کمالوندی

کمالوندی

 

Malam Yalda atau dalam bahasa Persia disebut sebagai Shab-e Yalda (Shab-e Cheleh) adalah malam pertama musim dingin dan malam terpanjang dalam tahun kalender Hijriyah Syamsiah. 

Malam Yalda memiliki kedudukan istimewa dalam budaya dan tradisi orang-orang Iran. Perayaan Shab-e Yalda adalah momen besar Persia kuno yang masih ada hingga sekarang. Abadinya perayaan tersebut menunjukkan ikatan yang tak terpisahkan antara masyarakat Iran sekarang dengan budaya dan tradisi nenek moyang mereka. Malam Yalda pada tahun ini jatuh pada Sabtu malam, 21 Desember.

7.000 tahun lalu nenek moyang kita telah menemukan penanggalan matahari hingga akhirnya mengetahui bahwa malam pertama musim dingin adalah malam terpanjang dalam setahun. Masyarakat di masa lalu yang menyaksikan pergerakan matahari, bulan, bintang, perubahan musim, pendekdan panjangnya hari dan malam berusaha menyesuaikan aktivitas sehari-hari mereka dengan kondisi tersebut. Mereka banyak memanfaatkan fenomena itu dalam menjalani kehidupan mereka. Oleh karena itu, masyarakat Iran memuji fenomena alam dan mensyukurinya serta menganggapnya sebagai ungkapan dari keberadaan Tuhan.

Matahari dengan sinarnya telah memberikan kehidupan kepada bumi dan semua yang ada di dalamnya. Masyarakat yang berpikir akan memahami bahwa sumber cahaya materi terbesar adalah matahari. Dari pemahaman tersebut sedikit banyakmereka akan mengenal kehidupan dan mengenal sumber cahaya spiritual terbesar yaitu Tuhan. Setelah Tuhan "berada" di hati mereka, mereka akan berusaha mempertahankan sifat-sifat-Nyayang merupakan sumber perdamaian, persahabatan, cinta dan persaudaraan,dalam diri mereka 

Perayaan Malam Yalda adalah satu-satunya perayaan yang selalu ada dalam budaya masyarakat Iran setelah peringatan Nowruz (perayaan hari pertama musim semi dan awal kalender Iran). Salah satu penyebab tradisi tersebut masih tetap bertahan adalah karena adanya keyakinan agama kuno. Selain itu, awal musim dingin dianggap sebagai berakhirnya aktivitas para petani dan panen serta awal dari masa-masa istirahat mereka. Perayaan Yalda juga menjadi pengingat masa lalu orang-orang Iran.

Masyarakat di desa yang pergi ke kota di Malam Yalda telah menambah semaraknya perayaan itudi masyarakat kota sehingga acara tersebut semakin hidup dalam tradisi Iran.

Selama bertahun-tahun, perayaan Shab-e Yalda digelar di setiap rumah warga Iran. Ikatan emosional yang mendalam dari acara-acara keluarga di Shab-e Cheleh telah berubah menjadi sebuah kenangan abadi yang dipenuhi dengan kebahagiaan. Sebagian keluarga lebih memilih untuk menghabiskan Malam Yalda dengan membaca dan menelaah al-Quran dan mengambil hikmah dari syair-syair Hafez yang penuh makna. Hidangan yang disuguhkan di Malam Yalda adalah kacang-kacangan dan buah-buahan terutama semangka. Biasanya,anggota keluarga berusaha menghabiskan Shab-e Yalda bersama orang tua atau mereka yang dituakan dalam keluarga dengan suasana penuh bahagia.

Di Malam Yalda, mayoritas keluarga terlepas dari agama dan aliran yang mereka yakiniduduk bersama keluarga mereka di bawah cahaya (api, lilin, atau lampu) dan di depan hidangan khusus dalam perayaan tersebut. Hidangan itu di banyak daerah di Iran disebut sebagai "Shab Careh" yang biasanya terdiri dari tujuh jenis buah-buahan dan tujuh jenis kacang-kacangan, bahkan terkadang jumlah jenis buah dan kacang-kacangan itulebih dari tujuh jenis. Selain tujuh jenis kacang-kacangan dan buah-buahan, Shab Care juga meliputi biji-bijian seperti gandum, dan kacang-kacangan seperti kwaci dari biji semangka dan biji bunga matahari.

Beberapa hari sebelum malam Yalda, pasar dan toko buah dan kacang-kacangan di Iran sesak dengan pembeli yang menyiapkan perayaan itu. Bahkan biasanya pasar dan toko tersebut ramai hingga tengah malam. Buah-buahan khusus Shab-e Yalda adalah semangka, delima dan anggur. Namun terkadang buah-buahan tersebut dilengkapi dengan buah-buahan di musim panas lainnya seperti apel, melon, mentimun dan buah "beh" (safarjal/quince).

Diantara buah-buahan yang paling penting di Malam Yalda adalah semangka. Banyak orang meyakini bahwa jika seseorang memakan buah tersebut di Shab-e Yalda maka ia tidak akan sakit selama musim dingin dan bahkan tidak akan kedinginan di sepanjang musim tersebut. Makan buah semangka dan delima di Shab-e Chelehmemiliki rahasia tersendiri, di mana warna merah kedua buah itu melambangkan kehangatan lembut di malam musim dingin.

Biasanya tidak ada makan malam khusus yang disiapkan untuk Shab-e Yalda. Makan malam mereka tergantung pada kondisi ekonomi dan jenis makanan setiap keluarga. Sebagian keluarga setelah menyantap makan malam, mereka pergi ke rumah sanak keluarga yang lebih tua untuk menghabiskan Malam Yalda.

Pada abad-abad terakhir, para keluarga di Iran lebih suka menghabiskan Shab-e Yalda untuk membaca dan menelaah buku dan syair-syair Hafez, seorang penyair besar Iran. Sebagian keluarga di Iran juga melewati Shab-e Cheleh dengan bercerita tentang berbagai kenangan dan pengalaman kakek dan nenek mereka.

Salah satu tradisi lain yang menghiasi Shab-e Cheleh adalah pemberian hadiah khusus kepada mereka yang baru menikah atau telah akad tetapi belum resepsi. Bagi mereka yang sudah membaca akad namun belum resepsi dan belum hidup serumah akan menerima hadiah-hadiah tertentu. Biasanya ibu mertua pengantin perempuan akan mengirim makanan-makanan khusus Shab-e Yalda yang telah dikemas dengan indah dan disertai dengan hadiah-hadiah seperti pakaian, kain dan emas kepada menantunya. Hal yang sama juga dilakukan oleh ibu mertua pengantin laki-laki, namun di sebagian daerah di Iran mertua pengantin laki-laki akan mengirimkan hadiah tersebut di malam berikutnya setelah Malam Yalda. 

