
کمالوندی
Iran Pamerkan Torpedo Super Canggih Wal Fajr
Torpedo super canggih ÔÇ£Wal FajrÔÇØ dipamerkan dalam acara peringatan Hari Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran di Tehran.
IRIB News (18/4) melaporkan, torpedo super canggih ini dipamerkan bersama seluruh torpedo otomatis bawah ke permukaan yang bisa diluncurkan dari bawah laut dan dirancang untuk menyerang semua target di permukaan tipe Ghadir, milik Angkatan Laut Iran.
Kapal selam Al Sabiha dan Min Chasban, juga meriam Fajr-27, 76 milimeter, di antara peralatan perang Iran yang dipamerkan dalam peringatan Hari Angkatan Bersenjata negara itu.
Kapal selam Al Sabiha digunakan oleh tim penyelam untuk melakukan operasi penyelamatan dan dirancang khusus untuk lokasi bawah laut yang tidak seimbang. Kapal selam Min Chasban juga dirancang untuk meledakkan kapal dan instalasi-instalasi laut musuh lainnya.   
Meriam 76 milimeter, Fajr-27 seluruhnya otomatis dan berfungsi sebagai anti-permukaan dan anti-udara. Meriam itu memiliki kemampuan terhubung dengan sistem kontrol api kapal-kapal peluncur rudal dan kapal perusak yang diproduksi para ahli di Kementerian Pertahanan Iran.
Hari ini, 18 April 2015 adalah Hari Angkatan Bersenjata Iran.
Inilah Penampakan Rudal ÔÇ£S-300 IranÔÇØ
Iran memamerkan sistem rudal Bavar 373 dalam acara peringatan Hari Angkatan Bersenjata negara itu.
Tasnim News (18/4) melaporkan, sistem rudal Bavar 373 atau yang dikenal dengan ÔÇ£S-300 IranÔÇØ, Sabtu (18/4) pagi dipamerkan dalam acara peringatan Hari Angkatan Bersenjata Iran.
Dalam acara itu beberapa unit peluncur rudal Bavar 373 secara berpasangan dan satu unit rudal Bavar 373 secara tunggal dipamerkan.
Sistem rudal ini adalah sebuah sistem pertahanan yang sampai saat ini secara kinerja dan penggunaannya belum ada yang mampu menyaingi.
Lukoil Ingin Kembali ke Iran
Perusahaan energi raksasa Rusia Lukoil pada Selasa (21/4) menyatakan akan kembali ke Iran segera setelah sanksi rekayasa-AS yang melarang investasi asing di negara tersebut dicabut.
Presiden Lukoil, Vagit Alekperov mengatakan perusahaannya ingin kembali ke proyek minyak Anaran Iran, yang ditinggalkan perusahaan itu pasca sanksi.
"Kami berharap bahwa dialog politik saat ini akan membuka peluang investasi di Iran dalam jangka menengah," kata Alekperov sebagaimana dikutip kantor berita Sputnik.
Laporan sebelumnya menyebutkan perusahaan tersebut sudah membuka kantor di Tehran dalam rangka mengantisipasi penghapusan sanksi anti-Iran. Perusahaan yang sama juga sedang menelaah data geologi pada sejumlah proyek Iran.
Lukoil terpaksa menarik diri dari Iran pada tahun 2010, setelah Amerika Serikat memberlakukan sanksi ekonomi terhadap Tehran. Sebelumnya, bersama dengan perusahaan Norwegia StatoilHydro, mengeksplorasi zona Anaran, yang kini diperkirakan memiliki cadangan minyak hingga dua miliar barel.
Sejumlah perusahaan minyak internasional lain juga telah menyatakan akan kembali ke Iran. Di antaranya adalah Eni, Total dan Shell yang menyatakan telah melihat potensi bisnis di Iran pasca pencabutan sanksi.
Iran dan Kelompok 5+1 sedang mengupayakan kesepakatan final terkait program nuklir Tehran hingga 30 Juni.
Iran-Pakistan Tekankan Peningkatan Level Hubungan Ekonomi
Menteri Urusan Ekonomi dan Keuangan Republik Islam Iran menegaskan peningkatan level hubungan perdagangan dengan Pakistan.
