کمالوندی

کمالوندی

Rabu, 08 November 2023 18:49

Menelisik Kejahatan Perang Israel

 

Tidak peduli apa sebutan Israel. Namun perang ini bukan antara Hamas dan Israel! Sebaliknya, ini adalah genosida terhadap warga Palestina yang dilakukan (Israel) tanpa malu-malu.

Meskipun jaringan dan kantor berita di dunia meliput kejahatan Israel di Gaza, pada saat yang sama mereka berusaha meyakinkan penggunanya bahwa serangan Israel terhadap warga sipil, rumah sakit, sekolah, dan tempat perlindungan PBB sebenarnya adalah balasan Zionis atas serangan Hamas pada 7 Oktober. Seolah-olah mereka ingin membenarkan “hukuman kolektif” terhadap rakyat Gaza dengan cara ini, dan mereka menyebut orang-orang Palestina sebagai “korban tak terhindarkan” dan bahwa nyawa mereka tidak berharga.

Sebenarnya, ini adalah propaganda yang media terapkan pada miliaran orang di dunia dan bukannya mengakui Israel sebagai penyebab kejahatan karena melanggar hukum internasional, media justru menutupi dan membenarkan kejahatan perang yang dilakukan rezim ini.

Walaupun peristiwa 7 Oktober masih diselimuti misteri, saya telah mengumpulkan beberapa kejahatan perang terburuk Israel yang selama ini dianggap remeh oleh media. Izinkan saya mengatakannya secara terus terang:

Berdasarkan Pasal 6 Statuta Roma Mahkamah Pidana Internasional, Israel telah melakukan genosida. Menurut pasal ini, genosida berarti menimbulkan luka fisik atau mental yang serius terhadap para anggota kelompok tertentu atau secara sengaja menimbulkan kondisi kehidupan atas kelompok tersebut yang
diperhitungkan akan menyebabkan kehancuran fisik secara keseluruhan atau untuk sebagian.

Menteri Perang Israel Yoav Gallant
Menteri Perang Israel Yoav Gallant, yang menyebut warga Palestina binatang, mengumumkan bahwa pemerintah akan memutus aliran air, listrik, makanan, dan bahan bakar untuk 2,3 juta penduduk Gaza. Merampas kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh populasi tersebut untuk bertahan hidup merupakan tindakan genosida.

Israel melakukan kejahatan terhadap kemanusiaan. Kejahatan ini melibatkan pengusiran atau pemindahan paksa suatu populasi. Israel baru-baru ini memerintahkan lebih dari satu juta penduduk Gaza utara untuk meninggalkan rumah mereka dan menetap di selatan. Israel memberi waktu tiga jam kepada warga Gaza untuk meninggalkan wilayah tersebut, dan jika tidak, mereka harus menghadapi konsekuensinya.

Namun setelah peringatan ini, Israel membombardir konvoi yang bergerak ke selatan. Rezim juga melancarkan dua serangan udara di penyeberangan Rafah, perbatasan internasional dengan Mesir, untuk memastikan pasokan kemanusiaan tidak masuk ke Gaza.

Israel melakukan lebih banyak kejahatan perang.

Pertama, Israel dengan sengaja menargetkan fasilitas sipil, rumah sakit, ambulans, petugas kesehatan, dan jurnalis. Tak satu pun dari fasilitas ini yang luput dari serangan terus menerus Israel. Beberapa rumah sakit, termasuk Rumah Sakit Al-Ahli dan 25 puskesmas dibom dan puluhan sekolah juga hancur. Dalam kebanyakan kasus, fasilitas-fasilitas ini hancur ketika orang-orang berlindung di dalamnya.

Lebih dari dua puluh jurnalis tewas dalam serangan ini. Semua ini merupakan kejahatan perang yang dilarang menurut Pasal 8 Statuta Roma. Pasal 8 ini melarang serangan terhadap penduduk sipil, fasilitas sipil, dan personel serta fasilitas yang berkaitan dengan bantuan kemanusiaan.

Kejahatan kedua yang dilakukan Israel adalah dengan sengaja menargetkan personel, fasilitas, unit atau kendaraan yang terlibat dalam layanan kemanusiaan atau misi penjaga perdamaian, sesuai dengan Piagam PBB.

PBB juga mengumumkan bahwa 29 pegawainya tewas dalam serangan udara Israel. Menurut PBB, 21 dari 22 pusat kesehatan PBB rusak akibat serangan ini.

Sementara itu, dalam salah satu serangan Israel, salah satu gudang penyimpanan makanan dan obat-obatan di pusat Gaza telah rata dengan tanah.

Akibat pengeboman ini, empat belas pusat distribusi pangan terpaksa ditutup sehingga menyebabkan ratusan ribu orang kelaparan.

Kejahatan perang ketiga yang dilakukan Israel adalah serangan yang disengaja terhadap bangunan-bangunan yang memiliki tujuan keagamaan, pendidikan, seni, ilmu pengetahuan, atau amal.

Gereja di Gaza
Invasi Israel telah merusak 200 sekolah, 26 masjid dan menghancurkan beberapa gereja. Dalam serangan tersebut, gereja Ortodoks Yunani Saint Porphyrius, yang merupakan salah satu bangunan paling suci dan tertua yang tersisa lebih dari seribu tahun yang lalu, dihancurkan.

Perbuatan tersebut jelas merupakan pelanggaran terhadap larangan penyerangan terhadap bangunan keagamaan atau pendidikan.

Kejahatan perang keempat yang dilakukan Israel adalah penggunaan senjata, proyektil, material, dan metode tempur yang secara alami menyebabkan cedera tambahan atau rasa sakit yang tidak perlu atau secara inheren tidak dapat dikendalikan dan melanggar hukum konflik bersenjata internasional, dengan ketentuan bahwa penggunaannya umumnya dilarang.

Dalam serangannya di Gaza, Israel menggunakan senjata yang mengandung fosfor putih, yang menyebabkan luka bakar parah dan kematian yang menyakitkan.

Dan kejahatan perang kelima yang dilakukan Israel saat ini adalah pembunuhan secara sengaja. Serangan udara Israel terus menerus dan dengan sengaja menyasar wilayah sipil dan meratakan seluruh lingkungan pemukiman hingga rata dengan tanah.

Kementerian Kesehatan Palestina mengumumkan bahwa puluhan keluarga telah dihapus seluruhnya dari catatan sipil Gaza.

Israel telah membunuh lebih dari lima ribu warga Palestina sejauh ini. 62% di antaranya adalah perempuan dan anak-anak. Menurut definisi Mahkamah Kriminal Internasional, hal ini adalah contoh nyata dari pembunuhan yang disengaja.

Kejahatan perang lain yang dilakukan Israel adalah perusakan harta benda secara luas, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 Statuta Roma Mahkamah Pidana Internasional.

Pemboman yang dilakukan Israel telah menyebabkan lebih dari satu juta orang di Gaza kehilangan tempat tinggal atau pengungsi. Pengungsi yang tidak memiliki prospek untuk memperbaiki situasi.

Kejahatan lain yang dilakukan Israel setiap hari terhadap orang-orang Palestina adalah kejahatan apartheid. Seluruh krisis ini berakar pada pendudukan militer di tanah Palestina. Israel telah membangun sistem di tanah ini yang terbagi menjadi tiga kelas sosial dan yang terbaik adalah non-Yahudi berada di lantai tiga.

Yahudi ekstrem
Mengenai apartheid, PBB bersama dengan beberapa kelompok hak asasi manusia termasuk Amnesty International, Human Rights Watch dan Beth Shalom telah menerbitkan laporan yang mengakui secara rinci bahwa konsep apartheid berlaku di Israel. Israel juga melakukan kejahatan perang terhadap penduduk sipil Gaza setiap hari, yang berarti bahwa perang ini bukan hanya melawan Hamas, tetapi juga genosida terhadap suatu penduduk.

Dan sementara dunia menyaksikan peristiwa ini dengan kekhawatiran, para pemimpin Barat di Washington, London, Brussels, mempunyai pandangan yang mendukung dan menyetujui Israel. Para pemimpin Barat ini memperlengkapi Israel dengan senjata yang dibutuhkan untuk melakukan kejahatan-kejahatan ini.

Lalu apa yang dilakukan media Barat? Mereka terus membenarkan pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan Israel. Dan mereka melakukan ini dengan menerapkan propaganda, dalam kerangka fanatik dan taktik penyangkalan untuk memastikan bahwa genosida terhadap “korban yang tidak berharga” akan terus berlanjut. Karena tahukah Anda, ini sangat rumit!(

 

Anak-anak Gaza akan mati dan anak-anak yang tersisa akan bergelut dengan beribu permasalahan, tetapi Gaza tidak akan hilang dari perkembangan zaman.

Gambar-gambar yang dipublikasikan dari Gaza hari ini menunjukkan bahwa sebagian besar kota ini telah rata dengan tanah. Adegan menyedihkan ini mengingatkan orang akan bom Amerika terhadap penduduk Hiroshima di Jepang, serta perang di Afghanistan dan Irak.

Bom yang dijatuhkan Amerika di Hiroshima pada bulan Agustus 1945 langsung menewaskan ribuan orang dan sekitar 140 ribu pada akhir tahun yang sama. Bom ini berjenis "Uranium", yang meledak dengan kekuatan sekitar tiga belas kiloton. Dalam perang lainnya, Amerika mencari Taliban di Afghanistan dari rumah ke rumah dan bahkan menjatuhkan bom non-nuklir terbesarnya terhadap posisi ISIS di Afghanistan. Bom yang dijuluki "induk segala bom" ini memiliki panjang 9 meter dan berat sekitar 10 ton.

Dalam kejadian lain, yaitu serangan 11 September 2001, dua pesawat menabrak menara kembar World Trade Center di New York, dan hal ini menyebabkan Amerika memulai musim perang dan pengungsian yang baru. Irak diserbu dan sebagian besar wilayah Irak rata dengan tanah dan puluhan ribu warga Irak terbunuh. Sementara Osama bin Laden, pemimpin dan pendiri kelompok Taliban, dan Ayman al-Zawahiri, pemimpin berikutnya, dibunuh di tempat lain, selain Irak.

Peristiwa 11 september
Ya, sejarah telah menyaksikan banyak perang dan sebagian besar dari perang tersebut menghancurkan dan meratakan banyak kota seperti Gaza saat ini. Namun dengan hancurnya rumah-rumah, bangsa-bangsa tidak pernah binasa. Sebaliknya, sekali lagi, mereka bangkit dari abu reruntuhan akibat serangan penjajah, mereka tumbuh tinggi, mengaum, dan membubung tinggi.

Melihat sejarah dunia menunjukkan bahwa peperangan tidak akan berakhir dan dunia akan tetap penuh dengan ketidakadilan. Rumah-rumah akan rata dengan tanah, tapi pada akhirnya, tidak ada bangsa yang selamanya terhapus dari sejarah.

Pada abad terakhir, banyak peperangan melawan berbagai bangsa dan negara yang dilakukan oleh para kolonialis dan negara ekspansionis, tapi tidak ada satupun yang menghancurkan bangsa yang diserang. Selain fakta bahwa pemerintah penjajah melakukan upaya ganda dalam melemahkan dan mempermalukan bangsa-bangsa yang dilanda perang, tapi semuanya telah mencapai tahap pertumbuhan dan perkembangan setelah masa rekonstruksi.

