
کمالوندی
Mengenal Omar Khayyam Neishabouri, Penyair Terkemuka Iran
Setiap tanggal 28 Ordibehesht, yang bertepatan dengan 17 Mei, kalender nasional Republik Islam Iran memperingatinya sebagai hari penghormatan terhadap Omar Khayyam Neishabouri, ilmuwan sekaligus penyair besar Iran.
Ia dikenal sebagai sarjana polymath dari Nishapur, Persia. Ahli matematika, filosof, astronom, dan sastra. Ia juga dikenal sebagai penulis risalah dalam bahasa Arab tentang mekanika, geografi, musik, dan fisika. Karena keluasan, kedalaman ilmu, dan kontribusinya, digelari sebagai matematikawan, astronom, dan penyair utama dari tradisi keilmuan Islam.
Bahkan ia dijuluki Tent Maker (pembuat tenda) oleh ilmuwan semasanya. Ia adalah orang yang optimistis. Bukan pesimis. Baginya, keindahan, kebenaran hidup, dan kemakmuran memiliki daya tarik khusus. Ia berperasaan halus. Pemaaf atas segala kesalahan. Simpatinya benar-benar dari lubuk hati yang mendalam.
Dialah Umar Khayyam atau Omar Khayyam. Ia memiliki nama lengkap Abu al-Fath Ghiyat al-Din Umar ibn Ibrahim al-Khayyam al-Nishapuri. Ia lahir di Nishapur, Persia (Iran) pada 10 Mei 1048 M. Nama Khayyam diambil dari pekerjaan ayahnya, Ibrahim, yaitu pembuat tenda (al-Khayyam). Ia hidup di era kekuasaan Dinasti Saljuk Abad ke-11.
Patung Khayyam
Kedalaman dan kecintaannya terhadap ilmu ia mulai semenjak kecil. Ia memulai mendalami ilmu dari gurunya, Imam Muwaffak, salah satu pendidik terkenal Khurasan. Pada saat itu, Khurasan adalah ibu kota Kerajaan Saljuk. Ia kemudian mengembara ke Balkhan. Berguru pada ilmuwan kondang, Syekh Muhammad Mansuri. Ia juga menuju Nishapur untuk mempelajari filsafat.
Umar Khayyam memiliki kedekatan dengan Nizam-ul-Muluk, pejabat di Kerajaan Saljuk. Ia juga dekat dengan Hassan-i-Sabah, pemimpin aliran Hashshashin (Nizar Ismaili). Ketiganya sering disebut ‘Tiga Sahabat’.
Ahli Ilmu Eksakta
Umar Khayyam sangat berjasa dalam perkembangan ilmu matematika, terutama Aljabar. Ia menghasilkan karya Aljabr (Algebra), yang kemudian diedit dan diterjemahkan dalam bahasa Prancis. Ia adalah orang pertama yang mengklasifikasikan persamaan tingkat satu (persamaan linier) dan memikirkan pemecahan masalah persamaan pangkat tiga secara ilmiah.
Selain itu, ia juga mengenalkan sebuah persamaan parsial untuk ilmu aljabar dan geometri. Ia membuktikan suatu masalah geometri tertentu dapat diselesaikan dengan sejumlah fungsi aljabar.
Pada abad XVX dan XVII, persamaan semacam ini justru banyak digunakan oleh para ahli matematika Eropa. Umar Khayyam mendahului para ahli matematika Barat.
Umar Khayyam juga mencetuskan Jawami Al-Hisab yang memuat referensi paling awal tentang segitiga pascal dan menguji balik postulat V yang menyangkut teori garis sejajar. Sebuah geometri Euclides yang sangat mendasar.
Pada 15 Maret 1079 M, Sultan Jalaluddin Maliksyah Saljuqi (1072-1092) memberlakukan kalender yang telah diperbaiki Umar Khayyam. Ia menggunakan hasil penelitiannya dalam bidang matematika dan astronomi. Penelitian ini menghasilkan penghitungan kalender Muslim menjadi lebih relevan. Selain itu, ia juga terkenal karena menemukan metode memecahkan persamaan kubik dengan memotong sebuah parabola dengan sebuah lingkaran.
Karya puisinya, Rubaiyat membuat Khayyam dikenal sebagai penyair besar. Tidak hanya itu, dia juga seorang ahli matematika, dan astronomi yang dikenal luas. Setelah kematiannya, puisinya diterbitkan, dan kemudian aspek puitisnya dikaji para pemikir setelahnya, selain posisinya sebagai seorang ilmuwan. Reputasi Khayyam saat ini di timur dan barat, bukan karena statusnya sebagai ilmuwan, tetapi juga karena posisinya sebagai penyair terkemuka.
Buku Rubaiyat Omar Khayyam termasuk buku puisi terkecil di dunia sastra, tetapi ketenarannya menembus batas geografi Iran dan terkenal ke berbagai penjuru dunia. Lalu apa, yang ditulis Khayyam hingga buku kecilnya ini menjadi perhatian sejak dahulu hingga kini. Apa yang tersembunyi dalam Rubaiyat Khayyam. Sebagaimana diungkapkan Will Durant, apa yang ditiupkan selain filsafat dalam puisi Khayyam dengan segenap kebesaran?
Dalam sejarah sastra Persia, ada banyak penyair yang telah menggabungkan puisi mereka dengan kebijaksanaan dan menciptakan ramuan puisi dan filsafat yang luar biasa. Tetapi reputasi mereka tidak mampu melampaui Khayyam dengan Rubaiyatnya yang menawan.
Daya tarik dan pesona Rubaiyat membuat penyair Inggris Fitz Gerald terdorong untuk menerjemahkan puisi ini pada tahun 1859. karyanya terjemahannya inilah yangmemperkenalkan Khayyam ke seluruh penjuru dunia, terutama dunia Barat.
Menurut peneliti terkemuka Arberry, terjemahan Khayyam oleh Fitzgerald diterbitkan dua puluh lima kali, antara tahun 1859 hingga akhir abad ke-19 Masehi. Pada 1929, lebih dari 410 buku Rubaiyat Khayyam dalam terjemah bahasa Inggris dicetak, dan muncul lebih dari 700 buku dan artikel maupun komposisi musik dan teater yang didasarkan pada puisi Khayyam. Tentu saja, angka-angka ini akan jauh lebih tinggi dalam beberapa dekade terakhir. Bahkan hingga kini terjemahan Rubaiyat bahasa Inggris mengisi rak-rak perpustakaan dan sebagian rumah orang-orang Inggris dan AS.
Pada tahun 1074 M, Omar bersama ahli astronomi lainnya membangun sebuah observatorium di Isfahan. Empat tahun kemudian, atas perintah Sultan Maliksyah, bersama ‘Abd al-Mughaffar Asfani dan Maimun bin Najib Wasita, menyempurnakan kalender Jalali (kalender dalam bahasa Persia yang diciptakan oleh Jalaluddin Abu Al’Fath) yang sampai sekarang masih dipergunakan di kawasan tersebut.
Setelah kematian Malik-Shah dan wazirnya (yang diperkirakan dibunuh atas perintah Assassin Ismailiyah), Umar tak lagi disukai di Istana Sultan Maliksyah.
Image Caption
Lalu ia segera berangkat haji ke Mekkah. Sepulang dari haji, ia diundang Sultan Sanjar yang baru ke Marv, bekerja sebagai peramal istana.
Setelah itu, ia diizinkan kembali ke Nishapur karena kesehatannya menurun. Sekembalinya ke kota kelahirannya, ia menjalani kehidupan menjadi seorang pertapa.
Omar Khayyam meninggal dunia di tanah kelahirannya Nishapur 4 Desember 1131 pada usia 83 tahun.
Salah satu muridnya, Nizami Aruzi, menceritakan Khayyam saat berada di Balkh bersama
Al-Isfizari (salah satu ilmuwan yang pernah bekerja sama dengannya dalam kalender Jalali) pernah mengungkapkan soal kematiannya.
Ketika ia mengungkapkan bahwa, “makam saya akan berada di tempat di mana angin utara mungkin menyebarkan mawar di atasnya.”
Setelah empat tahun kematian Omar, Aruzi menemukan makam itu di daerah Nishapur. Seperti telah diramalkan Khayyam, Aruzi menemukan makam yang terletak di kaki tembok taman di mana pohon pir dan pohon persik telah menjulurkan kepala dan menjatuhkan bunganya sehingga batu makamnya tersembunyi di bawah mereka.
Omar Khayyam merupakan orang pertama yang mengklasifikasikan persamaan linear. Selain itu, pemecahan persamaan pangkat tiga secara ilmiah.
Selain itu, dia memperkenalkan sebuah persaman parsial untuk ilmu aljabar dan geometri. Ia membuktikan suatu masalah geometri tertentu dapat diselesaikan dengan fungsi aljabar.
Sebagai seorang muslim, Khayyam termasuk kelompok moderat. Saat itu, dia memiliki pandangan berbeda dengan muslim kebanyakan.
Dengan kemampuannya sastranya, ia menulis sebuah puisi yang menggambarkan kisah hidupnya. Puisi itu terdapat di sebuah buku berjudul Rubaiyat. Kini, karya sastra Khayyam telah banyak diterjemahkan dalam bahasa Inggris, antara lain oleh Fitzgerald pada tahun 1839.
Karya peninggalan Umar Khayyam sangat berharga terutama Matematika, Astronomi, dan Syair. Karya-karyanya banyak diterjemahkan oleh orang Asia dan Eropa. Kisah hidupnya telah difilmkan dengan judul Omar Khayyam (1957), digambarkan juga dalam film The Kepper: The Legend of Omar Khayyam.
Mengenang Perjuangan Heroik Rakyat Iran Bebaskan Khorramshahr
Pada pukul 6.15 pagi hari Ahad 2 Khordad 1361 Hs, pasukan Iran mengepung Khorramshahr yang membuat musuh tidak punya pilihan lain, kecuali melarikan diri. Hingga pukul 9 pagi, lebih dari 5 ribu tentara Irak yang ditawan para pejuang Iran.
Keesokan harinya 3 Khordad 1361 Hs (24/5/1982), anasir Baath berusaha kembali menguasai daerah-daerah yang telah dibebaskan para pejuang Iran, tapi berkat kejelian para pejuang Iran, maksud itu tidak berhasil.
Mengapa saat itu, rezim Baath Irak bersikeras menduduki kota Khorramshahr dan apa nilai strategis kota ini di saat perang delapan tahun Iran-Irak ?
Pada 31 Shahrivar 1359 Hs yang bertepatan dengan 22 September 1980, rezim Baath Irak yang didukung kekuatan dunia, melancarkan serangan besar-besaran ke perbatasan Iran. Salah satu target utama serangan pasukan Saddam ke wilayah Iran adalah Khorramshahr, sebuah kota pelabuhan yang terletak di Provinsi Khuzestan, Barat Daya Iran. Mengingat posisinya yang terletak di dekat Teluk Persia dan Irak, wilayah ini sangat strategis baik dari sisi ekonomi, perdagangan, maupun politik.
Pembebasan Khorramshahr
Saddam dan para pendukungnya di Barat dan Timur percaya bahwa pendudukan Khorramshahr akan membuka jalan untuk melumpuhkan kota-kota lain di Iran dan pada akhirnya melenyapkan Revolusi Islam Iran yang baru berdiri seumur jagung. Namun, kalkulasi Saddam yang didukung negara Barat terutama AS meleset. Mereka tidak memperhitungkan kekuatan iman dan tekad baja para pemuda Iran dalam membela negaranya.
