کمالوندی

کمالوندی

 

Duta Besar Iran untuk Rusia mengatakan, peningkatan kerja sama dengan organisasi-organisasi regional dan internasional seperti Organisasi Kerja Sama Shanghai, SCO, dan BRICS merupakan bagian dari kebijakan umum Republik Islam Iran.

Euronews melaporkan, Presiden terpilih Amerika Serikat, mengancam negara-negara BRICS jika berusaha menghapus dolar dari transaksi perdagangan mereka, maka harus mengucapkan selamat tinggal dengan pasar AS.
 
Trump dalam pesannya di media sosial Truth Social, menyebut ide negara-negara BRCIS untuk menghapus dolar Amerika, dari perdagangan di antara mereka, adalah ide gagal.
 
Ia menulis, "Era ketika negara-negara BRICS berusaha menjauh dari dolar, dan kami hanya diam serta menonton, sudah habis."
 
Presiden AS menambahkan, "Kami menuntut komitmen negara-negara ini untuk tidak menciptakan mata uang baru BRICS, dan tidak mendukung mata uang lain untuk menggantikan dolar perkasa milik AS, jika tidak, mereka akan menghadapi tarif 100 persen, dan harus mengucapkan selamat tinggal atas penjualan produk-produk di ekonomi AS yang luar biasa."
 
 
Respons Rusia atas Ancaman Trump
 
Kantor berita Sputnik melaporkan, Juru bicara pemerintah Rusia, Dmitry Peskov, merespons ancaman Presiden terpilih AS, Donald Trump, terhadap negara-negara BRICS. Ia mengatakan, penggunaan kekerasan dan sanksi yang dilakukan AS, untuk memaksa negara-negara dunia menggunakan dolar, akan memberikan hasil yang kontraproduktif.
 
Peskov menuturkan, "Masalahnya bukan hanya negara-negara BRICS saja. Secara umum, jumlah negara yang mulai mengganti dolar dengan mata uang nasional dalam perdagangan dan aktivitas-aktivitas ekonomi luar negerinya terus bertambah banyak."
 
Ia melanjutkan, "Di sisi lain, jika AS seperti yang dikatakan negara itu, memaksa negara-negara dunia menggunakan dolar dengan menggunakan pengaruhnya, maka kemungkinan proses penggunaan mata uang nasional akan semakin kuat dan intens."
 
Para Pelajar Rusia Mengenal Aktivitas-Aktivitas BRICS
 
Stasiun televisi BRICS mengabarkan, lebih dari 500 pelajar dari berbagai wilayah Rusia, menghadiri festival BRICS yang diselenggarakan di kota Moskow. Para peserta festival tersebut mengenal budaya, bahasa, dan tradisi negara-negara anggota BRICS, serta aktivitas-aktivitas negara-negara itu.
 
Igor Putintsev, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Wakil Dekan Fakultas Pendidikan Pra-Universitas, MGIMO School of International Relations, mengatakan, mendidik profesional yang menguasai bahasa negara-negara BRICS, dapat memainkan peran kuci dalam penguatan hubungan internasional.
 
Editor portal berita TV BRICS juga menjadi tamu istimewa dalam festival tersebut. Ia menjelaskan kekhususan pekerjaan editor berita, tim blogger BRICS, dan proyek-proyek jaringan media internasional BRCIS View, kepada para pelajar, dan menerangkan prinsip pertukaran informasi TV BRICS dengan mitra-mitra asing, kepada para peserta festival.
 
Alexander Khanarov, Ketua Asosiasi Mahasiswa Rusia, berbicara tentang platform internasional mahasiswa pertama di dunia untuk memproduksi ide-ide negara anggota BRICS, dalam format BRICS Project Lab.
 
Selain itu, dosen senior Bahasa Indo-Iran, dan Afrika, menjelaskan karakteristik mengajar Bahasa India, yang dipakai oleh sekitar 500 juta orang. Untuk diketahui, festival ini diselenggarakan oleh MGIMO University, bekerja sama dengan TV BRICS.
 
 
Kebijakan Iran Meningkatkan Kerja Sama dengan Rusia, BRICS dan SCO
 
Duta Besar Iran untuk Rusia, mengatakan, peningkatan kerja sama dengan organisasi-organisasi regional dan internasional seperti Organisasi Kerja Sama Shanghai, SCO, dan BRICS, merupakan kebijakan umum Iran.
 
Kedubes Iran, di Moskow, mengabarkan penyelenggaraan dialog, dan pengambilan kesimpulan dari pertemuan-pertemuan perwakilan negara BRICS, dengan kepala-kepala jawatan kereta api negara-negara anggota SCO, di Kedubes Iran.
 
