
کمالوندی
Keamanan di Teluk Persia Berkat Kekuatan Kontinyu Iran
Wakil Ketua Majelis Syura Islam Iran mengatakan, keamanan yang terwujud di Teluk Persia adalah buah dari kekuatan kontinu Iran di kawasan.
IRIB News (30/4) melaporkan, Mohammad Hassan Aboutorabi Fard, Kamis dalam Festival Budaya Nasional Teluk Persia di Bandar Abbas, Selatan Iran menuturkan, ÔÇ£Saat ini, kekuatan Iran di Teluk Persia menjadi penghalang bagi ISIS untuk menduduki wilayah tersebut.ÔÇØ
Ia menambahkan, ÔÇ£Kawasan Teluk Persia terus memanas karena kehadiran Amerika Serikat, akan tetapi keamanannya tetap terjaga karena kekuatan Iran.ÔÇØ
Lebih lanjut Aboutorabi Fard menjelaskan, ÔÇ£Seluruh pengamat politik dan geografi meyakini bahwa Iran termasuk dari beberapa titik strategis,geopolitik dan sensitif di dunia.ÔÇØ
ÔÇ£Tidak diragukan, salah satu faktor yang menentukan posisi kunci dan geografis ini adalah kehadiran Teluk Persia dan Iran yang selalu berada di samping teluk strategis ini,ÔÇØ tandasnya.
Negosisi Nuklir Iran-Barat Berlanjut Hari Ini
Perundingan antara Wakil-wakil Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran dan Wakil Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa mengenai penulisan teks rencana aksi bersama komprehensif berlanjut hari ini, Jumat (1/5).
Seperti dilansir FNA, dalam perundingan di hari kedua di sela-sela Konferensi Kaji Ulang Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT ReviewConference) di New York akan dihadiri oleh Sayid Abbas Araqchi dan Majid Takht-Ravanchi, masing-masing Wakil Menteri Luar Negeri Iran, dan Helga Schmid, Wakil Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa dalam kerangka penulisan teks rencana aksi bersama komprehensif.
Para pakar dari kedua belah pihak juga dilaporkan akan melakukan perundingan terkait tema tersebut.
Babak baru konsultasi nuklir di New York dalam kerangka penulisan teks kesepakatan komprehensif nuklir telah di mulai pada Kamis, di mana Araqchi dan Takht-Ravanchi telah berunding dua tahap yang keseluruhannya delapan jam dengan Schmid.
Ketiganya akan melanjutkan pembicaran itu pada Jumat pukul 10:30 waktu New York.
Sebelumnya, Mohammad Javad Zarif, Menlu Iran dalam pidatonya di Universitas New York, Rabu, mengatakan, jika Iran dan Kelompok 5+1 mencapai kesepakatan hingga akhir Juni mendatang, maka beberapa hari selanjutnya Dewan Keamanan PBB akan memverifikasinya di bawah Bab VII Piagam BBB.
Berdasarkan resolusi tersebut, semua resolusi sebelumnya termasuk resolusi-resolusi sanksi akan dicabut, dan resolusi ini juga mengikat pemerintah AS.
Rahbar: Penguatan Produksi Dalam Negeri, Solusi Persoalan Ekonomi
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar mengatakan, penguatan produksi dalam negeri adalah satu-satunya cara untuk "menyelesaikan persoalan negara dan implementasi Ekonomi Muqawama."
Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei mengemukakan hal itu dalam pidatonya di depan ribuan pekerja dan buruh di seluruh negeri, Rabu (29/4).
Dalam pidatonya, Rahbar menjelaskan tugas-tugas para pejabat dan berbagai lembaga serta elemen terkait produksi dalam negeri, dan menuturkan, kunci penyelesaikan persoalan ekonomi Iran bukan di Lausanne, Jenewa dan New York, namun di dalam negeri sendiri.
Ia menambahkan, semua pihak harus melaksanakan tanggung jawab-tanggung jawabnya untuk memperkuat produksi dalam negeri sebagai satu-satunya cara untuk memperbaiki masalah ekonomi.
Sanksi-sanksi kejam ekonomi, kata Ayatullah Khamenei, berdampak pada munculnya persoalan, namun tidak akan mampu mencegah "upaya umum, terorganisir dan terencana" untuk mendongkrak produksi dalam negeri.
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran lebih lanjut menyinggung kemajuan-kemajuan Iran di sektor industri militer, bioteknologi, pembangunan bendungan, nanoteknologi, kemandirian industri, teknologi nuklir dan sektor-sektor lainnya sebagai bukti ketidakmampuan sanksi untuk mencegah upaya-upaya di dalam negeri.
Ayatullah Khamenei mengatakan, di sebagian sektor tersebut, tekanan-tekanan sanksi sangat ketat dan kuat, namun tidak mampu menghambat upaya dan kemajuan kekuatan-kekuatan dalam negeri.
Di bagian lain pidatonya, Rahbar memuji kekuatan, kewaspadaan dan pengorbanan para pekerja dan buruh dalam menghadapi provokasi terus menerus dari internal dan asing selama tiga dekade terakhir.
Pekerja dan buruh, kata Ayatullah Khamenei, telah memberikan ujian baik dengan menanggung semua kesulitan dan persoalan serta upaya konstan untuk kemajuan Iran, dan para pejabat harus mengapresiasi dan berterimakasih atas pengorbanan mereka dengan berusaha untuk menyelesaikan persoalan para pekerja.
Menurut Rahbar, penguatan struktur internal termasuk di sektor ekonomi, akan memperkuat para perunding Iran di setiap meja perundingan.