Perlawanan dan aksi heroik bangsa Iran pada akhirnya berhasil membebaskan Khorramshahr dari pendudukan tentara Saddam. Tepat pada 24 Mei 1982, Khorramshahr kembali ke pangkuan Iran, dan hari pembebasan Khorramshahr diperingati setiap tahunnya sebagai “Hari Pertahanan dan Perlawanan”.
Rezim Saddam mengira bisa menduduki Khorramshahr hanya dalam hitungan jam mengingat besarnya pasukan Irak yang dikerahkan ditambah perlengkapan senjata mereka dan lemahnya kondisi Iran saat itu. Namun tanpa terduga, pasukan Irak harus berperang selama 34 hari menghadapi para pemuda Iran baik tentara maupun relawan yang tidak sudi mengosongkan kota itu.
Perlawanan terhadap aggresor Irak juga dilakukan kaum perempuan Iran yang hadir di tengah kelompok-kelompok pejuang. Mereka mampu menghalau pasukan Irak di belakang gerbang kota selama 34 hari. Para pejuang Iran tetap bertahan hingga peluru terakhir mereka sebelum Khorramshahr jatuh ke tangan Saddam.
Sejarah 34 hari perlawanan di Khorramshahr merupakan salah satu lembaran emas dalam sejarah perang delapan tahun yang dipaksakan oleh rezim Saddam terhadap Iran. Banyak buku, terutama dalam bentuk memoar yang terbit untuk melukiskan perlawanan 34 hari para pemuda Khorramshahr. Tidak sedikit dari karya ini yang sudah diadaptasi menjadi film layar lebar. Perlawanan 34 hari pemuda Khorramshahr terhadap agresi tentara Saddam merupakan simbol muqawama dan pertahanan bangsa Iran.
Setelah berhasil menghalau gerak maju tentara Saddam, militer Iran dan pasukan relawan negara ini dalam beberapa operasi menetapkan misi pembebasan Khorramshahr sebagai prioritas mereka. Sebelum ini, aksi heroik rakyat Iran dalam mempertahankan Khorramshahr telah menjadi simbol perlawanan dan ketahanan bangsa ini, sekarang operasi pembebasan Khorramshahr juga menjadi simbol dari tekad dan kekuatan Republik Islam Iran dalam mengubah peta politik dan militer di medan perang. Tidak ada warga Iran yang tidak senang ketika mendengar kabar gembira pembebasan Khorramshahr.
Pejuang Iran di pembebasan Khorramshahr
Keberhasilan operasi Baitul Muqaddas selain membebaskan Khorramshahr, juga berhasil menutup kemungkinan tentara Irak menduduki wilayah Iran yang lain. Setelah peristiwa itu, posisi Iran di medan perang kian menguat dan hingga kini bangsa Iran masih tetap mempertahankan semangat untuk tidak memberi peluang musuh melakukan agresi. Imam Khomeini ketika mendengar berita pembebasan Kota Khorramshahr langsung mengatakan, "Allah yang membebaskan Khorramshahr."
Semua agenda rezim Saddam dan pendukungnya porak-poranda. Saddam bahkan mengeluarkan sesumbar bahwa ia siap menyerahkan Kota Basrah jika pasukan Iran berhasil merebut Khorramshahr. Pasalnya, Saddam dan adidaya dunia yang mendukungnya yakin Khorramshahr tidak mungkin bisa direbut kembali oleh Iran.
Dengan dimulainya operasi pasukan Iran dan relawan untuk membebaskan Khorramshahr, Saddam meminta pasukannya untuk mempertahankan kota itu seperti mereka melindungi Baghdad dan Basrah. Dia mengatakan, “Khorramshahr merupakan penyangga Basrah, untuk itu kemenangan harus diraih dengan harga berapa pun dan pasukan Iran harus dihancurkan.”
Koran al-Qabas terbitan Kuwait mengutip keterangan para pejabat Irak pada April 1981 menulis, "Irak berniat melancarkan serangan luas ke Khuzestan dan tujuannya adalah menduduki wilayah kaya minyak itu dan sumur-sumur minyak, serta pengumuman independensi dan pembentukan pemerintahan sementara..."
Dalam pelaksanaan skenario tersebut, setelah 34 hari berjuang secara heroik warga setempat, akhirnya Khorramshahr diduduki pasukan rezim Baats Irak pada 2 Aban 1359 HS. Setelah penempatan pasukan militer Irak di Khorramshahr serta pendudukan kota tersebut, tampaknya beberapa wilayah dan kota sekitar juga akan bernasib sama.
Meski sejumlah pengkhianatan dan pelanggaran di dalam negeri serta penyusupan luas musuh untuk mendiktekan ketidakefektifan segala langkah militer untuk membebaskan Khorramshahr, namun dengan tekad Imam Khomeini dan kesiapan seluruh pasukan angkatan bersenjata dan pasukan relawan rakyat Basij, seluruh sarana dan kekuatan dikerahkan untuk mengusir pasukan penjajah.
Pembebasan Khorramshahr
Pendudukan Khorramshahr berlangsung selama 20 bulan akan tetapi pada pada tanggal 3 Khordad 1361 HS atau 24 Mei 1983, berhasil dibebaskan dalam sebuah operasi bersejarah Baitul Maqdis. Pembebasan kota Khorramshahr sedemikian menggemparkan sehingga mesin-mesin propaganda Barat terpaksa mengakui kemenangan besar bangsa Iran itu dan pukulan telak bagi kekuatan militer Irak.
Koran Liberation terbitan Perancis dalam hal ini menulis, "Pasca direbutnya kembali Khorramshahr oleh Iran, dengan cepat AS, Eropa dan sejumlah negara regional Teluk Persia, menggulirkan berbagai inisiatif untuk mengakhiri perang tersebut sehingga mencegah tumbangnya rezim Saddam."
Banyak analis menganggap pembebasan Khorramshahr sebagai hasil perjuangan dan resistensi epik bangsa Iran melawan agresor. Kemenangan besar ini mematahkan perhitungan militer yang rumit oleh musuh dan pendukungnya serta menciptakan situasi baru terkait nasib perang yang dipaksakan. Karena alasan ini, pembebasan Khorramshahr menjadi sebuah epik, yang memiliki efek jangka panjang pada bangsa Iran dan, tentu saja, pelajaran bagi musuh-musuh Republik Islam.
Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran dalam sebuah pidatonya pada 1 Khordad 1381 HS dalam hal ini mengatakan, "Tidak ada satu pihak pun di dunia yang percaya bahwa angkatan bersenjata kita mampu merebut kembali Khorramshahr; karena Khorramshahr sudah dianggap lenyap."
Selama satu setengah tahun pendudukan kota pelabuhan strategis itu, rezim Baats Irak melakukan sejumlah operasi teknis yang rumit sehingga mengubah kota itu menjadi benteng pertahanan terkuatnya.
Syahid Mohammad Ebrahim Hemmat, di antara komandan era Perang Pertahanan Suci, dalam operasi Baitul Maqdis, menjelaskan barisan pertahanan dan musuh di sekitar kota Khorramshahr dan mengatakan, "... ketika Irak menduduki Khorramshahr, para penasehat Rusia dan Amerika Serikat, atas usulan Saddam, merancang dan melaksanakan program pertahanan 20 tahun di Khorramshahr. Dalam program tersebut, dibentuk sebuah zona luas ranjau darat, pembangunan parit-parit besar di sekeliling kota, serta berbagai perencanaan untuk berlanjutnya pendudukan kota Khorramshahr."
Pandemi Corona, Ciptakan Perubahan Gaya Hidup Manusia
Pandemi Corona ditetapkan sebagai kendala universal terbesar abad ini yang mengubah banyak dimensi kehidupan manusia di dunia serta memaksa pembatasan luas di kehidupan sehari-hari mereka.
Virus ini dan penyebarannya menimbulkan dampak serius di berbagai sisi kehidupan, bahkan juga berpengaruh pada bidang budaya dan sosial.
Wabah dan penyakit menular sejak lama telah mengancam kehidupan dan dunia manusia serta menimbulkan dampak luas di kehidupan manusia. Fenomena buruk dan pemicu krisis ini dari satu sisi menimbulkan ketakutan, kekhawatiran dan kelemahan di kehidupan. Sementara dari sisi lain, berpengaruh pada perluasan pengetahuan dan pemahaman manusia terhadap alam semesta dan keberadaannya.
Penyebaran virus Corona pada akhir tahun 2019 di seluruh dunia kembali menempatkan umat manusia dalam situasi yang dampaknya melampaui batas kedokteran dan kesehatan. Munculnya virus Corona membayangi sebagian besar bidang epistemologis dan ilmiah dan mengubah studi filosofis, agama, ekonomi, politik, budaya, seni dan sosial. Faktanya, Corona telah menjadi tantangan serius bagi manusia saat ini; Dari kontrak interaksi sosial yang paling sederhana hingga konsep manusia yang paling abstrak seperti hidup dan mati serta identitas.
Penyebaran virus ini membuat banyak aktivitas dan peristiwa politik, budaya dan sosial seperti pameran, bioskop, teater, konser dan penjualan buku mengalami dampak negatif yang besar serta pasar global dan ekonomi berbagia negara.
Koran The Guardian menulis, berdasarkan laporan terbaru, sektor budaya Eropa termasuk sinema, televisi, radio, musik, percetakan, video game dan seni pertunjukan serta visual tahun lalu di banding dengan tahun 2019 mengalami penurunan sebesar 31 persen. Sektor pariwisata juga kehilangan 27 persen pendapatannya dan mengalami kerugian besar akibat pandemi Corona.
Laporan tersebut, berdasarkan studi yang dilakukan oleh organisasi seniman dan hak cipta Eropa, menunjukkan bahwa selama pandemi Corona, satu-satunya industri penerbangan Eropa yang kehilangan 4,31 persen dalam setahun terakhir karena pembatasan perjalanan, berasal dari bidang budaya dan seni Eropa paling menderita.
Menurut laporan tersebut, pada 2019, sebelum wabah korona, sektor seni dan budaya Eropa berkembang pesat seperti pembangkit listrik dengan lebih dari 7,6 juta pekerja dan omset 643 miliar euro, atau sekitar 4,4 persen dari pendapatan kotor Uni Eropa.
Marc Lhermitte, penulis riset ini mengatakan, "Kita menyaksikan dampak berat akibat penutupan ribuan pusat budaya dan kesenian akibat pandemi Corona. Sektor budaya merupakan bagian pertama yang dilibutkan sejak penyebaran wabah Corona, dan akan menjadi sektor paling terakhir yang aktivitas normalnya dimulai tanpa pembatasan."
Menurut Lhermitte, pendapatan sektor seni pertunjukan dan musik turun 90 dan 76 persen. Sektor seni visual, buku, percetakan, bioskop dan televisi mengalami penurunan pendapatan sekitar 20-40 persen dan hanya permainan game komputer yang mengalami kenaikan 9 persen di perputaran uang dan mampu melawan pandemi ini.
Penutupan awal bioskop, museum, teater, dan aula konser, serta pembatalan festival musim panas yang membutuhkan pengenalan artis dan talenta muda, telah memberikan pukulan telak bagi industri ini di seluruh dunia, dan dampaknya akan terasa selama bertahun-tahun. Laporan dan tinjauan ahli lainnya menyatakan bahwa jika produksi fisik dan distribusi serta acara langsung tidak dilanjutkan pada kesempatan paling awal, ada risiko kehilangan modal yang diinvestasikan dalam proyek baru dan yang sedang berkembang. Namun, hampir setengah dari mereka yang disurvei (sekitar 46 persen) mengatakan bahwa mereka lebih memilih untuk tidak menghadiri pertemuan semacam itu selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun, bahkan jika ruang konser dibuka kembali.
