کمالوندی

کمالوندی

Pada hari-hari sebelum tanggal 27 Rajab, Muhammad Saw selalu ke gua Hira dan terkadang keberadaan beliau di goa tersebut hingga berhari-hari. Kepada istrinya yang setia Khadijah sa, beliau selalu mengungkapkan kerinduan kepadanya dan berkata, ÔÇ£Kau tahu cinta dan keterikatanku padamu; akan tetapi dalam beberapa hari terakhir ini secara menakjubkan aku ingin tidak ada sesuatu hal lain ada dalam hatiku kecuali mengingat Tuhan Pencipta Semesta.ÔÇØ

Pada akhirnya, malam penuh misteri itu tiba. Sinar rembulan secara perlahan menerangi puncak gunung dan lembahnya di bagian selatan. Mendadak semua tempat dilanda kesunyian penuh misteri. Muhammad Saw menghabiskan malam-malam dengan terjaga. Tidak ada suara pada kegelapan malam itu, akan tetapi kesunyian malam itu sangat berbeda.

Seketika terpancar cahaya dari langit yang menerangi ufuk pandangan Muhammad Saw. Beliau merasakan getaran hebat pada batin dan jasmaninya. Seakan jiwa lembut Muhammad Saw, memiliki kapasitas besar. Setelah itu muncul sosok agung di hadapan Muhammad Saw. Penampilannya penuh wibawa dan bersahaja. Ke mana pun Muhammad menatap, sosok itu selalu ada di hadapannya.

Dia adalah Jibril, sang malaikat penyampai wahyu. Jibril menghampiri Muhammad Saw dan berkata; ÔÇ£Wahai Muhammad, bacalah.ÔÇØ Muhammad Saw menatap tajam. Beliau menyaksikan tulisan di hadapannya. Kemudian terdengar kembali suara, ÔÇ£Bacalah dengan nama Tuhanmu.ÔÇØ Dengan suara bergetar, Muhammad Saw berkata, ÔÇ£Apa yang harus aku baca? Aku tidak dapat membaca.ÔÇØ Dan malaikat itu berkata; ÔÇ£Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.ÔÇØ

Seluruh wujud Muhammad Saw terbalut kecintaan samawi dan kemudian beliau mengikuti bacaan sang malaikat itu. ÔÇ£Wahai Muhammad, kau adalah Rasulullah,ÔÇØ demikian suara berwibawa itu kembali terdengar dan menggetarkan jiwa Muhammad Saw.

Apa yang didengar Muhammad Saw? Itu bukan mimpi, karena itu semua sepenuhnya nyata. Adalah kehendak Allah Swt untuk berfirman kepada hamba-Nya dan Muhammad Saw adalah termasuk di antara segelintir hamba Allah Swt yang layak menerima wahyu. Muhammad Saw selalu memikirkan jalan membebaskan masyarakat dari kesesatan dan penyimpangan; dan sekarang beliau harus memikul tugas besar itu. 

Apa yang dirasakan Muhammad Saw sungguh tidak dapat terbayangkan. Rasa panas menyelimuti sekujur tubuh beliau. Pundak beliau bergetar. Beliau ingin bangkit namun tidak mampu. Seketika beliau meletakkan dahi ke tanah dan tanpa sadar beliau menangis. Pada malam penuh misteri itu, yaitu malam 27 Rajab, Muhammad Saw diangkat sebagai Nabi.  

Semua Rasulullah, diutus Allah Swt untuk membimbing umat manusia dari kegelapan, kebodohan dan keragu-raguan, menuju cahaya ilmu dan makrifat. Meski demikian, masing-masing mereka menggunakan cara yang berbeda-beda sesuai dengan kondisi di masanya.

Masalah penting dalam pengaruh dan perluasan agama Islam, berkaitan dengan keutamaan dalam kepribadian dan juga pesan Rasulullah Saw. Ayat-ayat al-Quran memuat maarif yang sangat edukatif dan bernilai. Maarif al-Quran, membuka jalan bagi penerimaan logika dan menghapus seluruh keraguan dan keambiguan dalam benak umat manusia. Kini, kriteria itu pula yang mengundang keinginan dan perhatian para pencari Islam.

Rasulullah Saw telah menyampaikan pesan-pesan beliau bersama logika dan argumentasi, juga dengan bahasa yang fasih dan indah. Beliau menyampaikan seruan penghambaan kepada Allah Yang Maha Esa dengan sangat indah. Allah Swt yang menciptakan langit, bumi dan alam semesta. Rasulullah Saw berulangkali menyebutkan tanda-tanda wujud Allah Swt dan mengarahkan manusia pada wujud Sang Pencipta.

Berbagai konsep seperti pencarian kebenaran, perwujudan keadilan, hubungan sehat dan manusiawi yang terkandung dalam pesan-pesan luhur Nabi Muhammad Saw, menjawab tuntutan alami dan fitrah manusia. Hati dan jiwa kembali tersegarkan dengan seruan tersebut serta menuntun mereka menuju kehidupan bahagia. Jelas bahwa jika maarif Islam tidak memiliki kriteria dan keutamaan tersebut, maka tidak akan ada dukungan dalam dakwah. Namun pada kenyataannya, apa yang disampaikan Rasulullah Saw diterima hati dan akal masyarakat.

Masalah penting dalam agama Islam, yang sangat ditekankan dan menjadi tujuan luhur dakwah Rasulullah Saw adalah pengajaran dan pembimbingan. Mendorong masyarakat dan upaya untuk memperluas ilmu pengetahuan dan makrifat, di samping bimbingan jiwa dan batin. Allah dalam al-Quran dalam ayat 2 surat al-JumÔÇÖah, berfirman: Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul di antara mereka, yang membacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, mensucikan mereka dan mengajarkan mereka Kitab dan Hikmah (As Sunnah). Dan sesungguhnya mereka sebelumnya benar-benar dalam kesesatan yang nyata.ÔÇØ

Dengan demikian, Rasulullah Saw ditugaskan untuk membaca ayat-ayat al-Quran untuk membersihkan jiwa masyarakat dari debu-debu syirik dan keyakinan batil, serta menghiasinya dengan akhlak mulia.┬á Sebagaimana yang dalam hadits Rasulullah Saw bersabda: ÔÇ£Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak.ÔÇØ Oleh karena itu, salah satu tujuan terpenting pengutusan Rasulullah Saw, sebagaimana yang disebutkan al-Quran adalah penyucian dan pembimbingan masyarakat dalam rangka mengaktifkan dan mengembangkan potensi besar manusia. Dalam proses pembimbingan tersebut, hubungan antara manusia dan Allah Swt dalam masyarakat Islam juga akan terislahkan.