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran lebih lanjut menilai penanganan tegas dalam memerangi penyelupan sebagai salah satu faktor sangat efektif untuk memperkuat produksi dalam negeri.
Ayatullah Khamenei menjelaskan, impor sejumlah barang berada dalam kewenangan sektor swasta, namun pemerintah dapat melakukan pengawasan dan pemantauan barang-barang impor guna mencegah kerugian terhadap produksi dalam negeri.
Ketika menyinggung pekerjaan dan minat pemerintah serta kehadiran orang-orang mumpuni di dewan menteri, Rahbar menyatakan harapan bahwa masalah produksi dan masalah-masalah lainnya akan dapat terselesaikan dengan bekerja dan upaya lebih dari rakyat dan pejabat Iran.
Eksekusi Mati Gembong Narkoba
Pemerintah Indonesia akhirnya tetap melaksanakan eksekusi mati gelombang kedua kasus narkoba. Eksekusi mati ini dilangsungkan terhadap delapan orang hari Rabu pukul 00.35 WIB di Pulau Nusakambangan. Kedelapan terpidana mati yang dieksekusi adalah Myuran Sukumaran dan Andrew Chan dari Australia, Martin Anderson dari Ghana, Raheem A Salami, Sylvester Obiekwe, dan Okwudili Oyatanze dari Nigeria, Rodrigo Gularte dari Brasil, dan Zainal Abidin dari Indonesia.
Satu orang terpidana hukuman mati asal Filipina yakni Mary Jane Veloso ditangguhkan eksekusinya. Pasalnya, ada perkembangan terbaru dalam kasus penyelundupan narkoba yang melibatkan warga negara Filipina ini. Mary batal dieksekusi karena perekrutnya, Maria Kristina Sergio, menyerahkan diri ke kepolisian Filipina. Jaksa Agung Prasetyo memberikan konfirmasi bahwa Mary Jane batal dieksekusi karena atasannya, Maria Kristina Sergio, ditangkap dan Mary Jane akan ditindaklanjuti sebagai saksi.
Maria adalah orang yang diduga memperalat Mary untuk membawa koper berisi heroin. Hal ini sebelumnya juga telah disampaikan sendiri oleh Presiden Filipina Benigno Aquino III pada pemerintah Indonesia. Pihak pengacara dan keluarga sebelumnya mengatakan bahwa Mary yang tertangkap di bandara Yogyakarta karena membawa 2,6 kilogram heroin pada 2010 adalah korban, bukan pelaku.
Menurut Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Christiawan Nasir, penangguhan eksekusi mati terhadap Mary menunjukkan bukti bahwa proses hukum di Indonesia sangat hati-hati.
Selain Mary Jane Veloso, Kejaksaan Agung Indonesia juga menangguhkan eksekusi mati terpidana asal Perancis, Serge Areski Atlaoui, karena tengah mengajukan gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta. Sebelumnya pada Januari 2015 lalu,  pemerintah Indonesia telah menghukum mati lima narapidana kasus narkoba asal Malawi, Nigeria, Vietnam, Brasil, Belanda dan satu orang warga Indonesia sendiri.
Pemerintah Australia melayangkan protes keras atas eksekusi duo Bali Nine, Myuran Sukumaran dan Andrew Chan. Perdana Menteri Australia Tony Abbott menarik duta besarnya untuk Indonesia, Paul Grigson, menyusul eksekusi dua warga negara Australia tersebut Rabu (29/4) pukul 00.35 WIB. Menanggapi sikap Abbott, Presiden Joko Widodo meminta pemerintah Australia untuk menghormati kedaulatan hukum Indonesia.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki Moon juga menyerukan Indonesia untuk menahan melakukan eksekusi dan mendesak Presiden Jokowi mendeklarasikan moratorium hukuman mati. Australia, Perancis dan Uni Eropa juga menegaskan bahwa reputasi internasional Indonesia menjadi pertaruhannya, terutama menyangkut upaya pemerintah Jokowi dalam membebaskan WNI dari eksekusi mati di negara lain.
Penegasan Pencabutan Semua Sanksi dalam Kerangka Perjanjian Final
Perundingan Nuklir antara Republik Islam Iran dan Kelompok 5+1 untuk penulisan teks kesepakatan komprehensif nuklir dilanjutkan hari ini, Kamis (30/4) dengan pertemuan bersama wakil-wakil Menteri Luar Negeri Iran dan Wakil Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa di sela-sela Konferensi Kaji Ulang Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT ReviewConference) di New York.
Penulisan teks perjanjian komprehensif dimulai pekan lalu dengan kesepakatan pihak-pihak yang berunding di Wina, ibukota Austria. Mengenai cara pencabutan sanksi-sanksi terhadap Iran menjadi tema utama dalam penulisan tersebut.
Mohammad Javad Zarif, Menlu Iran dalam pidatonya di Universitas New York, Rabu, menyinggung sanksi-sanksi terhadap Tehran dan perbedaan pandangan mengenai kerangka pencabutan sanksi-sanksi itu. Ia mengatakan, "Apa yang akan kita sepakati pada 30 Juni mendatang bahwa hingga beberapa hari berikutnya, kita akan memiliki sebuah resolusi di Dewan Keamanan PBB berdasarkan butir 41 Bab VII Piagam PBB yang mengikat semua anggotanya, dan akan menjadi resolusi yang menegaskan perjanjian, serta sekaligus mengakhiri semua resolusi sebelumnya, termasuk sanksi-sanksi Uni Eropa."
