کمالوندی

کمالوندی

Minggu, 01 Oktober 2023 19:01

Maulid Rasulullah, Kelahiran Cahaya Ilahi

 

Penantian panjang berabad-abad umat manusia akhirnya tiba. Manusia paling mulia lahir ke bumi. Sang pembawa rahmat bagi segenap alam terlahir ke dunia yang akan menebarkan Rahmatan lil Alamin. Kelahirannya menyinari alam semesta dengan keutamaan, dan membawa umat manusia menuju jalan yang benar.

Para astronom melihat bintang yang bersinar terang dan akan mengubah dunia. Ketika itu, seorang bayi yang baru lahir memancarkan cahaya berkilau. Kelahirannya mengubah gurun kebodohan dan fanatisme buta menjadi taman kasih sayang dan pemikiran. Kelahirannya membawa cahaya ilahi untuk umat manusia di muka bumi.

Pada tanggal 17 Rabiul Awal, menurut versi Syiah, dan 12 Rabiul Awal menurut versi Sunni, terlahir seorang bayi agung bernama Muhammad dari keluarga terhormat di kota suci Mekah.

Sang ibu, Aminah menuturkan peristiwa kelahiran puteranya, "Malam itu pancaran keagungan ilahi hadir di hadapanku. Sebuah cahaya terang memancar dari atas kepalaku menuju angkasa. Malaikat di sekelilingku turun, dan aku merasakan ketentraman di batin ini. Ruangan dipenuhi cahaya, dan puteraku Muhammad lahir,".

 "Wajah Muhammad seperti ayahnya, Abdullah.Tapi lebih tampan dan indah. Di keningnya tampak cahaya yang memancar terang. Satu tangannya di tanah dan satu lagi menengadah ke langit, dan dengan bahasa yang indah mengagungkan keesaan Allah Swt. Ketika itu, malaikat memangkunya dan mengucapkan selamat, dan kabar gembira kepadaku. Salah seorang dari mereka berucap: Wahai Aminah, Serahkan anakmu kepada Allah Yang Maha Esa, dan katakanlah Aku berserah diri kepada Tuhan yang Maha Esa dari segala bentuk dendam dan hasud," ujar Siti Aminah.

Abdul Muthalib, ayah Abdullah berada di dekat Aminah. Kemudian memangku bayi agung itu dan membawanya menuju Masjidul Haram untuk mengagungkan Tuhan dan bersyukur atas segala karunia besar dengan kelahiran manusia mulia ini bagi keluarganya.

Ketika memasuki bagian dalam Kabah, tiba-tiba bibir bayi bergerak dan di seantero Kabah berkumandang, "Bismillah wa Billah". Abdul Muthalib berkata, "Wahai umat manusia; hak telah datang, dan kebatilan akan binasa. Kebatilan akan musnah selamanya."

Sang bayi Muhammad beranjak besar hingga berusia 12 tahun. Di usia yang masih belia, Muhammad bersama pamannya, Abu Thalib, melakukan perjalanan dagang menuju Syam. Rombongan mereka berhenti di tengah perjalanan untuk beristirahat. Di sebuah tempat mereka dijamu oleh seorang pendeta saleh bernama Bukhaira.

Ketika rombongan tiba, Bukhaira bertanya kepada mereka, "Di antara kalian adakah yang belum masuk?" Abu Thalib menjawab, "Hanya seorang remaja yang masih di luarl." Kemudian pendeta Bukhaira mempersilahkan remaja itu untuk masuk.

Pada saat Muhammad masuk, Bukhaira melihatnya dengan penuh keheranan. "Wahai anak muda, ada yang mau aku tanyakan kepadamu," tutur  Bukhaira. "Jawablah dengan benar, bersaksilah demi Latta dan Uzza !" tegasnya. Tapi remaja itu menjawab, "Dua nama itu yang paling tidak aku terima,".

Lalu Bukhaira melanjutkan percakapannya, "Bersaksilah demi Tuhan Yang Maha Esa, engkau berkata benar!" Remaja itu menjawab, "Aku senantiasa berkata benar." Bukhaira kembali bertanya, "Apa yang paling engkau sukai?" Lalu remaja itu menjawab, "Kesendirian."

Bukhaira semakin penasaran, kemudian melanjutkan pertanyaannya,"Apa yang paling kau sukai dari alam semesta ini?" Remaja itu menjawab, "Langit dan bintang." Berbagai pertanyaan lain terus mengalir dari Bukhaira terhadap Muhammad yang masih belia, hingga akhirnya ia meminta Muhammad menunjukkan sebuah tanda di punggungnya. Akhirnya, pendeta Kristen ini yakin bahwa orang yang ada di hadapannya adalah Muhammad, penerus Nabi Isa Al Masih.

Dengan raut muka bahagia, pendeta Bukhaira mengajukan pertanyaan kepada Abu Thalib, "Anak siapa remaja ini?" Abu Thalib menjawab, "Anakku." Tapi pendeta Bukhaira balik berkata, "Bukan, ayah anak ini telah meninggal." Dengan penuh rasa heran, Abu Thalib bertanya, "Dari mana engkau mengetahuinya?" Pendeta Bukhaira bertutur lirih, "Masa depan remaja ini sangat penting. Jika orang lain melihat tanda-tanda yang aku ketahui, maka ia akan membunuhnya. Jagalah dia, karena dia adalah Nabi terakhir."

Sejak kecil Muhammad selalu prihatin dengan kondisi sosial masyarakatnya. Ia seringkali menyendiri untuk merenung dan memikirkan kondisi yang terjadi di tengah masyarakat jahiliyah Arab ketika itu. Jarak pemikiran antara beliau dan masyarakat semakin menganga. Beliau acapkali menjauh dari keramaian dan menyendiri di gua Hira untuk beribadah dan merenung.

Ketika menginjak usia 40 tahun beliau pergi ke gua Hira untuk beribadah dan berkhalwat menjauh dari hiruk pikuk kehidupan duniawi. Di sana, turun wahyu pertama kepada Rasulullah Saw, yaitu ayat pertama surat Al-Alaq

. اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ

"Artinya: Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan"

Rasulullah saw memberikan suri teladan bagi umat manusia. Akhlaknya yang mulia menjadi panutan sekaligus contoh terbaik bagi umat Islam. Salah satu tujuan diutusnya beliau oleh Allah Swt sebagai panutan dengan akhlak karimnya.

Selain itu, beliau menyerukan persaudaraan dan persatuan di bawah bendera tauhid. Rasulullah Saw berhasil menyatukan kaum Aus dan Khazraj yang berperang selama bertahun-tahun. Beliau juga menebarkan cinta kasih menggantikan permusuhan dan fanatisme kabilah yang mendarah daging dalam kehidupan masyarakat jahiliyah ketika itu.

Fase pertama memasuki Madinah, langkah pertama dilakukan Rasulullah Saw mempersaudarakan Muhajirin dan Ansar. Beliau membangun kekuatan umat dengan cinta dan persahabatan antarsesama Muslim yang melampaui sekat dan ikatan kabilah. Dalam sebuah pertemuan Rasulullah Saw bersabda, "Dua orang dari kalian dipersaudarakan dalam ikatan agama,".

Dengan demikian, setiap satu orang Muhajir dari Mekah akan dipersaudarakan dengan satu orang dari tuan rumah Ansar dari Madinah. Di akhir pertemuan itu, Rasulullah Saw menyebut Imam Ali bin Abi Thalib sebagai saudaranya di dunia dan akhirat.

Rasulullah Saw dikenal dengan kemuliaan dan keluhuran akhlaknya. Bahkan diakui oleh orang-orang yang memusuhi beliau. Seorang Yahudi, setiap hari menanti Nabi Muhammad Saw melewati jalan yang biasa ditempuhnya. Dari atap rumah ia melempari Rasulullah dengan tanah. Tapi beliau tidak memperdulikan perbuatan keji tersebut. Kejadian tersebut berlangsung setiap hari selama beberapa waktu tertentu.

Suatu hari, Rasulullah Saw tidak melihat Yahudi yang biasa mengganggunya. Kemudian, beliau menanyakan kabar orang itu. Beliau mendapat kabar orang Yahudi itu sedang sakit. Lalu Rasulullah Saw menjenguknya. Kasih sayang dan ketulusan yang ditunjukkan Nabi Muhammad saw membuat orang Yahudi yang selalu mengganggunya itu berubah. Akhlak Karimah yang ditampilkan Rasulullah mengubah musuh menjadi sahabat. Ia pun masuk Islam.

Ketika terjadi peristiwa Fathu Makkah, di tengah puncak kemenangan beliau mendengar slogan yang berkumandang dari pasukannya, "Hari ini adalah hari perang. Kini nyawa dan harta kalian halal bagi kami. Hari ini adalah kehinaan Quraisy,".

Mendengar slogan ini, Rasulullah Saw segera bertindak dengan menampilkan akhlak mulianya. Beliau berpidato, "Hari ini adalah hari kemuliaan Quraisy, hari ini Allah Swt mengagungkan Kabah,". Setelah itu Rasululalh memberikan pengampunan massal dan menebarkan kehidupan damai di tengah masyarakat Arab.

Di penghujung acara, sekali lagi kami mengucapkan selamat atas kelahiran Nabi Muhammad Saw. Mengenai keutamaan Rasulullah Saw, Imam Sajad dalam Sahifah Sajadiyah mengumandangkan doanya, "Ilahi aku bersyukur kepada-Mu yang menganugerahkan kepada kami Muhammad Saw, dan umat beliau hingga berabad-abad lamanya. Tuhanku, limpahkan shalawat dan salam kepada Muhammad Saw sebagai penyampai wahyu-Mu, makhluk paling mulia, hamba yang paling Engkau ridhai, pembawa berkah, penebar rahmat dan kebaikan."

 

Bersamaan dengan peringatan hari kelahiran Rasulullah Saw, pada tanggal 17 Rabiul Awal, keluarga besar risalah dan nubuwah, menyambut kelahiran manusia yang akan melanjutkan perjuangan risalah yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw. Dia akan menerangi dunia dengan cahaya, keilmuan dan pengetahuan, serta akan memberikan perubahan besar di dunia ilmu pengetahuan dan spiritual. Dia tidak lain adalah Jafar bin Muhammad yang dijuluki as-Shadiq as, matahari imamah keenam Ahlul Bait Nabi as.

Masalah persatuan dan solidaritas umat Islam, termasuk di antara berbagai masalah penting dan prioritas bagi para imam maksum Ahlul Bait as, sedemikian rupa sehingga mereka selain menekankan pentingnya menjaga persatuan umat Islam, juga menilai perhatian terhadap persatuan sebagai salah satu di antara kewajiban para Syiah mereka.

Sebagaimana sirah amal Ahlul Bait as dan para pengikutnya dalam bertoleransi dengan pengikut mazhab lain, merupakan bukti nyata pentingnya masalah persatuan umat Islam. Ini adalah poin yang selain dapat menunjukkan budaya prinsip agama dan mazhab Syiah, juga menjadi perisai di hadapan tuduhan dan upaya sebagian kelompok mencoreng citra Syiah. 

Ahlul Bait Nabi as adalah para pemimpin ilahi dimana Rasulullah Saw menyebut kebersamaan dengan mereka di samping al-Quran akan membawa kebahagiaan dan keselamatan di akhirat. Ucapan mereka adalah ucapan al-Quran dan tujuan mereka adalah pelaksanaan firman-firman Allah Swt.

Imam Shadiq as adalah contoh sempurna hamba Allah Swt yang saleh dan selalu menekankan persatuan dan kekompakan masyarakat serta agar nilai-nilai kemanusiaan dan hubungan afeksi yang dalam selalu terjaga dalam masyarakat. Beliau mengatakan, "Bersamalah kalian, saling mencintailah kalian, berbuat baiklah kalian dengan sesama serta berkasih sayanglah."

