
کمالوندی
Aktivis Muslim Indonesia: Visi Syahid Soleimani Sama dengan Perjuangan Indonesia Usir Penjajah
Aktivis muslim Indonesia, Syahrul Ramadan menilai langkah-langkah yang dilakukan oleh Syahid Qassem Soleimani memiliki banyak kesamaan dengan perjuangan bangsa Indonesia.
Ketua PCI Muhammadiyah di Iran, Syahrul Ramadan dalam wawancara dengan Parstoday Indonesia mengungkapkan bahwa peran Qassem Soleimani membantu para pejuang Palestina untuk menghadapi Israel tidak bisa dilepaskan dari visi perjuangannya untuk mewujudkan perdamaian dan mengusir penjajah.
Syahrul memandang setidaknya dua kesamaan antara perjuangan Qassem Soleimani dan bangsa Indonesia.
"Pertama mengenai penentangan terhadap penjajahan dan kedua mengenai pelawanan terhadap terorisma dan radikalisme.
"Visi Qassem Soleimani memiliki banyak kesamaan dengan perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajahan," ujar Syahrul Ramadan.
"Perjuangan Qassem dan Indonesia memiliki banyak titik temu, selain tentu saja ada perbedaaannya," tegas aktivis Muhamamdiyah ini.
Sebagai Muslim Sunni, tutur Syahrul, saya melihat perjuangan Qassem Soleimani melawan kelompok teroris ISIS di Suriah dan Irak sebagai bentuk komitmen Soleimani dalam menghancurkan terorisme dan radikalisme.
"Dari titik ini, keduanya memiliki kesamaan,"papar Syahrul.
Aktivis Muslim Indonesia ini menilai kedua kesamaan antara perjuangan Qassem Soleimani dan bangsa Indonesia ini menjadi magnet bagi banyak orang di Indonesia, terutama kalangan muda di negara ini yang menjadikan Soleimani sebagai tokoh penting perjuangan di kancah internasional.
Bagi mereka, Soleimani tidak hanya berjasa untuk Iran sebagai negaranya, tapi juga bangsa-bangsa tertindas seperti Palestina yang sedang berjuang menghadapi Israel.
Tidak hanya itu, banyak negara seperti Irak dan Suriah juga berutang budi kepada pengobanan Soleimani dalam peran signifikannya membantu negara-negara kawasan menumpas kelompok teroris ISIS.(
Natal dan Hadiah Berdarah
Tahun ini, tahun baru dimulai secara berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Di hari Natal atau kelahiran Isa al-Masih, Betlehem, tempat kelahiran al-Masih dalam kondisi gelap gulita dan sunyi senyap.
Kondisi ini dikarenakan bayang-bayang penyerangan rezim Zionis ke Gaza terasa berat di Tepi Barat Sungai Jordan dan Geraja “Al-Mahd” atau “Gereja Kelahiran”, tempat lahirnya Isa al-Masih. Gereja-gereja mengumumkan beberapa minggu yang lalu bahwa mereka berduka atas kematian warga Gaza, dan tahun ini tidak ada berita tentang dekorasi pohon pinus besar di alun-alun kawasan ini, dan lilin tidak akan dinyalakan untuk Natal. Karena pembantaian sedang terjadi beberapa kilometer jauhnya dari mereka.
Umat Kristen yang tinggal di Tepi Barat, berlawanan dengan tradisi tahun-tahun sebelumnya, tahun ini menempatkan ikon dan patung suci mereka di antara puing-puing dan kawat berduri untuk mengekspresikan solidaritas terhadap masyarakat Gaza.
Umi Shadi, seorang wanita Kristen Palestina, duduk sendirian di rumahnya di Betlehem. Tak ada bekas dekorasi Natal yang terlihat di sudut-sudut rumahnya. Alih-alih gembira dengan datangnya Natal, ia malah membolak-balik foto kerabatnya di Jalur Gaza yang menjadi syahid dalam agresi brutal Israel.
Umi Shadi berkata: “Natal saat rakyat kami terbunuh di Gaza tidak ada artinya karena kami berduka dan bersedih. Tidak ada seorang pun yang ingin merayakan Natal dalam situasi seperti ini, sementara anak-anak di Gaza kelaparan dan ketakutan.”
Umi Shadi melewati hari lahir Isa al-Masih dengan rasa cemas dan khawatir, sambil berduka atas kesyahidan sejumlah kerabatnya oleh pasukan pendudukan di Gaza, dan sebagai tanda solidaritas dengan masyarakat Gaza, yang beragama Islam dan Kristen yang diserang dan dibantai oleh tentara rezim pendudukan, dia tidak merayakan Natal.
Banyak orang terjebak di sebuah gereja Katolik di kota Gaza, dan pasukan rezim Zionis sibuk menghancurkan rumah-rumah di dekat gereja tersebut dan membunuh orang. Perempuan dan anak-anak dibiarkan tanpa air dan makanan dan tidak jauh dari kematian. Anak-anak melihat ke jendela dan pipa pemanas. Namun tidak ada yang bisa dirasakan dari pipa-pipa itu kecuali bau asap dan mesiu....
Selama dua bulan terakhir, ribuan ton bahan peledak dan ribuan bom serta rudal telah dijatuhkan ke masyarakat Gaza oleh rezim Zionis. Selama periode ini, serangan Zionis terhadap anak-anak, perempuan, dan laki-laki sipil Palestina begitu hebat sehingga banyak umat Kristiani yang tinggal di negeri ini bahkan tidak menyadari datangnya tahun baru. Pada Tahun Baru Masehi, jika kereta Natal membawa hadiah bagi masyarakat negara-negara Kristen di dunia, maka kereta ini untuk Gaza, membawa anak-anak, perempuan dan laki-laki yang bergelimang dalam darah rakyat Palestina yang tertindas.
