أَوَلَيْسَ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِقَادِرٍ عَلَى أَنْ يَخْلُقَ مِثْلَهُمْ بَلَى وَهُوَ الْخَلَّاقُ الْعَلِيمُ (81)
Dan tidaklah Tuhan yang menciptakan langit dan bumi itu berkuasa menciptakan yang serupa dengan itu? Benar, Dia berkuasa. Dan Dialah Maha Pencipta lagi Maha Mengetahui. (36: 81)
Pada pembahasan sebelumnya, ayat al-Quran menyinggung kekuasaan Allah Swt dalam penciptaan manusia dari setitik air mani yang tidak bernilai menjadi manusia yang berakal, dan menciptakan api dari kayu dan pepohonan yang hijau.
Berdasarkan ayat ini, alam semesta, termasuk manusia di dalamnya merupakan ciptaan Allah Swt, yang menunjukkan kekuasan-Nya yang tidak bisa ditandingi oleh siapapun. Oleh karena itu, apabila ada orang yang masih meragukan kekuasaan Allah Swt untuk menghidupkan kembali manusia yang sudah mati, maka orang itu harus memperhatikan bagaimana kekuasaan Tuhan menciptakan alam semesta ini dan makhluk yang ada di dalamnya.
Penciptaan alam semesta ini jika dikaji secara cermat menunjukkan adanya sistem yang teratur dan kehadiran pencipta yang maha kuasa. Tanah dengan berbagai lapisan dan beragam jenis unsur yang ada di dalamnya, gunung yang menjulang tinggi, laut yang terhampar luas, dan sungai serta berbagai jenis tumbuhan dan pepohonan yang sulit dihitung jumlah dan jenisnya oleh manusia menunjukkan dengan jelas mengenai kekuasaan Allah Swt.
Lalu, setelah melihat berbagai keagungan ini masihkah ada yang ragu dengan kekuasaan Allah untuk menghidupkan kembali manusia setelah kematiannya. Di alam dunia sendiri, proses penciptaan manusia menunjukkan sebuah tahapan yang kompleks dari proses air mani menjadi segumpal darah kemudian menjadi bayi, lalu menjadi manusia dari anak kecil hingga orang tua. Di akhirat kelak, manusia dibangkitkan kembali dengan kekuasaan Allah seperti hidupnya biji menjadi tunas yang keluar dari tanah.
Jika muncul keraguan bagaimana mungkin partikel di badan yang telah hancur akan bisa dikumpulkan kembali di tempat yang tidak jelas, maka jawaban terhadap masalah ini terletak pada masalah pemahaman tentang kekuasaan Allah Swt yang meliputi segala sesuatu.
Ketika Allah Swt memiliki kemampuan yang tidak terbatas, maka masalah partikel badan manusia yang terpencar sangat mudah untuk dikumpulkan, dan manusia bisa dihidupkan kembali.
Dari ayat tadi terdapat tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Menyikapi keraguan dan pengingkaran terhadap kekuasaan Allah Swt, bisa dilakukan dengan membangkitkan kesadaran fitrahnya dengan mengajak merenungkan penciptaan alam semesta ini, dari pada memberikan jawaban langsung melalui tanya jawab.
2. Penciptaan membutuhkan ilmu dan kekuasaan. Allah Swt memiliki dua hal ini baik di dunia dan akhirat. Perbedaan ilmu dan kekuasaan yang dimiliki Allah swt dengan manusia terletak pada ketidakterbatasannya.
3. Ketika Allah Swt memiliki kemampuan untuk menciptakan alam semesta dengan segenap isinya, maka tidak sulit bagi Tuhan untuk menghidupkan kembali manusia dan dibangkitkannya di akhirat.
إِنَّمَا أَمْرُهُ إِذَا أَرَادَ شَيْئًا أَنْ يَقُولَ لَهُ كُنْ فَيَكُونُ (82)
Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya, “Jadilah!” maka terjadilah ia. (36: 82)
Melanjutkan ayat sebelumnya, di ayat ini al-Quran menjelaskan betapa mudahnya bagi Allah swt menciptakan sesuatu dari yang paling kecil hingga yang paling besar. Manusia akan membedakan tingkat kesulitan dalam membuat sesuatu, tapi tidak bagi Allah Yang Maha Kuasa. Sebab Allah Swt menciptakan segala sesuatu dengan sekejap mata.
Jika manusia berniat melakukan sesuatu, maka akan muncul dalam pikirannya sendiri. Tapi di luar pikiran tidak bisa dengan mudah mewujudkannya. Bagaimanapun ada jarak antara kehendak dan wujud di alam pikiran dengan tingkat keterwujudan di dunia nyata. Berbeda dengan manusia yang memiliki keterbatasan, Allah Yang Maha Kuasa bisa melakukan apa saja tanpa ada jarak antara kehendak dan keterwujudan di dunia nyata.
Dari ayat tadi terdapat dua poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Penciptaan segala sesuatu baik kecil maupun besar sangat mudah dan tidak rumit bagi Allah Swt.
2. Allah Swt adalah sumber segala wujud di dunia ini. Allah menciptakan bentuk sekaligus wujud nyatanya secara bersamaan. Tapi manusia hanya hanya bisa membayangkan bentuknya saja di pikiran dan tidak mampu secara bersamaan mewujudkannya di dunia nyata.
فَسُبْحَانَ الَّذِي بِيَدِهِ مَلَكُوتُ كُلِّ شَيْءٍ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ (83)
Maka Maha Suci (Allah) yang di tangan-Nya kekuasaaan atas segala sesuatu dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan. (36: 83)
Ayat ini merupakan ayat terakhir dari surat Yasin yang menjelaskan tentang kekuasaan mutlak Tuhan terhadap alam semesta ini dan seluruh isinya. Oleh karena itu, tidak ada alasan bagi siapapun untuk meragukan kekuasaan Allah Swt yang tidak terbatas, dan semua manusia akan kembali kepada-Nya.
Apalagi manusia menjadi pemilik dirinya sendiri, barangkali akan memiliki kekuatan untuk menolak takdir Tuhan. Tapi faktanya tidak. Manusia tidak memiliki dirinya sendiri. Sebab ketika lahir ke dunia saja, dia tidak memiliki kekuatan untuk menentukan dirinya sendiri seperti apa yang diharapkan.
Dari ayat tadi terdapat dua poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Mengapa meragukan Allah Swt bisa membangkitkan manusia di hari kiamat kelak ? Padahal Allah Swt sangat berkuasa dan mampu melakukan apa saja.
2. Awal dan akhir dunia hanya berada di tangan Allah Swt. Penciptaan alam semesta ini dari awal dilakukan oleh Allah Swt, dan segala sesuatu akan kembali kepada-Nya.