Seperti dilansir Mehr News, Ali Tayyeb-Nia dalam pertemuan denganKhurram Dastgir Khan, Menteri Perdagangan Pakistan, Selasa (21/4), menegaskan adanya kapasitas-kapasitas yang diperlukan untuk meningkatkan hubungan perdagangan antara Tehran dan Islamabad dari satu miliar dolar sekarang ini menjadi lima miliar dolar.
Dalam pertemuan tersebut, Tayyeb-Nia juga menyinggung minat Iran untuk meningkatkan hubungan perdagangan dengan Pakistan, dan mengatakan, perdagangan perbatasan antarwilayah-wilayah yang bertetangga akan memiliki peran penting dalam pengembangan hubungan ini, dan tentunya akan menguntungkan kedua negara.
Menurutnya, tidak ada batasan dalam perluasan hubungan dengan Pakistan dan bahkan investasi dapat dilakukan di sektor pelayanan dan jasa, teknis dan bisnis.
Sementera itu, Menteri Perdagangan Pakistan mengatakan, departemen keuangan Pakistan dan Iran harus menggambarkan mekanisme dan solusi pelaksanaan hubungan perdagangan dan ekonomi kedua negara.
Dastgir Khan juga menyerukan perluasan dan penyempurnaan jalur pipa gas 700 km dari Gwadar Pakistan ke Iran dan penyaluran gas ke Iran dari dua sisi.
Rahbar: Kepalan Kokoh Iran Menanti Para Agresor
Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei menyatakan, Republik Islam Iran tidak pernah dan tidak akan menjadi ancaman bagi kawasan dan negara-negara tetangga, akan tetapi akan mereaksi dengan kokoh segala bentuk agresi.
Hal itu dikemukakan Rahbar Ahad (19/4) dalam pertemuan dengan para panglima, pegawai dan keluarga para syuhada Angkatan Bersenjata Iran. Menyinggung ketidakpatuhan banyak militer dunia pada ketentuan internasional dan nilai-nilai kemanusiaan ketika menang atau kalah, Rahbar mengatakan, ÔÇ£Contoh nyatanya adalah perilaku kekuatan adidaya dunia khusus Amerika Serikat, yang tidak mempedulikan ketentuan internasional dan nilai-nilai kemanusiaan serta melakukan segala bentuk kejahatan.ÔÇØ
Rahbar menilai berbagai peristiwa di Yaman, perang Gaza dan perang Lebanon, sebagai contoh ketidakpatuhan terhadap ketentuan internasional seraya menegaskan, ÔÇ£Pasukan bersenjata Iran selalu teguh pada komitmen dan hukum Islam dan tidak pernah meledak-ledak ketika menang, juga tidak menggunakan sarana dan cara-cara terlarang ketika terancam.ÔÇØ
Menyinggung ancaman-ancaman nyata Amerika Serikat, Ayatullah Khamenei mengatakan, ÔÇ£Setelah beberapa waktu pihak seberang bungkam, salah seorang dari pejabat mereka pada akhirnya kembali berbicara soal opsi-opsi di atas meja; mereka di satu sisi mengumbar pernyataan seperti itu dan di sisi lain mengatakan bahwa Republik Islam Iran harus menghentikan perkembangan pertahannya, yang sesungguhnya adalah pernyataan bodoh.ÔÇØ
Ditegaskan beliau bahwa ÔÇ£Iran tidak akan pernah menerima pernyataan-pernyataan bodoh semacam ini dan bangsa Iran telah membuktikan bahwa jika diserang, akan sepenuhnya kokoh dalam mempertahankan diri, bersatu dan seperti kepalan kuat akan berdiri menghadapi agresor irasional.ÔÇØ
Terkait rekayasa legenda palsu Amerika Serikat, Eropa dan sejumlah negara pengekor mereka terkait upaya Iran untuk menggapai senjata nuklir serta pengesan Republik Islam sebagai ancaman, Rahbar menandaskan, ÔÇ£Sekarang ancaman terbesar bagi dunia dan kawasan adalah Amerika Serikat dan rezim Zionis Israel yang tanpa halangan, tanpa berkomitmen pada prinsip dan asal kemnusiaan dan agama, mengintervensi dan melakukan pembantaian di titik mana pun yang dirasa perlu.ÔÇØ(
Rahbar: AS dan Sekutunya Menentang Kerjasama Iran-Afghanistan
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar mengatakan, Amerika Serikat dan negara-negara tertentu regional menentang kerjasama antara Republik Islam Iran dan Afghanistan.
Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei mengatakan hal itu dalam pertemuan dengan Mohammad Ashraf Ghani, Presiden Afghanistan, di Tehran, ibukota Iran, Ahad (19/4). 
Dalam pertemuan tersebut, Rahbar menegaskan bahwa Iran menilai keamanan dan kemajuan Afghanistan sebagai keamanan dan kemajuannya sendiri.
Ia menuturkan, Amerika Serikat dan sejumlah negara regional tidak mengetahui kapasitas dan potensi Afghanistan, dan tidak menyetujui empati dan kerjasama antarkedua negara, namun Iran menganggap keamanan dan kemajuan negara tetangganya, Afghanistan, sebagai keamanan dan kemajuan sendiri.
Ayatullah Khamenei lebih lanjut menyinggung hubungan dan berbagai persamaan budaya dan sejarah antara Iran dan Afghanistan, dan menegaskan perluasan kerjasama antara Tehran dan Kabul.
Ia menilai peran para ulama dan sastrawan Afghanistan dalam mengembangkan dan menyebarkan ajaran Islam dan bahasa Persia sebagai luar biasa.
Negara ini (Afghanistan),  kata Rahbar, selain memiliki sumber daya manusia dan budaya yang kaya, juga mempunyai sumber-sumber alam yang melimpah, di mana semua  kapasitas ini harus berfungsi untuk meningkatkan level hubungan kedua negara.
Ayatullah Khamenei juga menyinggung berbagai kemajuan Iran di sektor sains dan teknologi, budaya dan diplomasi sebagai landasan bagi kerjasama Tehran dan Kabul.
Menurutnya, berbagai persoalan antara Iran dan Afghanistan seperti imigran, air, transportasi dan keamanan dapat diselesaikan, dan kedua belah pihak harus menunjukkan keseriusan dan menetapkan jadwal untuk menyelesaikan semua masalah ini.
Rahbar juga menyinggung ratusan ribu imigran Afghanistan yang menikmati fasilitas pendidikan di Iran di berbagai tingkat pendidikan di negara ini.
Ia menegaskan, warga Afghanistan sangat berbakat dan cerdas, dan bakat dalam memperoleh pengetahuan ini harus digunakan dengan benar, sebab orang-orang terpelajar Afghanistan dibutuhkan untuk membangun kembali negara mereka.
Ayatullah Khamenei menyebut Iran sebagai rumah saudara-saudara dari Afghanistan.
Ia lebih lanjut menyinggung hubungan dan persahabatan langgeng dengan pemerintah tetangga, dan berharap kesuksesan dan kemampuan internal pemerintah dan bangsa Afghanistan kian hari akan meningkat.
Sementara itu, Ashraf Ghani mengatakan, Afghanistan dan Iran menghadapi ancaman umum dan peluang yang sama.
Ia menambahkan, kemauan politik negaranya didasarkan pada perluasan lebih lanjut dari hubungan timbal balik.
Presiden Aghanistan juga memuji upaya Iran dalam memerangi perdagangan narkoba dan menyatakan kesiapan negaranya untuk mencabut akar fenomena ini melalui kerjasama dengan Iran.
Perspektif Rahbar: Militer Iran Bukan Ancaman bagi Tetangga dan Kawasan
Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei menekankan, Republik Islam Iran tidak pernah dan tidak akan pernah menjadi ancaman bagi kawasan dan negara-negara tetangga, akan tetapi akan mereaksi dengan kokoh segala bentuk agresi.