Ketidakpedulian pemerintah Barat terhadap isu Gaza terjadi di tengah perayaan Natal, padahal setiap tahun pada hari-hari tersebut, Betlehem, tempat kelahiran Isa al-Masih, di Tepi Barat menjadi saksi kehadiran umat Kristiani dari seluruh dunia. Namun saat ini dunia sedang menyaksikan pembantaian besar-besaran dan genosida terhadap rakyat Gaza yang dilakukan oleh rezim Zionis yang didukung oleh pemerintah Barat. Pengumuman dukungan politik dan militer negarawan Barat kepada rezim Zionis telah menghalangi persetujuan resolusi gencatan senjata Gaza di Dewan Keamanan. Akibat dari kejahatan dan genosida ini adalah kematian lebih dari 20 ribu anak-anak dan laki-laki dan perempuan yang tertindas, lebih dari 50 ribu orang terluka dan hancurnya lebih dari separuh bangunan di Gaza.
Seolah-olah perkataan al-Masih tidak lagi terdengar. Beliau biasa berkata kepada para pengikutnya: "...di dunia ini, para penguasa berkuasa atas rakyat dan para pemimpin memberikan perintah kepada bawahannya, tetapi kamu tidak boleh seperti itu."
Utusan ilahi tersebut membawa pesan untuk mencintai sesama kepada umat manusia, dan pada langkah berikutnya, beliau melakukan upaya untuk menegakkan keadilan dan meniadakan ketidakadilan. Beliau selalu menggambarkan alasan-alasannya yang jelas di tengah teman-temannya dan terkadang di puncak gunung dan mengajak orang-orang untuk mencintai dan bersahabat serta menjauhi kekejaman dan penindasan dalam hidup. Dalam Al-Qur'an, Surah Maryam, ayat 31 dan 32, Nabi Isa as memperkenalkan dirinya sebagai makhluk yang diberkati, dimanapun dia berada, baik hati dan berterima kasih kepada ibunya, dan tidak menindas atau kejam.
Dalam ajaran al-Masih disebutkan, “Sesungguhnya Aku beritahukan kepadamu, jika suatu ruangan terbakar, maka api itu akan menjalar terus menerus dari satu ruangan ke ruangan yang lain hingga banyak ruangan yang terbakar, kecuali mereka menemukan ruangan yang pertama dan mengeluarkannya dari akarnya, jika demikian, tidak akan ada tempat tersisa untuk api. Begitulah wabah penindas pertama, jika ia dihentikan, tidak ada lagi pemimpin penindas yang akan ditemukan setelahnya; karena orang lain harus mengikuti teladannya; Ibarat api yang tidak menemukan kayu dan papan pada rumah pertama, maka tidak akan membakar apa pun.
Nora, seorang wanita Kristen Palestina, mengatakan: Kristus datang dan dengan kedatangannya, Dia menawarkan kepada umat manusia sekantong persahabatan dan keintiman, dan mengulurkan tangan hangatnya kepada semua orang miskin dan selam hidupnya, ia tidak segan-segan melawan keburukan dan mengajak ke arah kebaikan. Tapi sekarang tidak ada penyeru kebaikan dan kejahatan serta keburukan telah mencapai puncaknya.
Apa yang terjadi di Gaza saat ini adalah akibat dari kekejaman dan kejahatan rezim ilegal Israel selama 75 tahun. Saat ini, rakyat Gaza yang tertindas juga mengalami penindasan yang sama, di mana jika sejak awal perjuangan rakyat Palestina untuk mendapatkan hak-hak mereka tidak tersesat atau tertahan karena pengkhianatan para pemimpin Arab yang berafiliasi dengan pemerintah Barat, maka hal ini tidak akan berkobar seperti ini, dan keluarga tidak akan kehilangan orang yang mereka cintai, dan mereka tidak akan menjadi pengungsi serta tidak menjadi tunawisma.
Sekitar 2 juta penduduk Gaza adalah Muslim, dan lebih dari 10.000 umat Kristen Ortodoks juga tinggal di Jalur Gaza, yang merayakan kelahiran Isa al-Masih as pada tanggal 7 Januari. Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa wanita Muslim mempersembahkan boneka Sinterklas (Santa Claus) buatan tangan mereka pada perayaan ini. Menurut "Laia Taye", perancang produk tersebut: "Nabi Muhammad (saw) telah mendorong kami untuk menghormati semua agama dan kami ingin bersama umat Kristiani pada hari kelahiran al-Masih as."
Saat ini, Gaza adalah ajang kebenaran dan kebatilan. Ini adalah medan konfrontasi antara arogansi dan iman. Kekuatan iman versus kekuatan arogansi. Kekuatan arogansi datang melalui tekanan militer, pengeboman dan kejahatan, dan kekuatan iman, yang tampaknya tidak memiliki fasilitas tersebut, berdiri dengan perbekalan dan fasilitas yang sangat sedikit namun dengan iman dan tekad yang kuat. Saat ini, masyarakat manusia menyaksikan sebuah gambaran aneh tentang keimanan dan ketabahan dari orang-orang yang, ketika rumah mereka dihancurkan dan orang-orang yang mereka cintai meninggal akibat pemboman dan pembunuhan brutal rezim Zionis, mereka dengan kuat, solid dan tenang, baik tua maupun muda melantunkan zikir حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَکِیلُ "Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung".
Saat ini, hati nurani umat manusia dan kemanusiaan orang-orang yang bebas dan sadar di dunia telah dirugikan oleh semua kekejaman, kepengecutan, dan kedengkian ini. Menurut Ayatullah Khamenei, pemimpin Revolusi Islam: “Rakyat Gaza, dengan kesabaran...perlawanan...dengan tidak menyerah, berhasil merobek topeng hak asasi manusia yang palsu dari wajah Amerika, Prancis, Inggris dan negara-negara lain. Rakyat Gaza mempermalukan mereka. Masyarakat Gaza mampu menggerakkan hati nurani manusia dengan kesabaran mereka … Tentu kita tidak ragu lagi bahwa “Janji Tuhan itu benar”; «اِنَّ وَعدَ اللَهِ حَق»… Insya Allah kemenangan akhir dan tidak terlalu jauh, ada di tangan rakyat Palestina dan Palestina.”
