
کمالوندی
Akibat Berbuat Buruk Kepada Anggota Keluarga
Saad bin Muadz seorang sahabat terbaik Nabi Muhammad Saw. Ketika Sad meninggal dunia, Nabi Saw ikut dalam prosesi pemakamannya dan melakukan shalat jenazah, bahkan beliau turut mengebumikannya.
 
Ibu Saad sangat sedih dengan kematian anaknya. Menyaksikan penghormatan Nabi Saw kepada anaknya, hal itu memaksa dirinya untuk menghadiri pemakaman anaknya. Ia berdiri di dekat kuburan anaknya dan berkata, "Wahai anakku! Rasulullah Saw merelakanmu, semoga engkau mendapatkan surga!"
 
Tapi Nabi Saw berkata kepadanya, "Wahai ibu yang ditinggal anaknya! Bersikaplah tenang. Jangan terlalu percaya diri tentang anakmu. Ia kini dalam kondisi tertekan dan disiksa!"
 
Semua yang hadir di sana, termasuk ibunya terkejut dengan mendengar ucapan Nabi Saw dan berkata, "Wahai Rasulullah! Bukankan Saad merupakan seorang sahabat terbaikmu dan Anda selalu mengingatnya dengan penuh penghormatan? Sekarangpun Anda memakamkannya dengan penuh penghormatan. Lalu bagaimana Anda mengatakan bahwa ia berada di bawah tekanan dan siksa kubur?"
 
Rasulullah Saw bersabda, "Benar. Saad seorang mukmin dan sahabat yang loyal. Tapi selama di rumah, ia memperlakukan istri dan anaknya dengan buruk. Ketahuilah bahwa berbuat buruk dengan anggota keluarga akan mendatangkan kemurkaan Allah!" (IRIB Indonesia / Saleh Lapadi)
 
Sumber: "Sad Pand va Hekayat" Nabi Muhammad Saw.
Hasan Berada di Punggungku
Malam itu Hasan as, cucu Nabi Saw bersama beliau pergi ke masjid. Shalat jamaah telah siap dan Nabi Saw menjadi imam. Tapi kali ini semua yang bermakmum merasa heran, karena dalam salah satu sujudnya, Nabi Saw melakukannya lebih lama dari biasanya. Buat mereka ini satu hal yang aneh. Terlebih lagi beliau sering berkata, "Lakukan shalat berjamaah secara ringkas. Karena mungkin saja ada orang yang sakit atau orang tua yang tidak mampu melakkan shalat berlama-lama..." Tapi kali ini mereka merasa ada sesuatu yang terjadi atau malaikat pembawa wahyu datang kepada beliau.
 
Akhirnya shalat berjamaah pun selesai. Para sahabat Nabi Saw berkata kepada beliau, "Wahai Rasulullah! Apa yang terjadi sehingga Anda melamakan sujud?"
 
Beliau menjawab, "Ketika saya melakukan sujud, anakku Hasan as sedang bermain di sisiku lalu naik ke punggungku dan tidak ingin menurunkannya. Akhirnya saya bersabar agar ia sendiri yang turun kemudian melanjutkan shalat."
Rumah Fathimah Az-Zahra as
Imam Ali as ketika menikah dengan Sayidah Fathimah az-Zahra as hanya memiliki sebuah rumah kecil di samping masjid Nabawi. Rumah ini begitu kecil dan sangat sederhana, sehingga tidak cocok untuk melaksanakan prosesi pernikahan. Oleh karenanya, Nabi Muhammad Saw berkata kepada Ali as, "Usahakan sebuah rumah di dekat sini agar aku dapat menyerahkan istrimu kepadamu."
 
Imam Ali as berkata, "Ada rumah Haritsah bin Nu'man di dekat sini."
 
Nabi Saw berkata, "Saya sudah meminjam beberapa rumah dari Haritsah untuk orang-orang Muhajirin yang tidak punya tempat tinggal. Sekarang saya malu untuk meminjam rumahnya yang lain darinya."
 
Haritsah mendengar percakapan ini dan kemudian mendekati Nabi Saw lalu berkata, "Seluruh hartaku milik Allah Swt dan Rasul-Nya."
 
Nabi Saw kemudian mendoakannya dan berkata, "Malam ini pinjamkan rumahmu kepada Ali dan Fathimah as."
 
