کمالوندی

کمالوندی

Film animasi Princess of Rome karya sutradara Hadi Mohammadian mendapat sambutan luar biasa dari warga Tehran. Film yang mengisahkan tentang putri Roma beragama Kristen dan keturunan Syam’un, pengikut Nabi Isa as yang dalam sejarah kemudian menikah dengan Imam Hasan Askari as dan darinya lahir Imam Mahdi af akan ditayangkan di seluruh Iran pekan ini.

Menurut laporan FNA, musim gugur merupakan musim yang tepat untuk menayangkan film-film Iran bertema keluarga dan anak-anak. Terlebih lagi berseiringan dengan masa masuk sekolah baik untuk pelajar sekolah dasar hingga menengah dan juga mahasiswa. Sayangnya, biasanya penayangan film-film bertema keluarga dan anak-anak hanya berlangsung selama dua pekan atau maksimal tiga pekan. Kenyataan ini tidak memberi kesempatan masyarakat untuk menyaksikan film-film tersebut dan akibatnya karya-karya sineas Iran ini tidak begitu populer.

Sejak Rabu lalu (4/11) film animasi “Princess of Rome” ditayangkan di bioskop-bioskop Tehran. Kuatnya plot cerita dan kandungannya disertai animasi yang menarik berhasil menarik perhatian anak-anak. Sementara film Muhammad Rasulullah Saw setelah lewat dua bulan sepuluh hari dari penayangannya masih tetap mampu menarik para penonton memenuhi gedung-gedung bioskop.

Gholam Reza Faraji, Direktur Penayangan Bidang Budaya Lembaga Dakwah Islam terkait penjualan film “Princess of Rome” mengatakan, “Penjualan film ini sangat bagus. Selama bertahun-tahun film animasi belum pernah mendapatkan sambutan seperti ini. Pemasukan film ini hingga hari Rabu mencapai 7 juta 800 ribu Toman (78 juta Riyal) dan hari Kamis 13 juta Toman (130 juta Riyal).”

Terkait gedung bioskop yang menayangkan film ini, ia mengatakan, “Ada 10 gedung bioskop yang dikhususkan hanya untuk penayangan film ini. Mengingat sambutan para penonton luar biasa, sejumlah gedung amphiteater sekolah juga menayangkan film ini hanya setengah hari agar film ini bisa ditayangkan secara penuh dan disaksikan oleh para pelajar.”

Terkait penayangan di seluruh Iran, Faraji mengatakan, “Film “Princess of Rome” akan ditayangkan mulai hari Sabtu (7/11) secara serempak di seluruh negeri. Dan prediksi kami terkait penjualan film ini akan sangat bagus.”

Amir Qotbi, Direktur Penayangan Filmiran dalam wawancara dengan wartawan Fars terkait penjualan film “Chaharshambe 19 Ordebehest” mengatakan, “ film Chaharshambe 19 Ordebehest ditayangkan selama 9 malam di Tehran dan berhasil meraup 165 juta Toman (1 milyar 650 juta Riyal). Selama 3 hari yang lalu film ini ditayangkan di seluruh negeri dan meraih keuntungan 20 juta Toman (200 juta Riyal).”

Ia mengisyaratkan penayangan film ini Kamis malam, (7/11) di Tehran mencapai penjualan 34 juta Toman (340 juta riyal) di 18 bioskop.

Sementara itu, sejumlah direktur Nourtaban berada di luar negeri untuk melakukan koordinasi terkait penayangan film Muhammad Rasulullah Saw. Namun direktur kantor penayangan dalam wawancaranya dengan wartawan Fars mengatakan, “Penjualan film Muhammad Rasulullah Saw Kamis malam berhasil meraup 75 juta Toman (750 juta Riyal) dan selama 3 hari yang lalu penjualannya sudah melewati 12 milyar Toman. Namun jumlah total secara detil belum diketahui terutama dari daerah-daerah.

