
کمالوندی
Iran Siap Hadapi Ancaman Baru dalam Perang Proxy
Panglima Angkatan Darat Republik Islam Iran, Brigjen Ahmadreza Pourdastan, menyatakan kesiapan angkatan bersenjata Iran untuk menghadapi segala ancaman musuh.
IRNA melaporkan, Pourdastan pada Senin (25/5) di sela-sela manuver Bait al-Maqdis 27 di Isfahan, menyinggung ancaman baru terhadap Iran dan mengatakan, ÔÇ£Keberadaan kelompok-kelompok teroris, telah menciptakan ancaman baru dan angkatan bersenjata Iran siap penuh untuk terjun ke medan perang proxy.ÔÇØ
Ditambahkannya bahwa militer Iran memiliki kesiapan prima dalam menjaga perbatasan dan menciptakan keamanan penuh di Iran. Selain itu, semua gerakan musuh di perbatasan, regional dan transregional juga terus dimonitor.
Di bagian lain, Pourdastan menilai manuver Bait al-Maqdis 27 sebagai contoh baik bagi semua angkatan bersenjata Iran dalam hal meningkatkan kapasitas yang dimiliki.
Tahap akhir manuver Bait al-Maqdis 27 dimulai Senin (25/5) di wilayah Nasrabad, Isfahan, melibatkan unit-unit infanteri, teknis, kavaleri dan artileri.
Iran Sedang Bangun Sejumlah Kapal Perusak Baru
Wakil Panglima Angkatan Laut Militer Republik Islam Iran menyatakan, ÔÇ£Sejumlah kapal perusak baru sedang dibangun di Industri Pertahanan Republik Islam.ÔÇØ
Gholamreza Khadem Bigham, Senin (25/5), dalam wawancaranya dengan IRNA mengatakan, ÔÇ£Angkatan Laut Iran sedang memproduksi kapal perusak Jamaran di berbagai kelas.ÔÇØ
 Kapal perusak Jamaran adalah jenis pertama kapal perusak Iran yang telah bergabung dalam armada AL Iran sejak lima tahun lalu.
Angkatan Laut Iran beberapa bulan lalu juga telah mengoperasikan kapal perusak Damavand, hasil garapan Kementerian Pertahanan Iran, di Laut Kaspian, Iran utara.
Menyinggung kapal perusak Sahand sebagai prototipe baru kapal perusak Republik Islam, Khadem Bigham mengatakan, ÔÇ£Kapal perusak ini sekarang sedang diproduksi dan telah berada pada tahap-tahap awal.ÔÇØ
Ditegaskannya pula bahwa selain kapal perusak Sahand, sejumlah kapal perusak lain juga sedang diproduksi.
Sebelum mengakhiri wawancaranya, Khadem Bigham mengkonfirmasikan tahap akhir dari produksi kapal selam generasi baru bernama Fateh.
Soleimani: AS Hanya Menonton Ramadi Jatuh ke Tangan ISIS
Panglima militer Iran, Mayor Jenderal Qassem Soleiman,i mengecam Amerika Serikat atas jatuhnya kota Ramadi, Irak, ke tangan kelompok teroris Takfiri ISIS.
Soleimani, Komandan Pasukan Qods Korps Garda Revolusi Islam Iran, mengatakan bahwa di saat pangkalan Ain al-Asad menjadi tuan rumah jet tempur AS yang sangat dekat dengan Ramadi, pasukan militer Amerika tidak mengambil tindakan untuk menghentikan para teroris ISIS yang berjuang mengambil alih kota Irak.
"Ini bukan hal lain kecuali keterlibatan dalam [sebuah] konspirasi," katanya saat bertemu dengan para veteran Perang Pertahanan Suci, pada Ahad (24/5), di kota Kerman, Iran tenggara.
"Tidak ada keinginan untuk melawan ISIS," kata Soleimani ditujukan pada koalisi anti-ISIS pimpinan AS.
Dia juga menilai kelompok teror ISIS sebagai "wabah besar," yang harus dilawan.