Sebagai cucu Rasulullah Saw dan juga karea memiliki ilmu pengetahuan luas serta akhlak mulia dan juga berbagai faktor lainnya, membuat Imam Ja'far Shadiq as, menjadi jembatan kokoh dalam hubungan umat Islam untuk mewujudkan persatuan yang sangat kokoh. 

Imam Ja'far Shadiq menilai perpecahan sebagai faktor ketergelinciran Islam dan peluang bagi musuh-musuh Islam. Beliau selalu menekankan kasih sayang dan persaudaraan dengan sesama Muslim, dan kepada salah seorang sahabatnya, Imam mengatakan, "Sampaikan salam kami kepada para pengikut kami, katakan kepada mereka bahwa Allah Swt akan melimpahkan rahat kepada hamba-Nya yang menyeru kepada persatuan."

Imam Ja'far Shadiq as berpendapat bahwa seluruh kelompok mazhab adalah anggota masyarakat Islam serta mereka harus dihormati dan didukung. Karena mereka juga tidak terkecualikan dari kezaliman dan kejahatan penguasa. Oleh sebab itu, beliau menekankan sangat penting bagi umat Islam untuk selain menjaga hubungan persaudaraan, juga memberikan dukungan dan bantuan kepada saudara Muslimnya.

Dalam sebuah riwayat dari Imam Shadiq disebutkan bahwa “Seorang Muslim adalah saudara Muslim lainnya. Seorang Muslim adalah cermin dan panduan Muslim lainnya. Seorang Muslim tidak akan pernah mengkhianati, menipu dan menindas Muslim lainnya, dan tidak berbohong kepadanya serta tidak mengghibahnya.”

Menurut Imam Ja'far Shadiq as, solidaritas dan persaudaraan berpijak pada tiga faktor. Pertama meninggalkan kedengkian untuk mencegah dan menghindari lemahnya masyarakat Islam, sehingga umat Islam tidak terpecah-belah. Faktor kedua, meningkatkan ikatan persaudaraan dan solidaritas. Adapun faktor ketiga adalah saling membantu sehingga meningkatkan kemuliaan umat Islam.

Kemuliaan akhlak dan ketinggian ilmu Imam Shadiq telah menarik perhatian Abu Hanifah dan para pemimpin mazhab Ahlussunnah lainnya sehingga mereka berbondong-bondong mendatangi beliau untuk menimba kekayaan ilmu cucu Rasulullah Saw ini.

Abu Hanifah, pemimpin mazhab Hanafi hadir di kelas-kelas Imam Shadiq selama dua tahun. Terkait hal ini, ia berkata, “Kalau bukan karena dua tahun [menimba ilmu dari Imam Shadiq], maka Nu`man (Abu Hanifah) telah celaka.” Sementara itu, Malik bin Anas, pemimpin mazhab Maliki mengenai Imam Shadiq berkata, “Belum ada mata yang melihat dan belum ada telinga yang mendengar serta belum ada manusia yang hadir dalam hati, yang lebih baik dari Imam Ja’far Shadiq dari sisi keutamaan, ilmu, ibadah, wara` dan ketakwaannya.”

Mereka yang hadir dalam kelas Imam Shadiq as mengakui keutamaan beliau di bidang ilmu pengetahuan, meskipun sebagian dari mereka tidak sejalan dengan pemikirannya. Imam Shadiq mendidik murid-murid besar di antaranya Hisyam bin Hakam, Muhammad bin Muslim dan Jabir bin Hayan.

Sebagian dari mereka memiliki berbagai karya ilmiah yang tiada tara di zamannya. Misalnya Hisyam bin Hakam menulis 31 buku. Jabir bin Hayyan menulis lebih dari 200 buku dan pada abad pertengahan, karya tersebut diterjemahkan ke berbagai bahasa Eropa. Mufadhal juga merupakan salah satu murid terkemuka Imam Shadiq yang menulis buku “Tauhid Mufadhal”.

Berbagai kitab sejarah baik dari kalangan Sunni maupun Syiah menjelaskan dialog dan perdebatan ilmiah yang diikuti oleh Imam Shadiq. Menariknya, seluruh perdebatan tersebut tidak berujung debat kusir, apalagi pertengkaran. Imam Shadiq kepada para pengikutnya menekankan prinsip akhlak mulia di berbagai bidang, termasuk ketika berdialog. Beliau sangat menjunjung tinggi pesan al-Quran dalam berdialog untuk menggunakan cara yang baik, atau al-Jidal Ahsan.

Para lawan Imam Shadiq pun mengakui ketinggian akhlaknya. Ketika pihak lawan dalam debat menyampaikan pandangan, beliau mendengarkan argumentasinya hingga selesai, lalu secara singkat menanggapinya. Beliau juga menghormati dan menjaga etika berdebat, kemudian mengemukakan pandangannya dengan kalimat yang benar dan berisi, yang disampaikan secara singkat dan padat. Ketika berdebat, Imam Shadiq membela keyakinannya secara tegas dan terang-terangan, tapi disampaikan dengan cara yang bijaksana.

Imam Shadiq meminta para pengikutnya untuk menghormati sesama Muslim, dan menjaga persatuan Islam. Cucu Rasulullah Saw ini memberikan nasehat kepada salah seorang sahabatnya bernama Zaid bin Hisyam supaya menghormati Ahlusunnah.

Beliau berkata, "Datangilah masjid-masjid mereka dan shalatlah di sana. Jenguklah mereka jika sakit, dan iringilah jenazahnya ketika mereka meninggal. Bersikap baiklah kalian, sehingga mereka datang dan ikut bersama-sama shalat dengan kalian. Jika akhlak kalian demikian, mereka akan berkata inilah pengikut mazhab Ja’fari; Tuhan merahmati Imam Shadiq yang telah mendidik pengikutnya demikian….. Tapi jika akhlak kalian buruk, maka mereka akan memandang buruk mazhab Ja’fari, dan menilai sebegitu burukkah Imam Shadiq mendidik para pengikutnya."

Suatu hari Hisyam bin Hakam menanyakan kepada Imam Shadiq alasan mengapa umat Islam diwajibkan untuk menunaikan ibadah haji. Imam Shadiq menjawab, "Allah Swt menciptakan makhluk supaya mereka menaati aturan agama dan menjauhi yang dilarang agama, demi kemaslahatan hidupnya di dunia. Dalam ibadah Haji terdapat sarana bagi orang-orang yang ada di timur dan barat untuk saling mengenali. Lalu kelompok dan suku yang satu mengunjungi satu kota ke kota lain, sehingga terjalin perniagaan yang menguntungkan di antara mereka… selain itu warisan Rasulullah Saw lebih dikenali dan selalu teringat dan tidak akan pernah terlupakan."

Dalam pandangan Imam Shadiq as pondasi kuat persatuan Muslim adalah itikad baik dan berbuat baik serta saling membantu. Mengharapkan terwujudnya sebuah umat yang kuat dan terorganisir tanpa infrastruktur moral yang kokoh hanya sekedar penantian sia-sia. Akar perpecahan dan kelemahan masyarakat Muslim harus dilihat dari moralitas umat Islam sendiri.

Selain menekankan masalah akhlak dan persatuan Islam, Imam Shadiq menegaskan mengenai masalah politik dan nasib masyarakat, termasuk mengkritik kinerja buruk pemerintahan lalim yang merugikan masyarakat.

 

Kelompok-kelompok perlawanan Palestina yang berbasis di Jalur Gaza, seperti Hamas dan gerakan Jihad Islam Palestina, memulai operasi bersandi "Tufan al-Aqsa" (Badai al-Aqsa) pada hari Sabtu, 7 Oktober 2023.

Operasi ini bertujuan untuk membalas kejahatan-kejahatan rezim Zionis Israel terhadap rakyat Palestina dan Masjid al-Aqsa. Operasi pejuang Palestina ini membuat pasukan rezim Zionis kalang kabut dan menimbulkan guncangan terhadap militer dan warga Zionis.

Operasi pada hari Sabtu merupakan operasi kelompok perlawanan Palestina yang belum pernah terjadi sebelumnya. Metode intelijen, militer dan taktis yang digunakan di dalamnya, dan beberapa peralatan dan senjata yang digunakan dalam operasi tersebut, sangat berbeda dari pertempuran pada masa lalu yang dilakukan kelompok-kelompok pejuang Palestina.

Keberanian dan kreativitas yang ditampilkan kelompok-kelompok perlawanan Palestina dalam operasi "Tufan al-Aqsa" telah mengungkap dimensi baru peluang bagi front ini dan kelemahan rezim Zionis Israel.

Serangan kelompok-kelompok perlawanan Palestina dilakukan melalui darat, udara dan laut. Serangan ini meliputi semua wilayah sekitar Jalur Gaza, yang mencakup 50 pangkalan militer rezim Zionis Israel dan pemukiman-pemukiman Zionis di sekitar Gaza. Menurut pengumuman Kementerian Kesehatan Zionis, 350 Zionis tewas, 1.864 lainnya terluka, dan 750 Zionis hilang.

Salah satu ciri penting dari operasi Badai al-Aqsa adalah ketaatan penuh terhadap prinsip tindakan kejutan, yang melambangkan ketidaksiapan militer Israel untuk menghadapi para pejuang Palestina.

Dalam video-video yang dirilis menunjukkan bahwa pasukan Israel di beberapa pos pemeriksaan dan pangkalan militer terkejut dan tidak siap menghadapi serangan sehingga mereka tewas di tempat.

Direktur Pusat Institusi Brookings untuk Timur Tengah Nathan Sacks mengakui bahwa kesiapan Kataib al-Qassam, sayap militer Gerakan Perlawanan Islam Palestina, Hamas, sangat mencengangkan.  

"Dalam serangan mendadak besar-besaran yang dilakukan Hamas terhadap Israel pada Sabtu pagi, puluhan pasukan Hamas menyusup ke kota-kota dan desa-desa Israel di bawah perlindungan ribuan roket yang ditembakkan dari Jalur Gaza," tulis Sacks.

Dalam sebuah artikel yang dimuat di the Wall Street Journal, disebutkan bahwa serangan Hamas terhadap Israel sebagai "kejutan besar". Surat kabar Amerika itu menggambarkan serangan Hamas sebagai kekalahan besar dan bersejarah bagi militer dan dinas intelijen Israel.  

Brian Katulis, anggota senior lembaga think tank Middle East Institute di Washington mengatakan, tidak diragukan lagi bahwa serangan Hamas merupakan operasi terencana yang tidak terjadi dalam semalam, dan mengejutkan bahwa rencana operasi ini tidak terdeteksi oleh Israel atau mitra-mitra keamanannya. Sungguh sangat sulit untuk menerima kekalahan besar dan bersejarah ini.

Dalam aspek militer, penggunaan senjata baru oleh kelompok-kelompok perlawanan Palestina menunjukkan perhatian mereka terhadap pencapaian dan pembelajaran dari perang yang terjadi belakangan ini, khususnya perang di Karabakh pada tahun 2020 dan perang di Ukraina.

Salah satu kasus penting di bidang ini adalah penggunaan quadcopter yang dilengkapi dengan mortir dan peralatan peledak lainnya untuk menghancurkan tank, kendaraan lapis baja dan personel musuh, yang telah digunakan secara efektif. Penggunaan taktik ini telah menyebabkan tank Merkava hancur, padahal tank ini memiliki sistem pertahanan aktif untuk menghadapi rudal anti-tank.

Kasus baru lainnya adalah penggunaan pesawat layang oleh pejuang Palestina untuk terbang dan menyusup ke wilayah sekitar Gaza. Penggunaan alat ini juga belum pernah terjadi sebelumnya dalam kasus konfrontasi antara kelompok perlawanan Palestina dan pasukan Zionis.