Rasulullah Saw adalah teladan bukan hanya dalam ucapan melainkan juga dalam amal perilaku. Rasulullah Saw lebih menekankan dirinya untuk melaksanakan ajaran agama Islam lebih dari orang lain. Akhlak yang mulia dan perilaku yang terpuji dan penuh kasih sayang beliau, menjadi daya tarik bagi masyarakat untuk mengikuti seruan Rasulullah. Oleh karena itu, akhlak mulia Rasulullah Saw yang menarik perhatian masyarakat jahil Arab dan membimbing mereka ke jalan Allah Swt.

Masa paling sulit dalam dakwah Rasulullah Saw, adalah pengubahan dan penghapusan keyakinan kaum Arab dan musyrikin. Mereka kebanyakan adalah orang-orang fanatik. Untuk berhasil dalam misi dakwahnya, Rasulullah Saw sangat menekankan beberapa poin penting. Beliau tetap menjaga kehormatan dan kemuliaan setiap manusia bahkan orang-orang paling fanatik sekali pun. Beliau berupaya untuk menciptakan situasi tenang dan jauh dari gejolak, dalam menyampaikan pesan risalah. Rasulullah Saw menghindari mencemooh orang-orang jahil dan bahkan beliau tidak mengolok mereka jika terpaksa berdebat. Pada kesempatan berbeda, beliau berusaha mengajak mereka berdialog kembali. Dalam menyampaikan pesan kebenaran, biasanya Rasulullah Saw memulai dari titik yang juga diterima oleh pihak lawan. Cara tersebut digunakan Rasulullah Saw khususnya dalam menghadapi para pemeluk agama samawi.

Rasulullah Saw selalu menyesuaikan dakwah beliau dengan kapasitas dan kemampuan penalaran audien. Beliau juga berinteraksi dengan seluruh usia. Terkadang dengan senyum manis dan juga tatapan tajam, Rasulullah Saw mempersiapkan hati pihak seberang untuk menerima pesan dakwah beliau. 

Sekarang, di masa-masa penuh kesulitan dan bencana ini, kita menyaksikan pembantaian umat Islam oleh para manusia era Jahiliyah. Dan pada peringatan BiÔÇÖtsah Rasulullah Saw ini, mari kita semua merujuk pada ajaran Islam hakiki, damai dan penyegar jiwa-jiwa manusia.

Tanggal 4 SyaÔÇÖban adalah hari kelahiran Abul Fadhl Abbas, putra Ali bin Abi Talib. Abul Fadhl memiliki raut muka yang tampan dan didukung pula dengan akhlaknya yang mulia. Baik luar maupun dalam, Abul Fadhl adalah sosok penuh daya tarik dan menonjol. Sisi luarnya merupakan cermin dari batinnya. Wajahnya yang gemilang bak bulan yang bersinar terang. Di antara keturunan Bani Hasyim, Abul Fadhl seperti bulan yang terang, sehingga dijuluki Qomar Bani Hasyim.

Hari ke empat bulan Sya'ban tahun 26 Hijriah, kota Madinah seakan-akan mendapat pancaran cahaya ilahi dengan kelahiran Abbas putra Ali bin Abi Talib as. Bayi yang baru lahir ini dikemudian hari akan tercatat dalam sejarah berkat keberanian dan pengorbanannya yang tinggi bagi kejayaan Islam serta nilai-nilai kemanusiaan. Bukan hanya umat Islam yang bangga dengan Abbas bin Ali bin Abi Talib, orang-orang kafir pun merasa bangga terhadap putra Ali yang satu ini.

Ketika berita kelahiran Abbas disampaikan kepada Ali bin Abi Talib, beliau bergegas pulang ke rumah dan dengan hangat memeluk sang bayi. Wajah bayi yang baru melihat dunia ini mendapat hujanan ciuman dari sang ayah. Dengan khidmat Imam Ali mengumandangkan azan di telinga kanan anaknya dan iqomah di telinga kirinya. Kemudian Imam Ali memberikan infak kepada mereka yang membutuhkan demi keberkahan anaknya.

Sang ayah menyaksikan cahaya ilahi dalam wajah anaknya khususnya sifat ksatria dan gagah berani dengan jelas terpancar dari tubuh bayi tersebut. Oleh karena itulah Imam Ali memberikan nama bayi ini Abbas yang artinya singa. Di kemudian hari bayi ini cemerlang hidupnya dan tidak pernah menyerah pada kezaliman khususnya di saat kezaliman memenuhi kehidupan manusia. Imam Ali dengan teliti mendidik dan membesarkan Abbas dengan membekalinya keimanan dan nilai-nilai kemanusiaan. Imam Ali memperlakukan Abbas serupa dengan anak-anaknya yang lain dan beliau tidak pilih kasih dalam mendidik anaknya.

Abul Fadhl juga mendapat kesempatan untuk menimba ilmu dan nilai-nilai kemanusiaan dari dua penghulu pemuda surga, Imam Hasan dan Husein, cucu Rasulullah Saw dan sekaligus saudara seayahnya. Kedekatan Abul Fadhl dengan cucu Rasulullah khususnya Imam Husein membuat dirinya banyak dipengaruhi oleh sifat-sifat mulia Abu Abdillah, Husein bin Ali bin Abi Talib.