Pertemuan yang dihadiri oleh Dubes Iran untuk Rusia, Kazem Jalali, Jabbar Ali Zakeri, Deputi Menteri Jalan dan Pembangunan Kota Iran, dan Majid Samadzadeh Saber, Pejabat urusan BRICS, di Kementerian Luar Negeri Iran, itu, menekankan berlanjutnya kerja sama Iran dan Rusia, di tingkat bilateral, regional, dan internasional. 

 

Operasi Wa'd Sadiq 1 bagi Republik Islam Iran, merupakan sebuah evaluasi militer makro. Dalam operasi ini, Iran, secara bersamaan mengoperasikan drone, rudal jejalah, dan rudal balistik.

Pada operasi Wa'd Sadiq 1, Iran, berusaha menguji sistem-sistem canggih pertahanan Israel, termasuk sistem pertahanan udara buatan Amerika Serikat dan Eropa, di medan tempur yang sebenarnya.
 
Hasilnya pada operasi Wa'd Sadiq 2, berdasarkan evaluasi sebelumnya, sekitar 90 persen dari rudal-rudal yang ditembakkan Iran, tepat mengenai sasaran. Tapi Operasi Wa'd Sadiq 3 nampaknya memiliki skenario lain.
 
Beberapa waktu lalu, Menteri Luar Negeri Iran Sayid Abbas Araghchi, kepada stasiun televisi Al Mayadeen, mengatakan, "Kami mengamati perkembangan kawasan secara seksama dalam beberapa bulan terakhir, dan dalam rentang waktu ini Rezim Zionis berusaha menyeret Iran, ke dalam perang di kawasan, lalu menyeret pihak-pihak lain ke dalam perang untuk menciptakan perang luas, tapi kami bertindak cerdas sehingga tidak masuk ke dalam perangkap Rezim Zionis, tapi kami kembali ke serangan dan kejahatan-kejahatan Rezim Zionis, dan terakhir rezim ini menyerang Iran. Maka dari itu Republik Islam Iran, berhak membalas, dan pembalasan ini adalah langkah legal serta sesuai dengan hukum internasional, dan serangan ini pasti dilakukan."
 
Ia menambahkan, "Pembalasan atas agresi Rezim Zionis, pasti, tapi pada kondisi apa, kapan, dan seperti apa bentuknya, semua ini tergantung pada kondisi yang tepat dan terbuka untuk melaksanakannya. Tapi kami akan bertindak cerdas, karena dalam melaksanakan operasi ini kami tidak akan menunda dan juga tidak akan tergesa-gesa, dan operasi Wa'd Sadiq 3 akan dilakukan sesuai janji Republik Islam Iran."
 
Pengamat masalah militer dan pertahanan Iran, Mahdi Bakhtiari, dalam artikelnya yang dimuat surat kabar Hamshahri, menganalisa operasi Wa'd Sadiq 1 dan 2, serta menjelaskan perbedaannya dengan operasi Wa'd Sadiq 3.
 
Ia menulis, "Operasi militer Wa'd Sadiq 1 dan 2, sekalipun keduanya dirancang dan dilakukan untuk menyerang posisi Rezim Zionis, dari sisi peralatan dan metode-metode taktis, memiliki perbedaan yang signifikan, sehingga layak dikaji secara lebih mendalam. Dalam hal ini sejumlah selentingan terkait operasi Wa'd Sadiq 3 menyebutkan area serangan dan skenario-skenario yang akan terjadi.
 
Operasi Wa'd Sadiq 1, merupakan sebuah evaluasi militer makro bagi Republik Islam Iran. Dalam operasi ini, Iran, secara bersamaan mengoperasikan drone, rudal jejalah, dan rudal balistik.
 
Pada operasi Wa'd Sadiq 1, Iran, berusaha menguji sistem-sistem canggih pertahanan Israel, termasuk sistem pertahanan udara buatan Amerika Serikat dan Eropa, di medan tempur yang sebenarnya.
 
Tujuannya, mengukur ketahanan sistem-sistem pertahanan udara yang telah dimodernisasi oleh Rezim Zionis, setelah Perang 33 Hari Lebanon, tahun 2006, dengan biaya raksasa. Dalam operasi Wa'd Sadiq 1, kita menyaksikan sebuah skenario militer berlapis yang di dalamnya bantuan-bantuan AS, Inggris, dan bahkan Prancis, tidak berhasil menghalangi pertunjukan kemampuan Iran, menembus garis merah pertahanan Rezim Zionis.
 
