
کمالوندی
Berhenti Puja Selebriti-Selebriti yang Bungkam atas Kejahatan Israel!
Selain aktifnya kampanye boikot Israel, ternyata ada kampanye lain yaitu menindak para selebriti dan influencer yang bungkam atas kejahatan-kejahatan Israel, terhadap Palestina.
Kejahatan-kejahatan luas terhadap warga Palestina, di Jalur Gaza, telah memperluas front perlawanan dalam menghadapi Israel, di arena internasional.
Bangsa-bangsa dunia di Barat dan Timur, secara spontan berusaha memboikot produk Israel, dan produk perusahaan-perusahaan yang memiliki hubungan erat dengan Israel, sehingga mengancam perekonomian Israel.
Kampanye Boikot, Divestasi dan Sanksi, BDS, setelah aktif selama sekitar 20 tahun, kembali menjadi pusat perhatian di seluruh penjuru dunia. BDS meminta para pendukungnya untuk tidak mendatangi pusat-pusat budaya Israel.
Kampanye ini juga menyeru masyarakat dunia untuk tidak bekerja sama dengan universitas-universitas, dan pusat pendidikan serta riset Israel, yang diduga mendukung narasi-narasi anti-kemanusiaan terkait rakyat Palestina, dan Wilayah pendudukan.
Salah satu strategi gerakan BDS adalah mendorong para pemusik, seniman, dan para selebriti untuk tidak melakukan kunjungan ke Israel.
Di awal November 2023, tiga warga Palestina, naik podium di festival film dokumenter di Amsterdam, dan mereka membawa plakat bertulisakan "From the River to the Sea, Palestine will be Free". Mereka mendapat dukungan luas orang-orang yang menghadiri acara itu.
Surat kabar Rezim Zionis, Haaretz, dalam salah satu laporannya melaporkan, "Boikot kebudayaan atas Israel, di dunia terus mengalami peningkatan."
Kampanye menindak para selebriti dunia yang membisu menyaksikan kejahatan Israel, terhadap rakyat Palestina, dimulai saat festival kesenian Met Gala 2024.
Met Gala atau yang dikenal juga sebagai Costume Institute Gala adalah acara amal tahunan yang diselenggarakan oleh Anna Wintour, pemimpin redaksi Vogue Amerika Serikat, serta Museum Seni Metropolitan di New York.
Kejadiannya bermula ketika video para artis Hollywood, dan penyanyi terkenal dunia ditampilkan tengah mengenakan pakaian-pakaian mewah di atas karpet merah pada acara tahunan Met Gala, yang memicu kemarahan netizen dunia. Pasalnya pada saat digelarnya acara berbiaya mahal ini, berita dan video serangan Israel, ke Rafah, tengah ramai diberitakan media. Banyak masyarakat dunia yang menganggap pagelaran acara Met Gala, sebagai upaya menutupi kejahatan yang tengah terjadi di Gaza.
Di sisi lain, Haley Kalil, mantan model Amerika, merespons kelaparan yang dirasakan anak-anak Gaza, dengan mengatakan, "Biarkan mereka memakan roti."
Kata-kata ini memicu kemarahan luas di dunia maya, dan mereka menjadikan Haley Kalil, sebagai orang pertama yang diadili di bawah pisau Guillotine Digital.
Haley Kalil, adalah seorang model dan influencer yang sebelum acara Met Gala, mengunggah video tentang dirinya yang mengenakan pakaian Abad ke-18, seperti Marie Antoinette, Ratu Prancis, terakhir yang dieksekusi oleh kaum revolusioner di bawah Guillotine.
Apa yang menyebabkan kemarahan para pengguna media sosial dunia karena Haley Kalil, mengutip kata-kata Marie Antoinette. Di buku-buku sejarah disebutkan ketika orang-orang Prancis, kelaparan, Marie Antoinette, justru hidup bermewah-mewahan, di dalam istananya.
Ia kemudian mempertanyakan ketidakpuasan masyarakat Prancis, saat itu, dan ketika dikatakan kepadanya masyarakat protes karena tidak punya roti, ia menjawab kalau begitu makanlah biskuit.
Tidak lama setelah itu, para pengguna internet dunia menggagas kampanye "Guillotine Digital" sebagai tambahan atas kampanye-kampanye sebelumnya. Bersamaan dengan ini, demonstrasi mahasiswa di kampus-kampus AS, juga semakin besar dan luas.
Sekarang puluhan akun media sosial di TikTok, dan platform-platform lainnya seperti Instagram, dan X, mengajak para netizen untuk berhenti menyembah "Berhala Modern", yaitu memuja para selebriti dunia.
Gerakan ini meyakini bahwa jumlah pengikut biasanya menjadi simbol pengaruh dan popularitas para bintang yang membuka potensi mendapatkan keuntungan bagi orang-orang terkenal. Maka dari itu dengan menutup atau berhenti mengikuti akun mereka, kita dapat menunjukkkan tanggung jawab moral dan kemanusiaan kepada mereka.
Di sisi lain, surat kabar Rezim Zionis, Haaretz menulis,
Undangan terhadap para peserta festival tahunan penulis di Israel, dan sebelumnya juga penyelenggaran putaran ke-19 festival ini, bermasalah karena penentangan luas akibat masalah politik.
Menurut Haaretz, para kolumnis dunia terutama para penulis muda, menolak buku-bukunya diterjemahkan ke bahasa Ibrani, dan menolak untuk diterbitkan di Israel.
"Fenomena yang tengah berkembang luas adalah, Israel, ditolak di dunia, dan para pelancong Israel, terpaksa menyembunyikan identitas supaya tidak ditolak," ungkap Haaretz.
Dewan Gereja Dunia Kritik Kelanjutan Genosida Israel di Gaza
Dewan Gereja Dunia (WCC) mengkritik berlanjutnya kejahatan israel di jalur Gaza, serta menyerukan gencatan senjata segera dan pengiriman bantuan kemanusiaan tanpa syarat.
Menurut Al Jazeera, Dewan Gereja Dunia (WCC), yang berkantor pusat di Swiss dalam sebuah pernyataan hari Selasa (11/6/2024) mengatakan,
Perang dan penderitaan di Jalur Gaza disebabkan oleh karakter buruk dari tindakan tentara Israel di wilayah, dan kegagalan untuk mematuhi prinsip-prinsip dasar hukum humaniter internasional dan moralitas.
"Gencatan senjata akan mengakhiri penderitaan ini, dan kami menyerukan akses tanpa syarat terhadap bantuan kemanusiaan dan mengirimkan bantuan yang cukup kepada orang-orang yang membutuhkan dan dimulainya proses politik yang berarti bagi masyarakat di kawasan untuk hidup dalam damai dan bermartabat," kata Dewan Gereja Dunia.
Lebih dari delapan bulan berlalu sejak dimulainya agresi rezim Zionis ke Jalur Gaza tanpa hasil dan prestasi apa pun, rezim Zionis kian hari semakin tenggelam dalam krisis internal dan eksternal.
Lebih dari delapan bulan berlalu sejak dimulainya agresi rezim Zionis ke Jalur Gaza tanpa hasil dan prestasi apa pun, rezim ini semakin hari semakin tenggelam dalam krisis internal dan eksternal.
Selama periode ini, rezim Zionis tidak mencapai apa pun selain pembantaian, penghancuran, kejahatan perang, pelanggaran hukum internasional, pemboman organisasi bantuan, dan kelaparan di wilayah Gaza.
Lebih dari 37.000 orang Palestina gugur dan sekitar 85.000 lainnya terluka dalam serangan tentara rezim Zionis di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023.