Gerakan perlawanan Palestina juga menggunakan drone bunuh diri untuk menyerang peralatan militer dan pasukan Israel.  Pada saat yang sama, untuk menggerakkan kekuatan tempur, mereka menggunakan mobil-mobil pick-up dan sepeda motor, yang sangat efektif dan membuat militer Israel terkejut dan kocar-kacir.

Penggunaan berbagai jenis roket dan rudal dengan jangkauan berbeda-beda yang ditembakkan dalam jumlah ribuan oleh gerakan perlawanan Palestina telah menimbulkan kebingungan dalam sistem Iron Dome Israel, dan oleh karena itu, banyak diantaranya yang menghantam berbagai wilayah Palestina yang diduduki, termasuk Tel Aviv.

Pada hari Rabu (8/10/2023), gerakan Jihad Islam memamerkan rudal balistik jarak jauh baru dalam parade pasukannya, yang namanya belum diumumkan. Rudal ini dipamerkan saat upacara peringatan 36 tahun berdirinya gerakan ini, dan beberapa hari sebelum dimulainya operasi Tufan al-Aqsa (Badai Al Aqsa).

Tidak diragukan lagi, penggunaan rudal semacam itu, yang akurasi dan jangkauannya semakin meningkat dari hari ke hari, telah menjadi tantangan besar bagi militer rezim Zionis.

Dapat dikatakan bahwa operasi "Tufan al-Aqsa" tidak hanya mengubah keseimbangan antara kelompok-kelompok perlawanan Palestina dan Israel, namun juga menjadi titik balik dalam proses militer, intelijen dan persenjataan dalam konflik antara Palestina dan rezim Zionis.

 

Operasi Tufan Al Aqsa yang tercatat sebagai serangan militer Palestina terbesar terhadap rezim Zionis Israel dalam 75 tahun lalu, memiliki berbagai poin strategis.

Batalion Ezzeddine Al-Qassam, sayat militer Hamas sejak 7 Oktober 2023 melancarkan operasi anti-Zionis yang diberi sandi Taufan Al Aqsa. Tak diragukan lagi, sampai saat ini banyak dimensi operasi Taufan Al Aqsa yang belum terkuak, tapi sejumlah dimensi strategis operasi ini yang telah tampak adalah sebagai berikut:

Batalion Ezzeddine Al-Qassam tidak melancarkan sebuah operasi yang sederhana kali ini terhadap Israel, tapi operasi Al Aqsa dalah sebuah perang hibrida dengan dimensi militer, intelijen dan media. Pejuang Hamas melancarkan perang baik dari udara, darat dan bawah tanah. Roket, paralayang, quadcopter dan drone kali ini dimanfaatkan dalam serangan udara.

Roket-roket tersebut melewati sistem Iron Dome dan menghantam daerah-daerah dan kota-kota strategis, pasukan terjun payung Palestina menggunakan paraglider (paralayang) untuk menyusup ke permukiman Zionis, quadcopter digunakan untuk menghancurkan tank Merkava, drone bunuh diri juga digunakan untuk menyerang peralatan militer dan kekuatan rezim Zionis. Pada saat yang sama, pejuang Palestina bentrok dengan tentara Israel di darat dan menggunakan terowongan tersebut untuk memasuki pemukiman dan merebut pangkalan Israel.

Selain itu, para pejuang Palestina dalam operasi Tufan Al Aqsa memiliki keterikatan media. Dengan kata lain, bersamaan dengan serangan militer hebat yang mereka lakukan terhadap Zionis, mereka mempublikasikan gambar-gambar kekalahan tersebut menggunakan ponsel, termasuk penghancuran tank Merkava, penangkapan tentara Zionis, penangkapan militer, perebutan pangkalan dan pelarian para pemukim.

Abdul Bari Atwan, seorang analis Palestina terkemuka, mengatakan: “Gambar langsung, audio dan video tidak berbohong. Pejuang Palestina telah membunuh ratusan Zionis dan melukai lebih dari dua ribu orang, dan tak terhitung banyaknya dari mereka yang ditangkap hidup atau mati dan disimpan di tempat yang aman untuk digunakan sebagai kartu kuat untuk pembebasan semua pahlawan dan pejuang Palestina dari penjara rezim penjajah. Gambar-gambar ini didokumentasikan sepenuhnya dan telah dipublikasikan di semua jejaring sosial. Ini sendiri merupakan perang lain dalam bentuk perang media yang mempunyai dampak negatif yang tinggi terhadap moral tentara rezim pendudukan dan pemukimnya.”

Kekalahan militer paling besar dalam sejarah Israel
Poin strategis kedua adalah operasi Tufan Al Aqsa menorehkan kekalahan militer paling parah dalam sejarah rezim Zionis. Alasan utama hal ini adalah jumlah korban tewas dan teluka dari pihak Zionis. Berdasarkan data terbaru yang diumumkan media Israel, 750 Zionis terbunuh dalam operasi ini, padahal dalam perang 12 hari Pedang Al Quds tahun 2021, hanya 14 Zionis yang terbunuh.

Sementara itu, lebih dari 2000 Zionis terluka dalam operasi Tufan Al Aqsa. Dalam operasi ini, lebih dari 5.000 roket ditembakkan ke wilayah pendudukan hanya dalam waktu 8 jam, sedangkan 4.500 roket ditembakkan dalam 12 hari dalam operasi Pedang Al Quds. Hal penting lainnya adalah tertangkapnya puluhan tentara Israel dalam operasi Tufan Al Aqsa, sebuah hal yang bisa mempunyai konsekuensi penting, termasuk fakta bahwa hal itu bahkan bisa berujung pada pembebasan seluruh 5.000 tahanan Palestina karena Israel sebelumnya sudah membuktikannya bahwa Tel Aviv bahkan rela membebaskan ratusan tahanan Palestina dengan imbalan pembebasan satu tahanan Zionis di tangan pejuang Palestina. Selain itu, dalam Tufan Al Aqsa, 912 kilometer persegi wilayah pendudukan dibebaskan, yaitu tiga kali luas Jalur Gaza.

Abdul Bari Atwan mengatakan, “Ini adalah pukulan mematikan militer, politik dan psikologis terbesar terhadap institusi militer, keamanan dan politik penting rezim Zionis dalam 50 tahun terakhir, terutama sejak perang Oktober 1973; Karena para pejuang perlawanan mengincar kedalaman keamanan penjajah. Kita melihat bagaimana para pemukim zionis lari ketakutan dan meminta bantuan kepada militer, polisi, tentara Israel dan aparat keamanan, namun tidak ada yang menjawab, inilah puncak keruntuhan tentara Israel yang tergolong sebagai tentara terkuat keempat di dunia."

Hasan Hanizadeh, pakar Asia Barat menyebutkan, "Dalam waktu kurang dari 8 jam, setidaknya 5.000 rudal berpemandu presisi dan 100 drone penghindar radar diluncurkan oleh Hamas menuju fasilitas militer dan ekonomi Israel di wilayah pendudukan, dan Iron Dome Israel gagal mencegat rudal-rudal tersebut. Untuk pertama kalinya dalam satu dekade terakhir, tentara Zionis mengerahkan seluruh pasukan cadangannya dan ini menunjukkan bahwa situasi di wilayah pendudukan sangatlah kritis."

Sebuah syok besar dan kejutan informasi bagi rezim Zionis
Prinsip kejutan bisa dikatakan sebagai salah satu prinsip militer terpenting yang ditampilkan pejuang Hamas dalam Tufan Al Aqsa. Liputan media mengenai operasi Tufan Al Aqsa sukses besar dan menunjukkan bahwa waktu berbulan-bulan telah dihabiskan untuk operasi ini. Tidak diragukan lagi, para pejuang Hamas dilatih untuk melakukan operasi ini, termasuk penggunaan paralayang dan quadcopter, namun Zionis tidak dapat memperoleh tanda-tanda apapun mengenai hal ini. Oleh karena itu, operasi Tufan Al Aqsa jelas telah menimbulkan keterkejutan dan kebingungan bagi Zionis dan telah menimbulkan guncangan besar bagi otoritas politik dan militer rezim ini. Yang membuat kegagalan intelijen rezim Zionis ini semakin berat adalah rezim ini mempunyai banyak mata-mata, termasuk di jalur Gaza, namun mata-mata tersebut tidak bisa berbuat apa-apa.

Dalam sebuah laporan mengenai operasi pasukan perlawanan Palestina melawan posisi rezim Zionis, majalah Inggris The Guardian menulis, “Serangan mendadak Hamas terhadap Israel akan dikenang sebagai kegagalan intelijen selama berabad-abad. Dalam beberapa jam, puluhan pejuang Gaza menyerbu pagar perbatasan di selatan Israel dan mengejutkan militer setempat. Orang-orang bersenjata menculik dan membunuh warga Israel di wilayah perbatasan selatan dan memfilmkan serangan tersebut ketika mereka maju di beberapa lokasi. Jika operasi Hamas mengejutkan, itu karena mekanisme Israel di wilayah Palestina sangat kompleks dan agresif, dan memantau aktivitas Hamas adalah salah satu tugas terpenting lembaga keamanan Israel."

Media Inggris ini menambahkan,“Meskipun industri teknologi mata-mata Israel adalah salah satu yang paling maju di dunia, seperti yang ditunjukkan dalam kasus perangkat lunak mata-mata Pegasus, industri tersebut tidak mengidentifikasi operasi Hamas. Hal ini menunjukkan bahwa Hamas, meski selalu bertekad dan mampu melakukan perencanaan jangka panjang, kini jauh lebih mahir dalam menghadapi tantangan militer dan telah melakukan banyak upaya dalam perencanaan dan mengidentifikasi kerentanan Israel.”

Operasi Tufan Al Aqsa selain merupakan kekalahan besar rezim Zionis, juga menunjukkan perencanaan cerdas Hamas. Rezim Zionis ketika mengalami kekalahan militer, intelijen dan keamanan terhadap Hamas dan bangsa Palestina, juga pada dasarnya Palestina lebih lemah dari sisi intelijen dan militer di banding dengan kubu muqawama lainnya seperti Hizbullah.

Terlepas dari pelatihan yang diterima pasukan Hamas tanpa disadari oleh Zionis, waktu pelaksanaan operasi juga sangat penting. Operasi ini dilakukan dalam situasi banyak kekuatan rezim Zionis yang sedang libur hari raya. Dikatakan bahwa 1.000 pasukan Hamas memasuki pemukiman dan bahkan menangkap tentara senior Israel. Selain itu, kecerdasan Hamas sebelum melakukan operasi dan selama dua tahun terakhir menjadi penting karena Hamas membiarkan rezim Zionis membayangkan bahwa gerakan ini tidak lagi percaya pada perlawanan dan perjuangan serta menginginkan kompromi dengan rezim Zionis dan memiliki perselisihan dengan Jihad Islam Palestina.

Kesan yang ditimbulkan oleh Zionis ini membuat mereka bahkan tidak membayangkan serangan militer yang dilakukan Hamas, apalagi melakukan serangan militer terbesar terhadap Israel sepanjang sejarah rezim ini. Serangan ini memberikan garis yang salah mengenai perbedaan antara Hamas dan Jihad Islam dan membuktikan bahwa perlawanan Palestina telah menjadi lebih kuat dari sebelumnya dan telah berubah dari intifada dengan batu menjadi perang dengan peralatan militer modern.