Perang Amerika terhadap Vietnam dimulai pada masa kepresidenan Lyndon Johnson. Menurut statistik, sekitar 3 juta orang Vietnam terbunuh selama dua dekade perang. Akhirnya, pada bulan April 1975, setelah bertahun-tahun berperang, tentara Amerika terakhir melarikan diri dari Vietnam dengan pesawat terbang dan helikopter. Orang Vietnam menyebut tanggal 30 April 1975 sebagai hari "melarikan diri". Dengan kemenangan kekuatan Korea Utara dan Viet Cong, Vietnam sekali lagi menemukan kesatuannya dan terbentuk sistem yang menguntungkan rakyat negara tersebut, yang berasal dari sosialisme.

Dalam perang di Afghanistan yang terjadi pada awal milenium ketiga, meskipun ada upaya Amerika Serikat dan NATO untuk menghancurkan Afghanistan dan menghancurkan identitas negara, akhirnya setelah dua puluh tahun, negara-negara pendudukan terpaksa meninggalkan Afghanistan, dan ini saat ini negara ini sedang menuju pemulihan, dan menempatkan identitasnya atas dasar pluralisme etnis dan agama. Perang Amerika dan sekutunya dengan Irak tidak menghancurkan bangsa Irak meski menimbulkan banyak kerusakan dan memakan banyak korban jiwa. Sebaliknya, dia meningkatkan stabilitasnya melawan para agresor.

Namun terlepas dari semua pengalaman ini, dan dalam situasi di mana sejarah membuktikan bahwa upaya untuk menghancurkan identitas, sejarah dan akar setiap bangsa telah gagal, tampaknya Amerika dan rezim Zionis, dalam babak baru kejahatan terhadap kemanusiaan di Palestina, genosida brutal lainnya sedang menjadi agenda.

Berdasarkan statistik terkini yang tersaji dalam waktu sekitar sebulan sejak invasi rezim Zionis ke Gaza yang dilakukan bekerja sama dengan Amerika Serikat, lebih dari 30 ribu ton bom dan berbagai bahan peledak dijatuhkan di lahan seluas 360 kilometer persegi yang disebut Jalur Gaza. Itu berarti sekitar seribu ton setiap hari dan lebih dari 80 ton bom dan bahan peledak per kilometer.

Serangan udara Zionis ke Gaza
Dalam pemboman biadab ini, lebih dari 220.000 rumah rusak dan 40.000 rumah hancur total. Lebih dari 70% penduduk Gaza mengungsi dan lebih dari 10.300 orang menjadi martir, dimana 70% di antaranya adalah perempuan dan anak-anak. Namun apakah invasi biadab yang masih berlangsung ini akan melenyapkan Gaza dan bangsa Palestina serta perjuangan besar bangsa ini? Hal ini tentu saja tidak terjadi.

Anak-anak Gaza akan mati dan anak-anak yang tersisa akan bergelut dengan ribuan masalah dan dinginnya Mediterania akan menantinya, tapi Gaza tidak akan hilang dari perkembangan zaman.

Sejarah serangan besar-besaran Zionis Israel terhadap rakyat Palestina yang tertindas sejak berdirinya rezim pendudukan ini pada Hari Nakba 1948 hingga sekarang menunjukkan bahwa meskipun lebih dari 100 ribu warga Palestina telah gugur syahid oleh para penjahat Zionis dan banyaknya kejahatan dan pembantaian yang dilakukan rezim ini terhadap rakyat Palestina yang tertindas dalam beberapa tahun yang berbeda, seperti kejahatan rezim pendudukan Zionis di Deir Yassin, Tantura, Kafr Qasim, Sabra dan Shatila, Qana, Kamp Jenin, Gaza, penjajahan dan perampasan rezim Zionis ini tidak hanya gagal menghilangkannya bangsa Palestina, tetapi justru stabilitas dan ketekunan bangsa ini semakin kuat dalam melawan pendudukan rezim Zionis.

Saat ini, di Gaza, rumah-rumah hancur, bangunan-bangunan runtuh, dan menurut laporan, seorang anak Palestina terbunuh dan dua orang terluka setiap 10 menit, tapi bangsa Palestina tidak akan pernah mati. Hal ini bukan hanya sekedar bukti sejarah, tapi juga merupakan hasil peninjauan secara tajam dan adil terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi di Gaza dan di kalangan penduduknya. Di Gaza saudara remaja Palestina mengajarkan kesyahidan kepada adik perempuannya, yang sekarat akibat pemboman Zionis, dan di mana sang ayah, melihat tubuh tak bernyawa dari anak tersebut, menoleh ke putranya yang lain dan tersenyum, “Giliranku selanjutnya”, atau seorang jurnalis Palestina yang kehilangan seluruh keluarganya dalam serangan rezim pendudukan Quds, mengatakan bahwa pidato kami tidak lain hanyalah “Hasbuna Allah wa Ni’mal Wakie”. Seperti biasa, Cukup Allah dan sebaik-baik wakil.

Sementara itu, mungkin lelaki tua Palestina yang berdiri di samping reruntuhan rumahnya, berbicara paling fasih. Orang tua itu tidak mengucapkan lebih dari tiga kalimat, tapi seolah-olah ia telah merangkum seluruh Palestina mulai dari penderitaan dan kebencian hingga pendirian dan perlawanannya. Dimana, setelah rumahnya hancur akibat pengeboman Zionis, di samping reruntuhan rumahnya, dia berkata dengan penuh kebencian, Saya bekerja selama 40 tahun untuk membangun rumah ini, hancur, berkorban untuk Palestina, berkorban untuk Palestina, semua pengorbanan untuk Palestina, semua pengorbanan untuk Palestina.. Kami berdiri.

Senin, 13 November 2023 18:47

Rudal Qiyam 2

 

Republik Islam Iran selama tiga dekade terakhir telah mengambil langkah langkah besar dalam bidang perancangan, pembuatan dan pengoperasian semua jenis rudal balistik.

Sedemikian rupa sehingga Iran kini dianggap sebagai kekuatan rudal terbesar di Asia Barat. Kekuatan rudal tersebut dikembangkan sebagai salah satu elemen kewenangan Republik Islam Iran, dalam rangka mencapai pencegahan strategis. Salah satu keunggulan teknologi ini dapat dilihat pada rudal balistik, dimana Iran telah mencapai keunggulan teknologi di bidang ini dan telah mampu merancang dan memproduksi beragam rudal balistik dengan karakteristik berbeda untuk menghadapi berbagai ancaman, yang mana Itulah sebabnya negara ini menjadi salah satu kekuatan rudal dunia dan kawasan Asia Barat.

Image Caption
Dalam beberapa tahun terakhir, dengan mengandalkan kemampuan dalam negeri dan memanfaatkan secara maksimal kapasitas yang ada dalam interval waktu yang singkat, rudal balistik baru dan kuat seperti rudal Qiyam telah diluncurkan, pengenalan masing-masing rudal tersebut menyebabkan semakin banyak kemarahan musuh-musuh atas kemajuan Iran di bidang pertahanan dan menampilkan lebih besar kemampuan Iran di bidang pertahanan.

Peresmian

Rudal balistik jarak menengah Qiyam diresmikan pada tanggal 20 Agustus 2010, bersamaan dengan peresmian pembangkit listrik tenaga nuklir Bushehr dan di hadapan pejabat pertahanan Republik Islam Iran. Mengingat setiap rudal dan senjata dibuat dengan ide tertentu, maka menurut para panglima militer negara kita, rudal Qiyam juga dibuat dengan ide Shahid Tehrani Moghadam dan untuk menghancurkan rezim Zionis. Rudal Qiyam diuji untuk pertama kalinya dalam manuver Eghtedar-e Velayat ((The Power of Velayat). Rudal Qiyam 1 IRGC telah diproduksi dalam jumlah besar dan berada di lini pertama respons rudal Iran dan merupakan salah satu opsi pertama IRGC dalam serangan rudal jarak jauh.

Spesifikasi

Rudal Qiyam memiliki panjang sekitar 11,5 meter, diameter sekitar 90 cm, dan berat total lebih dari 6 ton. Berat hulu ledak rudal Qiyam diperkirakan sekitar 650 kg. Rudal Qiyam memiliki mesin bahan bakar cair satu tahap, yang dapat mencapai ketinggian penerbangan 200 km menggunakan bahan bakar ini dan mesin satu tahapnya. Jangkauan rudal ini diperkirakan sekitar 800 km. Sekilas, rudal balistik Qiyam sangat mirip dengan rudal Shahab 2, namun Qiyam memiliki dimensi dan panjang yang lebih besar, serta jangkauannya 300 km lebih jauh dari Shahab 2. Selain itu, sekat Shahab 2 yang biasa tidak terdapat dalam struktur rudal Qiyam.

Image Caption
Perbedaan rudal Qiyam dengan rudal balistik lainnya

Perbedaan utama antara rudal Qiyam dan rudal balistik Iran lainnya adalah dihilangkannya blok penstabil tetap dari ujung badannya. Blok ini, yang berbentuk trapesium siku-siku, terlihat di semua rudal balistik Iran. Keluarga Shahab, Qadr dan Sejjil, dan bahkan peluncur satelit Safir dan Simorgh, memiliki peran penting dalam menciptakan stabilitas roket, tetapi dalam rudal Qiyam, tanpa bergantung pada blok yang disebutkan di atas, seluruh tugas menciptakan stabilitas adalah tanggung jawab sistem kontrol dengan aktuator yang sama dipasang pada keluaran propelan bahan bakar cair. Pekerjaan ini memiliki keuntungan seperti pengurangan berat dan membawa refleksi radar, membuat penyimpanan, pengangkutan dan pemuatan di peluncur menjadi lebih mudah.

Fitur ini disebabkan oleh pencapaian tingkat stabilitas rudal dan teknologi kontrol yang lebih tinggi, hanya karena sistem kendali vektor dorong pada keluaran mesin dan pengurangan faktor kesalahan yang signifikan pada rudal ini, termasuk penempatan rudal yang tepat pada peluncur, sistem penargetan dan panduan serta mengurangi turbulensi bahan bakar cair di dalam tangki, dll.

Selain itu, mengingat kebaruan rudal ini pada saat itu, sekitar 14 tahun yang lalu, teknologi canggih dan sistem serba digital mungkin digunakan pada komponen elektroniknya. Hal ini karena hulu ledak dan diameter kedua rudal ini sama, hanya saja sedikit peningkatan panjang dan peningkatan massa 100 kg (1,65% lebih banyak), jangkauannya mencapai 300 km lebih banyak (peningkatan 60%). Rudal Qiyam 1 mencapai ketinggian maksimum 126 km dalam jangkauan maksimumnya.

Hal yang paling menarik dalam gambar tersebut adalah adanya beberapa bagian yang digunakan dalam pembuatan rudal balistik, salah satunya adalah balok-balok kecil yang ditempatkan di pintu keluar mesin yang disebut "Jet Vane", yang ada di bagian akhir rudal dan di bagian output mesin yang memiliki tugas mengubah vektor dorong mesin guna mengubah dan memperbaiki jalur misil. Rudal balistik berat Iran (seperti bahan bakar cair Sejjil dan Qadr, Qiyam, Shahab, Emad dan Qased) tidak memiliki blok kendali pada tubuhnya, dan oleh karena itu, mereka menggunakan "Jet Vane" untuk mengendalikan dan mengubah arah. Di antara rudal Iran yang menggunakan bagian ini di pintu keluar nosel, kita dapat menyebutkan rudal Qiyam, yang menggunakan teknologi jenis ini untuk memperbaiki jalurnya.