Imam Husein yang melihat dengan jelas sifat-sifat mulia yang dimiliki Abul Fadhl membuat beliau sangat menyayangi saudaranya ini. Kedekatannya dengan cucu Rasulullah membuat Abul Fadhl mencapai tingkat kesempurnaan relijius dan menjadikannya manusia saleh. Upaya tak kenal lelah Abul Fadhl membela sesamanya dan pengorbanannya demi mensukseskan cita-citanya telah membuat umat manusia tercengang dan namanya bersinar terang sepanjang sejarah.

Abul Fadhl selama 14 tahun berada di bawah didikan langsung ayahnya, Ali bin Abi Talib as, bahkan disebutkan pula remaja keturunan manusia suci ini kerap turut andil di peperangan selama ayahnya menjadi khalifah umat Islam.  Bahkan para sejarawan berlomba menceritakan kepahlawanan serta keberanian remaja ini di perang Siffin. Ketika pasukan Muawiyah memblokade sumber air dan pasukan Imam Ali mulai kekurangan suplai air minum, Imam Ali memerintahkan pasukannya untuk mendobrak penjagaan musuh terhadap sumber air. Di antara pasukan tersebut terlihat Abbas kecil bersama saudaranya Imam Husein yang berlomba menghalau pasukan musuh dan merebut sumber air.

Abul Fadhl tidak hanya terkenal karena keberaniannya di medan perang. Pemuda Ahlul Bait ini juga dikenal memiliki ideologi khusus di  proses politik yang tengah berlangsung di tengah masyarakat sehingga beliau dengan jelas memahami antara kekafiran dan kemunafikan. Di kepribadian beliau terkumpul berbagai sifat mulia, kehidupan sederhana, ibadah dan ketinggian ilmu.

Keberanian, pengorbanan dan sifat ksatria tercermin kental dalam sosok Abul Fadhl, putra Ali bin Abi Talib. Sifat-sifat tersebut membuat namanya abadi dan menjulang tinggi. Dengan mengibarkan nilai-nilai kemanusiaan, moral, kebenaran dan keadilan, Abul Fadhl telah melakukan perombakan besar-besaran ideologi dan moral masyarakat. Sejarah memiliki tokoh-tokoh pemicu perubahan cukup banyak. Namun sosok Abul Fadhl memiliki keunikan tersendiri dalam melakukan perubahan di tengah masyarakat. Apa yang dilakukan oleh putra Ali ini bersumber dari keikhlasan dan kecintaan. Oleh karena itu, perjuangannya untuk mencapai keadilan, kebenaran dan keimanan dibarengi dengan kesabaran.

Mengenai keutamaan Abbas, Imam Jakfar Shadiq as berkata, "Pamanku Abbas bin Ali memiliki pandangan yang tajam dan iman yang tebal. Ia senantiasa berada di samping Abu Abdillah Husein dan berjuang bersamanya. Abul Fadhl berhasil lulus dalam ujian dan meneguk cawan syahadah." Adapun terkait kedudukan Abbas bin Ali, Imam Jakfar as berkata," Segala puji bagi Allah Swt dan para malaikat-Nya. Salam sejahtera bagi para nabi dan orang-orang saleh. Salam bagi seluruh syuhada dan orang-orang yang jujur. Salam sejahtera bagi Abbas bin Ali bin Abi Thalib."

Pada kesempatan lain, Imam Shadiq as menjelaskan tentang keberanian dan pengorbanan Abbas bin Ali, dan berkata, "Aku bersaksi bahwa engkau (Abbas bin Ali) telah melaksanakan tugas amar ma'ruf dengan sempurna, dan engkau telah menjalankan hal itu dengan seluruh kemampuanmu. Aku bersaksi bahwa engkau tidak pernah membiarkan rasa lemah, takut, dan ragu-ragu menguasai dirimu, dan engkau memilih jalanmu hanya berdasarkan kesadaran dan pandangan hati. Engkau mengikuti jejak orang-orang saleh dan para nabi."

Keberanian dan pengorbanan Abbas ini lahir dari makrifat dan pengetahuannya tentang agama dan cita-cita Ilahi. Kematangan pengetahuan itu membuat beliau rela berkorban di jalan Allah Swt. Abbas belajar dari ayahnya bahwa hidup harus memiliki tujuan. Karena itu alangkah mulianya jika hidup manusia dibaktikan di jalan Ilahi dalam menyebarkan dan meneguhkan nilai-nilai kemanusiaan dan memerangi kemungkaran dan ketidakadilan.

Keimanan dan ketakwaan merupakan kunci kemenangan para tokoh dalam menghadapi musuh-musuh Allah Swt. Abbas telah menghiasi diri dengan sifat tersebut dan sejak kecil membangun hubungan mesra dengan Sang Pencipta. Gairah iman dan takwa beliau selalu berkobar di sepanjang masa hidupnya, sehingga prilaku dan tindakan beliau senantiasa dihiasi dengan akhlak mulia. Dari segi keilmuan dan spiritualnya, Abbas bin Ali dikenal sebagai tokoh yang amat bertakwa, berperilaku saleh dan menjadi kepercayaan masyarakat. Siapapun yang mengenalnya niscaya mengakui beliau sebagai seorang yang bijak dan mulia. Sikapnya yang terbuka dan ramah membuat siapapun tertarik kepada beliau.

Mengingat keilmuannya yang tinggi, Abbas selalu menjadi rujukan masyarakat dan tumpuan mereka dalam mendiskusikan berbagai masalah. Ia juga dikenal memiliki pengetahuan agama yang mendalam, baik di bidang fiqih maupun akidah. Abul Fadhl atau Abbas bin Ali dijuluki pula sebagai Babul Hawaij (Seseorang yang memenuhi keinginan dan keperluan orang lain) lantaran kebiasaan beliau yang selalu membantu dan menolong orang yang memerlukan.

Sikap rela berkorban adalah karakter utama kepribadian Abbas bin Ali. Pengorbanan agungnya itu ia pentaskan dengan begitu indahnya di medan Karbala. Hingga masa-masa akhir hidupnya, ia masih menjadi penolong setia Imam Husein as. Sampai-sampai tiap kali nama Imam Husein as disebut dalam mengenang peristiwa Asyura, maka nama Abul Fadhl pun akan terucap pula. Abbas bin Ali adalah pembawa panji pasukan Imam Husein as dalam peristiwa kebangkitan Karbala.