Ayatullah Khamenei Ahad (19/4) dalam pertemuan dengan para panglima, pegawai dan keluarga para syuhada Angkatan Bersenjata Iran menyeru angkatan bersenjata Iran untuk menjaga dan memperkokoh wawasan dan orientasi keagamaan serta revolusi dan meningkatkan kemampuan pertahanan, senjata dan kesiapan mental.
Pasca kemenangan Revolusi Islam, militer menempatkan dirinya dalam lingkungan revolusi dalam pengabdian kepada rakyat serta pemerintah Islam. Dimensi revolusioner militer Iran di berbagai bidang khususnya selama delapan tahun perang pertahanan suci, memainkan peran penting dan sangat bernilai serta menjadi kebanggaan bagi Iran. Kekuatan militer dalam membela Revolusi Islam dan pengabdiannya kepada rakyat menjadi salah satu karakteristik unggul militer Republik Islam Iran. Militer terus meniti kekuatannya dengan menjalankan seluruh komitmennya dengan merujuk pada nilai-nilai spiritualitas dan patuh pada hukum internasional.
Selang 36 tahun dari kemenangan Revolusi Islam dan beragam ancaman musuh terhadap Iran serta berlanjutnya sanksi, militer Iran selain mampu meraih kemajuan di bidang militer serta pertahanan, juga menjadi benteng kuat dari agresi para arogan.
Keberanian militer Republik Islam Iran di luar perbatasan juga dapat disaksikan dan upaya untuk menciptakan keamanan di berbagai wilayah dunia, khususnya keamanan perbatasan neagra-negara tetangga dan regional merupakan gerak hidup dan sisi keislaman bagi militer Iran. Angkatan laut Iran, meski adanya sanksi, represi dan ancaman dengan beragam misi yang panjang tetap menjalanjan misi kemanusiaan dan tugas keagamaan di bawah koridor undang-undang internasional. Angkatan laut Iran juga menciptakan keamanan bagi berbagai kapal di perairan internasional.
Menurut ungkapan Rahbar, Iran berbeda dengan kekuatan yang tdak dapat dikendalikan, menilai keamanan sebagai nikmat terpenting Ilahi dan untuk menjaga keamanan dirinya serta pihak lain tak segan-segan untuk berjuang dan membela diri. Bertepatan dengan kemajuan pertahanan dan militer angkatan bersenjata Iran, musuh bangsa ini dan seluruh bangsa kawasan, khususnya Amerika Serikat dan rezim Zionis Israel, melalui penipuan opini publik, menebar propaganda dan agitasi luas bahwa Iran adalah ancaman. Padahal ancaman sejati dan paling serius bagi kawasan dan dunia adalah Amerika Serikat dan Rezim Zionis Israel yang tak pernah komitmen terhadap prinsip dan nilai-nilai kemanusiaan serta agama. Keduanya jika merasa perlu tak malu-malu untuk melakukan intervensi di belahan dunia mana pun dan mengobarkan pembantaian massal.
Dewasa ini Amerika dan Israel baik secara langsung mau pun tidak serta dengan beragam cara membatai sacara massal warga Muslim Yaman, Suriah dan Irak. Arab Saudi yang memiliki keterkaitan dengan nama Islam, sejak 25 hari lalu dengan lampu hijau Amerika dan dukungan Israel telah memulai serangan udara ke Yaman. Bom-bom bikinan Amerika telah membantai rakyat Yaman.
Iran bukan saja berdasarkan ajaran Islam mendukung bangsa tertindas, pecinta kebebasan dan gerakan rakyat termasuk di Yaman, juga memberi dukungan moril dan kemanusiaan. Melalui jalur diplomatik Iran berusaha mengakhiri agresi Arab Saudi ke Yaman. Menurut ungkapan Rahbar, Republik Islam Iran menentang mereka yang menyerang warga sipil, perempuan dan anak-anak. Namun Iran tidak akan mengintervensi urusan internal negara lain
Obama Tegaskan Peran Iran dalam Penyelesaian Krisis Yaman
Presiden Amerika Serikat mengatakan, Iran harus berperan dalam penyelesaian masalah Yaman.
