کمالوندی

کمالوندی

 

Pada tanggal 10 Ramadan 10 Hijriah Qamariah, Sayidah Khadijah as, istri Rasulullah Saw dan perempuan pertama yang memeluk islam itu berpulang ke rahmatullah.

Peristiwa ini merupakan titik akhir masa kebersamaan Khadijah dengan Rasulullah Saw selama 25 tahun. Dengan wafatnya sang istri, Rasulullah pun merasa sangat sedih, apalagi peristiwa tak berselang lama dengan wafatnya Abu Thalib, paman beliau.

Sedemikian sedihnya beliau, hingga tahun itu dikenal dengan sebutan ‘Amul Huzn atau tahun duka. Ketika Khadijah as wafat, Rasulullah Saw sangat menangisi kepergiannya. Beliau menuturkan, "Di mana lagi ada yang seperti Khadijah? Ketika masyarakat mengingkariku, ia membenarkanku. Ia membantuku dalam (menyebarkan) agama Allah dan menolongku dengan hartanya."

Peringatan wafatnya Sayidah Khadijah, istri Rasulullah Saw
Sayidah Khadijah berasal dari keluarga terhormat di kalangan masyarakat Quraisy. sebelum Rasulullah Saw diutus menjadi Nabi, Khadijah merupakan seorang penganut agama tauhid Ibrahimi. Selain dikenal sebagai perempuan yang mulia, ia juga memiliki kekayaan yang besar dan termasuk salah seorang niagawan terbesar di Hijaz.

Khadijah as adalah sosok perempuan yang bijaksana dan berwawasan luas. Ia sangat menyenangi persoalan spiritual dan cukup mengenal ajaran kitab-kitab Samawi. Perempuan mulia ini juga merupakan salah seorang penanti kedatangan nabi akhir zaman yang dijanjikan kedatangannya dalam kitab-kitab Samawi. Terkadang ia juga bertanya kepada pamannya, Waraqah bin Naufal dan para ilmuan lain tentang tanda-tanda kenabian.

Akhirnya, jauh hari sebelum Muhammad diangkat sebagai Rasulullah Saw, Khadijah as telah terlebih dahulu mengenal beliau. Suatu ketika, ia menyerahkan tanggung jawab pimpinan kafilah dagangnya kepada Muhammad Saw yang kala itu dikenal sebagai pemuda yang jujur dan amanah. Perjalanan niaga itu, membuat keelokan akhlak dan kepribadian Muhammad Saw semakin tampak jelas di mata Khadijah.

Ia pun akhirnya meyakini bahwa pemuda mulia itu merupakan seorang yang berhati suci dan sangat berbeda dengan yang lain. Muhammad adalah pemuda yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai moral dan jiwanya selalu terhiasi dengan keindahan spiritual. Khadijah juga tahu, Muhammad adalah seorang yang sangat menyayangi kaum fakir-miskin dan selalu membela orang-orang yang terzalimi. Karena itu, Muhammad begitu dihormati lantaran sifat-sifat kepribadiannya yang mulia seperti amanah, santun, jujur, dan sifat-sifat terpuji lain.

Memilih dengan Parameter Akhlak

Sayidah Khadijah juga sadar betul, kehidupan Muhammad telah menempatkan dirinya melangkah di jalan yang benar. Namun demikian, pujian Khadijah as terhadap Muhammad dan niatnya untuk menikahi beliau, menyulut reaksi keras masyarakat Jahiliyah di Mekah saat itu.

Peringatan wafatnya Sayidah Khadijah, istri Rasulullah Saw
Sebab, masyarakat Jahiliyah selalu menjadikan kekayaan material sebagai tolak ukur kehormatan seseorang. Sementara Muhammad bukanlah pemuda kaya. Karena itu, setelah Khadijah as menikah dengan Muhammad saw, muncul sekelompok perempuan Quraisy yang selalu mencaci dan menghina Khadijah lantaran menikah dengan pemuda miskin.

Menjawab hinaan itu, Khadijah berkata, "Adakah seseorang seperti Muhammad di antara kalian? Adakah seorang manusia yang berakhlak mulia seperti dia di negeri Hijaz ini? Aku menikah dengannya karena sifat-sifatnya yang mulia."

Tentu saja, alasan yang dilontarkan Khadijah as itu merupakan hal yang tidak bisa dipahami oleh masyarakat Jahiliyah di zaman itu. Karena itu, perempuan-perempuan Quraisy memusuhi Khadijah. Ironisnya, setelah Rasulullah Saw diangkat sebagai Nabi, tindakan jahat kalangan perempuan Quraisy terhadap Khadijah makin keras. Bahkan pada saat Sayidah Fatimah az-Zahra as lahir, mereka tak juga sudi menolong Khadijah as.

Tentu saja, hal itu menjadi ujian besar bagi istri pertama Rasulullah Saw itu. Meski demikian, Allah Swt senantiasa membantu Khadijah dalam memperjuangkan agama ilahi dan tak pernah membiarkannya sendiri. Sebagaimana yang terjadi saat kelahiran putrinya, Fatimah az-Zahra. Allah Swt mengirimkan para perempuan termulia, seperti Sarah, istri Nabi Ibrahim as, Asiah, istri Firaun, Maryam, ibu Nabi Isa, dan Kultsum, saudara perempuan Nabi Musa as untuk membantunya.

Sifat Rendah Hati Khadijah

Meski Khadijah seorang perempuan kaya dan memiliki posisi terpandang, namun ia senantiasa bersikap rendah hati dan penuh hormat terhadap Muhammad Saw. Ia juga tahu, Rasulullah Saw sangat mencintai ibadah. Karena itu, ia selalu memberikan kesempatan bebas kepada beliau untuk beribadah.

Sebelum diutus sebagai Nabi, setiap bulannya Muhammad Saw senantiasa pergi berkhalwat atau menyendiri untuk beribadah di gua Hira yang terletak di gunung Nur. Selama berkhalwat, Khadijah selalu mengutus Ali bin Abi Thalib as untuk mengantar makanan kepada beliau. Bahkan Ali as terkadang juga turut menemani Rasulullah Saw berkhalwat.

Setelah Muhammad Saw diangkat sebagai Nabi, banyak kalangan dan sanak famili yang meninggalkannya sendirian. Namun Khadijah as tak pernah menyerah untuk selalu mendampingi sang suami berjuang menyebarkan agama islam. Dengan penuh keyakinan dan ikhlas, ia pun mengakui kenabian Muhammad dan menjalin sumpah abadi dengannya.

Khadijah mengimani islam bukan hanya dengan lisan. Ia bahkan menyerahkan seluruh harta kekayaannya untuk dibaktikan di jalan perjuangan islam. Apalagi ketika umat islam diasingkan dan diboikot oleh masyarakat Kafir Quraisy di lembah tandus, Syi’b Abu Thalib, bantuan materi dan pemikiran Khadijah as sungguh terasa nyata. Bahkan pasca boikot pun, harta Khadijah berperan penting dalam menyelamatkan perjuangan dakwah islam. Sampai-sampai Rasulullah Saw berkata, “Harta Khadijah as sangat membantuku.”

Sabar Hidup Bersama Rasulullah Saw

Selama hidup bersama dengan Rasulullah Saw, Khadijah as selalu mengedepankan kesabaran dan ketabahan. Sebab ia sungguh meyakini jalan yang dipilih suaminya sebagai utusan allah yang terakhir untuk menyelamatkan umat manusia. Baik sebelum maupun sesudah masa pengutusan, Khadijah as selalu mencintai Rasulullah Saw dengan penuh ketulusan. Ia selalu mendampingi Rasulullah Saw baik dalam keadaan suka maupun duka.

Peringatan wafatnya Sayidah Khadijah, istri Rasulullah Saw
Khadijah sungguh percaya kepada Muhammad. Ia selalu meyakini apa yang dituturkannya dan membantu beliau. Allah Swt menenangkan hati Rasulullah Saw melalui perantara Khadijah.

Dikisahkan, suatu hari sekelompok orang musyrik Mekah melempari Rasulullah Saw dengan batu hingga beliau terluka dan terus mengejarnya hingga di rumah Khadijah, bahkan rumah Khadijah itu pun juga menjadi sasaran lemparan batu mereka. Menyaksikan hal itu, Khadijah pun keluar dan berkata kepada mereka, "Apakah kalian tidak malu melempari batu rumah seorang perempuan yang paling terpandang di antara kalian?"

Mendengar ucapan itu, mereka pun akhirnya merasa menyesal dan menghentikan aksinya. Khadijah pun segera mengobati luka Muhammad saw dan di saat itulah, Allah Swt menyampaikan salam kepada Khadijah dan berjanji memberinya istana yang terbuat dari zamrud di surga yang bebas dari segala duka.

Saat umat islam diblokade di lembah Syi'b Abu Thalib, boikot ekonomi kaum Kafir Quraisy membuat tantangan yang dihadapi kaum Muslimin begitu berat. Sedemikian beratnya, hingga Sayidah Khadijah as jatuh sakit dan akhirnya ia pun memenuhi panggilan ilahi.

Menjelang wafatnya, saat terbaring lunglai, ia berkata, "Wahai Rasulullah Saw, aku belum memenuhi hak-hak mu secara penuh, dan aku tidak melaksanakan apa yang semestinya. Maafkanlah aku, kini tak ada yang kuinginkan selain kerelaanmu."

Maka, setelah 25 tahun hidup bersama Rasulullah dalam pasang surutnya kehidupan, Khadijah as pun akhirnya mengucapkan selamat jalan untuk selamanya dan berpulang ke hadirat ilahi.

Minggu, 25 April 2021 20:07

Tabas, Saksi Kegagalan AS Hadapi Iran

 

Sejarah politik kontemporer Iran mencatat berbagai peristiwa cemerlang dan penting mengenai ketegaran bangsa Iran dalam menghadapi berbagai intervensi asing, terutama AS dan Inggris.

Dari sekian peristiwa menentukan ini, gerakan Revolusi Islam Iran menorehkan prestasi terbesar yang terus berkibar selama empat dekade hingga kini. Peristiwa revolusi ini dimulai oleh gerakan bersejarah Imam Khomeini menentang rezim despotik Shah yang berada dalam kendali asing, pada 15 Khordad 1342 Hs (1963).

Sebelum kemenangan Revolusi Islam, Inggris dan kemudian AS melakukan berbagai cara untuk menancapkan cakarnya di Iran, termasuk merancang kudeta terhadap pemerintahan Perdana Menteri Mohammad Mossadegh di tahun 1332 Hs (1953)

Rentetan peristiwa politik pada tahun 1954 dan setelahnya menunjukkan intervensi AS di berbagai bidang di Iran, mulai dari politik, budaya, ekonomi hingga militer. Saking luasnya pengaruh asing tersebut, sehingga praktis pemerintah Iran hanya menjadi boneka AS dan berada di bawah kekuasaan Washington. Meski demikian, bangsa Iran terus melawan intervensi tersebut hingga terbentuk Republik Islam.

Mengkaji penggalan sejarah politik Iran menunjukkan bahwa pasca kemenangan Revolusi Islam Iran, AS terus-menerus melancarkan konspirasi supaya Iran tidak mandiri dan bergantung kepada Gedung Putih.Oleh karena itu, melalui kedutaan besarnya di Tehran yang menjadi markas spionase AS terhadap Revolusi Islam Iran, Washington menyusun dan melakukan aksi-aksi konspirasi anti Iran.

Bangsa Iran yang mengetahui itu, terutama dari para mahasiswa mengambil tindakan untuk menduduki Kedubes AS. Dampak dari aksi pendudukan Kedubes AS ini, Washington mengambil langkah-langkah politik hingga militer.

Pada April 1981, Pentagon mengirim 90 personil terlatihnya dengan sejumlah helikopter dan pesawat militer dilengkapi persenjataan tercanggih ketika itu untuk merebut kembali kedutaannya yang diduduki oleh para mahasiswa.