Tradisi tersebut dilakukan dengan cara-cara yang berbeda di seluruh daerah di Iran. Masyarakat Azerbaijan, barat daya Iran, akan memberikan hadiah kepada calon menantu perempuan atau menantu perempuan yang baru menikah dengan berbagai hadiah yang disertai dengan semangka yang dibungkus dengan syal merah. Hal itu dilakukan karena mereka meyakini bahwa syal merah akan menyebabkan kebahagiaan dan keberuntungan bagi pengantin perempuan.

Sementara, masyarakat di Iran utara menghias semua item yang diperlukan di Shab-e Yalda dengan ikan besar dan mengirimnya kepada calon pengantin perempuan. Sementara masyarakat di Shiraz, sebelah selatan Iran, mereka menyiapkan Malam Yalda dengan menggelar Sufreh yang sama sekali tidak ada kemiripan dengan Sufreh Haft Sin di perayaan Nowruz. Sufreh tersebut dilengkapi dengan cermin, salah satu cabang bunga tulip, lilin yang indah dan berwarna-warni, piring dupa, buah-buahan, dan hidangan-hidangan Malam Yalda.

Yalda sebagai salah satu tradisi yang berakar dari budaya kuno Iran memiliki landasan ilmiah tersendiri bagai masyarakat Iran.Pengetahuan mendalam tentang astronomi, perubahan musim dan masalah-masalah terkait hal itu tidak bisa dipisahkan tentang munculnya tradisi tersebut.

Yalda sama seperti Nowruz dan merupakan budayaPersia, di mana batasan-batasannya lebih luas dari batasan-batasan geografis Iran sekarang, dan sebagai bukti pengaruh dan dominasi budaya Persia di ruang lingkup yang luas dan bahkan lebih luas dari kisaran Asia tengah dan barat.  Yalda adalah warisan budaya tak berbenda yang mencakup sekumpulan ritual dan tradisi.

 

Tanggal 25 November adalah salah satu lembaran emas sejarah Iran, di mana orang-orang yang mencari Allah dan jujur ​​menjadi sasaran ujian berat.

Orang-orang pemberani di Isfahan, kota budaya dan seni Iran, mempersembahkan hampir dua puluh tiga ribu syahid kepada Revolusi Islam selama tahun-tahun Pertahanan Suci, tetapi hari kedua puluh lima Aban 1361 HS adalah hari yang tak terlupakan. Pada hari ini, jenazah 360 pemuda Isfahan yang semuanya syahid dalam operasi yang disebut "Operasi Muharam" diiringi dan dibawa di atas pundak masyarakat Isfahan, dan hanya beberapa hari kemudian, 250 syahid lainnya yang syahid di operasi yang sama dimakamkan di Isfahan, mereka dimakamkan di kota yang sama.

Dalam kata-kata Pemimpin Besar Revolusi Islam, Jika di suatu tempat di dunia, suatu hari, 360 pemuda berlumuran darah dibawa ke antara orang-orang dan dikuburkan, kota itu akan lumpuh pada hari itu, kota itu akan runtuh, tetapi Isfahan tidak lumpuh. Dalam berita kami dan laporan kami yang sudah pasti bahwa pada malam itu, sejumlah besar anak muda, dan di hari-hari berikutnya, bahkan lebih banyak lagi yang maju ke depan medan tempur. Pada malam yang sama, sebuah kafilah besar yang mendukung para syuhada meninggalkan Isfahan.

Pertemuan warga Isfahan dengan Ayatullah Khamenei
Ayatullah Khamenei menyebut Isfahan sebagai kota ilmu dan iman serta pendidik ulama, kota seni dan warisan seni yang berharga, dan salah satu kota revolusioner terbaik dan mengingatkan bahwa dalam Pertahanan Suci orang-orang pemberani terkenal seperti Shahid Kharazi dan Shahid Kazemi, dua pasukan penerobos mengelola kota ini. Menurutnya, Orang-orang Isfahan benar-benar pantas kami tidak tahu siang dan malam untuk melayani mereka.

Pemimpin Besar Revolusi Islam, dalam menjelaskan alasan tantangan arogansi dengan Republik Islam, menunjuk pada pemikiran demokrasi liberal, di mana dengan landasa ini, Barat melakukan penjarahan sumber daya negara-negara  di dunia selama tiga abad hingga Eropa yang miskin menjadi kaya dengan mengorbankan banyak negara-negara kaya. Mereka mengatakan, kebebasan dan demokrasi, kebebasan dan rakyat. Dengan berbagai istilah ini, mereka menaklukkan negara-negara. Namun mereka melakukan semua yang mereka bisa melawan kebebasan dan rakyat setiap negara.

Rahbar mengutip negara Afghanistan sebagai contoh yang dekat dan jelas, di mana Amerika menyerang negara ini dengan dalih pemerintah negara ini tidak demokratis. Namun setelah 20 tahun kejahatan dan penjarahan, pemerintah yang sama yang telah mereka lawan berkuasa dan mereka pergi dengan aib.

Ayatullah Khamenei menambahkan, “Selama tiga ratus tahun, pertama Eropa, kemudian Amerika, bergerak dengan logika demokrasi liberal. Sekarang, jika ada pemerintah dan satu sistem di dunia yang menolak logika demokrasi liberal dan memberikan identitas kepada rakyat negaranya dengan logika nyata, menghidupkan mereka, menyadarkan mereka, memperkuat mereka dan berdiri menghadapi demokrasi liberal , ini membatalkan logika demokrasi liberal. Dan ini adalah Republik Islam. Demokrasi liberal didirikan di atas negasi agama, dan Republik Islam didirikan di atas agama. Mereka mengaku sebagai rakyat, dan Republik Islam secara harfiah adalah sistem rakyat."

Pemimpin Besar Revolusi Islam menekankan bahwa kemajuan Republik Islam dan pengakuan para analis tentang kemakmuran Iran tidak dapat diterima oleh Barat, dan oleh karena itu, “Tantangan mendasar bagi kita di negara saat ini adalah tantangan kemajuan dan stagnasi. Atau katakanlah tantangan kemajuan dan keterbelakangan. Karena berhenti berarti mundur, dan siapa pun yang berhenti sebenarnya akan mundur. Karena dunia bergerak maju, jika Anda diam, Anda akan tertinggal. Masalahnya adalah kami maju, kami mencari kemajuan, mereka ingin ini tidak terjadi. Semua kekuatan dunia yang angkuh, terutama Amerika dan Eropa, serakah, gelisah, kesal di depan kemajuan Republik Islam ini, sehingga mereka memasuki lapangan dan melakukan segala yang mereka bisa. Tentu saja, mereka tidak bisa berbuat apa-apa. Mereka belum bisa sampai sekarang, dan mereka juga tidak akan bisa setelah ini."

