Ayat ke 39
 
┘è┘Ä┘à┘ÆÏ¡┘Å┘êϺ Ϻ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘Å ┘à┘ÄϺ ┘è┘ÄÏ┤┘ÄϺÏí┘Å ┘ê┘Ä┘è┘ÅϽ┘ÆÏ¿┘ÉϬ┘Å ┘ê┘ÄÏ╣┘É┘å┘ÆÏ»┘Ä┘ç┘Å Ïú┘Å┘à┘æ┘ŠϺ┘ä┘Æ┘â┘ÉϬ┘ÄϺϿ┘É (39)
 
Artinya:
Allah menghapuskan apa yang Dia kehendaki dan menetapkan (apa yang Dia kehendaki), dan di sisi-Nya-lah terdapat Ummul-Kitab (Lauh mahfuzh).(13: 39)
 
Berdasarkan ayat-ayat al-Quran dan hadits ada dua macam ketentuan Allah. Pertama,menyangkut perkara yang permanen sehingga aturannya juga tetap. Tentang ketentuan ini ada beberapa ayat suci di antaranya adalah ayat 29 surah Qaf, Maa Yubaddalul Qaulu Ladayya, artinya tidak ada perubahan dalam firman-Ku. Ayat berikutnya adalah ayat 162 suratal-Baqarah, "Kullu Syaiin 'indahu bimiqdar" artinya dan setiap sesuatu di sisi-Nya sesuai dengan takaran. Ketentuan seperti ini disebutkan dalam firman Allah, "Fi lauhin mahfudh". Hanya mereka yang memiliki kedekatan khusus dengan Allah yang dapat mengetahui ketentuan di lauh mahfudh ini.
 
Kedua,adalah ketentuan yang berhubungan dengan perkara yang tidak tetap dan bergantung pada perbuatan manusia, seperti taubat yang mendapatkan ampunan, atau sedekah yang dapat menolak bala atau kezaliman yang mendatangkan murka ilahi. Artinya,dalam mengurusi alam ciptaannya, Allah membuat ketentuan yang tidak tetap dan disesuaikan dengan kondisi dan perubahan yang terjadi di alam ciptaan. Hal itu karena kebijaksanaan dan ilmu-Nya yang tak terbatas. Perubahan yang terjadi pada ketentuan jenis kedua ini bukan karena kebodohan Allah- naudzubillah- tetapi karena kebijaksanaan ilahi dan ketergantungan pada situasi. Ayat al-Quran ud'uuni astajib lakum, serulah Aku niscaya Aku akan memenuhi seruan kalian, adalah salah satu contoh ketentuan jenis ini. Dengan berdoa manusia dapat mengubah nasib dan keadaannya.
 
Dari ayat tadi terdapat empat pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1.Allah memiliki kekuasaan dan kemampuan untuk mengubah tatanan ketentuan alam maupun syariat.
2.Setelah menciptakan alam semesta beserta isinya, Allah Swt tidak berlepas tangan, tetapi mengawasi dan mengurusinya. Karena Dia adalah Rabb.
3.Penghapusan atau penetapan segala ketentuan alam ada di tangan Allah semata.
4.Menghapus atau menetapkan sesuatu, selalu didasarkan pada kebijaksanaan dan ilmu Allah Swt.
 
Ayat ke 40
 
┘ê┘ÄÏÑ┘É┘å┘Æ ┘à┘ÄϺ ┘å┘ÅÏ▒┘É┘è┘Ä┘å┘æ┘Ä┘â┘Ä Ï¿┘ÄÏ╣┘ÆÏÂ┘Ä Ïº┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è ┘å┘ÄÏ╣┘ÉÏ»┘Å┘ç┘Å┘à┘Æ Ïú┘Ä┘ê┘Æ ┘å┘ÄϬ┘Ä┘ê┘Ä┘ü┘æ┘Ä┘è┘Ä┘å┘æ┘Ä┘â┘Ä ┘ü┘ÄÏÑ┘É┘å┘æ┘Ä┘à┘ÄϺ Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘è┘Æ┘â┘Ä Ïº┘ä┘ÆÏ¿┘Ä┘ä┘ÄϺÏ║┘Å ┘ê┘ÄÏ╣┘Ä┘ä┘Ä┘è┘Æ┘å┘ÄϺ Ϻ┘ä┘ÆÏ¡┘ÉÏ│┘ÄϺϿ┘Å (40)
 
Artinya:
Dan jika Kami perlihatkan kepadamu sebahagian (siksa) yang Kami ancamkan kepada mereka atau Kami wafatkan kamu (hal itu tidak penting bagimu) karena sesungguhnya tugasmu hanya menyampaikan saja, sedang Kami-lah yang menghisab amalan mereka.(13: 40)
 
Dalam kehidupan dunia ini kita menyaksikan kenikmatan yang didapatkan oleh kaum mukmin karena keimanan dan kesalehannya juga kemalangan yang menimpa kaum kafir karena kekafiran mereka. Kisah umat-umat terdahulu juga menjadi bagian dari pembahasan ini. Kisah umat Nabi Nuh yang ditenggelamkan, atau umat Nabi Hud yang dihancurkan Allah dengan azab-Nya adalah karena keingkaran mereka dan Allah sudah menjanjikan azab buat mereka di dunia.
 
