Surat Al-Ahqaf ayat 19-23

Rate this item
(0 votes)
Surat Al-Ahqaf ayat 19-23

 

Surat Al-Ahqaf ayat 19-23

وَلِكُلٍّ دَرَجَاتٌ مِمَّا عَمِلُوا وَلِيُوَفِّيَهُمْ أَعْمَالَهُمْ وَهُمْ لَا يُظْلَمُونَ (19)

Dan bagi masing-masing mereka derajat menurut apa yang telah mereka kerjakan dan agar Allah mencukupkan bagi mereka (balasan) pekerjaan-pekerjaan mereka sedang mereka tiada dirugikan. (46: 19)

Di pembahasan sebelumnya disebutkan dua golongan manusia; Satu orang yang berbuat baik kepada kedua orang tua dan beriman kepada Tuhan, dan kelompok lainnya, orang yang mengingkari keberadaan Tuhan serta mengabaikan hak kedua orang tua.

Ayat ini menyatakan, Allah Swt di hari Kiamat memberi pahala dan hukuman (siksa) kepada kedua kelompok ini sesuai dengan amal perbuatan masing-masing, dan derajat serta posisi masing-masing berbeda sesuai dengan niat dan amal perbuatannya.

Lanjutan ayat ini menekankan keadilan Tuhan di sistem pembalasan dan menyatakan, setiap orang akan secara penuh akan mendapat hasil amal dan perbuatannya serta tidak ada kezaliman di hak setiap orang.

Dari satu ayat tadi terdapat dua poin pelajaran yang dapat dipetik:

1. Nasib setiap orang di dunia dan akhirat berada di tangannya sendiri, dan kedudukan manusia di hari Kiamat mengikuti niat dan perbuatannya.

2. Seiring berlalunya waktu, perbuatan manusia tidak akan hangus, tapi prinsip perbuatan dan dampaknya akan dicatat di catatan perbuatan manusia, dan di hari Kiamat secara penuh akan termanifestasi. Ini adalah landasan siksaan atau pahala manusia di hari Kiamat.

وَيَوْمَ يُعْرَضُ الَّذِينَ كَفَرُوا عَلَى النَّارِ أَذْهَبْتُمْ طَيِّبَاتِكُمْ فِي حَيَاتِكُمُ الدُّنْيَا وَاسْتَمْتَعْتُمْ بِهَا فَالْيَوْمَ تُجْزَوْنَ عَذَابَ الْهُونِ بِمَا كُنْتُمْ تَسْتَكْبِرُونَ فِي الْأَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَبِمَا كُنْتُمْ تَفْسُقُونَ (20)

Dan (ingatlah) hari (ketika) orang-orang kafir dihadapkan ke neraka (kepada mereka dikatakan): "Kamu telah menghabiskan rezekimu yang baik dalam kehidupan duniawimu (saja) dan kamu telah bersenang-senang dengannya; maka pada hari ini kamu dibalasi dengan azab yang menghinakan karena kamu telah menyombongkan diri di muka bumi tanpa hak dan karena kamu telah fasik". (46: 20)

Rahmat ilahi di dunia mencakup seluruh manusia, baik kafir maupun mukmin, dan Allah Swt tidak segan-segan memberikan nikmat materi dan duniawi kepada orang kafir dan musyrik.

Ayat ini menyatakan, orang kafir dan pendosa di dunia menikmati kelezatan materi dan nikmat ilahi secara cukup, dan mereka tidak dihalangi dari apapun, tapi di hari pembalasan, rahmat luas ilahi hanya mencakup orang saleh. Pastinya mereka yang melawan kebenaran di dunia dan menolak menerimanya karena kesombongan dan sikap keras kepala, maka mereka akan mendapat azab pedih.

Dari satu ayat tadi terdapat tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:

1. Mendapat nikmat ilahi di dunia tidak disyaratkan beriman kepada Tuhan, tapi rezeki yang dilimpahkan Tuhan kepada seluruh makhluk-Nya termasuk manusia.

2. Kesombongan dalam praktiknya akan berujung pada kefasikan dan keluar dari poros kebenaran.

3. Kehinaan di hari Kiamat, sebuah balasan bagi mereka yang sombong di dunia dan mengklaim memiliki kekuatan, kehormatan dan kebesaran.