Image Caption
Dan bagian lainnya terkait dengan ujung hulu ledak rudal. Ketika kecepatan roket ini melebihi batas 5 Mach, maka akan dihasilkan panas yang sangat hebat pada ujungnya, oleh karena itu jika ujung roket berbentuk titik lancip maka panas yang dihasilkan pada bagian awal akan tinggi dan gesekan yang tinggi menyebabkan ujung roketnya meleleh, yang pada akhirnya akan membuatnya hancur. Oleh karena itu, pada banyak rudal Iran, ujung rudalnya dibulatkan sehingga rudal tidak bermasalah pada kecepatan di atas 5 Mach  dan mampu menahan panas yang sangat tinggi mengingat aerodinamika yang tepat.

Sistem penarik dan pengangkut rudal jarak menengah Iran, termasuk rudal Qiyam, memiliki 12 roda (enam roda kembar) yang ditarik di belakang traktor yang mencakup kompartemen pembawa rudal, sistem vertikal rudal untuk menembak, dan tentunya komando pos di dalamnya untuk penyesuaian, dan memberikan koordinat dan menembakkan rudal.

Rudal Qiyam 2

Informasi baru telah dipublikasikan tentang model baru rudal Qiyam 2, yang menunjukkan bahwa jangkauan rudal ini telah mencapai 1000 km dan kesalahannya mencapai di bawah 50 meter. Prototipe rudal Qiyam, yang dikenal sebagai Qiyam 1, diluncurkan pada tahun 2010 dengan jangkauan 800 km sebagai rudal berbahan bakar cair Iran pertama. Dalam beberapa tahun terakhir, gambar model baru rudal ini dengan hulu ledak yang dapat dilepas juga dipublikasikan, dan sekarang telah ditentukan bahwa dengan menggunakan hulu ledak baru ini, kesalahan tembakan rudal Qiyam berada di bawah 50 meter.

Setelah itu, selama operasi serangan Muharram, gambar model baru rudal Qiyam dipublikasikan, yang menunjukkan bahwa rudal ini dilengkapi dengan empat sinar kecil untuk panduan yang lebih baik, namun sejauh ini belum ada rincian peningkatan jangkauan rudal ini yang diumumkan. Rudal Qiyam baru memiliki jangkauan minimum 100 dan jangkauan maksimum 1000 km. Rudal ini menggunakan hulu ledak dengan berat sekitar 600 kg dan kecepatan rudal ini mencapai 2.935 meter per detik.

Image Caption
Diameter rudal Qiyam 880 mm dan panjang rudal ini 11 meter 846 cm. Selain itu, waktu persiapannya berdurasi 20 menit dan berat akhir misil ini adalah 7029 kg. Rudal Qiyam, sebagai salah satu senjata penting Iran untuk menghalau ancaman pangkalan udara musuh di sekitar negara kita, kini dilengkapi dengan amunisi baru yang dapat meningkatkan kecepatan dan cakupan melumpuhkan pangkalan tersebut.

Fitur yang paling penting dan jelas dari rudal Qiyam:

Sistem anti-rudal musuh tidak akan mampu melacak, mengidentifikasi, dan mengenai rudal Qiyam.
Memiliki peluncur bergerak.
Jangkauannya dapat diubah jika dibutuhkan.
Rudal balistik Qiyam memiliki teknologi stabil yang sangat tinggi, dan oleh karena itu, sayapnya telah dihilangkan untuk mengurangi kemungkinan deteksi oleh radar, fitur ini telah memberikan kemampuan penghindaran radar pada rudal Qiyam.
Biasanya perangkat ujung sayap atau Wingtip device menjadi faktor utama terciptanya keseimbangan dalam memandu rute. Sementara itu, sekat juga sangat penting untuk rudal jarak jauh.
Rudal ini mengenai semua target yang dituju dengan akurasi dan perhatian yang sangat tinggi, sehingga memiliki akurasi yang sangat signifikan di antara rudal serupa.
Rudal Qiyam menghancurkan sasaran melalui hulu ledak berdaya ledak tinggi, dan dalam beberapa tahun terakhir, rudal tersebut juga dilengkapi dengan hulu ledak hujan (rain cap). Jangkauan penerbangannya sekitar 200 km di Qiyam 2.
Kecepatan rudal ini lebih dari 2,5 km per detik, lebih tinggi dari rudal sejenis.

Minggu, 19 November 2023 18:44

Sayidah Zainab, Manifestasi Utuh Perjuangan

 

Tanggal 5 Jumadil Awal 5 Hijriah merupakan hari yang istimewa. Karena saat itu, Sayidah Zainab as lahir di kota Madinah. Pada hari ini sekitar 14 abad yang lalu, rumah Imam Ali bin Abi Thalib as dan Sayidah Fatimah az-Zahra as diliputi kebahagiaan luar biasa karena terlahir seorang putri yang kelak akan menjadi srikandi perempuan.

Ketika Zainab as lahir ke dunia, Nabi Muhammad Saw sedang berada di perjalanan. Sayidah Fatimah kemudian meminta kepada suaminya Imam Ali as untuk memberi nama putri yang baru lahir itu. Namun Imam Ali as memutuskan untuk menunggu Nabi Muhammad Saw kembali dari perjalanan dan memberinya nama.

 Ketika Rasulullah Saw tiba di Madinah, beliau begitu gembira saat dikabarkan kelahiran cucunya ini, dan berkata, "Allah Swt memerintah agar nama anak perempuan ini diberi nama Zainab yang artinya hiasan ayahnya." Rasulullah Saw kemudian menggendong Zainab dan menciumnya lalu berkata, "Saya mewasiatkan kepada kalian semua agar menghormati anak perempuan ini, karena ia mirip Sayidah Khadijah as."

Sejarah kemudian menjadi bukti bahwa Sayidah Zainab as sama seperti Sayidah Khadijah yang menanggung banyak kesulitan demi memperjuangkan Islam. Dengan kesabaran dan pengorbanannya ia mempersiapkan sarana demi pertumbuhan dan kesempurnaan agama ilahi ini.

Sayidah Zainab as adalah sosok perempuan yang dijadikan sebagai simbol keberanian dan ketegaran dalam membela kebenaran. Perannya di Asyura menjadi catatan tersendiri dalam sejarah Islam dan kemanusiaan sepanjang masa. Di tengah puncak kepedihan dan ujian berat, Sayidah Zainab tetap tegar.

Rahasia ketegaran itu adalah keimanan kepada Allah Swt. Apalagi Sayidah Zainab lahir di tengah keluarga suci. Pendidikan suci yang didapatkannya dari kakeknya, Rasulullah Saw, ayahnya, Imam Ali as dan ibunya, Sayidah Fatimah az-Zahra as menjadikan Sayidah Zainab sebagai sosok pemberani dan tegar yang namanya selalu dikenang sepanjang sejarah.

Sayidah Zainab as hidup di tengah keluarga manusia-manusia suci. Di masa hidupnya, putri Imam Ali as dan Fatimah Az-Zahra as mendapat kasih sayang melimpah dari kakeknya, Rasulullah Saw. Beliau juga melihat langsung pengorbanan ibunya, Sayidah Fatimah az-Zahra as dalam menciptakan ketenangan, spiritual dan kasih sayang. Sayidah Zainab pada umur empat tahun menyaksikan pengorbanan keluarganya yang harus menahan lapar dan memberikan makanan ke orang-orang yang membutuhkan demi kerelaan Allah Swt. Ketika dewasa, Sayidah Zainab mempunyai peran penting dalam peristiwa Karbala.


Kedudukan mulia Sayidah Zainab hanya dapat diraih melalui makrifat yang mendalam kepada Allah Swt. Beliau adalah murid ayahnya, Imam Ali as. Sayidah Zainab menyaksikan perilaku mulia Imam Ali as dari dekat.

Jika seseorang berkeyakinan bahwa Allah Swt itu Maha Agung, maka segala sesuatu selainnya adalah kecil. Pandangan ketuhanan Sayidah Zainab seperti inilah yang menyebabkannya tidak ada yang lebih besar dari keagungan ilahi.

Ketika Sayidah Zainab as mencapai usia perkawinan, beliau kemudian menikah dengan Abdullah bin Jakfar, saudara sepupunya. Abdullah dikenal sebagai orang kaya Arab. Namun Sayidah Zainab as menjadi istrinya bukan karena hartanya. Ketinggian derajat Sayidah Zainab membuat beliau tidak membatasi dirinya dalam kehidupan lahiriah.

Untuk itu, Sayidah Zainab dalam pernikahannya dengan Abdullah yang kaya raya, mensyaratkan untuk tetap bisa mendampingi Imam Husein as di seluruh perjalanannya. Karena persyaratan ini, Sayidah Zainab as berada di samping Imam Husein as saat terjadi peristiwa Asyura. Beliaupun menjadi pembela dan penyambung misi Imam Husein as di Karbala. Tanpa peran Sayidah Zainab as, misi Karbala sulit tersampaikan kepada umat saat itu. Bahkan kunci kemenangan gerakan Imam Husein as terletak pada Sayidah Zainab as.

Sayidah Zainab mampu menyampaikan pesan-pesan gerakan Imam Husein as dengan bahasa lugas dan jelas. Dengan berbagai statemennya, Sayidah Zainab mampu menciptakan revolusi di Kufah dan Syam. Kecerdasan dan kepiawaian Sayidah Zainab as merupakan faktor keberhasilan misi dan visinya dalam melanjutkan perjuangan Imam Husein as.

Dalam berbagai riwayat disebutkan bahwa Sayidah Zainab as mendapat makrifat dan ilmu langsung dari Allah Swt. Imam Ali Zainal Abidin as dalam satu perkataannya kepada Sayidah Zainab as mengatakan, "Wahai saudari ayahku, engkau adalah seorang alim tanpa pernah belajar dari seorang guru. Engkau telah memiliki pemahaman hakikat."

Ketauhidan selalu menjadi pijakan kehidupan Sayidah Zainab as, dan kemudian menghantarkan beliau sebagai sosok yang pasrah dan rela di hadapan Allah Swt. Tak salah, ketegaran Sayidah Zainab tak pernah surut dalam kondisi apapun.

Pasca Karbala, Ibnu Ziyad, penguasa Kufah saat itu, kepada Sayidah Zainab, mengatakan, "Apa yang kamu saksikan dari perilaku Tuhan kepada saudaramu, Husein?" Sayidah Zainab menjawab, "Saya hanya menyaksikan keindahan semata." Kemudian Sayidah Zainab mengatakan, "Mereka (para syuhada Karbala) adalah manusia-manusia yang Allah Swt mencatat mereka sebagai orang-orang yang gugur syahid. Mereka sekarang ini telah pergi ke tempat yang haqiqi."


Sayidah Zainab dikenal sebagai Aqilah Bani Hasyim karena makrifatnya yang luar biasa. Aqilah itu adalah sebutan untuk cendekia perempuan. Di masa kanak-kanak, Sayidah Zainab mampu menghafal seluruh khutbah monumental Sayidah Fatimah az-Zahra as.

Pencerahan Sayidah Zainab dalam perjalanan dari kota Sham hingga Madinah bukan hanya karena kehilangan saudara-saudaranya di padang Karbala. Akan tetapi gerakan Sayidah Zainab mencerminkan tekad besar putri Imam Ali as dalam menghidupkan kembali nilai-nilai mulia agama yang terlupakan dan posisi keluarga Rasulullah Saw. Sayidah Zainab benar-benar memanfaatkan kehadiran masyarakat yang membludak di sepanjang jalan yang dilewati rombongan Ahlul Bait as. Seruan Sayidah Zainab sa telah terdengar oleh semua pihak. Tidak ada alasan lagi bagi umat saat itu untuk bersikap diam dalam menghadapi kebatilan dan arogansi para penguasa.