Ayat ini menyapa Nabi Muhammad Saw dengan mengatakan, "Wahai Nabi, Kami memang telah menjanjikan kebaikan dan kebahagiaan bagi mereka yang beriman sebagaimana juga telah menjanjikan kesengsaraan bagi mereka yang kafir dan ingkar. Mungkin Kami berkenan menunjukkan kepadamu sebagian dari janji Kami itu, atau mungkin pula tidak sampai engkau wafat. Tetapi apapun yang terjadi, janji Kami pasti terpenuhi. Sebagai Rasul, engkau hanya bertugas menyampaikan risalah dan janji Kami kepada umatmu. Keimanan atau keingkaran mereka adalah urusan Kami dan Kami lah yang akan memperhitungkannya.
 
Allah tidak akan membiarkan kekafiran dan keingkaran tanpa balasan. Balasan dan azab mungkin datang menimpa mereka ketika Nabi Saw masih hidup dan mungkin pula datang setelah beliau wafat. Yang pasti mereka pasti akan menerima balasan atas keingkaran mereka. Allah Swt tidak memikulkan tugas kepada Nabi Saw selain menyampaikan amanat risalah dan kalam ilahi kepada umatnya. Sedangkan perhitungan keimanan atau keingkaran umat, adalah urusan Allah.
 
Dari ayat tadi terdapat lima pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1. Kebahagiaan orang-orang mukmin yang mendapat anugerah dan berkah dari Allah atau kesengsaraan dan kemalangan kaum kafir karena murka Allah adalah sebagian kecil dari janji Allah kepada hamba-hamba-Nya.
2.Salah satu janji Allah kepada Nabi-Nya adalah mengunggulkan agama ini atas kekafiran. Terkadang janji Allah itu terlaksana setelah sang nabi wafat. Karena itu ayat ini melarang kita menantikan hasil pekerjaan kita dalam waktu dekat.
3.Baik anugerah kenikmatan maupun kemurkaan dan siksa, diberikan oleh Allah dengan perhitungan yang benar.
4.Tugas kita adalah menyampaikan kebenaran atau yang diistilahkan dengan tabligh. Kita tidak dibebani tugas tentang hasilnya. Allah lah yang kelak akan menghakimi.
5.Penangguhan azab bagi orang-orang kafir atas kekafiran mereka, bukan karena Allah menghapuskan balasan atas mereka. Azab ilahi akan datang pada waktunya.
 
Ayat ke 41
 
Ïú┘Ä┘ê┘Ä┘ä┘Ä┘à┘Æ ┘è┘ÄÏ▒┘Ä┘ê┘ÆϺ Ïú┘Ä┘å┘æ┘ÄϺ ┘å┘ÄÏú┘ÆϬ┘É┘è Ϻ┘ä┘ÆÏú┘ÄÏ▒┘ÆÏÂ┘Ä ┘å┘Ä┘å┘Æ┘é┘ÅÏÁ┘Å┘ç┘ÄϺ ┘à┘É┘å┘Æ Ïú┘ÄÏÀ┘ÆÏ▒┘ÄϺ┘ü┘É┘ç┘ÄϺ ┘ê┘ÄϺ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘Å ┘è┘ÄÏ¡┘Æ┘â┘Å┘à┘Å ┘ä┘ÄϺ ┘à┘ÅÏ╣┘Ä┘é┘æ┘ÉÏ¿┘Ä ┘ä┘ÉÏ¡┘Å┘â┘Æ┘à┘É┘ç┘É ┘ê┘Ä┘ç┘Å┘ê┘Ä Ï│┘ÄÏ▒┘É┘èÏ╣┘ŠϺ┘ä┘ÆÏ¡┘ÉÏ│┘ÄϺϿ┘É (41)
 
Artinya:
Dan apakah mereka tidak melihat bahwa sesungguhnya Kami mendatangi daerah-daerah (orang-orang kafir), lalu Kami kurangi daerah-daerah itu (sedikit demi sedikit) dari tepi-tepinya? Dan Allah menetapkan hukum (menurut kehendak-Nya), tidak ada yang dapat menolak ketetapan-Nya; dan Dialah Yang Maha cepat hisab-Nya.(13: 41)
 
Ayat ini adalah kelanjutan dari ayat sebelumnya tentang azab Ilahi yang pasti datang pada waktunya. Ayat ini menyatakan, mengapa kalian (wahai orang-orang kafir) tidak mengambil pelajran dari nasib umat-umat terdahulu. Bukankah kalian mengetahui bagaimana umat-umat terdahulu dibinasakan karena keingkaran mereka. Mereka menentang ajaran Allah dan menantang azab ilahi. Tidak ada yang dapat menolak turunnya azab Allah. Mengapa meski mengetahui kisah umat-umat terdahulu kalian tidak mengambil pelajaran supaya tidak terkena murka dan azab Allah? Allah Maha Kuasa. Dialah yang dengan kuasaNya mengurangi daerah-daerah dari tepinya sedikit demi sedikit.
 
Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1.Sebagian bencana alam terjadi karena kemurkaan Allah dan balasan atas keingkaran manusia. Jika datang, azab ilahi akan menimpa mereka yang ingkar dan mereka yang diam menyaksikan keingkaran.
2.Kematian alamiah adalah sebuah ketentuan yang telah Allah gariskan untuk manusia. Tidak ada seorang manusia pun yang lepas dari ketentuan ini dan tak ada yang dapat lari darinya. Karena itu, semua bangsa dan kaum pasti akan binasa. Hanya Allah lah yang kekal dengan kekuasaan-Nya.