Para ahli dan peneliti memperingatkan bahwa negara-negara di seluruh dunia harus menyediakan sumber daya keuangan yang dibutuhkan untuk memulihkan dan menghidupkan kembali industri seni dan budaya, dan mendorong investor swasta untuk melakukannya, karena industri seni dan budaya tidak pernah menghadapi keruntuhan ekonomi seperti itu dan krisis ini akan terjadi konsekuensi yang sangat besar.
Tapi ada sisi lain dari cerita ini, dan kita tahu bahwa tidak semua hal di dunia ini selalu negatif.
Corona membuktikan bahwa setiap ancaman yang ditimbulkan di Desa Global (Global Village) ini dan di setiap penjuru dunia akan mengarah pada interaksi yang konstruktif, yang membutuhkan kerja sama yang efektif, jauh dari mencari supremasi dan unilateralisme antarnegara. Ketika berbicara tentang budaya dan seni dan subjek buku dan bacaan, semua batasan dan prasangka politik dihapus dan penilaian yang adil terbentuk dan jendela lain terbuka untuk dunia.
Marshall McLuhan memperkenalkan konsep ini pada awal tahun 60-an dalam bukunya yang berjudul Understanding Media: Extension of A Man. Konsep ini berangkat dari pemikiran McLuhan bahwa suatu saat nanti informasi akan sangat terbuka dan dapat diakses oleh semua orang. Pada masa ini, mungkin pemikiran ini tidak terlalu aneh atau luar biasa, tapi pada tahun 60-an ketika saluran TV masih terbatas jangkauannya, internet belum ada, dan radio masih terbatas antar daerah, pemikiran McLuhan dianggap aneh dan radikal.
Kini, berkat ruang komunikasi, sebuah desa telah tercipta dan bahasa baru yang disebut bahasa seni telah terbentuk, yang memungkinkan setiap orang dapat saling berkomunikasi tanpa batas. Pada awalnya, tidak ada yang bisa membayangkan bahwa virus Corona akan menjadi begitu baru dan berubah, mengancam dan meninggalkan bekas di mana-mana, tetapi virus ganas yang sama juga menciptakan peluang dan dunia tanpa batas untuknya adalah seni dan budaya serta buku dan bacaan, dunia yang menjadi lebih luas setelah wabah virus Corona.
Padahal, pada masa krisis, masyarakat menghadapi perubahan gaya hidup, dan salah satu perubahan yang paling terlihat adalah perubahan penggunaan media.
Kondisi lain yang ditimbulkan oleh pandemi Corona adalah maraknya pendidikan online. Orang tua mendampingi anak-anaknya dengan cara baru dalam pendidikan, dan mereka yang jauh dari dunia maya beralih ke desa komunikasi agar tidak tertinggal dari karavan pendidikan. Kita tidak asing lagi mendengar dan membaca kata-kata seperti kelas virtual, seminar online, kursus virtual, webinar, dan sebagainya, dan kita mendengarnya berkali-kali sepanjang hari. Dalam situasi seperti ini, bisnis internet para penghuni desa yang kreatif juga tumbuh subur.
Corona membuktikan bahwa terlepas siapa yang menjadi korban atau selamat dari penyakit, kita semua adalah anggota keluarga yang sama dan kita semua memiliki bagian yang sama, sehingga kita harus memanfaatkan peluang yang diciptakan dan meningkatkan empati dan komunikasi sebanyak mungkin.
Sementara di bidang musik, kini para musisi pun beralih ke jejaring sosial untuk mempromosikan albumnya. Mereka kini mulai menggelar konser virtual ketimbang konser fisik.
Menyusul wabah virus Corona, penjualan fisik turun sepertiga, sementara penjualan karya digital turun sekitar 11 persen. Bukti menunjukkan bahwa telah terjadi perubahan cara orang mendengarkan musik. Sebuah perusahaan musik online melaporkan bahwa penonton lebih sering mendengarkan musik melalui aplikasi di TV dan perangkat pintar selama pandemi.
Penelitian mengatakan bahwa dampak pandemi ini di bidang ini sedemikian rupa sehingga kebiasaan pendengarnya pun berubah. Misalnya, gaya yang dulunya paling populer saat liburan kini telah menjadi makanan sehari-hari para penikmatnya. Dengan kata lain, gaya musik yang menenangkan menjadi lebih populer di kalangan orang daripada sebelumnya.
Menyusul larangan berkumpul, artis sekarang berkomunikasi langsung dengan penggemarnya dari rumah melalui Twitter, Instagram, dan platform lainnya. Platform siaran telah memungkinkan cara baru untuk menghasilkan uang, termasuk berlangganan saluran artis yang memberikan akses awal atau eksklusif ke konten, serta pertemuan virtual dan komentar berbayar.
Di Cina, misalnya, program musik online dirancang di mana 80 persen musisi meningkatkan pendapatan mereka lebih dari 50 persen, dan beberapa artis bahkan mengumumkan peningkatan pendapatan mereka 100 persen. Dengan cara ini, dapat dikatakan bahwa bagi musisi, penerbit, dan produser, cara-cara baru untuk berkomunikasi dengan penonton dapat menjadi cara jangka panjang untuk meningkatkan kekuatan ekonomi dan meningkatkan taraf hidup artis serta menjaga industri musik tetap hidup.
Selain itu, dengan bertambahnya jumlah konsumen, kebiasaan konsumsi juga berubah. Beberapa konsumen menggunakan layanan bersama di rumah. Yang lain telah membatalkan langganan mereka karena tekanan keuangan. Jangan lupa bahwa beberapa perusahaan layanan bisnis ganda tetap berhubungan dengan penggemar musik selama masa krisis dengan memberikan layanan gratis kepada konsumen untuk sementara waktu hingga kondisi ekonomi membaik.
Para ahli memperkirakan bahwa musik akan membuat lompatan besar di era pasca-Corona. Mereka mengatakan bahwa selama ini, kegiatan musik sepertinya terhenti, tetapi di dalam hati, ada peluang besar bagi seniman untuk memikirkan karya-karya yang lebih baru dan lebih baik, dan pada kenyataannya, dalam pemikiran dan gagasan mereka, mereka telah mencapai rekonstruksi dan kembali.
Seni, terutama musik pasca-Corona, akan dimulai dan mengalami kebangkitan baru, karena para artis ini sering berpikir untuk mengadakan berbagai konser sepanjang tahun, dan karena jadwal mereka yang padat, mereka tidak terlalu memikirkan untuk memproduksi konten yang lebih banyak dan lebih baik.
Dan yang tak kalah pentingnya, para dokter percaya bahwa dengan menciptakan momen bahagia seperti mendengarkan musik yang penuh harapan, semangat dan ketenangan, kita dapat mengatasi stres akibat wabah Corona dan memperkuat sistem kekebalan tubuh. Jangan lupa bahwa mendengarkan musik dan menghindari ketegangan apa pun, memperkuat sistem kekebalan tubuh dan membuat Anda lebih tahan terhadap penyakit apa pun. Nikmati seni ini dan huni jiwa dan tubuh Anda dengan nada yang menyenangkan.
Mencermati Nasihat Rahbar kepada Anggota Parlemen
6 Khordad (27/5/2021), bertepatan dengan tahun kedua periode parlemen ke-11 Iran, Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei menggelar pertemuan virtual dengan ketua dan anggota parlemen.
Di awal pidatonya, Rahbar menilai parlemen periode ini pekerja keras, efisien dan ambisius. Rahbar menyebut parlemen periode ini meraih prestasi besar di bidang peratifikasian draf dan rencana serta isu penting serta di interaksi dengan warga karena kehadiran wakil muda yang memiliki kemampuan tinggi bersama wakil-wakil yang memiliki pengalaman legislatif atau eksekutif.
Seraya mengucapkan terima kasih atas kehadiran ketua dan anggota parlemen di tengah warga dan safarinya ke berbagai provinsi, Rahbar mengungkapkan, "Lanjutkan gerakan sangat baik ini, dan tetaplah bersama rakyat."
Ayatullah Khamenei meminta anggota parlemen mengabaikan isu-isu marjinal dan negatif yang disebarkan kubu penentang di jejaring sosial. Rahbar meminta mereka mengejar program bermanfaat. Rahbar mengatakan, "Hati-hati dengan perilaku dan ucapan kalian sehingga tidak membantu para penentang, ini adalah rekoendasi saya. Perilaku dan ucapan di tubuh internal parlemen ke-11 sedemikian rupa sehingga tidak membenarkan ucapan dan pendekatan orang-orang yang menentang parlemen ini."
Ayatullah Khamenei memberi sejumlah rekomendasi kepada anggota parlemen dan menambahkan, "Rekomendasi utama adalah tetap menjadi revolusioner dan mempertahankan karakteristik seperti bergerak dan berupaya tak kenal henti, Allah Swt berfirman, « اِنَّ الَّذینَ قالوا رَبُّنَا اللهُ ثُمَّ استَقاموا تَتَنَزَّلُ عَلَیهِمُ المَلٰئِکَة» turunnya malaikat rahmat hanya milik orang-orang yang komitmen terhadap ucapan ini, ثُمَّ استَقاموا istiqomah. Tetaplah kalian atas karakteristik ini."
Di sisi lain, Rahbar mengingatkan bahwa godaan akan kekayaan, kedudukan dan ketenaran begitu mengancam sehingga menyebabkan banyak orang yang berkuasa dan penuh gairah berangsur-angsur menyimpang, memiringkan jalannya dan terkadang berubah 180 derajat.
Rahbar menganggap tetap menjadi seorang revolusioner membutuhkan perawatan dan perhitungan yang konstan, dan menambahkan: "Kita harus menjaga diri, kita harus memperhitungkan diri kita sendiri. Sangat diperlukan untuk senantiasa menjaga diri. Kita manusia lemah, berisiko, terpeleset; Hati-hati, jaga diri kita sendiri. Penjagaan diri ini dalam istilah Alquran dan Islam, disebut ketakwaan; Takwa berarti menjaga diri secara terus-menerus agar tidak terjerat sifat buruk.
Dalam rekomendasi lain, Rahbar meminta anggota parlemen untuk meningkatkan efisiensi dan perilaku rasional dan percaya diri mereka, dengan mengatakan bahwa kinerja parlemen selama ini baik, tetapi meletakkan dasar untuk mereformasi urusan negara membutuhkan lebih banyak pekerjaan. Dia menyebut Imam Khomeini sebagai perwujudan dari semua standar revolusioner dan rasionalitas dan menambahkan: "Harus ada keadaan tenang yang diperlukan dan perdamaian intelektual yang diperlukan di parlemen. Yang saya tawarkan ketenangan pikiran adalah kebalikan dari pekerjaan emosional; Keputusan emosional, mendadak, dan menjijikkan, ini seharusnya tidak ada. Paremen adalah perwujudan rasionalitas kolektif di negara. Jika parlemen adalah manifestasi dari rasionalitas bersama, maka diperlukan perilaku rasional di setiap pekerjaan mereka."
Di bagian lain pidatonya, Ayatullah Khamenei menarik perhatian para anggota parlemen pada patologi perilaku mereka dan mempertimbangkan penggunaan kemampuan hukum seperti pertanyaan, interogasi, dan investigasi untuk kepentingan pribadi, kelompok atau masalah etnis termasuk di antara kemungkinan bahaya ini. Rahbar menambahkan, "Kemampuan ini harus digunakan hanya untuk menegakkan hukum dan kebenaran. Masuk ke dalam masalah administrasi dan mencoba untuk mendelegasikan tanggung jawab kepada individu tertentu, hati-hati dan teliti dalam menggunakan tribun parlemen, menghindari mencoba untuk mencapai posisi kementerian atau jabatan eksekutif di antara kerugian lainnya dan meminta Dewan Pengawas yang mengawasi perilaku anggota parlemen untuk aktif. Lebih lanjut Rahbar menambahkan, "Tapi lebih dari pengawasan, itu adalah ketakwaan batin Anda sendiri dan perawatan batin Anda sendiri yang bisa efektif dan melindungi Anda dari bahaya ini."