Rombongan keluarga Rasulullah Saw juga digiring oleh pasukan musuh Allah Swt di jalan-jalan Kufah, kota yang pernah berada di bawah pimpinan ayahnya, Ali bin Abi Thalib as. Menggiring rombongan Sayidah Zainab di kota Kufah kian mempercepat tercapainya target gerakan pencerahan Sayidah Zainab as. Di kota Kufah yang pernah menjadi pusat pemerintahan Imam Ali as, keluarga Rasulullah Saw sangat terhormat. Akan tetapi umat saat itu menghancurkan kehormatan keluarga mulia Rasulullah Saw. Sayidah Zainab dengan pidatonya berupaya menyampaikan pencerahan kepada masyarakat yang tidak tahu. Melalui pencerahan Sayidah Zainab as, masyarakat yang jahil atau tidak tahu akan menyadari posisi mulia keluarga Rasulullah Saw. Kondisi saat itu menunjukkan bahwa masyarakat sudah menyimpang jauh dari garis yang ditetapkan Rasulullah Saw.

Peran Sayidah Zainab as merupakan manifestasi utuh amar makruf dannahi munkar. Ketika berhadapan dengan penguasa lalim saat itu, Yazid bin Muawiyah, Sayidah dengan lantang mengatakan, "Wahai Yazid, kekuasaan dan dinasti telah menghilangkan kemanusiaanmu. Kamu adalah penghuni neraka. Laknat atas kamu!!! Kamu telah memerangi ajaran Rasulullah Saw. Ketahuilah, meski sudah mengerahkan semua upayamu, tapi agama tak akan sirna dan akan kekal. Namun kamu akan hancur dan sirna."


Wanita mulia ini menerima tanggung jawab berat dan sulit, namun kesabarannya seperti permata yang menghiasi jiwanya. Bagi Sayidah Zainab as, ketegaran di jalan kebenaran dan pengorbanan di jalan Allah senantiasa indah. Demikianlah setelah peristiwa Asyura, Sayidah Zainab as kepada orang-orang zalim beliau berkata, "Saya tidak menyaksikan sesuatu kecuali keindahan."

 

Beberapa orang secara keliru menganggap rezim Zionis sebagai “apartheid”, namun kata ini tidak dapat menunjukkan identitas mereka yang keji dan anti-manusia sebagaimana adanya.

Kaum apartheid menganggap rasnya lebih unggul dibandingkan ras lain, namun mereka tidak mengingkari kemanusiaan ras lain, sedangkan Zionis pada umumnya tidak menganggap populasi non-Zionis sebagai manusia dan tidak memberi mereka hak untuk hidup.

Apa yang terjadi di Gaza mewakili bencana kemanusiaan besar-besaran dan genosida yang belum pernah terjadi sebelumnya. Selama 75 tahun, kehidupan rakyat Palestina telah dihancurkan oleh rezim ilegal Zionis, dan Zionis telah melakukan kejahatan paling brutal terhadap orang-orang ini. 75 tahun, betapapun berat dan menyakitkannya, tidak pernah dipandang oleh beberapa negara yang mengklaim sebagai pembela hak asasi manusia.

Anak-anak Gaza korban kekejian Israel
Citra Palestina bagi para pendukungnya selalu menjadi bingkai perang militer, penghancuran rumah, pengungsian dan kesyahidan; Namun kenyataannya adalah bahwa rakyat Palestina yang tertindas, bahkan setelah rumah mereka hancur, bahkan setelah hidup dan mati syahid mereka berakhir, masih belum aman dari tangan Zionis dan penganiayaan mereka. Gambar-gambar yang disiarkan mengenai kejahatan yang dilakukan oleh tentara rezim Zionis terhadap rakyat Gaza yang tertindas dan menderita menunjukkan kejahatan yang bahkan ditakuti oleh binatang.

Gaza bahkan disebut sebagai penjara terbuka terbesar di dunia, dan lebih dari 15 tahun diblokade total dari darat, udara dan laut oleh Israel. Selama kurun waktu tersebut, rakyat daerah ini sangat menderita. Tapi hari ini, dengan operasi militer yang dilancarkan Israel terhadap daerah ini, apa yang terjadi di Gaza lebih dari yang digambarkan. Rumah-rumah pemukiman dengan mudah menjadi sasaran militer Israel dan mengakibatkan kematian anggota sebuah keluarga secara bersamaan. Salah satu keluarga yang setelah 16 tahun menunggu, Tuhan akhirnya memberi mereka anak kembar empat, tapi mereka semua gugur dalam serangan terbaru Israel. Sementara sang ayah sangat berduka atas kematian istri dan keempat anaknya tersebut.

Pejabat rezim Zionis dlaam serangan gila-gilaan dan belum pernah terjadi sebelumnya ini berusaha menghapus Jalur Gaza dari peta. Di sisi lain, pemerintah negara-negara Barat sampai saat ini berulang kali mengumumkan dukungannya kepada Israel, dan senantiasa membenarkan serangan rezim penjajah Zionis ini.

Yoav Gallant, Menteri Perang Rezim Zionis, dengan tindakan yang tidak tahu malu, mengumumkan,“Saya memerintahkan blokade total terhadap Jalur Gaza. Tidak ada lagi listrik, makanan atau gas. Semua perbatasan harus ditutup. Perang kita hari ini adalah melawan hewan humanoid." Setelah perintah Menteri Energi rezim Zionis, pengiriman air dari Israel ke Jalur Gaza juga dihentikan, dan kini warga Gaza yang terluka dan anak-anak mereka kekurangan air, gas, listrik dan makanan, sebuah situasi itu tidak adil dalam perang apapun dan melukai hati setiap umat manusia.

Ada yang keliru menganggap Zionis sebagai “apartheid”, padahal istilah ini bukanlah kata yang tepat untuk menggambarkan sifat Zionis dan tidak bisa menunjukkan identitas mereka yang jahat dan anti-kemanusiaan sebagaimana adanya. "Apartheid" adalah kata dalam bahasa Belanda yang mengacu pada salah satu jenis diskriminasi rasial. Istilah ini berasal dari kebijakan diskriminasi rasial yang dilakukan oleh orang kulit putih rasis di bekas rezim Afrika Selatan, yang mereka gunakan terhadap mayoritas penduduk asli kulit hitam di negara tersebut. Pendukung apartheid menganggap ras mereka lebih unggul dibandingkan ras lain dan percaya bahwa ras lain tidak boleh mendapatkan fasilitas dan keistimewaan yang sama dengan ras mereka.

Jelas bahwa apartheid adalah fenomena yang anti-kemanusiaan, kejam dan jahat, namun dibandingkan dengan Zionisme, tingkat kejahatannya lebih rendah. Rezim yang berdasarkan apartheid tidak mengingkari kemanusiaan ras lain, namun menekankan superioritas rasnya sendiri dibandingkan ras lain. Namun, kaum Zionis pada dasarnya tidak menganggap suku dan penduduk non-Zionis sebagai manusia, dan mereka dengan berani percaya bahwa mereka diciptakan untuk mengabdi kepada Zionis dan tidak memiliki hak untuk hidup, serta membunuh dan membantai mereka adalah diperbolehkan dan membunuh mereka seperti membunuh binatang!

Gideon Levy, seorang reporter terkenal dan kolumnis surat kabar Haaretz, menyatakan, "Ada sebuah prinsip yang menjadi landasan bagi kita, orang Israel, meskipun kita melakukan langkah keji dan biadab, tapi kita hidup dalam kedamaian; Prinsip ini adalah dehumanisasi terhadap non-Yahudi; Kami pada dasarnya tidak menganggap non-Yahudi sebagai manusia, sehingga kita mendefinisikan hak asasi manusia bagi mereka!"

Saat ini di Gaza, banyak anak-anak tak berdosa bergelimang darah. Anak-anak terkafani karena kejahatan tinggal di rumah ibunya, dan ibu-ibu yang bukannya menyaksikan tumbuh kembang anaknya malah harus menumpahkan tanah ke atas jenazah anak-anak mereka. Tubuh setiap anak yang tak bernyawa dan berlumuran darah itu sendiri merupakan pemandangan yang akan membakar jiwa manusia, namun nampaknya hal ini malah membuat para tentara pembunuh anak rezim Zionis merasa lebih baik. Mereka gembira dengan menyaksikan kejahatan ini, bahkah mereka merasa berhak mendapat penghargaan karena melakukan hal ini.

Tentu saja, ini bukan pertama kalinya Zionis bangga atas pembunuhan anak-anak mereka. Ketika salah satu pengguna jejaring sosial X menerbitkan statistik tentang pembunuhan anak-anak oleh rezim Israel dan menulis,"Israel telah membunuh 4.000 anak sejak awal pendudukan." Akun Israel dalam bahasa Farsi menulis sebagai tanggapan terhadap pengguna ini, "Jika perlu, kami akan membunuh lebih banyak lagi!". Berdasarkan pengakuan rezim Zionis sendiri, mereka tidak akan pernah menghentikan kejahatan mereka. Dunia anak-anak tidak seharusnya berlumuran darah, dan siapa yang lebih tak berdaya dan tertindas dibandingkan anak-anak?

Moshe Dayan, salah satu komandan militer paling terkenal dari rezim pendudukan al-Quds, memainkan peran efektif dalam pendudukan Palestina dan pembantaian brutal terhadap orang-orang tertindas di negeri ini, dan dikenal karena pertumpahan darah dan kejahatan, khususnya pembantaian perempuan dan anak-anak Palestina. Surat kabar Prancis Expression dalam edisi 12, tertanggal Oktober 2012, mengutip para pejabat rezim Zionis dan menulis, "Moshe Dayan percaya bahwa para pemimpin Israel harus mengadopsi metode yang orang lain akan menganggap mereka sebagai "anjing gila"! Seekor anjing yang dengan ceroboh menyerang, menggigit, dan membunuh siapa pun yang diinginkannya!"

Tak diragukan lagi, mengingat klaim Zionis ini bahwa seluruh etnis pada dasarnya tidak mereka anggap sebagai manusia, apakah tidak boleh dikatakan bahwa para pemimpin negara yang mengakui secara resmi Israel atau ingin menjalin hubungan dengan rezim ini, disadari atau tidak, terlibat dalam kejahatan rezim ilegal ini ? Serta memberi ijin kepada rezim Zionis untuk memperlakukan mereka seperti hewan yang melayaninya ! Manusia yang memiliki hati dan pemerintah yang bertanggung jawab manakah yang bisa berdiam diri menghadapi kekejaman yang begitu kejam ?  Ketidakpedulian otoritas internasional terhadap kejahatan besar ini merupakan ketidakadilan ganda terhadap rakyat Palestina yang tertindas dan jelas merupakan pengkhianatan terhadap kemanusiaan dan peradaban manusia.

Sejak hari Nakba tahun 1948, ketika Zionis mengusir lebih dari ratusan ribu warga Palestina keluar dari rumah mereka, hingga saat ini, rezim pendudukan Zionis telah melakukan kejahatan dan kekejaman yang tak terhitung jumlahnya, namun tidak diragukan lagi, kejahatan menyerang " Rumah Sakit Baptis al-Ahli" yang menyebabkan kematian lebih dari 470 perempuan dan anak-anak yang terluka dan sakit, merupakan titik balik dalam daftar kejahatan terhadap kemanusiaan rezim ini, dan sisi gelap rezim ini dan para pendukungnya akan selamanya tetap ada dalam sejarah.