Potensi Keruntuhan Kabinet Netanyahu
Perang terjadi ketika rezim Zionis dalam kondisi paling rentan secara internal. Tahun 2018, kekalahan terhadap Gaza juga membuat keruntuhan kabinet Israel, dan terbentukan pemilu parlemen tanpa akhir (selama lima kali pemilu). Kini salahs atu dampak dari perang ini adalah potensi kian kuatnya friksi di dalam bumi pendudukan, dan keruntuhan kembai kabinet Netanyahu, dan bahkan berakhirnya umur dan aktivitas politik perdana menteri Israel ini, karena kekalahan politik terparah dalam sejarah Israel akan tercatat atas nama Netanyahu.

Faktanya, Tufan Al Aqsa membuktikan perilaku rasis dan ekstremis kabinet Netanyahu, dan operasi ini membuktikan bahwa kekerasan dan rasisme yang berlebihan terhadap warga Palestina tidak hanya akan menyebabkan mereka mundur, tetapi juga membuat perlawanan semakin kuat, dan runtuhnya kabinet Israel serta  intensifikasi perselisihan internal.

Masa Depan Kelam bagi Normalisasi Hubungan dengan Israel
Poin lain adalah perang meletus ketika Israel dan Amerika Serikat terus memajukan proyek normalisasi hubungan dengan Arab Saudi. Kementerian Luar Negeri Arab Saudi dalam statemennya seraya mengkritik rezim Zionis menyatakan bahwa perang ini akibat dari kekerasan rezim Israel. Dalam statemen ini disebutkan, Arab Saudi mengulangi peringatannya yang berulang-ulang tentang bahaya ledakan situasi akibat pendudukan yang terus berlanjut dan perampasan hak-hak sah rakyat Palestina, serta pengulangan tindakan provokatif yang ditargetkan terhadap tempat-tempat suci mereka. Secara umum, Tufan Al Aqsa dapat dikatakan menghidupkan kembali semangat anti-Israel di kawasan Asia Barat.

Poin terakhir adalah, Tufan Al Aqsa dilancarkan kurang dari sepekan dari statemen terbaru Rahbar atau Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei yang mengatakan, "Pemerintah-pemerintah yang melakukan pertaruhan (berjudi) normalisasi dengan rezim Zionis harus menyadari bahwa, seperti yang dikatakan orang-orang Eropa, mereka bertaruh pada pihak yang akan kalah."

Minggu, 22 Oktober 2023 18:56

Kehancuran dari Dalam

 

Ini adalah pekan kedua serangan berturut-turut rezim Zionis terhadap lebih dari dua juta penduduk Gaza yang diblokade, dan serangan ini semakin gencar dan luas.

Israel juga menorehkan namanya dalam sejarah sebagai pelaku Holocaust abad dengan menjatuhkan bom satu ton hadiah Amerika ke Rumah Sakit Al Ahli Baptist di Jalur Gaza. Sementara Amerika Serikat juga tercatat sebagai mitra kejahatan Israel dan Netanyahu, baik dengan veto terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB atau pun melalui kunjungan Presiden Joe Biden ke Tel Aviv.

Penjajah Zionis Selasa malam lalu dalam sebuah aksi kriminal dan kejahatan membombardir RS Al Ahli Baptist di Jalur Gaza dan menggugurkan lebih dari seribu warga tertindas Palestina termasuk ratusan anak-anak.

Serangan brutal Zionis ke RS Al Ahli Baptist di Gaza, serta pembantaian sadis perempuan dan anak-anak serta pria merupakan kejahatan perang terbesar dan holocaust abad.

Menyusul kejahatan mengerikan rezim penjajah al-Quds terhadap RS Al Ahli Baptist di Jalur Ghaza, kantor media pemerintah di Gaza mengumumkan, kejahatan yang dilakukan Israel terhadap RS Al Ahli sebuah holocaust sejati dan kejahatan abad 21.

Kepala-kepala yang terpotong dan badan yang hancur anak-anak, serta badan tanpa tangan, kaki atau kepala bercampur menjadi satu, seluruhnya adalah gambar yang sulit diterima dan akhir zaman hasil dari kejahatan bersejarah Zionis di RS Al Ahli Baptist di Jalur Gaza.

Para korban ini tengah berada di rumah sakit tersebut untuk berobat, atau mengingat hukum internasional, mereka menganggap akan aman dari serangan rezim Zionis.

Menurut keterangan Departemen Kesehatan Palestina, seluruh korban serangan brutal Zionis ke RS Al Ahli di Gaza adalah warga sipil.

Sepanjang sejarah, negara-negara yang tengah berperang seluruhnya mematuhi hukum internasional paling minim, termasuk tidak menyerang rumah sakit dan balai pengobatan, tapi rezim Israel tidak mematuhi hukum mana pun, dan menyusul respon komunitas global, Tel Aviv ingin melepaskan diri dari tanggung jawab serangan tersebut.

Seakan-akan Zionis berargumentasi dengan Talmud untuk melakukan kejahatannya, di mana di kitab tersebut ditulis, "Selain Yahudi, meski mereka orang baik dan saleh, tapi tetap harus dibunuh."

Salah satu karakteristik operasi Badai Al Aqsa adalah sejak awal operasi tingkat korban, baik korban terbunuh, atau terluka, maupun tawanan perang, seluruhnya menguntungkan Palestina. Oleh karena itu, salah satu tujuan Zionis sejak awal adalah membuat korban sebanyak-banyaknya dari pihak Palestina, sehingga keseimbangan akan berubah menguntungkan mereka.

Untuk mencegah refleksi kejahatannya di Gaza, yang nantinya dapat menjadi dokumen untuk mengutuk para pejabat militer dan politik rezim ini, terutama anggota kabinet ekstrem Netanyahu, rezim Zionis sengaja menyasar jurnalis, sehingga lebih dari 18 jurnalis dari media berbeda telah dibunuh.

Dengan demikian, untuk mengambil lebih banyak korban di pihak Palestina, kabinet Netanyahu yang ekstrem dan sayap kanan, selain menggunakan bom berat dan pembakar, juga dengan sengaja menargetkan para penyelamat dan pada saat yang sama mencegah masuknya fasilitas dan peralatan medis ke Gaza.

Meskipun jumlah korban warga Palestina kini telah mencapai beberapa kali lipat jumlah korban di Israel, baik rezim Zionis maupun pendukung Baratnya tidak puas dengan hal ini.

Selama beberapa hari terakhir, rezim Zionis telah menuntut kepergian lebih dari satu juta penduduk Jalur Gaza utara dari daerah ini guna mempersiapkan serangan darat di Jalur Gaza, namun karena penduduk Gaza menolak untuk meninggalkan wilayah ini, dan pada saat yang sama Mesir tidak mengizinkan mereka memasuki wilayahnya, oleh karena itu, rezim pembantai anak ini sengaja menyerang rumah sakit Al Ahli Baptist untuk memaksa warga Gaza keluar dari daerah ini.

Menurut Statuta Roma, ada empat tindakan kriminal atau kejahatan internasional yang termasuk dalam yurisdiksi Mahkamah Pidana Internasional, yang meliputi genosida, kejahatan perang, kejahatan terhadap kemanusiaan, dan kejahatan agresi.

Seluruh bukti dari empat kejahatan ini termanifestasi dalam serangan dua pekan lalu rezim Zionis.

Petinggi Zionis dengan terang-terangan menggunakan kata-kata atau mengambil sikap yang masuk dalam kewenangan ICC, dan jika ada tekad politik, maka mereka dapat diajukan ke meja hijau.

Selain itu, negara-negara Islam dapat membentuk pengadilan khusus untuk menindaklanjuti kejahatan rezim Zionis Israel.

Pengusiran duta besar Israel dari negara-negara Islam dan Arab, boikot produk Amerika dan Israel serta negara Barat lainnya yang menciptakan zona aman bagi berlanjutnya kejahatan di Gaza, termasuk langkah efektif lainnya di bidang ini.

Berdasarkan hal tersebut, Menteri Luar Negeri Iran, dalam pertemuan luar biasa Komite Eksekutif Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) terkait Palestina yang diselenggarakan di Jeddah pada hari Rabu dengan dihadiri para menteri luar negeri dari 57 negara Islam dari berbagai benua, mengajukan empat usulan antara lain: memutuskan hubungan negara-negara Islam dengan rezim Zionis, boikot total terhadap rezim ini, pengiriman tim pencari fakta Islam dan mengadakan pengadilan kejahatan perang atas kejahatan Zionis kepada anggota OKI untuk mengambil keputusan yang menentukan.

Meskipun sebagian dari cakupan dan intensitas tindakan rezim Zionis terhadap warga sipil Gaza berasal dari sifat rasis rezim ini dan pendekatan kabinet Netanyahu yang ekstremis dan sayap kanan, namun sebagian lagi berasal dari kelambanan negara- organisasi dan lembaga internasional serta regional, serta pendekatan ganda pemerintah Barat, yang membuka zona aman bagi berlanjutnya kejahatan israel dengan memveto resolusi yang diusulkan.

Dalam hal ini, meskipun Dewan Keamanan PBB mengadakan dua pertemuan dalam dua minggu terakhir setelah dimulainya babak baru serangan rezim Zionis di Gaza, kedua pertemuan tersebut tidak berhasil karena veto AS, sementara itu, isi resolusi tersebut sepenuhnya bersifat kemanusiaan dan berdasarkan prinsip dan hukum internasional, menekankan perlunya membantu warga sipil yang berada di bawah pengepungan Israel.

Tor Wennesland, Koordinator Khusus PBB untuk Proses Perdamaian Timur Tengah, mengatakan pada pertemuan Dewan Keamanan PBB pada Rabu waktu setempat: Ini adalah salah satu momen tersulit yang dihadapi rakyat Israel dan Palestina dalam 75 tahun terakhir. Kita berada di tepi jurang yang dalam dan berbahaya yang dapat mengubah arah konflik Israel-Palestina, serta seluruh kawasan. Risiko meluasnya konflik “sangat nyata dan sangat berbahaya.”

Pada mulanya alasan veto terhadap rancangan resolusi pertama dianggap karena presentasi Rusia, namun veto terhadap rancangan resolusi yang diajukan Brazil menunjukkan bahwa negara-negara Barat, terutama Amerika Serikat dan Biden sendiri, sepenuhnya bermain di lapangan Netanyahu demi kebutuhan internal mereka sendiri, seperti menutupi ketidakmampuan menghadapi operasi al-Aqsa atau menciptakan persatuan internal ilusi untuk membendung perpecahan internal, ia telah menempatkan pembunuhan yang disengaja dan pembantaian serta pemindahan paksa lebih dari sekedar dua juta penduduk Jalur Gaza dalam agenda tersebut dan hal itu dilakukan dengan segala cara, bahkan jika dia harus melakukan kejahatan perang.

Resolusi yang diusulkan oleh Brasil mendapat suara dari 12 negara, Albania, Brasil, Cina, Ekuador, Prancis, Gabon, Ghana, Jepang, Malta, Mozambik, Swiss, dan Uni Emirat Arab, satu suara menentang Amerika Serikat, dan dua negara, Rusia dan Inggris, juga abstain.

Dengan hasil suara menentangnya, Amerika memveto resolusi yang menyerukan “jeda kemanusiaan” untuk mengirimkan bantuan penting kepada jutaan orang di Gaza.

Di sisi lain, Joe Biden yang sebelumnya menolak bertemu dengan Benjamin Netanyahu di Gedung Putih, tapi akhirnya perdana menteri Israel ini melakukan sesuatu yang memaksa Biden menangguhkan seluruh aktivitasnya dan di usianya yang tua terpaksa berkunjung ke bumi Palestina pendudukan.

Kunjungan ini digelar ketika Israel menggunakan bom satu ton hadiah dari Amerika untuk membantai warga sipil yang berlindung di Rumah Sakit Al Ahli Baptist. Warga ini setelah mendengar jaminan Israel menganggap akan aman dari serangan udara rezim ilegal ini. Selain itu, berdasarkan prinsip dan hukum internasional, serangan terhadap warga sipil dan pusat-pusat publik seperti rumah sakit adalah sebuah kejahatan perang.