Ali Shabani direktur penayangan kantor media filmsazan terkait penjualan film “360 Darajeh” dan “Pedar-e An Digari” menjelaskan, “Penjualan film 360 Darajeh mencapai 410 juta Toman (4.1 milyar Riyal) dimana di untuk Tehran mencapai 330 juta Toman (3.3 milyar Riyal)  dan di kota-kota daerah mencapai 80 juta Toman (800 juta Riyal). Film “Pedar-e An Digari” di Tehran mencapai 130 juta Toman (1.3 milyar Riyal) dan akan ditayangkan minggu ini di kota-kota lainnya.”

Menteri Industri, Pertambangan dan Perdagangan Republik Islam Iran, Mohammad Reza Nematzadeh menyabut Iran sebagai tempat paling menjanjikan bagi investasi asing.

Mohammad Reza Nematzadeh saat diwawancarai IRNA menekankan, “Republik Islam Iran mengingat posisi regional dan internasional, merupakan tempat paling tepat bagi investasi asing dan negara serta perusahaan besar jangan sampai kehilangan peluang untuk menanam investasinya di Iran.”

Seraya mengisyaratkan kunjungan berbagai delegasi perdagangan dan industri berbagai negara ke Iran, Nematzadeh menambahkan, “Delegasi perdagangan yang berkunjung ke Tehran tengah mengkaji kondisi Iran untuk menanam investasi atau memperluas kerjasama yang telah ada.”

“Tak lama setelah dimulainya kunjungan delegasi asing ke Iran, telah ada perundingan dengan lebih dari 20 delegasi ekonomi dan kondisi Republik Islam Iran secara transparan dipaparkan kepada mereka,” ungkap Nematzadeh.

Menteri Perminyakan Iran Bijan Namdar Zanganeh, mengabarkan penyelenggaraan KTT ke-3 Forum Negara-negara Pengekspor Gas (GECF) dunia di Tehran.

Bijan Zanganeh dalam sebuah program di televisi IRINN pada Selasa (17/11/2015) malam mengatakan, KTT ke-3 GECF akan digelar pada 23 November 2015 di Tehran dengan dihadiri oleh Presiden Hassan Rouhani dan delapan pemimpin dunia lainnya.

Mengenai pelaksanaan KTT GECF di Tehran, ia menerangkan, ini adalah pertemuan ketiga forum gas dunia dan even ini merupakan sinyal positif bagi Republik Islam Iran pasca penghapusan sanksi.

“Negara-negara yang hadir pada KTT Tehran mencakup Aljazair, Bolivia, Guinea, Rusia, Venezuela, Irak, Mesir, Turkmenistan, Libya, Uni Emirat Arab, Qatar, Oman dan Peru,” tambahnya.

Bijan Zanganeh lebih lanjut menjelaskan, pertemuan akan dimulai pada tingkat menteri dan pembahasan anggaran serta laporan sekjen GECF. Kemudian akan digelar pertemuan tingkat kepala negara dan pembacaan pernyataan akhir.

Dia mengatakan bahwa pernyataan akhir merupakan pedoman untuk pertemuan-pertemuan selanjutnya dan KTT Perubahan Iklim di Paris, Perancis. “Tujuan penggunaan bahan bakar gas karena ia cocok bagi lingkungan dan pembangunan berkelanjutan dan ini adalah pendekatan utama Iran,” ujarnya.

Pada kesempatan itu, Bijan Zanganeh juga menandaskan, perusahaan asing berdasarkan kontrak baru yang disahkan oleh pemerintah Iran, dapat terlibat dalam kegiatan eksplorasi sumber-sumber minyak dan gas.

“Tehran juga menyambut pembangunan pusat-pusat pelatihan dan riset melalui negara-negara asing,” tegasnya.

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran menilai kekuatan Iran di bidang nuklir, terutama pengayaan uraniumnya sebagai faktor utama eskalasi permusuhan Barat terhadap Republik Islam.

Ayatullah Udzma Sayid Ali Khamenei dalam pertemuan dengan jajaran pimpinan perguruan tinggi Iran hari ini (Rabu,11/11/2015) mengingatkan berbagai persyaratan yang diajukan Barat dalam perundingan nuklir dengan Iran.

