وَأَصْحَابُ الشِّمَالِ مَا أَصْحَابُ الشِّمَالِ (41) فِي سَمُومٍ وَحَمِيمٍ (42) وَظِلٍّ مِنْ يَحْمُومٍ (43) لَا بَارِدٍ وَلَا كَرِيمٍ (44) إِنَّهُمْ كَانُوا قَبْلَ ذَلِكَ مُتْرَفِينَ (45) وَكَانُوا يُصِرُّونَ عَلَى الْحِنْثِ الْعَظِيمِ (46)
Dan golongan kiri, siapakah golongan kiri itu? (56: 41)
Dalam (siksaan) angin yang amat panas, dan air panas yang mendidih, (56: 42)
dan dalam naungan asap yang hitam. (56: 43)
Tidak sejuk dan tidak menyenangkan. (56: 44)
Sesungguhnya mereka sebelum itu hidup bermewahan. (56: 45)
Dan mereka terus-menerus mengerjakan dosa besar. (56: 46)
Dalam pembahasan sebelumnya telah kami sebutkan bahwa menurut ayat-ayat Surat al-Waqi'a nanti di hari Kiamat manusia dibagi menjadi tiga golongan. Dua golongan adalah hamba yang dekat dengan Tuhan dan diberkati, serta mereka adalah penghuni surga. Kedua golongan ini telah kami bahas diprogram sebelumnya. Kali ini kami akan membahas golongan ketiga dan ayat ini menyatakan, "Mereka yang diberi catatan amalnya melalui tangan kiri, maka mereka adalah penghuni neraka dan tidak ada musibah yang lebih besar ketimbang manusia menjadi ahli neraka."
Berbeda dengan penghuni surga yang mendapat kenikmatan seperti tempat indah dengan air terjun, mata air, sungai yang mengalir serta menikmatan keindahan di bawah naungan pohon yang rindang serta udara yang segar, para penghuni neraka menderita di bawah asap tebal dari api neraka dan air panas yang tidak dapat memuaskan dahaga mereka, tapi malah membuat mereka semakin kehausan.
Kelanjutan ayat ini menyebutkan alasan mereka menjadi ahli neraka dan menyebutkan, "Selama di dunia mereka mabuk kekayaan dan sombong karena jabatan yang membuat mereka menolak seruan para nabi dan kitab samawi. Oleh karena itu, mereka memandang perbuatan buruk sebagai perbuatan baik dan indah, serta bersikeras melanjutkan perbuatan keliru dan dosa besar."
Dari enam ayat tadi terdapat tiga pelajaran berharga yang dapat dipetik.
1. Kemakmuran dan kenikmatan yang luar biasa, yang menyebabkan manusia mengabaikan Tuhan dan Hari Kebangkitan, menciptakan nasib buruk bagi manusia dan membawanya ke kehancuran dan kesengsaraan.
2. Perbuatan dosa tidak akan membuat manusia menjadi ahli neraka, karena ada pelung untuk bertobat. Tapi sikap keras kepala untuk melanjutkan perbuatan dosa, di mana manusia tidak menyadari keburukan dari dosa dan akhirnya ia tidak bersedia meninggalkan perbuatan dosa.
3. Sombong dan mabuk kekayaan dalam kehidupan membuka peluang perbuatan dosa dan melanjutkan jalan ini akan sangat berbahaya bagi manusia.
وَكَانُوا يَقُولُونَ أَئِذَا مِتْنَا وَكُنَّا تُرَابًا وَعِظَامًا أَئِنَّا لَمَبْعُوثُونَ (47) أَوَآَبَاؤُنَا الْأَوَّلُونَ (48) قُلْ إِنَّ الْأَوَّلِينَ وَالْآَخِرِينَ (49) لَمَجْمُوعُونَ إِلَى مِيقَاتِ يَوْمٍ مَعْلُومٍ (50)
Dan mereka selalu mengatakan: "Apakah bila kami mati dan menjadi tanah dan tulang belulang, apakah sesungguhnya kami akan benar-benar dibangkitkan kembali? (56: 47)
apakah bapak-bapak kami yang terdahulu (juga)?" (56: 48)
Katakanlah: "Sesungguhnya orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang terkemudian, (56: 49)
benar-benar akan dikumpulkan di waktu tertentu pada hari yang dikenal. (56: 50)
Faktor lain yang membuat kelompok ini menjadi ahli neraka adalah mereka menertawakan ucapan para nabi ilahi mengenai Hari Kiamat. Mereka mengatakan, "Bagaimana mungkin ayah dan leluhur kami yang tubuhnya tidak lagi ada, daging, kulit dan tulang mereka telah berubah menjadi tanah, serta tersebar ke berbagi tempat, hidup kembali ?"