Meski demkian mengingat standar ganda yang menguasai lembaga internasional, dan juga karena dukungan pemerintah Barat khususnya AS, kejahatan rezim Zionis tidak pernah dikejar atau diadili. Oleh karena itu, Israel dengan tenang dan kian berani melakukan kejahatan. Dari sudut pandang ini, maka sebagian tanggung jawab kejahatan Israel berada di pundak pemerintah Barat dan otoritas politik serta keamanan internasional seperti Dewan HAM dan juga otoritas internasional seperti Pengadilan Kriminal Internasional.

Presiden Amerika dalam pidatonya di akhir kunjungannya ke bumi Palestina pendudukan mengonfirmasi kesepakatan Israel untuk mengizinkan masuknya bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza, tapi Reuters mengutip kantor Netanyahu menulis bahwa masuknya bantuan kemanusiaan ke Gaza tidak mungkin tanpa pembebasan para sandera (tawanan Zionis).

Presiden Amerika juga mengatakan, "Kami tidak akan bersikap netral terhadap peristiwa 7 Oktober. Apa yang terjadi di Israel (Wilayah Pendudukan Palestina) adalah 15 kali lipat dari apa yang terjadi pada 11 September. Orang Israel dan Amerika disandera. Saya akan mendorong Kongres untuk meningkatkan bantuan, termasuk senjata, kepada Israel."

Dalam hal ini, kunjungan Biden ke Palestina pendudukan, di tengah-tengah pembantian besar-besaran warga Gaza, khususnya anak-anak dan perempuan, bukan saja mengubah Amerika menjadi mitra kejahatan Netanyahu, karena bukan saja pembantaian dengan Jet tempur F-16 dan bom satu ton Amerika, bahkan kunjungan ini akan mendorong rezim Zionis melanjutkan kejahatan dan melancarkan serangan darat untuk menghancurkan total Jalur Gaza. Dari sudut pandang ini, sepertinya hasil dari kunjungan Biden ke Israel adalah berlanjutnya serangan Zionis dan kian gencarnya brutalitas rezim penjajah Al Quds.

Selasa, 24 Oktober 2023 18:56

Imam Hasan Askari, Hujjah Tuhan ke-11

 

Momen penting dalam kehidupan Imam Hasan Askari as adalah kelahiran putra beliau. Berita gembira sampai ke telinga masyarakat bahwa orang yang akan membebaskan dunia dari penindasan dan ketidakadilan adalah putra Imam Askari tersebut. Ia tidak lain adalah juru selamat umat manusia yang kebangkitannya akan menghapus penindasan di muka bumi. Oleh karena itu, Dinasti Abbasiah mencemaskan kelahiran putra Imam Askari itu.

Imamah dalam terminologi Islam adalah kelanjutan risalah kenabian Nabi Muhammad Saw. Maka tidak diragukan dengan mengikuti ajaran agung ini, umat Islam akan terlindung dari berbagai bahaya dan ancaman, sehingga bisa mengelola urusannya dengan baik. Karena itu pula atas dasar hikmah-Nya dan kebutuhan manusia akan pemimpin, Allah Swt mengangkat para Imam sebagai hujjah-Nya di muka bumi. Hujjah secara etimologi bermakna bukti, dalil atau argumen. Al Quran, akal, nabi dan para penggantinya, begitu juga ulama yang membimbing masyarakat, adalah hujjah Tuhan bagi manusia.

Imam Ali as berkata, bumi tidak akan pernah kosong dari hujjah Tuhan, baik yang kasatmata dan dikenal, maupun yang tersembunyi dari pandangan manusia. Rahasia Ilahi diserahkan kepada mereka dan barangsiapa yang berada dalam lindungannya, maka ia berdiri di jalan kebenaran. Mereka adalah khazanah ilmu Ilahi dan penjaga agama-Nya. Mereka layaknya gunung yang menjulang tinggi sehingga Islam kokoh karena keberadaannya.    

Hari ini di tahun 232 Hijriah, di kota Madinah, Imam Hasan Askari as terlahir ke dunia. Di masa kanak-kanak atas paksaan Khalifah Bani Abbas, ia bersama ayahnya Imam Hadi as harus meninggalkan Madinah dan tinggal di kota Samarra, pusat kekuasaan Dinasti Abbasiah kala itu. Meski hidup tidak lebih dari 28 tahun, namun Imam Askari banyak mewariskan ajaran luhur Islam.

Dalam riwayat disebutkan bahwa Imam Askari memiliki perangai yang penuh kasih sayang dan kelembutan. Beliau memiliki daya tarik akhlak yang begitu kuat sehingga setiap orang yang melihat wajahnya akan terpengaruh. Sejarah mencatat ada orang-orang yang menjauhi Imam Askari karena tidak mengenalnya, namun setelah bertemu dengan beliau, berubah total dan menjadi sahabat setia beliau. Di antaranya cerita tentang dua petugas penjara paling bengis yang ditugaskan untuk menyiksa Imam Askari. Ketika Imam Askari berada dalam penjara Khalifah Abbasi, para tahanan terpengaruh perkataan Imam karena sering bertemu dengan beliau dan mengalami perubahan yang luar biasa dalam dirinya.  

Masa kepemimpinan Imam Askari berlangsung sekitar enam tahun dan sebagian besar waktunya dihabiskan dalam pengasingan dan penjara. Imam Askari hidup sezaman dengan tiga khalifah Bani Abbas, Mu'taz, Muhtadi dan Mu'tamid. Di masa tirani Bani Abbas yang begitu keras, Imam Askari punya sangat sedikit kesempatan untuk membuka kelas atau diskusi. Beliau bahkan sangat kesulitan untuk berhubungan langsung dengan masyarakat atau para pencari kebenaran. Oleh karena itu Imam Askari menggunakan berbagai metode, terutama lewat surat menyurat, untuk menjelaskan ajaran Islam.

Ali bin Muhammad Al Maliki yang lebih dikenal dengan Ibnu Shabag, salah satu intelektual terkemuka Islam terkait Imam Askari berkata, dia satu-satunya di masanya, tidak ada yang mampu menandinginya. Dengan ilmu pengetahuan dan kebijaksanaannya, ia menyelesaikan satu persatu permasalahan masyarakat. Begitu juga dengan kekuatan pemikirannya, ia mengungkap kebenaran. Para sejarawan sepakat bahwa Imam Askari adalah mata air pengetahuan dan makrifat Ilahi. Beliau adalah orang paling berpengetahuan di zamannya. Ilmu beliau di berbagai bidang, baik ilmu aqli maupun naqli, tidak ada bandingannya.

Masa keimamahan Imam Askari termasuk masa paling penuh kekacauan di tubuh pemerintahan Bani Abbas. Ketidakcakapan khalifah dan pertikaian di antara pejabat istana, ketikdapuasan masyarakat dan kebangkitan berkelanjutan serta menyebarnya pemikiran menyimpang, di antara faktor gejolak politik dan sosial di masa itu. Para penguasa menjajah masyarakat dan membangun istana-istana mewah dan megah dengan uang rakyat, dan sama sekali tidak mempedulikan penderitaan mereka.

Imam Askari meski berada dalam lingkaran penjagaan ketat penguasa Abbasi, kekacauan situasi sosial dan pendeknya masa keimamahan beliau, namun berhasil mendidik sejumlah murid unggul yang masing-masing memberikan sumbangan berharga dalam penyebaran budaya dan ajaran hakiki Islam. Jumlah murid beliau mencapai lebih dari ratusan orang termasuk beberapa murid unggul. Di masa Imam Askari, kota-kota dan daerah seperti Kuffah, Baghdad, Nesyabur, Qom, Khorasan, Yaman, Rey, Azerbaijan dan Samarra adalah pusat-pusat konsentrasi penting Syiah kala itu.

Dalam menyebarkan budaya Syiah dan ilmu pengetahuan, Imam Askari menulis banyak surat untuk masyarakat seperti surat beliau untuk Syiah di Qom dan Nesyabur. Imam Askari juga menulis sejumlah buku untuk menyebarluaskan ajaran Islam dan menjaga benteng akidah. Salah satunya adalah tafsir sebagian surat Al Quran. Buku lain yang ditulis Imam Askari mencakup fikih dan seputar masalah halal haram. Beliau selalu memberikan apresiasi tinggi kepada para penulis dan pembuat karya ilmiah yang menyebabkan tersebarluasnya ilmu pengetahuan dan tumbuhnya kesadaran di tengah masyarakat.

Para penguasa Bani Abbas merasa cemas dengan kelahiran putra Imam Hasan Askari karena mereka mendengar hadis-hadis tentang kelahiran Juru Selamat dunia itu. Hadis-hadis yang menyebutkan bahwa pengganti Nabi Muhammad Saw berjumlah 12 orang dan semuanya berasal dari Quraysh, banyak ditulis dalam sumber-sumber hadis Ahlu Sunnah. Begitu juga kalimat seperti Mahdi dari Quraysh atau Mahdi salah satu putra Fathimah, dijelaskan di banyak sumber hadis terpercaya Ahlu Sunnah.

Oleh karena itu, para penguasa Bani Abbas, mengontrol pergerakan Imam Askari dengan penuh kekhawatiran. Pasalnya, mereka mengetahui dengan baik bahwa Imam Askari adalah pengganti Nabi ke-11 dan itu berarti pertanda bahwa janji kemunculan Juru Selamat akan segera tiba.

Penjagaan Bani Abbas terhadap Imam Askari begitu ketat sampai-sampai mereka menetapkan jadwal khusus yang mengharuskan beliau hadir di pusat pemerintahan Bani Abbas di hari-hari yang telah ditentukan setiap pekan. Namun upaya keras Bani Abbas tidak mampu membendung kehendak Allah Swt dan Imam Mahdi af putra Imam Hasan Askari akhirnya terlahir ke dunia.

Imam Askari merahasiakan kelahiran putranya. Hal itu dilakukan agar musuh yang ingin membunuh beliau tidak mengetahuinya. Namun Imam Askari memberitahu sejumlah orang tertentu yang menjadi kepercayaannya terkait kelahiran Imam Mahdi, bahkan menunjukkan kepada sebagian mereka, sehingga masyarakat tidak akan kebingungan mengenal Imam Zamannya selepas kepergiannya.

Pasca kesyahidan Imam Askari, para sahabat sepakat bahwa Imam Mahdi adalah pengganti Imam terdahulu yang telah ditetapkan Allah Swt. Satu lagi langkah terukur Imam Askari adalah membangun kesiapan masyarakat untuk menyambut masa keghaiban, karena ghaibnya Imam Mahdi adalah masalah yang tidak biasa dan memerlukan persiapan. Sebelum masa keghaiban, para pengikut dan sahabat Ahlul Bait as bisa bertemu langsung dengan Imam dan menyampaikan permasalahan serta pertanyaan mereka.

Tibanya masa keghaiban membuat masyarakat yang terbiasa berhubungan langsung dengan Imam Zaman mereka, berada pada situasi sulit yang tidak memungkinkan untuk bertemu langsung dengan Imamnya. Imam Askari harus mempersiapkan masyarakat menghadapi masa keghaiban, maka dari itu beliau mendidik sejumlah sahabat yang kelak ditugasi memikul tanggung jawab di masa keghaiban Imam Mahdi.

Imam Askari menganjurkan agar masyarakat menemui para fakih dan periwayat hadis Ahlul Bait as dan memperoleh penjelasan tentang ajaran hakiki Islam. Hadis Imam Mahdi ini contohnya, fakih yang menjaga diri dan kesuciannya serta menjaga agamanya, memerangi hawa nafsunya dan mematuhi perintah Allah Swt, maka masyarakat awam harus mengikuti dan bertaklid kepada mereka.