Pasukan komando ini dengan bantuan kelompok-kelompok anti Revolusi Islam yang telah siap sejak sebelumnya akan menyerang tempat penahanan para sandera AS. Setelah membebaskan mereka, jet tempur AS akan mengebom pusat-pusat penting Iran.

Tapi semua skenario itu gagal total. Ketika pasukan komando AS ini tiba di gurun Tabas, mereka menghadapi badai pasir yang mengakibatkan 9 orang tewas mengenaskan akibat terbakar. Bangkai pesawat dan helikopter yang hancur ditinggalkan begitu saja oleh pasukan komando AS. Agresi AS ini dicatat sebagai kegagalan operasi militer paling memalukan dalam sejarah militer negara ini.

Myles Kaplan, mantan pejabat CIA yang terlibat dalam kudeta 28 Mordad 1332 Hs di Iran menjelaskan tujuan agresi militer AS ke Iran yang kandas di Tabas. Ia mengatakan, "Serangan militer melalui Tabas tidak hanya untuk membebaskan para sandera, tapi tujuan utamanya adalah kudeta dan menumbangkan rezim Iran."

Gedung Putih juga melancarkan tindakan serupa dengan mendukung rezim Saddam melancarkan agresi militer Irak ke Iran pada September 1980 sebagai aksi lain untuk menumbangkan pemerintah Islam Iran.

Zbigniew Brzezinski, Penasihat Keamanan Nasional Presiden Jimmy Carter sebelum dimulainya perang Irak-Iran menyatakan, Amerika sedang menghadapi Revolusi Iran. Dalam hal ini, AS harus memperkuat negara-negara yang memiliki kemampuan untuk menyerang rezim Iran. Oleh karena itu, sebagian dari kebijakan Amerika adalah mendorong negara-negara Arab di Timur Tengah untuk membantu Irak selama mengagresi Iran.

Kemenangan Revolusi Islam Iran dan akhir dari periode kekuasaan rezim despotik Shah di Iran menjadi babak baru dari kebencian AS terhadap Iran. Dampak dari permusuhan ini berbentuk dukungan terbuka Amerika terhadap rezim Saddam dalam perang delapan tahun dengan Iran. Kemudian dilanjutkan dengan berbagai tekanan AS terhadap Iran di arena internasional, termasuk sanksi ekonomi.

Tidak hanya itu, negara-negara Barat, terutama AS terus menyebarkan isu Iranophobia dengan mengklaim Revolusi Islam Iran mengancam keamanan regional dan internasional. Padahal selama ini justru AS-lah yang menyulut konflik dan instabilitas di kawasan dan dunia.

Selama satu dekade lalu dan pasca pendudukan Afghanistan dan Irak, Amerika mengirimkan dan menempatkan pasukannya lebih banyak di kawasan. Amerika dan NATO juga menempatkan berbagai sistem rudal dengan penggunaan yang beragam dan menjual miliaran dolar senjata dan mesin-mesin perang ke negara-negara Arab Teluk Persia, demi menciptakan ketegangan di kawasan. Salah satunya yang terbesar adalah kontrak penjualan alutsista AS ke Arab Saudi senilai ratusan miliar dolar

Dengan alasan yang beragam, AS menyebarkan isu Iranphobia demi mencegah terciptanya stabilitas keamanan di kawasan, sekaligus mewujudkan kepentingan ekonomi politiknya dengan memeras para pemimpin negara Arab supaya membeli alutsista dan senjata produksi AS.

Tujuan utama dari seluruh konspirasi AS ini harus dicari dalam substansi permusuhan terhadap bangsa Iran. Sebab, sejak awal kemenangan Revolusi Islam, mereka berambisi menumbangkannya. Dalam rangka meraih tujuannya, mereka mengambil langkah-langkah destruktif terhadap Iran seperti meratifikasi anggaran khusus mendukung oposisi Iran, memperkuat media massa untuk menggiring terciptanya kerusuhan dalam negeri Iran. Menghadapi kondisi demikian, partisipasi heroik bangsa Iran di berbagai bidang tidak memberikan kesempatan musuh untuk mewujudkan ambisinya.

Ketegaran rakyat Iran sejak awal kemenangan Revolusi Islam menentang kekuatan-kekuatan arogansi menunjukkan mereka masih mencintai revolusi Islam yang mereka ciptakan. Ketegaran ini pula yang membuat segala proyek Barat terhadap Iran membentur dinding.

Keteguhan sikap rakyat Iran tidak memberikan kesempatan kepada musuh untuk membuat atmosfir politik dan sosial Iran terpolusi agar digunakan untuk menumbangkan Revolusi Islam. Ketegaran ini juga yang membuat rakyat Iran senantiasa ikut serta dalam aksi nyata untuk menentukan nasib bangsanya.

Setelah AS gagal berkali-kali saat berhadap-hadapan secara langsung dengan bangsa Iran, mereka mulai berinvestasi pada konspirasi dalam negeri Iran.

Misalnya, Kongres AS mengalokasikan anggaran sebesar 400 juta dolar untuk melakukan serangan cyber ke Iran. Proyek ini bertujuan untuk menciptakan instabilitas dalam bentuk jaringan luas di dunia maya dan cyber. Sebagai contoh, mereka menyebarkan virus Stuxnet untuk menyerang instalasi nuklir Iran.

Musuh bangsa Iran senantiasa berusaha untuk merusak citra Republik Islam Iran di arena internasional. Dengan cara ini, mereka berharap dapat mencegah Iran menjadi teladan bagi bangsa-bangsa lain di dunia. Sebab Iran saat ini menjadi simbol perlawanan terhadap arogansi dunia. Iran dianggap dunia dapat mengalahkan struktur unilaterisme yang menguasai dunia. Kini, setelah memasuki empat dekade dari kemenangan Revolusi Islam Iran, bangsa Iran tetap mampu menggagalkan segala bentuk konspirasi AS dan semua musuh Iran. 

Selasa, 27 April 2021 20:06

Mengenal Kedermawanan Imam Hasan as

 

Nuansa religi dan berkah bulan Ramadan terasa kental sekali saat ia sudah menginjak hari pertengahan bulan suci ini. Kegiatan buka bersama tampak lebih meriah dan semangat infak terlihat sangat kentara di tengah masyarakat. Di setiap sudut jagad ini, kaum Muslim kerap menerima undangan untuk buka bersama dan semua berbicara tentang kedermawanan Ahlul Bait as.

Pada pertengahan Ramadan, kaum Muslim dengan meneladani Imam Hasan al-Mujtaba as, menyempurnakan puasa mereka dengan membantu kaum fakir dan anak yatim.Mereka menyambut penuh suka cita dan rasa syukur atas kelahiran cucu baginda Rasulullah Saw itu.

Berbuat kebajikan dan bermurah hati termasuk dari karakteristik utama Imam Hasan as. Pribadi mulia ini selalu menjadi tumpuan kaum fakir dan miskin, kadang sebelum mereka mengeluhkan keperluannya, Imam Hasan langsung memenuhi kebutuhan mereka dan tidak membiarkan mereka merasa malu dengan mengiba.

Beliau kadang juga memberi bantuan dalam jumlah besar sekaligus kepada kaum fakir dan pemberian ini demi mewujudkan sebuah kehidupan yang bermartabat bagi mereka. Oleh sebab itu, Imam Hasan dikenal sebagai Karim Ahlul Bait, yang berarti pemilik sifat dermawan, mulia, dan utama. Kata Karim dalam berbagai ayat dan riwayat adalah sekumpulan keutamaan dan sifat terpuji dan menjadi pembeda seseorang dengan yang lain.

Jalaluddin al-Suyuthi, seorang ulama dan cendekiawan Muslim menulis, “Hasan bin Ali memiliki banyak keluhuran akhlak dan keutamaan insani. Ia adalah seorang pribadi besar, penyabar, penuh ketenangan, dermawan, murah hati, dan sosok yang dipuji oleh masyarakat.”

Imam Hasan as, putra dari Ali bin Abi Thalib dan Sayidah Fatimah as, lahir pada pertengahan bulan Ramadan tahun ke-3 Hijriah di Kota Madinah. Pada waktu itu, Sayidah Fatimah meminta Imam Ali untuk memberi nama atas putranya yang baru saja lahir. Akan tetapi Ali berkata, “Aku dalam hal pemberian nama kepada anak-anaku tidak akan mendahului Rasulullah.”

Kemudian mereka membawa putranya ke rumah Nabi Saw untuk diberi nama. Setelah menggendongnya, Rasul kemudian membacakan azan di telinga kanan dan iqamah di telinga kiri cucu pertamanya itu.

Setelah itu, Rasul Saw bersabda, “Malaikat Jibril turun kepadaku dari sisi Allah dan setelah menyampaikan salam dan ucapan selamat atas kelahiran putraku, ia berkata, ‘Allah berfirman bahwa kedudukan Ali di sisiku sama seperti kedudukan Harun di sisi Musa. Jadi,namailah putra Ali ini seperti nama putra Harun.’” Aku kemudian bertanya, “Lalu siapa nama putra Harun ketika itu?” Jibril menjawab, “Shabbar.” “Aku bertutur dengan bahasa Arab,” ujar Rasul. “Shabbar berarti Hasan dalam bahasa Arab,” jawab Jibril.

Imam Hasan merupakan kelahiran pertama dari Ahlul Bait Nabi. Ia memiliki kemuliaan dan kedudukan yang tinggi. Ia adalah putra dari Ali dan Fatimah dan cucu dari Rasulullah Saw. Imam Hasan tumbuh dewasa dalam bimbingan Nabi Saw dan Imam Ali serta dibesarkan dalam pangkuan wanita penghulu surga, Fatimah az-Zahra.

Imam Hasan senantiasa mendampingi Rasulullah Saw, terkadang ia duduk di pangkuan Nabi dan kadang Nabi memikul cucu kesayangannya itu di pundaknya dan bersabda, “Ya Allah! Aku mencintai Hasan dan cintailah pula dia oleh-Mu.”

Imam Hasan hanya beberapa tahun saja hidup sezaman dengan Nabi Saw. Ketika ia beranjak usia tujuh tahun, datuk tercintanya pergi memenuhi panggilan Ilahi.Semasa hidupnya, Nabi Saw menunjukkan kecintaan yang sangat besar kepada anak-anak Fatimah.

Suatu hari, Sayidah Fatimah datang ke rumah Nabi Saw dengan membawa dua putranya Hasan dan Husein. Fatimah lalu berkata kepada ayahnya, "Ayah, ini adalah dua putramu. Berilah mereka sesuatu yang akan selalu menjadi pengingatmu." Kemudian Nabi Saw bersabda, "Hasan akan mewarisi kewibawaan dan keberanianku, sedangkan Husein akan memperoleh kedermawanan dan keberanianku."

Kemuliaan sifat dan kesucian jiwa membuat Imam Hasan memiliki kedudukan yang sangat istimewa, di mana Nabi Saw dalam beberapa surat perjanjian mencantumkan nama Hasan sebagai saksi meski ia masih anak-anak. Pada saat Nabi Saw pergi bermubahalah dengan kaum Nasrani Najran, Imam Hasan dan Husein beserta Imam Ali dan Fatimah, diikutsertakan bersamanya atas perintah Allah Swt. Ayat Tathir (ayat 33 surat al-Ahzab) turun untuk memberi kesaksian atas kesucian mereka.

Imam Hasan mengerahkan seluruh kemampuannya untuk melakukan perbuatan baik dan pekerjaan mulia. Beliau telah menginfakkan banyak hartanya di jalan Allah Swt. Sejarah mencatat bahwa Imam Hasan pernah dua kali menginfakkan seluruh hartanya di jalan Allah dengan membantu orang-orang yang membutuhkan. Beliau juga tiga kali mendermakan setengah dari hartanya, separuh untuk dirinya dan setengah lainnya diinfakkan di jalan agama.