Kelompok, yang anggotanya menyembelih manusia secara sadis sambil menyeru slogan-slogan agama, adalah ancaman besar, katanya.
Pada tanggal 17 Mei, para militan ISIS berhasil menguasai kembali Ramadi.
Pasukan Mobilisasi Rakyat, salah satu kelompok relawan yang bergabung dengan militer Irak, dikirim ke Anbar setelah Perdana Menteri Irak, Haider al-Abadi, meminta mereka untuk bergabung dengan perang untuk mengusir militan Takfiri dari Ramadi.(
Keberhasilan Irak Mengontrol Pergerakan ISIS
Sumber-sumber Irak mengkonfirmasikan berakhirnya pengepungan terhadap ratusan tentara negara ini di kilang minyak Baiji di provinsi Salahuddin.
Televisi Alarabiya Kamis malam (21/5) menurunkan laporannya menyebut operasi militer gabungan yang dilakukan relawan dan militer Irak berhasil membersihkan bagian Barat kilang minyak Baiji yang merupakan kilang minyak terbesar Irak di provinsi Salahuddin. Operasi militer ini berhasil membebaskan 300 tentara Irak yang dikepung para teroris ISIS selama beberapa waktu.
Sesuai dengan laporan ini, operasi militer yang dilakukan ini juga berhasil memutuskan jalur bantuan kepada para teroris ISIS di daerah ini.
Sekaitann dengan hal ini, Juru Bicara Satuan Anti Teror Irak, Sabah al-NuÔÇÖman mengatakan, ÔÇ£Setelah dibebaskan dari kepungan teroris ISIS, Baiji dapat dimanfaatkan sebagai pangkalan untuk melakukan operasi militer di utara Takrit, ibukota provinsi Salahuddin.ÔÇØ
Sabah al-NuÔÇÖman menyebut keberhasilan operasi ini dikarenakan mampu membersihkan kawasan Barat Baiji dari kekuatan teroris ISIS dan mengambil kendali jalan yang mengarah ke kilang minyak Baiji.
Al-NuÔÇÖman mengatkan, ÔÇ£Operasi ini sangat berpengaruh saat membersihkan kawasan Takrit secara keseluruhan dari para anasis ISIS. Karena Baiji dapat menjadi pangkalan militer guna mempersiapkan pasukan dan pergerakan ke arah kawasan utara yang masih dikuasai ISIS.ÔÇØ
Selain keberhasilan ini, berita-berita yang ada menunjukkan usaha luar biasa Irak sekaligus meraih kemenangan dalam menghadapi pergerakan baru ISIS di negara ini. Disebutkan bahwa kelompok teroris ISIS berusaha menepis kekalahan beruntun yang dialaminya selama beberapa bulan terakhir dengan melakukan pergerakan ke daerah-daerah lain di Irak. Namun para pejabat dan pasukan Irak mampu membalikkan keadaan dan mengalahkan teroris ISIS secara beruntun di pelbagai medan perang.
Perdana Menteri Irak yang sedang melakukan kunjungan ke Rusia menyatakan ibukota al-Anbar sedang berada di bawah pengepungan ISIS dan pasukan Irak siap untuk membersihkan daerah-daerah Irak dari anasir teroris ISIS. Haidar al-Ibadi saat bertemu dengan para pejabat tinggi Rusia menyebut militer dan relawan telah mengepung al-Ramadi, ibukota provinsi al-Anbar.
ISIS pekan lalu menduduki al-Ramadi, ibukota provinsi al-Anbar di barat Irak yang menyebabkan ribuan keluarga Irak mengungsi dan kini militer dan pasukan relawan bersama pasukan nomaden daerah ini telah siap melakukan operasi militer untuk membebaskan daerah ini dan membersihkannya dari anasir teroris ISIS.
Di hari-hari terakhir terjadi kontak senjata hebat di daerah al-Karamah, dekat Fallujah di provinsi al-Anbar dan militer Irak berhasil membersihkan daerah ini dari anasir ISIS. Peristiwa penting ini memberikan kemudahan untuk membebaskan al-Ramadi.