Rekomendasi lain Rahbar kepada anggota parlemen adalah memberikan perhatian yang serius kepada para ahli dalam mengkaji rencana dan rancangan undang-undang serta meningkatkan kualitas undang-undang.
Rahbar mengatakan, "Kualitas undang-undang harus ditingkatkan, undang-undang harus disusun sedemikian rupa sehingga pelaksananya berminat menjalankannya selama bertahun-tahun dan komitmen terhadapnya. Meningkatkan level kualitas undang-undang dapat dilakukan dengan memperkuat undang-undang itu sendiri, realistis, implementasi, transparansi dan tidak dapat disalahtafsirkan. Ini dapat diraih dengan para ahli."
Ayatullah Khamenei seraya merekomendasikan anggota parlemen untuk memperioritaskan masalah mendasar dan pokok, di akhir nasehatnya mengisyaratkan ucapan Imam Khomeini yang mengatakan, "Parlemen inti keutamaan bangsa."
"Apa itu keutamaan bangsa? Apa keutamaan yang dimiliki bangsa kita? Perjuangan, kehormatan diri, percaya diri, harapan, pengorbanan, kekuatan dan kemampuan melawan setiap kesulitan, ini semua adalah kemampuan bangsa kita; banyak kemampuan yang dimiliki bangsa kita seperti hal-hal di atas. Kemampuan ini telah ditunjukkan bangsa kita selama 41 atau 42 tahun revolusi; mereka menunjukkanya selama perang pertahanan suci, di hadapan sanksi, di hadapan kubu arogan Barat dan non Barat, ini semua adalah keutamaan bangsa. Kalian harus menjadi inti keutamaan bangsa. Imam sejatinya dengan satu kalimat ini telah menentukan program kerja parlemen kita hingga akhir," papar Ayatullah Khamenei.
Di pidatonya, Ayatullah Khamenei juga menyingung pemilu dan mengatakan, musuh menggunakan seluruh fasilitasnya untuk mencitrakan pemilu sebagai sumber kegagalan bangsa, dan sejumlah pihak di dalam negeri baik disadari atau tidak, melanjutkan ucapan musuh. Namun saya sangat optimis bahwa dengan kemurahan Allah dan dengan tekad bangsa, pemilu kali ini akan menjadi sumber kebanggaan negara.
Rahbar mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang bersedia mencalonkan diri di pemilu dan juga mereka yang tidak lolos di uji kelayakan serta dengan ucapan rasionalnya menyeru masyarakat untuk berpartisipasi di pemilu. Rahbar mengingatkan, "Kegagalan sejumlah calon di uji kelayakan bukan berarti mereka orang yang tidak layak, tapi artinya adalah Dewan Garda Konstitusi dengan memperhatikan laporan yang ada, fasilitas dan pengetahuannya belum mampu mengidentifikasi orang itu, meskipun orang itu mungkin juga berkualifikasi tinggi."
Ayatullah Khamenei mengingat beberapa bisikan yang mengindikasikan rendahnya partisipasi rakyat dalam pemilu, dan mengingatkan: Saya yakin tingkat partisipasi rakyat tidak ada hubungannya dengan nama ini atau itu, tetapi rakyat mencari seseorang yang memiliki manajemen dan kemauan yang kuat serta efisiensi yang tinggi untuk menyelesaikan masalah negara dan tidak masalah bagi rakyat gelar apa yang dimiliki orang ini atau dari faksi apa. Tentu saja, ini mungkin penting bagi kelompok politik, tapi ini bukan untuk umum. Penting bagi para kandidat untuk meyakinkan masyarakat bahwa mereka mengetahui permasalahan masyarakat, bahwa mereka adalah manajerial, banyak akal dan jujur, dan bahwa mereka memiliki kemampuan untuk mengalola negara. Jika demikian maka dengan kemurahan Allah, masyarakat akan hadir di kotak suara dengan partisipasi yang tinggi.
Dari sudut pandang Rahbar, masalah utama rakyat bukanlah perluasan dunia maya dan politik luar negeri dan komunikasi dengan pemerintah ini dan pemerintah itu; Orang-orang prihatin dengan pengangguran kaum muda, mata pencaharian kaum miskin dan mafia impor yang mematahkan tali produksi dalam negeri. Masalah utama rakyat adalah kebijakan keliru di mana seorang pemuda berprestasi dan inovatif yang mampu melakukan pekerjaan dibuat putus asa. Jangan lupa bahwa motivasi utama musuh terhadap pemilu dan pemerintah Islam sangat dalam. Meski ada beragam permusuhan dan propaganda ini, tugas semua orang adalah menunaikan kewajiban dan meraih keridhaan Tuhan serta melakukan tugas kita.
Lebih lanjut, Rahbar memberi nasehat kepada para kandidat, pendukung dan rakyat. Rahbar meminta pada kandidat untuk tidak terjebak di ajang perang perebutan kekuasaan dan saling tuding, seperti apa yang biasa terjadi di Amerika dan sejumlah negara Eropa serta membuat mereka malu.
Ayatullah Khamenei mengatakan, "Ajang pemilu adalah ajang berlomba untuk memberi pelayanan. Al Quran menginstruksikan kepada kita فَاستَبِقُوا الخَیرٰت, berlomba-lombalah di perbuatan baik, kita harus memiliki perspektif seperti ini di pemilu. Jangan saling menebar tudingan dan kebencian."
Menghindari slogan palsu dan menipu, menjaga serius norma-norma akhlak, menjahui upaya melanggar garis merah negara merupakan rekomendasi lain Rahbar kepada para kandidat.
Kepada mereka yang rela melanggar garis utama negara demi mendapat sorotan lebih, Rahbar mengingatkan, "Republik Islam sebuah pemerintahan yang mapan dan melawan musuh dengan garis Ilahi dan rakyat. Oleh karena itu, perusakan norma tidak akan menciptakan posisi lebih baik di antara rakyat."
Rahbar meminta para pendukung kandidat memiliki niat ilahi di pekerjaan mereka karena hal ini membuat berkah dan ridha Ilahi. Sangat penting bagi para kandidat menerima hasil apa pun pemilu. Jangan sampai hanya menerima hasil pemilu jika menguntungkan diri sendiri, tapi menolaknya jika menguntungkan orang lain dan kita berkata, saya menolak hasil pemilu.
Di akhir pidatonya Rahbar mengatakan, "Bangsa Iran menggelar pemilu dalam satu hari, tapi dampaknya akan tetap ada selama beberapa tahun. Berpartisipasilah di pemilu, anggaplah pemilu milik kalian sendiri, dan mintalah bantuan Tuhan, mintalah petunjuk, maka kalian akan diberi petunjuk, datanglah ke kotak-kotak suara dan berikan suara kalian kepada kandidat yang paling layak."
Akademisi Indonesia: Wilayatul Faqih, Warisan Berharga Imam Khomeini
Imam Khomeini wafat 32 tahun lalu, tapi warisan pemikiran dan karyanya masih menjadi perhatian tidak hanya Iran, tapi juga dunia, termasuk akademisi Indonesia.
Dosen Hubungan Internasional Universitas Brawijaya Malang, Yusli Efendi memandang salah satu warisan penting Imam Khomeini bagi Iran Wilayatul Faqih dan implementasi dalam sistem politik negara ini.
"Yang paling menarik dari pemikiran Imam Khomeini adalah konsep Wilayatul Faqih yang akhirnya diterapkan dalam sistem politik yang dianut oleh Republik Islam Iran hingga sekarang," ujar Yusli dalam wawancara eksklusif dengan jurnalis Pastoday Indonesia baru-baru ini.
"Dari sistem ini kita bisa melihat ada ide genial dari Imam Khomeini yang berupaya menggabungkan elemen-elemen demokrasi dengan elemen-elemen keilahian. Ini yang kita kenal sebagai teokrasi. Kelemahan atau cacat demokrasi diisi dengan adanya peran ulama yang dituntun oleh petunjuk ketuhanan," tegasnya.
Sekretaris Lakpesdam PCNU kota Malang ini menilai kontribusi Imam Khomeini bagi dunia Islam ada dua, dari sisi gerakan dan pemikiran.
"Dari sisi gerakan, Imam Khomeini memberikan inspirasi bagi berbagai gerakan Islam di belahan dunia mana pun untuk percaya diri membangun kekuatan basis, memanfaatkan momentum dan membimbing masyarakat untuk melawan rezim otoriter dan melakukan perubahan sosial," papar Yusli.
"Sementara dari sisi pemikiran, sumbangsih besarnya adalah memberi inspirasi terhadap apa yang kita sebuat sebagai home ground democracy, bahwa demokrasi yang ala Barat itu tidak selalu cocok dengan dunia Islam. Imam Khomeini memberikan obat bagi demokrasi ala barat dengan menambahkan elemen-elemen ilahiah," jelasnya
Imam Khomeini; Tokoh Legendaris Dunia
Bulan Khordad di kalender nasional Iran mengingatkan sosok besar dan legendaris yang membebaskan rakyat musilm Iran dan membawa mereka ke puncak keagungan.
Dengan pemahaman realistis tentang hubungan kompleks manusia kontemporer, ia membahas masalah fundamental dalam hidupnya dan, dengan kepribadiannya yang agung dan bijaksana, mendobrak penghalang ketakutan dan penghancuran diri untuk membebaskan sebuah bangsa dari penindasan dan kediktatoran.
Ia seorang pemimpin, guru dan peletak sendi-sendi Revolusi Islam yang menjadi fenomena penting zaman kontemporer kita. 32 tahun sudah berlalu dari kepergian arsitek besar Revolusi Islam, Imam Khomeini. Sebagian orang menilai seiring berlalunya waktu, ingatan akan dirinya menjadi semakin pudar, tapi proses transformasi baru dunia malah membuat jalan dan metodenya semakin hidup di benak umat manusia.
Anggapan umat manusia adalah setelah melewati naik turunya abad 21, manusia akhirnya akan meraih kebahagiaan, kebebasan dan perdamaian senjati. Namun keegoisan, otoritarianisme, dan hegemoni sekelompok orang telah merenggut peluang ini dari umat manusia. Saat itulah seruan kuat dan maknawi Imam Khomeini yang diungkapkan dengan nada tenang dan rasional memainkan peran di ingatan manusia. Imam berkata, "Solusi tunggal bagi kebebasan manusia adalah mengikuti jalan para nabi ilahi, mulai dari Ibrahim, Musa, Isa hingga Muhammad Saw."
Menurut keyakinan Imam Khomeini, akar terbesar kejahatan uma manusia harus dicari di sifat tamak akan kekuasaan dan posisi, di mana sifat ini tersembunyi dengan baik di dalam diri manusia. Manusia di setiap zaman membutuhkan pemimpin yang selain bijaksana dan pintar, juga memiliki karakteristik dar kebesaran tauhid dan cinta kepada rakyat.
Sementara itu, Imam Khomeini sendiri memiliki kakarteristik seperti ini dan berhasil membangun sebuah revolusi besar di abad 20 dan menghidupkan kembali semangat menuntut hak dan nilai-nilai moral manusia dalam bentuk tertinggi di tangah masyarakat.