Dengan demikian, acara pernikahan berlangsung, sementara Ali dan Fathimah as pergi ke rumah Haritsah. Setelah itu keduanya kembali ke rumah mereka dan memulai kehidupan yang sederhana. Rumah ini terletak di samping masjid Nabawi dan sampai sekarang tempat itu tetap dikenal dengan "Rumah Az-Zahra".
 
Sumber: Sad Pand va Hekayat; Sayidah Fathimah Zahra as
 
Berita Kemunculan Imam Mahdi af
Kebencian warga Kufah akan kezaliman orang-orang Kafir telah sampai puncaknya. Orang-orang yang telah banyak melakukan penindasan waktu itu kepada umat Islam. Oleh karenanya, warga Kufah mendatangi Imam Ali as dan mengadukan ketertindasannya. Mereka berkata, "Sampai kapan kita harus menanggung kezaliman orang-orang Kafir dan tertawan oleh ketamakannya?"
 
Imam Ali as dalam sebuah pidatonya mengajak orang-orang Mukmin untuk bersabar dan berkata, "Ketahuilah bahwa dunia, setelah berpaling dari kita seperti onta yang berang dan tidak mau memberi susu kepada pemiliknya dan menyimpannya untuk anaknya, akan kembali memandang kita dengan penuh kasih sayang... Allah Swt dalam al-Quran berfirman, "Dan Kami hendak memberi karunia kepada orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir) itu dan hendak menjadikan mereka pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi)."[1]
 
Sumber: Sad Pand va Hekayat; Imam Ali as
Nasihat Imam Husein as: Memaafkan
Memaafkan
 
Imam Husein as berkata:
 
"Bila ada seorang yang berucap buruk di telingaku ini, sambil menunjuk telinga kanannya, dan meminta maaf lewat telingaku yang lain, maka aku pasti memaafkannya. Hal ini dikarenakan Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib as menukil kepadaku bahwa beliau mendengar dari kakekku, Rasulullah Saw bersabda, 'Siapa yang tidak menerima permintaan maaf orang lain, baik ia benar atau salah maka tidak akan pernah memasuki kolam al-Kautsar." (Ihqaq al-Haq, jilid 11, hal 431)
 
Satu dari nilai-nilai moral dalam hubungan sosial adalah memberi maaf. Keutamaan akhlak ini dapat mencerabut segala bentuk permusuhan dan menjadi sarana terciptanya persahabatan.
 
Terkadang manusia dalam hubungan sosialnya melakukan perbuatan buruk, tapi setelah berlalu beberapa waktu ia kemudian menyesali perilakunya itu dan meminta maaf. Sudah selayaknya seorang mukmin dengan wajah tersenyum menerima permintaan maaf saudaranya itu dan melupakan kesalahannya, sehingga persahabatan dan kasih sayang menggantikan tempat kedengkian dan permusuhan.
 
Para Imam Maksum as dengan maqam dan derajat spiritual yang tinggi bukan saja tidak menuntut orang-orang yang menistakan mereka dikarenakan ketidaktahuan atau memang punya maksud tertentu, bahkan mereka diperlakukan dengan baik dan penuh kasih sayang. Dengan demikian, kita sebagai Syiah dan pengikut mereka harus menjadikan para Imam Maksum as sebagai teladan dalam berbuat.
 
Sumber: Pandha-ye Emam Hossein.
Nasihat Imam Husein as: Memperhatikan Tetangga
Memperhatikan Tetangga
 
Imam Husein as berkata:
 
"Tetangga adalah keluarga." (Tarikh Ya'qubi, jilid 2, hal 246)
 
Dalam agama Islam, tetangga memiliki kedudukan yang khusus dan banyak perintah agar orang mukmin berbuat baik dan menyayangi tetangganya. Allah Swt dalam al-Quran berfirman, "Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu." (QS. an-Nisa: 36)
 
Begitu juga dalam sebuah riwayat dari Rasulullah Saw disebutkan, "Barangsiapa yang beriman kepada Allah Swt dan Hari Kiamat, maka hendaknya ia tidak mengganggu tetangganya." (Bihar al-Anwar, jilid 43, hal 62)
 
Imam Husein as dalam ucapannya ini menyamakan tetangga dengan keluar sendiri. Karena sebagaimana manusia diperintahkan untuk berbuat baik dan menyayangi keluarganya, perintah yang sama juga terkait tetangganya.
 