Pada operasi kedua, Iran, mengubah strategi dan hanya menggunakan rudal-rudal balistik canggih. Kali ini, rudal-rudal hipersonik Fattah, digunakan, dan membuahkan hasil yang mengejutkan. Data menunjukkan dari 200 rudal yang ditembakkan ke Wilayah pendudukan, 180 rudal mengenai target yang ditetapkan.
 
Tingkat akurasi dan keberhasilan dalam operasi ini telah membuat sistem-sisterm pertahanan udara Israel, seperti Arrow 1 sangat kesulitan, dan ketidakefesienan sistem ini terungkap jelas. Akibat kekalahan ini, Israel, terpaksa menggunakan sistem pertahanan THAAD buatan AS untuk menutupi kekurangannya, dan langkah ini menunjukkan rezim itu sangat khawatir dan cemas dengan kekuatan militer Iran.
 
Sekarang, menjelang operasi Wa'd Sadiq 3, analisa-analisa yang ada memusatkan perhatian pada dua perubahan asasi. Pada operasi-operasi sebelumnya, konsentrasi Iran, dipusatkan lebih banyak pada markas-markas militer Rezim Zionis, dan menghindari serangan ke infrastruktur kota serta ekonomi Israel.
 
Akan tetapi, dalam operasi berikutnya, kemungkinan target serangan adalah fasilitas-fasilitas sensitif seperti ladang gas, sumber minyak dan infrastruktur-infrastruktur air Israel. Langkah semacam ini dapat memberikan kerugian besar dan tidak bisa diperbaiki oleh Rezim Zionis.
 
Meskipun Iran, sampai sekarang telah menggunakan rudal-rudal balistik Ghadr, Emad dan Fattah, namun masih belum menggunakan rudal-rudal strategis Khorramshahr dan Sejjil. Rudal-rudal ini memiliki jangkauan dan daya rusak yang tinggi, serta merupakan kunci kemenangan Iran, di hadapan segala bentuk petualangan perang Israel. Bahkan jika diulang, peralatan operasi Wa'd Sadiq 2, kembali digunakan dan hanya target-targetnya yang berbeda, maka akan memberikan dampak berkali-kali lipat.
 
Pada akhirnya operasi-operasi Wa'd Sadiq, adalah simbol kekuatan Republik Islam Iran, di hadapan sebuah rezim yang selalu mengancam dan menyerang, serta membahayakan keamanan kawasan. Meski detail akurat Wa'd Sadiq 3 masih tersembunyi, namun ada satu hal yang pasti, dan itu adalah operasi ini akan dilakukan dengan strategi dan instrumen baru, dan akan menjadi pembalasan tegas atas ambisi kosong Rezim Zionis.

 

Deputi Hukum dan Urusan Internasional Kementerian Luar Negeri Republik Islam Iran mengumumkan bahwa para korban senjata kimia di Iran masih menderita akibat sanksi ilegal yang jatuhkan Barat terhadap pasokan obat-obatan dan peralatan medis.

Kazem Gharibabadi, Deputi Bidang Hukum dan Internasional Kementerian Luar Negeri Iran pada pertemuan tahunan ke-29 konferensi negara-negara anggota Konvensi Pelarangan Senjata Kimia di Den Haag, Belanda hari Rabu (27/11/2024) menyatakan bahwa para korban senjata kimia di Iran masih menderita akibat sanksi ilegal negara-negara Barat di bidang penyediaan obat-obatan dan peralatan medis.

Gharibabadi menyerukan supaya Organisasi Pelarangan Senjata Kimia melakukan upaya serius dan efektif untuk mendukung para korban tersebut.

"Beberapa negara Barat, terutama Jerman dan Amerika Serikat, sebagai pemasok utama bahan kimia ke rezim Baath Irak, terlibat dalam kejahatan senjata kimia terhadap rakyat Iran, dan mereka harus bertanggung jawab atas tindakan ilegalnya di tingkat internasional, dan harus jatuhi hukuman setimpal," ujar Gharibabadi.

Menurut pengumuman Deputi Hukum dan Urusan Internasional Kementerian Luar Negeri Republik Islam Iran, Amerika Serikat memiliki sejarah tidak mematuhi konvensi internasional, dan berulang kali melanggar konvensi tersebut selama invasi Amerika ke Irak, dan Washington belum memberikan jawaban yang meyakinkan kepada komunitas internasional.

Gharibabadi lebih lanjut menunjuk pada penggunaan senjata kimia dan zat berbahaya lainnya oleh rezim Israel, termasuk fosfor putih dan uranium yang dilemahkan, terhadap rakyat Palestina dan Lebanon yang tidak berdaya.

