Surat Adh-Dhariyat 24-37

Rate this item
(0 votes)
Surat Adh-Dhariyat 24-37

 

Surat Adh-Dhariyat 24-37

إِذْ دَخَلُوا عَلَيْهِ فَقَالُوا سَلَامًا قَالَ سَلَامٌ قَوْمٌ مُنْكَرُونَ (25) فَرَاغَ إِلَى أَهْلِهِ فَجَاءَ بِعِجْلٍ سَمِينٍ (26) فَقَرَّبَهُ إِلَيْهِمْ قَالَ أَلَا تَأْكُلُونَ (27) فَأَوْجَسَ مِنْهُمْ خِيفَةً قَالُوا لَا تَخَفْ وَبَشَّرُوهُ بِغُلَامٍ عَلِيمٍ (28) فَأَقْبَلَتِ امْرَأَتُهُ فِي صَرَّةٍ فَصَكَّتْ وَجْهَهَا وَقَالَتْ عَجُوزٌ عَقِيمٌ (29) قَالُوا كَذَلِكَ قَالَ رَبُّكِ إِنَّهُ هُوَ الْحَكِيمُ الْعَلِيمُ (30)

Sudahkah sampai kepadamu (Muhammad) cerita tentang tamu Ibrahim (yaitu malaikat-malaikat) yang dimuliakan? (51: 24)

(Ingatlah) ketika mereka masuk ke tempatnya lalu mengucapkan: "Salaamun". Ibrahim menjawab: "Salaamun (kamu) adalah orang-orang yang tidak dikenal". (51: 25)

Maka dia pergi dengan diam-diam menemui keluarganya, kemudian dibawanya daging anak sapi gemuk. (51: 26)

Lalu dihidangkannya kepada mereka. Ibrahim lalu berkata: "Silahkan anda makan". (51: 27)

(Tetapi mereka tidak mau makan), karena itu Ibrahim merasa takut terhadap mereka. Mereka berkata: "Janganlah kamu takut", dan mereka memberi kabar gembira kepadanya dengan (kelahiran) seorang anak yang alim (Ishak). (51: 28)

Kemudian isterinya datang memekik lalu menepuk mukanya sendiri seraya berkata: "(Aku adalah) seorang perempuan tua yang mandul". (51: 29)

Mereka berkata: "Demikianlah Tuhanmu memfirmankan" Sesungguhnya Dialah yang Maha Bijaksana lagi Maha Mengetahui. (51: 30)

Ayat ini mengisahkan turunnya malaikat kepada Nabi Ibrahim as dalam bentuk manusia dan tidak dikenal. Mereka memiliki misi untuk memberi dua kabar penting kepada Ibrahim: Salah satunya kabar gembira bahwa Ibrahim akan memiliki anak di usia senja dan kedua, turunnya azab kepada kaum berdosa Luth.

Ayat ini pertama-tama menyebutkan cara malaikat mendatangi Ibrahim as dan menyatakan, meski Ibrahim tidak mengenal mereka, tapi sebagai tuan rumah, ia menerimanya sebagai tamu dan menghormatinya. Ibrahim menyiapkan jamuan bagi tamu tak dikenalnya tersebut dan menyembelih hewan serta memanggang dagingnya.

Tapi ketika ia menyaksikan tamunya tidak memakan makanan yang disajikan, Ibrahim menjadi khawatir mungkin orang tak dikenal ini mencoba menyakitinya. Karena di zaman itu, sudah menjadi tradisi bahwa jika seseorang memakan makanan yang disajikan pihak lain, maka itu artinya ia tidak berniat buruk kepada pihak lain. Oleh karena itu, Ibrahim bertanya kepada tamunya mengapa mereka tidak memakan makanan yang ia sajikan. Saat itu, tamunya tersebut mengenalkan diri bahwa mereka adalah malaikat utusan Tuhan yang seperti malaikat lainnya tidak makan.

Lantas apa hikmahnya ketika malaikat tersebut sejak awal tidak mengenalkan dirinya kepada Ibrahim, sehingga nabi ini sibuk mempersiapkan jamuan bagi mereka ? Mungkin ini juga sebuah ujian untuk mengukur keramahan dan kemurahan hati Ibrahim.

Pada saat yang sama, upaya Ibrahim tersebut bukannya tidak mendapat balasan, dan mereka memberi kabar gembira kepadanya bahwa Tuhan dalam waktu dekat akan memberinya seorang anak yang menjadi orang bijak dan paling pandai di zamannya. Saat itu, Ibrahim dan istrinya sudah berusia tua. Oleh karena itu, ketika kabar ini terdengar oleh Sarah, istri Ibrahim, ia menunjukkan respon keras dan mengatakan bahwa dirinya sudah tua dan tidak mungkin mengandung, lantas bagaimana ia bisa melahirkan anak ? Seakan-akan ia lalai akan hikmah dan kehendak Tuhan atas dunia.