Pertemuan warga Isfahan dengan Ayatullah Khamenei
Rahbar Islam menyebut AS sebagai garis depan kampanye melawan sistem Islam dan berkata, Selama bertahun-tahun setelah kemenangan Revolusi Islam, semua presiden Amerika Serikat, termasuk Carter, Clinton, dan Obama yang berasal dari Demokrat, dan Reagan, Bush, dan orang yang otaknya agak masalah Republikan, hingga presiden yang tidak punya kesadaran dan indera yang ingin menyelamatkan rakyat Iran, semua orang berdiri di depan Republik Islam Iran dan mendapat bantuan dari semua orang yang mereka bisa, termasuk rezim Zionis dan beberapa negara di kawasan, sekalipun demikian, kami mengalami kemajuan dan bergerak ke depan. Berbagai kemajuan ini mengokohkan sistem dan memberinya kekuatan.

Ayatullah Khamenei melanjutkan dengan mengajukan pertanyaan, "Bagaimana kita bisa maju?" Mereka mengatakan bahwa kemajuan membutuhkan banyak alat, tetapi alat yang paling penting untuk kemajuan adalah harapan. Rahbar menambahkan, "Harapan adalah alat yang paling penting untuk kemajuan, dan musuh terfokus pada hal ini. Musuh menggunakan semua kekuatannya untuk menimbulkan keputusasaan, untuk menimbulkan kebuntuan. Bahkan seorang anak muda yang tidak akrab dengan masalah dunia, terkadang Anda melihat dia terpengaruh, dia juga kecewa. Ketika dia kecewa, dia tidak bekerja. "Kemajuan membutuhkan harapan"."

Rahbar menyinggung beberapa contoh kemajuan dan pergerakan maju dalam beberapa minggu terakhir dan berkata, Ilmuwan Iran telah mencapai metode baru untuk mengobati leukemia, membumikan salah satu peralatan ekstraksi minyak dan gas, pembukaan jalur kereta api di bagian Sistan dan Baluchistan, yang merupakan bagian penting dari perkeretaapian Utara-Selatan, membuka beberapa pabrik, mendirikan kilang lepas pantai pertama, mengoperasikan 6 pembangkit listrik, membuka salah satu teleskop terbesar di dunia, meluncurkan roket pembawa satelit dan meluncurkan rudal baru. Semua ini contoh gerakan maju negara pada saat musuh berusaha mencegah gerakan ini dengan beberapa gangguan.

Menurut Rahbar, “Tindakan-tindakan ini penting karena merupakan tanda gerakan dalam masyarakat. Berarti  masyarakat tidak stagnan, bergerak, dan maju. Sangat penting bahwa masyarakat maju dan bergerak. Pemuda Iran hidup dan termotivasi, bahkan di hari-hari ketika musuh menebar kejahatannya."

Mempertimbangkan kerusuhan beberapa minggu terakhir di Iran, di bagian lain pidatonya, Pemimpin Besar Revolusi Islam mengatakan bahwa tujuan utama dari mereka yang melakukan kerusuhan adalah untuk membawa rakyat ke medan, tetapi karena mereka gagal membawa orang-orang ke medan, mereka melakukan kejahatan agar mereka bisa membuat letih para pejabat. Cara pandang ini menurut Rahbar adalah salah karena kejahatan ini membuat orang semakin tidak suka dan membenci mereka. Meskipun insiden, kejahatan, dan perusakan seperti itu menimbulkan masalah bagi orang-orang dan bisnis, tetapi orang-orang di belakang dan di balik layar dari kejahatan ini jauh lebih rendah daripada yang dapat merusak sistem.

Rahbar menekankan, “Tanpa ragu, kejahatan ini akan dibersihkan. Pada waktu itu, bangsa Iran akan terus maju di lapangan dengan lebih kuat dan semangat yang lebih segar."

Ayatullah Al-Udzma Sayid Ali Khamenei, Pemimpin Besar Revolusi Islam
Dalam hal ini, Ayatullah Khamenei menunjuk pada perang Ahzab di masa awal Islam dan perang yang dipaksakan oleh Irak terhadap Iran, dan mempertimbangkan kemampuan untuk membuat peluang dari ancaman sebagai bagian dari sifat bangsa yang beriman. Rahbar mengingatkan, Dalam perang Ahzab, semua suku musyrik maju ke medan tempur. Bukan saja hati orang-orang beriman tidak gentar, tetapi dengan mengingat janji Allah, bertambah keimanan mereka dan mereka mengubah ancaman ini menjadi peluang. Sama seperti bangsa kita juga mengubah ancaman menjadi peluang dalam Pertahanan Suci dan melawan perang Ahzab dan dukungan menyeluruh dari kekuatan melawan agresor. Bahwa semua kekuatan bangkit untuk mendukung Saddam, peluang ini menunjukkan kepada seluruh dunia bahwa bangsa Iran tidak akan gagal.

Pemimpin Besar Revolusi Islam juga mengingatkan bahwa dalam gangguan ini, bahkan dari apa yang disebut ancaman ini – yang sekarang mereka anggap sebagai ancaman bagi bangsa Iran – bangsa Iran menunjukkan kebenaran dan orientasinya dengan kehadiran yang besar.

Rahbar berkata, "Tanggal 13 Aban tahun ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Beberapa orang turun ke jalan atas permintaan Amerika, [tetapi] bangsa besar Iran datang pada 13 November dan berteriak melawan Amerika. Contoh dari tanggal 13 Aban. Contoh lain adalah penguburan para syahid ini. Seorang syahid terkasih dan seorang pemuda syahid akhir-akhir ini - di antara syahid terkasih yang syahid keamanan, syahid Basiji, syahid kepolisian, anggota masyarakat yang syahid - misalnya, mari kita asumsikan syahid Ruhollah Ajamian, yang merupakan pemuda tak dikenal. Artinya menyarankan agar rakyat Iran turun ke jalan."

Ayatullah Khamenei menyebutkan peluang lain yang tercipta dari kerusuhan, munculnya para pelaku di balik layar yang mengaku berpihak pada bangsa Iran dan menambahkan, Permusuhan dengan semua keinginan dan kesucian bangsa Iran berarti permusuhan dengan Islam, membakar Al-Quran, membakar masjid, permusuhan dengan Iran dan membakar bendera dan tidak menghormati lagu kebangsaan, mengungkap wajah para pelaku di balik layar yang sebenarnya.

Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Sayid Ali Khamenei dalam menilai Basij bangkit dari dalam masyarakat dan perwakilan seluruh kelompok yang memiliki semangat tidak pernah lelah, yang siap terjun di berbagai medan untuk menunjukkan potensinya, serta tidak gentar menghadapi segala ancaman.

Basij dibentuk atas instruksi mendiang pendiri Republik Islam Iran, Ayatullah Khomeini pada 26 November  1979, menyusul berbagai ancaman dan serta sensitivitas banyak masalah pasca kemenangan Revolusi Islam.

Dengan pengalaman 44 tahun Revolusi Islam dan pemerintahan Republik Islam Iran, sekarang telah terbukti bahwa Basij adalah sebuah kekayaan abadi dan bernilai tinggi demi stabilitas, kemajuan dan keamanan bangsa Iran. Kekayaan besar ini menambah animo dan semangat Revolusi Islam dan juga gerakan-gerakan revolusioner dan jihad, demi membangun masa depan yang lebih cerah.