Alkisah, suatu hari seorang miskin datang menemui Imam Hasan. Namun karena merasa malu, lisannya tidak sanggup mengutarakan kebutuhannya. Menyaksikan itu,Imam Hasan kemudian berkata, “Jika demikian, sampaikanlah kebutuhanmu secara tertulis.”

Orang miskin itu pun langsung melaksanakan perintah Imam Hasan. Beliau lalu membaca surat tersebut dan memberinya bantuan dua kali lipat dari permintaannya. Salah seorang yang hadir di sana berkata, “Wahai putra Nabi, betapa berkahnya surat tersebut baginya.” Imam Hasan menjawab, “Keberkahannya lebih besar untuk kami, karena Allah menjadikan kami sebagai orang-orang yang berbuat baik.”

Imam Hasan as adalah pribadi yang sangat agung, penyabar, sangat berwibawa dan teguh pendirian. Ketinggian ilmu dan hikmah beliau membuat kagum siapapun serta sangat bijak dalam memutuskan suatu perkara. Sepanjang hidupnya, Imam Hasan senantiasa berkiprah untuk membimbing dan mencerahkan masyarakat.

Beliau mengajak masyarakat untuk beribadah secara ikhlas dan dalam keadaan bersih, dan beliau sendiri memakai pakaian yang paling bagus untuk menunaikan shalat. Saat ditanya tentang penampilannya itu, Imam Hasan menjawab, “Allah adalah indah dan mencintai keindahan. Untuk itu aku memperindah penampilan di sisi Allah, Dia telah memerintahkan untuk memakai pakailah yang indah setiap memasuki masjid.”

Imam Hasan juga dikenal sebagai sosok yang penyabar, terutama pada masa memimpin dan membimbing umat. Dengan kesabaran ini pula, Imam Hasan berhasil menggagalkan konpsirasi-konspirasi rezim penguasa waktu itu. Pada dasarnya, penandatanganan perjanjian damai dengan Muawiyah merupakan cara lain dari perang melawan kezaliman yang diadopsi oleh pemuda surga itu.

Para sejarawan menulis, “Suatu hari Imam Hasan berjalan di tengah keramaian, tiba-tiba beliau berpapasan dengan orang asing yang berasal dari Syam. Pendatang itu ternyata seorang yang sangat membenci Ahlul Bait Nabi. Mulailah ia mencaci maki Imam Hasan. Beliau tertunduk diam tidak menjawab sepatah kata pun terhadap cacian itu, hingga orang tersebut menuntaskan hinaannya.”

Setelah itu Imam Hasan membalasnya dengan senyuman, lantas mengucapkan salam kepadanya sembari berkata, "Wahai kakek, aku kira engkau seorang yang asing. Bila engkau meminta pada kami, kami akan memberimu. Bila engkau meminta petunjuk, aku akan tunjukkan. Bila engkau lapar, aku akan mengenyangkanmu. Bila engkau tidak memiliki pakaian, aku akan berikan pakaian. Bila engkau butuh kekayaan, aku akan berikan harta. Bila engkau orang yang terusir, aku akan mengembalikanmu. Dan bila engkau memiliki hajat yang lain, aku akan penuhi kebutuhanmu."

Mendengar jawaban itu, kakek tersebut terperanjat dan terkejut, betapa selama ini ia keliru menilai keluarga Nabi Saw. Sejak saat itu, ia sadar kalau Muawiyah telah menipu dirinya dan masyarakat. Bahkan Muawiyah menyebarkan fitnah tentang ihwal Ali bin Abi Thalib as dan keluarganya.

Terkesima oleh jawaban Imam Hasan, kakek itu pun menangis dan berkata, "Aku bersaksi bahwa engkau adalah khalifah Allah di muka bumi ini, dan sesungguhnya Allah Maha Tahu kepada siapa risalah-Nya ini hendak diberikan. Sungguh sebelum ini engkau dan ayahmu adalah sosok yang paling aku benci dari sekalian makhluk Tuhan. Namun kini engkau adalah pribadi yang paling aku cintai dari segenap makhluk-Nya." Lelaki tua itu akhirnya diajak oleh Imam Hasan ke rumahnya dan beliau menjamunya sebagai tamu kehormatan hingga ia pamit untuk pulang.

Berikut ini kami kutip dua perkataan hikmah dari Imam Hasan as;

"Memberi sebelum diminta adalah kebesaran jiwa yang teragung."

“Kedudukan utama di sisi Allah adalah milik orang yang paling mengerti dengan hak-hak masyarakat dari semua orang lain dan dalam menunaikan hak-hak tersebut, ia berbuat lebih banyak dari yang lain. Dan barang siapa yang bersikap rendah hati di hadapan saudaranya seiman, Allah akan menempatkannya sebagai Shiddiqin dan Syiah Ali as.”

Minggu, 02 Mei 2021 20:05

Keutamaan Lailatul Qadr

 

Malam Qadr menurut keyakinan Syiah, kemungkinan berada pada malam 19, 21 atau 23 bulan Ramadhan. Al-Qur'an mengisyaratkan tentang Lailatul Qadr dalam dua surah yaitu surah al-Qadr dan Al-Dukhan.

Berdasarkan riwayat-riwayat yang ada, Lailatul Qadr tidak hanya khusus terjadi pada zaman Nabi Muhammad saw saja, melainkan berkelanjutan dan suatu malam yang secara berketerusan berulang pada setiap tahunnya. Kaum Syiah, berdasarkan riwayat-riwayat yang ada menggunakan Lailatul Qadr ini sebagai sarana untuk menetapkan hujjah Allah swt di bumi karena para malaikat akan turun atas pengganti Nabi Muhammad saw yang memiliki ciri-ciri kekhususan seperti: maksum -akan tetap ada hingga hari kiamat.

Qadr adalah sebuah kata dari bahasa Arab yang memiliki ukuran dan takaran setiap sesuatu. Sedangkan secara teknis, Qadr adalah tipologi eksistensial dan ontologikal, bagaimana penciptaannya dan dengan istilah lain ukuran dan takaran eksistensial segala sesuatu.

Terkait dengan mengapa malam ini disebut sebagai malam Qadr terdapat beberapa sisi. Berdasarkan satu sisi, pada malam ini akan ditentukan takaran dan ukuran para hamba tentang hal-hal yang akan terjadi selama setahun, sebagaimana yang dijelaskan dalam surah al-Dukhan ayat 4, "Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah".

Berdasarkan berbagai riwayat, pada malam Qadr takdir, rizki dan ajal manusia selama satu tahun ke depan akan ditetapkan. Berdasarkan sebagian riwayat yang lainnya sebab penamaan malam ini dengan malam Qadr adalah kemuliaan dan ketinggian malam ini karena Al-Qur'an yang begitu tinggi nilainya turun atas hati Nabi pada malam ini.

Lailatul Qadr adalah salah satu malam-malam dalam satu tahun yang memiliki kesucian khusus. Berdasarkan riwayat-riwayat Islami, pada malam ini, Allah swt akan menetapkan setiap tahunnya akan tadir manusia selama satu tahun ke depan. Terjadinya sebagian peristiwa-peristiwa pada malam ini menambah pentingnya malam Qadar ini seperti Al-Qur'an turun secara utuh ke atas hati Nabi, Imam Ali as pada malam ini menemui kesyahidannya, dengan adanya kejadian ini menurut keyakinan pengikut Syiah malam Qadr semakin penting.

Pada malam Qadr, pengikut Syiah mengerjakan amalan-amalan mustahab seperti dzikir, membaca Al-Qur'an dan juga mengadakan majelis duka bagi Imam Ali bin Abi Thalib. Para mufassir Al-Qur'an berdasarkan sisi lahir Al-Qur'an berkeyakinan bahwa malam Qadar akan terjadi pada setiap tahun dan maksudnya adalah malam turunnya al-Quran dan tidak hanya terjadi pada masa Nabi saja. Kenyataan ini didukung oleh adanya riwayat-riwayat yang sampai pada derajat mutawatir.

Berdasarkan sebagian riwayat, malam Qadr merupakan karunia Tuhan kepada umat Islam, sebagaimana yang dijelaskan dalam hadis, "Allah swt memberikan malam Qadr kepada umatku dan tidak ada seorang pun dari umat-umat sebelumnya yang mendapatkan karunia ini.

Berdasarkan riwayat Syiah, Lailatul Qadr berada pada salah satu malam 19, 21 atau 23 bulan Ramadhan. Namun kemungkinan besarnya terjadi pada malam ke-23. Ibnu Babuwaih Shaduqi mengatakan, pendapat para pembesar kami tentang Lailatul Qadr, semua berkata bahwa terjadi pada malam ke-23. Berdasarkan sebuah riwayat dari Imam Shadiq as Malam Qadr akan ada hingga hari kiamat dan terjadi pada malam ke-23. Berdasarkan riwayat yang lain, takdir terjadi pada malam ke -23 dan ibram (penegasan akan hal-hal yang telah ditakdirkan) pada malam ke-21 dan penandatangannya pada malam ke-23.

Ahlusunnah dengan berdasarkan terhadap hadis Nabawi berpandangan bahwa salah satu malam dari sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan dan berdasarkan hadis kitab Al-Sihah al-Sitah biasanya pada malam ke 27 dinilai sebagai Lailatul Qadr dan pada malam itu mereka berdoa dan tetap terjaga hingga Subuh untuk beribadah.

Sebagian Ahlusunnah berpandangan bahwa selama Nabi Muhammad Saw hidup, Lailatul Qadr terjadi setahun sekali, namun setelah Nabi wafat, tidak ada lagi Lailatul Qadr. Menurut sebagian yang lain, Lailatul Qadr kapan saja bisa terjadi sepanjang setahun dan malam-malam itu tidak ditentukan. Pada tahun Bi’tsah, Lailatul Qadr terjadi pada bulan Ramadhan, namun pada tahun-tahun yang lainnya mungkin saja terjadi pada bulan-bulan lainnya.

Allah SWT membuat malam Lailatul Qadr menjadi malam yang sangat baik untuk ibadah daripada seribu bulan. Malam Lailatul Qadr juga berfungsi sebagai pendorong umat Islam agar memperbanyak ibadah di Ramadhan sehingga umat Islam bermunajat, bermuhasabah, bertafakur dan meningkatkan ibadahnya untuk mendapatkan malam lailatul qadar.

Berdoa, munajat, bertaubat dan amalan ibadah lainnya di malam penuh berkah ini sangat dianjurkan. Tadarus al-Quran di malam ini juga memiliki nilai tersendiri. Umat Islam di malam ini sangat dianjurkan untuk tidak tidur dan memanfaatkannya untuk beribadah sepanjang malam. Dan sampai saat ini tradisi umat Islam di seluruh dunia menunjukkan bahwa mereka memiliki perhatian istimewa terhadap malam Lailatul Qadr.

Lailatul Qadr adalam sebuah kesempatan emas untuk memulai dari awal dan kembali kepada Tuhan. Ayatullah Khamenei, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran terkait hal ini mengatakan, “Bulan suci Ramadhan dengan puasanya, zikir, doa dan puji-pujian kepada Tuhan, bacaan al-Quran serta dengan berbagai perbuatan baik lainnya membuat hati-hati bercahaya. Karat-karat di hati manusia terkelupas. Sejatinya dengan malam lailatul qadar, manusia mukmin yang berpuasa memulai tahun barunya. Di malam Qadr, takdirnya ditentukan oleh para pencatat Ilahi. Manusia memasuki tahun baru, tahap baru dan sejatinya mereka mengalami kehidupan baru dan dilahirkan kembali.”

Sejak tibanya malam hingga terbitnya fajar, pintu-pintu rahmat Ilahi terbuka lebar bagi para hamba dan para penyeru meneriakkan panggilannya kepada para hamba supaya memafaatkan keutamaan Ilahi ini. Shalat tahajud dan beribadah sepanjang malam sangat bermanfaat dan menjadi sarana yang tepat meraih makrifat.