Lembaga Kanada Peringatkan Potensi Perang Saudara di Amerika
Sebuah pusat penelitian Kanada memperingatkan kemungkinan perang saudara di Amerika Serikat.
Situs Politico melaporkam bahwa lembaga studi Kanada, Policy Horizons Canada (PHC) mengumumkan perlunya kesiapan Ottawa untuk menghadapi potensi perang saudara di Amerika Serikat dengan mempertimbangkan keadaan polarisasi dan perselisihan internal di negara tetangganya ini.
Dalam laporan musim semi berjudul “Disruptions on the Horizon,” Policy Horizons Canada mengungkapkan potensi pecahnya perang saudara di Amerika sebagai skenario yang harus dipertimbangkan oleh pemerintah Kanada.
Lembaga ini telah meminta pihak berwenang Ottawa untuk memikirkan solusi atas skenario ini dan bersiap menghadapi konsekuensinya.
Pada bagian laporannya disebutkan disebutkan, “Jika perpecahan ideologi di Amerika Serikat meningkat dan demokrasi melemah, maka ketegangan dan konflik internal mempunyai tidak mereda, maka akan membawa negara ini ke dalam perang saudara."
Laporan Policy Horizons Canada menyurvei ratusan pakar dan pejabat pemerintah tentang peristiwa-peristiwa mengganggu yang sebaiknya dipersiapkan oleh Kanada. Kemudian, penulis mengklasifikasikan skenario tersebut berdasarkan kemungkinan terjadinya, seberapa cepat hal tersebut akan terjadi, dan seberapa besar kekacauan yang mungkin terjadi.
Mengenai potensi skenario perang saudara, bergantung pada “bagaimana seseorang mendefinisikan perang saudara.”
Catherine Beaudry, seorang profesor di Politeknik Montréal yang menganalisis laporan panel Policy Horizons pada bulan Mei menyampaikan pandangan yang lebih skeptis.
Nilai dari laporan “Gangguan”, dalam pandangan Beaudry, adalah menyusun jaringan peristiwa-peristiwa hipotetis yang perlu dipersiapkan, sehingga para ahli dan pejabat dapat melihat bagaimana hal-hal tersebut saling berhubungan, dan bagaimana menangani satu skenario sejak dini dapat membantu mengatasi skenario lainnya di kemudian hari.
Banyak skenario dalam laporan tersebut, menunjukkan pentingnya penguasaan teknologi baru seperti: ancaman serangan siber yang melumpuhkan infrastruktur penting, seperti layanan darurat yang kewalahan hingga mencapai titik kehancuran, dan pemerintah perlu mengkalibrasi prioritasnya berdasarkan potensi-potensinya.
Media AS Usung Kudeta Militer di Iran Pasca Insiden Kecelakaan Pesawat Presiden Raisi
Majalah Amerika Serikat, The Hill memuat opini Shahrazad Ahmadi mengenai sebuah upaya untuk menggambarkan situasi politik di Iran sebagai situasi kritis pasca insiden kecelakaan helikopter presiden Iran.
Opini berjudul "Pemilu Iran dapat menimbulkan kudeta militer lainnya" diterbitkan di situs The Hill yang berisi provokasi mengenai kudeta militer di Iran.
Shahrzad Ahmadi, adalah profesor sejarah di Universitas St. Thomas, dengan spesialisasi di Iran dan Irak. Dia berasal dari Iran dan melayani kepentingan pemerintah Amerika melawan Iran.
Ahmadi memulai tulisannya dengan dasar asumsi yang aneh dan berlanjut hingga akhir mengenai "Stabilitas Republik Islam pasti dipertanyakan".
Tampaknya, ia merasa jika menggunakan kata “pasti”, maka premis yang belum terbukti di atas akan terbukti. Namun semua bukti dan petunjuk menunjukkan bahwa peralihan kekuasaan dari pemerintahan sebelumnya ke pemerintahan saat ini berjalan sesuai rencana, dan tentunya berdasarkan konstitusi Republik Islam Iran yang telah disetujui beberapa dekade lalu.
Di bagian lain tulisannya disebutkan bahwa perubahan tak terduga telah terjadi di Republik Islam. Sebab kini tokoh-tokoh pro-rezim sedang bersaing memperebutkan posisi presiden. Meskipun penulis mengklaim bahwa perubahan tak terduga telah terjadi di Republik Islam, tapi alasan klaim ini adalah persaingan tokoh-tokoh pro-rezim untuk mendapatkan posisi presiden.
Namun, Ahmadi mungkin lupa bahwa para kandidat elektoral dalam sistem politik apa pun adalah orang-orang yang telah menerima struktur politik negara tersebut dan bersaing berdasarkan konstitusi negaranya. Persaingan yang terjadi di berbagai belahan dunia semakin memanas dan bahkan menegangkan, namun prosedur ini sama sekali tidak menunjukkan betapa mendesaknya situasi tersebut bagi sistem politik mana pun.
Di bagian lain tulisannya, Shahrzad Ahmadi, menafsirkan tokoh Iran yang dibunuh maupun diteror oleh AS dan rezim Zionis sebagai korban Republik Islam dan tidak menyebutkan keterlibatan rezim Israel dan AS dalam kejahatan tersebut. Sikap penulis terhadap sistem politik yang sah seperti ini menunjukkan bias dan kedengkian penulis dan situs The Hill yang menerbitkan catatan ini.
Kesyahidan Haji Qassem Soleimani, komandan Pasukan Quds, Syahid Brigadir Jenderal Mohammad Reza Zahedi dan Brigadir Jenderal Mohammad Hadi Haji Rahimi, penasihat militer Iran di Suriah, serta Sayid Ebrahim Raisi, presiden kedelapan Republik Iran, adalah nama-nama yang disebutkan dalam tulisan bias ini. Lebih lanjut dikatakan bahwa hanya ada satu anggota penting yang tersisa yang dapat dipertahankan oleh semua anggota, yaitu pemimpin Iran, Sayid Ali Khamenei.
Kita harus bertanya kepada penulis catatan situs The Hill, bagaimana setiap orang dapat mempertahankan pemimpin ketika satu-satunya anggota kunci yang tersisa adalah dirinya sendiri? Selain itu, pertanyaan yang dapat diajukan adalah, mengapa hanya komandan militer Iran yang menjadi satu-satunya dan komandan militer Iran lainnya bukan merupakan anggota kunci yang tersisa dalam struktur politik Iran?
Selain itu, penulis catatan tersebut mengklaim dalam prediksi kekanak-kanakannya bahwa setelah pemimpin Republik Islam saat ini, putranya Sayid Mojtaba Khamenei akan menjadi pemimpin Iran. Sebuah klaim yang mustahil, yang membuat masyarakat Iran menertawakannya, sekaligus menunjukkan tingginya ketidaktahuan penulis terhadap struktur pemilihan kepemimpinan di Iran dan status politik keluarga pemimpin revolusioner Iran.
Di akhir catatan ini, dengan membandingkan pemakaman Sayid Ebrahim Raisi dengan pemakaman Letjen Soleimani yang terjadi lima tahun sebelumnya, disebutkan bahwa lebih sedikit orang yang mengikuti prosesi duka ini dan menurut penulis hal ini menunjukkan bahwa modal sosial Republik Islam telah menurun. Padahal faktanya, di beberapa kota seperti Mashhad, prosesi duka pemakaman Ayatullah Raisi lebih ramai dibandingkan pemakaman Sardar Soleimani.