Tak diragukan lagi, rakyat Palestina dengan kekuatannya terus melawan penjajah Zionis, dan dalam kondisi tertindas mengorbankan nyawanya di jalan ini. Bahkan ketika mereka menyaksikan anak-anak tanpa perlindungan dan terlantar menjadi korban utama ketamakan rezim Zionis, mereka tetap mengacungkan jarinya sebagai simbol kemenangan.
Mereka mengirim pesan kepada dunia bahwa konstelasi kekuatan dalam konfrontasi muqawama dan Israel telah berubah, dan diharapkan tahun baru akan ditandai dengan kembali pada ajaran nabi ilahi seperti Ibrahim, Nuh, Musa, Isa dan Muhammad Saw. Sama seperti para nabi ini melawan taghut dan membawa kedamaian dan persahabatan ke dunia, ketimbang agresi, kekerasan dan kejahatan.
Jaringan Mata-Mata Israel di Turki Terungkap, 46 Orang Ditangkap
Pemerintah Turki berhasil mengidentifikasi dan mengungkap jaringan mata-mata rezim Zionis Israel, Mossad dan menangkap agen-agen intelijen yang terlibat.
Menurut media Turki, 33 anggota dari tim yang terdiri dari 46 orang telah ditahan. Tim ini bertugas mencari, mengejar, dan menculik orang-orang yang diinginkan Mossad. Namun, media Turki tidak menyebutkan identitas orang-orang yang ditangkap.
Penangkapan tersebut merupakan hasil operasi polisi dan pasukan kemanan Istanbul di 57 alamat di 8 distrik di kota ini. Saat ini, pencarian dan pengejaran anggota dari tim mata-mata lainnya terus berlanjut.
Penangkapan mata-mata Mossad oleh polisi Turki bukan pertama kalinya. Rezim rasis Israel telah melakukan aktivitas spionase di Turki sejak lama. Sebelumnya, banyak kasus aktivitas ilegal rezim Zionis, khususnya kegiatan spionase rezim penjajah Palestina ini di Turki telah terungkap, dan diumumkan.
Selama setahun terakhir, ini adalah kali kelima Organisasi Intelijen Turki (Millî İstihbarat Teşkilat/MIT) mengungkap jaringan mata-mata Israel dan menangkapnya.
Pengungkapan dan penangkapan mata-mata Mossad menunjukkan bahwa rezim Zionis sangat aktif di Turki dan berusaha mencapai tujuannya selangkah demi selangkah.
Penangkapan anggota tim jaringan Mossad di Istanbul terjadi ketika Turki adalah salah satu negara pertama yang mengakui rezim Zionis setelah berdirinya rezim ilagal tersebut. Pada dasarnya, bagi Mossad, tidak ada negara yang menjadi sahabat Israel, dan semua negara, baik kawan maupun musuh, dianggap musuh.
Penangkapan terbaru mata-mata Israel di Turki terjadi ketika tak lama sebelumnya, dua jaringan mata-mata Mossad di negara ini berhasil diidentifikasi dan orang-orang yang terlibat ditangkap.
Salah satu jaringan spionase ini bertugas mencari informasi dari perusahaan Iran yang beroperasi di Turki, dan tim lainnya ditugaskan mengidentifikasi mahasiswa-mahasiswa Palestina yang tinggal di Turki.
Tampaknya pemerintah Turki tidak mempublikasikan beberapa jaringan spionase Israel yang juga telah diidentifikasi. Dari kasus-kasus yang telah terungkap, dapat dikatakan bahwa aktivitas spionase Israel di kota-kota di Turki tidak boleh dianggap sebagai hal yang biasa, dan seharusnya ditindaklanjuti dengan serius.
Faktanya, tidak hanya negara-negara Muslim seperti Turki yang menjadi tujuan aktivitas Mossad. Pemerintah Turki harus memperhatikan pernyataan mantan pejabat Turki dan Amerika Serikat (AS) mengenai negara mereka. Pemerintah Ankara harus menyadari bahwa Turki menjadi salah satu target utama aktivitas spionase organisasi mata-mata dunia, khususnya Mossad.
Madeleine Korbel Albright, mantan Menteri Luar Negeri AS dengan jelas mengatakan, "Turki terlalu besar untuk tetap menjadi negara bagi orang-orang Turki". Politisi dari Partai Demokrat ini telah secara terang-terangan berbicara tentang pembagian wilayah Turki menjadi beberapa negara.
Sebenarnya telah jelas bahwa pemerintah Barat, yang dipimpin oleh AS dan rezim Zionis, berusaha memecah belah Turki dengan cara yang berbeda dan menggunakan seluruh upaya mereka untuk mengambil langkah lain dalam hal ini. Untuk itu, fakta ini seharusnya tidak boleh diabaikan oleh pemerintah Turki.
Meski jaringan mata-mata Mossad telah sering diungkap dan orang-orang yang terlibat juga ditangkap, namun hal itu tidak mempengaruhi hubungan antara Turki dan Israel. Tampaknya pemerintahan Recep Tayyip Erdogan masih berusaha memperkuat hubungannya dengan rezim yang menarget keutuhan wilayah negaranya sendiri.
DK PBB Minta Semua Negara Bantu Iran Hadapi Aktor Teror Kerman
Dewan Keamanan PBB, meminta seluruh negara untuk bekerja sama dengan Republik Islam Iran, dalam menghadapi para aktor serangan teror Kerman.
DK PBB, Kamis (4/1/2024) mengecam sekeras-kerasnya serangan teror Kerman, dan meminta seluruh negara bekerja sama dengan Iran, dalam menghadapi para pelaku teror ini.
"Seluruh anggota DK PBB, mengecam sekeras-kerasnya serangan teror pengecut di kota Kerman, Iran pada 3 Januari. Aksi teror tercela ini menewaskan lebih dari 100 orang termasuk perempuan, dan anak-anak, serta melukai 211 lainnya, beberapa di antaranya kritis," kata DK PBB.
Selain itu DK PBB, juga mengucapkan belasungkawa kepada keluarga korban serangan teror Kerman, dan kepada pemerintah Republik Islam Iran.
"Seluruh anggota DK PBB, menyampaikan belasungkawa, dan duka cita terdalam kepada keluarga korban, serta pemerintah Republik Islam Iran, dan mendoakan agar semua korban luka segera sembuh," imbuhnya.