“Gudang senjata pemusnah massal milik rezim Israel, termasuk senjata kimia, adalah ancaman serius terhadap perdamaian, dan keamanan regional dan internasional. Oleh karena itu, perlu disadari universalitas konvensi tersebut dan adanya tekanan masyarakat internasional terhadap rezim Zionis untuk mengikuti konvensi ini dan menempatkan seluruh fasilitas kimianya di bawah pengawasan Organisasi Pelarangan Senjata Kimia" papar Gharibabadi.

Wakil Menteri Hukum dan Urusan Internasional Kementerian Luar Negeri Iran menyatakan bahwa rezim Zionis, dengan dukungan tanpa syarat dari beberapa negara Barat, terutama Amerika Serikat terus melanjutkan kejahatannya di Palestina dan Lebanon, dan sayangnya mendapatkan kekebalan. 

Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa harus mengambil tindakan yang efektif. Sanksi yang efektif terhadap rezim Zionis sesuai dengan bab ketujuh Piagam PBB, dan semua pemerintah harus menghentikan kerja sama ekonomi, militer dan senjata dengan Israel.

 

Komando Pusat Angkatan Bersenjata Suriah, mengumumkan pasukan negara ini berhasil memberikan pukulan telak terhadap kelompok-kelompok teroris di sekitar Aleppo dan Idlib.

Komando Pusat Angkatan Bersenjata Suriah, Kamis (28/11/2024) mengumumkan, kelompok-kelompok teroris bersenjata Haiat Tahrir Al Sham, HTS (Jabhat Al Nusra) yang berada di sekitar Aleppo dan Idlib, sejak Rabu dinihari melancarkan serangan luas terhadap pasukan Suriah.
 
Sejumlah banyak teroris, katanya, dengan menggunakan senjata berat, dan semi berat, melancarkan serangan luas ke desa dan kota-kota Suriah, serta konsentrasi pasukan pemerintah negara ini.
 
"Angkatan Bersenjata Suriah, membalas serangan-serangan yang masih terus berlangsung itu, dan organisasi-organisasi teroris agresor menerima pukulan telak dari pasukan Suriah, sehingga menderita kerugian jiwa dan materi yang besar," imbuhnya.
 
Komando Pusat Angkatan Bersenjata Suriah menegaskan, "Pasukan pemerintah Suriah, dengan menggunakan berbagai jenis senjata, serta dengan kerja sama pasukan sahabat, sedang menghadapi serangan organisasi-organisasi teroris."
 
Surat kabar Al Watan, melaporkan, beberapa jam setelah "Majikan Zionis" mereka mengumumkan gencatan senjata di Lebanon, kelompok teroris Haiat Tahrir Al Sham, HTS, yang bergabung dengan kelompok teroris lain, kembali berulah di Suriah.
 
Atas perintah tuannya, kelompok-kelompok teroris ini melancarkan serangan luas ke beberapa titik di wiayah barat kota Aleppo. Serangan tersebut dibalas pasukan Suriah dan sekutunya, sehingga teroris menderita kerugian besar.
 
Pasukan Suriah, dibantu sekutu-sekutunya, membombardir serta menghancurkan posisi-posisi kelompok teroris dengan artileri dan rudal. 

 

Hizbullah Lebanon mengeluarkan pernyataan mengapresiasi dukungan penuh Imam Khamenei serta gerakan diplomatik Republik Islam Iran kepada rakyat, pemerintah dan perlawanan Lebanon.

Tehran, Parstoday-Menyusul terhentinya agresi rezim Zionis terhadap Lebanon, Gerakan Perlawanan Islam Hizbullah mengeluarkan pernyataan terima kasih kepada atas dukungan penuh terhadap Republik Islam Iran yang dipimpin oleh Imam Khamenei terhadap  masyarakat, pemerintah dan perlawanan Lebanon.

Hizbullah dalam statemennya menyatakan, “Kami berterima kasih kepada Republik Islam Iran karena dukungan penuhnya terhadap perlawanan Islam Lebanon di segala bidang, terutama peran Pemimpin Besar Revolusi Islam, Kunjungan Sayid Abbas Araghchi, Menteri Luar Negeri dan perwakilannya, Mohammad Reza Shibani, serta Mohammad Baqer Qalibaf, Ketua Parlemen Iran, dan Ali Larijani, Penasihat Senior Pemimpin Besar Revolusi Islam, yang terlihat jelas dalam kunjungan mereka di tengah agresi rezim Israel".

Di bagian lain pernyataan ini, Hizbullah Lebanon mengapresiasi peran duta besar Iran di Lebanon, dan menegaskan,“Kami tidak akan melupakan luka yang dialami duta besar Iran di Lebanon akibat agresi rezim Zionis, serta perjalanan syahid Amir Abdullahian, mantan menteri luar negeri Iran, dan kami berterima kasih atas dukungan kuat dari komandan Korps Garda Revolusi Islam".