“Meskipun menghadapi berbagai sanksi dan tekanan, tapi Republik Islam telah bergerak di jalur menuju kemajuan dan pembangunan,“ ujar Rahbar, hari Rabu.

Di bagian lain pidatonya, Ayatullah Khamenei menyinggung kemajuan saintifik AS yang lebih dahulu 140 tahun dari Iran.

“Tapi yang membuat dunia takjub adalah kemajuan kita, sebagaimana telah disampaikan (dalam berbagai laporan), kecepatan pertumbuhan sains Republik Islam 13 kali lebih cepat dari negara-negara dunia,” tegas Rahbar.(

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar menegaskan, rakyat Iran tidak akan mengulurkan tangan persahabatan kepada Amerika Serikat yang menggunakan segala senjata untuk menghancurkan Republik Islam Iran.

Ayatullah Khamenei, Selasa (3/11) menjelang tibanya tanggal 13 Aban, atau Hari Pendudukan Kedubes AS, 4 November 1979 dalam pertemuannya dengan ribuan mahasiswa dan pelajar Iran, menyebut perlawanan rakyat Iran atas imperialis sebagai perang rasional, beralasan dan bersandar pada pengalaman sejarah.

Ia menjelaskan, “Perlawanan Iran dan rakyatnya atas kubu imperialis, berbeda dengan statemen sebagian pihak, bukanlah gerakan irrasional dan emosional, tapi perlawanan yang bersumber dari akal, pengalaman dan didukung basis keilmuan.”

Ayatullah Khamenei juga mengatakan bahwa permusuhan Amerika dan rakyat Iran dimulai sejak bulan-bulan pertama kemenangan Revolusi Islam.

“Pasca revolusi, Amerika selama beberapa waktu memiliki Kedubes di Tehran, namun tidak pernah seharipun berhenti berkonspirasi dan ini adalah pengalaman sejarah yang menunjukkan hubungan Amerika dengan permusuhan dan konspirasi yang tak pernah berakhir,” paparnya.

Rahbar menyebut pendudukan Kedubes Amerika oleh sekelompok mahasiswa adalah reaksi dari berlanjutnya konspirasi Washington.

Ia menambahkan, “Dokumen-dokumen yang dikumpulkan Kedubes Amerika menunjukkan bahwa tempat ini adalah sarang mata-mata dan pusat konspirasi kontinu anti rakyat Iran dan Revolusi Islam.”

Rahbar menegaskan, “Amerika dengan ketidakpahaman dan ketidakmampuannya menganalisa realitas Iran, dalam 37 tahun terakhir berusaha menggulingkan revolusi, akan tetapi gagal dan akan selalu gagal.”

Ayatullah Khamenei menuturkan, “Amerika, jika mampu, pasti akan menjatuhkan Iran, namun kesadaran rakyat Iran menghalangi mereka mencapai tujuan ini.”

Menurut Rahbar, kemajuan dan kekuatan rakyat Iran adalah sebab musuh duduk di meja perundingan.

“Mereka dalam perundingan ini menggunakan cara-cara permusuhan dengan maksud, mungkin saja rakyat Iran bisa dilumpuhkan,” ujarnya.

Rahbar juga menegaskan bahwa Amerika secara perlahan karena perlawanan rakyat, keyakinan dan kepercayaan agama, hari ini menggunakan senjata-senjata baru, menyerang keyakinan ini, akan tetapi para pelajar, mahasiswa dan pemuda Iran, akan menggagalkan serangan ini.

Rabu, 18 November 2015 12:17

Agenda Kunjungan Presiden AS ke Filipina

Barack Obama, Presiden Amerika Serikat tiba di Manila, ibukota Filipina pada Selasa, 17 November 2015. Kunjungan Obama bertujuan untuk berpartisipasi dalam Konferensi Tingkat Tinggi  Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik (APEC/Asia-Pacific Economy Cooperation) yang digelar di Manila.