Visi, metode dan kehidupan Imam Khomeini unik. Dari masa mudanya dan pendidikannya, atmosfir spiritual dan intelektual Imam; Dia tidak memiliki kemiripan dengan para pemimpin politik lainnya. Dia memulai hidup sederhana dengan susah payah. Pada puncak masa mudanya, dia melewati tahapan pemurnian diri dan mencapai tingkat kebatinan dan perilaku spiritual yang tinggi. Dia menghabiskan beberapa dekade mempelajari sains, penelitian dan penulisan.
Dia menulis banyak buku dan melatih banyak siswa. Dalam pergulatan politik, Imam tidak memiliki riwayat keanggotaan atau aktivitas di partai politik manapun. Dia menyeru semua manusia melawan para pengkhianat dan penindas karena mereka adalah manusia dan memiliki sifat mencari Tuhan, mencari kebenaran dan mencari keadilan, dan menilai mereka bertanggung jawab atas nasibnya sendiri. Dia berbicara kepada bangsa-bangsa dan percaya bahwa perubahan besar di dunia tidak dapat dikalahkan jika dilakukan oleh bangsa-bangsa dan massa rakyat.
Jika mereka bangun, mereka dapat mengubah dunia dan membongkar penindasan dan ketidakadilan yang mengatur mereka. Tidak seperti kebanyakan pemimpin politik, Imam Khomeini, alih-alih memikirkan dirinya sendiri dan kepentingan pribadinya, malah memikirkan kesejahteraan rakyat dan, bila perlu, mengguncang lautan manusia.
Yang mendorong Imam Khomeini bangkit melawan situasi saat itu adalah kondisi masyarakat Iran yang minim ajaran agama. Bahkan masyarakat saat itu mengalami kerusakan serius di bidang keyakinan agama dan mazhab. Interpretasi Islam saat itu adalah agama tidak ada urusan dengan hal-hal politik, sosial dan budaya masyarakat, serta hanya mengurusi sebagian ibadah dan amalan individu.
Interpretasi seperti ini terhadap agama selalu sesuai dengan keinginan penguasa dan para diktator, serta disebarkan di tengah masyarakat melalui tangan penguasa sendiri. Menurut perspektif Imam Khomeini, masyarakat Islam setelah meninggalnya Rasulullah Saw mengalami ancaman dan kerusakan, serta masalah ini mencapai puncaknya di era terakhir. Imam berkata, "Ini sebuah rencan setan yang disusun sejak era Bani Ummayah dan Bani Abbas, serta kemudian dilanjutkan oleh setiap pemerintahan dan kini ketika jalur Timur dan Barat terbuka ke pemerintahan Islam, masalah ini mengalami puncaknya bahwa Islam hanya mengurusi urusan individu antara ia dan Tuhannya, serta politik terpisah dari Islam dan seorang muslim tidak boleh ikut campur dan para ulama juga tidak boleh terlibat politik."
Imam Khomeini memerangi anasir keterbelakangan Islam dan berkata, "Di awal Islam sejak zaman Rasulullah Saw hingga tidak ada penyelewengan, politik dan agama menjadi satu." Di bagian lain pidatonya, Imam menyebut efektivitas agama terletak pada intervensi di urusan pribadi dan sosial manusia. Imam mengingatkan, "Slogan politik terpisah dari agama merupakan propaganda penjajah yang ingin mencegah bangsa muslim terlibat dalam menentukan nasib mereka sendiri."
Pidato Imam Khomeini bersumber dari Islam murni dan bahasa fitrah manusia. Apa yang diungkapkan Imam adalah ungkapan hati yang murni dari fitrah dan mayoritas masyarakat. Alasan bahwa ucapan beliau disambut manusia adalah kata-kata beliau bukan bahasa melawan etnis, kelompok atau arus lain, tapi sebuah bahasa manusia yang mencari kesempurnaan, kebenaran dan kebahagiaan dunia, yang berusaha membentuk sebuah komunitas sehat.
Bahasa ini dijelaskan dengan sederhana, mudah dan rasional dalam bahasa orang tertindas dan menderita. Oleh karena itu, wacana ini disambut umat manusia. Jika bahasa Imam Khomeini sampai ke telinga manusia yang belum meninggalkan fitrahnya, maka secara alami ia akan menerima kata-kata Imam tersebut. Di antara wacana Imam Khomeini yang saat ini mendapat sambutan luas di dunia adalah anti ketertindasan, spirit muqawama dan resistensi di hadapan kubu arogan dunia, semangat berusaha dan mencapai kemajuan, menghormati kehormatan manusia, menghormati bangsa lain dan menjaga hak.
Imam Khomeini, dalam rangka mendirikan pemerintahan agama dan mengembalikan agama ke panggung politik dan pemerintahan, menciptakan keyakinan bahwa aturan Islam memiliki nilai intrinsik dan praktis di segala waktu dan tempat, karena undang-undang ini diatur sesuai dengan fitrah dan hakikat manusia. Dan hal-hal fitrah di waktu dan berbagai tempat tidak bisa diubah. Seperti cinta ibu kepada anaknya mengalir dalam semua periode sejarah, maka hukum Islam, yang telah ditetapkan menurut kodrat dan fitrah manusia, selalu langgeng dan dapat ditegakkan.
Imam Khomeini, sebagai pemikir kebangkitan umat Islam, adalah seorang tokoh spiritual. Sebagai seorang ahli hukum Islam, seorang mistikus yang mencari Tuhan, dan seorang pemimpin yang berani dan bijaksana, dia berangkat untuk mereformasi dasar-dasar masyarakat Iran dan, dengan kemenangan revolusi, meletakkan dasar bagi sebuah sistem yang dipengaruhi oleh ajaran Islam. Sistem yang memperkenalkan standar baru dan membentuk budaya asli berdasarkan martabat manusia. Sistem ini, yang dikenal sebagai Republik Islam Iran, dikenal oleh banyak negara saat ini dan menarik bagi mereka.
Dia adalah seorang pemikir yang, dengan pandangan jauh ke depan, mengajukan teori tentang martabat Muslim dan pemberdayaan kaum tertindas di dunia. Mengikuti Imam Khomeini dan pedomannya dalam perang melawan arogansi global membuka cakrawala cerah di jalan menuju pembebasan dari penindas dan hegemoni. Akhir jalan ini ditentukanTuhan dengan munculnya juru penyelamat umat manusia, Imam Mahdi as dan penyelamatan dunia dari kezaliman dan penindasan serta penyebaran keadilan.
Imam Khomeini berkata tentang akhir kemenangan ini: "Tuhan telah berjanji bahwa kaum tertindas dengan rahmat-Nya akan mengalahkan orang yang sombong dan penindas dan menjadikan mereka sebagai imam dan pemimpin. Janji Tuhan sudah dekat. Saya berharap kita akan menyaksikan janji ini dan kaum tertindas mengalahkan kaum arogan."
Saat ini, setelah 32 tahun, posisi pemerintahan Islam yang didirikan oleh Imam Khomeini telah menjadi begitu mapan sehingga kita tidak perlu lagi membuktikan dengan berbagai argumen bahwa Revolusi Islam bukan kebangkitan spontan untuk menggulingkan sebuah rezim. Saat ini di literatur politik dunia dan lebih obyektif darinya, dalam pertemuan ilmiah para pemikir dan politisi dan bahkan pada tingkat negosiasi formal dan pembicaraan para negarawan besar dunia, ada pembicaraan tentang tantangan yang telah diciptakan Revolusi Islam di bidang konstelasi politik dan budaya.
Kebangkitan identitas agama, posisi penting umat Islam dalam persamaan internasional, dan munculnya tanda-tanda kebangkitan bangsa Islam adalah refleksi praktis Revolusi yang pengaruhnya terlihat jelas dalam masyarakat Islam dan dunia kontemporer. Imam Khomeini sosok legendaris yang selalu hidup di mana meneruskan jalan beliau akan memberi kehidupan merdeka, bebas dan tuntutan akan hak kepada manusia.
Mari kita selalu mengingat dan jalan Imam Khomeini yang menurut Rahbar Ayatullah Khamenei adalah sebuah hakikat yang kekal dan kami mengungkapkan belasungkawa kepada seluruh umat Muslim di peringatan haul manusia besar ini.
Kebangkitan 15 Khordad dan Pembentukan Revolusi Islam Iran
Perjuangan membutuhkan istiqamah dan keteguhan. Tanpanya tidak ada perjuangan yang akan berhasil. Peristiwa 15 Khordad 1342 Hs (6 Juni 1963) sebuah contoh dari fakta yang menorehkan sejarah perjuangan bangsa Iran melawan rezim Shah.
Peristiwa ini dari tiga sisi sangat penting bagi perjalanan transformasi politik di Iran:
Pertama, urgensitas peristiwa bersejarah ini berkaitan dengan bagian terpenting sejarah dan peristiwa sebelum kemenangan Revolusi Islam.
Salah satu masalah penting yang menjadi cikal bakal kebangkitan 15 Khordad adalah pengesahan RUU Asosiasi Negara Bagian dan Provinsi, Kapitulasi dan seluruh arus anti rakyat, arus yang melalui pencerahan Imam Khomeini dan biimbingannya berujung pada 22 Bahman 1357 Hs. Pidato Imam 42 tahun lalu, sejatinya bentuk penghakiman rezim Shah karena kezaliman dan kejahatannya terhadap hak bangsa Iran dari 28 Mordad 1332 (Agustus 1953) hingga Revolusi Putih, RUU Asosiasi Negara Bagian dan Provinsi, serta pengguliran isu-isu di bawah bayang-bayang Revolusi Putih, yang menuai protes rakyat dan ulama karena motif kolonialismenya. Meski demikian, peluang pembentukan kebangkiatan anti kubu arogan ini telah ada sejak bertahun-tahun sebelumnya dan ketika kudeta AS-Inggris pada 28 Mordad 1332 (Agustus 1953).
Kebangkitan 15 Khordad 1342 Hs
Kedua, nilai penting dari kebangkitan 15 Khordad 1342 Hs adalah urgensitasnya dari sisi karakteristik perjuangan revolusioner, berbasis rakyat dan memiliki pemimpin tunggal, di mana sebelumnya hal ini belum pernah terjadi.
Salah satu indeks penting dari wacana anti-arogan Imam Khomeini adalah kejelasannya. Imam Khomeini menegaskan bahwa untuk menghadapi arogansi global, seseorang harus merencanakan dan mengkaji segala cara dan gagasan. Ia secara tegas menyatakan bahwa metode perjuangan pasif dan pengaturan defensif terhadap arogansi tidak hanya tidak tepat, tetapi ide untuk menghancurkan arogansi tentu membutuhkan strategi agresif.
Beberapa hari sebelum insiden 15 Khordad, Imam Khomeini, dengan pendekatan yang sama, mengungkapkan sifat dan tujuan rezim Shah serta alasan kepatuhannya terhadap kebijakan AS dan Israel selama pidato pada kesempatan peringatan Asyura di Hauzah Faizieh di Qom. Pidato terbuka ini memicu reaksi tajam dan kekerasan dari rezim. Pada fajar pada tanggal 15 Khordad 1342 Hs/ 6 Juni 1963, tentara bayaran dari rezim yang menindas menyerbu rumah Imam di kota suci Qom, menangkapnya dan memindahkannya ke penjara di Teheran.
Menyusul berita penangkapan Imam, protes meluas terjadi di kota-kota Qom, Teheran, Varamin, Mashhad dan Shiraz. Demonstrasi berlangsung selama beberapa hari dan sejumlah orang tewas, terluka dan ditangkap. Kelanjutan protes ini menyebabkan penangkapan kembali dan deportasi Imam ke luar negeri selama 15 tahun. Rezim Shah; mengasingkan Imam untuk sementara waktu di Turki, lalu ke Najaf dan kemudian ke Prancis. Penangkapan dan pengasingan ini serta penindasan bukan akhir dari kebangkitan 15 Khordad.