 

Menurut Abdul Bari Atwan, pengamat Arab, perdana menteri Israel setelah gagal merealiasikan tujuannya di Lebanon, akhirnya menerima gencatan senjata.

Seperti dilaporkan jaringan media Shahab mengutip Tasnim News, Abdul Bari Atwan, pengamat Arab mengatakan: PM Israel Benjamin Netanyahu yang memulai perang mengerikan terhadap Lebanon, dan menurut angan-angannya ingin menghancurkan Hizbullah, kini terpaksa menerima gencatan senjata.

"Para komandan Zionis memperingatkan Netanyahu bahwa militer rezim ini tengah hancur, dan tidak lagi memiliki kemampuan untuk berperang di dua front," tambah Atwan.

Analis Arab ini menyatakan bahwa alasan lain untuk menerima gencatan senjata adalah perasaan takut dan teror yang dihadapi Zionis selama perang dan berkata: Dalam beberapa pekan terakhir, ketika Hizbullah mampu meluncurkan 350 roket dan drone ke wilayah yang diduduki Israel, hal itu menunjukkan bahwa seluruh wilayah yang diduduki rezim ini berada di garis bidik rudal perlawanan.

Atwan menganggap ketidakmampuan Amerika untuk terus memberikan bantuan kepada rezim Israel sebagai salah satu faktor lain di balik penerimaan gencatan senjata oleh Netanyahu, terutama laporan yang menunjukkan bahwa semua gudang senjata Israel telah dikosongkan.

Pada akhirnya, kata analis Arab ini, Netanyahu menyadari bahwa ia tidak mampu mewujudkan satu pun tujuannya, termasuk menghancurkan Hizbullah dan mengembalikan Zionis ke pemukiman pendudukan di wilayah Al-Jalil. Karena alasan ini, dia menerima banyak persyaratan yang tidak dia terima sebelumnya, dan dia terpaksa menyetujui gencatan senjata di Lebanon.

Kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Lebanon dilaksanakan sejak Rabu (27/11/2024) dini hari.

Pada tanggal 23 September 2024, tentara Israel melancarkan serangan besar-besaran di berbagai wilayah di Lebanon selatan, dan Hizbullah Lebanon, sebagai tanggapan atas kejahatan Zionis, melancarkan beberapa operasi melawan posisi rezim ini dan dengan meluncurkan ratusan roket, menghujani posisi militer rezim ini dengan roket.

 

Seorang peneliti mengenai Mesiah mengatakan bahwa seseorang dapat bergabung sebagai penanti Juru Selamat, Imam Mahdi harus aktif dan bergerak untuk perbaikan segala aspek kehidupan manusia.

Tehran, Parstoday- Berdasarkan teks sejarah, sejak dahulu kala, kepercayaan akan kemunculan sosok pembaharu dan penyelamat telah menjadi prinsip dasar umat manusia.

Sepanjang sejarah dan referensi teks agama, selalu ada kata-kata tentang janji kemunculan penyelamat terakhir dan juru selamat dunia.

Prinsip penting dalam bidang ini adalah upaya mereka sebagai penanti juru selamat.

HujatulIslam Muhammad Shojaei, seorang peneliti di bidang Mahdisme dan direktur Institut Montazeran Manji mengatakan," Berdasarkan Al Quran surat Saba ayat 46, Al-Qur'an menyebut perjuangan untuk perbaikan menjadi syarat dasar dan mengatakan bahwa bagi Tuhan, ada dua orang dan bahkan satu orang melakukannya,".

Hojatul Islam Shojaei menyatakan bahwa perjuangan untuk perbaikan para penanti harus muncul dalam semua dimensi kehidupan manusia, dan menambahkan, "Pertama, orang yang menunggu adalah orang yang aktif berusaha untuk kebaikan,".

Orang-orang yang berjuang akan merancang tempat tinggalnya berdasarkan struktur perjuangannya, sehingga segala pilihannya didasarkan pada jalan perjuangan ini demi penyelamatan masyarakat dan kemanusiaan.

 

Menurut kesaksian sejarah, Nabi Muhammad Saw senantiasa berbicara jelas dan transparan dengan orang mukmin dan masyarakatnya, tidak berperilaku politis, serta di beberapa hal yang diperlukan, beliau bersikap lunak.