Pada akhirnya, catatan ini jauh dari analisis yang bijaksana, yang didasarkan pada pendengaran pribadi dan keinginan serta ilusi gerakan ekstremis anti-Iran di Amerika yang tidak memiliki pemahaman yang benar tentang berbagai kejadian di Iran. Sebuah catatan yang tidak bersandar pada fakta atau dokumen dalam klausul apapun dan hanya sekedar alat untuk menunjukkan kebencian penulis dan majalah Hill terhadap Republik Islam Iran.
Perlu dicatat bahwa kudeta militer tahun 1953 di Iran, yang dikenal sebagai kudeta 28 Agustus, adalah penggulingan perdana menteri terpilih, Mohammad Mossadegh oleh Amerika Serikat dan Inggris, dengan menggunakan unsur-unsur berpengaruh dalam tentara Iran demi mempertahankan pemerintahan despotik kerajaan yang bergantung pada Barat, Mohammad Reza Shah Pahlavi.
Sekilas Perkembangan Iran
Perluasan hubungan Tehran-Beijing, penekanan Iran atas pemanfaatan seluruh kapasitas negara-negara Islam untuk menghentikan kejahatan Zionis, pertumbuhan perusahaan berbasis pengetahuan dan peningkatan luas hutan Iran, termasuk peristiwa penting politik dan ekonomi di Iran dalam beberapa hari lalu.
Pengembangan hubungan Tehran-Beijing dalam koridor BRICS dan SCO
Menurut laporan Pars Today, perwakilan Iran dan Cina dalam sidang tingkat menlu kelompok BRICS di Rusia membahas isu-isu bilateral, regiaol dan internasional serta perluasa hubungan Tehran-Beijing. Penjabat menlu Iran, Ali Bagheri Kani dan Wang Yi, menlu Cina dalam pertemuan tersebut, menekaknan perluasan hubungan kedua negara.
Penekanan Jubir Kemblu Iran atas Sanksi terhadap Israel
Menurut laporan Pars Today, Naser Kanaani, juru bicara Kemlu Iran seraya mengisyaratkan 245 hari serangan beruntun dan mematikan rezim Zionis terhadap rakyat Palestina di Jalur Gaza, dan pembantaian perempuan dan anak-anak, menyebut sanksi dan boikot produk Israel sebagai langkah paling efektif menyikapi kebungkaman berbagai pemerintah dan Dewan Keamanan PBB.
Iran Pemain serius di tingkat persaingan industri pangan global
Pars Today melaporkan, Sayid Mohammad-Sadegh Ghanadzadeh, Wakil kepala Organisasi Promosi Perdagangan (TPO) Iran untuk Promosi Bisnis Internasional seraya menekankan perluasan kerja sama bersama dalam produk merek halal, menyebut Iran sebagai salah satu pemain utama regional di industri pangan. Ghanadzadeh seraya mengisyaratkan bahwa industi makanan halal bukan dimonopoli negara-neagra Islam, dan banyak negara non-Muslim juga menyambut produk halal, menambahkan, masalah ini menunjukkan bahwa wacana in itelah menemukan tempatnya di dunia.
Pertumbuhan luas hutan di Iran
Menurut Pars Today, Bank Dunia mengumumkan pertumbuhan luas hutan Iran sebesar 15 persen dan peningkatan luas hutan Iran menjadi lebih dari 10,7 juta hektar selama dua dekade terakhir. Menurut statistik baru yang diterbitkan oleh Bank Dunia, hutan di dunia mengalami hilangnya hutan pada tingkat yang mengkhawatirkan; Iran telah menjadi salah satu negara terdepan dalam pengembangan kawasan hutannya selama periode ini.
Perusahaan berbasis pengetahuan di Iran tumbuh 20 persen
Menurut laporan Pars Today, Reza Asadifard, Deputi Pengembangan Perusahaan Berbasis Pengetahuan Wakil Presiden Iran bidang ilmiah mengumumkan pertumbuhan setidaknya 20 persen perusahaan berbasis pengetahuan di Iran dan berkata: karena pertumbuhan ini, perusahaan-perusahaan ini menyediakan lapangan kerja khusus bagi lebih dari 400 ribu orang dan perputaran hampir 600 ribu miliar toman.
Menyelenggarakan pameran pertama "Daya Tarik Belajar di Iran"
Menurut Pars Today, pameran daya tarik belajar di Iran akan digelar pada 8-11 Oktober di Musallah Imam Khomeini. Tujuan diadakannya pameran internasional daya tarik studi di Iran adalah untuk menciptakan ekosistem, mengaktifkan dan memperkenalkan seluruh aktor dan pihak yang berperan dalam bidang menarik mahasiswa internasional.
Festival internasional kebudayaan internasional dan kelompok etnis serta festival seni Sarai Danesh akan diadakan bersamaan dengan festival ini.
Surat At-Taghabun 13-18
اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ (13) يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلَادِكُمْ عَدُوًّا لَكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ وَإِنْ تَعْفُوا وَتَصْفَحُوا وَتَغْفِرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ (14)
(Dialah) Allah tidak ada Tuhan selain Dia. Dan hendaklah orang-orang mukmin bertawakkal kepada Allah saja. (64: 13)
Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni (mereka) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (64: 14)
Pada ayat terakhir episode sebelumnya disebutkan ketaatan kepada Allah dan Rasul; Ayat-ayat ini mengatakan: Kadang-kadang istri dan anak-anak menghalangi pelaksanaan perintah Allah dan untuk menjamin kenyamanan dan kesejahteraan mereka, mereka tidak mengizinkan mereka untuk pergi ke medan perang dan berhijrah dari rumah dan tempat tinggalnya, atau mereka menghalangi mereka untuk mengeluarkan uang dan membantu yang membutuhkan. Dalam kasus seperti ini, jangan tanggapi permintaan semacam ini dan lakukan tugasmu dengan benar.
Tentu saja, menentang keinginan istri dan anak yang terkadang tidak pantas tidak boleh menimbulkan kemarahan dan kebencian di antara anggota keluarga; Sebaliknya, jika mereka menyesal atau meminta maaf, seseorang harus mengabaikan kesalahannya dan memaafkannya.
Dari dua ayat tadi terdapat empat pelajaran penting yang dapat dipetik.
1. Tanda-tanda iman sejati adalah bertawakkal kepada Tuhan Yang Maha Esa. Orang mukmin harus bertawakkal kepada Tuhan dalam semua urusan.
2. Hubungan keluarga tidak boleh menjadi penghalang untuk melaksanakan kewajiban agama. Setiap anggota keluarga, sebelum menjadi anggota keluarga adalah hamba dan makhluk Tuhan, serta harus mematuhi apa yang diinginkan Tuhan dari manusia.
3. Salah satu ujian Tuhan adalah rumah dan keluarga. Istri dan anak-anak memiliki banyak tuntutan dan keinginan. Sebisa mungkin untuk memenuhi keinginan tersebut, tidak berujung pada pelanggaran terhadap hukum Tuhan atau bertentangan dengannya.
4. Harus ada keseimbangan antara perasaan (emosi) dan kewajiban. Kita tidak boleh menolak melakukan kewajiban karena perasaan, dan juga tidak boleh mengabaikan perasaan keluarga karena menunaikan kewajiban.
إِنَّمَا أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلَادُكُمْ فِتْنَةٌ وَاللَّهُ عِنْدَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ (15) فَاتَّقُوا اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَاسْمَعُوا وَأَطِيعُوا وَأَنْفِقُوا خَيْرًا لِأَنْفُسِكُمْ وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ (16)
Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar. (64:15)
Maka bertakwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu dan dengarlah serta taatlah dan nafkahkanlah nafkah yang baik untuk dirimu. Dan barangsiapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung. (64: 16)
Apa yang dimiliki manusia akan menjadi ujiannya. Harta tidak hanya untuk istri dan anak saja, tetapi sebagiannya hendaknya dibelanjakan di jalan Allah, dan dalam hal ini hendaknya jangan takut terhadap pertentangan anggota keluarga. Karena seorang anak juga merupakan amanah Tuhan dan jika pembelaan Islam dan umat Islam memerlukan partisipasinya di medan perang, maka kehadirannya tidak boleh dihalangi.
