telah melebur dan mencair, maka akan muncul buih-buih di permukaannya. Akan tetapi buih ini pun akan segera hilang dan yang tinggal adalah cairan besi murni. Demikianlah, dengan contoh-contoh yang diberikan dalam ayat ini, Allah Swt menjelaskan bahwa kebatilan bagaikan buih, yang muncul di permukaan, akan tetapi ia tidak akan kekal.Karena memang ia tidak ada harganya sama sekali. Buih akan muncul ketika air atau cairan tembaga masih mengelegak. Akan tetapi ketika semuanya telah berada dalam kondisi tenang, semua buih itu akan segera musnah tanpa bekas.
 
Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1.Rahmat dan inayah Allah Swt selalu tercurahkan kepada umat manusia, dan semuanya akan memperoleh rahmat tersebut sesuai dengan kapasitas dan potensinya.
2.Dalam peristiwa-peristiwa pahit dan manis di dunia ini, semua yang tidak murni akan diketahui, dan haq dan bathil akan terpisah, satu dari yang lain.
 
Ayat ke 18
 
┘ä┘É┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è┘å┘Ä ÏºÏ│┘ÆϬ┘Äϼ┘ÄϺϿ┘Å┘êϺ ┘ä┘ÉÏ▒┘ÄÏ¿┘æ┘É┘ç┘É┘à┘ŠϺ┘ä┘ÆÏ¡┘ÅÏ│┘Æ┘å┘Ä┘ë ┘ê┘ÄϺ┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è┘å┘Ä ┘ä┘Ä┘à┘Æ ┘è┘ÄÏ│┘ÆϬ┘Äϼ┘É┘èÏ¿┘Å┘êϺ ┘ä┘Ä┘ç┘Å ┘ä┘Ä┘ê┘Æ Ïú┘Ä┘å┘æ┘Ä ┘ä┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ ┘à┘ÄϺ ┘ü┘É┘è Ϻ┘ä┘ÆÏú┘ÄÏ▒┘ÆÏÂ┘É Ï¼┘Ä┘à┘É┘èÏ╣┘ïϺ ┘ê┘Ä┘à┘ÉϽ┘Æ┘ä┘Ä┘ç┘Å ┘à┘ÄÏ╣┘Ä┘ç┘Å ┘ä┘ÄϺ┘ü┘ÆϬ┘ÄÏ»┘Ä┘ê┘ÆϺ Ï¿┘É┘ç┘É Ïú┘Å┘ê┘ä┘ÄϪ┘É┘â┘Ä ┘ä┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ Ï│┘Å┘êÏí┘ŠϺ┘ä┘ÆÏ¡┘ÉÏ│┘ÄϺϿ┘É ┘ê┘Ä┘à┘ÄÏú┘Æ┘ê┘ÄϺ┘ç┘Å┘à┘Æ Ï¼┘Ä┘ç┘Ä┘å┘æ┘Ä┘à┘Å ┘ê┘ÄÏ¿┘ÉϪ┘ÆÏ│┘Ä Ïº┘ä┘Æ┘à┘É┘ç┘ÄϺϻ┘Å (18)
 
Artinya:
Bagi orang-orang yang memenuhi seruan Tuhannya, (disediakan) pembalasan yang baik. Dan orang-orang yang tidak memenuhi seruan Tuhan, sekiranya mereka mempunyai semua (kekayaan) yang ada di bumi dan (ditambah) sebanyak isi bumi itu lagi besertanya, niscaya mereka akan menebus dirinya dengan kekayaan itu. Orang-orang itu disediakan baginya hisab yang buruk dan tempat kediaman mereka ialah Jahanam dan itulah seburuk-buruk tempat kediaman.(13: 18)
 
Ayat ini berbicara tentang nasib orang-orang mukmin dan orang-orang kafir. Dikatakan dalam ayat ini bahwa mereka yang memenuhi seruan Allah untuk beriman dan mentaati ajaran-ajaran-Nya, akan menerima ganjaran yang baik dan menguntungkan. Sebaliknya mereka yang tidak bersedia memenuhi seruan tersebut akan meneirma nasib akhir yang sedemikian menyengsarakan, sehingga digambarkan jika mereka memiliki dua kali lipat dari semua apa yang ada di bumi ini. Mereka akan bersedia menebus nasib buruk mereka itu dengan semua kekayaan tersebut. Akan tetapi, kalaupun mereka benar-benar memiliki kekayaan tersebut, maka semua itu tidak akan dapat menolongnya dari kesengsaraan di akhirat.
 