Nabi Muhammad Saw dengan keagungan kedudukannya dan mencapai derajat maksum yang paling tinggi, pada saat yang sama, tidak henti-hentinya berusaha dan berupaya untuk mendekatkan dan bertakwa kepada Allah, hingga saat kematiannya; Dengan demikian beliau  juga berevolusi menuju Tuhan yang tak terbatas hari demi hari. Artinya, Nabi Saw pada tahun pertama kenabian tidaklah sama dengan Nabi Saw di tahun ke-23 kenabian. Selama 23 tahun, beliau telah mengalami kemajuan dalam pendekatan kepada Tuhan (Taqarrub).

 

Dalam artikel Parstoday ini kita akan membaca ulang sejumlah karakter Rasulullah Saw:

 

Sirah Ibadah

Nabi Saw dengan derajat dan keagungannya, tidak pernah mengabaikan ibadah. Beliau menangis di tengah malam dan berdoa serta memohon ampun. Suatu malam, Ummu Salamah melihat Nabi Saw tidak ada di sana, maka dia pergi dan melihat beliau sedang berdoa, menitikkan air mata, memohon ampun, dan berkata: “Ya Allah, jangan tinggalkan aku sendirian walaupun dalam sekejap mata. Ummu Salamah mulai menangis. Nabi Saw berbalik saat mendengar tangisannya dan berkata: Apa yang kamu lakukan di sini?

 

Ummu Salamah berkata: Ya Rasulullah! Anda yang sangat dikasihi Allah Swt dan dosa-dosamu telah diampuni, mengapa Anda menanggis dan berkata: Ya Allah ! Jangan tinggalkan kami ?

 

Nabi menjawab: Jika Aku lalai dari Tuhan, Apa yang akan menjagaku ?

Ini sebuah pelajaran bagi kita. Di hari penuh kehormatan, kehinaan, kesusahan, kenyamanan, hari ketika musuh mengepung manusia, hari ketika musuh memaksakan diri di depan mata dan manusia dengan segala keagungannya, serta mengingat Allah dan tidak melupakannya dalam segala keadaan, selalu bersandar kepada Tuhan dan memohon kepada-Nya; Inilah hikmah besar Nabi Saw yang diberikan kepada kita...

 

Sirah Pribadi dalam berpakaian dan makan

Nabi Saw mengenakan pakaian sederhana dan memakan makanan apa pun yang disediakan di depannya. Beliau tidak meminta makanan tertentu dan tidak menolak makanan karena dianggap tidak diinginkan.

 

Sirah Akhlak

Salah satu istri Rasulullah Saw diminta untuk menggambarkan akhlak beliau untuk kita. Sebagai tanggapannya, dia berkata: Akhlaknya adalah al-Qur'an; Artinya, apapun yang dibaca dalam al-Qur’an tentang cara, perbuatan, tingkah laku dan akhlak seorang manusia yang dianjurkan, baik dan berkenan, telah terwujud dan terkristalisasi dalam keberadaan yang mulia itu.

 

Artinya akhlak kita hendaknya sesuai dengan apa yang kita ucapkan dan kita seru.

 

Sirah Ilmiah dan Keilmuan

Sebuah hadits Rasulullah Saw selain ayat al-Quran yang telah diulangi di beberapa tempat dalam al-Qur'an, «یُزَکّیهم و یُعَلِّمُهم الکتابَ و الحکمة» yang mengaitkan pendidikan kepadanya. Hadis tersebut berbunyai "Allah mengutusku sebagai pendidik"; Guru yang memudahkan. Faktanya aku telah mempermudah kehidupan bagi anak didikku dan dengan pendidikan yang kuberikan, dan aku telah memudahkan pekerjaan mereka. Mempermudah ini berbeda dengan melalaikan sesuatu.

 

Sirah Budaya

Guru ini melakukan sesuatu dan berperilaku sedemikian rupa sehingga akhlak dan kewajiban Islam menjadi warna yang konstan dalam masyarakat dan melawan kepercayaan dan kesalahan masyarakat. Beliau memerangi dan melawan perasaan-perasaan jahiliah dan sisa-sisa etika non-Islam yang sudah mengendap, dan pada saat yang tepat serta dengan cara yang tepat pula, beliau membuat kondisi masyarakat dan lingkungan hidup masyarakat tercampur sempurna dengan sifat, akhlak dan metode baik tersebut.

 

Sirah Sosial

Perilaku Rasulullah Saw dengan orang-orang adalah baik. Dia selalu ceria jika di tengah masyarakat, dan ketika sendirian, beliau menampakkan kesedihan dan kekhawatian yang dimilikinya. Beliau tidak mengungkapkan kesedihannya di depan orang banyak. Beliau ceria dan menyapa semua orang. Jika seseorang menyinggungnya, kekesalan itu terlihat di wajahnya, tetapi beliau tidak membalasnya dengan kata-kata. Beliau tidak mengizinkan siapa pun mengutuk atau menjelek-jelekkan orang lain dihadapannya. Beliau sendiri tidak menghina siapa pun dan tidak menjelek-jelekkan siapa pun.