DK PBB menegaskan, "Anggota-anggota DK PBB, menegaskan bahwa terorisme dalam semua bentuk, dan manifestasinya adalah salah satu ancaman paling serius bagi perdamaian, dan keamanan internasional."
DK PBB juga meminta seluruh negara untuk aktif bekerja sama dengan Republik Islam Iran, dalam menghadapi seluruh pelaku aksi teror ini.
Mendagri Iran: Beberapa Orang Terlibat Teror Kerman, Ditangkap
Menteri Dalam Negeri Iran, mengabarkan penangkapan sejumlah orang yang terlibat dalam teror Kerman. Menurutnya, benang merah yang sangat penting berhasil diungkap dari orang-orang ini.
Ahmad Vahidi, Jumat (5/1/2024) mengatakan, dinas-dinas intelijen Iran, berhasil menemukan benang merah penting, dan beberapa orang yang terlibat dalam teror Kerman, sudah ditangkap.
Ia menambahkan, "Sekarang penangangan kasus berada di tangan dinas intelijen Iran, dan informasi terbaru akan segera diumumkan kepada masyarakat."
Menurut Mendagri Iran, berkat bantuan Allah Swt, dan dengan kecepatan penanganan, jaringan teroris dukungan rezim-rezim pendidik teroris sudah berada di tangan dinas intelijen Iran, dan segera ditindak secara hukum.
Ia menambahkan, "Dari 88 syuhada, 54 orang perempuan, dan 34 laki-laki. Di antaranya 12 orang imigran asal Afghanistan, 10 syuhada berusia di bawah 10 tahun, dan 30 syuhada berusia di bawah 30 tahun. 54 syuhada dimakamkan di Makam Syuhada Kerman, dan sejumlah lainnya di kota masing-masing."
Vahidi menegaskan, "Pemakaman para syuhada serangan teror Kerman, akan diumumkan pemerintah kota asal para syuhada, sebagian sudah dimakamkan hari ini, sementara sisanya setelah jenazah mereka tiba di kota asal."
Biaya Sewa Kapal untuk Melintasi Laut Merah, Melonjak Tinggi
Media mengabarkan naiknya secara luar biasa biaya kapal dari Asia ke Eropa, melalui Laut Merah, karena instabilitas di kawasan.
Dikutip Reuters, Jumat (5/1/2024), biaya sewa kapal dari Asia ke Eropa Utara, naik dua kali lipat, dan sewa kontainer 40 kaki dikenakan biaya 4.000 dolar Amerika.
Ditambahkannya, biaya sewa kapal dari Asia ke Laut Mediterania, menyentuh harga 5.175 dolar, bahkan beberapa harga mencapai lebih dari 6.000 dolar yang setara dengan 75 barel minyak seharga 80 dolar.
Pasukan Yaman, dalam rangka mendukung rakyat Palestina, di Gaza, menyerang kapal-kapal Israel, atau kapal-kapal yang berlayar ke pelabuhan-pelabuhan Israel.
Aksi pasukan Yaman, tersebut telah menciptakan ketakutan bagi sebagian besar perusahaan pelayaran internasional sehingga memilih menghentikan rute Laut Merah, dan mencari alternatif lain.
Sementara itu Russia Today, menulis, kapal-kapal terpaksa mengalihkan rutenya dari Terusan Suez, ke arah Afrika, yang memakan waktu lebih lama 20 hari.
Sejumlah laporan mengatakan, biaya kapal ke utara Amerika, lebih sedikit terkena dampak kenaikan harga. Sewa kapal dari Asia ke pesisir pantai timur Amerika, naik 55 persen menjadi 3.900 dolar untuk setiap kontainer 40 kaki, dan sewa kapal tujuan pesisir pantai Barat, naik 63 persen menjadi 2.700 dolar per kontainer.
Pada saat yang sama, media-media mengabarkan kenaikan harga minyak dunia, dan bahan makanan di Inggris, dan Jerman.
PM Malaysia Desak Dalang Aksi Kekerasan di Iran Diadili
Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim mendesak agar dalang aksi kekerasan di Provinsi Kerman, Iran pada Rabu (3/1) lalu yang merenggut nyawa dapat diadili.
“Sangat menyedihkan ketika beberapa bom dilaporkan meledak di Provinsi Kerman, Iran kemarin. Serangan ini telah merenggut hampir seratus nyawa tak berdosa dan melukai lebih dari dua ratus lainnya,” ujar Anwar melalui akun media sosialnya di Putrajaya, Kamis.
Malaysia memprotes serta mengutuk keras segala bentuk kekerasan terhadap orang yang tidak bersalah.
"Sudah hampir tiga bulan sejak dunia menyaksikan pembantaian orang-orang tak berdosa yang dilakukan Israel di Palestina dan yang terbaru di Lebanon dua hari lalu," ujar Anwar.
Malaysia menyampaikan belasungkawa kepada negara sahabat Republik Islam Iran dan warganya, dan Malaysia juga menyampaikan belasungkawa dan solidaritas, lanjutnya. Anwar pun mengatakan Malaysia mendesak agar dalang aksi kekerasan itu diadili.
“Di tahun baru ini, Malaysia ingin mengajak dunia untuk memprotes budaya kekerasan dan serakah serta menyelamatkan umat manusia secara universal,” ujar dia.
Dalam siaran medianya, Kementerian Luar Negeri Malaysia menyebutkan bahwa Malaysia mengecam keras pengeboman di kawasan Perkuburan di Kota Kerman pada 3 Januari 2024, yang telah merenggut setidaknya 95 nyawa dan ratusan orang cedera.
Malaysia dengan tegas menolak tindakan kekerasan apapun dan aktivitas kekerasan, dan menyerukan agar mereka yang terlibat dibawa ke muka pengadilan segera, menurut pernyataan itu.
Wisma Putra juga mengatakan hingga saat ini tidak ada laporan warga Malaysia terlibat dalam tragedi tersebut. Kedutaan Besar Malaysia di Tehran terus memantau perkembangan dari waktu ke waktu dan selalu terhubung dengan pemerintah setempat untuk mendapat informasi terkini.