Sumber: Pandha-ye Emam Hossein.
Nasihat Imam Husein as: Menjaga Rahasia Orang
Menjaga Rahasia Orang
 
Imam Husein as berkata:
 
"Rahasia orang lain adalah amanat." (Tarikh Ya'qubi, jilid 2, hal 246)
 
Semua manusia memiliki rahasia dan tidak ingin rahasianya itu diketahui orang lain. Rahasia ini terkadang pribadi, keluarga dan terkadang sosial dan ada hubungan dengan pekerjaan dan kehidupan. Rahasia orang lain merupakan amanat dan kita harus menjaganya. Karena terkadang kesembronoan kecil dapat membahayakan kehormatan dan kedudukan sosial orang lain atau menciptakan kebencian dan pertengkaran di antara masyarakat, dimana tidak mungkin memperbaikinya dengan mudah.
 
Oleh karenanya, sangat tepat bila kita benar-benar teliti menjaga amanat yang berupa rahasia orang yang disampaikan kepada kita.
 
Sumber: Pandha-ye Emam Hossein.
Nasihat Imam Husein as: Tidak Berbuat Zalim
Tidak Berbuat Zalim
 
Imam Husein as berkata:
 
"Jangan menzalimi seseorang yang tidak memiliki penolong selain Allah." (Tuhaf al-Uqul, hal 251)
 
Menzalimi orang lain di mana dan kapan saja merupakan perbuatan buruk dan tidak boleh dilakukan. Tapi menzalimi orang tertindas dan sendiri merupakan perbuatan yang sangat buruk dan pelakunya akan mendapat balasan azab ilahi yang sangat pedih. Selain itu, teriakan dan pengaduan yang disampaikan di dada orang yang tertindas akibat kezaliman yang dilakukan terhadap mereka akan bangkit dan menghantui kehidupan duniawi dan ketenangan si pelaku kezaliman.
 
Sejarah dengan baik telah menunjukkan kenyataan ini, bahwa perbuatan zalim yang dilakukan kepada orang tertindas yang tidak memiliki penolong selain Allah akan mendapat balasan setimpal. Bagaimana dalam sejarah disebutkan istana penguasa terkuat dapat hancur dalam waktu yang singkat dan saat ini yang tersisa hanya nama mereka.
 
Sumber: Pandha-ye Emam Hossein.
Nasihat Imam Husein as: Berbuat Baik Kepada Semua Orang
Berbuat Baik Kepada Semua Orang
 
Ada seorang berkata kepada Imam Husein as, "Berbuat baik kepada orang yang tidak layak merupakan perbuatan yang sia-sia."
 
Mendengar itu Imam Husein as langsung berkata, "Tidak demikian! Berbuat baik sama seperti turunnya hujan yang mengenai orang baik dan buruk." (Tuhaf al-Uqul, hal 250)
 
Manusia tidak boleh berpikiran bahwa bila ia memberi sesuatu kepada orang yang berperilaku buruk, berarti perbuatan baiknya akan sia-sia. Sesuai dengan ucapan Imam Husein as, berbuat baik itu laksana hujan yang mengenai siapa dan apa saja dan mempengaruhi semua orang. Karena bila orang yang dibaiki itu merupakan hamba Allah yang layak dan baik, maka perbuatan baik kita sudah pada tempatnya. Tapi bila orang itu tidak baik, maka kita tetap mendapat pahala dari perbuatan kita dari Allah Swt.
 
Pada prinsipnya, salah satu cara untuk memperbaiki dan membimbing orang-orang yang tidak baik adalah lewat berbuat baik kepadanya. Dengan memberikan sesuatu atau berperilaku baik kepadanya dapat menarik perhatiannya kepada kita dan perlahan-lahan dapat diajak untuk berbuat baik. Dalam sejarah kehidupan Ahlul Bait as banyak dijumpai kejadian yang semacam  ini.
 
