Surat Al Jathiya ayat 26-32

Rate this item
(0 votes)
Surat Al Jathiya ayat 26-32

 

Surat Al Jathiya ayat 26-32

اللَّهُ يُحْيِيكُمْ ثُمَّ يُمِيتُكُمْ ثُمَّ يَجْمَعُكُمْ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ لَا رَيْبَ فِيهِ وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ (26) وَلِلَّهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ يَوْمَئِذٍ يَخْسَرُ الْمُبْطِلُونَ (27)

Katakanlah: "Allah-lah yang menghidupkan kamu kemudian mematikan kamu, setelah itu mengumpulkan kamu pada hari kiamat yang tidak ada keraguan padanya; akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui. (45: 26)

Dan hanya kepunyaan Allah kerajaan langit dan bumi. Dan pada hari terjadinya kebangkitan, akan rugilah pada hari itu orang-orang yang mengerjakan kebathilan. (45: 27)

Di pembahasan sebelumnya dibicarakan mengenai para pengingkar Ma’ad yang meminta Rasul dan orang mukmin untuk menghidupkan kembali leluhur mereka, sehingga mereka dapat mempercayai keberadaan Ma’ad. Ayat ini saat menjawab permintaan mereka mengatakan, “Kalian yang saat ini hidup, siapa yang menciptakan kalian dan memberi kalian kehidupan ? Apakah kalian mengingkari pencipta kalian sendiri ? Jika kalian percaya bahwa ada yang menciptakan kalian, lantas mengapa kalian menolak kemampuan sang pencipta untuk menghidupkan kalian kembali ? Mengapa kalian menginginkan untuk menyaksikan segala sesuatu ketimbang berpikir dan merenungkan ?”

Kelanjutan dari ayat tersebut menekankan bahwa jika kalian meragukan kekuatan Tuhan untuk menciptakan kembali, pikirkan sedikit tentang kebesaran langit dan bumi untuk mengetahui bahwa kekuatan yang dapat menciptakan dunia yang besar ini dan merupakan pemilik dan penguasa alam semesta, pastinya tidak lemah untuk untuk menciptakan kembali kalian. Maka berhati-hatilah untuk tidak mengikuti kebatilan daripada kebenaran, karena kalian akan menderita penyesalan dan kerugian pada Hari Kebangkitan. Karena karena telah kehilangan modal hidup dan kalian tidak akan mencapai apa pun kecuali penyesalan dan kesedihan.

Tak diragukan lagi umur manusia dan kecerdasan, akal dan bakatnya adalah investasinya di dunia ini, namun orang-orang yang tersesat menukarnya dengan sesuatu yang cepat hilang serta mereka akan menyadari kerugiannya di Hari Kiamat ketika hanya iman dan amal saleh yang bermanfaat.

Dari dua ayat tadi terdapat tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:

1. Kehidupan pertama manusia merupakan bukti bagi kemungkinan kebangkitan manusia di Hari Kiamat.

2. Mayoritas manusia berharap menyaksikan segala sesuatu dengan matanya untuk menerimanya ketimbang berpikir di tanda-tanda penciptaan.

3. Mereka yang mengingkari Hari Kiamat, nantinya akan menyadari bahwa mereka telah mengalami kerugian besar.

وَتَرَى كُلَّ أُمَّةٍ جَاثِيَةً كُلُّ أُمَّةٍ تُدْعَى إِلَى كِتَابِهَا الْيَوْمَ تُجْزَوْنَ مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (28) هَذَا كِتَابُنَا يَنْطِقُ عَلَيْكُمْ بِالْحَقِّ إِنَّا كُنَّا نَسْتَنْسِخُ مَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (29)

Dan (pada hari itu) kamu lihat tiap-tiap umat berlutut. Tiap-tiap umat dipanggil untuk (melihat) buku catatan amalnya. Pada hari itu kamu diberi balasan terhadap apa yang telah kamu kerjakan. (45: 28)

(Allah berfirman): "Inilah kitab (catatan) Kami yang menuturkan terhadapmu dengan benar. Sesungguhnya Kami telah menyuruh mencatat apa yang telah kamu kerjakan". (45: 29)

Ayat ini menggambarkan proses peradilan di Hari Kiamat ketika manusia berlutut dalam ketakutan dan kekhawatiran dan menunggu penentuan nasib mereka.

Ayat ini saat menggambarkan situasi di Hari Kiamat mengatakan, setiap umat dipanggil ke catatan amal perbuatannya. Catatan amal setiap orang telah disiapkan sebelumnya, karena malaikat telah diperintahkan mencatat setiap amal baik dan buruk sepanjang hidup manusia, sehingga tidak ada yang luput dan hari ini di pengadilan Hari Kiamat, catatan tersebut diberikan kepada manusia sehingga ia tidak menganggap setiap azab dan pahala diberikan tanpa alasan.

Saat itu, Allah Swt mengatakan kepada mereka bahwa ini adalah catatan Kami yang menjadi saksi bagi kalian dan mengungkapkan kembali amal perbuatan kalian. Saat itu, kalian melakukan perbuatan apa pun yang kalian inginkan dan tidak percaya bahwa perbuatan kalian dicatat, tapi Kami telah memberi perintah untuk mencatat seluruh perbuatan kalian.