KTT APEC ke-27 dimulai pada Senin, 16 November 2015 dan dihadiri oleh para menteri luar negari dari negara-negara anggota. Sementara pertemuan para pemimpin dan pejabat senior dari 21 negara anggota APEC dan pemantau lembaga ini, akan digelar selama dua hari; pada hari Rabu dan Kamis.

Pertemuan para pemimpin negara-negara anggota APEC diselenggarakan sekali dalam setahun. Tema pertemuan tahun ini adalah "masa depan yang lebih baik dan persatuan yang lebih kuat."

Poros pembicaraan dalam KTT APEC terkait dengan ekonomi regional, kerjasama, perdagangan dan investasi. Namun, kemungkinan besar isu terorisme dan konflik wilayah termasuk konflik Laut Cina Selatan akan mendominasi pertemuan tersebut.

KTT APEC selama dua hari dimulai di bawah bayang-bayang kelam yang ditimbulkan serangan teror di Paris yang menewaskan sedikitnya 129 orang. Meski KTT APEC bertujuan untuk meningkatkan hubungan perdagangan, namun para pemimpin bisa dipastikan akan membicarakan peristiwa tragis di ibu kota Perancis dan upaya untuk memerangi ISIS yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.

Obama mengunjungi Filipina setelah menghadiri KTT G-20 yang digelar di Turki. G-20 adalah kelompok negara-negara yang menguasai perdagangan dunia. Pembahasan KTT G-20 juga berfokus pada terorisme dan bagaimana menghancurkan jaringan kelompok teroris.

Di akhir KTT G-20 pada Senin malam, para pemimpin negara-negara kelompok ini mengeluarkan sebuah pernyataan yang menegaskan kerjasama di antara para anggota untuk memberantas terorisme dan memutus sumber finansialnya. Mereka juga menyerukan pertukaran informasi, penguatan kontrol perbatasan dan keamanan transportasi udara.

Ditegaskan pula bahwa langkah-langkah yang diambil setiap negara untuk memerangi terorisme harus didasarkan pada Resolusi 2178 Dewan Keamanan PBB terkait perang anti-ekstremisme dan kelompok-kelompok ekstrem serta pembatasan fasilitas dan aktivitas mereka di internet.

Presiden AS diperkirakan akan menggelar pertemuan dengan para pemimpin dari negara-negara lain di sela-sela KTT APEC untuk membicarakan serangan teror di Paris dan ketegangan di Laut Cina Selatan.

Para pakar meyakini bahwa Obama berupaya untuk mengirim pasukan tambahan ke Filipina. Ia juga dijadwalkan untuk mengunjungi pangkalan militer Angkatan Laut AS di pantai Filipina. Sebelumnya, sebuah kapal perusak AL Amerika merapat di pantai Manila untuk meningkatkan keamanan KTT APEC. AS juga mengirim pesawat-pesawat pengebom B-52. 

Pada bulan Januari 2012, Obama mengumumkan strategi baru militer AS dengan sebutan "peninjauan strategi petahanan." Strategi ini banyak berfokus pada dua isu; yaitu kehadiran pasukan tambahan AS di  Asia Pasifik dan pengerahan pasukan ke Timur Tengah.

Isu-isu tersebut telah memperkuat spekulasi bahwa kunjungan tiga hari Obama ke Manila akan lebih berfokus pada ketegangan regional terkait konflik Laut Cina Selatan dan peningkatan kerjasama militer AS-Filipina ketimbang mengenai isu-isu ekonomi dan perdagangan.

Sementara itu, Filipina sebagai salah satu pengkritik paling keras Cina dalam konflik Laut Cina Selatan, telah berjanji akan menjadi "tuan rumah yang baik" bagi Presiden Xi Jinping. Namun Benigno Aquino, Presiden Filipina tampaknya akan memanfaatkan KTT APEC untuk memperkuat aliansi dengan tujuan menghadapi Cina meski konflik Laut Cina Selatan tidak ada dalam agenda resmi dalam KTT tersebut.