Imam Jakfar as meriwayatkan dari Nabi yang bersabda, ÔÇ£Sifat ksatria umatku memiliki sepuluh tanda, jujur, suka memenuhi janji, melaksanakan amanat, tidak berbohong, menyantuni anak yatim, mengeluarkan infak dari rejeki yang ia terima, suka berbuat baik, senang menerima tamu, baik hati serta memiliki rasa malu.ÔÇØ(

Kota Madinah pada 3 SyaÔÇÖban tahun 4 Hijriah menjadi tuan rumah kelahiran anak dari keluarga Nabi. Keluarga yang kerap disebut Rasulullah sebagai Ahlul Bait Nabi pasca turunnya ayat Tathir. Nabi pun senantiasa mengucapkan salam kepada keluarga ini. Di hari yang berbahagia tersebut, Nabi berdiri di samping pintu rumah Fatimah. Beliau menunggu terbitnya cahaya Husein as. Ketika dunia diterangi cahaya suci Husein, nabi kemudian berkata, AsmaÔÇÖ bawa kesini anakku! AsmaÔÇÖ menjawab, Ya Rasulullah! Aku belum membersihkan bayi ini dan menyiapkannya. Dengan penuh keheranan Nabi bertanya, Kamu membersihkannya? AsmaÔÇÖ kemudian memandang Nabi dan akhirnya ia memahami pertanyaan beliau. AsmaÔÇÖ pun membawa Husein kepada Rasulullah. Nabi kemudian merangkul cucunya, menciumnya dan secara perlahan berbicara kepadanya.

Husein adalah kecintaan Rasulullah. Ia akan tenang ketika dalam pelukan Nabi dan hati Rasulullah akan gembira saat bertemu dengan Husein. Masa kecil Husein dilalui dengan kenangan manis bersama kakek tercintanya, Rasulullah. Terkadang pundak Rasulullah menjadi tempat duduk Husein dan terkadang tangan beliau menggandeng sang cucu kesana kemari. Semua orang menyaksikan ciuman Rasulullah ke wajah Husein. Nabi berbicara dengan Husein menggunakan bahasa anak-anak serta sangat menyayanginya.

Terkait kasih sayangnya yang besar terhadap Husein, Nabi dengan transparan menjelaskan, ÔÇ£Kasih sayang yang Aku limpahkan kepada Husein, lebih besar lagi dari apa yang kalian saksikan.ÔÇØ Sabda Nabi ini telah mengarahkan manusia pada hakikat bahwa kasih sayang yang dilimpahkan Rasulullah kepada anak kecil ini, bukan sekedar kecintaan keturunan dan keluarga, namun sebuah kecintaan Ilahi. Telah jelas bahwa Nabi bukan manusia biasa. Menurut al-Quran, seluruh perilaku dan ucapan Nabi bukan bersumber dari pribadi dan hawa nafsu, seperti yang dijelaskan dalam Surat An-Najm ayat 3-4 yang artinya, ÔÇ£Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).ÔÇØ

Oleh karena itu, Allah Swt berfirman dalam Surat al-Ahzab ayat 21 yang artinya, ÔÇ£Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.ÔÇØ Kecintaan besar Rasulullah Saw kepada Husein banyak dimuat di berbagai kitab, bahkan kitab-kitab dari Ahlu Sunnah pun banyak menukilnya.

Di antaranya adalah sebuah riwayat yang menyebutkan, sekelompok orang bersama Rasulullah pergi bertamu, Nabi pun berjalan di depan dan mendahului kelompok ini. Di tengah jalan, Nabi bertemu dengan Husein. Nabi ingin memeluk Husein, namun cucunya tersebut lari kesana kemari. Nabi menyaksikan tingkah laku cucunya dan kemudian mengejarnya. Ketika berhasil memegang Husein, Rasul kemudian memeluk dan menciumnya. Selanjutkan Nabi menghadap kepada masyarakat dan bersabda, ÔÇ£Husein dariku dan Aku dari Husein. Siapa saja yang mencintai Husein, maka Allah akan mencintainya.ÔÇØ (Hadis ini diriwayatkan dari Musnad Ahmad jilid 4, Sunan Ibnu Majah jilid 1 dan Manaqib Ibn Sharashub jilid 3)

Imam Husein memiliki karakteristik unggul di berbagai dimensi. Imam bahkan unggul dari manusia lain di seluruh kesempurnaan, keutamaan dan ibadah. Imam Husein memiliki ibadah dan penghambaan khusus, karena sejak masih berada di kandungan ibunya, Fatimah as hingga kepala beliau dipenggal oleh jahiliyah Umawiyah, Imam Husein senantiasa sibuk dengan memuji dan bertasbih kepada Allah Swt serta bacaan al-Quran terus terdengar dari mulut suci beliau. Imam Ali Zainal Abidin as-Sajjad, putra beliau menceritakan tentang ibadah sang ayah dan bersabda, ÔÇ£Ayahku, Husein bin Ali bin Abi Thalib menghabiskan waktu malamnya dengan rukuÔÇÖ, sujud dan berdoa kepada Allah Swt. Setiap malam, ayahku banyak mengerjakan shalat.ÔÇØ

Imam Husein adalah penjaga ajaran agama dan sunnah Rasulullah. Beliau dengan gigih memajukan tujuan dan misi suci Islam. Salah satu karakteristik Imam Husein adalah cinta kebebasan dan membenci kezaliman. Beliau adalah pahlawan yang tidak pernah bersedia berdampingan dengan kezaliman dan depotisme. Beliau dikenal sebagai peletak metode kebebasan dan nilai-nilai kemanusiaan, di mana seluruh pencinta kebebasan dan anti kezaliman serta pejuang di jalan keadilan harus mengambil teladan darinya.