Imam Khomeini di kondisi paling sulit dan penindasan keras, kepada pemimpin kubu arogan dunia mengatakan, "Kekuatan dan kekuatan besar serta kroni-kroninya harus sadar bahwa bahkan jika Khomeini tinggal sendiri, ia akan tetap melanjutkan perjuangannya melawan kekafiran, kezaliman, syirik dan penyebahan berhala serta dengan pertolongan Tuhan, bersama dengan para Basij di dunia Islam, para diktator yang bertelanjang kaki ini akan menghapus tidur nyenyak para pemakan dunia dan pemuja yang bersikeras pada penindasan dan kekejaman mereka."
Seraya menjaga prinsip nilai-nilai Islam, beliau senantiasa berbicara mengenai nilai-nilai agama dan Islam ketimbang menyerah pada tuntutan aliansi dan kelompok tertentu. Dengan demikian Imam memobilisasi seluru muslim Iran di satu front melawan rezim Shah.
Imam Khomeini secara transpara menyatakan, "Tugas kita adalah melawan kezaliman, kewajiban kita adalah berperang menentang kezaliman, kita akan melawan, lebih baik jika kita berhasil memaksa mereka mundur, dan jika tidak mampu, kita telah menjalankan kewajiban. Kita tidak memiliki ketakutan akan kalah. Pertama, kita tidak akan kalah, Tuhan bersama kita. Dan kedua, jika diasumsikan kita mengalami kekalahan secara zahir, tapi secara batin kita tidak kalah, dan kemenangan batin milik Islam, milik umat Islam dan milik kita."
Karaktertik ini menjadi peluang bagi transformasi besar di Iran yang saat ini menjadi teladan global; Teladan yang bukan saja mengubah nasib bangsa Iran, tapi juga menentukan alur gerakan revolusi dan gerakan besar kebangkitan Islam.
Sisi ketiga dari urgensitas kebangkitan 15 Khordad adalah bersandar pada dua prinsip penting, yakni tidak tunduk dan tidak takut terhadap ancaman dan memahami secara faktual esensi dan tujuan kubu kolonialis.
Imam Khomeini selalu konsisten melawan rezim rusak dan despotik Shah di Iran dan tidak pernah takut akan ancaman, pengasingan dan penindasan, karena beliau meyakini akan arti sejati revolusi.
Kebangkitan 15 Khordad 1342 Hs
Imam Khomeini dengan pandangannya terkait kebangkitan 15 Khordad 1342 Hs mengatakan, "15 Khordad, seperti hari Asyura, hari duka bangsa tertindas Iran, hari epik dan kelahiran baru Islam serta muslim. Memperingati hari epik 15 Khordad, memperingati nilai-nilai kemanusiaan sepanjang sejarah. Kebangkitan 15 Khordad mengalahkan legenda kekuatan Shah serta berbagai legenda lainnya. Gugurnya pemuda bijak dan perempuan serta pria di hari tersebut telah melemahkan benteng besar kekuatan setan. Darah para penghuni liar menghancurkan istana-istana penindas. Bangsa besar dengan kebangkitan dan pengorbanan darah anak-anaknya, telah membuka jalan kebangkitan bagi generasi mendatang serta hal-hal yang tidak mungkin menjadi mungkin."
Sejumlah elemen seperti politik, sosial dan agama memainkan peran di pembentukan kebangkitan bersejarah 15 Khordad. Kebangkitan 15 Khordad dengan karakteristik ini menjadi peluang awal bagi pembentukan kebangkitan politik besar yang didasari ideologi dan tujuan Revolusi Islam.
Di Konstitusi Republik Islam Iran disebutkan kebangkitan 15 Khordad disebut sebagai peristiwa bersejarah yang kekal di sejarah Revolusi Islam. Terkait urgensitas hari menentukan ini disebutkan, "Protes keras Imam Khomeini terhadap konspirasi Revolusi Putih AS, yang merupakan langkah untuk memperkuat sendi-sendi pemerintahan despotik dan memperkokoh ketergantungan politik, budaya dan ekonomi Iran kepada imperialis global, menjadi faktor persatuan bangsa yang kemudian disusul dengan revolusi besar dan berdasar umat Islam pada Khordad 1342 Hs yang sejatinya titik balik dimulainya perkembangan kebangkitan besar dan luas ini. Kondisi ini memperkuat posisi sentral Imam sebagai pemimpin Islam dan meski beliau berada di pengasingan karena memprotes Undang-Undang Kapitulasi (kekebalan hukum penasihat militer AS di Iran), hubungan kuat umat dengan Imam terus berlanjut dan bangsa Muslim khususnya cendikiawan dan ulama pejuang melanjutkan jalan beliau dari pengasingan dan penjarah, siksaan dan eksekusi."
Kebangkitan 15 Khordad 1342 Hs
Berbagai bukti menunjukkan bahwa rezim Shah tidak sendirian di aksi penumpasan dan pembantaian massal 15 Khordad. Amerika Serikat dan rezim Zionis Israel juga terlibat di penumpasan berdarah ini. Kebangkitan 15 Khordad tidak pernah padam dengan penumpasan, penangkapan dan pengasingan Imam Khomeini. Imam dengan bijaksana dan ideologi politiknya, sejatinya membuat bangsa Iran terhormat dan memiliki keyakinan pada diri sendiri, serta menjauh dari rasa kalah dari Barat. Dari perspektif ini, kebangkitan 15 Khordad 1342 Hs harus dinilai sebagai titik balik di jalur kehormatan dan kemenangan revolusi bangsa Iran di tahun 1357
Mencari Ketenangan Hidup dalam Bimbingan Imam Shadiq as
25 Syawal bertepatan dengan gugurnya Imam keenam Syiah, Imam Shadiq as. Di kesempatan ini kami akan mencoba mempelajari ajaran dan bimbingan manusia suci ini, khususnya salah satu hadis beliau yang menjadi obat bagi rasa sakit dan kesulitan hidup di era saat ini, serta yang rasa sakit yang merebut ketenangan hidup dari manusia.
Imam Shadiq as adalah imam Syiah keenam. Nama panggilan beliau (kunyah) adalah Abu Abdillah, Abu Ismail, dan Abu Musa.
Gelar terkenal beliau adalah Shadiq yang menurut riwayat ini adalah gelar teresar yang diberikan oleh Rasulullah Saw. Di berbagai riwayat terkait karakteristik akhlak Imam Shadiq as disebutkan beliau orang zahid, gemar berinfak, memiliki ilmu yang tinggi, senang beribadah dan membaca al-Quran. Mohammad bin Talhah, salah satu ulama Ahlu Sunnah menyebut Imam Shadiq as sebagai tokoh Ahlul Bait terbsar, memiliki ilmu tinggi, ahli ibadah, zuhud dan gemar membaca al-Quran. Malik bin Anas, salah satu imam fiqih Ahlul Sunnah meriwayatkan bawha ia untuk beberapa waktu berada di dekat Imam Shadiq as dan ia selalu menyaksikan Imam berada di salah satu kondisi, shalat, berpuasa atau berzikir.
Di hadis-hadis Syiah disebutkan dialog dan debat Imam Shadiq dengan pakar teologi mazhab lain serta sejumlah atheis. Di sejumlah dialog, para murid Imam Shadiq as saling berdebat di bidang masing-masing dan di depan Imam. Di pertemuan ini, Imam Shadiq as berperan sebagai pengawas dan terkadang beliau terlibat dalam perdebatan tersebut.
Di antara Imam Syiah riwayat hadis terbanyak dinukil dari Imam Shadiq as. Beliu juga paling banyak memiliki para periwayat hadis. Ali bin Isa Arbali, ahli hadis, sejarawan dan penyair Syiah abad ketujuh menyebut jumlah periwayat hadis dari Imam Shadiq as berjumlah empat ribu orang. Sementara menurut Aban bin Tsa’lab, ketika pengikut Syiah berselisih di ucapan Rasulullah Saw, mereka merujuk pada ucapan Imam Ali as, ketika mereka berselisih mengenai ucapan Imam Ali, mereka merujuk pada ucapan Imam Shadiq as.
Mengingat penukilan terbesar riwayat dan hadis fiqih serta teologi dari Imam Shadiq as, Mazhab Syiah Imamiyah juga dikenal dengan sebutan Mazhab Ja’fari. Dengan demikian, Imam Shadiq as juga disebut sebagai pemimpin Mazhab Ja’fari.
Setelah mengenal sosok, kepribadian, akhlak serta ilmu Imam Shadiq as, mari kita kaji bersama salah satu hadis paling terkenal beliau. Hadis ini menjadi obat bagi berbagai penyakit, rasa sakit, kesulitan dan musibah yang saat ini melilit kehidupan dan menganggu ketenangan hidup umat manusia.
Imam Shadiq as bersabda: “Aku heran dengan orang yang takut empat hal, tapi tidak berlindung pada empat hal ini?! Aku heran dengan orang yang dikalahkan ketakutan tapi tidak berlindung dengan zikir ini: «حسبناالله و نعمالوکیل»، (cukuplah Allah sebagai tempat diri bagi kami) (QS: Aal-i-Imran; 173), karena aku mendengar Tuhan tekait zikir tersebut berfirman, «فَانْقَلَبُوا بِنِعْمَةٍ مِنَ اللَّهِ وَفَضْلٍ لَمْ یَمْسَسْهُمْ سُوءٌ وَاتَّبَعُوا رِضْوَانَ اللَّهِ وَاللَّهُ ذُو فَضْلٍ عَظِیمٍ» Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia (yang besar) dari Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa, mereka mengikuti keridhaan Allah. Dan Allah mempunyai karunia yang besar. (QS: Aal-i-Imran: 174)
Lebih lanjut Imam Shadiq as berkata, “Aku heran dengan orang yang sedih tapi tidak berlindung dengan zikir ini, «لا اله الا انت سبحانک انّی کنت منالظالمین» "Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim". (QS: Al-Anbiya: 87) Karena terkait zikir ini aku mendengar Allah Swt berfirman, «فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَنَجَّیْنَاهُ مِنَ الْغَمِّ وَکَذَلِکَ نُنْجِی الْمُؤْمِنِینَ» Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya dari pada kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman. (QS: Al-Anbiya: 88)
Imam Shadiq as kemudian berkata, “Aku heran dengan orang yang tertipu tidak berlindung pada zikir ini, «أفوض امری الیالله انالله بصیر بالعباد»Dan aku menyerahkan urusanku kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat akan hamba-hamba-Nya". (QS: Ghafir: 44) Karena terkait zikir ini, aku mendengar Allah Swt berfirman, « فَوَقَاهُ اللَّهُ سَیِّئَاتِ مَا مَکَرُوا وَحَاقَ بِآلِ فِرْعَوْنَ سُوءُ الْعَذَابِ »، Maka Allah memeliharanya dari kejahatan tipu daya mereka, dan Fir'aun beserta kaumnya dikepung oleh azab yang amat buruk. (QS: Ghafir: 45)
Di hadis ini, Imam Shadiq as menambahkan, “Aku heran dengan orang yang mengejar dunia dan keindahannya, tapi tidak berlindung dengn zikir ini, «ما شاءالله لا قوّة الا بالله» "maasyaallaah, laa quwwata illaa billaah (sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah). (QS: Al-Kahfi: 39) Karena terkait zikir ini aku mendengar Allah Swt berfirman, «فَعَسَى رَبِّی أَنْ یُؤْتِیَنِ خَیْرًا مِنْ جَنَّتِکَ وَیُرْسِلَ عَلَیْهَا حُسْبَانًا مِنَ السَّمَاءِ فَتُصْبِحَ صَعِیدًا زَلَقًا»، maka mudah-mudahan Tuhanku, akan memberi kepadaku (kebun) yang lebih baik dari pada kebunmu (ini); dan mudah-mudahan Dia mengirimkan ketentuan (petir) dari langit kepada kebunmu; hingga (kebun itu) menjadi tanah yang licin; (QS: Al-Kahfi: 40).