Hawa nafsu manusia untuk mencapai keinginan dan angan-angannya, senantiasa mendorong manusia pada keserakahan dalam mengumpulkan harta dan pelit (bakhil) dalam membelanjakannya, dan jika manusia tidak hati-hati dan tidak mengontrol hawa nafsunya, maka akan menyeretnya pada penentangan terhadap agama Tuhan. Oleh karena itu, ayat-ayat ini memperingatkan manusia akan bahayanya pemanjaan diri dan perintah untuk mencegah pemanjaan diri dengan mendengarkan apa yang difirmankan Allah dan mengikutinya.
Dari dua ayat tadi terdapat empat pelajaran penting yang dapat dipetik.
1. Kecintaan dan ketergantungan melewati batas terhadap harta dan anak, akan menjadi peluang bagi penyimpangan manusia.
2. Takwa tidak memiliki batasan, manusia harus menghindari penentangan terhadap Tuhan di mana saja dan dalam kondisi apa pun.
3. Kebaikan dan kebahagiaan sejati terdapat dalam mengikuti ajaran Tuhan, bukan mengikuti hawa nafsu.
4. Ketergantungan tergadap harta benda, akan mendorong manusia menjadi tamak dan pelit, sementara menginfakkan harta dan kekayaan akan membuat manusia selamat dan bahagia.
إِنْ تُقْرِضُوا اللَّهَ قَرْضًا حَسَنًا يُضَاعِفْهُ لَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ وَاللَّهُ شَكُورٌ حَلِيمٌ (17) عَالِمُ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (18)
Jika kamu meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, niscaya Allah melipat gandakan balasannya kepadamu dan mengampuni kamu. Dan Allah Maha Pembalas Jasa lagi Maha Penyantun. (64: 17)
Yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata. Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (64: 18)
Melanjutkan ayat sebelumnya, ayat ini menekankan jalan bagi manusia untuk membebaskan diri dari sifat tak terpuji seperti bakhil (pelit) dan tamak, serta mengatakan, "Jangan kalian mengira bahwa Tuhan tidak mengetahuai apa yang kalian berikan kepada orang yang membutuhkan, dan juga jang kalian kira hal itu tidak bermanfaat. Apa yang kamu berikan, baik itu secara cuma-cuma atau dalam bentuk pinjaman, maka Tuhan akan mencatatnya, dan seolah-olah kamu telah meminjamkannya kepada Tuhan dan kamu akan mengambilnya kembali dari-Nya.
Tentu saja, dalam budaya Islam, pahala meminjamkan lebih besar daripada pahala bersedekah. Karena menyebabkan orang tersebut berusaha untuk melunasi cicilan pinjamannya. Dia mencoba untuk mandiri dan membayar utangnya. Hal ini dapat menyebabkan dia tumbuh di jalur kehidupan. Namun seseorang yang selalu meminta bantuan orang lain, menjadi bergantung pada orang lain dan tetap menjadi beban masyarakat.
Pada umumnya sedekah dan pinjam-meminjam, karena dapat melepaskan kesulitan orang lain, terutama orang-orang yang membutuhkan, selain mendapatkan pahala akhirat, juga menyebabkan manusia diampuni dosa-dosanya dan mendapat rahmat Allah.
Dari dua ayat tadi terdapat empat pelajaran penting yang dapat dipetik.
1. Allah Swt pendukung orang-orang yang membutuhkan, apa yang diberikan kepadanya, maka Allah yang akan menanggungnya dan mengembalikannya berlipat-lipat.
2. Walaupun Tuhan adalah pencipta kita dan sesungguhnya apa yang kita miliki dan apa yang kita berikan kepada orang lain adalah milik-Nya, namun Dia tetap bersyukur kepada orang-orang yang memberikan hartanya kepada orang-orang yang membutuhkan.
3. Memberi pinjaman kepada umat Tuhan sama seperti meminjamkan kepada Tuhan. Oleh karena itu, jangan menunggu peminjam atau orang yang membutuhkan mengucapkan terima kasih, karena Tuhan sendiri yang berterima kasih kepada kita.
4. Membantu orang lain secara diam-diam, sedemikian rupa sehingga orang lain bahkan orang yang membutuhkan tidak mengetahui dari siapa dia ditolong, adalah lebih berharga. Oleh karena itu, Tuhan berkata bahwa aku juga mengetahui hal-hal yang rahasia.
Surat At-Taghabun 7-12
زَعَمَ الَّذِينَ كَفَرُوا أَنْ لَنْ يُبْعَثُوا قُلْ بَلَى وَرَبِّي لَتُبْعَثُنَّ ثُمَّ لَتُنَبَّؤُنَّ بِمَا عَمِلْتُمْ وَذَلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ (7) فَآَمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَالنُّورِ الَّذِي أَنْزَلْنَا وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ (8)
Orang-orang yang kafir mengatakan bahwa mereka sekali-kali tidak akan dibangkitkan. Katakanlah: "Memang, demi Tuhanku, benar-benar kamu akan dibangkitkan, kemudian akan diberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan". Yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (64: 7)
Maka berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada cahaya (Al-Quran) yang telah Kami turunkan. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (64: 8)
Pada episode sebelumnya telah disebutkan pengingkaran orang kafir terhadap para nabi; Ayat-ayat ini mengatakan tentang pengingkaran terhadap Hari Kebangkitan: Mereka mengira tidak ada Hari Kebangkitan setelah kematian, berdasarkan anggapan mereka yang salah. Oleh karena itu, mereka tidak mempersiapkan diri untuk hadir di pengadilan dan mempertanggungjawabkan perbuatannya.
Rasulullah Saw ditugaskan untuk mengingatkan mereka dengan segala penekanannya bahwa kalian akan yakin bahwa kalian akan hadir pada hari kiamat, dan bahwa catatan amal-amal yang telah kalian kerjakan di dunia ini akan dibukakan dihadapan kalian pada hari kiamat dan akan menjadi dasar bagi azab dan kalian.
Lanjutan ayat tersebut menunjukkan bahwa jalan keluar dari pemikiran sesat tersebut adalah keimanan kepada Tuhan dan Nabi-Nya serta al-Quran yang diturunkan Tuhan. Ayat ini menyatakan, Tuhan menciptakan dunia berdasarkan ilmu dan kekuasaan-Nya dan mempunyai kendali penuh atas apa yang dilakukan makhluk-Nya. Oleh karena itu, tidak ada sesuatu pun yang melampaui pengetahuan-Nya dan Dia mengetahui segala tindakan kalian.
Dari dua ayat tadi terdapat empat pelajaran penting yang dapat dipetik.
1. Orang-orang yang mengingkari kebangkitan, tanpa alasan atau bukti dan hanya berdasarkan spekulasi, telah menderita keyakinan yang salah dan mengingkari terjadinya kebangkitan.
2. Dunia adalah tempat amal dan akhirat adalah tempat perhitungan. Segala amal perbuatan manusia di dunia ini dicatat, dan pada hari kiamat nanti, dia akan diberi pahala atau siksa sesuai dengan amalnya.
3. Kebangkitan orang mati di Hari Kiamat dan kesadaran manusia akan apa yang telah mereka lakukan selama hidup mereka adalah hal yang sangat mudah bagi Tuhan sang pencipta dan Tuhan dunia yang besar ini.