Rahbar dalam pertemuan dengan ribuan relawan Basij dari seluruh Iran, menilai kehadiran penuh semangat para pemuda di berbagai sektor khususnya di medan perlawanan terhadap imperialisme global, sebagai salah satu mukjizat Revolusi Islam.  Kehadiran tersebut merefleksikan semangat dan animo para era pertama Revolusi dan juga pertahanan suci.

Beliau mengatakan, musuh semakin meningkatkan permusuhannya dari semua sisi sehingga muqawama (resistensi) yang bersumber dari pemikiran revolusioner dan Islami di kawasan dapat diberantas, akan tetapi para pemuda dan pejuang mukmin, setelah berhasil menghancurkan tumor Takfiri Daesh, berhasil membuat musuh bertekuk lutut dan sekaligus membuktikan kepada semua pihak bahwa "kita bisa".

Basij dengan kriteria tersebut, sekarang menjadi salah satu pilar utama menjaga pemerintahan Republik Islam Iran. Dalam kondisi sulit dan krisis, di mana dibutuhkan gerakan massif dari rakyat, Basij telah membuktikan efektivitasnya.

Perspektif dan teladan Basij yang mencatat berbagai pengalaman sukses di Iran, kini menjadi pusat perhatian gerakan revolusioner di berbagai negara dunia. Salah satu di antara pengaruh Basij adalah pembentukan pasukan relawan rakyat di Irak dalam pertempuran melawan kelompok teroris Takfiri Daesh.

Gerakan-gerakan jihad Hizbullah Lebanon, perjuangan Front Jihad Islam Palestina dan berbagai kelompok muqawama di Suriah dan Yaman mengahdapi kelompok-kelompok teroris dan pasukan penjajah, merupakan contoh nyata kedalaman strategi Basij di tingkat dunia Islam. Peran dan pengaruh signifikan Basij menunjukkan bahwa gerakan ini mampu menyebarkan budaya, prinsip dan nilai-nilai islami dan revolusioner kepada masyarakat dunia.

Bangsa Iran dengan semangat Basij selama bertahun-tahun pasca kemenangan Revolusi Islam, bukan hanya terjun ke medan perang pertahanan suci dan menjaga keamanan Iran, melainkan juga berkiprah di sektor pembangunan, ilmu pengetahuan dan teknologi. 

Dengan prestasi besar itu, Basij layak untuk mendapat status bahwa dia bangkit dari dalam masyarakat dan sebagaimana yang telah dikemukakan Rahbar, Basij adalah perwakilan dari setiap kelompok masyarakat yang memiliki semangat kerja tanpa lelah dan siap terjun ke segala medan jika diperlukan.

Bangsa Iran dengan semangat Basiji dan berdasarkan komitmen mereka dengan Imam Khomeini, akan melawan segala bentuk makar dan memperjuangkan cita-cita Republik Islam. Kehadiran dan kesiapan tersebut juga bersumber dari peran Rahbar bahwa jika alunan merdu pemikiran Basij dikumandangkan di sebuah negara, maka kerakusan musuh dan para penjajah akan terjauhkan."

Sekarang masyarakat dunia telah menyadari perubahan besar menyusul gerakan revolusioner Basij. Dengan seluruh upaya musuh untuk mempropagandakan citra buruk Republik Islam dan menebar Iranphobia, akan tetapi Iran kini menjadi pusat kebangkitan Islam di antara bangsa-bangsa regional dan fakta ini telah membuat musuh-musuhnya gusar.

Tidak diragukan lagi, gerakan basiji bangsa-bangsa regional akan maju dan akan abadi dan dengan kebangkitan bangsa-bangsa regional, para anasir kaum imperialis akan satu-per-satu keluar dari medan dan ini menunjukkan kekuatan dan kebesaran umat Islam serta bernilainya perspektif basiji.

Salah satu di antara capaian besar di bidang ini adalah partisipasi kokoh pasukan Modafe-e Haram dengan semangat revolusioner dan basiji dalam pertempuran melawan kelompok teroris Takfiri Daesh hingga kehancuran kelompok durjana tersebut di Suriah dan Irak.

Sebagaimana ditekankan Rahbar, "Di sejumlah negara tetangga, tidak ada kepercayaan pada kemampuan untuk menghancurkan Daesh, namun ketika masuk ke medan (tempur), mereka menyaksikan kemenangan dan menerima pesan Revolusi Islam; yaitu kita bisa."

Imam Khomeini menyebut Basij sebagai sajarah thayibah, pohon yang baik. Bapak Revolusi Islam ini berkata, “Masalah Basij, tidak lain dari masalah yang ada sejak awal Islam, dan bukan sesuatu yang baru, dan memiliki [akar] sejarah dalam Islam. Karena tujuan kita adalah Islam, maka setiap pemuda adalah sebuah kekuatan untuk membela Islam dan seluruh rakyat, dan siapapun dengan profesinya masing-masing, demi mencegah serangan kafir dan musuh,”.

Revolusi Islam Iran lahir dari rahim Islam Muhammadi, dan sejak awal kelahirannya menghadapi berbagai konspirasi masif dan terorganisir yang dilancarkan musuh-musuh Islam. Rakyat Iran selama bertahun-tahun menderita demi memperjuangkan tercapainya kemenangan Revolusi Islam. Secara sukarela mereka menjaga dan mempertahankan Revolusi Islam dengan memasuki arena dan melakukan gerakan yang bernilai. Dalam kondisi demikian, Imam Khomeini dengan kecerdasan dan wawasan luasnya yang jauh ke depan secara resmi menginstruksikan pembentukan Basij.

"Republik Islam Iran –dengan bantuan dan petunjuk Allah Swt dan dengan kebangkitan dan kewaspadaan Imam Khomeini ra serta perjuangan rakyat– telah mampu mewujudkan Islam yang menjadi harapan umat Islam dalam bentuk sebuah sistem politik dan meletakkan pondasi awal," imbuhnya.

Ayatullah Khamenei menilai perlawanan di jalan Allah Swt sebagai langkah yang bisa membawa pada pahala akhirat dan juga membawa pahala dunia, yaitu martabat, kekuatan dan kemajuan.

Ditegaskannya, "Selama 38 tahun, Republik Islam Iran terlibat permusuhan dengan kubu arogansi, Zionisme, dan (rezim-rezim) reaksioner, namun hari ini ratusan atau mungkin ribuan kali lipat lebih maju dan lebih kuat dari sejak awal revolusi, dan ini adalah makna pahala dunia dari perlawanan dan ketahanan."

 

Tiga tahun telah berlalu sejak komandan terbesar perang melawan teroris gugur syahid oleh pasukan teroris Amerika Serikat dan kini semua pencari kebebasan di dunia tahu bahwa Letnan Jenderal Qassem Soleimani adalah orang yang paling berpengaruh di medan perlawanan.