Tidak diragukan lagi, semua negara yang dengan mengirimkan pasukan militer dan menyediakan segala jenis senjata mematikan serta dukungan politik, mendorong dan mensuport rezim ini dalam pembunuhan massal rakyat Gaza, dianggap sebagai kaki tangan dan mitra dari kejahatan rezim ini dan harus dibawa ke pengadilan yang kompeten dan harus bertanggung jawab terhadap hati nurani manusia dan sejarah dunia. Dalam hal ini, Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Iran menganggap semua negara yang mendukung Israel, terutama Amerika Serikat, terlibat dalam kejahatan ini dan berkata, “Dalam kasus ini, Amerika Serikat jelas merupakan kaki tangan para penjahat; Artinya, dalam kejahatan ini, Amerika terlibat sepenuhnya dalam darah kaum tertindas, anak-anak, pasien, dan perempuan."

Oleh karena itu, aksi demonstrasi anti-Israel oleh berbagai warga negara-negara Eropa dan Amerika menunjukkan puncak kebencian dunia terhadap rezim Zionis dan para pendukungnya. Bangsa-bangsa yang sadar di seluruh dunia bangkit, tua, muda dan anak-anak meneriakkan kebebasan Palestina. Mereka mewarnai tangan mereka dengan warga merah, dan ini merupakan pesan bagi pendukung Israel bahwa mereka ini terlibat dengan Israel dalam pembantaian dan genosida tersebut.

Aksi konsentrasi besar warga di Amerika, Eropa dan Inggris serta berbagai tempat lain, selurunya menunjukkan bahwa hati nurani manusia yang sadar tidak dapat menanggung kejahatan seperti ini. Dan tak diragukan lagi manusia pecinta kebebasan terlepas dari agamanya, pasti akan melawan kezaliman dan penindasan, serta bangkit melawan para tiran. Para pemimpin negara-negara Eropa dan Amerika yang terlibat dalam kejahatan perang rezim penjajah ini, dan tangan mereka ternoda oleh darah perempuan, anak-anak serta warga tak berdaya Gaza, harus bertanggung jawab atas kejahatan besar ini.

 

Seorang penulis Israel dalam sebuah wawancaranya mengatakan, "Dehumanisasi terorganisir terhadap warga Palestina telah membuat kami, orang Israel, nyaman dengan kejahatan apa pun. Karena ketika mereka bukan manusia maka mereka tidak mempunyai hak asasi manusia."

Lebih dari empat puluh hari telah berlalu sejak perang baru-baru ini antara Hamas dan Israel; Sebuah perang yang mana aturan-aturan konflik yang berlaku telah dilanggar dan jumlah kerugian yang diderita oleh orang-orang yang tidak bersenjata dan warga sipil telah meningkat secara mengkhawatirkan. Akibatnya, gambaran menyakitkan mengenai banyaknya korban jiwa warga sipil Palestina telah tercermin di media dan telah melukai jiwa dan perasaan jutaan orang di seluruh dunia.

Namun sebagian besar media Barat tidak menggambarkan penderitaan kedua belah pihak yang bertikai secara seimbang dan tidak memihak, dan dalam perbandingan antara pemberitaan terkait cederanya warga sipil di pihak Israel dan Palestina, posisi terberat secara jelas ke arah yang pertama.

Menurut para pembuat kebijakan dan sponsor media-media tersebut, warga Palestina harus ditampilkan sebagai bangsa yang predator dan tidak beradab yang tidak hanya mengganggu kehidupan indah dan beradab warga Israel dengan operasi teroris mereka, namun juga tidak menunjukkan belas kasihan kepada warga negara mereka dan operasi-operasi seperti meledakkan rumah sakit, mereka memajukan tujuan jahatnya.

Sementara itu, dengan mengangkat persoalan-persoalan sekunder, pertanyaan-pertanyaan mendasar seperti “Dengan hak apa penjajah Barat menawarkan tanah rakyat Palestina kepada Zionis untuk menciptakan tanah air?”, “Atas dasar hukum, politik, dan kemanusiaan apa pendudukan dan pendirian rezim Zionis?", "Mengapa kejahatan dan kebijakan ekspansionis rezim ini tidak berhenti?" atau "Mengapa warga Palestina melawan rezim ini meskipun ada proses normalisasi?" dilupakan dan disembunyikan oleh media-media ini.

Banyak media Barat tidak mengakui fakta dan kemarahan ini. Karena banyak wartawan dan kolumnis yang kini terjebak dalam wabah kegilaan mematikan terbaru di Palestina dan Israel selalu menafsirkan peristiwa-peristiwa tersebut melalui prisma yang sering kali didikte oleh Israel; Apakah mereka mau mengakuinya atau tidak.

Dalam perhitungan mereka, Israel selalu menjadi korban dan bukan pelakunya. Pemahaman mengenai Israel dalam sejarah sangatlah penting. Membaca kehidupan warga Palestina tidak hanya dari masa lalu, tapi juga dari masa kini dan masa depan tidak dihitung, dan mungkin yang paling mengerikan, nyawa dan kematian warga Israel dianggap penting, sedangkan nyawa dan kematian warga Palestina tidak.

Inti dari kebutaan ini adalah doktrin umum yang menyatakan bahwa warga Palestina adalah makhluk yang dapat disingkirkan, sebuah produk sampingan dari hak Israel untuk hidup dan mempertahankan diri. Dalam struktur yang menyimpang ini, warga sipil Palestina tidak dipandang sebagai korban perang yang tidak bersalah, namun merekalah yang paling bertanggung jawab atas kematian dan nasib buruk mereka.

Ra'fat al-Dajani, penulis keturunan Palestina-Amerika mengatakan, "Dehumanisasi terhadap warga Palestina tersebar luas di media Barat." Dengan cara ini, orang-orang Palestina melakukan kekerasan karena karakteristik mereka, karena sifat dan budaya mereka, dan bukan karena kekejaman dan kekerasan rezim pendudukan Israel.

Namun pertanyaannya adalah apa akar dari ideologi ini dan dukungan luas media terhadapnya ?

Dr. Seth Crosby, dosen Universitas Washington saat menanggapi pernyataan penulis Katolik anti-Semit Michael Jones, yang mengatakan bahwa Israel terlibat dalam pembersihan etnis dan ras di Palestina, dengan ideologi genosida ia menjawab, "Genosida harus dilakukan lebih besar lagi; Palestina bukan sebuah etnis, dan Israel bukan menarget manusia." Kalimat-kalimat menakutkan ini hanyalah sebagian dari kenyataan pahit di negeri bernama Palestina. Pemikiran dan ideologi dengan judul dehumanisasi. Namun pertanyaannya, apa yang dimaksud dengan dehumanisasi?

Dehumanisasi adalah penyangkalan terhadap kemanusiaan seutuhnya, disertai dengan kekejaman dan penderitaan yang menyertainya, seolah-olah manusia tidak memiliki kapasitas mental yang biasanya dimiliki manusia. Dehumanisasi berarti tidak memanusiakan orang dan segala tindakan atau pemikiran yang menganggap seseorang lebih rendah dari manusia. Dehumanisasi adalah salah satu jenis hasutan untuk melakukan genosida dan alasan untuk membenarkan perang, pembunuhan, perbudakan dan penyitaan properti Palestina di tanah yang diduduki.

Atas dasar dan ideologi tersebut, rezim Zionis mempermalukan warga Palestina, membunuh mereka, dan mengurung mereka di wilayah kecil seperti sangkar agar suatu saat bisa menaklukkan Palestina melalui pembersihan etnis.

Selain pemikiran para pendiri Zionisme dan orang-orang seperti Theodor Herzl, cabang media Zionisme di seluruh dunia telah mencoba mempersiapkan landasan bagi tragedi semacam itu dengan mempromosikan pemikiran anti-manusia dan menormalisasi pembunuhan. Jika kita meninjau sinema, animasi dan video game, kita akan melihat bahwa banyak produksi yang tergolong dalam kategori kekerasan penuh dengan adegan kekerasan dan pembunuhan serta pertempuran sengit yang berakhir dengan penyiksaan dan terbunuhnya secara kecam orang-orang yang tidak bersalah.

Sementara itu, industri game telah berkembang sedemikian rupa sehingga semua ahli marah atas kekerasan yang ada dan telah memperingatkan berkali-kali. Mereka mengatakan bahwa kekerasan dalam game-game tersebut berbahaya dari dua aspek: pertama, berdampak negatif terhadap jiwa para pemainnya (gamer) yang sebagian besar adalah remaja dan generasi muda, dan di sisi lain menghancurkan keburukan kejahatan dan kekerasan di masyarakat. Hal ini menjadikan melihat adegan kekerasan menjadi hal yang normal.

Apa yang kita masing-masing lakukan setiap hari? Bosan dengan pekerjaan sehari-hari, kami menyalakan ponsel dan menelusuri berita Gaza. Diantaranya ada video dan foto yang +18 atau blur. Sejenak ragu-ragu; Entah kita terbuka atau kita ditolak. Kita sedang duduk di sofa di sudut dunia ini, lelah dan bosan, dan di bawah reruntuhan dan di tanah, jenazah anak-anak kecil dipotong-potong.

Dan jika ini bukan akibat dari film dan game kekerasan, apa alasannya?

Video game merupakan salah satu jenis hiburan modern dimana para gamer menghabiskan 3 miliar jam waktunya bermain di depan monitor komputer. Rata-rata usia gamer adalah 35 tahun. Sementara 72 persen gamer berusia 18 tahun ke atas. Lebih dari 72 persen orang tua anak-anak dan remaja juga menyatakan bahwa video game memberikan efek baik bagi diri mereka dan mengembangkan kreativitas mereka.

Pada saat yang sama, para peneliti menemukan bahwa penembakan dan permainan kekerasan mempunyai dampak negatif terhadap masyarakat dan harus dikendalikan. Studi di bidang permainan kekerasan dan penembakan menunjukkan bahwa jenis genre ini mengubah perilaku dan bahkan jenis penanganan kekerasan yang nyata dan dapat dianggap membahayakan masyarakat.

Sekarang kita berbicara tentang game dan permainan komputer, mari kita dengarkan beberapa berita di bidang ini:

Baru-baru ini, upacara Penghargaan Golden Joystick diadakan dan pemenangnya diumumkan. Peristiwa ini disertai dengan margin yang kebetulan terkait dengan salah satu kekhawatiran terbesar dunia saat ini; Masalah Palestina.

Sebelum upacara, diumumkan bahwa Meghna Jayanth, seorang penulis video game dan desainer naratif, akan memberikan penghargaan untuk penceritaan terbaik. Sebelum upacara, dia mengumumkan di akun penggunanya di X (Twitter) bahwa dia tidak diperbolehkan untuk mengungkapkannya karena teks yang ditujukan oleh organisasi ini sebagai pernyataan politik, dan oleh karena itu dia tidak akan berpartisipasi dalam upacara tersebut.

Meghna Jayant menulis dalam pernyataannya:

Saya telah mengerjakan berbagai permainan sebagai desainer naratif selama lebih dari satu dekade sekarang. Kami membuat game yang diimpikan bersama para pemain kami – ketika mereka membutuhkan perlindungan dari dunia nyata, kami mengundang mereka ke dunia fantasi, membiarkan pemain memasuki kehidupan lain dan mengalami realitas lain....

Kita berkumpul di sini untuk merayakan video game, namun kita semua adalah umat manusia yang hidup di dunia ini dan tidak mungkin ketika kita berada di sini untuk merayakan video game, kita mengabaikan genosida yang terjadi di Palestina, sebuah genosida yang disponsori oleh pemerintah kita (Inggris ). Demi semangat kemanusiaan yang kita semua miliki, saya meminta semua orang untuk bergabung dengan saya malam ini dalam menyerukan gencatan senjata.