4. Kekafiran dan kemusyrikan yang dilandasi sifat keras kepala terhadap kebenaran membawa manusia kepada kegelapan, namun ayat-ayat al-Quran membawa manusia keluar dari kegelapan dan menuntunnya kepada cahaya kebenaran.
يَوْمَ يَجْمَعُكُمْ لِيَوْمِ الْجَمْعِ ذَلِكَ يَوْمُ التَّغَابُنِ وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ وَيَعْمَلْ صَالِحًا يُكَفِّرْ عَنْهُ سَيِّئَاتِهِ وَيُدْخِلْهُ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ (9) وَالَّذِينَ كَفَرُوا وَكَذَّبُوا بِآَيَاتِنَا أُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ خَالِدِينَ فِيهَا وَبِئْسَ الْمَصِيرُ (10)
(Ingatlah) hari (dimana) Allah mengumpulkan kamu pada hari pengumpulan, itulah hari dinampakkan kesalahan-kesalahan. Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah dan beramal saleh, niscaya Allah akan menutupi kesalahan-kesalahannya dan memasukkannya ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Itulah keberuntungan yang besar. (64: 9)
Dan orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itulah penghuni-penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya. Dan itulah seburuk-buruk tempat kembali. (64: 10)
Ayat-ayat tersebut merujuk pada salah satu ciri-ciri hari kiamat yang menjadi asal muasal nama surah ini, yaitu perasaan rindu, penyesalan, dan kehilangan manusia pada hari kiamat. Orang baik dan berbudi luhur menyesali mengapa mereka tidak berbuat lebih banyak perbuatan baik, dan orang jahat menyesali perbuatan buruk mereka, mengapa mereka melakukan kejahatan tersebut.
Dalam ayat tersebut, al-Qur'an mempertimbangkan cara untuk menerima rahmat dan ampunan Tuhan dengan menjauhi segala bentuk kekafiran, kemusyrikan, dan kemunafikan, dan mengatakan: Barangsiapa yang beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa dan mengerjakan amal saleh, maka Allah mengabaikan perbuatan buruknya dan mengampuninya, lalu Dia memasukkan mereka ke dalam surga yang kekal.
Tetapi orang-orang yang kekafirannya didasari oleh pengingkaran terhadap kebenaran, yakni mereka mengetahui dan memahami kebenaran, namun mereka belum bersedia menerimanya dan mengaku serta bertindak berdasarkan kebenaran tersebut, maka mereka terjebak dalam api neraka dan tidak ada jalan keluar darinya.
Dari dua ayat tadi terdapat empat pelajaran berharga yang dapat dipetik.
1. Sebelum kesempatan itu hilang dan kita terjebak dalam penyesalan di hari kiamat, marilah kita beramal saleh dan menyenangkan dengan motif yang benar agar kita bisa mengambil manfaat keberkahannya di hari kiamat.
2. Di sisi Tuhan, perbuatan baik mendapat pahala dan juga membuat manusia diampuni dosa-dosanya.
3. Sebelum masuk ke Surga, manusia harus bersih dari polusi dan dosa. Seseorang dapat dibersihkan dari pencemaran dosa dengan rahmat dan ampunan Tuhan atau dengan menjalani masa hukuman di neraka.
4. Seluruh manusia ingin mencapai kebahagiaan, tapi kebahagiaan sejati hanya dapat diraih melalui perbuatan baik di dunia dan masuk ke surga ilahi.
مَا أَصَابَ مِنْ مُصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ (11) وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَأَطِيعُوا الرَّسُولَ فَإِنْ تَوَلَّيْتُمْ فَإِنَّمَا عَلَى رَسُولِنَا الْبَلَاغُ الْمُبِينُ (12)
Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. (64: 11)
Dan taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rasul-Nya, jika kamu berpaling sesungguhnya kewajiban Rasul Kami hanyalah menyampaikan (amanat Allah) dengan terang. (64: 12)
Dalam kehidupan semua manusia, mau atau tidak, timbul permasalahan dan musibah yang menimbulkan rasa putus asa, cemas, dan panik pada semua orang, namun orang yang beriman kepada Tuhan mengetahui bahwa tidak ada sesuatu pun di dunia ini yang dapat terjadi tanpa izin dan pengetahuan-Nya. Oleh karena itu, bersabarlah ketika ada musibah dan mengetahui bahwa Allah mengetahui keadaannya dan kesabarannya akan mendapat pahala.
Seorang mukmin tidak berhenti mentaati Allah dan Rasul karena musibah, sedangkan sebagian orang tidak demikian. Mereka beribadah kepada Tuhan pada saat senang, dan pada saat susah, mereka menganggap Tuhan sebagai penyebab kemalangan mereka dan meninggalkan shalat, puasa, dan kewajiban agama lainnya.
Tentu saja Tuhan dan Rasul tidak ingin manusia menaatinya dengan paksa. Oleh karena itu, tugas para nabi adalah menyampaikan risalah Ilahi agar manusia memahami kebenaran dan bertindak sesuai kehendaknya.
Dari dua ayat tadi terdapat tiga pelajaran penting yang dapat dipetik.
1. Yang menjadikan hati manusia kuat dan tenang dalam menghadapi bencana dan musibah adalah keimanan kepada Tuhan. Seseorang yang beriman kepada Allah mengetahui bahwa Allah mengetahui sepenuhnya keadaannya, sehingga ia tidak putus asa, tetap percaya dan optimis dalam menghadapi masalah dan musibah.
2. Konsep-konsep yang tinggi seperti kesabaran, amanah, keridhaan, dan ketundukan termasuk di antara hal-hal yang menjadi pedoman hati orang mukmin, dan membuatnya kuat menghadapi musibah dan tidak patah hati.
3. Tugas para nabi adalah menyampaikan seruan Tuhan. Mereka tidak berhak memaksa masyarakat. Hal ini karena manusia diciptakan bebas, mereka memiliki pilihan untuk taat atau melanggar perintah Tuhan serta rasul-Nya.
Surat At-Taghabun 1-6
سورة التغابن
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
يُسَبِّحُ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (1) هُوَ الَّذِي خَلَقَكُمْ فَمِنْكُمْ كَافِرٌ وَمِنْكُمْ مُؤْمِنٌ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ (2)
Bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi; hanya Allah lah yang mempunyai semua kerajaan dan semua pujian, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. (64: 1)
Dialah yang menciptakan kamu maka di antara kamu ada yang kafir dan di antaramu ada yang mukmin. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (64: 2)
Surat At-Taghabun diturunkan di Madinah dan terdiri dari 18 ayat. Pembahasan utama ayat ini mengenai asal mula penciptaan dunia, manusia dan persiapan menghadapi hari kiamat sehingga manusia tidak akan merugi.
Surah At-Taghabun, seperti beberapa surah al-Qur'an lainnya, diawali dengan puji-pujian dan pengagungan (tasbih) kepada Tuhan, tentunya tasbih selalu mendahului puji-pujian (Hamd). Dalam tasbih, kami menyakini Tuhan itu murni dan bebas dari setiap cacat dan ketidaksempurnaan serta tindakan bodoh dan kejam, tetapi dalam pujian (Hamd), kami berterima kasih dan memuji Dia atas kebesaran ciptaan dan luasnya berkah.
Segala makhluk di alam semesta memuji dan memuliakan Tuhan dengan mulut dan lidahnya serta bersaksi tentang ilmu, kekuasaan dan kedaulatan mutlak Tuhan Yang Maha Esa atas alam semesta. Namun sementara itu, sebagian orang tidak bertindak selaras dengan alam semesta dalam menggunakan otoritas dan kehendak yang Tuhan berikan kepada mereka; Artinya, mereka tidak bersedia memuji dan mengagungkan Tuhan bahkan tidak mengakui keberadaan-Nya.