Sikap anti kezaliman dan keberanian Imam Husein tercermin nyata ketika dipaksa untuk berbaiat kepada Yazid bin Muawiyah yang jelas-jelas fasid dan melakukan dosa secara terang-terangan. Beliau bersabda, ÔÇ£Husein tidak akan tunduk pada kehinaan...ÔÇØMenghormati kepribadian seseorang merupakan karakteristik unggul lain Imam Husein. Dalam hal ini Imam akan berbuat sedemikian hati-hati dalam menegur kesalahan orang lain sehingga orang tersebut tidak akan merasa malu akan kesalahannya tersebut.

Diriwayatkan bahwa Imam Husein menyaksikan seseorang melakukan kesalahan dalam berwudhu dan orang tersebut membutuhkan bimbingan wudhu yang benar. Namun karena takut membuat malu orang tersebut, Imam akhirnya memikirkan cara yang lebih baik supaya tidak menyinggung orang ini. Imam Husein kemudian mengajak saudaranya, Imam Hasan as untuk berlomba wudhu dan meminta orang tersebut sebagai wasit. Dengan demikian Imam telah memberikan pelajaran wudhu yang benar secara tidak langsung kepada orang ini.

Akhirnya orang tersebut memahami kesalahannya dan mendapat pelajaran wudhu yang benar. Orang tersebut berkata kepada kedua cucu Rasulullah, ÔÇ£Kalian berdua telah wudhu dengan benar, dalam hal ini Aku yang keliru dan tidak memahami kewajibanku dengan benar. Kalian berdua dengan tepat telah memberi pelajaran kepadaku bagaimana wudhu yang benar.ÔÇØ

Imam Husein juga terkenal sangat menghormati hak-hak orang lain. Diceritakan seorang bernama Abdurrahman telah mengajari surat al-Fatihah kepada salah satu anaknya, kemudian Imam memberinya hadiah seribu dinar dan seribu pakaian serta berbagai hadiah lainnya. Orang tersebut sangat takjub dengan pemberian Imam. Imam Husein yang menyaksikan kondisinya, lantas berkata, ÔÇ£Semua hadiah ini tidak berarti dengan apa yang telah kamu lakukan.ÔÇØ

Karakteristik lain Imam Husein as adalah kelembutan beliau kepada orang lain dan suka bersahabat, khususnya kepada mereka tertimpa kemurungan dan kesedihan dalam mengarungi kehidupan yang pasang surut ini, atau mereka menghadapi kesulitan besar dan menemui jalan buntu. Diceritakan Imam Husein pergi mengunjungi Usamah bin Zaid. Sesampainya di rumah Usamah, Imam menyaksikannya dalam kondisi murung dan sedih. Imam kemudian bertanya kepada Usamah apa yang menyebabkannya terlihat begitu sedih. Usama pun kemudian mengungkapkan kesedihannya dihadapan Imam Husein.

Usamah berkata, ÔÇ£Aku memikul hak orang lain di pundakku. Aku berhutang kepada orang lain dan Aku berharap selama masih hidup mampu mengembalikan hutang tersebut. Aku tidak ingin mati dengan membawa beban hutang.ÔÇØ Setelah mendengar penuturan Usamah, Imam Husein langsung memerintahkan untuk melunasi hutang Usamah. Saat itulah, Usamah dengan hati lapang meninggalkan dunia yang fana ini.

Salah satu karakteristik unggul lain Imam Husein adalah infak secara ikhlas baik itu infak secara terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi, kepada orang yang tak dikenal atau tidak. Malam hari Imam Husein tak segan-segan memanggul bahan makanan dan kebutuhan hidup bagi mereka yang membutuhkan dan anak-anak yatim serta meletakkannya di depan pintu rumah mereka.

Oleh karena itu, di hari Asyura, terlihat bekas-bekas di pundak beliau yang menunjukkan bahwa beliau sering memanggul barang berat. Ketika Imam Sajjad ditanya sebab dari bekas-bekas tersebut, beliau berkata, ÔÇ£Itu adalah bekas dari memanggul sedekah dan hadiah secara sembunyi-sembunyi yang dipikul ayahku pada malam hari dan diberikan kepada anak yatim serta orang-orang miskin.ÔÇØ

Ciri Khas Wali Allah

Allah Swt berfirman:

"Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa." (QS. Yunus: 62-63)

Dua ayat ini menjelaskan ciri-ciri wali Allah. Prinsip utama wali Allah adalah "Sesungguhnya kami takut akan (azab) Tuhan kami"[1] dan hasil dari ketakutan itu adalah takwa. Sementara hasil dari takwa itu sendiri adalah "Mereka tidak disusahkan oleh kedahsyatan yang besar (pada Hari Kiamat)".[2] Para wali Allah tidak memiliki rasa takut tidak hanya di dunia, tapi juga di akhirat. Karena siapa saja yang takut kepada Allah, maka dia tidak akan memiliki rasa takut yang lain. "Orang yang bersih perhitungannya di Hari Kiamat, tidak akan pernah merasa takut".

Nabi Muhammad Saw bersabda, "Diamnya wali Allah adalah zikir, pandangannya mengambil pelajaran, ucapannya penuh hikmah dan aktivitasnya di tengah masyarakat menjadi sumber berkah."[3]

Imam Ali as berkata, "Allah Swt menyembunyikan wali-Nya di tengah-tengah masyarakat. Oleh karenanya, jangan pernah menghina seorang muslim. Karena mungkin saja ia adalah wali Allah, sementara engkau tidak mengetahuinya."[4]

Seseorang yang menjadi wali Allah, niscaya Allah menjadi walinya. "Allah Pelindung orang-orang yang beriman",[5] "Allah adalah Pelindung semua orang-orang yang beriman"[6] dan "Allah adalah pelindung orang-orang yang bertakwa".[7]

Sumber: Mohsen Qaraati, Daghayeghi ba Quran, Tehran, Markaz Farhanggi Darsha-i az Quran,

1388 Hs, cet 1.

 

[1] . QS. al-Insan: 10.
[2] . QS. al-Anbiya: 103.
[3] . Tafsir as-Shafi.
[4] . Tafsir Nur at-Tsaqalain.
[5] . QS. al-Baqarah: 257.
[6] . QS. Ali Imran: 68.
[7] . QS. al-Jatsiyah: 19.