Di dalam al-Quran, disebutkan tentang menghidupkan malam dengan berbagai ungkapan. Allah Swt di surat al-Isra’ ayat 79 berfirman yang artinya, “Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.” Wajar jika malam lailatul qadar adalah malam istimewa di antara malam-malam sepanjang tahun. Oleh karena itu, malam ini harus dimanfaatkan untuk bertafakkur, membaca ayat-ayat suci al-Quran, berdoa dan munjat serta meraih kesempurnaan spiritual.

Terkait karakteristik malam Lailatul Qadr, al-Quran berfirman, سَلَامٌ هِيَ حَتَّىٰ مَطْلَعِ الْفَجْرِ

Kata salamun mengisyaratkan anugerah dan inayah Ilahi bahwa di malam ini rahmat Allah Swt mencakup seluruh hamba-Nya yang tunduk kepada-Nya. Menurut sejumlah pakar tafsir, di malam lailatul qadar, para malaikat mengucapkan salam kepada hamba-hamba mukmin yang tengah tekun beribadah.

Berbagai amalan sangat dianjurkan di malam lailatul qadar. Mayoritas amalan ini dijelaskan di hadis Qudsi ketika suatu hari Nabi Musa as tengah bermunajat kepada Allah Swt dan mengatakan, Wahai Tuhanku! Aku ingin dekat dengan-Mu. Allah menjawab, orang-orang yang dekat dengan-Ku adalah mereka yang mendapat Lailatul Qadr. Nabi Musa kemudian berkata, Wahai Tuhanku! Aku mengharap rahmat-Mu. Allah menjawab, rahmat-Ku bagi mereka yang mengasihi orang miskin di malam Lailatul Qadr.

Musa kembali berkata, Wahai Tuhanku! Aku meminta ijin untuk melewati jembatan shiratal mustaqim. Allah menjawab, ijin tersebut bagi mereka yang bersedekah di malam lailatul qadar. Musa berkata, Wahai Tuhanku! Aku ingin buah-buahan surgawi. Allah menjawab, buah-buahan tersebut bagi mereka yang melantunkan subhanallah  di malam Lailatul Qadr. Musa menambahkan, Ya Allah! Aku menginginkan keridhaan-Mu. Allah menjawab, kerelaan-Ku bagi mereka yang menunaikan shalat dua rakaat di malam Lailatul Qadr.

Kini malam Lailatul Qadr tengah mendatangi kita, malam yang lebih utama dari seribu bulan, malam ketika penghuni langit menjadi tamu di bumi. Siapa saja yang mendapat malam penuh berkah ini, maka kegelapan akan sirna dari jiwanya. Hargailah malam ini dan manfaatkan dengan ibadah. Rasulullah Saw bersabda, barang siapa yang mendapat malam Lailatul Qadr maka dosa-dosanya diampuni, bahkan jika dosanya sebanyak bintang di langit atau seberat batu-batu gunung.

Rabu, 05 Mei 2021 20:01

COVID-48, Virus Israel !

 

Virus adalah penyebab munculnya penyakit yang berukuran kecil dan memerlukan media untuk mereproduksi diri. Media tersebut dapat berupa sel hidup tubuh atau makhluk hidup, bahkan sebuah peradaban yang hidup. Ya mungkin saja sebuah peradaban.

Di akhir abad-19 para ilmuwan berusaha mengungkap sebuah penyakit khusus, dan menemukan virus penyebab penyakit tersebut. Pada tahun yang sama, bersamaan dengan upaya para ilmuwan untuk mempelajari virus-virus, sebuah virus dan epidemi berbahaya sedang menyebar dan tidak ada seorang pun yang berhasil mengetahuinya sehingga perlahan-lahan ia menyebar, dan pada tahun 1948 diakui secara resmi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa, PBB, virus ini adalah COVID-48.
 
Virus COVID-19 yang baru saja ditemukan, untuk sekian lama telah menciptakan ketakutan yang luar biasa di seluruh penjuru dunia, menciptakan angka kematian tinggi yang tak pernah terjadi sebelumnya, mencabik-cabik perasaan masyarakat dunia, serta melumpuhkan aktivitas kehidupan seluruh manusia. Karantina total, kematian massal, tekanan ekonomi dan psikologis di luar batas, semuanya telah melahirkan sebuah monster mengerikan akibat epidemi ini, ia bahkan mampu menundukkan sebagian politisi besar dunia.
 
Sungguh aneh, virus Corona telah melumpuhkan dunia padahal dibandingkan dengan COVID-48 atau dengan istilah yang lebih baik, Virus Israel, ia jauh lebih ringan dan lebih terbatas. Publik dunia merasa sangat sedih menyaksikan anak-anak yang tersandera di rumah, dan tidak bisa bermain, rumah sakit berubah menjadi tempat suci dan para perawat menjadi super pahlawan dunia. 
 
Akan tetapi dunia, lebih dari 70 tahun, menutup mata atas Virus Israel dan penindasan yang meninmpa peradaban dan anak-anak, peradaban yang rumah sakit-rumah sakitnya hancur akibat bom, dan anak-anaknya tumbuh tersandera selama bertahun-tahun di rumah karena takut dibombardir, itu pun jika, dan hanya jika selamat.
 
Jika virus Corona tidak menciptakan pembatasan lalu lalang di kota untuk beberapa hari, maka COVID-48 selama bertahun-tahun telah merebut kehidupan rakyat tertindas Palestina dan merampas hak hidup mereka. Kecurigaan tentang virus Corona bahwa ia merupakan produk laboratorium, dimuat luas di media massa dunia, sementara COVID-48 sudah terbukti merupakan produk laboratorium yang mana, dan mendapat dukungan negara mana.
 
Para ilmuwan berkesimpulan bahwa metode pengobatan terbaik untuk menyembuhkan penyakit yang ditimbulkan virus Corona adalah meningkatkan imun tubuh. Virus Corona bisa dikalahkan karena masyarakat menganggapnya serius, dan dalam menghadapinya, mereka memperkuat diri, dan dengan solidaritas serta persatuan yang dibangun, mereka saling membantu sehingga bisa melewati wabah COVID-19. Hal itu pula yang kita perlukan untuk mengalahkan COVID-48 yaitu Virus Israel, yaitu cukuplah negara-negara dunia yang menuntut kebebasan, menunjukkan solidaritas satu sama lain, dan saling membantu membersihkan dunia dari virus ini untuk selamanya
 
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar mengatakan, rezim Zionis adalah sebuah rezim yang sejak awal kelahirannya yang haram, meletakkan fondasi pada kekerasan nyata serta tangan besi, mengumumkannya di mana-mana dan mereka bangga dengan itu, kebijakannya tidak lain adalah ini, tidak ada cara untuk mengobatinya, kecuali musnahnya rezim Zionis. Pemerintahan di wilayah ini harus ditentukan oleh referendum dan ditentukan oleh rakyat. Maksud dari musnahnya rezim Zionis adalah ini, seperti inilah caranya.

 

Salam buat al-Quds yang suci, Baitul Maqdis dan Masjid al-Aqsa, yang merupakan tempat pertemuan para nabi ilahi.

Damai atas Palestina, tanah air kesakitan dan penindasan, damai atas al-Quds yang Suci, atas Baitul Maqdis dan Masjid al-Aqsa, yang merupakan tempat pertemuan para nabi ilahi. Salam untuk perlawanan, daya tahan dan keberanian. Salam untuk air mata ibu dan orang muda yang berduka. Salam kepada pemuda bersemangat yang berdiri di depan tentara Zionis bersenjata lengkap, dengan potongan batu, untuk menunjukkan bahwa Palestina, seperti ketegaran tubuh mudanya, berdiri dan membela hak alaminya.

Selama lebih dari tujuh dekade, Palestina berada di bawah cengkeraman orang-orang yang paling menindas dan berada dalam kondisi kehidupan yang paling sulit. Luka-luka Palestina yang tak terhitung jumlahnya disembuhkan dengan dukungan universal, terutama dukungan negara-negara Muslim untuk perlawanan Palestina. Resistensi yang mengesankan yang telah berulang selama bertahun-tahun di tanah zaitun dan setiap hari.

Sekarang rezim Zionis lebih lebih dibenci daripada sebelumnya dan sedang bergerak menuju kejatuhan terakhir, dan itu adalah janji Allah bahwa perlawanan pasti akan menang dan yang tertindas akan mengalahkan yang sombong. Allah Swt berfirman, "Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi)." (QS. Al-Qashash: 5)


Hari ini adalah hari Jumat terakhir bulan suci Ramadhan. Imam Khomeini ra, pada 13 Ramadhan 1399 HQ dalam sebuah pesan yang ditujukan kepada umat Islam Iran dan dunia, menyebut Jumat terakhir Ramadhan sebagai Hari Quds Sedunia dan menyerukan umat Islam dunia dan pemerintah Islam bergabung untuk memotong tangan rezim Zionis Israel dan para pendukungnya. Imam Khomeini menyebut hari itu sebagai hari dukungan global untuk al-Quds, ketika Presiden Mesir Anwar Sadat mengosongkan pijakan kaki Palestina dengan Perjanjian Camp David dan berdamai dengan Zionis Israel, sementara negara-negara Arab, dengan persahabatan mereka dengan Israel, meninggalkan Palestina sendirian dalam penindasan yang mendalam.

Dengan menyebut Hari Quds, Imam berpendapat bahwa semua pemerintah dan negara bebas harus secara terbuka mendukung rakyat Palestina yang tertindas dan melawan kejahatan Israel. Untuk itulah, Hari Quds Sedunia merupakan wujud solidaritas bangsa-bangsa merdeka melawan Zionisme global. Imam Khomeini dalam pesan bersejarahnya mengatakan, "Saya menyerukan kepada seluruh umat Islam di seluruh dunia untuk memilih hari Jumat terakhir bulan suci Ramadhan, yang merupakan hari-hari Qadr dan yang dapat menentukan nasib rakyat Palestina, sebagai Hari Quds Sedunia, dan mendeklarasikan solidaritas internasional dalam mendukung hak-hak hukum umat Islam Palestina dalam acaranya."

Sejak awal kemenangannya, Revolusi Islam Iran mendukung orang-orang yang tertindas dan menderita di dunia, dan menganggap ini bukan tugas manusia tetapi kewajiban agama. Di tahun-tahun awal kemenangan Revolusi Islam itulah Imam Khomeini memperkenalkan isu Palestina sebagai isu pertama dunia Islam dan berulang kali menggambarkan rezim Zionis sebagai "tumor kanker" yang harus disingkirkan karena menimbulkan bahaya yang luas.

Seolah-olah Imam Khomeini berkomitmen untuk berulang kali mengingatkan masalah keseriusan kebijakan ekspansionis Israel terhadap tanah Arab dan Islam dan untuk menyadarkan semua orang, terutama para pejabat negara-negara Arab, bahwa tujuan akhir dari rezim Zionis adalah politik dari Sungai Nil ke Efrat dan kehancuran Islam dan tanah Islam. Ayatullah Khamenei juga menganggap mendukung perjuangan Palestina sebagai salah satu prioritas utama Revolusi Islam, dan dia telah berulang kali menyebut Israel sebagai tumor kanker dalam pidatonya. Alasan penamaan oleh para pemimpin Republik Islam ini terkait dengan sifat Zionisme global. Sebagaimana tumor kanker secara bertahap menyebar ke seluruh tubuh dan terus berfungsi hingga korban meninggal.