Setelah dilarang membaca pernyataan tersebut, Meghna Jayant menulis dalam pernyataan lain kepada penyelenggara acara:

Sebagai seseorang yang beroperasi di bidang ini, saya sangat berharap Anda mempertimbangkan kembali keputusan ini. Saya tidak percaya pekerjaan kita bisa dipisahkan dari politik. Ribuan orang telah terbunuh dalam genosida yang sedang berlangsung di Palestina, dan hal ini dilakukan melalui kerja sama dengan pemerintah kami di Inggris. Di sisi lain, industri kita telah terlibat dalam dehumanisasi orang kulit hitam dan coklat baik dari segi estetika maupun konten—dan sebagai pengembang game, hati nurani saya memaksa saya untuk mengungkapkan hal ini semampu saya.

Kita tidak bisa menghargai kemanusiaan, keberagaman, kebebasan dan perlawanan hanya dalam permainan dan ruang virtual dan tetap diam mengenai konsep-konsep ini di dunia nyata.

Kamis, 23 November 2023 18:39

Hari Basij Mustadha'afin

 

Dalam kalender nasional Iran, 5 Azar diperingati sebagai hari pembentukan Basij Mustadha'afin atas perintah Imam Khomeini, bapak pendiri Republik Islam Iran.

Imam Khomeini dalam buku Sahifeh-ye-Imam, menulis, Basij adalah pohon mulia dan pohon berbuah yang bunganya memberikan aroma musim semi dan kesegaran kepastian serta tradisi cinta. Basij adalah sekolah cinta dan sekolah para saksi dan syahid yang tidak dikenal, yang para pengikutnya meneriakkan seruan untuk mati syahid dan keberanian di karangan bunga yang tinggi. Pohon mulia Revolusi Islam ini didirikan pada 26 November 1979 atau 5 Azar 1358 HS berdasarkan keputusan Imam Khomeini ra, bapak pendiri besar Republik Islam Iran.

Imam Khomeini
Pembentukan Organisasi Nasional Basij

Menyusul perintah Imam ra, dilakukan persiapan pembentukan Basij dengan nama awal “Organisasi Nasioanl Basij”. Beberapa bulan kemudian, pada tanggal 30 April 1980, Dewan Revolusi memberikan status hukum kepada Basij dengan menyetujui “RUU Hukum Pembentukan Organisasi Basij Nasional”. Pasal (1) undang-undang ini menyatakan: “Dalam pelaksanaan keputusan pemimpin revolusi dan pendiri Republik Islam Iran mengenai pembentukan, pelatihan dan mobilisasi tentara berjumlah dua puluh juta orang untuk mencegah dan melawan segala ancaman dan agresi politik, ekonomi, budaya, militer, dan bencana alam, sebuah organisasi yang disebut Organisasi Nasional Basij akan didirikan di bawah pengawasan Panglima Tertinggi dan melekat pada Kementerian Dalam Negeri. Untuk pertama kalinya, tugas organisasi Basij tercantum dalam "RUU Hukum Pembentukan Organisasi Basij Nasional" yang disetujui oleh Dewan Revolusi pada tahun 1980.

Pembantukan Basij Mustadha'fin

Menurut "Undang-undang tentang Integrasi Basij Nasional ke dalam Korps Garda Revolusi Islam" yang disetujui pada bulan Desember 1980 oleh Majlis Islami (parlemen), Basij bergabung dengan IRGC dengan mengubah namanya menjadi "Basij Mustadha'afin". Statuta Basij Mustadha'afin disetujui oleh parlemen pada tanggal Agustus 1982, menurut bab keempat Undang-Undang Statuta Korps Garda Revolusi Islam. Pasal (35) undang-undang ini menyatakan tujuan pembentukan Basij Mustadha'afin adalah untuk menciptakan kemampuan-kemampuan yang diperlukan dalam diri setiap orang yang beriman kepada Konstitusi dan tujuan Revolusi Islam guna membela negara, sistem Republik Islam, dan juga membantu masyarakat ketika terjadi bencana dan kejadian yang tidak terduga.

Dengan dimulainya perang yang dipaksakan pada tahun 1980, masalah pelatihan militer umum dan pembentukan organisasi Basij memecahkan banyak masalah yang dihadapi negara di bidang ini, dan banyak orang terlatih dikirim ke garis depan.

Dalam sejarah Republik Islam, Basij dianggap sebagai salah satu faktor manusia yang paling efektif, dengan kemampuan dan kapasitas yang tak terhitung banyaknya. Peran dan fungsi Basij di bidang keamanan, politik, sosial, ekonomi dan budaya telah menunjukkan efektivitasnya karena kedalaman dan ruang lingkup organisasinya di seluruh negeri.

Basij di awal Islam

Mobilisasi merupakan suatu gerakan sosial yang dapat terjadi pada masyarakat manapun sesuai dengan budaya dan kondisinya. Pada masa-masa awal Islam, ketika terjadi penyerangan oleh orang-orang kafir dan munafik terhadap umat Islam, ketika perintah diberikan untuk membentuk kekuatan tempur melawan mereka, umat Islam akan secara sukarela berkumpul di masjid-masjid untuk memobilisasi kekuatan mereka dalam hal tenaga kerja dan peralatan militer untuk menghadapi musuh. musuh Islam.

Pekan Basij
Berkaitan dengan hal tersebut, Imam Khomeini ra berkata: "Masalah Basij adalah masalah yang sama yang telah terjadi di periode awal Islam. Masalah ini bukanlah hal baru, ini memiliki sejarah dalam Islam, dan sejak tujuan kita adalah Islam, setiap pemuda harus menjadi kekuatan pembela Islam dan semua orang dan siapa pun dalam pekerjaan apa pun harus siap untuk mencegah kekafiran dan invasi asing.»

Pada tahun 1978, rakyat Iran bersatu memulai gerakan dan mendirikan Republik Islam di bawah pimpinan Imam, namun hanya dua bulan setelah kemenangan revolusi, Iran menghadapi kondisi khusus, musuh di beberapa daerah mengincar keamanan negara dan keberadaan revolusi. Tentara dalam kondisi transisi dan gendarmerie perlu direstrukturisasi dan diorganisasi sesuai dengan tujuan revolusi; Korps Garda Revolusi Islam dengan misi militer dan pelengkap tentara serta Komite Revolusi Islam dengan misi polisi dan pelengkap gendarmerie telah memulai misi revolusionernya, namun keempat kekuatan ini tidak mempunyai kemampuan untuk menetralisir semua recana anti-revolusi di dalam kota dan perbatasan. Solusinya adalah dengan menggunakan kapasitas rakyat dan membentuk mobilisasi sipil. Kebetulan Imam Khomeini ra mengemukakan gagasan pembentukan organisasi rakyat Basij Mustadha'afin, dengan kecerdasan dan kebijaksanaan khusus.

Peran Basij selama periode pertahanan suci

Pengalaman praktis pertama Basij adalah membantu Garda Revolusi dan menetralisir konspirasi anti-revolusi. Pada Agustus 1980, dengan invasi tentara Baath Irak ke Iran, kebutuhan akan pengorganisasian kekuatan rakyat yang lebih baik semakin terasa, dan setelah itu, kekuatan rakyat bergabung dengan Basij untuk mendapatkan kehadiran yang besar di garis depan. Dengan mengirimkan Basiji ke medan perang, peran organisasi rakyat ini semakin hari semakin kuat dan banyak Basiji yang ikut serta dalam berbagai operasi seperti Hasrabadan, Fath al-Mubin, Tsamin al-Aimmah, Wal-Fajr 1, Wal-Fajr 8, Karbala 4 dan 5; Mereka menorehkan prestasi besar dengan usaha jangka panjang dan pengorbanan lebih dari 90 ribu syuhada.

Membantu pemerintah dalam urusan pembangunan

Setelah perang berakhir dan selesainya kehadiran militer Basij di garis depan, organisasi yang mengandalkan kekuatan rakyat dan memiliki kapasitas yang besar ini, mengidentifikasi kebutuhan negara saat ini dan memasuki bidang konstruksi dan pembangunan. Kompensasi atas kerusakan yang tersisa dari delapan tahun perang, rekonstruksi daerah-daerah yang dilanda perang, dan pengentasan kemiskinan di daerah pelosok dimasukkan dalam agenda organisasi kerakyatan dan revolusioner ini; Dengan memasuki bidang ketenagakerjaan dan membantu pemerintah memajukan strategi perekonomian, lembaga ini mampu mengambil langkah efektif dalam pembangunan negara.

Selain itu, salah satu fungsi Basij dalam beberapa tahun terakhir adalah membantu pertolongan dan penyelamatan korban luka dalam kecelakaan dan bencana alam, serta bekerja di bidang kesehatan. Sejak awal merebaknya virus Corona, Basij mengambil langkah bersama Kementerian Kesehatan dalam menangani virus Corona dan berperan penting dalam mengurangi kematian pasien Corona di Iran.

Peran Basij dalam perkembangan politik dan budaya

Perlunya mengawal revolusi dan pencapaiannya, mencegah dan menghadapi invasi politik dan budaya musuh, menjadikan kehadiran Basij sebagai teks masyarakat dengan lebih dari puluhan juta anggota aktif dan berpengaruh di bidang perkembangan politik dan sosial masyarakat diperlukan.

Oleh karena itu, pelaksanaan kegiatan kebudayaan, khususnya pasca perang, menjadi puncak kegiatan Basij, dan dengan dua tujuan yaitu menghadapi dan mencegah ancaman yang dirasakan di bidang ini, serta kulturalisasi dan pelembagaan nilai-nilai Islam dan budaya pertahanan suci dan pemikiran Basij, berbagai rencana dan program Itu dilaksanakan di tingkat negara, dan sebagian besar dari mereka, termasuk penciptaan dan perluasan pusat dan organisasi budaya dan pendidikan, dan menangani perang lunak musuh, masih sedang berlangsung.

Basiji
Saat ini, pada tahap kedua revolusi, Basij melanjutkan gerakan majunya dengan kuat, dengan mengandalkan pernyataan Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam; Kini, setelah empat dekade sukses dalam sistem Islam, Basij telah mencapai tingkat kemakmuran yang tinggi dan menjadi model bagi masyarakat dan kelompok perlawanan di wilayah tersebut. Kini pemikiran Basiji telah mengkristal melampaui batas geografis negara kita dalam bentuk perlawanan Islam di kawasan dan di negara lain.

Ayatullah Khamenei, Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam tahun lalu (1401 Hs/2022), dalam pertemuan anggota Basij dalam rangka Pekan Basij, mengemukakan: Seiring dengan fenomena mobilisasi ini di negara kita, maka ada Basij di dunia Islam. Kita juga mempunyai jutaan orang Basij di dunia Islam; Basij yang tidak mengerti bahasa kita, kita juga tidak mengerti bahasanya, tapi bahasa hati kita dan hatinya sama; Orientasi mereka sama dengan kita; di negara yang berbeda; Ini juga merupakan berkah dari Basij.

 

Kapal perusak Deylaman, dari kelas Mouj, adalah capaian terbaru industri pertahanan Iran, yang baru saja bergabung dengan Armada Utara, Angkatan Laut, Militer negara ini.

Deylaman, hari ini, Senin (27/11/2023) secara resmi bergabung dengan Armada Utara, AL Militer Iran, dalam sebuah acara yang dihadiri Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Iran, Mayjen Mohammad Bagheri, Komandan Militer Iran, Sayid Abdorahim Mousavi, dan Komandan AL Militer Iran, Laksamana Shahram Irani.
 
Dibandingkan dengan kapal-kapal perang lain dari kelas Mouj, Deylaman yang merupakan produk AL Strategis Iran, disebut-sebut memiliki sejumlah karakteristik yang berbeda.
 