Sekaitan dengan pahala berbuat baik kepada masyarakat, Imam Husein as berkata, "Barangsiapa yang menyegerakan berbuat baik kepada saudaranya, maka keesokan harinya ia akan menyaksikan hasilnya. Orang yang membantu saudaranya karena Allah, maka Allah Swt akan membalasnya ketika ia membutuhkan sebelum orang lain membantunya dan menjauhkan musibah darinya. Sementara orang yang menghilangkah kegalauan hati seorang mukmin, Allah Swt pasti menghilangkah kegalauan dan masalahnya baik di dunia maupun di akhirat. Seseorang yang berperilaku baik dengan orang lain, Allah Swt akan memperlakukannya dengan baik pula dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik." (Kasyf al-Ghummah, jilid 2, hal 29)
Sumber: Pandha-ye Emam Hossein.
Tekad Suriah untuk Membasmi Teroris
Presiden Suriah menegaskan kembali berlanjutnya perang melawan teroris Takfiri dan operasi pembersihan negara itu dari para teroris internasional.
 
Bashar al-Assad menegaskan hal itu ketika mengunjungi tempat-tempat penampungan para pengungsi Suriah di luar Damaskus terutama di penampungan Dweirdi kota Adra pada Rabu (12/3).
 
Ia mengatakan, pemerintah dan militer Suriah akan melanjutkan perang melawan teroris yang telah melakukan kejahatan mengerikan dan anti-kemanusiaan, serta menyebabkan warga Suriah terpaksa meninggalkan rumah-rumah mereka.
 
Selama beberapa pekan terakhir, para pejabat Damaskus mengkaji berbagai persoalan dan kebutuhan para pengungsi Suriah. Mereka juga berusaha membantu untuk mengembalikan para pengungsi ke rumah-rumah mereka.
 
Sementara itu, situasi di kamp-kamp pengungsi lainnya seperti kamp pengungsi Palestina di Yarmuk belum aman dan stabil. Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina(UNRWA) telah memperingatkan tentang krisis kemanusiaan di kamp-kamp pengungsi Palestina di Yarmuk dan pinggiran selatan Damaskus.
 
Juru bicara UNRWA Chris Gunness dalam wawancara dengan radio PBB menyinggung berlanjutnya bentrokan dan blokade kelompok-kelompok teroris terhadap kamp Yarmuk. Ia mengatakan, instabilitas ini telah menyebabkan terhentinya distribusi bantuan kemanusiaan sejak 10 hari lalu.
 
Sejak masuknya kelompok-kelompok teroris ke kamp Yarmuk dan pecahnya bentrokan di kamp tersebut, proses pengiriman bantuan kepada ribuan pengungsi Palestina di kamp Yarmuk terhenti.
 
Selama setahun lalu ketika para teroris dari berbagai negara asing aktif di Suriah, "pembunuhan dan kelaparan" dijadikan sebagai alat perang bagi para teroris untuk mengusir warga supaya meninggalkan kota-kota tempat tinggal mereka.
 
Blokade kamp Yarmuk adalah termasuk dari contoh kebrutalan dan kekejaman kelompok-kelompok teroris Takfiri yang menyebabkan para pengungsi kelaparan dan menimbulkan tragedi kemanusiaan di sana.
 
Warga sipil yang berusaha untuk mencari makanan menjadi sasaran empuk peluru-peluru militan Takfiri. Amnesty internasional dalam laporannya berjudul "kejahatan perang terhadap warga sipil yang  diblokade" menyebutkan bahwa ratusan pengungsi di Suriah meninggal dunia akibat kekurangan makanan dan obat-obatan.
 
Dewan Keamanan PBB pada bulan Februari mengesahkan sebuah resolusi dan menuntut semua pihak bertikai di Suriah untuk mengakhiri pengepungan kamp Yarmuk guna menyelamatkan para pengungsi.
 
PBB baru-baru ini berhasil mengirim sejumlah bantuan makanan dan obat-obatan ke kamp Yarmuk, namun bantuan tersebut terpaksa dihentikan setelah gencatan senjata berakhir.
 
Sejak pecahnya krisis di Suriah, berbagai operasi teroris yang didanai dan dipersenjatai oleh Barat dan sejumlah negara Arab telah menyebabkan ratusan ribu warga Suriah tewas dan terluka.
 
Suriah adalah korban kerakusan segitiga Barat, rezim Zionis Israel dan Arab Saudi. Jutaan pengungsi di dalam dan luar Suriah merupakan korban kelambanan PBB dalam menyikapi para penghasut perang dan tragedi yang telah merampas kehidupan rakyat Suriah.