Sekjen Hizbullah: Israel Alami Kehinaan Nyata di Selatan Lebanon
Sekretaris Jenderal Hizbullah, baru-baru ini menyampaikan pidato memperingati gugurnya Al Haj Mohammad Yaghi, salah satu komandan Hizbullah, di kota Baalbek, timur Lebanon.
Sayid Hassan Nasrullah, Jumat (5/1/2024) di awal pidatonya mengucapkan belasungkawan atas gugurnya para peziarah Makam Syahid Qassem Soleimani, di Kerman, Iran, dan gugurnya Abu Taqwa, salah satu komandan Hashd Al Shaabi, di Irak.
Terkait serangan ke posisi-posisi pasukan Israel, Nasrullah menuturkan, "Selama lebih dari 90 hari perang di Gaza, Hizbullah menyerang seluruh posisi pasukan Israel, di perbatasan Lebanon, dan di dalam Israel, serta distrik-distrik Zionis."
Sekjen Hizbullah menambahkan, "Dalam satu bulan terakhir, Hizbullah, melancarkan lebih dari 670 operasi yang beberapa di antaranya dalam satu hari dilakukan 23 kali."
Menurut Sayid Hassan Nasrullah, 48 markas pasukan Israel, di perbatasan, dan 11 posisi di dalam Wilayah pendudukan, serta 17 distrik Zionis, menjadi sasaran serangan Hizbullah.
"Sekarang seluruh tank, dan peralatan tempur Israel, berada di bawah jangkauan pasukan Hizbullah, dan pasukan perlawanan sudah mengantongi informasi berharga terkait posisi-posisi pasukan Israel," ujarnya.
Sekjen Hizbullah melanjutkan, berdasarkan informasi yang diretas pasukan perlawanan dari rumah sakit-rumah sakit Israel, lebih dari 2.000 tentara Israel, terluka, dan sejumlah banyak dari mereka mengalami luka berbahaya atau terpaksa diamputasi.
"Kami tahu menyembunyikan jumlah korban termasuk dari perang psikologis musuh sehingga tidak merasa malu di hadapan masyarakatnya, pasalnya apa yang terjadi adalah kehinaan nyata Israel, di medan tempur selatan," pungkasnya.
Mohammad Shaif Mazandarani
Kali ini kami akan mengajak Anda mengenal salah satu ulama besar Syiah keturunan Mazandaran, Iran bernama Mohammad Shaif Mazandarani atau yang lebih dikenal dengan sebutan, Sharif al-Ulama Mazandarani.
Sharif al-Ulama Mazandarani juga dikenal sebagai penggagas ilmu ushul fikih dan guru besar Hauzah Ilmiah Karbala yang telah mengeluarkan ratusan mujtahid dan ulama terkenal.
Sharif al-Ulama Mazandarai yang nama lengkapnya adalah Mohammad Sharif bin Hasan Ali Amoli Mazandarari Hairi lahir di Karbala, Irak tahun 1200 H. Ayahnya adalah Mulla Hasan Ali Amoli, salah satu ulama saleh di zamannya dan asli dari Mazandaran, Iran dan hijrah ke Karbala untuk melanjutkan pendidikannya dan belajar dari ulama terkenal saat itu.
Mohammad Sharif mempelajari dasar-dasar ilmu agama di Karbala dan kemudian melanjutkan pendidikannya di bawah asuhan Sayid Mohammad Mujahid dan Sayid Ali Tabatabai yang dikenal dengan sebutan Sahib Riyad. Kemudian ia bersama ayahnya berpindah-pindah dari Hauzah Ilmiah Irak dan Iran untuk menuntut ilmu di bawah bimbingan ulama terkenal. Di kota-kota seperti Najaf, Baghdad, Mashhad, Qom dan Tehran, Mohammad Sharif belajar di bawah ulama terkenal zaman itu, dan terkadang di sejumlah kota ia hanya menetap selama satu bulan. Mohammad Sharif di penghujung perjalanannya ini berakhir di kota Mashhad di Khurasan dan setelah berziarah ke makam suci Imam Ridha as, ia kembali ke Karbala dan belajar kembali di bawah bimbingan guru besarnya, Sahib Riyad.
Mohammad Sharif Mazandarani setelah menyelesaikan masa pendidikannya, ia mulai mengajar dan aktif membimbing murid-muridnya serta mereka yang haus akan maarif Ahlul Bait as. Tak butuh waktu yang lama, kelas Mohammad Sharif Mazandari dipenuhi pelajar dan mereka yang haus ilmu, dan menurut catatan sejarah, jumlah mudir ulama ini mencapai seribu orang.
Hauzah ilmiah Karbala di zaman Mohammad Sharif Mazandarani mencapai kejayaan ilmiahnya, dan ulama besar seperti Sheikh Ansari, Sahib Dzawabid, Fadhil Darbandi dan puluhan mujtahid besar lainnya belajar dari ulama ini. Meski demikian, ulama besar ini masih tetap melanjutkan belajarnya di bawah bimbingan guru besar Ali Sahib Riyad, dan senantiasa merasa membutuhkan bimbingannya.
Ketinggian ilmiah Mulla Mohammad Sharif Mazandarani terkait pembahasan fikik dan kekuatan pemahaman serta interpretasi serta ingatannya yang sangatkuta, membuat dirinya dikenal sebagai marja agama yang mumpuni dan unggul di zamannya. Ia di kalangan guru dan murid-muridnya dikenal dengan sebutan Sharif al-Ulama. Anugerah ilahi disamping dengan upaya tak kenal henti serta siang dan malam Sharif al-Ulama yang disertai dengan keikhlasannya dalam beribadah dan penghambaan kepada Tuhan, telah membuat sinar keilmuan bersinar di hati ulama ini. Ia juga berhasil meletakkan dasar-dasar fikih dan ushul fikih baru dengan bersandar pada al-Quran, hadis, akal dan ijma'. Ini adalah kebanggaan ilmiah terbesar Sharif al-Ulama bersama murid-muridnya.