Laksamana Daoud Qolizadeh, salah satu anggota tim perancang Deylaman, mengatakan, "Deylaman, termasuk kapal perusak dari kelas Mouj, dan perbedaannya dengan kapal-kapal lain dari kelas ini adalah bentuk badan kapal, dan anti-radar."
 
Selain itu, tambah Laksamana Qolizadeh, kapal perusak Deylaman, juga memiliki bobot yang diperkirakan mencapai 1.300 hingga 1.500 ton.
 
kapal perusak AL Iran, Deylaman
"Perbedaan selanjutnya kapal perusak Deylaman, adalah penggunaan menara radar canggih, dan pemasangan radar 'Mata Elang' empat arah yang masing-masing memiliki 1.000 susunan sehingga total terdapat 4.000 susunan," imbuhnya.
 
Menurut Laksamana Qolizadeh, radar kapal perusak Deylaman, dapat mendeteksi 100 target, dan melacak 13 target. Radar ini adalah radar anti-perang elektronik, dan dirancang untuk mendeteksi target-target seperti jet tempur, drone, helikopter, rudal-rudal permukaan ke udara, serta target permukaan lain. 
 
"Radar-radar yang dipasang di kapal perusak Deylaman, memiliki kemampuan untuk melacak target hingga jarak 100 kilometer," ujarnya.
 
Dari sisi persenjataan, kata Qolizadeh, kapal perusak Deylaman, dilengkapi sistem perang elektronik yang lebih baru dengan jarak tempuh lebih jauh, dan daya rusak serta kecepatan yang telah ditingkatkan. 

 

Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei pada November 2015, dalam surat keduanya kepada pemuda Barat, mencela dukungan penuh pemerintah Barat kepada Israel sebagai manifestasi terorisme negara yang paling kejam dan menindas.

Teror dan kekerasan telah bertahun-tahun menjadi tantangan penting bagi masyarakat dunia yang mengancam keamanan dan ketenangan mereka. Kejahatan keji Israel di Jalur Gaza selama beberapa pekan lalu menunjukkan betapa destruktif dan berbahayanya fenomena tidak manusiawi ini. Ayatullah Khamenei pada 29 November 2015, setelah insiden teror di Paris dalam suratnya kepada pemuda barat menjelaskan akar dan faktor penyebaran kekerasan dan terorisme di dunia.

Dalam penjelasannya Rahbar menyebut terorisme sebagai penderitaan bersama dunia saat ini, dan menekankan bahwa pendukung dan penyebar utama fenomena ini dalah pemerintah Barat yang melakukan tindakan apa pun untuk meraih ambisinya. Faktanya adalah bahwa badan intelijen dan spionase dari pemerintah-pemerintah ini telah lama menggunakan teror dan kekerasan untuk merealisasikan kebijakan mereka di negara lain. Misalnya, Dinas Intelijen Amerika (CIA) sejauh ini telah melenyapkan puluhan tokoh yang menentang pemerintah Amerika secara langsung atau melalui agennya. Selain itu, pemerintah Eropa dan Amerika pada masa kolonial, setelah menduduki negara-negara lain, menindas rakyat dan menjarah sumber daya mereka dengan kejam dan kekerasan. 

Setelah Perang Dunia Kedua, Amerika, sebagai kekuatan dunia, melakukan banyak perang terhadap negara-negara lain dan membunuh banyak orang yang tidak bersalah. Ayatullah Khamenei dalam pesannya kepada pemuda Barat pada bulan November 2015 terkait serangan seperti ini terhadap negara-negara Islam termasuk Irak dan Afghanistan, yang saat itu berada pada puncak kejayaannya, mengatakan: “Kampanye-kampanye yang terjadi beberapa tahun terakhir terhadap dunia Islam, yang memakan banyak korban, adalah contoh lain dari logika Barat yang kontradiktif. Selain korban jiwa, negara-negara yang dijajah telah kehilangan infrastruktur ekonomi dan industrinya, pergerakan mereka menuju pertumbuhan dan pembangunan telah terhenti atau melambat, dan dalam beberapa kasus mereka telah mundur beberapa dekade..."

Bagian lain dari surat Pemimpin Tertinggi kepada para muda di negara-negara Barat pada bulan November 2015, membahas mengenai stamdar ganda pemerintah Barat mengenai terorisme dan upaya propaganda untuk menyalahkan umat Islam. Dalam hal ini, beliau menegaskan: “Bagaimana mungkin sampah seperti Daesh (ISIS) bisa muncul dari salah satu agama paling bermoral dan manusiawi di dunia, yang dalam teks fundamentalnya menganggap penghilangan nyawa satu manusia sebagai pembunuhan terhadap seluruh umat manusia?"

Islam adalah agama yang penuh belas kasihan, perdamaian dan persaudaraan, dan kekerasan serta pembunuhan terhadap orang-orang tak bersalah tidak mendapat tempat di dalamnya. Namun pemerintah Barat berusaha memberikan landasan bagi terbentuknya sekte-sekte sesat dan militan seperti Daesh dan Al-Qaeda, yang hanya berpenampilan Islami, agar agama surgawi ini tampak penuh kekerasan dan ekstrem.

Pemimpin Revolusi Islam menunjuk pada Wahhabisme sebagai contoh lain dari sekte sesat dan ekstrim ini, dan dalam surat yang ditujukan kepada pemuda Barat, ia menulis: “Dokumen sejarah Muslim dengan jelas menunjukkan bagaimana persinggungan antara kolonialisme dan pemikiran ekstrim dan tertolak, itu pun di hati suku primitif (Badui), menanam benih ekstremisme di wilayah ini." Di sisi lain, pemerintah Barat menganggap gerakan-gerakan pembebasan dan anti-tirani seperti Hamas, Hizbullah Lebanon, Ansarullah Yaman, dan kelompok militan Irak sebagai teroris dan termasuk dalam jajaran Daesh dan Al-Qaeda, untuk mencoreng citra mereka di mata opini publik dunia, dan mempersiapkan dasar untuk mengambil tindakan terhadap kelompok-kelompok rakyat dan Islam ini.

Saat menyimpulkan bagian dari pesannya kepada pemuda Barat, Ayatullah Khamenei berkata, “Selama standar ganda mendominasi politik Barat, dan selama terorisme terbagi menjadi tipe baik dan buruk di mata para pendukungnya yang kuat, dan selama kepentingan pemerintah lebih diutamakan daripada nilai-nilai kemanusiaan dan moral, maka akar kekerasan tidak boleh dicari di tempat lain.”

Namun bagian penting dari surat berharga Ayatullah Khamenei kepada pemuda Barat ini didedikasikan untuk dukungan penuh pemerintah Barat terhadap rezim pendudukan Zionis sebagai manifestasi terorisme negara yang paling kejam dan menindas. Rezim kriminal ini diciptakan dengan bantuan Inggris dan melanjutkan kehidupannya yang tercela dengan dukungan penuh dari Amerika dan pemerintah barat lainnya. Pada dasarnya, terorisme adalah salah satu fondasi utama rezim Zionis, dan rezim berdarah ini tidak akan mampu berdiri dan bertahan tanpa terorisme.

Setelah berakhirnya Perang Dunia Pertama pada tahun 1918, ketika orang-orang Yahudi mulai berimigrasi ke Palestina untuk membentuk negara Yahudi berdasarkan janji "Arthur Balfour", menteri luar negeri Inggris pada saat itu, dan dengan dukungan dari negara ini (Inggris ), segera kelompok teroris mereka terbentuk. Diketahui bahwa kelompok teroris Hagana, Stern, Irgun dan Betar dapat disebutkan di antara mereka. Kelompok teroris yang kejam ini membunuh warga Palestina dan menyerang rumah serta tempat-tempat penting mereka. Dengan terbentuknya pemerintahan Israel pada tahun 1948 dan pembentukan tentara serta sejumlah organisasi mata-mata dan teroris, khususnya Mossad, pembunuhan menjadi lebih luas dan kejam.

Hanya pada tahun ini (1948), Zionis menghancurkan 531 desa Palestina dan menduduki 700 kota dan desa, dan kelompok teroris mereka membunuh 15 ribu diantaranya dengan 70 serangan brutal terhadap rakyat Palestina. Akibat kejahatan tersebut, lebih dari separuh warga Palestina menjadi pengungsi, dan kini jumlah mereka mencapai 7 juta jiwa. Selain itu, sejauh ini sepuluh ribu orang yang tertindas telah syahid dan ribuan dari mereka menghabiskan masa-masa sulit di penjara rezim Zionis.

Oleh karena itu, Pemimpin Revolusi Islam bertanya kepada mereka dalam suratnya kepada pemuda Barat tentang tindakan Israel: "Apakah Anda mengetahui adanya kekejaman lain sebesar dan berdimensi seperti ini dan dengan kontinuitas waktu di dunia saat ini?" Dengan gambaran ini, kejahatan Israel baru-baru ini di Jalur Gaza harus dilihat sebagai kelanjutan dari kebijakan terorisme negara rezim pendudukan ini, namun dengan intensitas yang lebih besar, yang masih disetujui oleh pemerintah Barat yang menganggap diri mereka sebagai pembela hak asasi manusia.

Namun apa yang menyebabkan rezim Zionis terus terang-terangan melanjutkan teror dan kejahatan adalah pembenaran atas tindakan tak tahu malu yang dilakukan oleh media massa Barat, yang sebagian besar berada di tangan atau di bawah pengaruh Zionis. Media-media ini, dengan segala macam trik propagandanya, tidak hanya menyebut pembunuhan dan penggusuran warga Palestina sebagai hak sah kaum Zionis, namun juga menyebut pembelaan dan perlawanan rakyat serta kelompok perlawanan terhadap rezim Zionis sebagai terorisme.

Selama serangan brutal tentara rezim ini terhadap rakyat tertindas di Gaza, media barat juga mengadopsi pendekatan propaganda seperti itu, namun kedalaman dan cakupan kejahatan mereka, terutama pembantaian ribuan anak-anak Palestina yang tidak bersalah, sangatlah dahsyat sehingga mustahil untuk membelanya. Di sisi lain, meluasnya publikasi berita, foto, dan video mengejutkan atas pembantaian brutal ini menyadarkan dunia akan realitas yang terjadi di Palestina dan Gaza, serta siasat media rezim Zionis dalam membela kejahatannya kehilangan warnanya.

Hasil dari kesadaran dan kebangkitan masyarakat dunia ini adalah demonstrasi besar-besaran mereka di berbagai negara, termasuk negara-negara Barat, untuk mendukung rakyat Palestina yang tertindas dan menentang serta mengutuk rezim Zionis. Kesadaran masyarakat dunia mengenai sifat teroris dan kekerasan yang dimiliki rezim ini dapat dianggap sebagai kegagalan besar lainnya dalam bidang media. Dengan cara ini, meskipun rezim Zionis dibela oleh pemerintah Barat, tampaknya seperti yang telah diprediksi oleh Ayatullah Khamenei, tidak ada banyak waktu tersisa untuk berakhirnya kehidupan rezim teroris ini yang singkat namun penuh bencana.

 

Minggu, 03 Desember 2023 18:37

Basij Menurut Perspektif Rahbar

 

Rabu lalu (29 November 2023) dalam rangka pekan Basij di Iran, sekelompok anggota Basij bertemu dengan pemimpin Revolusi Islam, Ayatullah Khamenei, di Huseiniyah Imam Khomeini ra.

