Surat Al Jathiya ayat 33-37

Rate this item
(0 votes)
Surat Al Jathiya ayat 33-37

 

Surat Al Jathiya ayat 33-37

وَبَدَا لَهُمْ سَيِّئَاتُ مَا عَمِلُوا وَحَاقَ بِهِمْ مَا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ (33)

Dan nyatalah bagi mereka keburukan-keburukan dari apa yang mereka kerjakan dan mereka diliputi oleh (azab) yang mereka selalu memperolok-olokkannya. (45: 33)

Di pembahasan sebelumnya dijelaskan mengenai orang-orang yang mengingkari Ma'ad yang dengan bahasa melecehkan mengatakan, "Kami tidak tahu apa itu Kiamat, kami juga tidak mengira hal itu akan terjadi."

Ayat ini saat menjawab perkataan mereka, mengatakan, ketika Hari Kiamat terjadi, catatan amal perbuatan diserahkan kepada mereka dan mereka menyaksikan seluruh perbuatannya di dunia dicatat di sana serta mereka tidak dapat mengingkarinya. Saat itu, perbuatan buruk menjadi nyata bagi mereka dan berubah menjadi bentuk fisik, ketika itu, mereka sadar bahwa apa yang mereka hina, saat ini melilit mereka dan mereka tidak menemukan jalan untuk lari atau selamat.

Dari satu ayat tadi terdapat dua poin pelajaran yang dapat dipetik:

1. Kiamat adalah hari ketika perbuatan manusia muncul dan dampak tersembunyinya akan terlihat.

2. Kita jangan melecehkan hukum dan ajaran ilahi, karena sikap seperti ini suatu hari akan menyusahkan kita.

وَقِيلَ الْيَوْمَ نَنْسَاكُمْ كَمَا نَسِيتُمْ لِقَاءَ يَوْمِكُمْ هَذَا وَمَأْوَاكُمُ النَّارُ وَمَا لَكُمْ مِنْ نَاصِرِينَ (34)

Dan dikatakan (kepada mereka): "Pada hari ini Kami melupakan kamu sebagaimana kamu telah melupakan pertemuan (dengan) harimu ini dan tempat kembalimu ialah neraka dan kamu sekali-kali tidak memperoleh penolong". (45: 34)

Dalam budaya Al-Qur'an, jika lupa itu alami maka tidak akan dipermasalahkan, karena manusia wajar jika melupakan sebagian hal. Seperti mereka yang lupa mengerjakan shalat. Tapi jika lupa adalah mengabaikan dan tidak memperhatikan hukum Tuhan, maka ini layak mendapat siksa, karena itu bukan kelupaan, tapi sengaja lupa.

Sebagian orang mengingkari Hari Kiamat, dan bersikeras akan pengingkarannya tersebut. Sebagian lain tidak seperti itu, tapi dalam prakteknya mereka mengabaikan Hari Kiamat, di mana amal perbuatan mereka membuktikam mereka melupakan Hari Kiamat. Kedua kelompok ini akan mendapat siksa sesuai dengan keyakinan dan amal perbuatannya, dan Tuhan akan memperlakukan mereka, seolah-olah Ia melupakannya dan mereka tidak mendapat rahmat-Nya. Tentunya fakta bahwa Tuhan Maha Pengasih dan Penyayang melupakan hamba-Nya serta menghilankan semua kebaikan akan sangat menyakitkan bagi manusia. Ayat ini mengisyaratkan bahwa tempat orang seperti ini adalah di neraka dan mereka tidak memiliki penolong.

Dari satu ayat tadi terdapat dua poin pelajaran yang dapat dipetik:

1. Mereka yang melupakan Hari Kiamat baik di keyakinan maupun perilakunya, maka kelak ia akan dilupakan dan Tuhan akan mengabaikan mereka.