Selama 18 bulan, Iran dan Kelompok 5+1 (Rusia, Cina, Inggris, Perancis, Amerika Serikat ditambah Jerman) telah melakukan perundingan intensif dan terarah dalam kerangka agenda aksi bersama. Namun apa yang masih menciptakan keraguan dan spekulasi negatif dalam proses perundingan ini adalah ketidakpercayaan yang masih ada kepada Barat khususnya AS.
Selama proses perundingan tersebut, presiden AS, Menlu negara ini dan juru bicara Gedung Putih serta para pejabat Uni Eropa dan Dirjen Badan Energi Atom Internasional (IAEA) telah berulang kali mengatakan bahwa Iran telah melaksanakan semua komitmennya berdasarkan perjanjian Jenewa pada November 2013. Namun contoh yang sama dalam hal ini yang menguatkan kepercayaan Iran, tidak ada di AS dan bahkan Uni Eropa.
Oleh karena itu, aspek-aspek negatif yang mungkin dalam prospek perjanjian potensial -sebelum dikaitkan dengan Iran- akan terfokus pada rekam jejak perilaku dan kinerja AS di masa lalu yang telah berulang kali melanggar janji dan melakukan kebohongan. Sementara Iran telah melaksanakan semua komitmennya bahkan sebelum pernyataan Lausanne (Swiss). Negara ini juga telah membuktikan bahwa pihaknya tidak pernah mengejar permainan politik atau mengulur-ulur waktu, namun Iran mengejar kinerja serius, dan negara ini berharap pihak-pihak lain juga melakukan hal yang sama dan mematuhi pelaksanaan semua komitmen mereka.
Apa yang diinginkan Iran adalah implementasi penuh Traktat Non-Proliferasi Nuklir (NPT) tanpa adanya diskriminasi. NPT telah menentukan kewajiban bagi para pemilik senjata nuklir dan negara-negara yang mengejar penggunaan damai energi nuklir serta komitmen untuk melaksanakan sepenuhnya traktat ini. Dengan demikian, negara-negara anggota NPT sepenuhnya berhak untuk memanfaatkan teknologi nuklir untuk tujuan damai.
Tuntutan tersebut juga telah dibacakan oleh Menlu Iran dalam sebuah pernyataan yang mewakili 120 negara anggota Gerakan Non-Blok (GNB) di Konferensi Revisi NPT di New York. Sebenarnya, tuntutan itu adalah permintaan mayoritas masyarakat dunia yang menunjukkan bahwa masyarakat internasional tidak menerima pandangan pembatasan buatan oleh segelintir negara imperalis.  
Kebijakan standar ganda kekuatan-kekuatan dunia telah menyebabkan Benyamin Netanyahu, Perdana Menteri rezim Zionis semakin lancang. Israel yang memiliki 400 hulu ledak nuklir dan melanggar NPT serta bukan anggota traktat ini, dengan lancangnya mendudukan dirinya di barisan para pendukung NPT di konferensi revisi traktat ini. Sementara, negara-negara yang memberikan teknologi nuklir kepada Israel  juga melakukan hal yang sama ketika mereka sendiri adalah negara-negara pelanggar NPT. Padahal jika ada ancaman di Timur Tengah, maka ancaman itu muncul dari rezim Zionis dan arsenal nuklir Israel.
Skenario Separatisme AS di Irak
Mantan Sekjen PBB mengkhawatirkan berlanjutnya kejahatan yag dilakukan kelompok teroris ISIS di Irak. Kofi Annan menilai kehadiran ISIS akibat pendudukan Irak oleh AS. Mantan wakil khusus PBB urusan Suriah dalam wawancara dengan Russia Today menyatakan bahwa penumpasan teroris ISIS yang disuarakan Barat hanya sekedar propaganda belaka. Menurut Annan, masalah instabilitas Irak saat ini akibat agresi militer AS terhadap negara Arab itu sejak tahun 2003 lalu. Serangan AS ke Irak menyebabkan militer negeri kisah 1001 malam itu porak-poranda, struktur dan institusi pemerintah hancur, dan sarana kemunculan kelompok teroris ISIS terbentang.Selama menjabat sebagai Sekjen PBB, Kofi Annan menegaskan tidak pernah mendukung agresi militer AS di Irak.
Senada dengan pernyataan Kofi Annan mengenai dampak destruktif agresi militer AS terhadap Irak, mantan wakil khusus PBB urusan Suriah, Lakhdar Brahimi hari Kamis (30/4) mengungkapkan bahwa lahirnya kelompok teroris semacam ISIS di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara, sebagai buah getir dari agresi militer AS di Irak tahun 2003 silam.
Serangan militer yang dilancarkan AS di Irak dengan menggunakan dalih memusnahkan senjata pembunuh massal di negara ini telah menewaskan 100.000 warga sipil, dan menghancurkan infrastrukktur negara Arab itu. Hingga kini AS tetap tidak melepaskan intervensinya terhadap urusan internal Irak, bahkan belakangan ini semakin meningkat dengan dalih menumpas teroris ISIS. Padahal, rakyat dan pemerintah Irak sendiri bersama publik regional dan internasional selama ini mengecam keras campur tangan Washington dalam urusan internal Irak.