Pada Jumat dinihari, tanggal 3 Januari 2020, Jenderal Qasem Soleimani, Komandan Pasukan Quds Korps Garda Revolusi Islam (IRGC), dan Abu Mahdi Al-Muhandis, Wakil Ketua Hashd Shaabi gugur syahid dalam serangan teroris AS di dekat Bandara Internasional Baghdad.

Kewibawaan Jenderal Soleimani di kawasan dan dunia sedemikian rupa sehingga berita kesyahidannya sebagai salah satu tokoh Revolusi Islam paling populer dan simbol perjuangan melawan sistem dominasi dan penindasan global menjadi berita utama di media dalam dan luar negeri dan membawa banyak reaksi internasional.

Pada bagian pertama dari program khusus peringatan tiga tahun kesyahidan Jenderal Soleimani, kita akan melihat biografinya dan perannya dalam penguatan dan koalisi kekuatan perlawanan di kawasan, dan pada bagian kedua, kita akan lihat peran Jenderal Soleimani dalam menetralkan konspirasi Amerika, dan keputusan untuk meneror Jenderal Soleimani Kita bahas peran rezim Zionis dan juga ingatannya di benak rakyat Iran.

Menurut pengumuman Markas Besar Rakyat penyelenggara perayaan tiga tahun syahidnya Letnan Jenderal Haji Qassem Soleimani, "Jan Fada" (Jiwa Tebusan) telah dipilih sebagai slogan peringatan tiga tahun syahidnya Jenderal Soleimani.

Sekilas Biografi Syahid Soleimani

Syahid Qassem Soleimani menjadi anggota Korps Garda Revolusi Islam setelah Revolusi Islam Iran. Bersamaan dengan dimulainya perang Iran-Irak, dia melatih beberapa batalyon di Kerman dan mengirim mereka ke garis depan. Dia adalah komandan Sepah Azerbaijan Barat untuk jangka waktu tertentu. Syahid Haj Qassem Soleimani diangkat sebagai komandan pasukan ke-41 Sarallah pada tahun 1360 HS atas perintah Mohsen Rezaei, Komandan IRGC saat itu.

Syahid Qassem Soleimani adalah salah satu komandan operasi Wal-Fajr 8, Karbala 4 dan Karbala 5 dalam perang rezim Baath di Irak terhadap Iran. Operasi Karbala 5 adalah salah satu operasi terpenting Iran selama perang yang dipaksakan, yang melemahkan posisi politik dan militer tentara Baath Irak dan menstabilkan situasi yang mendukung pasukan militer Republik Islam Iran.

Jenderal Soleimani kembali ke Kerman setelah berakhirnya perang Iran-Irak pada tahun 1367 HS dan terlibat dalam perang dengan para pelaku kejahatan yang dipimpin dari perbatasan timur Iran. Syahid Soleimani berperang dengan geng perdagangan narkoba di perbatasan Iran dan Afghanistan hingga diangkat sebagai Komandan Pasukan Quds. Pada tahun 1379 HS, ia diangkat menjadi komandan Pasukan Quds oleh Pemimpin Besar Revolusi Islam.

Penguatan dan Koalisi Kelompok Perlawanan di Kawasan

Tindakan brilian Syahid Soleimani memiliki daftar panjang tindakan seorang pria yang tidak menyia-nyiakan upaya apa pun untuk agama dan negaranya. Salah satu tindakan brilian itu adalah menciptakan penghalang kekuatan perlawanan yang kuat di berbagai bagian wilayah untuk menghadapi Zionis dan Amerika.

Jenderal Soleimani sebagaiKkomandan Pasukan Quds memiliki aktivitas yang luas di bidang penguatan dan perluasan poros perlawanan. Sekatinya, syahid terhormat ini memainkan peran penting dalam memperkuat kelompok pejuang Palestina dan pasukan Hizbullah Lebanon, dan kemenangan kelompok ini dalam perang 33 hari dan 22 hari di Gaza melawan rezim Zionis adalah kesaksian atas kehadiran dan peran Syahid Soleimani.

Perang Suriah yang terjadi menghancurkan front Perlawanan di negara ini dan juga menghantam pasukan perlawanan Lebanon, tetapi dengan upaya banyak orang beriman yang dipimpin oleh Jenderal Haj Qassem Soleimani, ternyata menjadi sebaliknya, dan Suriah menjadi garis terdepan yang lebih kuat untuk poros Perlawanan dari sebelumnya.

Di antara aktivitas Jenderal Soleimani lainnya adalah kehadirannya di Irak dan memainkan peran yang tak terbantahkan dalam mengakhiri kerja Daesh (ISIS) di negara ini. Selama kehadirannya melawan ISIS di Irak dan Suriah, Jenderal Soleimani memainkan peran sentral dalam membebaskan wilayah seperti Tikrit, Jarf al-Sakhr, Mosul, melindungi Samarra dan Karbala dari ISIS dan mencegah kejatuhan Erbil dalam operasi "Umm Al-Maarik".

Perdana Menteri Irak, Mohammad Al-Sudani mengatakan, Layanan yang dilakukan Syahid Soleimani bersama Hashd al-Shaabi untuk penghancuran ISIS dan keamanan Irak adalah contoh terbaik untuk persaudaraan dan persahabatan masyarakat dari kedua negara dan menunjukkan bahwa Iran dan Irak berjalan ke arah yang sama.

Jenderal Soleimani bangkit melawan ISIS dengan membentuk poros Perlawanan dengan kekuatan seperti Gerakan Al-Nujaba dan Kataib Hizbullah, serta Hashd Al-Shaabi di Irak dan kelompok-kelompok seperti Mobilisasi Rakyat Suriah dan aliansi mereka dengan para pembela tempat suci dari Iran dan Brigade Fatemiyoun dan Zainbyoun.

Pada puncaknya, dengan keberanian luar bisa, padahal menurut banyak komandan militer Daesh, mereka telah mencapai gerbang istana kepresidenan Suriah, dan tidak ada yang mengira ada harapan untuk mengalahkan Daesh, Jenderal Soleimani bersama para pembela tempat suci berdiri melawan para teroris dan mencegah penyebaran lebih lanjut ISIS di wilayah Asia Barat.

Mike Wallace, perwakilan Irlandia dari Parlemen Eropa mengatakan tentang pencapaian Syahid Sardar Soleimani, "Sementara Amerika Serikat dan sekutunya bertanggung jawab atas kebangkitan kelompok teroris ISIS dan mempersenjatai kelompok milisi di kawasan, tidak ada yang bekerja sebagai sekeras Jenderal Soleimani untuk mengalahkan ISIS di Irak. Namun, setelah dia dibunuh oleh Amerika, tidak ada kecaman dari masyarakat internasional."

