خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِالْحَقِّ يُكَوِّرُ اللَّيْلَ عَلَى النَّهَارِ وَيُكَوِّرُ النَّهَارَ عَلَى اللَّيْلِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ يَجْرِي لِأَجَلٍ مُسَمًّى أَلَا هُوَ الْعَزِيزُ الْغَفَّارُ (5)
Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia menutupkan malam atas siang dan menutupkan siang atas malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Ingatlah Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. (39: 5)
Pada pembahasan sebelumnya telah dikaji mengenai keesaan Tuhan yang tidak bisa dipersekutukan dengan apapun, dan ibadah manusia harus terbebas dari segala bentuk syirik dan penyekutuan kepada Allah swt. Salah satu syarat diterimanya ibadah adalah ikhlas yang berarti hanya untuk Allah dan tidak ada unsur lain seperti syarik dan riya di dalamnya.
Melanjutkan penjelasan sebelumnya, ayat ini mengenai Allah swt sebagai pencipta alam semesta, yang menciptakan langit dan bumi, bulan dan bintang, beserta sunatullah atau ketentuan ilahi di alam ini. Siklus perputaran siang dan malam bergerak sesuai aturan yang ditetapkan-Nya. Sebagai contoh, rotasi bumi terhadap matahari sebagai penyebab terjadinya siang dan malam, maupun perubahan musim dan tahun. Semua itu mengikuti Sunatullah.
Tidak diragukan lagi, Allah swt menciptakan alam semesta ini dengan ilmu dan hikmah-Nya. Dengan demikian ada tujuan yang telah ditetapkan-Nya dalam penciptaan tersebut. Oleh karena itu, tidak ada yang diciptakan secara kebetulan dan sia-sia.
Kelanjutan ayat ini menjelaskan tentang sistem tata surya yang teratur dan terukur di alam semesta hingga berhenti dalam waktu yang telah ditetapkan suatu hari nanti sesuai ketetapan Allah swt.
Dari ayat tadi terdapat dua poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Penciptaan alam semesta ini berdasarkan aturan dan ketetapan ilahi serta tujuan dengan ilmu dan hikmah-Nya.
2. Sistem tata surya bergerak mengikuti Sanatullah yang teratur dan terukur di alam semesta hingga berhenti dalam waktu yang telah ditetapkan suatu hari nanti sesuai ketetapan Allah swt.
خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ ثُمَّ جَعَلَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَأَنْزَلَ لَكُمْ مِنَ الْأَنْعَامِ ثَمَانِيَةَ أَزْوَاجٍ يَخْلُقُكُمْ فِي بُطُونِ أُمَّهَاتِكُمْ خَلْقًا مِنْ بَعْدِ خَلْقٍ فِي ظُلُمَاتٍ ثَلَاثٍ ذَلِكُمُ اللَّهُ رَبُّكُمْ لَهُ الْمُلْكُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ فَأَنَّى تُصْرَفُونَ (6)
Dia menciptakan kamu dari seorang diri kemudian Dia jadikan daripadanya isterinya dan Dia menurunkan untuk kamu delapan ekor yang berpasangan dari binatang ternak. Dia menjadikan kamu dalam perut ibumu kejadian demi kejadian dalam tiga kegelapan. Yang (berbuat) demikian itu adalah Allah, Tuhan kamu, Tuhan Yang mempunyai kerajaan. Tidak ada Tuhan selain Dia; maka bagaimana kamu dapat dipalingkan? (39: 6)
Jika ayat sebelumnya mengenai kehidupan di angkasa, ayat ini menjelaskan mengenai kehidupan di bumi. Ayat enam surat Az-Zumar mengungkapkan kehidupan berpasangan di bumi dari manusia, hingga hewan, dan proses penciptaan manusia dari perut ibunya. Semua manusia berasal dari Nabi Adam dan Siti Hawa sebagai manusia pertama di alam semesta ini.
Kemudian, ayat ini menjelaskan tentang hewan piaraan yang dipergunakan manusia untuk memenuhi kebutuhan dirinya. Allah swt menciptakan hewan berkaki empat seperti kambing dan sapi, atau hewan lain seperti ayam yang diciptakan oleh Allah swt untuk kesejahteraan manusia. Dari sapi, manusia tidak hanya mendapatkan manfaat dagingnya saja, tapi juga susu yang diperah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Selanjutnya, ayat ini juga menyinggung proses umum penciptaan manusia di dalam perut yang melalui berbagai tahapan. Janin yang masih berada di perut bumi dan jauh dari pandangan ayah dan ibunya tetap aman terjaga karena berada dalam lindungan Allah swt. Allah swt menciptakan manusia melalui proses yang panjang dari nutfah hingga janin yang berada di perut ibu selama sekitar sembilan bulan dan akhirnya lahir sebagai bayi.
Ayat ini sebagai bentuk jawaban bagi orang-orang musyrik yang meyakini Tuhan memiliki sekutu. Jika dikaji lebih dalam akan terbukti bahwa Allah Yang Maha Kuasa dengan berbagai ciptaan dan ketetapannya tidak akan pernah membutuhkan yang lain. Oleh karena itu, mengapa masih saja ada yang mempersekutukan Tuhan Yang Maha Esa ?
Dari ayat tadi terdapat tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:
1. Seluruh manusia dari etnis maupun bangsa manapun, dengan warna kulit dan bahasa apapun, lahir dari satu sumber, seorang ayah yaitu Nabi Adam, dan ibu, Siti Hawa. Oleh karena itu semua manusia setara.
2. Penciptaan manusia dilakukan secara bertahap dan melalui proses tertentu dari janin hingga bayi yang menjadi rahasia ilahi. Semua ini menunjukkan keagungan Allah swt.
3. Allah swt pencipta, pengurus dan pemilik alam semesta ini. Semua karunia berasal dari-Nya. Oleh karena itu manusia hanya bergantung kepada-Nya. Sebab, semua selain Allah adalah makhluk-Nya.