Tafsir Al-Quran, Surat Al-Maidah Ayat 103-105

Rate this item
(1 Vote)

Ayat ke 103

Artinya:

Allah sekali-kali tidak pernah mensyari'atkan adanya bahiirah, saaibah, washiilah dan haam. Akan tetapi orang-orang kafir membuat-buat kedustaan terhadap Allah, dan kebanyakan mereka tidak mengerti. (5: 103)

Dalam sejarah Arab disebutkan bahwa orang-orang musyrik diharamkan memakan daging sebagian hewan dan mereka menisbatkan hukum ini dari Allah Swt. Dewasa ini juga di sebagian negara seperti India, tindakan-tindakan semacam ini mengenai sapi dapat kita saksikan, dimana orang-orang Hindu menganggapnya sebagai hewan atau binatang suci. Karena itu segala bentuk penyiksaan terhadap binatang ini hukumnya haram, bahkan ditetapkan mengkonsumsi daging sebagian binatang tidak dibenarkan dalam semua agama ilahi. Namun penetapan halal dan haram bukan di tangan manusia, sehingga manusia tidak bisa dengan seenaknya menentukan suatu hukum.

Manusia, binatang dan seluruh benda yang ada adalah makhluk Allah, karena itu Dia-lah semata-mata yang menentukan hukum tersebut. Pada dasarnya segala bentuk pemanfaatan terhadap fasilitas yang ada di alam, baik benda padat, tumbuh-tumbuhan ataupun binatang adalah dibolehkan dan halal, kecuali pengharaman tersebut telah ditetapkan melalui hukum-hukum agama ilahi. Terkadang sebagian penyelewengan juga terjadi dalam hukum-hukum agama, dimana para pemuka dan ilmuwan setiap aliran agama acuh tak acuh dan menyelewengkan pengamalan hukum-hukum agama ilahi.

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:‎

1. Penetapan hukum dan undang-undang sosial terhitung bidah bila bertentangan dengan hukum dan perintah Allah. Kafir bukan semata-mata mengingkari keberadaan Allah, tapi pencetus bidah juga terhitung kafir.

2. Menelantarkan binatang tidakboleh, karena itu betapa tercelanya menelantarkan manusia.

 

Ayat ke 104

Artinya:

Apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah mengikuti apa yang diturunkan Allah dan mengikuti Rasul". Mereka menjawab: "Cukuplah untuk kami apa yang kami dapati bapak-bapak kami mengerjakannya". Dan apakah mereka itu akan mengikuti nenek moyang mereka walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui apa-apa dan tidak (pula) mendapat petunjuk? (5: 104)

Sebagai kelanjutan ayat sebelumnya, ayat ini mengatakan, setiap kali dikatakan kepada kaum Musyrikin yang merupakan golongan pelaku bidah, agar mereka tidak melakukan penyelewengan dan kembali kepada Allah dan Nabi Muhammad Saw, mereka berusaha menjustifikasi perbuatannya. Menurut mereka, nenek moyang kami juga melakukan hal ini! Karena itu kami juga melakukan hal yang sama!

Al-Quran al-Karim saat menjawab memberikan nasihat sebaliknya dan menyatakan, apakah benar perilaku kalian mengikut segala tradisi yang dilakukan orang-orang terdahulu? Karena betapa banyak perbuatan mereka yang tidak sesuai dan tidak rasional.

Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:‎

1. Berlakulah sesuai dengan perintah Allah, dan jangan mengikuti secara membabi-buta tradisi nenek moyang.

2. Kita bukan bagian dari kubu tradisionalisme dan bukan juga dari modernisme, tapi senantiasa bersandar pada ilmu pengetahuan dan petunjuk wahyu.

 

Ayat ke 105

Artinya:

Hai orang-orang yang beriman, jagalah dirimu; tiadalah orang yang sesat itu akan memberi mudharat kepadamu apabila kamu telah mendapat petunjuk. Hanya kepada Allah kamu kembali semuanya, maka Dia akan menerangkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (5: 105)

Bila ayat-ayat sebelumnya, menyeru orang-orang Musyrik agar menjauhkan diri dari perilaku mengikuti nenek moyang, maka ayat ini ditujukan kepada orang-orang Mukmin. Ayat ini mengatakan, bukankan tugas kalian hanya membimbing orang-orang yang tersesat lalu melakukan amar makruf dan nahi mungkar? Bila bimbingan kalian tidak memberikan hasil, maka tidak perlua membuat kalian berputus asa. Setidaknya, kalian telah melakukan tugas untuk menjaga agama. Sebagai balasannya, Allah Swt akan menjaga kalian dari perbuatan jahat mereka dan membalas pahala kalian di Hari Kiamat. Selain itu seorang Mukmin harus mawas diri agar dapat menghindari pengaruh jahat. Karenanya, pesan utama ayat ini agar orang Mukmin lebih bersabar dan menguatkan iman dan spiritual.

Dari ayat tadi terdapat empat pelajaran yang dapat dipetik:‎

1. Tugas utama dan pertama orang Mukmin adalah mengontrol diri dan hawa nafsu.

2. Dosa yang dilakukan orang lain jangan dijadikan untuk kita ikut melakukan dosa. Artinya, bila masyarakat rusak, kita harus tetap menjaga diri.

3. Setiap orang hanya bertanggung pada perbuatannya di Hari Kiamat dan tidak ada yang menanggung dosa orang lain.

4. Keyakinan akan adanya pengadilan di Hari Kiamat membuat setiap orang berpikir untuk mempertanggungjawabkan segala perbuatannya.

Read 6421 times