وَاذْكُرْ أَخَا عَادٍ إِذْ أَنْذَرَ قَوْمَهُ بِالْأَحْقَافِ وَقَدْ خَلَتِ النُّذُرُ مِنْ بَيْنِ يَدَيْهِ وَمِنْ خَلْفِهِ أَلَّا تَعْبُدُوا إِلَّا اللَّهَ إِنِّي أَخَافُ عَلَيْكُمْ عَذَابَ يَوْمٍ عَظِيمٍ (21) قَالُوا أَجِئْتَنَا لِتَأْفِكَنَا عَنْ آَلِهَتِنَا فَأْتِنَا بِمَا تَعِدُنَا إِنْ كُنْتَ مِنَ الصَّادِقِينَ (22) قَالَ إِنَّمَا الْعِلْمُ عِنْدَ اللَّهِ وَأُبَلِّغُكُمْ مَا أُرْسِلْتُ بِهِ وَلَكِنِّي أَرَاكُمْ قَوْمًا تَجْهَلُونَ (23)

Dan ingatlah (Hud) saudara kaum 'Aad yaitu ketika dia memberi peringatan kepada kaumnya di Al Ahqaaf dan sesungguhnya telah terdahulu beberapa orang pemberi peringatan sebelumnya dan sesudahnya (dengan mengatakan): "Janganlah kamu menyembah selain Allah, sesungguhnya aku khawatir kamu akan ditimpa azab hari yang besar". (46: 21)

Mereka menjawab: "Apakah kamu datang kepada kami untuk memalingkan kami dari (menyembah) tuhan-tuhan kami? Maka datangkanlah kepada kami azab yang telah kamu ancamkan kepada kami jika kamu termasuk orang-orang yang benar". (46: 22)

Ia berkata: "Sesungguhnya pengetahuan (tentang itu) hanya pada sisi Allah dan aku (hanya) menyampaikan kepadamu apa yang aku diutus dengan membawanya tetapi aku lihat kamu adalah kaum yang bodoh". (46: 23)

Ayat ini membahas kisah Nabi Hud as beserta kaumnya dan menyatakan, Hud seperti nabi-nabi lainnya, memperingatkan kaumnya dari syirik, penyebahan berhala dan perbuatan hina serta tak pantas. Tapi mereka memilih untuk meminta Hud untuk menurunkan azab yang dijanjikan ini di dunia, ketimbang memikirkan perilaku buruk dan berhenti menyembah tuhan-tuhan palsu. Sementara azab berada di tangan Tuhan dan para nabi tidak memiliki peran dalam menurunkan azab di dunia atau akhirat.

Oleh karena itu, Nabi Hud as saat menjawab permintaan mereka mengatakan, apa yang kalian inginkan dariku, bukanlah sesuatu yang berada di wewenangku, dan ilmunya berada di tangan Tuhan. Aku hanya pesuruh untuk menyampaikan perintah Tuhan dan mengajak kalian menyembah Tuhan Yang Maha Esa. Aku tidak memaksa kalian menerima seruanku dan aku juga tidak mampu mengazab sesorang. Akar dari sikap keras kepala dan penolakan kebenaran kalian adalah kebodohan yang membuat kalian tidak memahami kebenaran serta menolak beriman.

Dari tiga ayat tadi terdapat lima poin pelajaran yang dapat dipetik:

1. Tugas pertama para nabi terhadap kaum musyrik dan rusak adalah memperingatkan mereka sehingga mereka memahami bahaya dan semakin waspada.

2. Tujuan dan agenda kerja seluruh nabi sepanjang sejarah adalah satu, mengajak manusia menyembah Tuhan Yang Maha Esa dan menjauhi segala bentuk syirik dan kekafiran.

3. Jika manusia meyakini akan datangnya hari Kiamat, maka mereka akan memperbaiji perbuatannya di dunia.

4. Tugas para nabi menyampaian risalah ilahi, bukan memaksa manusia untuk beriman.

5. Fanatik buta terhadap adat dan kepercayaan kaum dan kabilah adalah indikasi kebodohan manusia dan membuat mereka semakin jauh dari memahami kebenaran.

Read 606 times