Dari dua ayat tadi terdapat tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:

1. Alam semesta diatur berdasarkan kebenaran dan keadilan, dan memiliki perhitungan serta seluruh amal perbuatan manusia dicatat.

2. Azab atau pahala manusia di Hari Kiamat berdasarkan perbuatan baik dan buruk mereka di dunia.

3. Setiap manusia memiliki catatan tersendiri yang mencatat seluruh perbuatannya secara detail. Jelas, percaya pada pencatatan perbuatan yang akurat mencegah manusia melakukan perbuatan buruk dan kriminal.

فَأَمَّا الَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ فَيُدْخِلُهُمْ رَبُّهُمْ فِي رَحْمَتِهِ ذَلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْمُبِينُ (30) وَأَمَّا الَّذِينَ كَفَرُوا أَفَلَمْ تَكُنْ آَيَاتِي تُتْلَى عَلَيْكُمْ فَاسْتَكْبَرْتُمْ وَكُنْتُمْ قَوْمًا مُجْرِمِينَ (31)

Adapun orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh maka Tuhan mereka memasukkan mereka ke dalam rahmat-Nya (surga). Itulah keberuntungan yang nyata. (45: 30)

Dan adapun orang-orang yang kafir (kepada mereka dikatakan): "Maka apakah belum ada ayat-ayat-Ku yang dibacakan kepadamu lalu kamu menyombongkan diri dan kamu jadi kaum yang berbuat dosa?" (45: 31)

Di akhir pengadilan Hari Kiamat, manusia dibagi menjadi dua kelompok, dan setiap kelompok mendapat balasan amal perbuatannya. Kelompok orang mukmin dan kelompok orang kafir.

Orang beriman mendapat rahmat ilahi berupa kebahagiaan dunia dan akhirat, dan ini sebuah kemenangan sejati. Setelah protes perhitungan, hanya mereka yang beriman dan beramal saleh yang mendapat rahmat dan anugerah ini. Tapi kepada orang kafir dikatakan apakah tidak dibacakan ayat Kami kepada kalian dan kalian malah congkak serta sombong. Mereka tidak termasuk golongan yang mendapat rahmat ilahi serta akhirnya mereka hancur. Karena selain menolak kebenaran mereka juga melawannya dan melakukan berbagai macam kejahatan dan perbuatan dosa.

Dari dua ayat tadi terdapat tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:

1. Iman dan amal saleh tidak dapat dipisahkan, dan secara terpisah tidak dpaat membuat manusia bahagia. Iman yang dibarengi dengan amal saleh yang mampu membuat manusia dan masyarakat bahagia.

2. Akar dari kekufuran adalah congkak dan melawan kebenaran.

3. Akar kejahatan dan dosa adalah mengingkari Tuhan dan perintah-Nya.

وَإِذَا قِيلَ إِنَّ وَعْدَ اللَّهِ حَقٌّ وَالسَّاعَةُ لَا رَيْبَ فِيهَا قُلْتُمْ مَا نَدْرِي مَا السَّاعَةُ إِنْ نَظُنُّ إِلَّا ظَنًّا وَمَا نَحْنُ بِمُسْتَيْقِنِينَ (32)

Dan apabila dikatakan (kepadamu): "Sesungguhnya janji Allah itu adalah benar dan hari berbangkit itu tidak ada keraguan padanya", niscaya kamu menjawab: "Kami tidak tahu apakah hari kiamat itu, kami sekali-kali tidak lain hanyalah menduga-duga saja dan kami sekali-kali tidak meyakini(nya)". (45: 32)

Melanjutkan ayat sebelumnya yang berbicara mengenai sikap sombong dan keras kepala orang kafir terhadap ayat-ayat ilahi, ayat ini mengatakan, "Tanda-tanda kesombongan mereka adalah ketika orang beriman berbicara mengenai Hari Kiamat dan mengingatkan kalian, kalian tidak bersedia merenungkannya dan malah berkata, apa itu Hari Kiamat ? Siapa yang menyaksikan Hari Kiamat  atau melaporkannya sehingga kami menerimanya ? Ucapan kalian orang mukmin juga sekedar prasangka bagi kami dan tidak ada nilainya, dan kami tidak mendapat pengetahuan tentang adanya Hari Kiamat.

Uniknya jika dikatakan kepada mereka, rumah kalian terancam terbakar, mereka langsung menunjukkan respon dan berusaha untuk mencegah bahaya potensial, tapi terkait Hari Kiamat, bahkan mereka mengabaikan potensi kebenarannya.

Dari satu ayat tadi terdapat dua poin pelajaran yang dapat dipetik:

1. Orang beriman harus menyampaikan kebenaran kepada semua orang sehingga hujjah bagi mereka sempurna, meski banyak dari manusia yang menolaknya.

2. Keyakinan tidak diperlukan untuk Hari Kiamat, bahkan sekedar prasangka dan kecurigaan akan terjadinya hari itu harus membuat manusia menghindari perbuatan jahat atau dosa, karena ancaman dan kerugiannya sangat besar.

Read 881 times