Salah satu karakteristik menonjol Imam Askari adalah tidak pernah tunduk pada penguasa zalim dan tekad kuat beliau untuk menyebarluaskan pemikiran dan ajaran hakiki Islam. Mu'tamid Abbasi, salah satu khalifah Bani Abbas mengakui kapasitas spiritual dan keilmuan Imam Askari. Ia menyaksikan sendiri bagaimana masyarakat mendahulukan Imam Askari dari orang lain.

Ia merasa berlanjutnya aktivitas Imam Askari dapat memperlemah fondasi pemerintahannya. Oleh karena itu, Mu'tamid memutuskan untuk membunuh Imam di saat beliau masih berusia 28 tahun. Lebih dari itu karena dari Imam Askari akan lahir seorang Juru Selamat yang akan membebaskan dunia dari penindasan dan memenuhinya dengan keadilan.

Imam Hasan Askari berkata, kami adalah perlindungan bagi orang-orang yang berlindung kepada kami dan cahaya bagi orang-orang yang mendambakan kesadaran dari kami. Orang-orang yang mencintai kami Ahlul Bait akan bersama kami di surga yang paling tinggi.

 

Pemerintahan rasis Netanyahu bahkan jika berhasil menghancurkan total Jalur Gaza dan mengusir seluruh penduduknya, tetap saja menjadi pecundang perang.

Kejahatan rezim Zionis menyerang sebuah rumah sakit di Jalur Gaza dan pembantaian sadis ratusan perempuan dan anak-anak serta pemuda Paelstina menjadi sebuah skandal bagi Barat, bukan Zionis saja. Esensi sejati dan rasis rezim Zionis telah terkuak bagi seluruh opini umum dunia. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, beberapa jam sebelum pemboman RS Al Ahli Al Arabi dalam akun X nya menulis, "Ini adalah konflik antara anak-anak terang dan anak-anak gelap, antara kemanusiaan dan hukum rimba."

Sebelumnya, Menteri Perang Israel mengatakan, "Kami berperang dengan hewan humanoid!" Terlepas dari semua pernyataan rasis ini, Amerika dan Eropa tetap mendukung rezim Zionis dan menyatakan pembunuhan terhadap perempuan dan anak-anak Palestina sebagai pembelaan hak-hak Zionis. Mereka bahkan mengkriminalisasi ekspresi simpati terhadap Palestina, dan setiap pertemuan dan dukungan terhadap rakyat Palestina yang tertindas akan dihukum dengan hukuman penjara. Dukungan besar terhadap Zionis sebenarnya adalah berdiri bersama Israel dalam membunuh orang-orang yang terkepung di Gaza dengan bom Amerika. Pemerintahan Netanyahu yang rasis melakukan kejahatan besar dan membunuh ratusan wanita dan anak-anak di rumah sakit Al Ahli Al Arabi di bawah dukungan ini.

Tingkat keparahan kejahatan ini begitu besar dan mengejutkan sehingga dengan dipublikasikannya berita dan gambar pertama, gelombang kemarahan dan kebencian terhadap Zionis melanda seluruh dunia. Kedutaan besar Israel, Amerika, dan negara-negara Eropa adalah tempat berkumpulnya protes-protes ini. Di Amman, ibu kota Yordania, orang-orang membakar kedutaan besar rezim Zionis. Di Ankara, orang-orang Turki memanjat tembok kedutaan Zionis dan menduduki kedutaan pemerintah palsu Israel selama beberapa jam. Human Rights Watch (HRW) juga mengumumkan bahwa pembunuhan lebih dari 500 orang di rumah sakit Baptist di Gaza adalah kejahatan yang tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata.

Beberapa jam setelah pemboman rumah sakit Baptis di Gaza dan pembunuhan puluhan wanita dan anak-anak, Presiden AS Joe Biden tiba di Tel Aviv. Menurut surat kabar Guardian, sejak awal operasi Badai Al-Aqsa, "Biden mungkin adalah presiden paling Israel-Amerika sejak Bill Clinton yang meyakinkan Netanyahu tentang tindakannya dan berusaha untuk tidak menunjukkan sedikit pun perselisihan dengannya di opini publik.

Dua hari setelah pengeboman RS Al Ahli Al Arabi dan pembantaian puluhan wanita dan anak-anak, giliran Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak berkunjung ke Tel Aviv dan mengumumkan dukungan total negaranya kepada Israel. Tidak ada yang lebih dari ini, yang diharapkan dari Inggris. Inggris menanam benih awal negara Israel palsu di Palestina, dan Israel adalah anak angkat Inggris. Israel dan pendukungnya di Eropa dan Amerika tidak hanya tidak memikul tanggung jawab atas pembunuhan massal di RS Al Ahli Baptist, namun mencoba menisbatkan kejahatan besar ini kepada kelompok jihad Palestina dalam perang psikologis.

Setelah operasi mengejutkan Hamas dalam menyerang kota-kota di sekitar Gaza, Zionis menyebarkan gambar-gambar palsu tentang pemenggalan kepala anak-anak yang dilakukan oleh pejuang Hamas sampai-sampai Joe Biden juga mengomentari kebohongan besar ini dan menunjukkan sifat kekerasan dari serangan Hamas di Gaza dan Ia menganggap hak Israel untuk membunuh warga sipil Palestina. Namun tak lama setelah komentar Biden, juru bicara Gedung Putih mengakui bahwa pemenggalan kepala anak adalah palsu. Sekali lagi, di Tel Aviv, Biden mengaitkan kejahatan di RS Al Ahli Al Arabi di Gaza dengan kelompok perlawanan Islam.

Sementara itu, Wall Street Journal mengumumkan bahwa bom yang menyerang rumah sakit Baptis di Gaza adalah bom MK-84 Amerika. Bom 84 MK merupakan bom jatuh bebas serba guna buatan Amerika Serikat yang memiliki berat sekitar satu ton dan memiliki daya hancur yang sangat tinggi. Wartawan BBC juga mengatakan, mengingat besarnya ledakan, sangat sulit untuk menganggapnya selain rudal Israel.

Respons pemerintah negara-negara Barat yang mengaku pendukung HAM terhadap serangan roket terhadap sebuah rumah sakit di Gaza menunjukkan bahwa hak asasi manusia hanyalah sebuah slogan. Jika klaim hak asasi manusia benar, teriakan dunia sekarang akan membuat telinga Israel tuli dalam menyerang rumah sakit Baptis di Gaza, namun hal ini tidak terjadi karena ini adalah kebohongan besar. Surat kabar "Financial Times" menulis bahwa beberapa pejabat Barat yang tidak disebutkan namanya telah mengakui bahwa Barat telah menunjukkan kontradiksi dan standar ganda dalam klaimnya untuk mendukung hak asasi manusia terkait perang di Ukraina dan wilayah pendudukan.

Surat kabar berbahasa Inggris ini menyatakan,"Sebagian besar negara berkembang secara tradisional mempunyai pandangan untuk mendukung perjuangan Palestina dan memberi mereka hak untuk menentukan nasib sendiri dan menentang dominasi global Amerika Serikat, pendukung terpenting rezim Zionis." Pendapat surat kabar Financial Times tentang dukungan negara-negara berkembang dalam mendukung eksistensi negara Palestina adalah bagian dari realita yang mendominasi dunia. Saat ini, mendukung kaum tertindas di Palestina telah menjadi tren global. Dalam konteks ini, kita tidak boleh hanya memperhatikan sudut pandang pemerintah Barat dalam mendukung rezim Israel yang rasis. Bertentangan dengan pemerintah mereka, opini publik Barat menentang kejahatan Zionis di tanah Palestina yang diduduki.

Melihat gelombang demonstrasi dan konten media sosial menunjukkan bahwa, bertentangan dengan pandangan pemerintah Barat, opini publik menyadari sifat rasis Zionis di tanah Palestina yang diduduki. Hal ini terlepas dari kenyataan bahwa sebagian besar pemerintah negara-negara barat, terutama Jerman, Prancis dan beberapa negara lain, telah menerapkan hukuman bagi yang menyatakan simpati terhadap rakyat Palestina yang tertindas. Namun kriminalisasi ini tidak menghentikan ekspresi kemarahan opini publik di negara-negara Eropa dan Amerika dan masyarakat turun ke jalan.

Saat ini, variabel dalam konstelasi kekuasaan yang paling penting di dunia adalah kebangkitan opini publik di era revolusi industri keempat dengan ledakan informasi dan perluasan komunikasi. Tidak ada negara lain yang dapat mencapai tujuannya tanpa memperhatikan opini publik. Zionis selalu berusaha membenarkan pendudukan Palestina dan pengusiran warga Palestina dari tanah leluhurnya dengan berpura-pura menjadi korban Holocaust yang dilakukan Jerman. Pemerintah-pemerintah Eropa telah mempropagandakan segala keraguan mengenai sejauh mana pembunuhan orang-orang Yahudi dalam Holocaust dan penentangan terhadap Zionis sebagai anti-Semitisme dan telah menetapkan hukuman bagi para pengkritik dan pentang Zionis.

Pembantaian massal warga Gaza bukan saja skandal bagi Zionis, tapi juga bagi pemerintah Barat. Dan juga menarget para pengklaim pembela HAM di Barat. Membela HAM bagi mereka memiliki batasan. Garis merah pemerintah Eropa dan Amerika adalah membela HAM Zionis yang berkuasa dalam pemerintahan palsu Israel. Oleh karena itu, Zionis diijinkan untuk melakukan kejahatan apa pun, karena mereka mendapat dukungan dari Amerika dan pemerintah Eropa.

Pemerintah rasis Netanyahu bahkan jika berhasil menghancurkan total Jalur Gaza dan memaksa warganya mengungsi, tetap menjadi pecudang perang. Zionis selama 75 tahun berusaha mengusir total bangsa Palestina, tapi mereka tetap gagal meraih mimpinya. Kini arus muqawama di generasi kedua dan ketiga Palestina lebih kuat dari generasi sebelumnya. Generasi ini terlahir dengan membawa kebencian terhadap Zionis, dan dibesarkan dalam kebencian tersebut. Mereka tidak akan mundur dari cita-citanya, dan selama eksistensi ilegal Zionis tetap berdiri, cita-cita kebebasan Palestina akan tetap hidup. Pembantaian massal rakyat Palestina akan membuat motivasi dan tekad muqawama melawan Zionis semakin solid di banding dengan sebelumnya.

Minggu, 29 Oktober 2023 18:52

Mengapa Hamas Menyerang Israel ?

 

Seiring dengan berlanjutnya kejahatan rezim penjajah al-Quds terhadap warga Jalur Gaza, muncul pertanyaan, apa yang mendorong Hamas menyerang Israel ?

Pejuang al-Qassam, sayap militer Hamas menyerang Israel pada 7 Oktober 2023 dan berhasil memberi kekalahan telak dan bersejarah kepada rezim ilegal ini. kelalahan ini yang bahkan menurut pengakuan pejabat Israel sebagai pelecehan bersejarah terhadap rezim ini telah mendorong Tel Aviv selama 18 hari melancarkan serangan total terhadap Jalur Gaza. Serangan brutal ini sampai kini telah menggugurkan sekitar 5800 warga Palestina dan di antara jumlah tersebut terdapat 2360 anak-anak dan 1292 perempuan.

Juru bicara Departemen Kesehatan Palestina menyatakan, saat ini sekitar 12 rumah sakit dan 32 balai pengobatan tidak lagi mampu memberi layanan, dan kami sangat khawatir lebih banyak rumah sakit dan balai pengobatan yang tidak akan mampu memberi layanan karena berlanjutnya serangan Israel dan habisnya bahan bakar.