Dari dua ayat tadi terdapat empat pelajaran penting yang dapat dipetik.
1. Dalam budaya al-Quran, seluruh makhluk baik padat, tumbuhan dan hewan, memiliki perasaan, dan berdasarkan perasaan tersebut, mereka mengetahui asal penciptaan dunia dan mengagungkan-Nya.
2. Sejumlah manusia memiliki keberadaan yang tidak merata; Mereka tidak beriman kepada Tuhan dan tidak mensyukuri nikmat-Nya.
3. Tuhan adalah penguasa Yang Maha Kuasa, berbeda dengan penguasa manusia yang tidak mampu melakukan banyak hal.
4. Manusia adalah makhluk yang memiliki hak untuk memilih, bukan dipaksa.
خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِالْحَقِّ وَصَوَّرَكُمْ فَأَحْسَنَ صُوَرَكُمْ وَإِلَيْهِ الْمَصِيرُ (3) يَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَيَعْلَمُ مَا تُسِرُّونَ وَمَا تُعْلِنُونَ وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ (4)
Dia menciptakan langit dan bumi dengan haq. Dia membentuk rupamu dan dibaguskan-Nya rupamu itu dan hanya kepada Allah-lah kembali(mu). (64: 3)
Dia mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi dan mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan yang kamu nyatakan. Dan Allah Maha Mengetahui segala isi hati. (64: 4)
Dalam banyak ayat al-Quran ditegaskan bahwa penciptaan dunia dan manusia didasarkan pada ilmu dan hikmah serta memiliki tujuan, karena Tuhan tidak melakukan pekerjaan yang boros atau sia-sia. Tidak ada kepalsuan dalam pekerjaan Tuhan dan semuanya didasarkan pada kebenaran dan keadilan. Tentu saja dalam hal ini manusia mempunyai tempat yang istimewa dan Tuhan telah menciptakannya dalam wujud dan karakter yang terbaik.
Tidak diragukan lagi, penciptaan manusia sangatlah menakjubkan dan segala macam seni, keanggunan dan desain telah digunakan di dalamnya. Perlu disebutkan bahwa Tuhan menciptakan manusia dari air yang tak berharga dan membesarkannya di sebuah bengkel gelap yang disebut rahim dan menjadikan bentuk terbaik dan terindah di dalamnya.
Menariknya, setiap bagian tubuh manusia seperti kepala, wajah, mata, tangan, kaki, dan organ lainnya ditempatkan pada tempatnya yang tepat dan sesuai, serta perpaduan dan proporsinya membuat tubuh manusia menjadi indah, terutama wajahnya.
Sebagaimana Tuhan adalah asal mula alam semesta, semua orang kembali kepada-Nya dan tidak ada makhluk yang keluar dari jalur pasti ini.
Setelah penciptaan, Dia tidak meninggalkan manusia dan dunia sendirian, tetapi Dia selalu mengawasi dan merawat mereka. Tidak ada sesuatu pun yang berada di luar jangkauan pengetahuan-Nya dan Dia mengetahui semua hal yang terbuka dan tersembunyi dan bahkan motif batin seseorang.
Dari dua ayat tadi terdapat empat pelajaran penting yang dapat dipetik.
1. Penciptaan dunia bukan kebetulan dan tanpa rencana, tapi dunia ini dan seluruh makhluknya, termasuk manusia diciptakan berdasarkan rencana dan tujuan tertentu.
2. Tuhan adalah awal dan akhir dunia dan dunia sedang bergerak menuju tujuan ilahi.
3. Tuhan juga mengetahui perbuatan rahasia manusia, dan juga pikiran, motivasi dan rahasia yang tersembunyi di hati mereka.
4. Jika seseorang mengetahui bahwa dirinya tidak sendirian di dunia ini, namun perbuatannya selalu dalam pengawasan Allah, maka ia akan terhindar dari kejahatan dan dosa serta lebih giat dalam beramal saleh.
أَلَمْ يَأْتِكُمْ نَبَأُ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ قَبْلُ فَذَاقُوا وَبَالَ أَمْرِهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ (5) ذَلِكَ بِأَنَّهُ كَانَتْ تَأْتِيهِمْ رُسُلُهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ فَقَالُوا أَبَشَرٌ يَهْدُونَنَا فَكَفَرُوا وَتَوَلَّوْا وَاسْتَغْنَى اللَّهُ وَاللَّهُ غَنِيٌّ حَمِيدٌ (6)
Apakah belum datang kepadamu (hai orang-orang kafir) berita orang-orang kafir terdahulu. Maka mereka telah merasakan akibat yang buruk dari perbuatan mereka dan mereka memperoleh azab yang pedih. (64: 5)
Yang demikian itu adalah karena sesungguhnya telah datang kepada mereka Rasul-Rasul mereka membawa keterangan-keterangan lalu mereka berkata: "Apakah manusia yang akan memberi petunjuk kepada kami?" lalu mereka ingkar dan berpaling; dan Allah tidak memerlukan (mereka). Dan Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. (64: 6)
Pada ayat sebelumnya telah disebutkan kekafiran sekelompok orang; Ayat-ayat ini membahas akar kekafiran mereka dan mengatakan: Mereka mendengar kata-kata para Nabi yang jelas dan logis tentang menghindari kemusyrikan dan penyembahan berhala dan melihat mukjizat mereka, tetapi mereka mencari-cari alasan untuk tidak beriman.
Oleh karena itu, terkadang mereka berkata: Kami tidak mengikuti para nabi yang seperti kami. Keunggulan apa yang mereka miliki dibandingkan kita sehingga mereka harus menjadi pemimpin kita dan kita harus mengikuti mereka? Dan terkadang mereka berkata: Mengapa Tuhan ingin kita beriman, taat, dan beribadah?
Faktanya, kesombongan dan kecongkakan dan mungkin menganggap dirinya lebih unggul menyebabkan mereka tidak menerima kebenaran dan menghilangkan bimbingan Ilahi yang datang kepada mereka melalui para nabi. Siksaan atas kekafiran dan pengingkaran ini, yang disebabkan oleh sifat keras kepala, menimpa mereka di dunia dan mereka akan disiksa di akhirat pula.
Dari dua ayat tadi terdapat tiga pelajaran penting yang dapat dipetik.
1. Dalam al-Quran dianjurkan untuk mempelajari sejarah kaum terdahulu dan mengambil pelajaran dari nasib mereka.
2. Ada amalan yang membuat seseorang merasakan sebagian azab di dunia, dan tentu azab yang utuh akan ada di hari kiamat.
3. Orang kafir diazab karena mereka mendengar kebenaran dan memahaminya, tapi menentangnya karena kesombongan, serta menolak menerimanya.