Salah satu karakteristik Sharif al-Ulama dalah kemampuannya yang luar biasa dalam berdebat dan keindahan tutur katanya. Ulama mulia yang menguasai ilmu fikih, hadits dan ilmu-ilmu agama lainnya ini juga sukses dan mengagumkan dalam menjawab pertanyaan, sanggahan dan keraguan ilmiah yang dilontarkan dalam pertemuan-pertemuan ilmiah atau di tingkat masyarakat. Menurut kesaksian orang-orang sezaman dan murid-muridnya, siapa pun yang berdebat dengannya, Sharif al-Ulama pasti akan memenangkannya, dan dia dapat membuktikan kepada orang lain apa yang dia yakini benar dari sudut pandang sains dan yurisprudensi, dan menjawab pertanyaan mereka dan menghapus keberatan dan menepis klaim palsu dengan alasan yang jelas.
Guru hebat ini berusaha memperkuat kemampuan diskusi dan respon pada murid-muridnya. Metode pengajarannya adalah setelah mengajar, ia menugaskan salah satu muridnya yang terpandang untuk mempresentasikan kembali pelajaran yang sama sehingga jika ada ketidakjelasan dapat diselesaikan. Kemudian ia membagi murid-muridnya menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari beberapa orang sehingga mereka dapat saling mendiskusikan materi yang disampaikan dalam pelajaran yang sama dalam satu hari satu malam.
Metode diskusi di seminari (Hauzah Ilmiah) merupakan metode belajar yang terkenal dan populer. Para guru besar ilmu agama menyarankan empat tahap agar pelajaran tetap dalam ingatan dan pemahaman yang lebih baik: "pra-membaca" yang berlangsung sebelum awal pelajaran, "menghadiri pelajaran", "belajar setelah pelajaran" dan akhirnya "diskusi ". Dalam sesi diskusi, satu orang bertugas untuk menceritakan kembali pelajaran sebelumnya, dan yang lainnya mengkritik, melakukan kesalahan, dan mengoreksi. Di satu sisi, diskusi adalah cara untuk lebih memahami pelajaran dan memecahkan masalah dengan lebih baik dan benar, dan di sisi lain, itu adalah cara untuk melatih dan memperkuat ekspresi dan teknik berbicara. Selain itu, ini adalah semacam praktik untuk kelas dan pengajaran. Dalam beberapa tahun terakhir, karena perkembangan metodologi dan penyediaan fasilitas seperti pencatatan pelajaran dan kemungkinan akses cepat ke bahan pelajaran, tradisi ini menjadi kurang penting, dan masalah ini perlu diperhatikan.
Terlepas dari keahlian khususnya dalam ilmu-ilmu Islam dan dianggap sebagai salah satu pendiri ilmu prinsip, master yang luar biasa ini tidak meninggalkan karya tulis lain kecuali risalah tentang masalah perintah dan kewajiban. Dia percaya bahwa pelatihan siswa elit jauh lebih penting daripada menulis buku, dan karya berharga yang ditulis oleh para sarjana adalah hasil dari upaya guru mereka.
Diketahui bahwa ia biasa berkata: "Tugas saya adalah melatih siswa dan mendidik yang terpelajar, dan apa yang Anda tulis siswa sebenarnya adalah hasil usaha saya." Semangat luhur Sharif al-Ulama untuk mendidik para santri elit membuatnya mengadakan dua majelis ilmu setiap hari, satu majelis untuk mahasiswa umum dan satu majelis khusus untuk mahasiswa unggulan, yang mencakup topik-topik ilmiah yang lebih kompleks dan berat. Sementara ulama lain ada yang belajar setiap hari bahkan ada yang satu atau dua minggu sekali.
Bagi murid-muridnya, Sharif al-Ulama tidak hanya ahli dalam pelajaran dan diskusi, tetapi seperti seorang ayah yang baik hati, ia memperhatikan pendidikan, masalah hidup, dan bahkan mata pencaharian mereka. Diceritakan ketika salah satu murid elitnya bernama Mulla Ismail Yazdi menderita epilepsi, dia membawakannya seorang dokter dari Baghdad dan menghabiskan banyak uang untuk mengobatinya. Mullah Ismail Yazdi, setelah kematian Sharif al-Ulama, menggantikan guru untuk sementara dan mengajar menggantikannya.
Tentu saja, seorang guru dengan gelar akademik tersebut; Dia memiliki gaya hidup khusus. Sosok yang ribuan orang berlutut di pelajarannya setiap hari, dan para tokoh terhormat dan tetua menganggapnya sebagai pengecualian dari zaman di bidang pengetahuan dan kesalehan. Dikatakan bahwa dia biasa menghabiskan berjam-jam di malam hari untuk belajar dan berpikir, dan lampu bacanya hanya dimatikan sebentar pada malam hari. Ia tidak tertarik untuk sering silaturahmi dan bergaul dengan gaya yang biasa di antara orang-orang untuk menghabiskan waktu, dan sebaliknya ia mencoba mengadakan pertemuan, duduk dan bangun di bidang pembelajaran dan peningkatan diri serta mematuhi Tuhan.
Sesuai dengan kondisi dan kebutuhan saat itu serta sesuai dengan kemampuan dan bakat mereka, Sharif al-Ulama telah menciptakan tugas untuk dirinya sendiri dan ia berusaha melakukan yang terbaik untuk memenuhi tugas tersebut. Ia bahkan tidak menerima tugas sebagai imam jamaah. Masalah ini mungkin karena intensitas kesalehannya, atau mungkin karena kebutuhan untuk fokus pada masalah pengajaran dan administrasi seminari (Hauzah). Karena imam jamaah, suka atau tidak suka, mengemban beberapa tugas sosial khusus, seperti menangani masalah sehari-hari masyarakat dan tersedia untuk mereka. Dan mungkin saja ulama yang mulia ini lebih memilih menghabiskan seluruh waktunya untuk mengajar dan mendidik para santri yang berbudi luhur dan menyerahkan kepemimpinan imam jamaah kepada ulama lainnya.