Rabu, 18 November 2015 12:09

Agitasi Barat Jegal Penerapan JCPOA

Sekretaris Dewan Tinggi  Keamanan Nasional Iran membantah sejumlah tudingan yang dilemparkan pejabat AS mengenai dimensi militer program nuklir Iran, PMD yang dihubungkan dengan penerapan Rencana Aksi Bersama Komprehensif (JCPOA). Ali Shamkhani menyatakan, sesuai intruksi surat yang disampaikan Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran kepada Dewan Tinggi Keamanan Nasional dan Parlemen Iran telah dijelaskan beberapa poin yang harus diperhatikan. Menurut Shamkhani, masalah sebelumnya mengenai program nuklir Iran berdasarkan laporan dinas intelejen yang bertujuan untuk merusak Iran.

Sementara itu, wakil Iran di Badan Energi Atom Internasional (IAEA) menyatakan bahwa syarat penerapan JCPOA adalah penutupan kasus nuklir Iran. Sejumlah laporan baru-baru ini menyinggung penerapan JCPOA bergantung kepada laporan IAEA mengenai PMD atau potensi militer dimensi nuklir Iran. Reza Najafi di Wina mengatakan, sesuai butir 14 JCPOA, negara anggota kelompok 5+1 harus menjalankan komitmennya untuk menyerahkan resolusi kepada Dewan Gubernur mengenai penutupan berkas kasus nuklir Iran di IAEA.

Kini media massa mainstream menjadikan masalah keterkaitan PMD dengan investigasi IAEA ke instalasi militer Iran dan wawancara dengan ilmuwan Iran sebagai syarat penerapan JCPOA sebagai headlinenya. Padahal, salah point yang disepakati Iran dan kelompok 5+1 sejak awal berunding adalah kesepakatan bahwa Iran menjalankan protokol tambahan secara sukarela dan sementara.

Menyikapi masalah ini Parlemen Iran pun akan mengambil sikap mengenai komitmen pihak lawan terhadap penerapan JCPOA, termasuk masalah ratifikasi protokol tambahan.

Tudingan adanya aktivitas nuklir militer di kawasan militer Parchin dilemparkan untuk pertama kalinya pada tahun 2006. Tapi klaim yang dilancarkan IAEA itu tidak didukung argumentasi yang memadai, bahkan cenderung fiktif dan rekayasa belaka.

Selanjutnya, IAEA sebanyak dua kali melakukan investigasi ke situs militer Parchin dan tidak bisa membuktikan tudingan fiktifnya itu. IAEA dalam laporannya menyatakan tidak ada aktivitas nuklir di kawasan militer itu.

Tapi ironisnya saat ini ketika Rencana Aksi Bersama Komprehensif akan dijalankan, berkas lama itu kembali dibuka. Padahal Iran telah menyampaikan penjelasan terperinci mengenai penyelesaian yang masih tersisa sesuai peta jalan yang telah dicapai.

Agitasi mengenai ancaman nuklir Iran kepada dunia yang dilancarkan Barat hingga kini tetap menjadi bagian dari strategi politik mereka terhadap Tehran. Oleh karena itu, Iran mendesak IAEA untuk menerapkan peta jalan yang telah disepakati bersama dari pada mendengarkan propaganda tersebut.

Rabu, 18 November 2015 12:08

Kebijakan Represif Mesir terhadap Oposisi

Pemerintah Mesir melanjutkan kebijakan represifnya terhadap oposisi, bahkan tidak ada tempat yang aman dari kekerasan dan serangan aparat keamanan negara ini. Hal ini mencerminkan bahwa para pejabat Mesir masih mengedepankan kebijakan tangan besi terhadap oposisi terutama para mahasiswa.

Pusat  Hak Asasi Manusia Mesir telah mengumumkan data terkait kekerasan aparat keamanan negara ini terhadap para mahasiswa. Data tersebut diumumkan pada Selasa, (17/11/2015) dalam sebuah pernyataan yang bertepatan dengan Hari Mahasiswa, 17 November.