Surat al-Munafiqun 7-11
هُمُ الَّذِينَ يَقُولُونَ لَا تُنْفِقُوا عَلَى مَنْ عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ حَتَّى يَنْفَضُّوا وَلِلَّهِ خَزَائِنُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلَكِنَّ الْمُنَافِقِينَ لَا يَفْقَهُونَ (7) يَقُولُونَ لَئِنْ رَجَعْنَا إِلَى الْمَدِينَةِ لَيُخْرِجَنَّ الْأَعَزُّ مِنْهَا الْأَذَلَّ وَلِلَّهِ الْعِزَّةُ وَلِرَسُولِهِ وَلِلْمُؤْمِنِينَ وَلَكِنَّ الْمُنَافِقِينَ لَا يَعْلَمُونَ (8)
Mereka orang-orang yang mengatakan (kepada orang-orang Anshar): "Janganlah kamu memberikan perbelanjaan kepada orang-orang (Muhajirin) yang ada disisi Rasulullah supaya mereka bubar (meninggalkan Rasulullah)". Padahal kepunyaan Allah-lah perbendaharaan langit dan bumi, tetapi orang-orang munafik itu tidak memahami. (63: 7)
Mereka berkata: "Sesungguhnya jika kita telah kembali ke Madinah, benar-benar orang yang kuat akan mengusir orang-orang yang lemah dari padanya". Padahal kekuatan itu hanyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya dan bagi orang-orang mukmin, tetapi orang-orang munafik itu tiada mengetahui. (63: 8)
Dalam episode sebelumnya telah dibicarakan mengenai sejumlah karakteristik orang-orang munafik dari sisi perkataan dan perilaku. Ayat ini membahas poin lain terkait orang munafik dan menyatakan, "Orang-orang munafik tidak hanya menolak membantu tujuan Rasulullah, namun mereka juga menghalangi orang lain untuk membantu para sahabat Nabi dengan berbagai dalih, sehingga mereka berpencar dari sekitar Rasulullah."
Umat Muslim yang hijrah dari Mekah ke Madinah berada dalam kesulitan dalam hal perumahan, pakaian, dan makanan, sehingga setiap Muslim di Madinah membantu mereka dengan berbagai cara. Namun orang-orang munafik di Madinah, yang menganggap diri mereka lebih unggul dibandingkan para muhajirin, mengatakan kepada Muslim lain di Madinah untuk tidak membantu mereka, sehingga muhajirin kembali ke kota dan negara mereka sendiri.
Orang-orang munafik berpendapat bahwa mempunyai harta dan kekayaan adalah tanda kehormatan dan kewibawaan, dan kemiskinan dan kekurangan adalah sebab kehinaan, padahal harta dan kekayaan adalah amanah Allah di sisi orang kaya, sehingga menjadi jelas apakah mereka peduli terhadap yang membutuhkan dan tidak berdaya atau tidak? Sejatinya kehormatan dan kehinaan sejati manusia tergantung pada sejauh mana keimanan dan ketaatannya terhadap perintah-Nya, bukan pada kaya atau tidak.
Dari dua ayat tadi terdapat empat pelajaran penting yang dapat dipetik.
1. Kemiskinan dan tekanan ekonomi tidak boleh membuat muslimin tercerai berai dari sisi pemimpin agama, karena ini yang diinginkan oleh musuh luar dan internal (munafikin).
2. Mereka yang menganalisis segala sesuatu berdasarkan kekuasaan, kekayaan, dan fasilitas material tidak mampu memahami kebenaran transendental dan di luar materi.
3. Mereka yang menganggap dirinya terhormat, sementara yang lain hina sejatinya sifat-sifat munafik telah merasuki dirinya.
4. Jika orang mukmin kukuh dan kuat imannya, maka Tuhan akan menjamin kehormatan dan keagungan mereka.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلَا أَوْلَادُكُمْ عَنْ ذِكْرِ اللَّهِ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ (9) وَأَنْفِقُوا مِنْ مَا رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ الصَّالِحِينَ (10) وَلَنْ يُؤَخِّرَ اللَّهُ نَفْسًا إِذَا جَاءَ أَجَلُهَا وَاللَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ (11)
Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang merugi. (63: 9)
Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: "Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?" (63: 10)
Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila telah datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengenal apa yang kamu kerjakan. (63: 11)
Ayat ini mengisyaratkan akar kemunafikan dalam diri seseorang, dan mengatakan, "Keterikatan pada istri dan anak di satu sisi, dan terlalu bergantung pada harta dan kekayaan di sisi lain, menyebabkan seseorang lalai mengingat Allah dan melupakan perintah-perintah-Nya, sehingga seseorang tampak beriman di luarnya, padahal didalamnya terperangkap dalam kekafiran dan kesyirikan."
Oleh karena itu, Allah berpesan agar umat beriman berhati-hati agar tidak terjebak dalam perangkap keterikatan dan ketergantungan pada dunia, yang menyimpang dari jalan kebenaran dan akan menderita kerugian dunia dan akhirat. Tidak ada sesuatu dan siapapun yang boleh menghalangi seseorang untuk menaati perintah Allah dan Nabi-Nya, bahkan istri dan anak-anaknya atau keinginannya untuk mencapai status, kekuasaan dan kekayaan.
Lalu apa solusi terhadap jebakan setan ini? Allah menyebutkan jalan keselamatan adalah dengan infak dan menghibahkan sebagian harta dan kekayaan semasa hidup, agar seseorang tidak merasakan penyesalan setelah meninggal dunia dan tidak berangan-angan kembali ke dunia untuk bersedekah dan beramal saleh. Karena permintaan tersebut tidak dapat dipenuhi; Separti waktu kematian tidak pernah tertunda.
Dari tiga ayat tadi terdapat tiga pelajaran penting yang dapat dipetik.
1. Orang beriman menganggap Allah lebih tinggi dan di atas segala sesuatu, dan bila perlu, ia menyerahkan segala sesuatunya di jalan Allah, baik itu harta benda, maupun isteri dan anak.
2. Kerugian terbesar manusia dalam hidup yang menjadi sumber dari semua kerugian adalah melupakan Tuhan dan lalai dari mengingat-Nya.
3. Terhadap orang-orang munafik yang menghalangi orang-orang mukmin untuk menolong orang lain, Allah menganjurkan orang-orang mukmin untuk beramal dan bersedekah guna menghilangkan ruh keduniawian (keterikatan pada dunia) yang menjadi sumber utama kemunafikan dari hati orang-orang mukmin.
Surat al-Munafiqun 1-6
سورة المنافقون
بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ
إِذَا جَاءَكَ الْمُنَافِقُونَ قَالُوا نَشْهَدُ إِنَّكَ لَرَسُولُ اللَّهِ وَاللَّهُ يَعْلَمُ إِنَّكَ لَرَسُولُهُ وَاللَّهُ يَشْهَدُ إِنَّ الْمُنَافِقِينَ لَكَاذِبُونَ (1) اتَّخَذُوا أَيْمَانَهُمْ جُنَّةً فَصَدُّوا عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ إِنَّهُمْ سَاءَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (2)
Apabila orang-orang munafik datang kepadamu, mereka berkata: "Kami mengakui, bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul Allah". Dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya kamu benar-benar Rasul-Nya; dan Allah mengetahui bahwa sesungguhnya orang-orang munafik itu benar-benar orang pendusta. (63: 1)
Mereka itu menjadikan sumpah mereka sebagai perisai, lalu mereka menghalangi (manusia) dari jalan Allah. Sesungguhnya amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan. (63: 2)
Surat al-Munafiqun diturunkan di Madinah dan terdiri dari 11 ayat. Pembahasan utama ayat ini mengenai sifat munafik dan karakteristik orang-orang munafik.
Selama Nabi berada di Mekah, beriman kepada beliau tidak membawa dampak apa pun bagi orang-orang mukmin kecuali penyiksaan dan penganiayaan oleh kaum musyrik dan hilangnya hak-hak sosial tertentu. Oleh karena itu, orang-orang yang beriman adalah orang-orang yang jujur dalam menyatakan keimanannya. Namun setelah hijrahnya Nabi dan umat Islam ke Madinah dan bangkitnya umat Islam, sebagian orang yang tidak beriman kepada Nabi di dalam hatinya, demi mempertahankan kedudukan sosialnya, mengungkapkan Islam dan keimanan dalam lisan. Akibatnya, jumlah orang munafik di masyarakat berangsur-angsur meningkat. Oleh karena itu, ciri-ciri orang munafik disebutkan dalam surat-surat yang diturunkan di Madinah.