Sharif al-Ulama Mazandarani setelah bertahun-tahun usaha keras menyebakan agama dan fikih Ahlul Bait as, serta mendidik ratusan mujtahid Syiah, pada tahun 1245 H meninggal dunia di usia 50-an. Prestasi Sharif al-Ulama dalam mendidik ratusan mujtahid Syiah ini dilakukan dalam usianya yang singat. Saat itu, wabah melanda Karbala dan berbagai kota di sekitarnya. Sepertinya istri dan dua anak Sharif al-Ulama juga meninggal akibat wabah ini.
Jenazah suci ulama besar ini dikebumikan di Karbala, di ruang bawah tanah rumahnya sendiri. Setelah meninggalnya Sharif al-Ulama, Hauzah Ilmiah Karbala mulai mengalami kemunduran dan kehilangan prestasinya sebangai pusat hauzah ilmiah Syiah. Ribuan santri dan murid yang haus akan pengetahuan dan maarif Ahlul Bait as kemudian pindah ke Hauzah Ilmiah Najaf, serta menimba ilmu dari Sahib Jawahir.
Meski Sharif al-Ulama tidak meninggalkan keturunan dan anak, tapi putra-putra sepiritualnya yang saat ini giat menimbal ilmu di Hauzah dan mempelajari ajaran dan pemikirannya sangat banyak.
Ayatullah Muhammad-Hasan al-Najafi
Ayatullah Muhammad-Hasan al-Najafi atau yang dikenal dengan Sahib al-Jawahir adalah ulama besar Syiah dan jenius abad 13 Hijriah. Karya terbesar dan yang membuatnya terkenal adalah Jawahir al-Kalam, sehingga ia dikenal sebagai Sahib al-Jawahir.
Pengaruh Sahib al-Jawahir dalam menghidupkan fikih asli dan murni Syiah sangat besar sehingga ulama terkenal setelahnya seperti Imam Khomeini ra, mengenalkan fikih asli Syiah dengan fikih Jawahiri. Penyebutkan fikih Jawahiri mengacu pada metode ilmu fikih yang sepenuhnya berpegang pada asas dan kaidah fikih, sekaligus mampu menjawab persoalan-persoalan baru yang muncul di berbagai bidang personal dan sosial, dengan berpijak pada prinsip dan aturan yang sama.
Usul fikih berarti asas-asas dan kaidah-kaidah yang dapat digunakan oleh seorang ahli hukum untuk memperoleh hukum-hukum agama dari teks ayat dan riwayat. Sebagian aturan tersebut merupakan aturan rasional dan logis, dan sebagian lainnya merupakan aturan yang telah ditentukan dalam ayat dan hadis. Ahli hukum Syiah menekankan penerapan prinsip dan aturan ini dan percaya bahwa jika seorang ahli hukum ingin menyimpulkan hukum agama (istinbat hukum) dari al-Quran dan hadis serta riwayat tanpa mengikuti aturan ini, maka kemungkinan penyimpangan dalam pendapatnya akan sangat tinggi. Para ahli hukum Syiah menganggap pengabaian ini sebagai bahaya besar bagi prinsip agama.
Usul fikih yang merupakan salah satu mata pelajaran utama seminari (Hauzah Ilmiah) telah digunakan oleh para ahli hukum sejak awal sejarah fikih Syiah, dan seiring berjalannya waktu, upaya para ahli hukum telah menambah kekayaannya dan memberinya lebih banyak disiplin. Salah seorang yang memiliki peran unik dalam menghidupkan kembali usul fikih dan menerapkannya secara sangat sistematis, tepat dan ilmiah dalam istinbat hukum, adalah Sheikh Muhammad Hassan Najafi "Sahib Jawahir".
Dalam buku besarnya Jawahir al-Kalam, yang sebenarnya merupakan ensiklopedia fikih Syiah, ia menunjukkan cara yang benar dalam menerapkan aturan dan prinsip-prinsip fikih (usul fikik) dengan penguasaan penuh dan menunjukkan kekuatan fikih otentik dalam istinbat hukum ilahi dengan benar dan menanggapi masalah baru sesuai dengan kebutuhan waktu. Pentingnya hal ini menjadi jelas ketika kita mengetahui bahwa dalam beberapa periode sejarah, termasuk pada masa Sahib Jawahir; beberapa arus yurisprudensi (maktab fikih), termasuk Akhbari; Mereka menentang penggunaan prinsip dan aturan fikih dan percaya bahwa satu-satunya sumber bagi kita untuk mencapai keputusan ilahi adalah teks ayat dan hadits, dan kita tidak boleh mengikuti prinsip dan aturan logis dan rasional dalam memahami teks-teks ini. Jika arus ini menguasai pendapat para ulama dan orang biasa, hal itu dapat menyebabkan kerusakan yang tidak dapat diperbaiki pada agama Islam dan mazhab Ahlubait as.
Jawahir al-Kalam sebenarnya adalah sebuah interpretasi (tafsir) atas kitab Sharayi' al-Islam karya Muhaqqiq al-Hilli (ahli hukum (faqih) Syiah besar di abad ke-7 H). Buku ini mencakup semua bab fikih dan memiliki kelengkapan di bidang fikih; Itu membuat peneliti tidak perlu dari buku lain. Dalam Jawahir al-Kalam disebutkan pendapat fikih, sebagian besar ahli fikih masa lalu; dan pendapat tersebut diperiksa dengan cermat dan bahkan kritis. Juga, isi buku-buku dan teks-teks fikih penting sebelumnya telah dikutip dan dianalisis dalam buku ini. Frasa buku ini diungkapkan dalam bahasa yang sederhana dan argumennya jelas dan ekspresif. Meskipun Jawahir al-Kalam ditulis sebagai gambaran kitab Sharayi' al-Islam dan bahkan dari segi bentuk dan judulnya mengikuti kitab Sharayi', namun luas dan dalamnya uraian ini telah mencerna kitab Sharayi' itu sendiri.