Intervensi terbaru kembali dilakukan AS. Pasalanya, Kongres AS melemparkan RUU mengenai prakarsa untuk mempersenjatai Kurdi dan Sunni Irak tanpa izin dari pemerintah Baghdad. Kebijakan tersebut merupakan bentuk terang-terangan intervensi Washington dalam urusan dalam negeri Irak. Pemimpin masyarakat, pejabat tinggi dan politisi Irak menilai penerapan kebijakan tersebut akan memecah belah negara Arab itu. Hingga kini, AS melancarkan berbagai manuver untuk melemahkan persatuan nasional Irak dan menciptakan kawasan Timur Tengah senantiasa tidak stabil.
Tujuan Washington tidak lain untuk mewujudkan prakarsa "Timur Tengah Baru". Salah satu variabel dari prakarsa ini adalah separatisme di Irak dan menjadikan negara Arab kaya minyak itu terbagi menjadi beberapa negara yang tercerai-berai.
Skenario ini sudah diterapkan di Sudan dengan membaginya menjadi dua negara.Skenario yang sama juga sedang dijalankan di Suriah dengan menggunakan antek-anteknya di kawasan.   
Sejatinya, menghadapi situasi dan kondisi demikian, para pejabat dan pemimpin agama Irak menyerukan untuk memperkokoh persatuan nasional serta kewaspadaan bangsa menghadapi segala bentuk konspirasi musuh dan melanjutkan operasi menumpas teroris takfiri ISIS.
Lagi, Kapal Perang Israel Tembaki Nelayan Palestina
Militer rezim Zionis Israel kembali melanggar perjanjian gencatan senjata dengan menembaki perahu-perahu nelayan Palestina di pantai Jalur Gaza.
Seperti dilansir kantor berita Sama, kapal-kapal tempur militer rezim Zionis, Jumat (1/5) pagi menembaki perahu-perahu nelayan Palestina di pantai Gaza dan menimbulkan banyak kerugian bagi para nelayan.
Namun belum ada laporan mengenai jatuhnya korban jiwa dalam insiden tersebut.
Penyerangan itu dilakukan ketika para nelayan Palestina melakukan aktivitasnya di jarak kurang dari empat mil laut dari pantai Gaza.
Sejak Gaza diblokade Israel dari laut, darat dan udara delapan tahun lalu hingga sekarang, mengail ikan dan bertani adalah sumber pendapatan terpenting penduduk wilayah ini, namun militer rezim Zionis selalu menghalangi aktivitas para nelayan dan petani Gaza dengan menembaki mereka.
Khatib Shalat Jumat Tehran Soroti Isu-isu Penting Dalam dan Luar Negeri
Khatib Shalat Jumat Tehran mengatakan, meskipun terdapat berbagai tekanan dari Barat, namun Republik Islam Iran tetap melanjutkan aktivitas damai nuklirnya.
Ayatullah Muhammad Emami Kashani dalam khutbah shalat Jumat pada hari ini, Jumat (1/5) menegaskan, Iran membela dan mempertahankan hak-hak nuklirnya berdasarkan pemikiran dan logika, dan mengumumkan bahwa negara ini tidak pernah mengejar untuk mencapai senjata nuklir.
Khatib Shalat Jumat Tehran lebih lanjut menyinggung pernyataan dan pandangan sejumlah pejabat Barat bahwa mereka tidak mempercayai Iran.
Ayatullah Emami Kashani menuturkan, mereka mempertanyakan kejujuran dan niat baik Iran ketika mereka sendiri membahayakan stabilitas keamanan dunia dengan kebohongan dan intervensi mereka dalam urusan semua negara independen.
Ulama terkemuka Iran itu juga menyinggung pembunuhan setiap hari terhadap warga Yaman oleh serangan militer Arab Saudi.
Rayat Arab Saudi dan bangsa-bangsa Arab serta umat Islam, kata Ayatullah Emami Kashani, tidak seharusnya bungkam atas kejahatan-kejatahan ini, dan jika mereka tidak memprotes pendekatan anti-kemanusiaan ini maka mereka turut berdosa atas dosa pemerintahan-pemerintahannya.
Di bagian lain khutbahnya, Ayatullah Emami Kashani menyinggung kemungkinan persetujuan alokasi sumber-sumber finansial dan senjata oleh Kongres Amerika Serikat kepada berbagai kelompok di Irak.
"Sangat disesalkan bahwa Kongres AS berusaha membagi Irak menjadi tiga kelompok: Syiah, Sunni dan Kurdi meskipun rakyat Irak bersatu dan melawan konspirasi ini," ungkapnya.
Khatib Shalat Jumat juga mengucapkan selamat atas kelahiran Imam Ali bin Abi Thalib as, dan menuturkan, mengikuti para tokoh agama dan Ahlul Bait as yang suci merupakan faktor yang mengantarkan kepada kebahagiaan dan martabat umat Islam.
Keutamaan Hari dan Bulan (Bagian-8)
Rajab adalah bulan untuk memperbanyak doa, munajat, dan berkhalwat dengan Tuhan. Salah satu keutamaan lain yang dimiliki bulan Rajab adalah melakukan 'itikaf pada hari-hari ke-13, 14, dan 15 (Ayyam al-Biid). Itikaf berarti menjauhi dunia dan hal-hal yang bersifat duniawi serta berkhalwat dengan Tuhan dan berlindung di masjid untuk memohon keselamatan dari keburukan hawa nafsu dan godaan syaitan. Perbuatan ini memiliki pengaruh besar bagi ruh dan spiritualitas manusia.
