Surat al-Mulk 1-5
سورة الملك
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
تَبَارَكَ الَّذِي بِيَدِهِ الْمُلْكُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (1) الَّذِي خَلَقَ الْمَوْتَ وَالْحَيَاةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ أَحْسَنُ عَمَلًا وَهُوَ الْعَزِيزُ الْغَفُورُ (2)
Maha Suci Allah Yang di tangan-Nya-lah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu, (67: 1)
Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun, (67: 2)
Surat al-Mulk diturunkan di Mekah dan terdiri dari 30 ayat. Ayat-ayat surat ini fokus pada asal usul keberadaan, topik tauhid, sistem dunia yang menakjubkan, penciptaan manusia, dan juga tentang kebangkitan dan hukuman berat bagi pelaku kejahatan.
Jelaslah bahwa manusia tidak mampu mengetahui hakikat (Dzat) Tuhan; Oleh karena itu, dalam berbagai surat, al-Qur'an memperkenalkan sifat-sifat Tuhan dan hubungannya dengan dunia dan manusia, sehingga tidak ada seorang pun yang mengira bahwa Tuhan menciptakan dunia dan membiarkannya begitu saja.
Kedaulatan dan kepemilikan mutlak atas dunia ada di tangan Tuhan dan kehendak-Nya berkuasa atas seluruh makhluk di dunia. Tidak ada sesuatu pun dan tidak seorang pun yang berada di luar kekuatan dan kekuasaannya. Keabadian dan kelanggengan adalah miliknya sendiri, dan segala sesuatu yang lain bersifat fana dan dapat binasa.
Di antara semua makhluk ciptaan Tuhan, manusia selalu diuji oleh Tuhan tentang bagaimana ia mengambil keputusan dan jalan apa yang dipilihnya. Hal ini karena manusia memiliki karakteristik khusus seperti perasaan dan hak memilih. Hak untuk memilih ini berlangsung sejak awal kehidupannya hingga kematiannya.
Nilai seseorang tergantung pada pilihannya. Semakin berharga pilihannya, semakin berharga pula dia. Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa kuantitas dan banyaknya amal perbuatan tidak penting di mata Tuhan, namun yang penting adalah niat dan motivasi tindakan manusia serta kualitasnya, yang memberikan nilai dan kredibilitas.
Dari dua ayat tadi terdapat tiga pelajaran penting yang dapat dipetik.
1. Semua kekuatan dan pemerintahan manusia akan mengalami kemunduran dan kehancuran. Pemerintahan-pemerintahan ini dihancurkan oleh munculnya kekuatan yang lebih unggul atau pesaing yang lebih kuat. Satu-satunya kedaulatan yang tidak membusuk dan tidak terkalahkan adalah kedaulatan Tuhan.
2. Kematian bukan berarti kemusnahan dan kehancuran, tetapi merupakan suatu perkara eksistensial yang diciptakan Tuhan dalam kelanjutan kehidupan duniawi manusia dan merupakan jalan perpindahan dari dunia ini ke dunia lain.
3. Kehidupan dan kematian adalah sebuah wadah untuk menguji manusia agar kemampuan setiap orang dalam menghadapi suka dan duka hidup, termasuk kepahitan dan kebahagiaan, keberhasilan dan kegagalan menjadi jelas.
الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ طِبَاقًا مَا تَرَى فِي خَلْقِ الرَّحْمَنِ مِنْ تَفَاوُتٍ فَارْجِعِ الْبَصَرَ هَلْ تَرَى مِنْ فُطُورٍ (3) ثُمَّ ارْجِعِ الْبَصَرَ كَرَّتَيْنِ يَنْقَلِبْ إِلَيْكَ الْبَصَرُ خَاسِئًا وَهُوَ حَسِيرٌ (4)
Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? (67: 3)
Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah. (67: 4)
Tuhan mengajak manusia untuk mempelajari secara cermat sistem penciptaan dan luasnya dunia yang tidak terbatas. Dengan segala kehebatan bumi, gunung, hutan, lautan dan berbagai makhluk yang ada di muka bumi, ayat ini mengajak manusia untuk memandang ke langit di atas kepalanya dan mengkajinya lagi dan lagi untuk melihat siapakah yang mampu di dunia ini kecuali kekuasaan Tuhan yang tak terbatas.