IRIB News (22/4) melaporkan, Barack Obama, Presiden Amerika dalam wawancaranya dengan stasiun televisi MSNBC terkait perang Yaman menuturkan, ÔÇ£Seluruh pihak harus berkumpul dan menemukan solusi politik, pasalnya jalan keluar masalah Yaman bukanlah perang proxy.ÔÇØ
Obama menegaskan, ÔÇ£Iran sendiri harus menjadi bagian dari solusi krisis Yaman, bukannya menjadi masalah negara itu.ÔÇØ
Pada saat yang sama Obama juga mengklaim, pengiriman senjata untuk kelompok-kelompok bersenjata Yaman dapat membahayakan keamanan transportasi laut di kawasan.
ÔÇ£Washington sudah memberi pesan tegas kepada Iran soal dihindarinya pengiriman senjata ke Yaman,ÔÇØ ujarnya.
Presiden Amerika dengan tegas menentang pengiriman senjata dari Iran ke Yaman, sementara Washington sejak lama memasok Arab Saudi dengan persenjataan mutakhir dan mematikan untuk membunuh rakyat Yaman.
Republik Islam Iran berulang kali membantah tuduhan-tuduhan pengiriman senjata ke Yaman.
Iran Bantah Berita Penculikan Anggota IRGC oleh Teroris
Walikota Zahedan, pusat Provinsi Sistan-Baluchestan, Tenggara Iran membantah isu penculikan atas 18 anggota Pasukan Garda Revolusi Islam Iran, IRGC oleh kelompok teroris Jaish Al Adl.
IRIB News (22/4) melaporkan, Abass Ali Arjmandi, Walikota Zahedan membantah kebenaran berita tentang penculikan atas 18 anggota IRGC dalam sebuah aksi yang dilakukan Jaish Al Adl di wilayah Nosratabad, Zahedan.
Arjmandi mengumumkan, ÔÇ£Operasi yang diklaim telah dilakukan kelompok teroris ini, sebenarnya tidak pernah terjadi.ÔÇØ
Aparat keamanan Sistan-Baluchestan pada awal bulan April 2015 melancarkan operasi mengejutkan terhadap kelompok teroris Jaish Al Adl di wilayah pegunungan Qasr-e qand, Selatan provinsi itu.
Pertemuan Segitiga Tehran Penting untuk Akhiri Krisis Suriah
Kepala Pertama Departemen Timur Tengah, Kementerian Luar Negeri Iran menilai digelarnya pertemuan segitiga Tehran penting untuk mengakhiri krisis Suriah.
Hamid Reza Dehghani, dalam wawancaranya dengan surat kabar Etemad, Iran, Rabu (22/4) menjelaskan soal digelarnya pertemuan segitiga antara Iran, Swiss dan Suriah di Tehran. Ia mengatakan, ÔÇ£Tehran sudah melakukan koordinasi agar Swiss dan Suriah bersama Iran menggelar pertemuan segitiga. Terkait bantuan kemanusiaan dan pengirimannya ke Suriah, Iran tengah melakukan koordinasi.ÔÇØ
Dehghani menambahkan, ÔÇ£Iran sudah mengirim bantuan-bantuan kemanusiaan ke Suriah dan bantuan itu sudah diterima oleh masyarakat tertindas Suriah.ÔÇØ
Menurut Dehghani, Suriah dan Irak termasuk negara-negara yang selama beberapa tahun terakhir menjadi sasaran serangan para teroris. Masyarakat kedua negara itu menderita akibat aksi kelompok-kelompok teroris dan ekstrem.
Iran, katanya, sudah melakukan sejumlah koordinasi untuk mempertemukan petinggi Irak dan Suriah. Pertemuan ini nantinya dapat membuka peluang kerja sama lebih besar dua negara dalam memerangi terorisme serta masalah-masalah bilateral lainnya.
Putaran kelima pertemuan segitiga Iran, Swiss dan Suriah yang membahas krisis Suriah khususnya masalah kerja sama multilateral pengiriman bantuan kemanusiaan, digelar, Selasa (21/4) di Tehran, Iran.