Sebenarnya, 'itikaf tidak terbatas pada agama Islam, tapi sudah dipraktekkan oleh pengikut agama-agama samawi lain dan kemudian diteruskan oleh Islam. Mungkin saja Islam mengubah beberapa syarat dan ketentuan untuk melaksanakan amalan tersebut. Beberapa ayat al-Quran juga menyinggung perbuatan 'itikaf yang dilakukan oleh umat-umat terdahulu. Dalam surat al-Baqarah ayat 125, Allah Swt berfirman, "Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail, 'Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang 'itikaf, yang ruku' dan yang sujud.'"
Ayat tersebut menjelaskan bahwa sebuah ibadah dengan nama 'itikaf sudah ada pada masa Nabi Ibrahim dan Ismail as, dan masyarakat pada waktu itu ber'itikaf di sekitar Ka'bah. Sayidah Maryam as juga menyendiri dan berkhalwat ÔÇô setelah bertemu dengan malaikat ÔÇô untuk ber'itikaf dan bermunajat kepada Allah Swt.
Rasul Saw juga sering menyendiri di Gua Hira' untuk bertafakkur dan beribadah. Sikap menyendiri ini juga dilakukan oleh para pengikut agama tauhid sebelum Nabi Muhammad Saw. Pada dasarnya, dapat dikatakan bahwa khalwat tersebut merupakan peluang untuk memperkuat kehidupan spiritualitas Rasul Saw dan mukaddimah untuk pengutusan beliau dan penurunan wahyu. Rasul Saw ÔÇô setelah diutus sebagai nabi ÔÇô mengajarkan 'itikaf kepada umat Islam dan amalan sunnah ini semakin populer di tengah kaum muslim.
Dalam 'itikaf di Ayyam al-Biid, umat Islam berdiam diri di masjid selama tiga hari dan tidak keluar dari tempat itu kecuali untuk keperluan-keperluan mendesak. Sepanjang tiga hari itu, para jamaah 'itikaf berpuasa, melakukan ibadah-ibadah lain, dan memohon ampunan kepada Allah Swt.
Salah satu momen penting lainnya di bulan Rajab terdapat di hari ke-15 bulan itu. Sayid Ibn Thawus dalam bukunya, Iqbal al-Amal, menukil sebuah riwayat bahwa Nabi Adam as berdoa kepada Tuhan dengan berkata, "Wahai Tuhanku! Kabarkan aku tentang waktu yang paling Engkau cintai. Tuhan berfirman kepadanya, Wahai Adam! Waktu yang paling Aku cintai adalah hari ke-15 bulan Rajab. Wahai Adam! Mendekatlah ke sisi-Ku pada hari itu dengan berpuasa, berdoa dan beristighfar serta membaca zikir 'La ilaha illallah.' Wahai Adam! Qadha dan qadarku menetapkan bahwa Aku mengutus seorang nabi (Muhammad Saw) dari keturunanmu, di mana ia adalah seorang yang penyabar, pengasih, pemaaf, pintar, dan penuh berkah. Aku mengkhususkan hari ke-15 bulan Rajab kepadanya dan umatnya, di mana pada hari itu, Aku akan memberikan apa saja yang mereka minta, dan barang siapa dari mereka pada hari itu memohon ampunan kepada-Ku, maka Aku akan mengampuninya, dan barang siapa dari mereka memohon rezeki kepada-Ku, maka Aku akan memberinya rezeki, dan barang siapa meminta pertolongan kepada-Ku, maka Aku akan membantunya, dan jika mereka memohon kasih sayang kepada-Ku, maka Aku akan melimpahkan kasih sayang kepadanya. Wahai Adam! Barang siapa yang berpuasa pada hari ke-15 bulan Rajab dan berzikir, khusyu' dan mengontrol amarahnya serta memberi sedekah dari hartanya, maka balasannya di sisi-Ku tidak lain kecuali surga. Wahai Adam! Katakanlah kepada anak-anakmu agar mereka menjauhi dosa dan maksiat di bulan Rajab, sebab dosa di bulan itu sangat besar."
Dengan memperhatikan keutamaan yang dimilikinya, manusia tidak seharusnya kehilangan kesempatan berharga itu. Ini adalah sebuah peluang emas untuk mendekatkan diri dan kembali ke jalan-Nya. Manusia harus berusaha untuk memposisikan dirinya di jalur hembusan rahmat dan pengampunan Tuhan.
Salah satu momen paling penting terletak di hari-hari terakhir bulan Rajab. Hari itu termasuk di antara salah satu waktu yang paling mulia yaitu hari ke-27 Rajab, di mana Rasulullah Saw diutus sebagai penyampai risalah Allah Swt. Pada hari itu, umat manusia keluar dari kegelapan dan bergabung dengan cahaya petunjuk.
Mengenai kondisi sebelum diutusnya Nabi Saw, Imam Ali as berkata, "Rasul diutus pada saat masyarakat terjebak dalam fitnah, kekacauan, dan kebingungan era Jahiliyah. Fitnah-fitnah itu telah memperlemah simpul rumah agama dan merusak pilar-pilar bangunan keyakinan jalan kebenaran telah hilang dan kegelapan menyelimuti dunia. Masyarakat tidak patuh pada perintah Tuhan dan lebih memilih Syaitan daripada rahmat Tuhan."
Pengutusan Nabi Muhammad Saw untuk mengemban misi risalah merupakan peristiwa terpenting dalam proses membimbing umat manusia dan batu pijakan untuk membebaskan mereka dari diskriminasi, kebodohan, dan kerusakan, serta mendorong manusia menuju tauhid, spiritualitas, keadilan, dan kemuliaan.