Lari dari Medan Perang

Allah Swt berfirman, "Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bertemu dengan orang-orang yang kafir yang sedang menyerangmu, maka janganlah kamu membelakangi mereka (mundur). Barangsiapa yang membelakangi mereka (mundur) di waktu itu, kecuali berbelok untuk (siasat) perang atau hendak menggabungkan diri dengan pasukan yang lain, maka sesungguhnya orang itu kembali dengan membawa kemurkaan dari Allah, dan tempatnya ialah neraka Jahannam. Dan amat buruklah tempat kembalinya." (QS. al-Anfal: 15-16)

Satu dari pengertian yang berkali-kali disampaikan dan termasuk perintah ilahi yang paling penting kepada umat Islam adalah perintah jihad dan berperang melawan musuh Islam. Perintah dan pengertian ini disebutkan berkali-kali dalam ayat-ayat al-Quran. Sebagai contoh disebutkan dalam ayat-ayat ini:

"Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci." (QS. al-Baqarah: 216)

"Hai Nabi, kobarkanlah semangat para mukmin untuk berperang." (QS. al-Anfal: 65)

"Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu." (QS. al-Baqarah: 190)

Ketiga ayat ini dan ayat-ayat al-Quran yang lain menyeru umat Islam untuk melakukan jihad, tapi pada ayat 15 dan 16 surat al-Anfal gaya penyampaikan dalam bentuk peringatan. Allah Swt dalam ayat 15 memperingatkan orang-orang yang beriman yang tengah berada di medan perang dan berhadap-hadapan dengan musuh agar tidak melarikan diri dari sana, sekalipun jumlah musuh sangat banyak.[1]

Sementara pada ayat 16 surat al-Anfal ada dua hal yang dikecualikan; berbelok sebagai taktik perang dan bergabung dengan pasukan yang lain, mereka yang lari dari medan pertempuran akan mendapat murka ilahi dan tempat kembalinya nanti adalah di neraka. Tidak hanya di akhirat, tapi di dunia ini mereka akan terhina dan tertekan. Itulah mengapa Imam Ridha as dalam sebuah ucapannya menjelaskan filosofi pengharaman lari dari medan perang bahwa perbuatan itu akan membuat musuh semakin berani terhadap Islam, umat Islam akan menjadi tawanan mereka dan akhirnya program yang telah dicanangkan para nabi dan imam tidak akan berhasil yang berujung pada tercerabutnya agama Allah.

Imam Ali as juga dalam petunjuknya menyinggung ayat ini bahwa takut akan jihad akan menciptakan penyimpangan dalam agama dan pelakunya layak dibakar di api neraka, bahkan menjadi sumber kefakiran di dunia, terhina dan ternistakan. (IRIB Indonesia / Saleh Lapadi)

Sumber: Hoshdar-ha va Tahzir-haye Qorani, Hamid Reza Habibollahi, 1387 Hs, Markaz-e Pajuhesh-haye Seda va Sima.

Sabtu (23/5), Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Khamenei, bertemu dengan para peserta MTQ Internasional Tehran ke-32 menyeru umat Islam untuk melawan upaya-upaya perpecahan. Menyinggung berbagai tantangan dunia Islam saat ini yang muncul dari kelemahan, kemiskinan, perselisihan dan perang internal, adalah akibat dari tekanan rezim-rezim jahiliyah.

Menciptakan perpecahan di antara umat Islam merupakan salah satu tujuan utama musuh. Perpecahan dengan menggunakan isu Syiah, Sunni, Arab, ajam, etnis, kebangsaan dan fanatisme nasional, menurut Rahbar adalah bagian dari program kerja musuh umat Islam.

Pada pertemuan tersebut, beliau menekankan pentingnya kehadiran al-Quran di semua dimensi kehidupan pribadi dan sosial umat Islam, serta perlawanan terhadap upaya-upaya perpecahan dengan memanfaatkan dua elemen tekad dan kesadaran. Solusi masalah dunia Islam saat ini adalah penyerahan diri di hadapan perintah al-Quran dan perlawanan menghadapi pemaksaan nilai-nilai jahiliyah moderen serta perjuangan menghadapi kesewenang-wenangan jahiliyah.

Penekanan Rahbar atas perlawanan di hadapan gerakan fitnah dengan bersandarkan perintah al-Quran berdasarkan kondisi kawasan sangat penting sekali mengingat umat Islam sekarang tengah menjadi sasaran serangan gerakan-gerakan distorsif berkedok Islam dan pemanfaatan musuh atas fenomena jahiliyah tersebut.  Kondisi dunia Islam sekarang menunjukkan bahwa persatuan telah menjadi rantai esensial yang hilang dari tubuh umat Islam. Salah satu faktor perpecahan tersebut adalah dangkalnya wawasan umat terkait ajaran al-Quran, sebagai kitab persatuan umat Islam.

Menciptakan jurang antara umat Islam dan al-Quran juga bagian dari strategi Barat untuk mencegah perluasan perspektif pemersatu umat. Hasilnya adalah meluasnya gerakan-gerakan yang muncul karena kebodohan atau sebagai lengan makar perpecahan musuh, yang mengadu domba umat Islam termasuk Syiah dan Sunni. Ini adalah bahaya besar yang mengancam dunia Islam. Gerakan-gerakan perusak itu dibentuk dengan busana agama namun

berasaskan prinsip khurafat dan ekstrimisme Salafi-Takfiri.

Mereka sesungguhnya adalah senjaga untuk kehancuran umat Islam. Oleh karena itu, gerakan-gerakan distorsif itu berupaya memudarkan seluruh elemen pemersatu dan keyakinan kolektif yang ditekankan dalam al-Quran dan berkaitan dengan seluruh nasib umat Muslim. Bahkan mereka dengan berani mengesankan kebatilan elemen-elemen tersebut agar persatuan sejati Islam tidak dapat mengkristal menjadi simbol kekuatan umat Islam.