Dari makhluk yang sangat kecil dan mikroskopis seperti atom dan partikelnya hingga benda langit yang sangat besar seperti bintang besar, semuanya diciptakan berdasarkan tatanan yang kokoh dan stabil. Menariknya, seiring dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan manusia, setiap hari terungkap sistem baru dari sistem dunia.
Perlu dicatat bahwa kaum materialis menganggap agama sebagai produk ketidaktahuan manusia dan percaya bahwa dengan tumbuh dan berkembangnya ilmu pengetahuan, agama akan tersingkir dari masyarakat manusia. Namun bertentangan dengan pandangan mereka, ayat-ayat tersebut mengajak umat manusia untuk mempelajari keajaiban dunia dan memperluas cakupan ilmunya agar keimanannya terhadap ilmu dan kekuasaan Allah semakin kuat. Bahkan ayat-ayat tersebut mengajak orang-orang yang berakal untuk berdebat dengan orang-orang yang kafir dan ingkar mengenai kehebatan dunia ciptaan, apakah sistem yang menakjubkan ini bisa merupakan produk dari suatu kebetulan buta tanpa rencana dan program serta pencipta yang berpengetahuan dan cakap?!
Dari dua ayat tadi terdapat empat pelajaran penting yang dapat dipetik.
1. Penciptaan dunia didasarkan pada rahmat dan kemurahan Tuhan; Makhluk tidak mempunyai hak di hadapan Tuhan untuk memaksa-Nya menciptakan mereka, dan Tuhan juga tidak perlu menciptakan mereka untuk memenuhi kebutuhan-Nya.
2. Argumentasi keteraturan merupakan salah satu argumen teologi yang banyak disebutkan dalam ayat-ayat Al-Qur'an.
3. Sistem yang ada di dunia adalah sistem terbaik dan tidak ada kekurangan atau cacat dalam sistem penciptaan.
4. Beberapa peristiwa alam seperti gempa bumi, banjir, badai, dan kekeringan, jika kita cermati beberapa kali, kita akan menemukan bahwa fenomena tersebut bukan disebabkan oleh adanya kejahatan dan kekacauan di dunia, melainkan mengindikasikan suatu sistem, di mana manusia harus mengetahui dengan cermat faktor-faktor yang efektif di dalamnya, dan beradaptasi dengan mekanismenya.
وَلَقَدْ زَيَّنَّا السَّمَاءَ الدُّنْيَا بِمَصَابِيحَ وَجَعَلْنَاهَا رُجُومًا لِلشَّيَاطِينِ وَأَعْتَدْنَا لَهُمْ عَذَابَ السَّعِيرِ (5)
Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang, dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar syaitan, dan Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala. (67: 5)
Pada ayat-ayat sebelumnya, kita berbicara tentang tujuh langit, yang mengungkapkan keagungan keberadaan dan berlapis-lapisnya langit. Ayat ini mengatakan: Bintang-bintang yang kamu lihat adalah semua bintang di lapisan langit yang paling bawah, yang bersinar untukmu di malam hari, bagaikan pelita yang indah dan menerangi kepalamu. Misalnya saja galaksi Bima Sakti yang merupakan salah satu fenomena paling menarik dan spektakuler di langit saat malam.
Bahkan meteor yang datang menuju bumi pun tidak lepas dari kendali dan kuasa Tuhan. Melalui mereka, Tuhan membinasakan makhluk-makhluk jahat yang berniat menyerbu langit, dan api meteorit yang membara membinasakan mereka, makhluk-makhluk yang kami sebutkan dalam ayat 7 dan 8 Surat As-Saffat.
Dari satu ayat tadi terdapat dua pelajaran penting yang dapat dipetik.
1. Sistem dunia, selain tepat dan kokoh, juga memiliki keindahan yang istimewa, dan Tuhan memberikan perhatian khusus pada hiasan dan keindahan dalam penciptaan langit dan bumi.
2. Di dunia ini, ada makhluk jahat yang berniat menembus sistem keberadaan dan menyebabkan gangguan di dalamnya, namun mereka tidak berdaya melawan kehendak ilahi dan dihancurkan oleh panah api meteorit.