Mengingat kejahatan rezim penjajah ini, muncul pertanyaan pada dasarnya apa alasan dan faktor yang mendorong Hamas menyerang Israel, dan sebab dilancarkannya operasi Badai al-Aqsa ?


Untuk menjawab pertanyaan ini, sejumlah faktor ini dapat disebut sebagai alasan utama operasi tersebut:

Pertama; Kinerja Israel terhadap Rakyat Gaza.

Rezim Zionis memblokade total Jalur Gaza sejak tahun 2007 hingga kini, sehingga daerah ini dikenal sebagai penjara terbuka terbesar dunia, dan Gaza selama 16 tahun ini mengalami krisis kemanusiaan terbesar. Selain itu, rezim Zionis telah memenjarakan lebih dari 6.000 warga Palestina, termasuk ratusan perempuan dan anak-anak, beberapa di antaranya berada dalam kondisi yang memprihatinkan. Terlepas dari rencana perdamaian yang ada sehubungan dengan konflik dengan Palestina, rezim Zionis terus membangun permukiman dan berulang kali menduduki geografi Palestina, rezim Zionis telah mengusir penduduk negara ini dari rumah mereka. Selain itu, sejak tahun 2008, lebih dari 150.000 warga Palestina syahid atau terluka oleh rezim Zionis.

Kondisi ini semakin parah dalam satu tahun terakhir, karena kabinet ekstrim dan rasis berkuasa di bumi Palestina pendudukan, yang meyakini pengusiran rakyat Palestina dari bukan saja dari wilayah pendudukan, tapi juga dari Tepi Barat dan Jalur Gaza, serta ingin menghapus identitas Islami Masjid Al Aqsa. Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres dalam hal ini mengatakan, penting bagi kita untuk memahami bahwa serangan Hamas dilancarkan bukannya tanpa alasan. Serangan Hamas bukan terjadi di ruang hampa, dan bangsa Palestina dijajah selama 56 tahun.

Kedua; Pengkhianatan PBB dan Kekuatan besar Dunia terhadap Palestina

Alasan lainnya adalah negara-negara besar dan PBB telah melakukan pengkhianatan terhadap Palestina. Padahal, salah satu alasan serangan Hamas terhadap rezim Zionis terkait dengan mekanisme struktur sistem internasional. PBB dan negara-negara besar dalam struktur ini berkomitmen untuk menciptakan perdamaian dan keamanan bagi Palestina, namun dalam praktiknya mereka berpihak pada salah satu pihak yang berkonflik, yaitu rezim Zionis.

Rencana kesepakatan abad dan normalisasi hubungan negara-negara Arab dengan rezim Zionis merupakan salah satu tanda dukungan sepihak negara-negara besar terhadap rezim Zionis. Pemerintah Amerika memimpin dukungan ini dan kini, ketika melancarkan perang melawan Gaza, secara resmi menyatakan bahwa waktu untuk gencatan senjata di Gaza belum tiba, sementara 5.800 warga Palestina telah syahid sejauh ini. Pola perilaku seperti ini menyebabkan masyarakat Palestina kecewa terhadap peran negara-negara besar dan PBB dalam menciptakan perdamaian dan menandai operasi penyerbuan Al-Aqsa.

Ketiga; Normalisasi Hubungan Negara-negara Arab dengan Israel

Faktor lainnya terkait proses normalisasi hubungan negara-negara Arab dengan rezim pendudukan Al-Quds. Dalam beberapa tahun terakhir, dengan mediasi Amerika Serikat, beberapa negara Arab telah beralih ke normalisasi hubungan dengan rezim yang menduduki Yerusalem. UEA, Bahrain, Maroko, dan Sudan termasuk di antara negara-negara tersebut, dan dalam sebulan terakhir, isu normalisasi hubungan Arab Saudi dengan rezim Zionis telah diangkat dengan lebih serius, dan bahkan Putra Mahkota Saudi Mohammad bin Salman mengatakan bahwa kita sudah hampir mencapai normalisasi hubungan dengan Tel Aviv.

Normalisasi hubungan berarti ditinggalkannya isu penting Palestina di dunia Arab, padahal dahulu kala pembelaan terhadap Palestina merupakan salah satu sumber legitimasi para penguasa dunia Arab. Degradasi posisi Palestina di dunia Arab menyebabkan semakin banyaknya kekerasan yang dilakukan Zionis terhadap warga Palestina dan menjadi faktor penting untuk dilakukannya operasi penyerangan Al-Aqsa.

Keempat: Putus Asa atas Perdamaian

Faktor keempat adalah masyarakat Palestina putus asa terhadap perdamaian yang paling minim sekalipun. Kelompok-kelompok Palestina menjadi percaya bahwa tidak hanya tidak ada kemungkinan perdamaian, tapi ini adalah kondisi yang menguntungkan bagi rezim Zionis, karena rezim ini sampai pada kesimpulan bahwa baik negara-negara Arab, negara-negara besar dunia, maupun PBB  secara praktis tidak mengambil tindakan apa pun terhadap kekerasan yang meluas dan terus berlanjut yang dilakukan olehnya.

“Hamas menyerang Israel karena tidak ada ‘harapan di masa depan’,” kata Shibley Telhami, seorang profesor di Universitas Maryland. Dia berkata,"Saya percaya bahwa kemungkinan negara Palestina merdeka sekarang jauh lebih rendah dibandingkan satu dekade lalu. Ada banyak sekali keputusasaan dan kelompok militan mengeksploitasi situasi ini karena tidak ada jalan damai."

Mengingat kondisi ini, pejuang al-Qassam sampai pada kesimpulan bahwa dengan melancarkan operasi Badai al-Aqsa dan memberi kekalahan paling berat baik militer maupun intelijen dalam sejarah Zionis, maka mereka akan mampu memberi peringatan kepada Israel akan dampak kekerasan luas terhadap rakyat Palestina, serta membuat rezim ini semakin berhati-hati saat melakukan kejahatan terhadap rakyat Palestina.

Faktanya, pejuang al-Qassam telah membuktikan bahwa keseimbangan kekuatan seperti sebelumnya berbeda besar dan tidak menguntungkan Israel, serta faksi Palestina mampu memberi pukulan berat kepada rezim ini dan membela diri. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa apa yang dilakukan Hamas melawan Israel adalah bukti dari pembelaan diri yang legal dan sah.

Kamis, 02 November 2023 18:51

13 Aban, Pekik Anti-Imperialisme dari Iran

 

Tanggal 13 Aban diperingati setiap tahun di Iran sebagai hari nasional Anti-imperialisme. Momentum nasional ini mengingatkan terjadinya tiga peristiwa penting di tahun yang berbeda dalam lembaran sejarah politik kontemporer Iran.

Peristiwa pertama adalah pengasingan Imam Khomeini ke Turki pada 13 Aban tahun 1343 Hs. Peristiwa kedua adalah pembantaian massal pelajar Iran oleh tentara rezim despotik Shah Pahlevi pada 13 Aban 1357 Hs. Peristiwa ketiga adalah pendudukan Kedutaan Besar Amerika Serikat di Tehran oleh mahasiswa revolusioner pada 13 Aban tahun 1358 Hs.

Ketiga peristiwa penting yang terjadi pada hari yang sama menjadi pijakan historis gerakan anti-Imperialisme di Iran hingga kini. Saking pentingnya masalah ini, Imam Khomeini menegaskan berulangkali urgensi gerakan nasional anti-Imperialisme. Imam Khomeini berkata, “Dengan yakin, saya katakan bahwa Islam akan menghinakan adidaya arogan [dunia],”.

Sejak awal, AS menentang gerakan kebangkitan bangsa Iran, dan melancarkan berbagai konspirasi untuk menjegal penyebaran pemikiran revolusioner di Iran. Oleh karena itu, gerakan revolusi Imam Khomeini dinilai sebagai ancaman bagi kepentingan AS, dan Washington menggunakan tangan rezim Shah sebagai bonekanya untuk menekan Imam Khomeini.

Pengasingan Imam Khomeini ke luar negeri salah satu cara yang ditempuh rezim Shah.Tapi tindakan tersebut gagal melumpuhkan gerakan Imam Khomeini dan perlawanan rakyat Iran. Bahkan sebaliknya, seiring berjalannya waktu, gerakan perlawanan bangsa Iran semakin menguat hingga tercapainya kemenangan Revolusi Islam di tahun 1979 M.

Urgensi peristiwa 13 Aban semakin terang benderang ketika membuka sejarah kelam AS dalam melancarkan intervensi terus-menerus terhadap Iran pasca kemenangan Revolusi Islam, bahkan jauh hari sebelumnya. Jejak intervensi AS dalam urusan internal Iran bisa dilacak dari operasi Ajax pada kudeta terhadap perdana menteri Mohammad Mosaddegh di tahun 1332 Hs atau 1953 M.

Tidak hanya itu, AS juga mendiktekan kepentingannya dalam undang-undang Iran. Ketika John F. Kennedy di 1960 menjadi Presiden Amerika, Gedung Putih memaksakan perjanjian Kapitulasi terhadap rakyat Iran. Berdasarkan perjanjian Kapitulasi, semua pejabat, termasuk penasehat Amerika di semua jabatan baik politik, ekonomi maupun militer memiliki kekebalan politik dan hukum di Iran.

Pada Mehr 1342 Hs, Perdana Menteri Iran ketika itu, Asadollah Alam atas instruksi langsung Shah memberikan kekebalan hukum kepada warga Amerika Serikat. Kemudian, pada awal 1343 Hs, RUU Kapitulasi ini disetujui oleh parlemen Iran. Sontak masalah ini menyulut protes luas rakyat Iran.

Pada tanggal 4 Aban 1343 Hs, Imam Khomeini ra menyampaikan pidato bersejarah mengungkap apa yang sedang dilakukan secara rahasia oleh rezim Shah. Beliau membeberkan apa itu undang-undang Kapitulasi yang diratifikasi oleh pemerintah dan parlemen Iran, sekaligus bahayanya.

Protes keras Imam Khomeini terhadap UU Kapitulasi menjadi pemicu penangkapan beliau di Qom dan pengasingannya ke Turki. Pengasingan tersebut justru menyulut kemarahan rakyat yang ditumpahkan melalui berbagai aksi demonstrasi di seluruh penjuru Iran, terutama kota-kota besar.

Dukungan rezim Shah terhadap kepentingan ilegal AS di Iran senantiasa menghadapi perlawanan dari mayoritas rakyat Iran. Salah satu bentuk perlawanan yang dilakukan rakyat Iran terjadi pada 13 Aban 1357 Hs. Dalam unjuk rasa yang dilakukan untuk memperingati hari pengasingan Imam Khomeini ke Turki ini, para pelajar dan mahasiswa yang berkumpul di depan Universitas Tehran untuk menyuarakan protes terhadap rezim Shah.

Aksi protes damai itu dihadapi para tentara rezim Shah dengan kekerasan sehingga menimbulkan banyak korban jiwa di kalangan pelajar dan mahasiswa Iran. Oleh karena itulah, tanggal 13 Aban di Iran juga diperingati sebagai Hari Pelajar untuk mengenang perjuangan para pelajar melawan rezim despotik Shah.

Setahun kemudian, mengambil momentum peringatan atas hari diasingkannya Imam Khomeini ke Turki, dan pembunuhan para mahasiswa dan pelajar Iran oleh tentara rezim Shah, para pelajar dan mahasiswa Iran menggelar demonstrasi besar-besaran di Tehran. Ketika itu, sekelompok mahasiswa yang menamakan diri sebagai "Mahasiswa Pengikut Garis Imam" menduduki Kedubes AS dan menyandera para pegawainya.