Kota al-Ramadi yang berhasil dikuasai ISIS kembali menunjukkan Koalisi Internasional Anti ISIS yang dipimpin Amerika tidak memiliki peran apapun. Larinya pasukan Amerika dari satu pangkalan militer yang berada di dekat al-Ramadi dan ketidakpedulian pasukan ini menyaksikan kemajuan yang diraih ISIS di daerah ini membuat rakyat Irak marah dan tidak puas dengan kinerja mereka.
Niyazi Mimaroglu, anggota Komisi Keamanan dan Pertahanan Parlemen Irak menuding pasukan Amerika membiarkan ratusan anasir ISIS melewati Suriah menuju al-Ramadi, ibukota provinsi al-Anbar selama beberapa hari lalu. Ia menjelaskan bahwa pasukan Amerika tidak melakukan serangan udara untuk mencegah para teroris memasuki Irak dan menambahkan, ÔÇ£Pembebasan kota al-Ramadi tidak akan berhasil tanpa partisipasi relawan rakyat Irak.ÔÇØ
Zarif: Iran Tidak Ijinkan Pihak Asing Inspeksi Fasilitas Militernya
Menteri Luar Negeri Iran, Mohammad Javad Zarif, menyatakan bahwa tim perunding nuklir Iran berkomitmen menjaga garis-garis merah Republik Islam pada semua tingkat perundingan termasuk instalasi nuklir Fordo.
Hal itu dikemukakan Zarif, Jumat (22/5) dalam wawancara dengan kantor berita parlemen Republik Islam Iran. Menyinggung ketamakan baru Amerika Serikat dalam perundingan nuklir terkait instalasi nuklir Fordo dan juga masalah inspeksi fasilitas nuklir Iran, Zarif menekankan bahwa pihak asing tidak akan diijinkan untuk  untuk memaksakan ketamakan mereka dalam proses perundingan.
Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Yukia Amano, kepada Associated Press, mengklaim bahwa kesepakatan nuklir Iran dan Kelompok 5+1, akan memberikan hak kepada para ahli lembaga tersebut untuk mengakses fasilitas militer Republik Islam.
Pasca klaim Amano itu, para pejabat Amerika Serikat juga mengklaim bahwa inspeksi fasilitas militer Iran adalah bagian dari perundingan nuklir Iran.
Jannati: AS Berusaha Membalas Dendam Kepada Iran Melalui Perundingan
Khatib shalat Jumat Tehran, Ayatullah Ahmad Jannati menyatakan, Amerika Serikat dalam perundingan nuklir berusaha membalas dendam kepada rakyat Iran.
Ayatullah Jannati dalam khutbah Jumatnya (22/5) menyinggung berlanjutnya perundingan nuklir Iran dan Kelompok 5+1 seraya mengatakan, ÔÇ£Setelah bertahun-tahun tertampar, Amerika Serikat kini berusaha membalas dendam kepada Republik Islam Iran dan Islam, dalam perundingan nuklir.ÔÇØ
Ditambahkannya, ÔÇ£Adalah pandangan dangkal jika ada anggapan bahwa dengan kesekapatan nuklir, semua makar musuh anti-Republik Islam Iran akan berakhir, di saat Barat khususnya Amerika Serikat, ingin menguasai urat nadi perekonomian dan politik Iran.ÔÇØ
Ayatullah Jannati menilai iman kepada Allah Swt, keyakinan terhadap masyarakat dan kelanjutan jalan Islam, adalah tiga prinsip penting dalam perundingan dengan negara-negara barat yang harus diperhatikan oleh tim perunding Iran.
Menurutnya, berharap dari Amerika Serikat dalam perundingan nuklir adalah fatamorgana dan bahwa musuh selalu berusaha menaklukkan Iran akan tetapi mereka tidak memahami bahwa bangsa Iran telah mendapat pelajaran kekuatan, muqawama dan keberanian dari Imam Husein as, imam ketiga umat Syiah dunia.