Di tanah Palestina, rezim ini pertama-tama memperoleh 5% dari tanah dan perlahan-lahan dengan licik, dan menggunakan dukungan Inggris dan Amerika Serikat untuk menduduki tanah ini. Sekaran, mereka bahkan tidak akan berhenti sampai Palestina sepenuhnya berhasil diduduki. Penghancuran rumah, pengusiran orang Palestina dari tanah air mereka, pemukiman skala besar, pembunuhan dan pemenjaraan pemuda Palestina yang bersemangat dan tangguh, genosida orang Palestina, pengepungan ekonomi yang parah, terutama di Gaza, dan ketidakamanan yang meluas di antara perilaku buruk Zionis, agar membuat mereka bertekuk lutut, tetapi perlawanan Palestina di Tanah Zaitun terus berlanjut.


Sejarah petualangan Palestina enak didengar, dan al-Quds secara historis adalah salah satu kota tertua di dunia Islam. Berusia lebih dari 45 abad dan suci bagi ketiga agama Ibrahim, yaitu Islam, Kristen dan Yahudi. Karena itu adalah tempat munculnya banyak nabi dari agama-agama ini dan kiblat awal umat Islam. Masjid al-Aqsa adalah kiblat pertama umat Islam di al-quds dan di tanah Palestina, di mana banyak nabi hadir, dan tempat naiknya Nabi Suci Muhammad Saw ke langit.

Al-Quds, kiblat Muslim pertama, kembali menjalani bulan Ramadhan, di mana masih tetap menjadi tempat pendudukan penjahat Zionis Israel. Meski pawai Hari Quds Seduni tahun ini tidak semegah tahun lalu karena pembatasan Corona, namun isu terkait Palestina masih layak diberitakan pada hari ini. Ketidakpedulian yang berlebihan dari para pemimpin Arab dan normalisasi hubungan dengan rezim Zionis yang membunuh anak-anak adalah di antara penderitaan dunia Islam baru-baru ini.

Para penguasa Arab sekarang bergerak untuk mendukung mereka yang tertindas dan melawan penindasan, bertentangan dengan ajaran Islam dan perintah al-Quran. Mereka secara terbuka tunduk pada Zionis dan menyerah pada penghancuran perjuangan Palestina serta pencabutan tanah ini dari sejarah, geografi dan ingatan umat manusia. Salah satu masalah bencana adalah bahwa negara-negara Arab memenuhi permintaan Trump tahun lalu dan sangat mengurangi bantuan keuangan untuk Palestina. Dengan perilaku jahat ini, mereka berusaha menghancurkan rakyat Palestina dengan penderitaan kelaparan.

Tahun lalu, Menteri Keuangan Palestina Shukri Bishara mengumumkan bahwa bantuan Arab ke Palestina telah turun 81,6 persen. Menurut televisi al-Alam, "Negara-negara Arab hanya menyumbang 38 juta seratus ribu dolar untuk Palestina dari Januari hingga Agustus 2020, sedangkan angka ini 198 juta dan 330 ribu dolar pada periode yang sama tahun 2019. Arab Saudi dalam delapan bulan pertama tahun 2020, hanya $ 30,8 juta yang disumbangkan ke Palestina, dibandingkan dengan $ 130 juta pada periode yang sama pada tahun 2019."

Saat ini, semua raja dan pangeran Saudi, Uni Emirat Arab dan Bahrain terlibat dalam kejahatan membuat rakyat Palestina kelaparan.

Di sisi lain, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Dewan Keamanan, dan organisasi perlindungan anak internasional sejauh ini tidak menunjukkan peran dalam meringankan penderitaan rakyat Palestina. Baik pengusiran pria dan wanita Palestina dari tanah mereka, maupun pembunuhan anak-anak Palestina, Yaman dan Muslim, tampaknya tidak menjadi bagian dari kewajiban manusia dan hukum, dan mereka puas dengan keheningan yang mematikan. Dalam lebih dari tujuh puluh tahun sejak pendudukan Palestina, hanya dalam beberapa kasus deklarasi dan resolusi terhadap aktivitas rezim pendudukan Israel telah diadopsi oleh Dewan Keamanan atau Majelis Umum PBB, yang, dalam praktiknya, telah dibatalkan oleh Zionis dan selalu menghindar dari melakukan keputusan ini dengan memanfaatkan dukungan AS dan kekuatan dunia lainnya. Sementara itu, Amerika Serikat berulang kali memveto rancangan resolusi tentang perilaku Zionis terhadap rakyat Palestina.

Sementara Ayatullah Khamenei menganggap satu-satunya solusi untuk Palestina adalah perlawanan, seperti halnya al-Quran, dalam janji-janji sebenarnya, telah menyatakan kemenangan sebagai hasil dari berdiri di jalan kebenaran. Pemimpin Besar Revolusi Islam percaya bahwa setelah kemenangan Revolusi Islam dan munculnya Front Perlawanan dan perubahan perimbangan kekuatan yang berpihak pada para pejuang, babak baru dalam perjuangan untuk Palestina terbuka. Berbicara kepada bangsa militan Palestina, Ayatullah Khamenei berkata, "Nasihat utamanya adalah melanjutkan perjuangan dan memperluas bidang jihad di seluruh tanah Palestina."

Senin, 10 Mei 2021 19:58

Palestina dalam Perspektif Rahbar

 

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar Ayatullah Sayid Ali Khamenei menganggap masalah Palestina sebagai masalah pertama umat Islam.

Beliau di hari Jumat terakhir bulan suci Ramadhan tahun 2021 dalam tayangan televisi mengatakan, “Masalah Palestina tetap merupakan masalah bersama umat Islam yang paling penting dan paling hidup.”
 
Sejak Imam Khomeini, Pendiri Republik Islam Iran mengumumkan hari Jumat terakhir bulan Ramadhan sebagai Hari Quds Sedunia dengan maksud untuk mendukung rakyat tertindas Palestina, dan menunjukkan penentangan tegas atas agresi serta kejahatan rezim Zionis Israel, babak baru perjuangan di Palestina terbuka, dan Hari Quds menjadi sebuah hari internasional bagi seluruh umat Islam, dan menjadi faktor solidaritas Muslim dunia dalam mendukung hak legal rakyat tertindas Palestina. Sekarang setelah berlalu sekian puluh tahun, cakupan solidaritas dan dukungan terhadap Palestina telah melampuai batas Dunia Islam.
 
Di Iran, masalah Palestina selalu menjadi masalah strategis bagi pemerintahan Republik Islam. Ayatullah Khamanei mengatakan, “Masalah Palestina tetap merupakan masalah bersama umat Islam yang paling penting dan paling hidup. Kebijakan sistem kapitalisme global penindas dan haus darah, telah memutus tangan sebuah bangsa dari rumah-rumah mereka, dari tanah air ayah dan kakek mereka, dan menempatkan rezim teroris dan penduduk asing di sana.”
 
Ayatullah Khamenei dengan pertanyaan “Apa yang lebih lemah dan lebih tidak berdasar daripada logika rapuh pendirian rezim Zionis ?”, menyadarkan kita bahwa orang-orang Eropa berdasarkan klaim mereka sendiri telah menindas kaum Yahudi selama Perang Dunia ke-II, tapi mereka justru menuntutkan balas kaum Yahudi dari orang Muslim dengan cara mengusir sebuah bangsa di Asia Barat dan melakukan pembunuhan sadis di negara itu.
 
Rahbar menjelaskan, “Inilah logika yang dijadikan sandaran oleh negara-negara Barat, memberikan dukungan berlebihan dan membabi buta terhadap rezim Zionis, dan dengan cara ini mereka melanggar semua klaim dustanya terkait hak asasi manusia dan demokrasi. Peristiwa menggelikan dan menyedihkan ini terus berlangsung selama lebih dari 70 tahun, dan sesekali, lembaran baru ditambahkan kepadanya.” 
 
Dalam pandangan Ayatullah Khamenei, orang-orang Zionis sejak hari pertama telah menjadikan “Palestina yang terampas” sebagai “pangkalan teroris”. Oleh karena itu beliau menegaskan, “Israel bukanlah sebuah negara, tapi sebuah pangkalan teroris yang menyerang bangsa Palestina dan bangsa-bangsa Muslim lain. Perlawanan terhadap rezim haus darah ini adalah perlawanan atas penindasan dan perlawanan atas terorisme, dan ini merupakan kewajiban kita semua.” 
 
Rahbar menilai pendudukan Palestina merupakan target yang sudah dirancang bertahun-tahun sebelum pendirian rezim Zionis, dan merupakan campur tangan aktif Barat di negara-negara Muslim untuk menancapkan paham sekularisme dan nasionalisme ekstrem, dan menaikkan penguasa-penguasa tiran dan bergantung, atau boneka Barat.
 
Ayatullah Khamenei percaya bahwa pendudukan rezim Zionis atas bagian tubuh umat Islam ini (Palestina) menjadi sumber banyak kelemahan dan kesulitan di Dunia Islam, dan kelemahan serta perpecahan di tubuh umat Islam ini yang melatari bencana pendudukan Palestina. Inggris yang mendesain dan mengawal konspirasi utama, para pemilik tanah Zionis menjalankannya dengan uang dan senjata, dan Uni Soviet merupakan negara pertama yang mengakui secara resmi pendirian negara ilegal dan mengerahkan sejumlah banyak Yahudi ke sana.
 
Ayatullah Khamenei menjelaskan, “Sekarang kondisi dunia tidak seperti hari itu, kita harus selalu mempertimbangkan realitas ini. Hari ini perimbangan kekuatan sudah berubah dan menguntungkan Dunia Islam. Berbagai peristiwa politik dan sosial di Eropa dan Amerika Serikat, telah melucuti kelemahan dan kekacauan mendalam, pada struktur, manajemen dan moral negara-negara Barat, dan menunjukkannya kepada masyarakat dunia. Pemilu di AS dan ujian yang mengungkap kebobrokan para pejabatnya yang penuh klaim dan sombong itu, juga kegagalan menghadapi pandemi Corona dalam setahun di AS dan Eropa, serta peristiwa-peristiwa memalukan seputar masalah tersebut, serta kekacauan politik, dan sosial terbaru di sejumlah negara besar Eropa, semua menjadi tanda penurunan dan keruntuhan kamp militer Barat.”
 
Rahbar menilai kemajuan pasukan perlawanan di wilayah-wilayah Muslim yang paling sensitif, peningkatan kemampuan pertahanan dan serangan mereka, peningkatan kesadaran diri, motivasi dan harapan di tengah bangsa-bangsa Muslim, peningkatan kecenderungan pada syiar-syiar Islam dan Al Quran, pertumbuhan ilmu pengetahuan, peningkatan tuntutan kemerdekaan, dan kecenderungan bangsa-bangsa untuk bersandar pada diri sendiri, adalah tanda-tanda penuh berkah akan datangnya masa depan yang lebih baik. 
 
Tanah Palestina adalah wilayah yang menghubungan peradaban-peradaban. Palestina dan Baitul Maqdis adalah tanah para nabi, tempat lahir dan awal penyebaran agama-agama Ilahi, serta kiblat pertama umat Islam yang selalu menjadi pusat perhatian, dan penghormatan para pengikut agama, dan bangsa-bangsa besar dunia. Dari sudut pandang Rahbar, untuk membebaskan pusat suci ini, semua negara Muslim harus bersinergi, semuanya harus memiliki satu tujuan asasi yang tampak tidak begitu jauh untuk diraih.
 
Rahbar menerangkan, “Sinergitas umat Islam dengan poros Al Quds, adalah mimpi buruk bagi Zionis, dan para pendukungnya seperti AS dan Eropa. Proyek gagal ‘Kesepakatan Abraham’, disusul upaya normalisasi hubungan beberapa negara Arab yang lemah dengan rezim perampok, adalah upaya-upaya putus asa untuk lari dari mimpi buruk tersebut. Saya katakan dengan tegas, upaya-upaya ini tidak akan berhasil, kemerosotan dan proses keruntuhan rezim Zionis sudah dimulai, dan tidak akan pernah berhenti.”
 