Pandangan dunia religius tidak memandang rendah dunia dan penderitaannya, tetapi sebaliknya, menganggap penderitaan sebagai faktor mobilitas, karena penderitaan mengurangi ketergantungan manusia pada dunia dan membuat penderitaan duniawi tidak berarti dan tidak berarti baginya. Kepedihan dan kesulitan membuat orang mukmin sejati enggan ke dunia fana dan hal-hal fana, dan mendorong mereka perhatian kepada Tuhan dan akhirat. Dengan cara ini, orang-orang beriman akan lebih berhati-hati dalam perbuatan mereka dan akan lebih bekerja keras untuk akhirat mereka, dan sebagai hasilnya, mereka akan menjadi penghuni surga. Juga, mereka yang menanggung bencana ini dan bersyukur kepada Tuhan dalam hal apa pun, akan memiliki derajat yang lebih tinggi di sisi Tuhan. Dengan menganut pandangan dunia ini, malapetaka dan musibah dianggap sebagai berkah besar yang Tuhan berikan kepada hamba-hamba-Nya untuk mendekatkan mereka kepada diri-Nya.
Tidak dapat disembunyikan bahwa kesulitan dan peristiwa yang tidak menguntungkan terkadang membuat seseorang begitu lelah dan tidak berdaya sehingga seseorang kehilangan semua kekuatannya dan tidak dapat menanggung tekanan internal dan eksternal sedikit pun, dan di jalan kehidupan hanyalah kegelapan dan keputusasaan dan mengira bahwa pintu keselamatan tertutup baginya. Tetapi orang-orang yang berharap kepada Tuhan Yang Maha Esa dan kuasa-Nya yang tak terbatas, kesukaran hidup tidak akan pernah mengalahkan mereka. Oleh karena itu, tidak peduli berapa banyak kemalangan yang mengelilingi mereka, harapan mereka tidak hanya berubah menjadi keputusasaan, tetapi mereka memperoleh kekuatan iman yang luar biasa yang dengan sendirinya akan menjadi perisai terhadap kesulitan.
Oleh karena itu, ajaran Rasulullah Saw dan Ahlul Bait yang sampai kepada kita merupakan jalan keselamatan, di mana yang orang yang bertawassul kepada mereka dan bertawakkal kepada Tuhan yang memanfaatkannya.
Pada tanggal 25 Syawal 148 H. Imam syahid karena diracun oleh Gubernur Madinah atas perintah Mansur. Shalat jenazah dilakukan oleh putra Imam, Musa Kazhim, Imam Ketujuh, dan jasadnya dikebumikan di pemakaman Jannatul Baqi Madinah. Salam padamu Wahai Aba Abdillah…..
Imam Khomeini ra dalam Perspektif Rahbar
14 Khordad kembali tiba dan atmosfer umum di Iran diwarnai kesedihan dan memori akan sosok dan tokoh besar, Bapak Pendiri Republik Islam Iran, Imam Khomeini ra.
32 tahun telah berlalu dari kepergian Imam Khomeini dan 32 tahun sudah, Ayatullah Ali Khamenei menggantikan beliau memimpin Repubik Islam Iran. Ayatullah Khamenei tarkait gurunya, Imam Khomeini mengatakan bahwa ia sangat menghormatinya dan bangga melanjutkan jalan serta ajaran guru besar ini.
Di peringatan haul ke-32 Imam Khomeini ra, Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei memulai pidatonya sebagai berikut:
"14 Khordad lain telah tiba dan atmosfer di Iran diwarnai memori akan sosok dan tokoh besar, pria besar, pemimpin yang sulit digantikan, hati yang welas asih, sosok dengan tekad baja, iman yang mendalam dan jelas, sosok bijak dan memiliki pandangan jauh. Bangsa kami dan negara kami hari ini hingga kedepan butuh untuk menjaga memori berharga ini."
Imam Khomeini ra
Ayatullah Khamenei menilai "Republik Islam", yakni pembentukan pemerintahan berdasarkan ajaran Islam dan bersandar pada demokrasi yang muncul dari ajaran Islam (demokrasi religius) sebagai inovasi terbesar Imam Khomeini ra. Sebuah pemerintahan yang tidak ada seorang pun yang menyakini akan tetap eksis dan kekal, dan dari waktu ke waktu pihak atau kelompok atau individu menjanjikan keruntuhannya. Di era Imam, ketegasan dan sikap baja beliau serta kemenangan berulang di medan perang, berhasil menenggelamkan bisikan ini. Namun dengan kepergian Imam, bisikan ini kembali muncul dan mencapai puncaknya, bahkan di beberapa waktu terakhir John Bolton, salah satu petinggi Amerika di era Donald Trump dengan tegas menyatakan bahwa Republik Islam Iran tidak akan berumur 40 tahun.
Dari sudut pandang Rahbar, banyak dari analis ini melihat revolusi dan sistem yang muncul dari revolusi yang terjadi di dunia dan mereda dengan sangat cepat, seperti Revolusi Besar Prancis - yang hampir lima belas tahun setelah awal, memiliki monarki otoriter dan menghilang; Revolusi yang memiliki awal yang menarik dan akhir yang beracun. Bahkan di dalam Iran, dua gerakan konstitusional dan gerakan nasional, beberapa tahun setelah pembentukannya, gagal dengan berkuasanya kediktatoran Reza Khan dan kudeta yang kompleks dan mendalam dari Mohammad Reza Pahlavi.
Ayatullah Khamenei terkait bahwa mengapa Republik Islam, dengan banyaknya musuh, tidak jatuh ke nasib pemerintah dan revolusi lainnya? Mengatakan, "Rahasia keagungan dan kebanggaan pemerintah ini dan eksistensinya terkumpul di dua kalimat: Republik dan Islami." Kebersamaan dua kalimat ini serta keberadaan yang terbentuk dari dua kalimat ini, harus kekal, baik Republik maupun Islami, rakyat dan Islam, republik yakni rakyat, Islami yakni Islam; Demokrasi Religius."
Merujuk pada karya besar Imam, ia mengingatkan bahwa teori Republik Islam menghadapi lawan yang keras kepala. Bahwa sistem negara dan sistem kehidupan harus diatur oleh norma dan aturan Islam; Ditolak oleh orang-orang sekuler dan non-agama. Mereka tidak menganggap agama dapat terlibat dalam masalah sosial dan mengambil alih politik negara, sistem sosial negara dan manajemen negara; Beberapa juga menganggap agama sebagai candu masyarakat dan mengatakan bahwa agama berbahaya bagi masyarakat; Sekelompok orang yang beragama dan dari posisi membela agama mengatakan bahwa agama tidak boleh terlibat politik, orang-orang ini sebenarnya sekularis agama yang menentang kedaulatan Islam.
Ayatullah Khamenei juga membagi oposisi terhadap Republik Islam menjadi dua kelompok, mengatakan bahwa beberapa dari mereka adalah liberal sekuler yang mengatakan bahwa demokrasi harus diciptakan oleh kaum liberal dan teknokrat dan ini tidak ada hubungannya dengan agama. Kelompok kedua meyakini agama, tapi mengatakan bahwa rakyat tidak ada hubungannya dengan aturan agama, dan bahwa agama harus membentuk pemerintahan tanpa ketergantungan rakyat, sebuah bentuk yang telah muncul dalam beberapa tahun terakhir dalam pembentukan ISIS. Tetapi Imam, yang mengandalkan Tuhan, percaya kepada rakyat dan mengutip pengetahuannya yang mendalam tentang agama, berdiri teguh dan memajukan teori ini serta mewujudkan inovasi besar ini di masyarakat.
Rahbar menyebut supremasi agama berdasarkan pada partisipasi rakyat sebagai sebuah inferensi bijak dari agama dan mengatakan, "Supremasi agama telah dipaparkan secara jelas oleh al-Quran; Jika seseorang mengingkari hal ini maka hal ini benar-benar menunjukkan bahwa ia tidak merenungkan dengan benar al-Quran. Dari satu sisi, al-Quran menyatakan, ayat Surah An-Nisa «مٰا اَرسَلنا مِن رَسولٍ اِلّا لِیُطاعَ بِاِذنِ الله») "Kami tidak mengutus para nabi kecuali supaya rakyat mentaati mereka; Lantas dalam hal-hal apa saja mereka harus ditaati? Apa yang dimaksud dengan ketaatan kepada Nabi? Ratusan ayat al-Quran menjelaskan masalah ini; Misalnya ayat Jihad; Ayat yang berkaitan dengan menegakkan keadilan; Ayat yang berkaitan dengan hukum dan hukuman, ayat yang berkaitan dengan perdagangan dan kontrak, ayat yang berkaitan dengan perjanjian internasional (QS: At-Tawba:12) وَ اِن نَکَثوا اَیمٰنَهُم- hingga akhir; Yang dimaksud adalah pemerintahan; Ayat-ayat ini menunjukkan bahwa di kasus ini harus taat kepada Rasul."
Rahbar mengingatkan bahwa berdasarkan ayat-ayat ini, ketika Rasul Saw memasuki Madinah, ia membentuk pemerintahan Islami dan menciptakan supremasi; Setelah meninggalnya Rasul, meski ada beragam friksi terkait pengganti beliau, tapi tidak ada yang ragu bahwa pemerintahan yang harus dibentuk harus berdasarkan agama dan al-Quran. Setelah menjelaskan supremasi Islam, beliau membicarakan isu republik dan demokrasi serta menjelaskannya dari dua sisi. Pertama dari sisi agama dan keyakinan serta dalam koridor tanggung jawab dan hak. Dan kedua, bahwa perealisasian kedaulatan agama tanpa rakyat tidak mungkin.
Rahbar, Ayatullah Khamenei di makam gurunya, Imam Khomeini
Dengan bersandar pada ayat-ayat al-Quran dan riwayat, beliau mengingatkan bahwa seluruh lapisan masyarakat bertanggung jawab atas kondisi sebuah masyarakat. Seperti yang dijelaskan oleh Rasulullah Saw di sebuah hadis, کُلُّکُم راعٍ وَ کُلُّکُم مَسئولٌ عَن رَعِیَّتِه, di berbagai riwayat juga dijelaskan hak Tuhan paling mendasar adalah bahwa setiap orang bekerja sama sehingga hak itu ditegakkan dalam masyarakat. Di satu sisi, di masyarakat agama, rakyat berkewajiban menjalankan amar makruf dan nahi munkar, di mana salah satu amar makruf adalah mengajak untuk membentuk pemerintahan yang benar dan adil.
Rahbar berkata, "Amirul Mukminin Ali bin Abi Talib as di khutbah Syiqsyiqiyah, salah satu alasan menerima kekuasaan (pemerintah) adalah وَ ما اَخَذَ اللهُ عَلَی العُلَماءِ اَلّا یُقارّوا عَلیٰ کِظَّةِ ظالِمٍ وَ لا سَغَبِ مَظلوم؛( نهجالبلاغه، خطبهی ۳) Artinya, Allah SWT telah mengambil perjanjian ini dari para ulama - yang sekarang saya bicarakan tentang ulama - bahwa mereka tidak menerima kesenjangan sosial, jarak sosial, dan tidak menerima jarak sosial yang mengarah pada kematian, satu kelaparan.