Penulisan buku sebanyak dua puluh ribu halaman ini, yang setiap halamannya memuat topik-topik yurisprudensi yang terperinci telah berlangsung selama tiga puluh tahun. Muhaddith Qomi dalam kitabnya Al-Fawa'id al-Radawiyya mengatakan bahwa penulisan kitab ini merupakan salah satu keajaiban zaman. Sejak buku ini ditulis, telah dianggap sebagai inti dari bahtsul kharij (kelas khusus mujtahid) dan perlu bagi para ahli hukum untuk merujuknya. Beberapa ahli hukum kontemporer, seperti Ayatullah Muhammad Taqi Behjat, juga mendasarkan seluruh pelajaran bahtsul kharij (kelas khusus mujtahid) mereka pada kitab Jawahir al-Kalam.
Salah satu pendapat penting Sahib Jawahir dalam karya ini adalah pendapat mengenai perwalian mutlak ahli hukum (Wilayatul Faqih) selama tidak adanya Imam Maksum as. Ahli fikih yang bijak ini percaya bahwa otoritas ahli hukum (Wialyatul Faqih) adalah hal yang diterima dan diakui di kalangan ulama Syiah, dan arti penguasa (hakim) dalam kata-kata mereka adalah ahli hukum (faqih) yang menjadi wakil imam selama ketidakhadirannya. Dia menganggap perwalian ulama sebagai kelanjutan dari pergerakan para nabi ilahi dan imam yang sempurna.
Terkait hal ini Sahib Jawahir menulis,"Jika perwalian umum (Wilayah al-A'amah) dari ahli hukum tidak terwujud, banyak urusan Syiah akan ditutup." Ia telah membuktikan perlunya perwalian faqih (Wilayatul Faqih) baik melalui riwayat maupun ijma’, dan ia meyakini bahwa hanya mereka yang belum mencicipi fiqih dan belum memahami apa-apa dari perkataan para imam Syi’ah maksum yang meragukan wilayatul faqih.
Meskipun hampir dua abad telah berlalu sejak Jawahir al-Kalam ditulis, buku ini masih mempertahankan posisinya yang tinggi di kalangan ulama dan ahli hukum Syiah. Imam Khomeini mengatakan tentang buku ini: "Sahib Jawahir telah menulis buku sedemikian rupa sehingga jika seratus orang ingin menulisnya, mereka mungkin tidak dapat menanganinya." Meskipun dia bukan penghuni istana (yaitu, dia tidak memiliki fasilitas yang lengkap), beliau memiliki rumah yang sederhana dan sibuk menulis buku Jawahir al-Kalam di sebuah ruangan yang ditiup angin panas.
Allamah Syahid Mutahhari berkata tentang kehebatan Jawahir dan posisinya,"Itu bisa disebut ensiklopedia fikih Syiah." Sekarang, tidak ada ahli hukum yang menganggap dirinya tanpa kitab Jawahir... Sahib Jawahir bekerja tanpa lelah selama tiga puluh tahun untuk menciptakan karya yang begitu hebat. Buku ini merupakan perwujudan kejeniusan, usaha, ketekunan, cinta dan keyakinan seseorang dalam pekerjaannya sendiri.
Apa rahasia keabadian buku hebat ini? Dan bagaimana Sahib Jawahir mencapai kesuksesan seperti itu? Mengapa, di antara semua interprestasi dan tafsir kitab "Sharayi'", hanya kitab Jawahir al-Kalam yang bersinar? Sebagai tanggapan, harus diakui bahwa tanpa keraguan, jika ketulusan, kemurnian batin, ketekunan, keuletan, dan pertolongan ilahi tidak dimiliki manusia ilahi yang agung ini, dia pasti tidak akan dapat menulis dan menyelesaikan karyanya ini. Dia menghadapi banyak kesulitan di jalannya ini.
Muhaddith Qomi menyebutkan bahwa Sahib Jawahir sibuk menulis selama berjam-jam siang dan malam untuk mengarang karya yang begitu hebat, dan putra sulungnya, yang juga pemilik rahmat dan kesempurnaan, telah mengambil alih sebagian besar tanggung jawab ayahnya sehingga ia bisa nyaman menulis. Namun putra saleh ini tiba-tiba meninggal dunia dan Sheikh Muhammad Hassan diliputi kesedihan yang luar biasa. Meskipun Sahib Jawahir sangat terganggu dengan kejadian ini, tetapi dia begitu bertekad untuk menulis buku penting ini sehingga bahkan di samping jenazah putranya, dia tidak mengabaikan beberapa menit antara urusan kain kafan dan penguburan dan mulai menulis. Bagaimana sebuah karya dengan tingkat kepentingan dan kehebatan seperti ini ditulis tanpa tekad besar dan kuat seperti ini ?
Sheikh Muhammad Hassan sendiri mengatakan bahwa setelah kematian anak ini, dunia menjadi gelap di mata saya dan dada saya sesak karena kesedihan dan saya sangat bingung. Dalam situasi tertekan seperti itu, saya membuka lidah saya untuk berterima kasih kepada Tuhan dan memberikan hati saya kepada-Nya. Setelah ucapan terima kasih dan kepercayaan ini, pintu belas kasihan Tuhan dibukakan untuk saya dan pekerjaan saya selesai. Ya, dia memiliki tujuan yang sangat suci dan dia lebih memilih mengabdi pada mazhab Ahlulbait as daripada hal penting lainnya dalam hidup, keikhlasannya membuatnya mampu mengatasi kesulitan dan tantangan serta tetap teguh pada jalannya. Begitulah cara dia berhasil menulis ensiklopedia fikih Syiah terbesar. Sebuah ensiklopedia yang oleh para cendekiawan besar sesudahnya menganggap tulisannya seperti keajaiban.
Makam Sahib Jawahir di kota Najaf al-Ashraf
Setelah bertahun-tahun berusaha keras dan berjuang dalam menyebarkan aliran Ahulbait as, sementara banyak muridnya bersinar di sudut tanah Syiah, dan sementara karya uniknya seperti Jawahir al-Kalam seperti harta berharga di tangan ulama dan ahli hukum, akhirnya pada 1366 H di Najaf Ashraf, Sheikh Muhammad Hassan Sahib Jawahir menerima panggilan Tuhan dan menghembuskan nafasnya yang terakhir. Makam ulama besar di Najaf ini menjadi tempat ziarah para pecinta Mazhab Ahlulbait as.