Dari tujuh ayat tadi terdapat lima poin penting yang dapat dipetik:

1. Menghormati tamu adalah sunnah para nabi, meski tamu tersebut tidak dikenal, atau tidak ada hubungan persahabatan dan famili dengan tuan rumah.

2. Mengucapkan salam adalah sebuah etika surgawi dan para malaikat juga memulai ucapannya dengan salam.

3. Kita harus bermurah hati dalam menjamu tamu, jangan hanya merasa cukup dengan satu hal atau jamuan yang sedikit.

4. Para nabi dari golongan manusia, dan terkadang secara alami seperti manusia lainnya merasa takut dan khawatir.

5. Kekuasaan Tuhan tidak terbatas dan di atas seluruh unsur alam. Seperti dari seorang lelaki tua yang mandul dan seorang wanita tua yang melahirkan seorang anak yang bijaksana. Oleh karena itu, seseorang tidak boleh putus asa dari rahmat dan belas kasihan ilahi.

قَالَ فَمَا خَطْبُكُمْ أَيُّهَا الْمُرْسَلُونَ (31) قَالُوا إِنَّا أُرْسِلْنَا إِلَى قَوْمٍ مُجْرِمِينَ (32) لِنُرْسِلَ عَلَيْهِمْ حِجَارَةً مِنْ طِينٍ (33) مُسَوَّمَةً عِنْدَ رَبِّكَ لِلْمُسْرِفِينَ (34) فَأَخْرَجْنَا مَنْ كَانَ فِيهَا مِنَ الْمُؤْمِنِينَ (35) فَمَا وَجَدْنَا فِيهَا غَيْرَ بَيْتٍ مِنَ الْمُسْلِمِينَ (36) وَتَرَكْنَا فِيهَا آَيَةً لِلَّذِينَ يَخَافُونَ الْعَذَابَ الْأَلِيمَ (37)

Ibrahim bertanya: "Apakah urusanmu hai para utusan?" (51: 31)

Mereka menjawab: "Sesungguhnya kami diutus kepada kaum yang berdosa (kaum Luth), (51: 32)

agar kami timpakan kepada mereka batu-batu dari tanah, (51: 33)

yang ditandai di sisi Tuhanmu untuk membinasakan orang-orang yang melampaui batas". (51: 34)

Lalu Kami keluarkan orang-orang yang beriman yang berada di negeri kaum Luth itu. (51: 35)

Dan Kami tidak mendapati negeri itu, kecuali sebuah rumah dari orang yang berserah diri. (51: 36)

Dan Kami tinggalkan pada negeri itu suatu tanda bagi orang-orang yang takut kepada siksa yang pedih. (51: 37)

Malaikat setelah memberi kabar gembira kepada Ibrahim mengatakan bahwa misi utama mereka adalah menghancurkan kaum Luth. Kaum yang melakukan perbuatan maksiat dan perbuatan mereka sangat buruk. Mereka juga mengabaikan peringatan Nabi Luth as.

Nabi Luth as dikirim oleh Nabi Ibrahim as untuk memberi petunjuk kaum berdosa dan rusak tersebut. Oleh karena itu, pertama-tama malaikat mendatangi Nabi Ibrahim dan untuk memberi tahu dirinya akan azab ilahi yang akan diturunkan kepada kaum teresbut dan memberi jaminan bagi Nabi Luth beserta orang-orang mukmin akan selamat dari azab itu.

Dari tujuh ayat tadi terdapat empat poin berharga yang dapat dipetik:

1. Hukuman bagi penjahat dan pendosa tidak hanya di Hari Kiamat. Sejumlah orang dan kaum juga mendapat azab di dunia dan mereka musnah.

2. Meski sebuah masyarakat yang rusak menjadi peluang bagi terjadinya kerusakan lebih besar, namun demikian manusia dapat hidup tanpa terkontaminasi dengan kerusakan. Dengan demikian tidak boleh seseorang berargumentasi dengan lingkungan yang rusak untuk menjustifikasi dosanya.

3. Di sistem keadilan Tuhan, jika mayoritas masyarakat adalah pendosa dan rusak, maka manusia yang tidak berdosa tidak akan masuk dalam azab ilahi dan akhirnya mereka akan selamat.

4. Peninggalan bersejarah dari kaum kafir dan pendosa adalah pelajaran bagi generasi selanjutnya supaya mereka berhati-hati untuk tidak melanggar perintah Tuhan.

Read 644 times