Disebutkan bahwa 245 mahasiswa Mesir tewas dan 487 lainnya hilang selama dua tahun pasca tergulingnya Muhammad Mursi, Presiden Mesir pada tahun 2013.

Menurut Pusat HAM Mesir, 5.032 mahasiswa juga ditangkap dalam jangka waktu dua tahun tersebut. Namun 2.004 orang dari mereka telah dibebaskan dan sisanya hingga sekarang masih mendekam di penjara-spenjara Mesir.

Sementara itu, 487 mahasiswa Mesir hingga sekarang tidak diketahui nasibnya setelah berpartisipasi dalam protes anti-pemerintah. 300 mahasiswa Mesir juga dilaporkan diadili di pengadilan militer, di mana 60 orang dari mereka dipersidangkan secara in Absentia.

Sejak tergulingnya Mursi, Mesir tak henti-hentinya dilanda demonstrasi dari berbagai kalangan masyarakat termasuk para mahasiswa. Mereka menggelar protes di kampus-kampus dan jalan-jalan kota.

Aksi tersebut sering direspon keras oleh aparat keamanan Mesir. Banyak mahasiswa yang ditangkap dan kemudian tidak diketahui nasib mereka.

Sejak dimulainya tahun ajaran baru di perguruan-perguruan tinggi Mesir dalam beberapa bulan terakhir, pemerintah mulai meningkatkan tekanannya terhadap oposisi terutama dari kalangan mahasiswa.

Menurut pandangan para pemimpin Mesir, perguruan tinggi merupakan salah satu pusat utama gerakan dan provokasi opini publik di negara ini. Oleh karena itu mereka mengambil langkah ketat di seluruh pusat pendidikan.

Untuk mengontrol situasi di perguruan tinggi, pemerintah Mesir menyerahkan tanggung jawab pengawasan terhadap seluruh perguruan tinggi pemerintah kepada sebuah perusahaan keamanan swasta. Pengawasan ini dilakukan secara berkelanjutan.

Langkah-langkah tersebut diambil ketika selama beberapa pekan terakhir, aparat keamanan Mesir melakukan patroli di sekitar perguruan tinggi di berbagai kota besar negara ini.

Namun faktanya, setiap kebijakan keamanan di internal Mesir diperketat dan tindakan represif ditingkatkan, situasi dan krisis di negara ini justru semakin rumit.

Saat ini, tidak hanya gerakan Ikhwanul Muslimin yang mendukung para mahasiswa, namun Koalisi Pendukung Legitimasi juga memberikan dukungan untuk melawan kebijakan represif para pejabat Mesir.

Rakyat Mesir berharap situasi HAM di negara mereka membaik setelah tumbangnya rezim Hosni Mubarak, namun harapan ini alih-alih terealisasi, pelanggaran nyata terhadap HAM justru meningkat di periode pemerintahan Abdel Fattah El Sisi.

Hak untuk berkumpul dan berbicara telah dibatasi, bahkan tidak sampai di sini saja, pemerintah Mesir juga mengesahkan undang-undang terorisme pada tahun lalu yang menganggap pemrotes sebagai teroris dan harus diadili di pengadilan militer dengan ancaman vonis hukuman mati dan penjara dalam jangka waktu lama.

Sebenarnya, pengesahan UU anti-terorisme dalam rangka untuk meningkatkan pengekangan terhadap gerak oposisi dan juga sebagai langkah untuk memperkuat kebijakan tangan besi pemerintah.  

Berdasarkan UU tersebut, pemerintah Mesir memiliki wewenang untuk menumpas segala bentuk protes dan menangkap oposisi dengan dalih mendukung terorisme. Pemerintah El Sisi juga bisa membubarkan atau membekukan setiap kelompok oposisi dengan dalih mendukung terorisme.

Kelanjutan protes anti-pemerintah khususnya para mahasiswa menunjukan bahwa para pejabat Mesir telah gagal untuk meyakinkan rakyat negara ini untuk menerima penggulingan Mursi dan melegitimasi pemerintahan sekarang.