Dalam pertemuan yang diadakan setiap tahun ini, Ayatullah Khamenei memandang Basij sebagai peninggalan berharga Imam Khomeini ra bagi negara dan mengatakan bahwa Imam ra dengan pandangan ke depannya menyadari kebutuhan mendesak akan sebuah kekuatan besar rakyat untuk kekebalan negara, bangsa dan revolusi. Karena revolusi dan negara adalah milik rakyat dan rakyat mampu mempertahankannya lebih baik dari faktor atau elemen lainnya. Logika Basij adalah untuk memaksimalkan kemungkinan perlawanan negara terhadap segala bahaya dan ancaman. Logika yang sama ada saat ini dan logika ini mutakhir.

Keberadaan Basij diperlukan untuk pertahanan menyeluruh baik material maupun spiritual terhadap identitas nasional, keamanan negara, dan kepentingan rakyat. Beliau percaya bahwa rekam jejak Basij selama 40 tahun menegaskan ketepatan sasaran, pandangan ke depan, dan wawasan Imam, dan menekankan bahwa ada saat-saat di negara ini ketika kehadiran Basij sangat menentukan bagi negara; Contohnya adalah pertahanan suci. Tentu saja, jika tidak ada mobilisasi rakyat (Basij), maka hasil perang pertahanan suci akan berbeda dengan apa yang terjadi...peristiwa pertahanan suci adalah demonstrasi besar otoritas kerakyatan negara ini dalam bentuk mobilisasi.

Ayatullah Khamenei seraya menjelaskan bahwa Basij sebuah budaya dan ideologi, mengisyaratkan sejumlah karakteristik kekuatan rakyat ini, termasuk sifatnyanya kerakyatan, keyakintan dan rasa tanggung jawab, revolusioner dan makna sejati revolusi, menyantuni orang lemah, keras dalam menghadapi kezaliman serta memberi pelayanan kepada semua orang. "Saat banjir datang, Basiji berendam di lumpur setinggi lutut dan untuk membersihkan rumah yang terendam banjir, jangan tanya pemilik rumah siapa nama Anda, apa agama Anda, apa mazhab Anda, apa suku Anda, apa kecenderungan politik Anda, ini semua jangan tanya, dia pergi untuk melakukan pelayanan dan pengabdian... ini penting," papar Rahbar.

Ayatullah Khamenei menganggap ciri terpenting Basij adalah aspek transnasional dan lintas batasnya, yang dalam perkataan Imam Khomeini ra diartikan sebagai inti perlawanan global: “Imam menafsirkannya sebagai "inti perlawanan global”; Inilah Basij; Ini bukan Basij kita, ini adalah Basij itu sendiri, tapi ini budaya yang sama yang merealisasikan pembentukan inti muqawama global. Yakni, sekarang Anda melihat contohnya di wilayah kita sendiri... kelompok perlawanan yang sama yang telah diumumkan oleh Imam... kini tengah menentukan nasib kawasan ini; Nasib kawasan kita ini tengah ditentukan oleh inti perlawanan; Contohnya adalah Badai al-Aqsa.

Pemimpin Revolusi Islam lebih lanjut menunjuk pada kegagalan peta Timur Tengah baru oleh Amerika, yaitu peta geografi politik baru yang didasarkan pada pemenuhan kebutuhan dan kepentingan Amerika yang tidak sah. Salah satu tujuan Amerika dalam rencana ini adalah menghancurkan Hizbullah:

“Setelah perang 33 hari, Hizbullah menjadi sepuluh kali lebih kuat. Sekarang saya katakan "sepuluh kali", karena saya berhati-hati; Tapi sebenarnya menjadi lebih kuat dari itu. Mereka ingin menelan Irak, tapi mereka tidak bisa. Kisah Irak adalah kisah yang aneh. Keputusan Amerika adalah mendirikan pemerintahan Amerika di Irak; Mereka menempatkan seorang jenderal Amerika (Jay Garner) sebagai pemimpin... mereka melihat... pekerjaan tidak berjalan dengan baik... mereka menempatkan seorang warga sipil Amerika (Paul Bremer) sebagai pemimpin... mereka melihat hal ini pun gagal, akhirnya mereka menunjuk seorang warga Irak yang bergantung pada mereka (Ghazi Mashal Ajil al-Yawer); Itu tetap gagal dan tidak berlanjut sampai hari ini. Saat ini, inti perlawanan di Irak memasuki isu Palestina dan pemerintah Irak mengambil posisi yang kuat; Artinya, apa yang disebut orang Amerika sebagai “Timur Tengah Baru” berbeda 180 derajat dengan keadaan saat ini. Mereka ingin menelan Irak sekaligus namun tidak bisa, hal itu tidak terjadi. Mereka ingin mengambil alih Suriah, mereka memasukkan proksi mereka atas nama Daesh (ISIS) dan "Front Jabhat al-Nusra" ke dalam kehidupan pemerintah Suriah, selama sekitar sepuluh tahun mereka terus memberikan dukungan, uang (dan) fasilitas, namun mereka gagal. Mereka gagal total [dalam merealisasikan] Timur Tengah baru yang ingin mereka ciptakan.»

Di antara komponen lain dari rencana Amerika yang baru di Timur Tengah, mengakhiri permasalahan Palestina untuk menguntungkan rezim Zionis sehingga tidak ada nama Palestina yang tersisa sama sekali. Namun betapa berbedanya situasi Palestina saat ini dibandingkan 20 tahun lalu. Seperti apa Hamas dua puluh tahun yang lalu, seperti sekarang ini. Ayatullah Khamenei menyatakan bahwa geografi politik di kawasan sedang mengalami transformasi mendasar, namun bukan untuk kepentingan Amerika, melainkan untuk kepentingan Front Perlawanan.

Ayatullah Khamenei mengatakan, “Ya, peta geografi politik Asia Barat telah diubah, namun menguntungkan perlawanan (muqawama); Perlawanan menang. Imam telah memahami dengan benar, dia telah mendiagnosis dengan benar. Inti perlawanan telah mampu mengubah arah pergerakan untuk kepentingannya.... Peta baru yang secara bertahap menguasai wilayah ini memiliki beberapa ciri. Ciri pertamanya adalah de-Amerikanisasi...yaitu, penolakan terhadap dominasi Amerika atas kawasan."

Rahbar menambahkan, pengingkaran dominasi Amerika di kawasan tidak berarti memutus hubungan politik dan ekonomi antara pemerintah negara-negara di kawasan dengan Amerika, namun semakin hari semakin melemahnya dominasi Amerika. Sebuah strategi dan politik yang dikejar Amerika selama bertahun-tahun yakni kebijakan dominasi atas kawasan, sarana utama kebijakan ini adalah dukungan terhadap rezim Zionis... Sejak satu atau dua dekade yang lalu, mereka mengintensifkan kebijakan ini, mereka pergi ke Afghanistan dan Irak dan ingin menguasai wilayah tersebut dengan mendudukinya, [tetapi] mereka tidak bisa. Saat ini, kebijakan dan orientasi di kawasan ini adalah de-Amerikanisasi. Salah satu tanda jelas yang ada di depan mata kita saat ini adalah operasi Badai al-Aqsa. Benar, Badai al-Aqsa bertentangan dengan rezim Zionis, tapi ini adalah de-Amerikanisasi... Arti sebenarnya adalah Badai Al-Aqsa adalah peristiwa yang bersejarah; Ia berhasil mengacaukan tabel kebijakan Amerika di kawasan ini, dan Insya Allah badai ini terus berlanjut akan menghapus tabel kebijakan Amerika di kawasan... De-Amerikanisasi telah dimulai; “Beberapa negara yang seratus persen tunduk pada kebijakan Amerika sudah mulai menemukan sudut pandang terhadap Amerika, seperti yang Anda lihat dan dengar, dan ini akan terus berlanjut.”

Pemimpin Revolusi Islam ini menganggap ciri lain dari perubahan geografi politik di kawasan ini adalah kekacauan dikotomi yang salah dan dipaksakan seperti Arab dan non-Arab, Syiah dan Sunni, legenda bulan sabit Syiah dan bahayanya penyebaran Syiah di kawasan dan mengatakan;

“Itu adalah hal yang tidak relevan yang mereka kemukakan; Ini cambur aduk. Dalam isu badai Al-Aqsa kali ini dan sebelum badai Al-Aqsa, siapa yang paling banyak membantu warga Palestina? Kaum Syiah melakukannya; Syiah Lebanon, Syiah Irak, Syiah Arab, Syiah non-Arab. Dikotomi-dikotomi ini tercampur aduk dan alih-alih dikotomi yang dipaksakan ini, sebuah dikotomi baru telah mendominasi kawasan ini: dikotomi perlawanan dan ketundukan... "Perlawanan" berarti tidak tunduk pada paksaan, dominasi, dan campur tangan Amerika; Ini adalah perlawanan. Sekarang ada orang yang menolak seratus persen, ada yang delapan puluh persen, ada yang lima puluh persen; Bagaimanapun, aliran dan gerakan perlawanan merupakan arus yang jelas di kawasan saat ini, dan titik baliknya adalah “menyerah”, yang memalukan dan mempermalukan bangsa dan pemerintah."

Ayatullah Khamenei mengatakan bahwa ciri lain dari rencana (skenario) baru kawasan ini adalah solusi masalah Palestina, dan itu adalah pembentukan kedaulatan Palestina di seluruh tanah Palestina. Kami mengusulkan referendum untuk Palestina. Referendum adalah logika duniawi dan dapat diterima serta beradab bagi pemerintahan Palestina. Jika inti-inti perlawanan ini mengikuti kemauan, tekad dan keinginan mereka dengan sungguh-sungguh, maka hal ini akan tercapai; Tidak ada keraguan tentang hal ini. Pemimpin Revolusi Islam seraya menyebut perkataan beberapa juru bicara dunia bahwa Iran harus membuang orang-orang Yahudi atau Zionis ke laut adalah sebuah kebohongan, dan mengatakan bahwa orang lain atau sebagian orang Arab yang mengatakan hal tersebut, kami tidak mengatakannya. Kami mengatakan, suara adalah suara rakyat. Pemerintahan yang dibentuk berdasarkan suara rakyat Palestina akan mengambil keputusan.

Pertemuan Basij dengan Rahbar
Ayatullah Khamenei menilai peristiwa Badai al-Aqsa sebagai peristiwa penting dan unik yang menghilangkan nama baik peradaban dan budaya Barat. Baliau berkata: “Tindakan biadab yang dilakukan rezim Zionis… tidak hanya menghilangkan reputasi rezim Zionis itu sendiri, reputasi Amerika… dan beberapa negara terkenal di Eropa, namun juga menghilangkan reputasi peradaban dan budaya Barat.” Kebudayaan dan peradaban Barat adalah peradaban yang sama ketika lima ribu anak syahid dengan bom fosfor, kepala negara tertentu akan berdiri dan mengatakan bahwa Israel sedang membela diri! Apakah ini pembelaan diri? Inilah budaya Barat... Tragedi yang terjadi dalam lima puluh hari terakhir ini merupakan rangkuman kejahatan yang dilakukan rezim Zionis di Palestina selama 75 tahun... Selama tahun-tahun tersebut, mereka selalu melakukan hal ini... pemukiman yang sama yang mereka bangun. Di mana dibangun? Mereka menghancurkan rumah-rumah penduduk, menghancurkan pertanian Palestina, membangun pemukiman Zionis. Jika ada yang melawan, mereka membunuhnya... inilah yang telah mereka lakukan selama 75 tahun. Menurut kami, Badai Al-Aqsa tidak bisa dipadamkan, Insya Allah, dan beri tahu mereka bahwa situasi ini tidak akan berlanjut dengan kehendak dan kekuasaan Tuhan.”

Di akhir pertemuan tersebut, Ayatullah Khamenei mengatakan, "Bertawakallah kepada Tuhan وَمَن یَتَوَکَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ (Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. 65: 3). Semoga Allah Swt melindungi kalian semua.