Pengutusan Nabi Saw telah menciptakan sebuah revolusi di dunia kemanusiaan dan masih berlanjut sampai sekarang. Evolusi spiritual ini membimbing masyarakat penyembah berhala kepada sumber penciptaan dan mencegah mereka dari perbuatan buruk. Pesan fundamental Islam adalah kembali ke tujuan kolektif para nabi yaitu, tauhid dan pengesaan Tuhan yang akan membawa kesuksesan kepada umat manusia. Rasul Saw bersabda, "Katakanlah bahwa tiada Tuhan selain Allah agar kalian beruntung." Dalam ideologi Tauhid, semua keistimewaan manusia seperti warna kulit, ras, dan bahasa hanya sebagai petunjuk untuk saling mengenal, sementara parameter keunggulan mereka adalah ketakwaan.
Sebuah riwayat dari Imam Muhammad al-Jawad as disebutkan, "Pada bulan Rajab, terdapat sebuah malam di mana malam itu bagi masyarakat lebih utama dari seluruh benda yang disinari oleh matahari yaitu malam ke-27 Rajab. Rasul diutus sebagai nabi dan orang-orang mukmin yang menjalankan amalan malam 27 Rajab, maka pahala amalan selama 60 tahun akan ditulis untuk mereka."
Para sahabat kemudian bertanya, "Wahai putra Rasulullah, apa saja amalan di malam tersebut?" Imam Jawad menjawab, "Pada malam 27 Rajab, bangkitlah dari tidurmu sebelum pertengahan malam dan dirikanlah shalat 12 rakaat. Setelah salam, duduklah dan bacalah surat-surat al-Fatihah, al-Falaq, an-Nas, al-Ikhlas, al-Kafirun, al-Qadr, dan juga ayat Kursi masing-masing sebanyak tujuh kali, dan kemudian bacalah doa berikut:
"Ϻ┘ä┘ÆÏ¡┘Ä┘à┘ÆÏ»┘Å ┘ä┘É┘ä┘æ┘ç┘É Ïº┘ä┘æ┘ÄÏ░┘ë ┘ä┘Ä┘à┘Æ █î┘ÄϬ┘æ┘ÄÏ«┘ÉÏ░┘Æ ┘ê┘Ä┘ä┘ÄϻϺ┘ï ┘ê┘Ä┘ä┘Ä┘à┘Æ █î┘Ä┌®┘Å┘å┘Æ ┘ä┘Ä┘ç┘Å Ï┤┘ÄÏ▒█î┌®┘î ┘ü┘ë Ϻ┘ä┘Æ┘à┘Å┘ä┘Æ┌®┘É ┘ê┘Ä┘ä┘Ä┘à┘Æ █î┘Ä┌®┘Å┘å┘Æ ┘ä┘Ä┘ç┘Å ┘ê┘Ä┘ä┘É┘ë┘æ┘Å ┘à┘É┘å┘Ä Ïº┘äÏ░┘æ┘Å┘ä┘æ┘É ┘ê┘Ä┌®┘ÄÏ¿┘æ┘ÉÏ▒┘Æ┘ç┘ŠϬ┘Ä┌®┘ÆÏ¿█îÏ▒Ϻ┘ï Ϻ┘Ä┘ä┘ä┘æ┘ç┘Å┘à┘æ┘Ä Ïº┘É┘å┘æ┘ë Ϻ┘ÄÏ│Ϫ┘Ä┘ä┘Å┌®┘Ä Ï¿┘É┘à┘ÄÏ╣Ϻ┘é┘ÉÏ»┘É Ï╣┘ÉÏ▓┘æ┘É┌®┘Ä Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘ë Ϻ┘ÄÏ▒┘Æ┌®Ïº┘å┘É Ï╣┘ÄÏ▒┘ÆÏ┤┘É┌®┘Ä ┘ê┘Ä┘à┘Å┘å┘ÆÏ¬┘Ä┘ç┘Ä┘ë Ϻ┘äÏ▒┘æ┘ÄÏ¡┘Æ┘à┘ÄÏ®┘É ┘à┘É┘å┘Æ ┌®┘ÉϬϺϿ┘É┌®┘Ä ┘ê┘ÄÏ¿┘ÉϺÏ│┘Æ┘à┘É┌®┘Ä Ïº┘äϺ┘ÆÏ╣┘ÆÏ©┘Ä┘à┘É Ïº┘äϺ┘ÆÏ╣┘ÆÏ©┘Ä┘à┘ÉÏî Ϻ┘äϺ┘ÆÏ╣┘ÆÏ©┘Ä┘à┘É ┘ê┘ÄÏ░┘É┌®┘ÆÏ▒┘É┌®┘Ä Ïº┘äϺ┘ÆÏ╣┘Æ┘ä┘ë┘Ä Ïº┘äϺ┘ÆÏ╣┘Æ┘ä┘ë┘Ä Ïº┘äϺ┘ÆÏ╣┘Æ┘ä┘ë ┘ê┘ÄÏ¿┘É┌®┘Ä┘ä┘É┘àϺϬ┘É┌®┘Ä Ïº┘äϬ┘æÏº┘à┘æÏºÏ¬┘ÉϺ┘Ä┘å┘Æ Ï¬┘ÅÏÁ┘Ä┘ä┘æ┘É┘ë┘Ä Ï╣┘Ä┘ä┘ë ┘à┘ÅÏ¡┘Ä┘à┘æ┘ÄÏ»┘ì ┘ê┘ÄÏó┘ä┘É┘ç┘É ┘ê┘ÄϺ┘Ä┘å┘Æ Ï¬┘Ä┘ü┘ÆÏ╣┘Ä┘ä┘Ä Ï¿┘ë ┘àϺ Ϻ┘Ä┘å┘ÆÏ¬┘Ä Ïº┘Ä┘ç┘Æ┘ä┘Å┘ç┘Å ┬á┬á┬á┬á┬á┬á┬á┬á"
Setelah doa itu, mintalah segala hajat dan kebutuhan kepada Allah, karena apa yang engkau minta akan dikabulkan."