 

Beliau sangat sayang terhadap anak-anak dan bertutur kata dengan kasing sayang kepada mereka. Beliau memperlakukan orang-orang lemah dengan baik. Beliau pun kadang bercanda dengan para sahabatnya, dan berlomba pacuan kuda dengan mereka.

 

Sirah Politik

Rasulullah Saw tidak pernah berbicara dengan kata-kata yang bermakna ganda. Tapi beliau akan bersikap teliti ketika menghadapi musuh, dan membuat musuh salah perhitungan. Di banyak kasus, beliau membuat musuh terlena dan lalai, baik dari sisi militer atau pun dari sisi politik, tapi beliau selalu berbicara dengan jelas dan transparan kepada umatnya, dan tidak melakukan politisasi, serta di waktu yang diperlukan, beliau bersikap lunak. 

 

Ayatullah Javadi Amoli, Mufasir Besar Al-Qur'an mengatakan, "Siapa pun yang ingin mengetahui keberadaan Imam mahdi, juru selamat yang dijanjikan, harus dengan cermat mengkaji teks ziarah dan doa beliau."

Tehran, Parstoday-Ayatullah Abdullah Javadi Amoli, salah satu mufasir besar Al-Qur'an dalam dalam buku "Imam Mahdi yang Dijanjikan" mengungkapkan bahwa meneliti doa dan ziarah yang datang dari Imam Mahdi sendiri atau Imam lain mengenai beliau meurpakan salah satu cara terbaik untuk mengetahui kedudukan tinggi Imamah dan kepribadian unik penyelamat umat manusia.

Ayatullah Javadi Amoli menegaskan pentinya merenungkan isi Nahjul Balaghah, kata-kata Imam Hussein dari awal hingga akhir peristiwa Karbala dan ajaran panjang Imam Sajjad dalam Sahifah Sajadiyah dan lainnya.

"Mempelajari pernyataan Imam Ali, Imam Hussain dan Imam Sajjad, serta doa dan manajat yang berkaitan dengan Imam Mahdi dapat membawa seseorang memasuki ilmu pengetahuan mengenai sang juru selamat yang dijanjikan," ujar Ayatullah Javadi Amoli.

Menurut Ayatullah Javadi Amoli, pengenalan terhadap Imam Mahdi mempunyai tingkatan-tingkatan yang mencakup perkembangan tertentu pada setiap tahapannya.

 

Terwujudnya cita-cita keadilan telah menjadi salah satu keinginan terpenting semua manusia reformis dan orang-orang merdeka dalam sejarah (termasuk para nabi). Revolusi Islam Iran juga dilakukan dengan slogan keadilan sosial, guna mewujudkan masyarakat yang berlandaskan keadilan Al-Qur’an.

Keadilan merupakan cita-cita kemanusiaan yang telah diketahui umat manusia sejak awal sebagai hasrat batiniah dan menjadikannya sebagai dasar hukum dan penilaian. Diskriminasi, menginjak-injak hak-hak kaum tertindas dan ketidakadilan menimbulkan kebencian di hati. Selain itu, penyebab banyaknya gerakan sosial dan revolusi adalah kurangnya keadilan sosial di masyarakat.

Dalam artikel Pars Today ini, kami akan meninjau isu penting ini dengan pendekatan yang lebih fokus pada Al-Qur’an:

Konsep Keadilan

Imam Ali bin Abi Thalib as, penerus Nabi Muhammad Saw, menganggap keadilan adalah memberikan hak kepada yang berhak. Beliau juga mengartikan keadilan sebagai proporsional, seimbang dan menghindari hal-hal yang ekstrim. Dalam 31 pasalnya, Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia tidak mengklaim tujuan selain menghilangkan agresi dan diskriminasi dan membangun (apa yang disebut) militer yang bebas dari kekejaman, dan dalam semua klausulnya, kebebasan dan hak-hak individu ditekankan dalam setiap bidang. Meskipun penandatangan terbesarnya adalah pelanggar terbesarnya.

Orang bijak seperti Ibnu Sina, Ibnu Rusyd, Allameh Tabataba’i dan Martir Morteza Motahari, dan yang terpenting, Imam Khomeini, juga pernah mengutarakan gagasan untuk menciptakan pemerintahan yang berdasarkan keadilan. Apa yang membuat perkataan Imam Khomeini lebih menonjol adalah bahwa beliau tidak membatasi diri hanya pada opini dan berusaha membuat gagasan ini diterima secara luas dan dengan bantuan massa yang haus keadilan, dengan mendirikan pemerintahan Islam untuk menegakkan keadilan Al-Qur’an.

