Surat Al Jathiya ayat 15-20

Rate this item
(0 votes)
Surat Al Jathiya ayat 15-20

 

Surat Al Jathiya ayat 15-20

مَنْ عَمِلَ صَالِحًا فَلِنَفْسِهِ وَمَنْ أَسَاءَ فَعَلَيْهَا ثُمَّ إِلَى رَبِّكُمْ تُرْجَعُونَ (15)

Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, maka itu adalah untuk dirinya sendiri, dan barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, maka itu akan menimpa dirinya sendiri, kemudian kepada Tuhanmulah kamu dikembalikan. (45: 15)

Di ayat terakhir pembahasan sebelumnya dijelaskan metode menyikapi orang-orang yang mengingkari Hari Kiamat. Ayat ini menyatakan, "Jangan kalian kira keimanan dan kekafiran kalian, ketaatan atau pembangkangan kalian akan menguntungkan atau merugikan Tuhan. Siapa saja yang melakukan perbuatan maka akibatnya akan kembali kepada dirinya sendiri dan mereka akan mendapatkannya di Hari Kiamat.

Sama seperti seorang guru yang berkata kepada muridnya: Baik kalian belajar atau tidak, keuntungan atau kerugiannya milik kalian sendiri; Saya tidak akan rugi atau beruntung.

Dari satu ayat tadi terdapat dua poin pelajaran yang dapat dipetik:

1. Sistem azab dan pahala ilahi berdasarkan perbuatan baik dan buruk manusia, dan seluruh manusia sama dihadapan hukum Tuhan.

2. Allah Swt tidak membutuhkan manusia, dan ajaran Tuhan sejatinya untuk kemajuan dan kesempurnaan manusia.

وَلَقَدْ آَتَيْنَا بَنِي إِسْرَائِيلَ الْكِتَابَ وَالْحُكْمَ وَالنُّبُوَّةَ وَرَزَقْنَاهُمْ مِنَ الطَّيِّبَاتِ وَفَضَّلْنَاهُمْ عَلَى الْعَالَمِينَ (16) وَآَتَيْنَاهُمْ بَيِّنَاتٍ مِنَ الْأَمْرِ فَمَا اخْتَلَفُوا إِلَّا مِنْ بَعْدِ مَا جَاءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًا بَيْنَهُمْ إِنَّ رَبَّكَ يَقْضِي بَيْنَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فِيمَا كَانُوا فِيهِ يَخْتَلِفُونَ (17)

Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Bani Israil Al Kitab (Taurat), kekuasaan dan kenabian dan Kami berikan kepada mereka rezeki-rezeki yang baik dan Kami lebihkan mereka atas bangsa-bangsa (pada masanya). (45: 16)

Dan Kami berikan kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata tentang urusan (agama); maka mereka tidak berselisih melainkan sesudah datang kepada mereka pengetahuan karena kedengkian yang ada di antara mereka. Sesungguhnya Tuhanmu akan memutuskan antara mereka pada hari kiamat terhadap apa yang mereka selalu berselisih padanya. (45: 17)

Ayat ini mengisyaratkan nikmat besar yang diberikan Tuhan kepada Bani Isreael di masa lalu untuk menjadi pelajaran bagi umat Islam. Pertama-tama ayat ini menyebutkan nikmat kitab samawi, meraih kekuasaan dan pengutusan para nabi, serta kemudian mengisyaratkan hari Paskah Yahudi dan mengatakan, mereka unggul dari kaum sezamannya karena anugerah ini. Tapi sangat disayangkan mereka terlibat friksi di antara mereka, karena sifat hasud, iri dan dengki serta persaingan. Meski kebenaran bagi mereka sangat jelas, dan mereka memiliki alasan yang cukup untuk mengenal kebenaran berdasarkan kitab samawi, tapi mereka tidak bersedia berdamai dan meninggalkan perpecahan. Mereka masih melanjutkan friksi dan perpecahan di antara mereka sehingga kehilangan kekuasaan dan keagungannya serta tumbang dari kekuasaan mereka.