Al-Quran saat menjabat argumentasi mereka, menyatakan, "Ini sangat mudah bagi Tuhan Yang Maha Kuasa, dan janji Tuhan ini akan terealisasi. Manusia mulai dari zaman Nabi Adam as hingga manusia terakhir yang hidup di bumi, seluruhnya akan dikumpulkan di satu tempat, dan mereka akan menerima balasan serta pahala dari setiap amal perbuatannya."
Dari empat ayat tadi terdapat tiga pelajaran berharga yang dapat dipetik.
1. Para pengingkar hari kiamat tidak memiliki alasan yang pasti dan kuat bagi pengingkaran mereka, dan mereka hanya menilainya sebagai sesuatu yang tidak mungkin.
2. Sekelompok orang berusaha menyebarkan keraguan dan syubhat mereka mengenai Tuhan dan hari Kiamat di tengah masyarakat, dan menyeret orang lain ke jalan kesesatan, di mana hal ini sangat berbahaya. Sementara tugas seorang mukmin adalah memberi jawaban yang tegas dan jelas mengenai syubhat seperti ini.
3. Di hari kiamat, semua manusia berkumpul dalam waktu yang jelas dan tertentu.
ثُمَّ إِنَّكُمْ أَيُّهَا الضَّالُّونَ الْمُكَذِّبُونَ (51) لَآَكِلُونَ مِنْ شَجَرٍ مِنْ زَقُّومٍ (52) فَمَالِئُونَ مِنْهَا الْبُطُونَ (53) فَشَارِبُونَ عَلَيْهِ مِنَ الْحَمِيمِ (54) فَشَارِبُونَ شُرْبَ الْهِيمِ (55) هَذَا نُزُلُهُمْ يَوْمَ الدِّينِ (56)
Kemudian sesungguhnya kamu hai orang-orang yang sesat lagi mendustakan, (56: 51)
benar-benar akan memakan pohon zaqqum, (56: 52)
dan akan memenuhi perutmu dengannya. (56: 53)
Sesudah itu kamu akan meminum air yang sangat panas. (56: 54)
Maka kamu minum seperti unta yang sangat haus minum. (56: 55)
Itulah hidangan untuk mereka pada hari Pembalasan". (56: 56)
Melanjutkan ayat sebelumnya yang menyebutkan tempat para pendosa adalah neraka, ayat ini mengisyaratkan makanan dan minuman ahli neraka. Ayat ini menyatakan, "Berbeda dengan penghuni surga yang menikmati beragam buah-buahan manis dan lezat, para penghuni neraka terpaksa memakan buah-buahan yang pahit dan busuk dari pohon neraka untuk mengenyangkan perut mereka, tapi tidak ada gunanya, dan yang ada adalah rasa sakit dan penderitaan."
Saat itu, ketika mereka memenuhi perutnya dengan makanan neraka, maka mereka mulai kehausan, serta dalam kondisi seperti unta yang menderita penyakit kehausan. Mereka meminum air mendidih neraka dengan rakus dan organ dalamnya hangus, tapi rasa haus mereka tidak hilang.
Tentu saja azab ini bagi mereka yang tersesat dan memahami kebenaran, tapi menolak menerima kebenaran karena keras kepala. Begitu juga mereka yang menyesatkan orang lain dengan menyebarkan keraguan dan syubhat.
Dari enam ayat tadi terdapat dua pelajaran berharga yang dapat dipetik.
1. Betapa banyak manusia yang tersesat, tapi kemudian mereka menemukan petunjuk. Yang lebih berbahaya adalah kesesatan karena mengingkari dan sikap keras kepala terhadap kebenaran.
2. Tak diragukan lagi, Allah Swt Maha Adil dan tidak akan menindas siapa pun. Sejatinya kesengsaraan dan azab pedih yang diderita penghuni neraka adalah buah dari perbuatan buruk mereka.