Pentingnya Keadilan Sosial dalam Al-Qur’an

Nilai keadilan sosial dalam sudut pandang Al-Qur’an sedemikian rupa sehingga Allah dengan tegas memerintahkannya dan mewajibkannya. Al-Qur'an mengingatkan masyarakat Islam bahwa kejahatan dan permusuhan pihak lawan tidak boleh mengalihkan umat Islam dari jalan keadilan dan mereka bahkan harus memperlakukan musuh dengan adil.

Oleh karena itu, salah satu tujuan utama dan utama para Nabi dalam Al-Qur'an adalah menegakkan keadilan. Prinsip Al-Qur’an ini (penerapan keadilan sepenuhnya dalam masyarakat manusia) juga terlihat dalam praktik Nabi Muhammad Saw.

Imam Baqir as, salah satu keturunan Nabi mengatakan, Nabi menghapuskan adat istiadat jahiliyah dan mulai memperlakukan manusia dengan keadilan.

Mengingat pentingnya keadilan dalam masyarakat, Al-Qur'an telah memperluasnya ke berbagai bidang. Perlunya menegakkan keadilan dalam kesaksian, perkataan, ketika menghakimi dan membela keadilan dalam semua tahap kehidupan, menunjukkan pentingnya hal ini.

Al-Qur'an menyebut segala sesuatu yang menyebabkan kerusakan dan mengganggu semangat keadilan sebagai maksiat dan telah melarangnya. Bahkan berita bohong yang praktis berdampak pada semangat masyarakat. Dalam masyarakat yang seimbang di mana semua orang menikmati kekuasaan, kekayaan dan kedudukan secara setara, empati dan persaudaraan dengan sendirinya akan terjalin di antara anggota masyarakat.

Imam Ali berkata, “Al-Adl Ma’luf” adalah keadilan yang menyenangkan dan penyebab kebahagiaan. Lawan dari keadilan sosial adalah kekejaman dan ketidakadilan, yang menyebabkan kehancuran masyarakat dengan memancing murka Allah, menimbulkan permusuhan dan kehancuran peradaban.

Menciptakan Keadilan dengan Membentuk Pemerintahan

Syarat yang paling diperlukan bagi terwujudnya keadilan sosial, sebagaimana salah satu tujuan dakwah Nabi, adalah terbentuknya pemerintahan. Oleh karena itu, upaya berkelanjutan para nabi dan penerusnya dalam membentuk pemerintahan bertujuan untuk menciptakan keadilan sosial. Mereka tidak mencari kekuasaan, ketamakan, dan kenyamanan duniawi pribadi.

Al-Qur’an menyebutkan, Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca (keadilan) supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. (QS. Al-Hadid: 25)

Jika mereka satu-satunya yang bertugas mengamankan akhirat, tidak ada gunanya mengganggu mereka dalam menjalankan misinya. Penetapan hukum Islam dan penerapannya (khususnya hukum keuangan) memerlukan pembentukan pemerintahan. Atas dasar ini, Nabi Sulaiman as dan Nabi Muhammad Saw berusaha membentuk pemerintahan dan memenuhi hak-hak masyarakat.

Peran Keadilan Sosial dalam Penyempurnaan dan Pembangunan Manusia

Tujuan penciptaan dan kedatangan manusia ke bumi adalah untuk mencapai kesempurnaan. Yang dapat membawa masyarakat manusia mencapai tujuan ini adalah keadilan sosial. Ketika setiap anggota masyarakat melihat bahwa hak-haknya dilindungi dan kemanusiaan serta martabatnya dihormati, maka hubungannya dengan anggota masyarakat lainnya menjadi lebih baik dan ia berusaha memainkan peran yang saling berguna dalam masyarakat. Sementara penindasan merupakan momok bagi masyarakat dan perusak peradaban dan bangsa.

Jelas dari ayat-ayat Al-Qur’an bahwa penegakan keadilan sangat berperan dalam memperbaiki moral dan perilaku individu dan sosial serta membimbing menuju kesempurnaan sehingga dianjurkan bahkan untuk tugas-tugas kecil.

Al-Qur’an mengatakan, Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. (QS. Al-Nahl: 90)

Dan aku diperintahkan supaya berlaku adil diantara kamu. (QS. Al-Syura: 15)

Katakanlah, “Tuhanku menyuruh menjalankan keadilan. (QS. Al-A’raf: 29)

Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah. (QS. Al-Nisaa: 135)

Semua ayat-ayat ini menyiratkan perlunya keadilan di segala bidang.