هَذَا ذِكْرٌ وَإِنَّ لِلْمُتَّقِينَ لَحُسْنَ مَآَبٍ (49) جَنَّاتِ عَدْنٍ مُفَتَّحَةً لَهُمُ الْأَبْوَابُ (50) مُتَّكِئِينَ فِيهَا يَدْعُونَ فِيهَا بِفَاكِهَةٍ كَثِيرَةٍ وَشَرَابٍ (51)
Ini adalah kehormatan (bagi mereka). Dan sesungguhnya bagi orang-orang yang bertakwa benar-benar (disediakan) tempat kembali yang baik. (38: 49)
(yaitu) surga 'Adn yang pintu-pintunya terbuka bagi mereka. (38: 50)
Di dalamnya mereka bertelekan (diatas dipan-dipan) sambil meminta buah-buahan yang banyak dan minuman di surga itu. (38: 51)
Ayat-ayat sebelumnya berbicara tentang sejarah kehidupan beberapa nabi as. Allah Swt kemudian menjelaskan balasan bagi orang yang mengikuti risalah mereka. Al-Quran ini adalah kehormatan bagi mereka mengharapkan petunjuk-Nya.
Karunia Allah tidak hanya diberikan untuk para nabi, tetapi keberuntungan juga dirasakan oleh semua orang yang bertakwa. Di hari kiamat, Tuhan akan menggantikan kesulitan yang mereka alami selama hidup di dunia dan membalas amal baik mereka. Jika selama hidupnya harus meninggalkan sebagian dari kelezatan duniawi demi menjaga takwanya, Dia akan memberikan kepada mereka kenikmatan yang terlezat.
Kelezatan duniawi tentu saja cepat berlalu, semua itu tidak akan bermakna saat kita jatuh sakit atau meninggal dunia. Namun, kenikmatan surgawi bersifat abadi dan tidak ada batasnya. Pada intinya, Allah akan membalas kerja keras setiap orang selama di dunia dan memberikan tempat yang layak baginya di akhirat kelak.
Dari tiga ayat tadi terdapat tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Sejarah masa lalu haruslah menjadi sumber kebangkitan dan kesadaran manusia.
2. Ketakwaan adalah sarana untuk memperoleh akibat yang baik dan husnul khatimah. Oleh sebab itu, orang-orang yang bertakwa adalah satu-satunya golongan yang dijanjikan akan memperoleh akibat yang baik.
3. Pintu rahmat selalu terbuka untuk para penghuni surga dan apa yang mereka inginkan, berada dalam jangkauannya.
وَعِنْدَهُمْ قَاصِرَاتُ الطَّرْفِ أَتْرَابٌ (52) هَذَا مَا تُوعَدُونَ لِيَوْمِ الْحِسَابِ (53) إِنَّ هَذَا لَرِزْقُنَا مَا لَهُ مِنْ نَفَادٍ (54)
Dan pada sisi mereka (ada bidadari-bidadari) yang tidak liar pandangannya dan sebaya umurnya. (38: 52)
Inilah apa yang dijanjikan kepadamu pada hari berhisab. (38: 53)
Sesungguhnya ini adalah benar-benar rezeki dari Kami yang tiada habis-habisnya. (38: 54)
Ayat ini berbicara tentang kebutuhan manusia kepada pasangan bahkan saat mereka di surga. Allah telah menyediakan bidadari yang cantik dan suci untuk penghuni surga. Mereka hanya fokus pada pasangannya dan memiliki usia yang sama dengan pasangannya.
Di hari hisab, semua orang harus mempertanggung jawabkan perbuatannya dan hanya orang-orang yang bertakwa yang akan memperoleh nikmat surgawi. Mereka akan menerima semua yang dijanjikan dan Tuhan tidak pernah ingkar janji. Poin lain adalah kenikmatan dan karunia Tuhan di surga tidak akan pernah habis.
Dari tiga ayat tadi terdapat tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Kriteria istri yang baik adalah memusatkan penglihatan dan hati hanya untuk suaminya.
2. Kenikmatan surga bersifat abadi dan tidak ada habisnya.
3. Hari kiamat bersifat jasmani yaitu jasad dan ruh manusia dibangkitkan bersama kelak pada hari akhirat. Mereka akan mencicipi nikmat-nikmat surga dan juga memenuhi kebutuhan biologisnya bersama bidadari pasangannya.
هَذَا وَإِنَّ لِلطَّاغِينَ لَشَرَّ مَآَبٍ (55) جَهَنَّمَ يَصْلَوْنَهَا فَبِئْسَ الْمِهَادُ (56) هَذَا فَلْيَذُوقُوهُ حَمِيمٌ وَغَسَّاقٌ (57) وَآَخَرُ مِنْ شَكْلِهِ أَزْوَاجٌ (58)
Beginilah (keadaan mereka). Dan sesungguhnya bagi orang-orang yang durhaka benar-benar (disediakan) tempat kembali yang buruk. (38: 55)
(yaitu) neraka Jahannam, yang mereka masuk ke dalamnya; maka amat buruklah Jahannam itu sebagai tempat tinggal. (38: 56)
Inilah (azab neraka), biarlah mereka merasakannya, (minuman mereka) air yang sangat panas dan air yang sangat dingin. (38: 57)
Dan azab yang lain yang serupa itu berbagai macam. (38: 58)
Al-Quran sengaja menjelaskan nasib orang-orang baik dan buruk secara bersamaan sehingga manusia bisa memilih jalannya dengan penuh kesadaran. Setelah menguraikan nikmat yang diperoleh penghuni surga, Allah kemudian berbicara tentang manusia yang melampaui batas dan pembangkang. Mereka akan memperoleh siksa yang pedih di neraka dan di dalamnya, mereka diberi minum air yang sangat panas dan air yang sangat dingin.
Para pembangkang akan menjadi penghuni Jahannam dan semua pelaku maksiat dikumpulkan di sana. Tentu saja, azab penghuni neraka tidak terbatas pada air panas dan api yang menyala, tetapi juga memiliki banyak ragam dan penghuninya akan selalu merasakan siksaan yang amat berat.
Dari empat ayat tadi terdapat tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Berpikir ke depan akan membuat manusia lebih teliti dan sadar dalam memilih jalan hidup. Mereka juga akan tunduk di hadapan perintah-perintah Allah.
2. Pahala dan siksa Tuhan itu memiliki banyak jenis, dan siksaan neraka tidak akan pernah menjadi hal yang biasa bagi penghuninya.
3. Manusia perlu selalu waspada sehingga tidak menggadaikan kenikmatan atau siksaan abadi hanya demi kelezatan sesaat di dunia ini.