Bukan tanpa alasan karakter Jenderal Soleimani sebagai pendukung kaum tertindas dan lemah memiliki dimensi eksistensial yang luas dan menyeluruh serta terdefinisi melampaui batas Iran dan dunia Islam. Menurut Pemimpin Besar Revolusi Islam, kepribadian dan aspek eksistensial jenderal syahid ini harus dilihat dari kacamata maktab pembelajaran, dan kemudian nilai dan harga dari kasus ini akan menjadi jelas.

 

Para pejuang Palestina menargetkan posisi tentara Zionis di Nablus sebagai bagian dari operasi perlawanan terhadap Israel.

Menurut Palestin Alyoum, pasukan perlawanan Palestina Rabu (21/12/2022) melepaskan tembakan ke arah pos pemeriksaan Beit Furik di Nablus, yang terletak di utara Tepi Barat.

Pasukan perlawanan Palestina juga menyerang pemukiman Zionis Barakha yang terletak di sebelah timur Nablus, dan melepaskan tembakan dan pelemparan bahan peledak.

Selain itu, para pejuang Palestina juga menembaki sebuah pos pemeriksaan militer Zionis di Jebel Jerzim yang terletak di Nablus.

Media Zionis mengkonfirmasi operasi pasukan perlawanan Palestina dengan mengumumkan setidaknya tiga operasi dilakukan oleh kelompok pejuang Palestina di Nablus dalam beberapa jam terakhir.

Menanggapi kejahatan yang dilakukan rezim Zionis di berbagai wilayah Tepi Barat, kelompok-kelompok perlawanan Palestina melancarkan operasi anti-Zionis yang meningkat tajam dalam beberapa bulan terakhir.

 

Juru bicara Kepala Staf Angkatan Bersenjata Irak, mengabarkan tewasnya lima anasir teroris Daesh, di Tal Afar Provinsi Nineveh.

Mayjen Yahya Rasool, Rabu (21/12/2022) mengatakan, "Atas perintah Kepala Staf Angkatan Bersenjata Irak, dan berdasarkan informasi Badan Anti-terorisme, jet-jet tempur Angkatan Udara negara ini melancarkan serangan ke wilayah Sheikh Ibrahim di Tal Afar."

Ia menambahkan, "Berdasarkan informasi yang diterima, dalam operasi udara ini, lima anasir teroris termasuk beberapa pemimpin kelompok teroris Daesh, tewas."

Jubir Kepala Staf Angkatan Bersenjata Irak menegaskan, "Instansi keamanan dan militer Irak, kembali mengikat janji dengan rakyat negara ini, bahwa operasi menumpas anasir teroris Daesh, di mana pun mereka berada, akan terus berlanjut."

Pada tahun 2017, pemerintah Irak mengumumkan kemenangan atas Daesh, akan tetapi beberapa teroris kelompok ini masih tersebar di sejumlah wilayah Irak dan kerap menciptakan kekacauan. 

 

Wakil tetap Iran di PBB mengatakan, Iran dan seluruh negara tetangga tidak seharusnya menerima tanggung jawab menampung imigran dari Afghanistan seorang diri.

Amir Saeed Iravani, Rabu (21/12/2022) menuturkan, berdasarkan prinsip tanggung jawab bersama, negara-negara lain terutama yang mengklaim diri sebagai pembela Hak Asasi Manusia, juga mesti menerima imigran-imigran dari Afghanistan terutama perempuan dan anak-anak.
 
"Laporan terbaru Sekjen PBB terkait Afghanistan menyebutkan 28,3 juta orang Afghanistan tahun 2023 akan membutuhkan bantuan kemanusiaan dan dukungan, angka ini di tahun 2022 hanya 24,4 juta orang, dan awal tahun 2021, 18,4 juta orang. Saat ini pihak berkuasa di Afghanistan tidak mampu melaksanakan komitmennya terutama untuk menciptakan sebuah pemerintahan komprehensif dan pilihan rakyat," ujarnya.
 
Iravani menambahkan, "Selama lebih dari 40 tahun, sejumlah banyak warga Afghanistan tinggal di Iran, dan meski mendapat sedikit bantuan internasional, dan dijerat sanksi menindas Amerika Serikat, Iran tetap memberikan bantuan yang diperlukan warga Afghanistan."
 
Menurut Wakil tetap Iran di PBB, berdasarkan perkiraan, saat ini Republik Islam Iran menampung sekitar lima juta imigran dari Afghanistan.

 

Menanggapi proposal Washington untuk membantu melawan terorisme di negaranya, Menteri Pertahanan Pakistan mempertanyakan kemampuan AS untuk memerangi kekerasan dan terorisme, terutama di Afghanistan.

Operasi pembersihan kantor polisi anti-terorisme di Beno, wilayah utara Pakistan berakhir Selasa melam yang menewaskan 25 teroris dan empat orang pasukan keamanan negara ini.

Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS mengusulkan bantuan AS kepada Pakistan untuk menangani aksi penyanderaan yang terjadi di negara ini.

Menanggapi tawaran AS tersebut, Menteri Pertahanan Pakistan, Khawaja Mohammad Asif hari Selasa (20/12022) mengatakan, "Situasi di Afghanistan sangat berpengaruh terhadap Pakistan dan kami berada dalam situasi yang kompleks,"

"Apakah orang Amerika memiliki kemampuan untuk melawan terorisme dan kekerasan di Afghanistan ?" ujar Menhan Pakistan.

"Apa kemampuan yang ditampilkan Amerika di Afghanistan, sehingga sekarang mereka mengusulkan bantuan ke Pakistan untuk memerangi terorisme," tegasnya menyoal kinerja militer AS.

 

Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir-Abdollahian di tweetnya mengkonfirmasi pertemuannya dengan Menlu Arab Saudi, Faisal bin Farhan di sela-sela Konferensi Baghdad-2 di Yordania.

Abdollahian di tweet berbahasa Arab ini menulis, "Saya berpartisipasi di Konferensi Baghdad kedua di Yordania sebagai penekanan dukungan terhadap Irak, dan di sela-sela konferensi ini saya menemukan peluang untuk menggelar pertemuan bersahabat dengan sejumlah sejawat kami termasuk menlu Oman, Qatar, Irak, Kuwait dan Arab Saudi. Menlu Saudi menekankan kesiapan negaranya untuk melanjutkan dialog dengan iran."

Pertemuan menlu Iran dengan sejawatnya dari Saudi dilakukan sebagai bukti kebijakan bertetangga pemerintah ke-13 dan penghindaran tensi di hubungan kedua negara. Hossein Amir-Abdollahian sebelumnya saat menjelaskan kebijakan luar negeri pemerintah Iran ke-13 mengatakan, kebijakan luar negeri Iran tetap konsisten dari sisi independensi politik dan tidak barat dan juga tidak timur.

Konferensi Baghdad ke 2 di Yordania
Pemerintahan Presiden Sayid Ebrahim Raisi mengejar jalur diplomasi cerdas, pintu terbuka dan kerja sama efektif dengan seluruh negara. Penekanan menlu Iran terkait pendekatan permanen kebijakan luar neger Iran dijelaskan mengingat transformasi di bidang ini, khususnya di bidang kebijakan luar negeri regional Iran. Pemerintah ke-13 Iran sejak memulai tugasnya pada 3 Agustus 2021, mengejar pendekatan baru di bidang kebijakan luar negeri.