Mengenai dukungan dan kebutuhan akan dukungan rakyat, Ayatullah Khamenei menekankan bahwa pemerintah tanpa dukungan rakyat tidak akan punya pilihan selain menggunakan kekuatan dan penindasan, dan karena penindasan tidak diperbolehkan dalam pemerintahan Islam, maka realisasi pemerintahan Islam dan kelanjutannya, hanya mungkin dengan dukungan rakyat.
Dia menyebut demokrasi religius sebagai rencana agama murni dan menambahkan: "Imam agung melakukan inovasi religius ini. Mereka mempresentasikan aliran baru dan progresif ini, konsepsi Islam yang indah dan menakjubkan ini, yang didasarkan pada pemikiran yang jernih dan pengetahuan yang mendalam, dan dengan rencana yang kokoh dan logis ini, mereka mampu membawa bangsa Iran yang telah terbiasa dengan tirani selama berabad-abad, ke tengah panggung, menjadikan mereka pemilik negara dan berusaha supaya bangsa Iran percaya diri.
Ayatullah Khamenei mencatat bahwa Imam, yang membuka semua masalah negara, tahu bahwa kita harus menjalankan Islam dan orang-orang harus hadir di tempat kejadian; Islam yang diyakini Imam Khomeini adalah anti arogansi; Anti-korupsi, anti-dominasi asing dan campur tangan kekuatan asing dalam urusan internal negara.
Rahbar berkata, "Islam adalah Islam yang memerangi kerusakan dan korupsi, pemerintah Islami adalah pemerintahan yang memerangi korupsi. Anti-kejumudan adalah anti-pemikiran keterbelakangan yang usang, kejumudan dan keterbelakangan yang dimasukkan ke dalam kehidupan, menjauhkan masyarakat dari ideologi baru Islam dan pemikiran baru Imam Khomeini. Islam anti-aristokrasi; Islam pendukung orang tertindas. Imam di salah satu suratnya kepada seorang pejabat –yang berkaitan dengan akhir umur beliau, beberapa bulan sebelum beliau wafat- menulis, "Anda harus menunjukkan bahwa rakyat kita bangkit menentang kezaliman, kejumudan dan kemunduran, serta menjadikan ideologi Islam murni Muhammadi sebagai ganti dari Islam monarki, Islam Kapitalis, Islam eklektisisme atau lebih tepatnya, Islam ala Amerika."
Ayatullah Khamenei di bagian lain pidatonya menyinggung pemilu presiden di Iran dan mengatakan, Imam Khomeini ra menilai pemilu sebagai kewajiban agama dan di surat wasiatnya Imam mengatakan, "Menolak berpartisipasi, memiliki dampak duniawi dan bahkan hingga generasi mendatang yang nantinya akan dimintai pertanggungjawaban oleh Tuhan."
Ayatullah Khamenei
Rahbar seraya puas bahwa dengan kemurahan Tuhan, saat ini karunia ilahi demokrasi religius, kehormatan dan kekuatan pemerintah Republik Islam tetap terjaga, meminta masyarakat melalui partisipasinya menambah semaraknya pemilu dan mereka harus waspada bahwa absen di pemilu dengan alasan palsu sebenarnya sesuai dengan keinginan musuh, dan jika dua pilar ini yakni demokrasi dan agama semakin lemah, maka Islam dan Iran akan mengalami kerusakan.
“Jika terjadi kekacauan, inefisiensi, dan kelemahan dalam pengelolaan, maka harus dikompensasikan dengan membuat pilihan yang tepat dan baik serta mengefisienkan pengelolaan kerakyatan dan Islami, bukan dengan tidak ikut serta dalam pemilu,” tambah Ayatullah Khamenei.
Ayatullah Khamenei lebih lanjut mengingatkan sejumlah poin kepada para kandidat pemilu dan meminta mereka jujur kepada rakyat dan jangan mengumbar janji yang tidak diyakini. Harapan lain beliau dari para kandidat adalah jika menang, maka ia harus komitmen menerapkan keadilan sosial, memperpendek jarak antara kaya dan miskin, memerangi korupsi, memperkokoh produksi dalam negeri dan melawan penyelundupan serta impor tak perlu serta menghapus kendala produksi dalam negeri.
Dampak Internal dan Eksternal Pilpres Suriah
Suriah baru saja menggelar hajatan besar pemilu presiden kedua dalam satu dekade terakhir yang berlangsung pada 26 Mei 2021.
Pada pilpres kali ini, Bashar al-Assad memenangkan 95,1 persen suara dalam pemilu presiden kali ini, dan kembali menjabat selama tujuh tahun lagi. Ada beberapa poin penting tentang pemilu ini.
Poin pertama tentang pemilu presiden Suriah adalah suksesnya penyelenggaraan pemilu. Faktanya, syarat utama terselenggaranya pemilu di suatu negara adalah keamanan dan stabilitas. Pemilu Suriah berlangsung pada saat keamanan di negara itu berada di bawah ancaman serius.
Meskipun stabilitas relatif terwujud di Suriah, terutama selama tiga tahun terakhir, dan tidak ada kekhawatiran tentang penggulingan sistem politik negara, tapi kehadiran pasukan asing dari AS dan Turki bersama para pendukungnya termasuk ribuan teroris di beberapa bagian Suriah telah membayangi keamanan Suriah.
Dalam keadaan seperti itu, pemilu presiden Suriah diadakan di sebagian besar geografi negara itu. Lebih dari itu, penyelenggaraan pemilu tanpa tantangan keamanan dan dalam lingkungan yang aman sebagai capaian penting bagi pemerintah Suriah.
Selain menyelenggarakan pemilu yang sukses dan aman, jumlah pemilih yang tinggi juga merupakan prestasi penting bagi pemerintah Suriah. Ketua Parlemen Suriah, Hamouda Sabbagh, menyatakan jumlah pemilih mencapai 78 persen. Ia mengatakan, "dari 14.239.140 pemilih yang memenuhi syarat berpartisipasi dalam pemilihan ini, sebanyak 13. 540.860 orang memilih Assad,".
Kandidat lain dalam pemilu presiden ini, Mahmoud Ahmad Marie hanya meraih 470.276 suara, mendapat 3,3 persen suara, dan kandidat ketiga, Abdullah Salom Abdullah, hanya meraih 213.968 suara, atau 1,5 persen suara."
Tingginya jumlah pemilih dalam pemilu presiden Suriah datang ketika kubu lawan asing dan domestik memfokuskan kampanye mereka untuk memboikot pemilu dan mempertanyakan legitimasi penyelenggaraannya. Dengan demikian, 78 persen jumlah pemilih yang memenuhi syarat dalam pemilu menunjukkan legitimasi pemerintah Suriah, dan kekalahan besar bagi oposisi.
Salah satu strategi penting kubu oposisi pemerintah Suriah adalah mengadopsi strategi perpecahan dan disintegrasi atau pelemahan sistem sentral negara ini. Keberhasilan penyelenggaraan pemilu presiden Suriah menunjukkan bahwa strategi oposisi domestik dan asing telah gagal.
Bashar al-Assad, yang telah menjabat sebagai presiden Suriah sejak tahun 2000, akan menjadi presiden keempat selama tujuh tahun berikutnya, dan jika konstitusi Suriah tidak berubah, ini akan menjadi masa jabatan terakhirnya. Situs Al-Najah menulis, “Teroris mencoba menodai citra Assad dengan memecah-belah dan menciptakan kekacauan di Suriah, tetapi kebanyakan rakyat memihak pemerintahnya dengan tingkat partisipasi yang tinggi dalam pemilu kali ini,". Dengan demikian, pemilu kali ini menunjukkan kegagalan strategi menggulingkan rezim Suriah. Faktanya, musuh-musuh rezim Suriah yang gagal menggulingkan rezim Suriah secara militer, juga belum mampu mempengaruhi konstruksi kekuasaan di negara itu secara politik.
Pemilihan presiden Suriah juga menunjukkan kegagalan strategi memecah belah antara rakyat dan pemerintah Suriah. Situs Ramallah menulis, "Pemilu presiden kedua yang diadakan di negara yang menghadapi perang panjang dan menghancurkan berbagai infrastruktur dan fasilitas produksi vitalnya, serta kehancuran ekonomi yang sangat besar. Tetapi hal ini tidak mencegah orang-orang pergi ke tempat pemungutan suara, sehingga orang-orang Suriah, dengan tekad bajanya membuat partisipasi skala besar yang menggambarkan optimisme mereka terhadap masa depan yang cerah,".
Mengingat konsekuensi internal dari pemilu presiden ini, Suriah akan melihat perubahan negaranya di era baru. Perubahan ini dimulai bahkan sebelum pemilu presiden Suriah, dan dengan diadakannya pemilu dengan partisipasi 78 persen rakyat, yang dimenangkan Bashar al-Assad di atas 95 persen.
Suriah diperkirakan akan kembali ke Liga Arab, dan beberapa negara Barat diperkirakan akan melanjutkan hubungan dengan Damaskus, sambil mengurangi tekanan asing terhadap Suriah. Mengomentari hasil pemilu Suriah, situs berita Al-Ain menulis, "Pemilu yang dikuti dengan partisipasi tinggi dan kemenangan Bashar al-Assad dengan suara mayoritas akan mengurangi tekanan internasional terhadap negara ini. Sebab, Barat menyadari bahwa rakyat Suriah masih setuju dengan rezim Assad dan krisis internal tidak dapat menghentikan mereka untuk memilihnya."
Pemilu presiden Suriah merupakan salah satu pemilu yang memiliki konsekuensi eksternal selain internal. Kini empat negara yaitu: Amerika Serikat, Turki, Iran, dan Rusia menjadi aktor asing yang paling menonjol di kancah politik Suriah. Amerika Serikat dan Turki telah menjadi penentang utama rezim Suriah saat ini. Penyelenggaraan pemilu terbaru di Suriah bertentangan dengan kepentingan keduanya hadir secara ilegal dan membela militan di bagian utara dan timur Suriah.
Sebaliknya, Republik Islam Iran dan Suriah mendukung terselenggaranya pemilu presiden di Suriah, dan menekankan urgensi menjaga kedaulatan dan keutuhan wilayah negara ini. Pemilu presiden Suriah juga merupakan kemenangan bagi Iran dan Rusia dalam persaingan dengan Turki dan Amerika Serikat.
Pada saat yang sama, pemilu presiden telah menantang kehadiran ilegal militer Turki dan AS di wilayah Suriah, yang telah berulang kali diprotes oleh pemerintah Damaskus. Masalah ini akan ditindaklanjuti lebih serius dalam masa jabatan baru Presiden Bashar al-Assad, karena Amerika Serikat dan Turki meninggalkan wilayah Suriah dan menghormati kekuasaan Damaskus.
Robert Ford, mantan duta besar AS untuk Suriah mengatakan, "Pemilihan umum dan kemenangan Bashar al-Assad menunjukkan kegagalan diplomasi AS, dan kebijakan Biden tidak mencerminkan niatnya untuk aktif di Suriah," Ditegaskannya, "Pemilu Suriah menunjukkan kegagalan diplomasi Amerika, yang selama tujuh tahun di bawah naungan PBB dan melalui jalur politik Jenewa mencoba menggulingkan Assad, tetapi tidak berhasil.Pemilihan ini menunjukkan kurangnya pengaruh Amerika. Jika tidak, Assad tidak akan mampu melanjutkan pemerintahannya dengan dukungan penuh dari pasukan keamanannya, dan kekuatan besar seperti Amerika Serikat tidak dapat menggulingkannya."