Salah satu ciri orang munafik adalah menyalahgunakan sakralitas agama untuk mencapai tujuannya. Sebagaimana mereka membangun masjid di Madinah dan meminta Rasulullah hadir untuk meresmikannya, namun Allah menyebutnya sebagai masjid yang merugikan, sehingga menimbulkan perpecahan dan perselisihan di kalangan umat Islam. Ayat-ayat ini juga mengacu pada penggunaan sumpah oleh orang-orang munafik atas nama Tuhan untuk menipu orang dan membenarkan diri mereka sendiri.
Dari dua ayat tadi terdapat lima pelajaran penting yang dapat dipetik.
1. Nifak adalah sebuah kebohongan praktis, di mana seseorang kafir dalam hatinya, tapi secara lisan mengungkapkan keimanan.
2. Kata-kata manis dan sanjungan adalah cara-cara orang munafik. Oleh karena itu, kita tidak boleh senang dengan ekspresi pengabdian dan persahabatan apa pun serta klaim persahabatan dan dukungan dan selalu berhati-hati terhadap orang yang menyanjung.
3. Kita harus menjauhi orang-orang yang suka bersumpah dan banyak menekankan ucapannya, karena orang-orang seperti ini biasanya adalah orang munafik dan pembohong.
4. Kebenaran suatu perkataan adalah satu hal, namun kejujuran pembicara dalam mempercayai perkataan itu adalah soal lain. Oleh karena itu, kita harus berhati-hati terhadap orang-orang munafik yang terkadang di luarnya mengatakan kebenaran.
5.Munafikin berusaha menghalangi jalan Tuhan dan mencegah penyebaran agama dengan berbagai cara, seperti mematahkan persatuan umat Muslim dengan membangun Masjid Dhirar, merusak pasukan dengan meninggalkan medan perang, serta menghancurkan perekonomian dengan memperingatkan masyarakat untuk tidak membantu agama Tuhan.
ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ آَمَنُوا ثُمَّ كَفَرُوا فَطُبِعَ عَلَى قُلُوبِهِمْ فَهُمْ لَا يَفْقَهُونَ (3) وَإِذَا رَأَيْتَهُمْ تُعْجِبُكَ أَجْسَامُهُمْ وَإِنْ يَقُولُوا تَسْمَعْ لِقَوْلِهِمْ كَأَنَّهُمْ خُشُبٌ مُسَنَّدَةٌ يَحْسَبُونَ كُلَّ صَيْحَةٍ عَلَيْهِمْ هُمُ الْعَدُوُّ فَاحْذَرْهُمْ قَاتَلَهُمُ اللَّهُ أَنَّى يُؤْفَكُونَ (4)
Yang demikian itu adalah karena bahwa sesungguhnya mereka telah beriman, kemudian menjadi kafir (lagi) lalu hati mereka dikunci mati; karena itu mereka tidak dapat mengerti. (63: 3)
Dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu kagum. Dan jika mereka berkata kamu mendengarkan perkataan mereka. Mereka adalah seakan-akan kayu yang tersandar. Mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh (yang sebenarnya) maka waspadalah terhadap mereka; semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran)? (63: 4)
Ayat ini mengisyaratkan perbedaan zahir dan batin orang munafik, dan mengatakan, zahir mereka menipu dan ucapannya sangat menarik dan manis, serta menarik setiap pendengar. Namun mereka dalam batinnya adalah kafir dan syirik, serta jauh dari jalan keimanan dan tidak mendapat petunjuk ilahi.
Mereka adalah mayat-mayat tak berjiwa yang penampakannya memenuhi mata orang-orang, namun di dalamnya mereka tak berotak dan kosong, dan mereka adalah orang-orang pengecut yang karena takut akan nyawa mereka, menganggap perkataan orang lain berbahaya bagi mereka dan menentang mereka. Orang munafik hanya berharap perkataannya didengar dan diterima.
Allah memerintahkan Nabi dan para pengikutnya untuk berhati-hati agar tidak tersihir dengan penampilan cantik dan kata-kata menyihir orang-orang munafik dan ketahuilah bahwa mereka batinnya adalah musuh orang-orang mukmin, meskipun mereka secara lahiriah menyatakan persahabatan. Mereka layak menerima laknat orang-orang mukmin di dunia dan siksa Tuhan di akhirat.
Dari dua ayat tadi terdapat tiga pelajaran penting yang dapat dipetik.
1. Orang yang mengetahui kebenaran tapi tidak menerimanya, sejatinya telah mengunci hatinya dan membuat dirinya tidak menerima kebenaran.
2. Munafikin adalah musuh yang hidup di tengah orang-orang mukmin. Mereka adalah musuh internal, dan lebih berbahaya dari musuh luar, karena mereka misterius dan tidak dikenal, serta sulit untuk mengenali mereka. Oleh karena itu, melawan mereka cukup sulit.
3. Kita tidak mengetahui batin seseorang, meski demikian kita tidak boleh hanya cukup dengan zahir mereka dan jangan tertipu dengan penampilan luarnya. Entah mereka cantik dan menarik dari segi rupa dan penampilan, atau mereka tampak sebagai orang yang beriman, bersahaja, dan berakhlak. Tolok ukur adalah kinerja seseorang.
وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ تَعَالَوْا يَسْتَغْفِرْ لَكُمْ رَسُولُ اللَّهِ لَوَّوْا رُءُوسَهُمْ وَرَأَيْتَهُمْ يَصُدُّونَ وَهُمْ مُسْتَكْبِرُونَ (5) سَوَاءٌ عَلَيْهِمْ أَسْتَغْفَرْتَ لَهُمْ أَمْ لَمْ تَسْتَغْفِرْ لَهُمْ لَنْ يَغْفِرَ اللَّهُ لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ (6)
Dan apabila dikatakan kepada mereka: Marilah (beriman), agar Rasulullah memintakan ampunan bagimu, mereka membuang muka mereka dan kamu lihat mereka berpaling sedang mereka menyombongkan diri. (63: 5)
Sama saja bagi mereka, kamu mintakan ampunan atau tidak kamu mintakan ampunan bagi mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik. (63: 6)
Seperti yang sebutkan sejarah, sejumlah munafikin Madinah melontarkan kata-kata tak pantas terkait Rasulullah Saw dan pengikutnya, tapi mereka menepisnya di hadapan Nabi, dan menolak untuk meminta maaf kepada Nabi dan orang mukmin. Akar dari perilaku mereka ini adalah kesombongan yang menganggap dirinya lebih besar dan terhormat, sementara orang lain adalah hina.
Wajar mereka yang tidak menyesal atas perbuatan buruknya dan menganggap dirinya tidak bersalah, tidak ingin meminta pengampunan Tuhan. Bahkan permintaan ampunan Rasul bagi mereka juga tidak efektif, dan rahmat serta ampunan ilahi tidak mencakup orang-orang seperti ini.
Dari dua ayat tadi terdapat empat pelajaran penting yang dapat dipetik.
1. Kita harus berusaha untuk menyelamatkan orang bersalah dan berdosa, serta membuka jalan tobat bagi mereka.
2. Mari kita membuka jalan untuk menerima ampunan ilahi dengan bertawassul kepada Nabi dan beristigfar kepada beliau.
3. Takabbur dan sombong adalah indikasi nyata orang munafik. Mereka menganggap dirinya tidak bersalah, serta menganggap dirinya paling benar.
4. Sombong dan menolak kebenaran membuat manusia semakin jauh dari hidayah dan rahmat luas ilahi.