Sebelum kejadian ini, kementerian luar negeri Republik Islam Iran berkali-kali menyampaikan protes resmi kepada Washington atas campur tangan mereka terhadap urusan dalam negeri Iran. Ketika itu ditemukan berbagai dokumen resmi yang membuktikan bahwa Kedubes AS untuk Iran telah berubah fungsi sebagai kantor agen mata-mata Gedung Putih.

Republik Islam lahir dari perjuangan melawan imperialisme, dan kini menjadi model bagi gerakan global menghadapi kelaliman dan ketidakadilan di dunia. Berlanjutnya spirit perlawanan bangsa Iran menghadapi imperialisme tidak bisa dilepaskan dari peristiwa 13 Aban yang diperingati setiap tahun di negara ini. Bentuk lain dari perjuangan melawan imperialisme dalam konteks kekinian adalah ketangguhan juru runding Iran dalam perundingan nuklir dengan enam kekuatan dunia. Iran tidak menyerah menghadapi arogansi AS dan sekutunya.

Dengan dalih kekhawatiran terhadap program nuklir Iran, AS menjatuhkan sanksi sepihak terhadap Iran. Bahkan tidak hanya itu, Washington juga mengancam akan mengambil opsi militer terhadap Tehran.Tapi berbagai tekanan tersebut gagal membuat Iran bertekuk lutut. Kini, Iran terus membangun dengan caranya sendiri di tengah gencarnya sanksi dan tekanan Barat.

Dalam fase sensitif sejarah Republik Islam, bangsa Iran tetap tegar menghadapi tekanan AS yang dilancarkan dalam berbagai bentuk. Perlawanan Iran menghadapi konspirasi yang dilancarkan kekuatan global bukan sekedar slogan belaka, tapi sebuah nilai yang tertanam di sanubari bangsa Iran.

Perlawanan terhadap imperialisme yang digelorakan Iran senantiasa memberi pesan terang benderang. Salah satunya adalah kesadaran dan kewaspadaan nasional terhadap setiap ancaman musuh yang ingin merongrong kedaulatan negara ini. Berkaca dari sejarah, AS tidak bisa dipercaya. Rangkaian aksi yang dilakukan AS terhadap Iran dari dulu hingga kini, dalam pandangan bangsa Iran, menjadi memori kolektif untuk mengenali esensi imperialisme para pejabat tinggi AS.

Barangkali, ada yang berasumsi bahwa AS akan mengubah sepak terjangnya terhadap Iran pasca tercapainya kesepakatan nuklir dengan mengakhiri perilaku interventifnya terhadap Tehran. Tapi faktanya, AS tidak menghentikan permusuhannya terhadap Iran. Sinyalemen tersebut bisa dibaca dari statemen tendensius para pejabat tinggi AS mengenai Iran.

Sepak terjang AS terhadap Iran secara esensi tidak berubah. Sebab yang terjadi hanya perubahan bentuknya saja.Oleh karena itu terjadi berbagai kontradiksi dalam perkataan dan tindakan mereka. Hingga kini AS tidak menjalankan penuh komitmennya terhadap implementasi Rencana Aksi Bersama Komprehensif (JCPOA), bahkan menghalangi Uni Eropa menjalin hubungan erat dengan Iran. Selain itu, Washington tetap melancarkan konspirasi untuk menyudutkan Iran di arena internasional dengan menebarkan propaganda Iranophobia.

Kini, puluhan tahu berlalu dari peristiwa 13 Aban 1358 Hs. Tapi spirit perlawanan terhadap imperialisme dan resistensi bangsa Iran dalam menghadapi konspirasi AS tetap tertanam di sanubari bangsa Iran. Sebab, 13 Aban menjadi titik tolak gerakan bangsa Iran menghadapi imperialisme global. Sejatinya, penamaan 13 Aban sebagai “Hari Anti-Imperialisme” sebagai manifestasi perlawanan bangsa Iran menghadapi imperialis di berbagai bidang dalam sejarah Republik Islam.

Minggu, 05 November 2023 18:50

Melawan Rezim Zionis Menurut Islam

 

Artikel kali ini akan menyoroti pandangan Islam mengenai membela diri dan melawan penindasan, agresi dan penjajahan ?

Pemboman dan serangan brutal terhadap warga Palestina oleh rezim Zionis di Jalur Gaza telah membangkitkan kemarahan semua orang terhadap rezim ilegal ini. Kini pertanyaan mendasar kembali mengemuka, negara Palestina seberapa lama harus berada di bawah pendudukan rezim rasis Israel, dan warganya gugur, terluka, mengungsi dan dipenjara ? Mengapa komunitas internasional mengabaikan pendudukan dan pembantaian masasl rakyat Palestina oleh Zionis, tapi di kasus lain yang sama, mereka menindak tegas ?

Berdasarkan hukum internasional, pendudukan sebuah negara dikecam dan tertolak, serta rakyat negara yang dijajah secara hukum berhak untuk melawan penjajah hingga meraih kemerdekaan. Operasi Badai Al Aqsa yang dilancarkan pada 7 Oktober 2023 oleh muqawama Islam Hamas sejatinya untuk menjalankan hak legal dan rasional ini. Kini kita akan mengkaji apa pandangan Islam terkait hak membela diri dan melawan penindasan, agresi serta penjajahan ?

Warga Palestina korban brutalitas Israel
Merujuk pada ajaran dan nilai-nilai Islam menunjukkan bahwa agama ilahi ini mengusung pesan perdamaian, persahabatan dan keadilan. Tapi senantiasa individo, kelompok dan pemerintah yang melakukan penindasan dan memanjangkan tangannya untuk membantai, merampok harta dan wilayah orang lain, serta secara praktis menghancurkan peluang ketenangan dan perdamaian. Dalam kondisi mengenaskan seperti ini, Islam secara tegas menindak para agresor dan penindas, sehingga dengan menolak fitnah dan kejahatannya, masyarakat dapat kembali hidup bersama dalam damai.

Dalam Islam, tidak hanya penindasan terhadap orang lain yang dikutuk, namun menerima penindasan dan ketundukan kepada dominator dan agresor juga dikutuk. Di akhir surat Al-Baqarah ayat 279, Allah berfirman bahwa janganlah kamu menindas atau tunduk pada penindasan. Oleh karena itu, perjuangan dan perlawanan rakyat Palestina merupakan implementasi dari prinsip Islam dan Al-Quran tersebut. Dalam Surat al-Hajj ayat 39 dan 40, hal ini dengan jelas dinyatakan sebagai berikut: “Orang-orang yang diserang dan dibunuh secara zalim, diberi izin untuk membela diri dan berperang untuk jihad.” Dan tentu saja Tuhan mampu menolong mereka. / Orang-orang yang diusir secara tidak adil dari rumah dan kampung halamannya [dan tidak berdosa,] kecuali mereka berkata: "Tuhan kami adalah Tuhan yang Maha Esa..."

Dalam ayat 39, tidak hanya umat Islam yang dianjurkan untuk membela diri, namun Allah berjanji akan membantu mereka. Menariknya, Al-Qur'an pada ayat berikutnya memperkenalkan kaum tertindas sebagai orang-orang yang terusir dari tanah airnya, hal ini sangat mirip dengan situasi masyarakat Palestina saat ini. Contoh terbaik dari sikap menolak berkompromi dengan penindas adalah kebangkitan Husein bin Ali as, cucu tercinta Rasulullah saw, melawan penindasan dan pemerintahan korup Yazid bin Muawiyah, khalifah Bani Umayyah. Beliau yang tidak menganggap Yazid layak menjadi khilafah dan memerintah umat Islam, tidak bersumpah setia (baiat) kepadanya dan dia serta para sahabatnya syahid dalam membela hak-hak dan cita-cita Islam.

Imam Husain as berkata dengan suara lantang, “Tidak mungkin kami tunduk pada kehinaan.” Dengan cara ini, pria terhormat itu menjadi teladan bagi orang-orang bebas dan pencari hak serta kebenaran di dunia sepanjang sejarah.

Apa yang dilakukan Hamas dan kelompok perlawanan Islam lainnya saat ini sebenarnya mengikuti slogan dan metode terhormat yang sama yang digunakan Imam Husein, yang kali ini digunakan untuk melawan penjajah Zionis yang kejam. Rezim palsu Israel telah menduduki Palestina selama 75 tahun dengan bantuan pemerintah Barat, terutama Amerika dan Inggris, dan tidak berhenti melakukan kejahatan apa pun terhadap mereka.

Kelompok-kelompok Palestina, yang mencari dukungan internasional dan Arab selama periode ini, menyadari bahwa tidak ada harapan terhadap mereka dan mereka hanya boleh meningkatkan kekuatan militer mereka dengan percaya kepada Tuhan dan mengandalkan dukungan rakyat dan berperang melawan militer Zionis. Karena Allah Swt dalam Surat As-Saff ayat 4 meminta muslimin sebisa mungkin bersiap dan mempersenjatai diri untuk melawan musuh. Imam Ali as menjelaskan masalah ini dengan mengatakan, "Ketahuilah bahwa orang lemah dan tidak mampu, tidak akan pernah bisa menghilangkan kezaliman dan penindasan, dan hak hanya dapat diperoleh melalui usaha..." Dengan demikian, kelompok perlawanan ini, khususnya Hamas, yang sepenuhnya berada dalam blokade dan pengawasan Israel, mampu meraih kemampuan militer yang luar biasa. Dan dalam beberapa pertempuran dengan rezim ilegal ini, berhasil membalas dengan tepat serangan sadis Israel.

Karena pentingnya jihad di jalan Tuhan untuk menekan penyerang dan memulihkan stabilitas dan perdamaian masyarakat, maka jihad telah diberikan banyak perintah dalam al-Qur'an dan hadis. Misalnya dalam surat As-Saff ayat 4 disebutkan, “Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.” Dan Imam Shadiq as menyebut hasil kerja mujahidat sebagai berikut: “...selalu siap sedia di garis depan peperangan melawan musuh dan berperang di jalan Allah agar kalian mewariskan kehormatan dan kemuliaan kepada anak-anak kalian setelah kalian.”

Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei berdasarkan perspektif Islami ini, terkait Palestina mengatakan, "Solusi tunggal bagi isu Palestina adalah muqawama dan perjuangan."

Kini pejuang Palestina berperang untuk membebaskan tanah air milik leluhurnya, dan yang diduduki Israel dengan paksa serta berbagai kejahatan. Dengan demikian, mereka berhak untuk berjuang hingga tanah air mereka dibebaskan secara penuh. Poin penting adalah seluruh umat Muslim berdasarkan ayat 75 Surat an-Nisa memiliki kewajiban sebisa mungkin membantu rakyat Palestina melawan kejahatan rezim Zionis. Dalam ayat ini, Allah Swt memperingatkan umat Islam Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah baik laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak yang semuanya berdoa: "Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini (Mekah) yang zalim penduduknya dan berilah kami pelindung dari sisi Engkau, dan berilah kami penolong dari sisi Engkau!".

Karena alasan inilah kini para pejuang perlawanan Islam di Lebanon, Irak, Suriah dan Yaman, dalam satu front yang bersatu dan terkoordinasi, membantu saudara-saudara mereka di Gaza untuk mengalahkan agresor dan tentara Israel yang membunuh anak-anak, dan Republik Islam Iran sepenuhnya mendukung mereka. Imam Khomeini (RA), pendiri Republik Islam Iran, yang menyebut Israel sebagai tumor dan kanker di kawasan, mengungkapkan prinsip kebijakan Iran terhadap Palestina sebagai berikut, "Kami berpihak pada kaum tertindas. Siapapun yang tertindas dimanapun dia berada, kami dukung dia dan rakyat Palestina adalah kaum tertindas. Israel telah menindas mereka, itu sebabnya kami mendukung mereka