Duta  Besar Republik Islam Iran di PBB menyerukan pencabutan seluruh resolusi Badan Energi Atom Internasional (IAEA) yang dikeluarkan Dewan Gubernur terhadap Tehran. Gholamali Khoshroo dalam sidang Majelis Umum PBB yang membahas mengenai laporan tahunan IAEA hari Selasa (17/11), menyatakan bahwa Iran telah menjalankan seluruh kesepakatan dalam peta jalan organisasi nuklir internasional ini secara sukarela.

 

Duta  Besar Republik Islam Iran di PBB, dalam statemennya menyinggung Rencana Aksi Bersama Komprehensif (JCPOA) yang berujung penyelesaian sebuah krisis yang tidak penting.Gholamali Khoshroo menyatakan, perubahan fundamental dalam kinerja Dewan Keamanan mengenai program nuklir Iran harus disertai perubahan serupa oleh Dewan Gubernur IAEA dengan mencabut seluruh resolusi mengenai Iran.

 

Khoshroo dalam pertemuan tersebut mengemukakan pandangan mendasar Iran mengenai aktivitas damai program nuklir Iran. Ditegaskannya, kebutuhan dunia terhadap energi, terutama energi listrik saat ini semakin meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut diperlukan energi yang lebih ramah lingkungan.

 

Duta  Besar Republik Islam Iran di PBB menilai energi nuklir akan memainkan peran penting dalam kemajuan negara berkembang.Terkait hal ini, tanggung jawab utama IAEA sesuai anggaran dasarnya adalah membantu negara-negara anggota dalam penelitian, pengembangan dan pemanfaatan energi nuklir untuk tujuan damai.

 

Sementara itu, Dirjen IAEA, Yukiya Amano dalam pertemuan tersebut menyampaikan laporan mengenai aktivitas organisasi nuklir internasional ini, dan menilai JCPOA sebagai bukti tercapainya kesepakatan diplomasi. Amano mengungkapkan kemajuan dan perubahan signifikan dalam hubungan dengan program nuklir Iran. Ditegaskannya, sesuai aturan yang ditetapkan hingga 15 Desember 2015, hasil investigasi mengenai tahapan penerapan JCPOA oleh Iran akan diserahkan kepada Dewan Gubernur IAEA.

 

Menurut Dirjen IAEA, pasca tercapainya kesepakatan nuklir anatar Iran dan kelompok 5+1, Dewan Keamanan PBB akan menguji dan mengawasi komitmen Tehran dalam koridor JCPOA kepada IAEA. Amano juga menyatakan pihaknya telah menyusun sebuah prakarsa praktis khusus mengenai transparansi program nuklir Iran. Seluruh tahapan tersebut secara penuh akan berakhir sesuai tenggat waktu, yaitu 15 Oktober mendatang.

Sementara itu, wakil Iran di IAEA mengatakan, pihak lawan ( kelompok 5+1) tahu bahwa syarat penerapan JCPOA adalah penutupan berkas nuklir Iran.

Angkatan Bersenjata Malaysia akan mengerahkan 4.500 personelnya untuk membantu polisi dalam meningkatkan keamanan KTT ASEAN ke-27 di Kuala Lumpur.

Kepala Staf Angkatan Bersenjata Malaysia, Tan Sri Zulkifeli Mohd Zin mengatakan, 2.000 personel akan ditempatkan di lokasi-lokasi strategis di dalam ibukota.

"Sisanya 2.500 akan disiagakan di sekitar ibukota,” tambahnya.

"Kami akan membantu polisi dalam mengamankan kota untuk KTT terutama setelah serangan teror Paris," katanya dalam konferensi pers Rabu (18/11/2015).

Dia menegaskan bahwa militer siap untuk memberikan bantuan tambahan yang diperlukan.

KTT ASEAN akan diselenggarakan mulai Sabtu dan Minggu depan di Kuala Lumpur.