Lebih lanjut, khatib shalat Jumat Tehran mengatakan, ÔÇ£Amerika Serikat juga faktor penderitaan dan kejahatan di Palestina, Suriah, Irak dan Yaman. Amerika Serikat adalah pihak yang menciptakan ISIS, yang membakar hidup-hidup manusia dan tidak berbelas kasihan pada perempuan, anak-anak atau orang sakit.ÔÇØ
Pada bagian lain khutbahnya, Ayatullah Jannati mengecam serangan Arab Saudi ke Yaman dan mengatakan, ÔÇ£Rezim al-Saud, adalah taghut dan firaun masa kini, serta selalu berperan dalam upaya menumpas orang-orang tertindas.ÔÇØ
Namun menurutnya, Republik Islam selalu menjadi pendukung kaum tertindas dan musuh pihak zalim. Khatib shalat Jumat Tehran ini juga berharap agar kekuasaan rezim al-Saud terhadap haramain segera berakhir.
Mengingat hari ini adalah peringatan hari kelahiran Imam Husein as, Ayatullah Jannati menyampaikan ucapan selamat kepada para pecinta Ahlul Bait dan mengatakan, ÔÇ£Imam Husein as adalah simbol kemuliaan, kekuatan, keberanian dan kesyahidan dalam sejarah dunia ini.ÔÇØ
Iran-Afsel Bertekad Perluas Kerja Sama Ekonomi
Ketua parlemen Iran menilai hubungan Tehran dan Pretoria dibangun atas sebuah landasan yang kuat dan bergerak maju serta menyimpan banyak peluang kerja sama.
Menurut laporan IRNA, Ali Larijani pada Ahad (10/5/2015) sore, menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Afrika Selatan Maite Nkoana-Mashabane di gedung parlemen.
Larijani mengatakan, Iran setelah runtuhnya rezim Apartheid di Afrika Selatan, senantiasa menyambut hubungan persahabatan kedua negara di semua bidang dan sejalan dengan itu sudah terjalin kerja sama yang dekat antara Tehran dan Pretoria.
Dia juga menilai penting untuk menyelesaikan beberapa masalah yang menghambat pengembangan kerja sama ekonomi dan perdagangan antara kedua negara, termasuk menyusun mekanisme perbankan dan finansial yang sesuai.
Berbicara tentang posisi berpengaruh kedua negara di Asia dan Afrika, Larijani menuturkan, kerja sama antara Iran dan Afrika Selatan untuk menyelesaikan masalah regional dan internasional bisa membawa hasil yang sangat baik untuk perdamaian dan keamanan berkelanjutan di kawasan dan dunia.
Sementara itu, Nyonya Mashabane mengapresiasi bantuan Republik Islam Iran kepada Afrika Selatan pasca tumbangnya rezim Apartheid dan mengatakan, ÔÇ£Mengingat posisi penting Iran di kawasan dan dunia, maka masalah pengembangan hubungan penuh di bidang politik dan ekonomi dengan Tehran telah menjadi keinginan para pemimpin Afrika Selatan.ÔÇØ
Dia mengakui bahwa Afrika Selatan mengalami banyak kerugian akibat sanksi-sanksi terhadap Iran. Menurut Mashabane, kerja sama ekonomi dan perdagangan kedua negara harus diperluas sejalan dengan perluasan kerja sama politik antara Afrika Selatan dan Iran.
ÔÇ£Afrika Selatan siap mengambil langkah-langkah yang diperlukan, termasuk di bidang perbankan dan finansial,ÔÇØ tegasnya.
Pada kesempatan itu, Mashabane juga menyoroti krisis di Yaman dan menandaskan opsi militer tidak pernah berhasil dalam menyelesaikan kemelut.
ÔÇ£Afrika Selatan menentang segala bentuk pendekatan militer untuk menyelesaikan krisis dan berkomitmen bahwa satu-satunya jalan untuk mengakhiri pertikaian adalah jalur diplomasi dan dialog,ÔÇØ ujarnya.