Menyeimbangkan politik luar negeri yang berdasarkan asas bukan timur maupun barat merupakan salah satu gagasan terpenting politik luar negeri pemerintah ini, yang merupakan salah satu kebutuhan terpenting untuk mempertahankan independensi negara dengan tetap memperhatikan dan mempererat hubungan dengan negara-negara tetangga di tempat pertama dan kemudian dengan negara-negara timur dan barat. Pada saat yang sama, pemerintah saat ini telah menunjukkan kepercayaannya pada keseimbangan dalam kebijakan luar negeri dan pengembangan kerja sama dengan tetangga dan negara-negara Islam sebagai prioritas program luar negerinya. Pakar politik Javad Mansouri mengatakan, pemerintah ke-13 memiliki perilaku yang seimbang dan realistis dalam kebijakan luar negeri, dan ini menyebabkan beberapa pemerintah mempertimbangkan kembali perilaku mereka dengan Iran.

Kebijakan bertetangga dan pendekatan berimbang dalam kebijakan luar negeri Iran adalah salah satu poin utama dari pernyataan kebijakan luar negeri Sayid Ebrahim Raisi, Presiden Islam Iran untuk pemerintahan ke-13, yang dapat dianggap sebagai bagian penting dari kebijakan besar interaksi cerdas dengan dunia. Penekanan pada kebijakan bertetangga berdasarkan penafian tensi di hubungan dengan negara tetangga, pengokohan diplomasi ekonomi dan peningkatan interaksi dengan tetangga serta pemanfaatan kapasitas negara tetangga di bawah bayang-bayang penguatan hubungan, termasuk program serius Republik Islam Iran. Pemerintahan ke-13 memprioritaskan kebijakan bertetangga dan presiden Iran sejak awal menetapkan interaksi yang baik dan kerja sama yang luas dengan tetangga sebagai titik sentral diplomasi ekonomi pemerintahan ke-13.

Sebelumnya, Amir-Abdollahian menegaskan bahwa negara-negara Arab merupakan bagian penting dari dunia Islam dan menyatakan bahwa kita mengulurkan tangan kerja sama ke berbagai negara tetangga, termasuk negara-negara Teluk Persia. Kesiapan Iran sebagai negara berpengaruh dalam berbagai dimensi politik, ekonomi, dan komersial untuk menyelesaikan perselisihan dengan beberapa negara tetangga seperti Arab Saudi dan memperluas kerja sama dengan negara tetangga telah ditindaklanjuti selama perjalanan pejabat senior Iran seperti menteri luar negeri di Konferensi Baghdad-2 di Yordania.

Selain itu, Tehran telah berulang kali mengumumkan kesiapannya untuk berpartisipasi dalam penyelesaian krisis regional, termasuk krisis di Yaman. Hal ini menunjukkan itikad baik Tehran dan upayanya untuk mengkonsolidasikan stabilitas dan keamanan di Teluk Persia dan Asia Barat.

 

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah Uzma Sayid Ali Khamenei dalam pertemuan dengan anggota Dewan Tinggi Revolusi Kebudayaan Iran hari Selasa (6/12/2022) menyatakan bahwa Dewan Tinggi Revolusi Kebudayaan Iran secara rinci harus memberikan solusi bijak mengenai kelemahan budaya di berbagai bidang, dan menekankan rekonstruksi revolusioner struktur budaya nasional.

Dewan Tinggi Revolusi Kebudayaan Iran dibentuk pada tahun 1363 HS atau (1984) dengan keputusan pendiri Republik Islam Iran, Imam Khomeini ra. Perlunya pembentukan dewan ini karena pengaruh budaya barat dalam berbagai pilar kehidupan Iran sebelum revolusi dan pada masa pemerintahan Syah. Imam Khomeini ra di bagian keputusannya tentang perlunya membentuk dewan ini menunjukkan, Keluar dari budaya Barat yang buruk di mana pengaruh dan penggantian budaya Islam, nasional dan revolusi budaya di semua bidang di tingkat negara membutuhkan begitu banyak usaha dan upaya sehingga seseorang harus bekerja keras dan berjuang melawan pengaruh Barat yang mengakar untuk realisasinya.


Budaya membentuk identitas suatu bangsa. Nilai-nilai budaya menunjukkan semangat dan arti sebenarnya dari suatu bangsa. Semua aspek kehidupan manusia, mulai dari masyarakat dan ekonomi hingga politik dan sistem pertahanan suatu negara, dipengaruhi oleh nilai-nilai budayanya. Untuk alasan ini, seseorang seharusnya tidak mengharapkan budaya negara, budaya publik, budaya elit, budaya universitas, dan lain-lain dengan sendirinya akan terbentuk di jalan yang benar. Elemen penting ini membutuhkan perencanaan. Peran utama Dewan Tinggi Revolusi Kebudayaan adalah membimbing budaya. Tujuan pembentukan dewan ini adalah untuk mencoba menerapkan budaya Islam dan nasional di masyarakat, terutama pusat-pusat pendidikan dan universitas.

Ayatullah Khamenei, Pemimpin Besar Revolusi Islam mengadakan pertemuan dengan para anggotanya dalam rangka peringatan berdirinya dewan ini. Di awal pidatonya, merujuk pada kehadiran orang-orang terkemuka dan elit serta para ahli di dewan ini, Rahbar menyebut pedoman budaya negara sebagai tugas dan peran utama dewan ini, dan menunjuk pada perlunya rekonstruksi revolusioner struktur budaya negara, Ayatullah Khamenei mengatakan, "Dewan Tinggi Revolusi Kebudayaan harus mencermati dan mengetahui secara akurat akan kelemahan dan proposisi budaya yang di berbagai bidang, kemudian memberikan solusi yang bijaksana untuk penyebaran proposisi yang benar dan progresif."

Pemimpin Revolusi melanjutkan dengan menekankan bahwa pembinaan kebudayaan lembaga-lembaga resmi berbeda dengan pembinaan kebudayaan organisasi-organisasi kerakyatan dan mengatakan, “Dewan Tinggi Revolusi Kebudayaan dapat dengan benar membimbing ribuan organisasi rakyat yang aktif dalam berbagai aksi dan karya budaya yang luas, meletakkan dasar bagi pembentukan gerakan publik dalam kategori Ini harus sama pentingnya dengan menyebarkan budaya qanaah dan tidak boros."

Dalam sudut pandang Pemimpin Besar Revolusi Islam, membentuk berbagai gerakan publik semacam itu untuk menciptakan budaya atau mengoreksi budaya yang salah adalah bagian dari rekayasa budaya, yang merupakan salah satu syarat untuk mereformasi struktur budaya.