Ayat ini juga menegaskan bahwa hisab atau perhitungan amal orang-orang tak beriman di hari kiamat akan berjalan dengan susah dan berat. Sebagaimana dijelaskan pula dalam berbagai riwayat, mereka yang memperlakukan orang lain dengan zalim, dan menciptakan kesusahan bagi orang lain, maka di hari kiamat akan menghadapi hari perhitungan yang sangat berat dan sulit. Sebaliknya mereka yang selalu berbuat baik kepada orang lain, pemaaf dan suka membantu kesusahan orang, maka ia akan menghadapi hari perhitungan amalnya dengan mudah, karena Allah Swt akan memperlakukannya dengan kebaikan dan maaf serta rahmat-Nya yang Maha luas.
 
Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1.Orang-orang mukmin memiliki masa depan yang sangat baik di akhirat. Sebaliknya orang-orang kafir, memiliki masa depan yang sangat menyedihkan di akherat.
2.Jika kita berharap Allah Swt akan mengabulkan dan memenuhi doa-doa kita, maka hendaknya kita pun mengabulkan dan memenuhi seruan Allah, serta menjadi hamba-hamba-Nya yang taat kepada-Nya.
 
Ayat ke 19
 
Ïú┘Ä┘ü┘Ä┘à┘Ä┘å┘Æ ┘è┘ÄÏ╣┘Æ┘ä┘Ä┘à┘Å Ïú┘Ä┘å┘æ┘Ä┘à┘ÄϺ Ïú┘Å┘å┘ÆÏ▓┘É┘ä┘Ä ÏÑ┘É┘ä┘Ä┘è┘Æ┘â┘Ä ┘à┘É┘å┘Æ Ï▒┘ÄÏ¿┘æ┘É┘â┘Ä Ïº┘ä┘ÆÏ¡┘Ä┘é┘æ┘Å ┘â┘Ä┘à┘Ä┘å┘Æ ┘ç┘Å┘ê┘Ä Ïú┘ÄÏ╣┘Æ┘à┘Ä┘ë ÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä┘à┘ÄϺ ┘è┘ÄϬ┘ÄÏ░┘Ä┘â┘æ┘ÄÏ▒┘Å Ïú┘Å┘ê┘ä┘Å┘ê Ϻ┘ä┘ÆÏú┘Ä┘ä┘ÆÏ¿┘ÄϺϿ┘É (19)
 
Artinya:
Adakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu itu benar sama dengan orang yang buta? Hanyalah orang-orang yang berakal saja yang dapat mengambil pelajaran. (13: 19)
 
Melanjutkan perbandingan antara kondisi kaum beriman dan kaum kafir yang dibicarakan oleh ayat sebelumnya, ayat ini mengatakan bahwa mereka yang hatinya memiliki tempat bagi kebenaran adalah orang-orang yang memiliki akal dan kemampuan berpikir yang sesungguhnya. Untuk itulah mereka menyaksikan kebenaran dan memahaminya. Sedangkan mereka yang tidak menerima kebenaran, tidak ada bedanya dengan orang yang buta, meskipun mereka memiliki indera penglihatan. Akan tetapi akal dan fitrah manusia memiliki inti dan benih, dimana kebiasaan dan adat istiadat yang keliru, demikian pula khurafat dan fanatisme yang tidak pada tempatnya, akan menutupinya, sehingga tidak lagi mengijinkan seseorang untuk menyaksikan kebenaran. Sedangkan orang-orang yang berakal dan memelihara fitrahnya dengan baik, akan dengan mudah menerima dan meyakini kebenaran.
 
Dari ayat tadi terdapat tiga pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1.Indera penglihatan memang penting bagi seseorang untuk dapat menyaksikan segala sesuatu di sekitarnya. Akan tetapi untuk menyaksikan kebenaran dan hakekat, bukan mata kepala yang diperlukan, tapi mata hati.
2.Akal dan daya pikir seseorang yang tidak mampu menghantarkan manusia kepada hakikat ajaran-ajaran Ilahi, bukanlah akal dan daya pikir yang sesungguhnya.
3.Peringatan adalah penting untuk selalu diberikan, guna menyingkirkan kelalaian yang akan menjauhkan manusia dari kebenaran.