Silsilah batil ini telah menyebabkan dunia Islam baik Syiah atau Sunni tidak dapat melalui berbagai rintangan dan tantangan kolektif mereka dalam mencapai kemajuan dan juga sampai pada posisi luhur Islam. Contoh dari politik tersebut dapat disaksikan dalam keselarasan sejumlah negara regional termasuk Arab Saudi dengan politik Amerika Serikat, dalam mengguankan kekuatan dan kekayaan mereka untuk menumpas uamt Islam di Bahrain, Yaman, Suriah, Irak dan Lebanon, serta melakukan intervensi luas sehingga menciptakan perpecahan mazhab, sosial dan nasional di negara-negara Islam.

Pemerintah Myanmar menyatakan siap bekerjasama dengan masyarakat internasional dalam penanganan masalah pengungsi minoritas Muslim Rohingya. Pernyataan ini mengemuka setelah publik dunia mengecam kebijakan pemerintah Myanmar yang tidak mampu menghentikan eksodus Muslim Rohingya ke wilayah mereka.

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menggambarkan kelompok Rohingya sebagai minoritas yang paling teraniaya sedunia.Meskipun sudah tinggal sejak lama di Myanmar, namun etnis Rohingya tetap dianggap bukan bagian dari warga negara Asia Tenggara ini. Ironisnya, otoritas Myanmar lebih memilih istilah "warga Bengal" yang menunjukkan mereka imigran ilegal dari Bangladesh.Etnis Rohingya yang berjumlah sekitar 1,1 juta jiwa hidup tanpa memiliki kewarganegaraan dan terus-menerus menerima diskriminasi di Myanmar. Pada 2012, sekitar 140 ribu mengungsi setelah bentrok dengan mayoritas umat Buddha di Rakhine.

Pemerintah Naypyidaw membantah diskriminasi terhadap kelompok minoritas Rohingya dan mengklaim kondisi yang menimpa Rohingya saat ini bukan sumber masalah. Kepala militer Myanmar Jenderal Min Aung Hlaing meragukan asal mayoritas pengungsi. Min menyatakan bahwa para "manusia perahu" itu sebagian besar berasal dari Bangladesh, bukan Myanmar. "Sebagian besar mengaku diri mereka adalah etnis Rohingya dari Myanmar dengan harapan menerima bantuan dari UNHCR," kata Min kepada harian pro pemerintah, Global New Light of Myanmar, dikutip dari Reuters, Jumat (22/5).

Dilaporkan, juru bicara Presiden Myanmar, Zaw Htay menyatakan pemerintah Naypyidaw bersedia hadir dalam pertemuan darurat dengan pejabat sejumlah negara ASEAN untuk membahas isu Rohingya di Bangkok pada 29 Mei 2015.

Nasib masyarakat Rohingya semakin tidak menentu setelah Presiden Myanmar Thein Sein menandatangani undang-undang keluarga berencana baru-baru ini. Aktivis mencemaskan UU bakal menyasar minoritas yang rentan bertahan di Myanmar.

Alih-alih memikirkan masa depan etnis Rohingya, Undang-Undang Perawatan Kesehatan Kendali Populasi justru hendak membatasi pertumbuhan penduduk komunitas Muslim. UU ini ditandatangani Thein Sein pada 19 Mei lalu. Lewat UU ini, pemerintah Myanmar akan mengadopsi kebijakan kontrol populasi di negara-negara bagian.

Kelompok pemerhati hak asasi manusia serta lembaga pengawasan kesehatan menyebut pemerintah Naypyidaw sudah menetapkan kebijakan dua anak di negara bagian Rakhine. Di sana, jumlah penduduk Muslim melampaui kelompok Budha.

UU keluarga berencana terbaru Myanmar didukung biksu-biksu Budha garis keras. Mereka terus mendesak pemerintah menangkal apa yang mereka sebut ÔÇ£pengaruh kelompok minoritas Muslim.ÔÇØ Menurut kelompok pendukung UU, warga minoritas berencana memiliki anak yang lebih banyak ketimbang populasi Buddha.

Jumlah Muslim Myanmar sekitar 4% dari keseluruhan penduduk 51 juta jiwa. Namun, beberapa perkiraan menyebut jumlahnya mendekati 10%. Zin Mar Aung, salah seorang aktivis terkemuka Myanmar menilai UU tersebut sebagai bentuk ÔÇ£tirani mayoritas.ÔÇØ

Sikap tidak perduli terhadap penderitaan Rohingya juga ditampilkan Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) Myanmar pimpinan Aung San Suu Kyi, yang menentang pemberian hak kewarganegaraan buat Muslim Rohingya. Penolakan tersebut kontras dengan pemberitaan berbagai media pada hari Sabtu (23/5) yang mengutip statemen Aung San Suu Kyi mengenai permohonan ketua NDL Myanmar kepada pemerintah Myanmar untuk memberikan hak kewarganegaraan bagi etnis Muslim Rohingya.

Tampaknya, selama pemerintah Naypyidaw tidak mengakui Rohingya sebagai warga negara Myanmar, yang harus diberikan hak-haknya terutama perlindungan hukum dari tirani pihak lain, maka akar masalah eksodus manusia perahu tidak akan terpecahkan. Sebab, sebagian masalah justru terletak di tangan pemerintah dan rakyat Myanmar sendiri.

Militer Irak telah memulai operasi pembebasan kota al-Ramadi dari cengkeraman kelompok teroris ISIS. Sumber keamanan Irak hari Sabtu (23/5) menyatakan militer Irak yang didukung relawan rakyat dan pasukan suku melancarkan serangan terhadap kelompok teroris di sekitar kota al-Ramadi. Serangan tersebut menjadi yang pertama kalinya dilancarkan pasukan Irak setelah ibukota provinsi al-Anbar jatuh ke tangan ISIS. Terkait hal ini, Syeikh Rafi Abdul Karim al-Fahdawi, ketua suku adat terbesar di wilayah Houssayba menyatakan serangan yang dilancarkan terhadap kelompok teroris ISIS mengalami kemajuan signifikan, dan hingga kini sejumlah wilayah berhasil direbut kembali dari kendali kelompok teroris.