Dari dua ayat tadi terdapat empat poin pelajaran yang dapat dipetik:

1. Yakinilah bahwa nikmat materi dan maknawi datangnya dari TUhan dan kita harus memanfaatkannya secara benar sehingga kita mencapai keunggulan di dunia ini.

2. Tidak ada perbedaan antara Kenabian dan Kekuasaan (pemerintahan), dan politik harus berdasarkan prinsip dan nilai-nilai agama.

3. Tuhan telah menyempurnakan hujjah-Nya bagi manusia dan memberi mereka tanda-tanda jelas untuk mengenal dan memahami kebenaran, oleh karena itu, mereka akan dimintai pertanggung jawaban di Hari Kiamat.

4. Pengetahuan saja tidak cukup, dan tidak dapat menjadi juru selamat, apalagi mereka yang menolak kebenaran karena sikap keras kepala atau dengki, dan mengobarkan perpecahan di masyarakat.

ثُمَّ جَعَلْنَاكَ عَلَى شَرِيعَةٍ مِنَ الْأَمْرِ فَاتَّبِعْهَا وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَاءَ الَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ (18) إِنَّهُمْ لَنْ يُغْنُوا عَنْكَ مِنَ اللَّهِ شَيْئًا وَإِنَّ الظَّالِمِينَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ وَاللَّهُ وَلِيُّ الْمُتَّقِينَ (19) هَذَا بَصَائِرُ لِلنَّاسِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ (20)

‏Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama itu), maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui. (45: 18)

Sesungguhnya mereka sekali-kali tidak akan dapat menolak dari kamu sedikitpun dari siksaan Allah. Dan Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu sebagian mereka menjadi penolong bagi sebagian yang lain, dan Allah adalah pelindung orang-orang yang bertakwa. (45: 19)

Al Quran ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang meyakini. (45: 20)

Setelah menjelaskan nasib Bani Israel, ayat ini kepada Rasulullah Saw berkata, "Kami juga menetapkan syariat dan jalan yang jelas ke arah agama yang benar, sehingga kamu menyeru manusia ke tauhid berdasarkan syariat tersebut. Tetapi orang musyrik dan para penentang akan melawan kamu serta akan mengajukan usulan untuk mencegah penyebaran agama Tuhan. Tapi jangan pernah berdamai dengan mereka terkait agama Tuhan."

Wahai Nabi! Berdiri teguh di jalan kebenaran dan patuhi itu, ikuti saja perintah Tuhan dan jangan memperhatikan tuntutan lawan. Karena Tuhan hanya membimbing orang-orang bertakwa. Tetapi orang-orang kafir itu adalah penindas, teman dan sahabat orang-orang seperti mereka, dan mereka tidak dapat mencelakai siapa pun di hadapan Tuhan atau menyelamatkan siapa pun dari hukuman ilahi.

Al-Qur'an yang diturunkan kepadamu cukuplah bagi setiap orang. Karena itu adalah sarana visi bagi masyarakat umum dan sarana untuk memperoleh wawasan yang benar dalam semua aspek kehidupan. Tidak diragukan lagi, siapa pun yang ingin mencapai tingkat yakin, kitab samawi ini akan membimbingnya dan mendapat manfaat dari rahmat ilahi yang istimewa.

Dari tiga ayat tadi terdapat lima poin pelajaran yang dapat dipetik:

1. Setiap agamai samawi adalah jalan untuk mencapai kebenaran, tapi jiwa mereka satu. Agama Islam juga melanjutkan ajaran dan agama para nabi sebelumnya.

2. Mereka yang tidak mengikuti jalan Tuhan, akan mengikuti hawa nafsunya atau orang lain yang tidak didasari ilmu pengetahuan dan pemahaman yang benar dari kebenaran.

3. Mengikuti keinginan orang bodoh sama halnya dengan menerima wilayah mereka dan menjahui wilayah ilahi.

4. Beragama harus berdasarkan wawasan dan kesadaran sehingga akan berujung pada keyakinan.

5. Al-Qur'an merupakan sarana mendapat wawasan dan kejelasan di seluruh bidang pemikiran, moral, sosial, politik dan keluarga.

Read 535 times