Iran Bertekad Perluas Hubungan Ekonomi dengan Afrika Selatan
Presiden Republik Islam Iran menyatakan tekad serius negaranya untuk memperluas hubungan ekonomi dengan Afrika Selatan.
Hassan Rouhani mengungkapkan hal itu selama pertemuannya dengan Maite Nkoana-Mashabane, Menteri Luar Negeri Afrika Selatan di Tehran, ibukota Iran, Senin (11/5).
Dalam pertemuan tersebut, Rouhani menyinggung kerjasama antara Tehran dan Pretoria untuk membela hak negara-negara yang sedang berkembang.
"Sayangnya masih ada negara-negara kuat yang ingin memonopoli ilmu pengetahuan dan menggunakannya sebagai alat untuk mendominasi, " ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya upaya bersama untuk memerangi terorisme dan kekerasan.
Presiden Iran menuturkan, sayangnya, virus kekerasan dan terorisme sedang menyebar di seluruh belahan dunia, dan hari ini semua pihak harus bergandengan tangan untuk menghadapi virus berbahaya ini.
Rouhani juga menekankan pentingnya bantuan kepada bangsa-bangsa yang menghadapi berbagai persoalan seperti perang saudara dan invasi ke negara mereka, khususnya rakyat Yaman.
"Solusi berbagai persoalan internal bukan serangan militer. Dan peluang harus di berikan supaya berbagai kelompok dapat saling berdialog," jelasnya.
Di bagian lain penyataannya, Rouhani menuturkan, Iran telah menunjukkan dengan baik bahwa negara ini memiliki tekad serius untuk menyelesaikan isu nuklir melalui perundingan.
Dasar Iran dalam perundingan, kata Rouhani, adalah menghormati dan mematuhi peraturan internasional, di mana pemanfaatan dan aktivitas damai di sektor teknologi nuklir dalam proses pengembangan.
Sementara itu, Menlu Afrika Selatan menegaskan komitmen negaranya untuk menjalin kerjasama dengan Iran.  
Nkoana-Mashabane menyerukan pemanfaatan hubungan baik politik kedua negara untuk memperkuat hubungan ekonomi.
Iran Siap Ekspor Minyak ke Eropa Pasca Pencabutan Sanksi
Direktur urusan Internasional, Perusahaan Minyak Nasional Iran mengumumkan kesiapan Tehran mengekspor minyak ke Eropa segera setelah pencabutan sanksi.
Mohsen Ghamsari dalam wawancaranya dengan IRNA (17/5) mengabarkan keinginan negara-negara Eropa mengimpor minyak dari Iran.
Ia mengatakan, "Akan tetapi kembalinya tingkat ekspor minyak ke era sebelum sanksi, tergantung dari tingkat kesiapan Eropa menerima minyak Iran."
Ghamsari lebih lanjut menjelaskan kondisi pasar minyak dunia. "Kilang minyak-kilang minyak biasanya menandatangani kontrak pembelian minyak pertahun, oleh karena itu, untuk memulai impor minyak, kilang-kilang itu harus menunggu beberapa lama sampai mereka memperbaharui kontrak-kontrak penjualan minyak," paparnya.
Ia menegaskan bahwa Iran, segera setelah pencabutan sanksi, mampu menghidupkan kembali setengah pasar minyak Iran di Eropa. Untuk jangka pendek dan menengah, katanya, beberapa paket minyak dapat dijual, dengan jalan itu sejumlah besar pasar minyak di Eropa dapat direbut kembali.
Sebelum sanksi diperketat, negara-negara Eropa termasuk konsumen utama minyak Iran. Saat ini mereka tidak punya kontrak pembelian minyak mentah dari Iran.
Sri Lanka yang sebelum pengetatan sanksi, memasok 90 persen kebutuhan minyaknya dari Iran dan kilang minyak-kilang minyaknya kompatibel dengan minyak ekspor Iran, juga terpaksa memutus impor minyak mentah Iran.