Pekan lalu, kelompok teroris takfiri ISIS menyerang kota al-Ramadi dan menguasai ibukota provinsi al-Anbar itu. Jatuhnya al-Ramadi menunjukkan kegagalan koalisi internasional anti-ISIS pimpinan AS, yang telah memulai membombardir wilayah Irak dengan dalih memerangi teroris. Sejak operasi pembebasan al-Ramadi dimulai, pasukan Irak berhasil merebut kota Houssayba yang terletak di sebelah timur ibukota provinsi al-Anbar.

Sementara itu, Sekjen gerakan Badr mengungkapkan dimulai operasi keamanan menjaga Baghdad dari kemungkinan serangan ISIS yang berambisi menguasai ibukota Irak. Belajar dari pengalaman jatuhnya al-Ramadi, militer Irak harus memperkuat keamanan Baghdad.Hadi al-Amiri menyatakan, sangat keliru orang yang berpandangan koalisi internasional anti-ISIS akan mencapai keberhasilan dalam memerangi kelompok teroris di Irak.

Sekjen Badr menegaskan, relawan rakyat dan militer Irak selama 10 hari melancarkan operasinya telah berhasil merebut delapan ribu kilometer persegi di provinsi Salahuddin dari tangan teroris.Tapi kemudian, pasukan relawan meninggalkan wilayah itu setelah media pendukung teroris ISIS dan Baath melancarkan serangan propaganda merusak citra mereka. Tujuan utama media pro-ISIS dan Baath tersebut adalah menghalangi masuknya relawan rakyat demi mencegah direbutnya kembali al-Ramadi dari tangan teroris. Oleh karena itu, Hadi al-Amiri menegaskan urgensi penyelidikan terhadap faktor penyebab jatuhnya al-Ramadi dan Mosul, serta menghukum orang-orang yang terlibat di dalamnya.

Khatib Shalat Jumat Najaf, Sayyid Sadruddin Qabanchi mengatakan faktor penyebab jatuhnya provinsi Al-Anbar adalah pengkhianatan, bukan kekuatan ISIS. Menurut Sayyid Sadruddin dalam khutbah yang disampaikan hari Jumat (22/5), sebanyak 12 ribu polisi provinsi al-Anbar menyerahkan senjata dan melarikan diri meninggalkan kota al-Ramadi. Terkait hal ini, Menteri Pertahanan Irak akan menindaklanjuti penyebab jatuhnya kota al-Ramadi. Menurut Khalid al-Abidi, larinya pasukan keamanan kota al-Ramadi tidak dapat diterima dan mereka harus diadili. Larinya pasukan keamanan kota al-Ramadi meninggalkan tugas mereka mengamankan provinsi al-Anbar dari serangan ISIS menjadi jalan bagi kelompok teroris menguasai wilayah tersebut.

Seorang juru runding senior nuklir Iran menyatakan Republik Islam mengupayakan kesepakatan dengan Kelompok 5+1 yang menghormati semua hak bangsa Iran.

Wakil Menteri Luar Negeri Iran untuk Urusan Eropa dan Amerika, Majid Takht-e-Ravanchi, mengemukakan pernyataan itu dalam pertemuan dengan Wakil Menteri Luar Negeri Austria Michael Linhart di Tehran, Senin (25/5).

Pejabat Iran menegaskan kembali hak Tehran dalam menggunakan energi nuklir untuk tujuan damai, menyatakan Kelompok 5+1 harus menahan diri mengajukan "tuntutan yang berlebihan" pada masalah nuklir Tehran.

Linhart, pada bagiannya, menyatakan optimis terkait penandatanganan kesepakatan antara Iran dan Kelompok 5+1 pada program nuklir Republik Islam, dan mengatakan Wina sepenuhnya siap memperluas hubungan dengan Tehran di semua sektor.

Iran dan Kelompok 5+1 - Amerika Serikat, Inggris, Perancis, Rusia dan Cina ditambah Jerman ÔÇô mengakhiri putaran perundingan terbaru mereka di Wina pada 22 Mei dalam upaya mempersempit jurang perbedaan yang tersisa dan membuka jalan bagi kemungkinan tercapainya kesepakatan nuklir final.

Kedua belah pihak saat ini sedang melanjutkan upaya pencapaian kesepakatan tentang program nuklir Iran hingga akhir Juni.(

Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif menyatakan, Republik Islam tidak akan mengizinkan wawancara pihak asing dengan para ilmuwan nuklirnya sebagai bagian dari kesepakatan final potensial dengan Kelompok 5+1.

Pada Senin (25/5), Zarif menyinggung penentangan Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Sayid Ali Khamenei untuk peninjauan situs militer Iran dan juga mewawancarai para ilmuwan nuklir negara itu, dan mengatakan "tim perunding Iran pasti akan mematuhi instruksi Rahbar di semua masalah yang berkaitan dengan perundingan nuklir."

Pada 20 Mei, Ayatullah Khamenei mengatakan bahwa tutnutan pihak asing 'untuk mewawancarai para ilmuwan nuklir Iran berarti "interogasi" dan menekankan bahwa beliau tidak akan mengijinkan pihak asing mewawancarai para ilmuwan Iran baik di sektor nuklir dan "pada sektor sensitif lainnya."

Namun Zarif menilai isu mewawancarai ilmuwan nuklir Iran "marjinal", dan subjek yang "tidak ada hubungannya" dengan perundingan yang sedang berlangsung dengan Kelompok 5+1.

Selama sepuluh tahun terakhir, Zarif mengatakan, Iran telah mengambil langkah-langkah untuk menghapus ambiguitas terkait program nuklirnya.

Dikatakannya bahwa pada pemerintahan Iran sebelumnya, Badan Energi Atom Internasional (IAEA) telah melakukan beberapa wawancara dengan para ilmuwan nuklir Republik Islam.

Tidak ada ambiguitas yang ditemukan, katanya seraya menambahkan, Barat mencari-cari alasan untuk menekan Tehran.(