Ayatullah Khamenei menilai berlanjutnya perlawanan di dalam wilayah pendudukan dan penguatan garis jihad dan kesyahidan, juga dukungan negara dan bangsa-bangsa Muslim dunia terhadap pejuang Palestina, merupakan dua faktor determinan yang menentukan masa depan cerah Palestina. Rahbar meminta seluruh politisi, intelektual, ulama, partai politik, dan kelompok masyarakat yang menemukan posisinya dalam gerakan global ini, untuk turut memainkan peran.
 
Ayatullah Khamenei menyampaikan akhir pidatonya dalam bahasa Arab, yang ditujukan kepada para pemuda Palestina. Rahbar mengatakan, dapat dipastikan untuk menghadapi musuh biadab, tidak ada cara lain selain menggunakan kekuatan, dan di antara pemuda Palestina, peluang kekuatan itu ada.
 
Ayatullah Khamenei setelah menyampaikan salam kepada rakyat dan pemuda pemberani Palestina, serta tokoh-tokoh terkemuka yang kesyahidan mereka memberikan pengaruh besar dalam gerakan perlawanan menuturkan, “Perjuangan rakyat Palestina dan darah suci para syuhada perlawanan, berhasil mengibarkan bendera yang diberkati ini, dan melipatgandakan beratus-ratus kali kekuatan internal jihad Palestina, pemuda Palestina suatu kali membela diri mereka dengan melemparkan batu, namun hari ini dengan meluncurkan rudal presisi ke arah musuh.”
 
Rahbar mengingatkan, meski puluhan tahun sudah tanah suci Palestina dan Al Quds berada di bawah pendudukan manusia-manusia paling kotor dan paling keji, dan selama lebih dari 70 tahun mereka membunuhi pemilk tanah ini, merampok, memenjarakan dan menyiksanya, namun tetap tidak berhasil menaklukkan tekad rakyat Palestina. 
 
Ia menjelaskan, “Palestina hidup dan jihad terus berlanjut, dengan bantuan Allah Swt pada akhirnya Palestina akan mengalahkan musuh bengis. Al Quds yang mulia dan seluruh wilayah Palestina adalah milik rakyatnya, dan akan kembali kepada mereka, Insyaallah, ‘dan yang demikian itu sekali-kali tidak sukar bagi Allah’ (QS Ibrahim ayat 20).”
 
Dalam hal ini Ayatullah Khamenei menyebut persatuan sebagai senjata terbesar rakyat Palestina. Ia menuturkan, “Rakyat Palestina baik di Gaza, Al Quds maupun Tepi Barat, di wilayah pendudukan tahun 1948, bahkan di kamp-kamp pengungsian, harus menciptakan persatuan, dan harus menggunakan strategi sinergitas. Setiap bagian harus melindungi bagian-bagian yang lain, dan menggunakan sarana yang dimilki saat mereka ditekan.”
 
Ayatullah Khamenei menegaskan, “Harapan untuk menang hari ini lebih besar dari sebelumnya. Perimbangan kekuatan sudah berubah lebih menguntungkan rakyat Palestina, Zionis semakin lemah dari tahun ke tahun, pasukannya yang diklaim sebagai ‘militer yang tak pernah kalah’ hari ini, setelah kalah dalam Perang 33 Hari di Lebanon, dan dalam Perang 22 Hari serta 8 Hari di Gaza, berubah menjadi ‘militer yang tak akan pernah menyaksikan kemenangan’. Situasi politiknya yang terpaksa menggelar empat pemilu dalam dua tahun, dan kondisi keamanannya yang terus menerus mengalami kekalahan, serta animo warga Yahudi untuk melakukan ‘migrasi terbalik’, menjadi cela bagi rezim banyak omong ini. Upaya terus menerus yang dibantu AS untuk menormalisasi hubungan dengan beberapa negara Arab merupakan indikasi lain dari kelemahan rezim Israel, dan ini pun tidak akan membantunya.”
 
Pada saat yang sama front perlawananan mengalami peningkatan. Rahbar menjelaskan, “Di saat rezim Zionis mengalami kemerosotan, front perlawanan Palestina mengalami peningkatan kemampuan, dan ini merupakan kabar baik tentang masa depan yang cerah. Peningkatan kekuatan pertahanan dan militer, kemandirian dalam pembuatan senjata efektif, percaya diri para pejuang, kesadaran yang terus bertambah di antara para pemuda, perluasan lingkaran perlawanan hingga ke seluruh wilayah negara Palestina dan ke luar batas wilayahnya, kebangkitan terbaru para pemuda dalam membela Masjid Al Aqsa, dan tersampaikannya pesan perlawanan dan ketertindasan bangsa Palestina kepada masyarakat internasional di banyak wilayah dunia.” 
 
Rahbar menambahkan, “Para pejuang Palestina bisa mengusulkan sebuah referendum bagi seluruh penduduk asli Palestina. Referendum ini akan menentukan sistem politik negara, dan semua penduduk asli Palestina dari berbagai suku dan agama termasuk para pengungsi akan dilibatkan di dalamnya. Sistem politik ini akan mengembalikan para pengungsi ke Palestina, dan akan menentukan nasib warga asing yang menduduki wilayah Palestina. Para pejuang Palestina harus melanjutkan perlawanan legal dan moralnya terhadap rezim penjajah sekuat tenaga sampai tuntutan ini diterima.”
 
Ayatullah Khamenei mengakhiri pidatonya dengan sebuah kalimat, “Dengan Nama Allah, bergeraklah maju, dan ketahuilah bahwa ‘Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong (agama)-Nya’ (QS Al Hajj ayat 40).” 

 

Berbahagialah mereka yang bersedia melanjutkan penghambaan di samping kegembiraan hari Ied. Seperti orang-orang yang meraih ketakwaan di bulan Ramadhan dan menjaga hati serta kesuciannya. Mereka memandang Idul Fitri bukan akhir sebuah jalan tapi awal perubahan mendalam di jiwa serta melanjutkan kedekatannya dengan Tuhan seperti di hari-hari bulan suci Ramadhan.

Idul Fitri adalah hari kembali ke fitrah dan spiritual. Manusia selama satu bulan penuh menjalin hubungan dengan Tuhan melalui puasa zikir, doa dan munajat atau membaca al-Quran. Mereka mencegah mulut-mulutnya berbicara hal-hal yang menimbulkan dosa dan menahan makan serta minum sehingga hati mereka siap menerima cahaya ilahi.

Orang mukmin di hari Idul Fitri menerima pahala ilahi. Sungguh menggembirakan setelah satu bulan beribadah dan penghambaan, kita merasakan kelezatan ampunan ilahi. Orang mukmin di hari Ied seperti kupu-kupu yang terbebas dari belenggu kegelapan dan terbang ke acara cahaya terang, terbang dari keburukan ke arah kebaikan serta hati-hati mereka dipenuhi kerinduan dan kegembiraan. 

Imam Ali as berkata, "Wahai hamba Allah ! Ketahuilah bahwa paling sedikit yang diperoleh oleh pria dan wanita yang berpuasa adalah malaikat di akhir bulan suci ini memanggil mereka, wahai hamba Tuhan ! Kabar gembira bagi kalian bahwa Allah Swt mengampuni seluruh dosa-dosa kalian, oleh karena itu, pikirkanlah apa langkah kalian selanjutnya."

Hari Raya Idul Fitri
Perayaan digelar di langit dan bumi. Para malaikat membawa hadiah pahala dari Tuhan kepada orang mukmin. Sementara orang mukmin di hari bahagia ini berbaris di saf shalat Ied sambil mengumandangkan takbir dan menampilkan persatuan di antara mereka. Solidaritas, keakraban, rasa persaudaraan dan persahabatan sangat kental di barisan shalat ied yang menghubungkan hati setiap mukmin di seluruh negara Islam.

Sheikh Mufid di kitab Amali menulis: "Mukmin setelah berusaha siang dan malam di bulan Ramadhan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan, kini merasa gembira. Di hari pertama bulan Syawal, hari Idul Fitri, dianjurkan untuk mandi dan ini tanda-tanda kesucian dari dosa-dosa, memakai parfum dan pakaian indah serta bersih serta pergi ke lapangan dan menunaikan shalat di bawah langit, seluruhnya tanda kegembiraan."

Idul Fitri adalah salah satu hari raya Islam terpenting dan dirayakan di negara-negara Islam dengan kemegahan dan keindahan khusus. Pada hari ini, ketika puasa dilarang, semua umat Islam berusaha menjalankan ritual dan tradisi tertentu selain shalat Idul Fitri. Pembagian permen, sirup, dan permen warna-warni menciptakan suasana yang menyenangkan di kalangan umat Islam. Menghias jalanan, memakai baju baru, mandi dan bersih-bersih, memberi hadiah kepada anak-anak, pergi ke rumah keluarga besar dan mengunjungi tempat-tempat ibadah serta mengunjungi kuburan adalah sebagian dari perilaku indah umat Islam di hari raya Idul Fitri.

Pada Idul Fitri ini, orang Irak mengunjungi makam suci Imam Hussein (as) dan makam para imam suci; Wanita membuat kue khusus yang disebut "Kalijeh" (kue kurma) yang terbuat dari tepung, wijen dan kurma. Mereka mengunjungi satu sama lain dan meminum minuman manis ini dengan teh dan sirup.


Pada Idul Fitri, umat Islam di India juga mengunjungi anggota keluarga tertua setelah shalat. Dia yang menunggu para tamu dan telah menyiapkan diri serta membersihkan rumah untuk kedatangan mereka, menunggu kerabat dan kenalan dengan memasak makanan. Yang lebih muda kemudian pergi mengunjungi keluarga besar dengan membawa karangan bunga dan menghabiskan siang hari Idul Fitri bersama. Pada hari ini, musik tradisional India dimainkan di jalanan dan pasar dan orang-orang mengenakan pakaian baru.

Masyarakat Indonesia di hari raya Idul Fitri setelah menunaikan shalat, saling barjabat tangan dan melakukan halal bihalal untuk memperkuat perdamaian di antara mereka. Di hari bahagia ini, masyarakat Indonesia saling memaafkan dan melupakan kemarahannya. Di malam Idul Fitri, Muslim Indonesia turun ke jalan-jalan mengadakan takbir keliling. Mereka mengumumkan kedatangan Idul Fitri dengan memukul kendang atau kentongan sambil bertakbir.

Di Yaman, sebelum perang Saudi dan kehancuran, orang pergi ke alam setelah shalat Id. Mereka juga membeli baju baru menjelang Idul Fitri dan merayakan Idul Fitri dengan memanggang berbagai manisan lokal. Di Suriah juga, memasak makanan dan manisan khusus dan saling bersilaturahmi merupakan adat istiadat Idul Fitri.

Namun di Malaysia, beberapa hari sebelum Idul Fitri, kota-kota menyala dan pakaian baru dibeli. Malam sebelum Idul Fitri, orang Malaysia menyiapkan makanan tradisional dan manisan khas, termasuk rendang, yang terbuat dari daging sapi dan ayam yang dimasak dengan santan; Mereka juga memasak hidangan yang disebut "ketupat" yang terbuat dari nasi yang dibungkus daun kelapa dan menghibur para tamunya.

Wanita muslim yang menunaikan shalat Ied
Wanita Tunisia juga membuat manisan pada Idul Fitri yang disebut "Al-Muqroud, Al-Gharibeh, Al-Baqalawa, Al-Mahshi dan Al-Samsa"; Mereka menyiapkan makanan yang dipanggang dalam kaleng dan membawanya ke tuan rumah saat mereka pergi ke pesta. Namun pada hari ini, seluruh umat Islam, selain suka dan bahagia Idul Fitri, juga mengenang penderitaan umat Islam; Kaum Muslimin Palestina, Yaman dan Nigeria dan semua orang yang ditindas oleh orang-orang yang arogan dan berdoa untuk pembebasan mereka.