Pertemuan anggota Dewan Tinggi Revolusi Kebudayaan dengan Rahbar
Pemimpin Besar Revolusi Islam menilai rekonstruksi revolusioner dari struktur budaya negara diperlukan dan dalam definisinya, Rahbar menyatakan, "Makna struktur adalah struktur budaya masyarakat, mentalitas dan budaya yang mengaturnya, dan singkatnya, perangkat lunak yang menjadi dasar masyarakat bertindak dalam kehidupan individu dan kolektif mereka. Alasan bahwa struktur itu harus direkonstruksi secara revolusioner adalah karena Revolusi Islam itu ajaib melalui kepemimpinan Imam ra dan gerakan rakyat, dan dengan semangat agresifnya, ia mengubah fondasi politik, budaya, dan sosial dan proposisi salah yang menguasai pikiran orang-orang."

Di antara proposisi salah yang mengatur masyarakat Iran sebelum kemenangan Revolusi Islam adalah "kita tidak bisa". Kebijakan pemerintah Pahlavi, seperti kebanyakan sistem yang berafiliasi dengan Barat, sejalan dengan kebijakan arogansi global, yang menimbulkan semangat ketidakberdayaan pada rakyat dan masyarakat. Sedemikian rupa sehingga mereka berpikir mereka membutuhkan Barat untuk menjalankan negara. Menurut Ayatullah Khamenei, Revolusi Islam secara bertahap mengubah mentalitas ini dengan gerakan kreatif dan konstruktifnya.

Dalam konteks ini, Rahbar mengatakan, "Revolusi dengan konstruksi dan gerakan kreatif secara bertahap mengubah mentalitas ini (kami tidak bisa), akibatnya pekerjaan besar seperti pembangunan bendungan, pembangkit listrik, jalan raya, peralatan industri minyak dan gas dan banyak infrastruktur yang tersedia dibangun oleh para spesialis domestik muda." Pemimpin Besar Revolusi Islam menganggap budaya "tergila-gila dengan Barat" sebagai pernyataan budaya palsu lainnya yang mengatur masyarakat, dan Revolusi Islam mengubah pernyataan palsu ini dan mengubahnya menjadi budaya "kritikan terhadap Barat".

Mengenai pengaruh budaya Revolusi Islam Iran terhadap kehidupan pribadi masyarakat dan transformasi budaya yang terjadi setelah revolusi, dapat disebutkan berbagai contoh, seperti perubahan budaya "kesombongan dan ketenaran" menjadi budaya "pengorbanan dan pengorbanan diri", atau perubahan "budaya ketertarikan dan kegilaan dengan Barat" menjadi "Kita dapat berbudaya dan terikat pada Iran tercinta" dan...

Ayatullah Khamenei mengatakan tentang pentingnya pemantauan yang serius terhadap perkembangan budaya yang telah tercipta pasca kemenangan Revolusi Islam, “Meskipun banyak perubahan fondasi yang salah, berbagai faktor dari waktu ke waktu melemahkan semangat agresif revolusi, yang harus dipantau dan ditanggapi dengan serius agar pondasi yang salah itu tidak terjadi lagi. Dengan bantuan landasan intelektual revolusi dan pemuda aktif, budaya dan semangat revolusioner itu dapat diperbarui sekali lagi dan menciptakan gerakan budaya yang besar... Dewan harus berpikir, bekerja dan berencana untuk mewujudkan masalah ini."

Ayatullah Khamenei bertemu dengan anggota Dewan Tinggi Revolusi Kebudayaan 
Salah satu hal penting dari rekonstruksi revolusioner struktur budaya negara adalah pemantauan terus-menerus terhadap perubahan budaya, yang biasanya tersembunyi, dan penanganannya yang tepat waktu adalah suatu keharusan. Ayatullah Khamenei dalam pertemuan dengan anggota Dewan Tinggi Revolusi Kebudayaan, memperingatkan, "Jika kita menderita kelemahan dan keterbelakangan dalam terus memahami perubahan ini dan mencegah efek negatifnya, masyarakat pasti akan rusak, di mana gejolak budaya atau kontrol atas urusan budaya negara jatuh ke tangan orang lain adalah yang paling penting dari kerusakan ini."

Memperbaiki struktur budaya membutuhkan rekayasa budaya. Menurut Pemimpin Revolusi, salah satu syarat dasar rekayasa ini adalah: “Kewaspadaan yang terus menerus, mengenali secara akurat atas kelemahan budaya di berbagai bidang seperti masyarakat, politik, keluarga, gaya hidup dan bidang lainnya, serta upaya mencapai solusi ilmiah bagi menghilangkan kelemahan dan mempromosikan proposisi budaya yang benar." Menurut Ayatullah Khamenei, rekayasa budaya akan memperjelas tugas berbagai lembaga, antara lain pendidikan, penyiaran, perguruan tinggi, pusat-pusat yang terkait dengan pemuda, dan juga organisasi kerakyatan, yang menurutnya, jika lembaga tersebut melalaikan tugas pentingnya, masyarakat akan sangat menderita.

Pertemuan anggota Dewan Tinggi Revolusi Kebudayaan dengan Rahbar
Bagian lain dari pidato Pemimpin Besar Revolusi Islam, Ayatullah Khamenei, dalam pertemuan dengan anggota Dewan Tinggi Revolusi Kebudayaan adalah untuk memperhatikan perlunya kemajuan ilmiah negara. Kemajuan ilmiah merupakan kebutuhan bagi setiap negara. Kebutuhan ini merupakan kebutuhan bagi Iran yang revolusioner. Jika kita tidak maju secara ilmiah, ancaman musuh peradaban, budaya, dan politik Iran akan menjadi ancaman permanen. Menurut Rahbar, ancaman ini akan berhenti atau bahayanya akan berkurang ketika Iran maju secara ilmiah.

Berkali-kali dalam pidato-pidatonya, Rahbar menyebut sebagian dari hadis mulia dengan pengertian sepert ini, "Ilmu adalah Sultan" atau "Ilmu adalah Kekuasaan". Sultan artinya kekuatan dan ilmu mengandung kekuatan.

Dari sudut pandang ini, penting untuk memperhatikan para elit. Dalam pertemuannya dengan anggota Dewan Tinggi Revolusi Kebudayaan, Pemimpin Besar Revolusi Islam sekali lagi menyebut penting kebangkitan kembali akan kemajuan ilmiah sebagai kebutuhan yang mendesak, dan mengacu pada hasil gemilang dari mempopulerkan wacana melintasi batas-batas pengetahuan dalam dua dekade sebelumnya, Rahbar menyatakan, "Lompatan ilmiah dan lompatan teknologi hari ini, termasuk hasil yang diberkati dari gerakan besar yang harus dilanjutkan ... Universitas, pusat ilmiah dan penelitian serta lembaga terkait harus menempatkan kemajuan dan lompatan di puncak karya mereka sehingga negara kita tidak tertinggal dari kafilah ilmu.