Selain itu Afrika Selatan dan Malaysia juga merupakan konsumen minyak Iran yang memutus impornya dalam beberapa tahun terakhir.
Sekarang ini hanya Cina, India, Turki, Jepang dan Korea Selatan yang masih menjadi konsumen minyak Iran berdasarkan kesepakatan sementara Jenewa.
Rahbar: Iran akan Membalas dengan Tegas Setiap Ancaman
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar menekankan terjaganya keagungan dan kebesaran bangsa Iran.
Ayatullah Sayid Ali Khamenei, Rabu (6/5) dalam pertemuan dengan Menteri dan pegawai Kementerian Pendidikan serta pengajar dari seluruh penjuru Iran menyoroti ancaman-ancaman terbaru petinggi pemerintahan Amerika Serikat seiring dengan digelarnya perundingan nuklir.
Rahbar menegaskan, "Kami tidak sepakat dengan perundingan di bawah ancaman. Petinggi politik asing dan tim juru runding harus memperhatikan garis merah serta haluan utama."
Ia menjelaskan, "Seiring dengan belanjutnya perundingan, keagungan dan kebesaran bangsa Iran harus dibela dan tim perunding nuklir Iran tidak boleh tunduk pada ancaman, paksaan atau penghinaan apapun."
Ayatullah Khamenei juga menyinggung statemen-statemen petinggi pemerintah Amerika dalam beberapa hari terakhir yang mengatakan, "Jika kondisi semacam ini muncul, maka kami akan melancarkan serangan militer". Rahbar menuturkan, "Seperti yang pernah kami katakan kepada Amerika pada pemerintahan Iran sebelumnya, bangsa Iran akan membalas dengan tegas setiap ancaman."
Rahbar menambahkan, "Menurut pengakuan terbuka atau tertutup petinggi sejumlah negara, jika sanksi dan tekanan yang ada saat ini atas Iran dijatuhkan pada negara lain, maka negara itu akan menghadapi berbagai masalah serius, namun Iran tetap bertahan dan berdiri kokoh."
Ia melanjutkan, "Amerika lebih membutuhkan perundingan ketimbang Iran, atau setidaknya kedua negara sama-sama membutuhkan. Kami ingin perundingan selesai dan sanksi-sanksi dicabut, akan tetapi ini bukan berarti bahwa jika sanksi dicabut lalu kami tidak dapat mengelola negara."
Ayatullah Khamenei menjelaskan bahwa rakyat Iran selalu membela identitas dan kehormatan dirinya. "Dalam perang pertahanan suci selama delapan tahun, seluruh kekuatan dunia berusaha untuk menundukkan bangsa Iran, namun gagal. Oleh karena itu keagungan dan kebesaran bangsa ini harus tetap dijaga," paparnya.
Menurutnya, hari ini pemerintah Amerika menjadi pemerintahan yang paling tidak dihormati di dunia, salah satu alasannya adalah karena dukungan tegas Washington atas kejahatan-kejahatan pemerintah Al Saud di Yaman.
"Pemerintah Al Saud, tanpa justifikasi apapun dan hanya dengan satu dalih, mengapa rakyat Yaman tidak memilih presiden yang sesuai dengan kehendak Riyadh, terus melakukan pembunuhan terhadap rakyat tidak berdosa, perempuan dan anak-anak Yaman. Amerika pun mendukung kejahatan-kejahatan besar ini," ungkapnya.
Ia menandaskan, "Rakyat pejuang dan revolusioner Yaman tidak membutuhkan senjata, pasalnya seluruh pusat dan pangkalan militer dikuasai oleh mereka. Rakyat Yaman, karena embargo obat-obatan, bahan makanan dan energi yang kalian lakukan, membutuhkan bantuan-bantuan kemanusiaan. Akan tetapi kalian bahkan tidak mengizinkan Bulan Sabit Merah masuk ke Yaman.