Di negara-negara Islam, kemuliaan shalat Idul Fitri dan takbir yang menyenangkan Allah Akbar bergema. Para jamaah, dengan pakaian bersih dan harum, pindah ke tempat shalat, dan sebelum shalat, mereka membayar zakat alam di kotak khusus yang ditempatkan di sebelah barisan shalat, untuk melaksanakan syiar Ilahi. Dengan mewajibkan Zakat Fitri, di saat-saat kegembiraan dan di puncak kebahagiaan kebahagiaan yang menyelimuti keberadaan umat Islam di hari Idul Fitri, Tuhan mengajak mereka untuk bersimpati dengan sesama manusia dan meminta mereka untuk mengingat yang membutuhkan dan yang miskin.

Pada hari Idul Fitri, setiap muslim dengan membayar zakat fitrah berbagi suka dan manisnya Idul Fitri dengan saudara Muslimnya, seolah-olah bersalaman dengan saudaranya yang membutuhkan, dan setelah sedikit hartanya, ia membersihkan debu kemiskinan dari wajahnya. Menurut riwayat, zakat fitrah menyebabkan kesucian jiwa pembayar, dan menyebabkan kemakmuran ekonomi di masyarakat, dan mengarah pada perkembangan dan kemajuan ekonomi. Al-Quran dalam Surah A'la telah menyatakan bahwa membayar zakat sebelum shalat adalah salah satu penyebab keselamatan manusia, yang mengacu pada zakat fitrah dan berbunyi: «قَدْ أَفْلَحَ مَنْ تَزَکَّى ، وَذَکَرَ اسْمَ رَبِّهِ فَصَلَّى Sesungguhnya beruntunglah orang yang membersihkan diri (dengan beriman),  dan dia ingat nama Tuhannya, lalu dia sembahyang. (QS: A'la, 14-15)

Zakat Fitri dan secara umum semua zakat yang dibayarkan oleh umat Islam, selain untuk mengentaskan kemiskinan, memiliki kegunaan lain, antara lain: menjaga kesehatan, status kesehatan dan budaya umat Islam, membayar hutang debitur yang sebenarnya, membangun masjid, sekolah, rumah sakit, jalan raya dan lainnya kebutuhan mereka.

Berbahagialah mereka yang selain suka Idul Fitri dan kegembiraannya, memiliki rencana untuk melanjutkan jalan penghambaan. Mereka yang ingin melindungi kesalehan yang diperoleh selama Ramadhan, dan hati mereka yang dipersiapkan dan dimurnikan. Mereka melihat Idul Fitri bukan sebagai akhir dari sebuah perjalanan tetapi sebagai awal dari transformasi jiwa yang lebih dalam dan mereka melanjutkan persahabatan mereka dengan Tuhan seperti di hari-hari Ramadhan.


Ayatullah Khamenei berkata, "Kita membaca di doa  Abu Hamzah al-Tsumali supaya kita disampaikan ke derajat taubah, supaya kita kembali dari jalan keliru, amalan buruk, ucapan tak terpuji dan akhlak buruk; Ketika kita kembali kepada Tuhan, Allah menyambut kita dengan tangan terbuka. Manfaatkanlah dengan baik peluang kembali ini yang diraih manusia selama bulan Ramadhan."

 

Seluruh umat muslim di dunia, dimanapun mereka berada, bergembira di Hari Raya Idul Fitri dan bibir mereka melantunkan pujian untuk menghormati pengabdian dan kerendahan hati di hadapan Tuhan.

Idul Fitri tiba setelah satu bulan penuh beribadah dan penghambaan, seperti matahari menyinari hati-hati mukmin. Mukmin yang berpuasa dan di bulan Ramadhan mereka menyalakan hati-hatinya dengan melantunkan ayat-ayat suci Al-Quran serta di malam-malam Lailatul Qadar menemukan kesempatan untuk bertaubat dengan cucuran air mata dan munajatnya, kini mereka datang untuk menyongsong datangnya Hari Raya Idul Fitri.


Di hari bahagia ini, umat muslim membersihkan tubuh mereka dan mengenakan pakaian baru dan terbaik serta mamaikai minyak wangi menyambut hari raya. Mereka juga menghiasai jalan-jalan dan menata bunga untuk menyambut datangnya Idul Fitri. Seluruh umat muslim di dunia, di mana pun mereka berada, bergembira di Hari Raya Idul Fitri dan bibir mereka melantunkan pujian untuk menghormati pengabdian dan kerendahan hati di hadapan Tuhan.

Gema takbir Idul Fitri berkumandang di langit dan malaikat berbondong-bondong tutun ke bumi untuk memberi kabar gembira dan rahmat serta ampunan Tuhan kepada umat mukmin.

Rasulullah Saw bersabda, "Allah Swt di hari Idul Fitri kepada malaikat-Nya berkata, apa pahala bagi mereka yang menjalankan kewajibannya ? Malaikat berkata, Wahai Tuhanku, pahala mereka beradat di tangan-Mu, Allah berfirman, kalian menjadi saksi bahwa Aku telah mengampuni dosa-dosa hamba-Ku."

Pagi Idul Fitri yang menyenangkan dimulai dengan shalat yang digelar secara agung. Muslim, yang telah menjadi tamu rahmat dan pengampunan Tuhan selama sebulan, berbondong-bondong menuju lokasi shalat Idul Fitri dengan pakaian putih dan bersih. Sambil berjala mereka melantunkan pujian kepada Tuhan dan mereka memiliki antusiasme yang tak terlukiskan di dalam hati mereka.

Muazin melantunkan takbir لبیک اللهم لبیک , sungguh indah persatuan yang muncul di hari Idul Fitri. Persatuan yang berporos pada Tuhan, sang pencipta alam semesta. Idul Fitri, hari kembali ke fitrah dan spiritual serta penyataan penghambaan dan mendekatkan diri kepada Tuhan. Takbir dan pujian yang keluar dari bibir-bibir umat Muslim ، الله اکبر الله اکبر و لله الحمد ، الحمدلله علی ما هدانا menunjukkan terima kasih orang yang berpuasa di bulan Ramadhan karena mereka menjadi tamu Allah selama bulan suci ini serta mereka merasakan keagungan Tuhan di jiwa dan hati mereka.


Shalat Idul Fitri sebuah perkumpulan agung yang menjadi manifestasi iman dan spiritual muslim serta para pemuka agama sangat menekankan untuk menghadiri perkumpulan agung ini. Mengingat bahwa Islam adalah agama sosial, perilaku yang mengarah ke persatuan sangat ditekankan. Sejumlah amalan wajib seperti haji juga dilaksanakan secara berkelompok. Haji menunjukkan kehormatan dan kebesaran Islam serta peluang bagi muslim untuk mengenal sesamanya dan menyelesaikan isu-isu dunia Islam.

Shalat Idul Fitri dan Idul Adha juga merupakan perkumpulan penitng muslim di berbagai negara-negara Islam. Imam Ridha as bersabda, "Seperti penamaan Idul Fitri dijadikan sebagai hari raya supaya masyarakat di hari tersebut berkumpul dan keluar untuk Tuhan serta memuji-Nya karena nikmat-nikmat-Nya yang diberikan kepada mereka. Hari tersebut, adalah hari Ied dan hari bekumpul serta kembali ke fitrah dan hari zakat (zakat fitrah) serta hari keinginan dan permohonan."

Shalat Ied di setiap kota dan negara biasanya digelar di tempat-tempat suci dan masjid penting, serta terdiri dari dua rakaat dengan total 9 qunut. Salah satu shalat terindah Idul Fitri, shalat ied di Tehran yang diimami oleh Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar, Ayatullah Ali Khamenei. Selain itu, di kota seperti Mashad dan Haram Imam Ridha as juga digelar shalat Ied dengan dihadiri ribuan jamaah sahalat.

Ayatullah Khamenei mengatakan, "Muslim, keluar dari bulan Ramadhan dengan penuh cahaya. Bulan Ramadhan dengan puasanya, zikir, doa dan pujian terhadap Tuhan, bacaan al-Quran, amalan baik di dalamnya yang diamalkan oleh orang mukmin telah membuat hati-hati bersinar, dan karat-karat di hati serta jiwa manusia luntur. Sejatinya sejak malam lailatul qadar, manusia mukmin yang berpuasa memulai tahun barunya. Di malam lailatul qadar, takdir manusia ditulis oleh para pencatat Ilahi. Manusia memasuki tahun baru, tahapan baru dan sejatinya sebuah kehidupan dan kelahiran baru. Mereka meniti jalan ini dengan berbekal cadangan takwa....Shalat Idul Fitri, sebuah ucapan syukur atas nikmat Ilahi di bulan Ramadhan dan atas kelahiran baru ini."


Di qunut shalat Idul Fitri kita membaca doa sebagai berikut:

اَللَّهُمَّ (أَنْتَ) أَهْلَ الْکِبْرِیَاءِ وَ الْعَظَمَةِ وَ أَهْلَ الْجُوْدِ وَ الْجَبَرُوْتِ وَ أَهْلَ الْعَفْوِ وَ الرَّحْمَةِ وَ أَهْلَ التَّقْوَى وَ الْمَغْفِرَةِ، أَسْأَلُکَ بِحَقِّ هَذَا الْیَوْمِ الَّذِیْ جَعَلْتَهُ لِلْمُسْلِمِیْنَ عِیْدًا وَ لِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهِ عَلَیْهِ وَ آلِهِ ذُخْرًا وَ (شَرَفًا) وَ مَزِیْدًا أَنْ تُصَلِّیَ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ آلِ مُحَمَّدٍ وَ أَنْ تُدْخِلَنِیْ فِیْ کُلِّ خَیْرٍ أَدْخَلْتَ فِیْهِ مُحَمَّدًا وَ آلَ مُحَمَّدٍ وَ أَنْ تُخْرِجَنِیْ مِنْ کُلِّ سُوْءٍ أَخْرَجْتَ مِنْهُ مُحَمَّدًا وَ آلَ مُحَمَّدٍ صَلَوَاتُکَ عَلَیْهِ وَ عَلَیْهِمْ (أَجْمَعِیْنَ)، اَللَّهُمَّ إِنِّیْ أَسْأَلُکَ خَیْرَ مَا سَأَلَکَ مِنْهُ عِبَادُکَ الصَّالِحُوْنَ وَ أَعُوْذُ بِکَ (فِیْهِ) مِمَّا اسْتَعَاذَ مِنْهُ عِبَادُکَ الصَّالِحُوْنَ (الْمُخْلِصُوْنَ)‏

Ya Allah, wahai Pemilik kebesaran dan keagungan, wahai Pemilik kedermawanan dan keagungan, wahai Pemilik maaf dan rahmat, wahai Pemilik takwa dan ampunan, aku memohon kepada-Mu demi hak hari ini yang telah Kau jadikan bagi Muslimin sebagai hari raya dan bagi Muhammad saw sebagai simpanan, (kemuliaan), dan tambahan (kedudukan) agar Kau curahkan shalawat atas Muhammad dan keluarga Muhammad, memasukkanku dalam setiap kebaikan yang telah Kau masukkan di dalamnya Muhammad dan keluarga Muhammad, dan mengeluarkanku dari setiap keburukan yang darinya telah Kau keluarkan Muhammad dan keluarga Muhammad—shalawat-Mu atasnya dan atas mereka semua. Ya Allah, aku mohon kepada-Mu kebaikan apa yang telah diminta oleh hamba-hamba-Mu yang salih kepada-Mu dan aku berlindung kepada-Mu dari apa yang hamba-hamba-Mu yang salih berlindung kepada-Mu darinya.

Di akhir doa qunut ini kita memohon kepada Tuhan untuk dimasukkan ke surga yang menjadi pembersih iman, akhlak dan amal saleh yang juga dimasuki oleh Nabi Muhammad Saw beserta keluarganya. Kita juga memohon kepada Allah untuk dijaga dari perbuatan buruk.