2. Iman terhadap Hari Kiamat saja tidak cukup, orang mukmin harus mengingat Ma'ad di setiap kondisi.

ذَلِكُمْ بِأَنَّكُمُ اتَّخَذْتُمْ آَيَاتِ اللَّهِ هُزُوًا وَغَرَّتْكُمُ الْحَيَاةُ الدُّنْيَا فَالْيَوْمَ لَا يُخْرَجُونَ مِنْهَا وَلَا هُمْ يُسْتَعْتَبُونَ (35)

Yang demikian itu, karena sesungguhnya kamu menjadikan ayat-ayat Allah sebagai olok-olokan dan kamu telah ditipu oleh kehidupan dunia, maka pada hari ini mereka tidak dikeluarkan dari neraka dan tidak pula mereka diberi kesempatan untuk bertaubat. (45: 35)

Melanjutkan ayat sebelumnya, ayat ini menyebutkan dua faktor yang membuat manusia menjadi penghuni neraka danmengatakan, salah satunya tertipu dunia dan yang lain adalah melecehkan ayat ilahi. Sejatinya ketergantungan besar terhadap dunia membuat manusia mengingkari alam setelah kematian dan pengadilan di Hari Kiamat, sehingga dengan tenang mereka memenuhi hawa nafsu dan keinginannya.

Orang-orang seperti ini melecehkan orang yang mengingatkan akan azab neraka dan mengatakan, siapa yang mengetahui alam itu sehingga kalian menakut-nakuti kami ? Di mana surga ? dan mana neraka ? Ini seluruhnya janji palsu. Ingatlah hal yang pasti dan lupakan sesuatu yang belum pasti.

Jelas bahwa orang seperti ini dan dengan pemikirannya, tidak ingin bertaubat dan mereka meninggal dalam kondisi mengingkari Hari Kiamat. Mereka di Hari Kiamat hanya menyaksikan satu jalan, yakni neraka dan alasan mereka tidak akan diterima sehingga mereka akan selamat dari azab.

Dari satu ayat tadi terdapat dua poin pelajaran yang dapat dipetik:

1. Sumber nasib buruk manusia adalah tertipu dunia dan kekayaan, kekuasaan serta kesenangannya.

2. Allah Swt telah menyempurnakan hujjah bagi semua manusia dan menutup alasan bagi mereka, sehingga di Hari Kiamat tidak ada yang mengklaim bahwa kami tidak mengetahui.

فَلِلَّهِ الْحَمْدُ رَبِّ السَّمَاوَاتِ وَرَبِّ الْأَرْضِ رَبِّ الْعَالَمِينَ (36) وَلَهُ الْكِبْرِيَاءُ فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (37)

Maka bagi Allah-lah segala puji, Tuhan langit dan Tuhan bumi, Tuhan semesta alam. (45: 36)

Dan bagi-Nya-lah keagungan di langit dan bumi, Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (45: 37)

Ayat ini yang merupakan akhir Surat Al-Jathiya menyebutkan kedudukan Tuhan di alam semesta dan mengatakan, pengelolaan urusan alam semesta di langit yang agung dan galaksi yang tak terbatas ada di tangan Tuhan, seperti halnya pengelolaan urusan bumi dan penghuni bumi - yang dianggap sangat tidak penting di alam semesta ini - dilakukan oleh Tuhan.

Dia memerintah alam semesta dengan kekuatannya yang tak terbatas dan tak terkalahkan dan berdasarkan pengetahuan dan kebijaksanaannya yang kuat. Oleh karena itu, sudah menjadi kewajiban kita sebagai manusia untuk mengenal Tuhan dengan benar dan tempat serta peran-Nya di alam semesta, dan dengan sendirinya pengetahuan ini mengarah pada syukur dan puji-pujian kepada-Nya. Karena setiap kebaikan dan berkah berasal dari fitrahnya dan segala pujian kembali kepada-Nya.

Pada ayat terakhir disebutkan bahwa pengaruh kebesaran Allah nyata di langit dan di seluruh bumi dan di seluruh dunia, dan kebesaran-Nya di langit dan bumi hanya milik-Nya.

Dari dua ayat tadi terdapat tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:

1. Seluruh alam semesta di bawah pengaturan Tuhan dan tidak ada perbedaan antara bumi dan langit atau berbagai fenomena lainnya.

2. Kehormatan dan kekuatan akan efektif jika dibarengi dengan ilmu dan hikmah.

3. Ibadah kepada Tuhan tergantung pada pengetahuan tentang-Nya yang benar dan hanya Dia yang berhak mendapatkan keagungan dan pujian.

Read 702 times