Imam Ali Ridha as berkata, "Barang siapa yang berpuasa karena mengharapkan pahala, maka Allah akan mewajibkan surga baginya. Barang siapa yang berpuasa di pertengahan bulan Rajab, maka ia bisa mensyafaati dua kabilah (yang banyak penduduknya) seperti kabilah Rabi'ah dan Mudhir. Dan barang siapa yang berpuasa di akhir bulan Rajab, maka Allah akan menjadikannya tergolong sebagai pemimpin-pemimpin surga dan ia bisa mensyafaati ayah, ibu dan keluarga, kerabat dan tetangganya, sekalipun di antara mereka ada yang harus masuk neraka."
Imam Ali bin Abi Thalib as berkata, "Barang siapa yang bersedekah di bulan Rajab, maka Allah akan memberikan pahala kepadanya pada Hari Kiamat pahala yang tidak pernah dilihat oleh mata dan didengar oleh telinga dan juga tidak pernah terlintas dalam pikiran manusia."
Keutamaan Hari dan Bulan (Bagian-7)
Bulan Rajab menghembuskan aroma kehidupan baru kepada para pecinta. Mereka yang sedang meniti sairus sulukmenuju ke pangkuan Allah Swt, mengetahui dengan baik nilai bulan tersebut. Mereka akan memanfaatkan secara maksimal detik-detik di bulan Rajab untuk meraih semua keutamannya. Rasulullah Saw pernah bersabda, "Ketahuilah, Rajab adalah bulan Allah, Sya'ban bulanku dan Ramadhan adalah bulan umatku."
Seorang sahabat bertanya kepada Rasul Saw tentang maksud dari sabda bahwa Rajab adalah bulan Allah. Beliau menjawab, "Bulan Rajab adalah bulan khusus untuk pengampunan. Pada bulan itu, Allah akan mengampuni para auliya dan kekasihnya dan menerima taubat mereka."
Bulan Rajab merupakan sebuah nikmat besar yang harus dimanfaatkan secara maksimal dan jangan sampai semua keutamaan di bulan itu hilang begitu saja. Ibadah dan munajat serta shalat dan puasa dan juga kegiatan mengingat Allah Swt, tentu saja akan memperoleh pahala yang besar dan mendapatkan keridhaan Tuhan. Malam pertama dari bulan itu adalah sebuah malam yang mulia. Dalam sebuah riwayat dari Imam Ali as disebutkan bahwa kita harus terjaga dalam empat malam sepanjang tahun dan menghidupkannya dengan mengingat Allah, di mana malam-malam tersebut dikhususkan untuk doa dan ijabahnya. Keempat malam itu adalah malam pertama bulan Rajab, malam pertengahan Sya'ban, malam Idul Fitri, dan malam Idul Adha.
Oleh karena itu, para auliya selalu menghidupkan malam pertama bulan Rajab dengan munajat dan menjalani harinya dengan puasa. Salah satu amalan di malam itu adalah membaca doa ketika menyaksikan hilal bulan Rajab. Doa yang paling populer untuk momen itu datang dari Imam Ali Zainal Abidin as-Sajjad as. Beliau mengatakan, "Ya Tuhan, jadikanlah kedatangan bulan ini sebagai keamanan, keselamatan, keimanan, dan Islam bagi kami Ya Tuhan, jadikanlah bulan Rajab dan Sya'ban sebagai keberkahan bagi kami, dan sampaikanlah kami pada bulan Ramadhan."
Amalan lain di malam pertama bulan Rajab adalah menunaikan shalat sunnah. Dalam sebuah riwayat dari Rasulullah Saw disebutkan, "Setelah melaksanakan shalat magrib pada malam pertama bulan Rajab, tunaikanlah shalat 20 rakaat, di mana dalam setiap rakaat, membaca surat al-Fatihah dan al-Ikhlas satu kali dan memberikan salam untuk setiap dua rakaat." Kemudian Rasul Saw bersabda, "Apakah kalian mengetahui pahala shalat ini?" Para sahabat menjawab, "Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui." Rasul Saw bersabda, "Malaikat Jibril telah mengajariku shalat tersebut. Barang siapa yang menunaikan shalat ini, maka ia dan keluarganya serta harta dan anak-anaknya akan terlindungi dan ia juga terjaga dari siksa kubur dan melewati sirat tanpa hisab."
Di antara malam yang agung pada bulan Rajab adalah malam Jumat pertama di bulan itu, yang lebih dikenal dengan sebutan Lailatul Raghaib. Pada malam itu, Allah Swt melimpahkan segala karunia dan pemberian-Nya kepada para hamba yang larut dalam doa dan munajat.