Imam Sajjad as di bulan Ramadhan menghindari untuk mencela dan memarahi pembantunya, sebaliknya beliau menulis seluruh kesalahan mereka dan kemudian mengumpulkan mereka di malam Idul Fitri dan emngingatkan keselahan mereka beserta waktu kesalahan tersebut. Kemudian beliau berkata, wahai fulan, apakah kamu ingat di hari ini (yang beliau sebutkan tanggalnya) kamu melakukan kesalahan kepada saudaramu dan saya tidak menghukummu? Mereka menjawab, benar wahai putra Rasul ! Seperti kamu mengabaikan kesalahan kami dan memaafkan kami, maka Tuhan pun akan mengabaikan kesalahanmu dan memaafkan kamu. Saat itu, Imam Sajjad as memandang para pembantunya dan berkata, Saya memaafkan kalian. Jika Saya memperlakukan kalian dengan buruk, maka maafkanlah aku.


Imam Sajjad as di hari Idul Fitri memberi hadiah kepada para pembantunya dan membebaskan budaknya. Imam berkata, "Allah Swt di setiap malam bulan Ramadhan dan ketika waktu berbuka puasa membebaskan 70 ribu orang dari api neraka. Di akhir bulan Ramadhan (malam Idul Fitri), total dari seluruh bulan Ramadhan dan kini aku ingin Tuhan menyaksikan bahwa aku membebaskan kalian dengan harapan Allah akan membebaskanku dari api neraka.

 

Ferdowsi adalah salah satu penyair terkemuka Persia. Namanya tidak asing lagi bagi banyak orang. Tanggal 25 Ordibehest (bulan kedua dalam kalender nasional Iran), yang bertepatan dengan 15 Mei, diperingati sebagai "Hari Mengenang Ferdowsi." Ini merupakan bentuk penghormatan hari wafatnya pujangga besar Iran ini.

Abul Qasim Ferdowsi diperkirakan lahir antara tahun 329 dan 330 hijriyah atau 940-941 Masehi. Tempat kelahirannya adalah desa Paj yang berada di dekat kota Tus. Menurut catatan sejarah, kota Tus dan kota Bukhara di zaman itu merupakan pusat kebudayaan Iran. Bukhara dikenal dengan pusat keilmuan resmi yang diayomi oleh pemerintahan Abbasi, sementara Tus adalah pusat kebudayaan Iran.

Banyak sejarawan yang meyakini bahwa cinta tanah air serta kecenderungan kepada masalah budaya dan kisah-kisah legendaris di kota Tus adalah faktor utama yang membuat Abu Mansur memilih kota ini sebagai tempat untuk menulis Shahnamehnya dalam bentuk prosa.  Dari kota ini pula, Daqiqi, Ferdowsi, dan Asadi Tusi, para pujangga kisah-kisah heroik berasal.

Tidak ada riwayat yang jelas tentang masa kecil Ferdowsi. Nezami Aroodi, penulis besar yang hidup sekitar satu setengah abad setelah Ferdowsi, menyebut pujangga besar ini berasal dari keluarga terpandang karena status kebangsawanan dan kekayaannya. Ferdowsi sendiri mengakui kehidupannya yang berkecukupan di masa muda.

Berbekal kondisi kehidupannya yang mapan, anak-anak dari keluarga selevel Ferdowsi berkesempatan memperoleh pendidikan yang baik untuk memperkaya diri dengan ilmu dan akhlak. Mereka juga dikenalkan dengan sejarah, budaya dan tradisi yang ada. Jiwa bebas, keunggulan, keutamaan akhlak dan kesucian lisan Ferdowsi didapatkan berkat pendidikan ini. Jika dibandingkan dengan syair-syair para pujangga di zamannya nampak keunggulan syair-syair Ferdowsi.

Ferdowsi hidup di tengah keluarga bangsawan yang terhormat. Oleh karena itu, dia tak pernah tunduk kepada penguasa manapun. Dia juga dikenal berbudi luhur seperti ksatria-ksatria besar yang kisahnya diceritakan dalam Shahnameh. Sejak kanak-kanak, penyair besar ini telah menunjukkan minatnya yang besar kepada ilmu dan pendidikan. Kecenderungan ini biasa ditemukan di lingkungan keluarga bangsawan. Dia mempelajari semua ilmu yang ada di zamannya. Selain bahasa Farsi dan bahasa Arab, dia menguasai bahasa Pahlavi yang merupakan bahasa nenek moyang bangsa Iran dan bahasa naskah-naskah sastera, budaya dan sejarah masa lalu. Sang pujangga juga menguasai filsafat Yunani. Pengetahuannya akan filsafat dapat ditemukan di sela-sela Shahnameh.

Shahnameh merupakan karya legendaris Ferdowsi yang sampai saat ini masih bersinar dan menjadi rujukan akan peradaban Iran. Shahnameh secara umum berkisah tentang legenda Iran, semangat kepahlawanan, kisah-kisah sejarah dan semi sejarah, legenda dan cerita panjang atau pendek kepahlawanan. Ferdowsi menyusun seluruh cerita tersebut dengan teliti dan seimbang di bawah kisah-kisah bangsa Iran mulai terbentuknya peradaban bangsa ini hingga masuknya Islam ke Iran.

Shahnameh Ferdowsi adalah warisan budaya bangsa dan negeri Iran yang sudah berumur seribu tahun. Buku ini bisa dikategorikan sebagai ensiklopedia logika pemikiran, sejarah dan budaya bangsa Iran. Shahnameh memuat kisah-kisah  legenda dan sejarah, serta kondisi sosial, tradisi, adat istiadat, pemikiran filsafat, dan semangat kepahlawanan bangsa Iran sampai masa dinasti Sasanid. Ferdowsi menceritakan cerita tokoh-tokoh legendaris dan kisah sejarah mulai dari raja pertama yang bernama Keyumars dan diakhiri dengan kisah Fereydun.

Ada juga kisah tentang kebangkitan Kaveh si pandai besi, kematian Rostam, serangan Iskandar ke negeri Persia dan kekuasaan dinasti Sasanid. Abul Qasim Ferdowsi hidup di zaman maraknya kisah-kisah legenda di tengah masyarakat yang menyatu dengan cerita yang memang memiliki akar sejarah di Iran. Kisah-kisah itu menyebar dari mulut ke mulut dan menjadi dongeng rakyat yang gemar menghibur diri dengan kenangan akan kebesaran nenek moyang mereka.

Di malam-malam panjang musim dingin, dongeng-dongeng legenda semakin marak di tengah rakyat. Dalam setiap acara dan pesta, para perawi selalu menjadi figur yang dielu-elukan untuk bercerita tentang dongeng-dongeng kepahlawanan. Tepuk tangan meriah selalu didapat oleh para perawi setelah membawakan kisah mereka. Kisah keperkasaan Rostam membuat masyarakat berbangga, sedangkan kisah duka Siavash dan Esfandiyar akan menciptakan suasana sedih yang memancing kucuran air mata.

Menurut para ahli dan peneliti, Shahnameh Ferdowsi adalah salah satu faktor penting yang melestarikan bahasa Persia. Karena itu, Shahnameh bukan hanya buku warisan budaya bangsa Iran yang sudah berumur seribu tahun tetapi juga dokumen penting yang menunjukkan kebesaran bahasa Persia dan keagungan peradaban bangsa Iran.

Shahnameh juga disebut sebagai khazanah bahasa dan kefasihan bahasa Persia. Ferdowsi menulis mahakaryanya ini di zaman ketika negeri Persia berada di bawah kendali kekhalifahan bani Abbas. Ketika itu, bahasa yang digunakan dalam setiap pertemuan resmi adalah bahasa Arab dan sasteranya. Surat menyurat, buku-buku ilmiah dan karya-karya penulisan umumnya juga ditulis dalam bahasa Arab. Lewat karyanya ini, Ferdowsi menunjukkan bahwa bahasa Persia punya kapasitas yang besar untuk menyampaikan ide-ide pemikiran.

Shahnameh telah diterjemahkan ke berbagai bahasa Eropa. Meski ideologi dan seni Shahnameh secara detail tidak dapat ditransfer ke bahasa lain dalam bentuk terjemahan dan meski Shahnameh adalah cermin budaya sebuah bangsa yang memiliki perbedaan mendasar dengan peradaban dan adat istiadat bangsa lain, namun kebesaran Shahnameh dan kekuatan seni serta pemikiran Ferdowsi telah memberi pengaruh pada seluruh bangsa. Budayawan dunia telah menangkap pesan kemanusiaan dan pemikiran lembut Ferdowsi dan mengakuinya sebagai warisan abadi budaya manusia.

Sebagian budayawan dunia menyebut Shahnameh sebagai mahakarya budaya dan pemikiran dunia. Sebagian yang fanatik bahkan menyebutnya karya terunggul. Jan Rypka, di buku sejarah sastra Persia terkait Shahnameh menulis, “Realitanya adalah di sepanjang hamparan bumi, tidak ada bangsa yang memiliki hikayat yang agung seperti ini, yang mencakup seluruh tradisi bersejarah mereka, mulai dari era gelap legenda hingga pertengahan abad ketujuh.”

Berthels, pakar Timur Tengah asal Rusia meyakini, “Selama di dunia ada konsepsi Iran, maka nama pujangga besar yang kecintaan terhadap negaranya tak pernah pudar akan tetap abadi di dunia. Ferdowsi menulis Shahnameh dengan sepenuh jiwanya, dengan demikian ia berhak mendapatkan seluruh kecintaan dan penghormatan bangsa Iran terhadap dirinya.”


Fritz Wolff, pemikir Jerman dan penulis ensklopedia Shahnameh menilai Ferdowsi sumber inspirasi pemimpin penyair epik di dunia. Menurutnya, Shahnameh Ferdowsi tak diragukan lagi adalah sebuah mahakarya yang dalam pandangan Barat dan Eropa membuktikan budaya, peradaban dan identitas bangsa Iran. Meski Shahnameh Hakim Ferdowsi merupakan simbol keyakinan bangsa Iran, namun dengan memperlajarinya maka seseorang akan mengenal legenda, geografi, sejarah, filsafat, sastra, bahasa dan seni Iran.

Lebih lanjut Wolff menambahkan, “Karya besar sastra ini tidak terbatas waktu dan geografi tertentu. Saya meyakini bahwa Ferdowsi adalah pemimpin penyair epik di dunia. Ferdowsi dalam melantunkan syair sangat menonjol dan tidak ada filosof, sejarawan dan pujangga yang mampu menyamainya. Dengan berani saya katakan bahwa kosa kata terbaik dan terindah dari perjuangan dan kemenangan dapat ditemukan di Shahnameh Ferdowsi.”

Shahnameh berkisah tentang bangsa Iran yang selalu mengedepankan budi pekerti dalam peperangannya. Bangsa ini meyakini, selama perdamaian masih bisa diusahakan, perang mesti dihindari, dan selama tidak menyerang, musuh tidak boleh diserang. Ketika musuh sudah menyerah jangan sampai dia disakiti. Jika kemenangan berhasil diraih, para tawanan harus diperlakukan dengan baik, perempuan dan anak-anak harus diamankan, kota-kota dan permukiman tidak boleh dihancurkan dan jenazah korban yang tewas dari pihak lawan juga mesti dihormati. Inilah tatakrama bangsa Iran dalam peperangannya.

Ferdows hingga kini harum namanya, karena berjasa melestarikan warisan budaya peradaban ribuan tahun silam. Setiap tahun, di hari wafatnya Ferdowsi digelar berbagai acara baik di makam Ferdowsi sendiri atau di universitas dan lembaga-lembaga kebudayaan Iran. Sebagaimana kisah-kisah heroik dalam Shahnameh yang menjadi legenda, Ferdowsi sendiri menjadi pujangga yang melegenda.