Rasulullah Saw bersabda, "Janganlah kalian melalaikan malam Jumat pertama di bulan Rajab, di mana para malaikat menyebutnya dengan Lailatul Raghaib. Ketika  sepertiga malam berlalu, tidak ada lagi malaikat yang tersisa di langit, kecuali mereka turun mengelilingi Ka'bah dan kemudian Allah berfirman kepada mereka, 'Wahai para malaikatku! Mintalah dariku apapun yang kalian inginkan.' Mereka menjawab, 'Wahai Tuhan kami! Ampunilah orang-orang yang berpuasa di bulan Rajab.' Tuhan menjawab, 'Aku telah melakukan demikian.' Barang siapa yang mendengar berita ini, maka perbanyaklah shalawat kepada malaikat pada malam itu sehingga salam mereka terjawab."
Rasul Saw kemudian mengajarkan amalan khusus untuk malam tersebut. Di antara amalan itu adalah mengerjakan shalat sunnah 12 rakaat di antara magrib dan isya, yang diakhiri dengan salam pada setiap dua rakaat.
Mengenai keutamaan shalat tersebut, Rasul Saw bersabda, "Barang siapa yang menunaikan shalat itu, Tuhan akan mengirim pahala shalat tersebut dengan bentuk yang paling indah dan penuh cahaya serta dengan bahasa yang fasih kepadanya pada malam pertama di alam kubur. Kemudian ia berkata kepada pemiliknya, 'Wahai kekasihku! Berbahagialah karena engkau selamat dari setiap kesukaran dan kesulitan. Aku datang menemuimu malam ini untuk menunaikan hakmu dan menjadi sahabatmu dalam kesendirian dan menghilangkan ketakutan dari dirimu. Dan ketika terompet ditiup dan hari kiamat datang, aku akan memberi perlindungan di atas kepalamu."
Semua keutamaan dan pahala itu bertujuan untuk mendorong manusia mengerjakan kewajiban dan amalan sunnah serta meninggalkan hal-hal yang haram dan makruh. Besarnya pahala amalan di bulan Rajab merupakan indikasi tentang derajat kecintaan dan kedudukan perbuatan tersebut di sisi Tuhan. Hal ini akan memperkuat motivasi dan niat seseorang untuk melakukannya. Mengerjakan amalan-amalan yang dicintai oleh Tuhan juga bertujuan untuk meraih keridhaan Sang Pencipta kepada para pelakunya.
Ada beberapa peristiwa besar dan bersejarah yang terjadi pada bulan mulia ini. Salah satu dari peristiwa itu adalah kelahiran Imam Ali as di dalam Ka'bah. Beliau dilahirkan pada hari Jumat tanggal 13 Rajab dan tidak ada seorang pun baik sebelum Imam Ali as atau setelahnya, yang dilahirkan di Ka'bah. Beliau juga gugur syahid di rumah Tuhan, masjid Kufah akibat tebasan pedang musuh Islam.
Mengenai keutamaan Imam Ali as, Umar bin Khattab berkata, "Ali memiliki tiga keutamaan di mana jika salah satu dari itu terdapat pada diriku, maka itu lebih bernilai dari unta-unta berbulu merah. Pertama, Fatimah, putri nabi, adalah istrinya. Kedua, rasul menutup semua pintu rumah yang memiliki akses ke masjid kecuali pintu rumah ali. Dan ketiga, rasul satu hari sebelum penaklukan Khaibar, bersabda, 'Esok hari, aku akan serahkan panji perang kepada seseorang yang dicintai oleh Tuhan dan rasul-Nya dan dia juga mencintai Tuhan dan rasul-Nya, esok harinya, rasul menyerahkan panji tersebut kepada Ali.'"
Hari ke-13 bulan Rajab juga dikenal dengan Ayyaam al-Biid. Biid artinya putih dan bercahaya yang dikhususkan untuk hari-hari ke-13, 14, dan 15 di setiap bulan Hijriyah. Sebab, pada malam-malam itu bulan tampak penuh dan terang benderang memancarkan cahaya. Menurut umat Islam, Ayyaam al-Biid di bulan Rajab, Sya'ban, dan Ramadhan memiliki banyak keutamaan. Di antara amalan sunnah yang dilakukan pada malam ke-13 di bulan-bulan tersebut adalah shalat dua rakaat. Di setiap rakaatnya, kita membaca surat al-Fatihah, Yasin, al-Mulk, dan al-Ikhlas. Pada malam ke-14, kita menunaikan dua shalat sunnah yang masing-masing memiliki dua rakaat. Dan pada malam ke-15, kita menunaikan tiga shalat sunnah yang masing-masing juga memiliki dua rakaat.
Imam Jakfar Shadiq as berkata, "Barang siapa yang berbuat seperti itu (menunaikan shalat-shalat tersebut), ia akan mendapatkan semua keutamaan ketiga bulan tersebut dan semua dosanya akan diampuni kecuali syirik." Riwayat lain juga menganjurkan kita untuk berpuasa pada Ayyaam al-Biid karena mengandung pahala yang berlimpah.
Ada banyak doa dan munajat yang dikhususkan untuk bulan Rajab dan salah satu dari doa itu adalah munajat Imam Ali Zainal Abidin as. Beliau menyeru dengan berkata, "Wahai Tuhan yang menjawab semua kebutuhan para pemohon, yang mengetahui batin mereka yang membisu! Engkau selalu hadir dan siap menjawab setiap permintaan. Ya Tuhan! Dengan segala kebenaran janji-janji-Mu, dengan nikmat-Mu yang berlimpah, dan dengan kasih sayang-Mu yang meliputi segala sesuatu, aku memohon kepada-Mu sampaikanlah salamku kepada Muhammad dan keluarganya dan kabulkanlah semua kebutuhan dunia dan akhiratku, karena Engkau maha mengetahui segala sesuatu."