کمالوندی

کمالوندی

Kamis, 09 April 2015 12:47

Rahasia Keagungan Sayidah Fatimah as

Tanggal 20 Jumadi Tsani adalah hari kelahiran Sayidah Fatimah Az-Zahra as. Tepat pada tanggal ini, pada tahun ke-5 kenabian, rumah pasangan Nabi Muhammad saw dan Siti Khadijah as diliputi oleh suasana yang penuh dengan kebahagiaan. Karena di hari itu, mereka dianugerahi karunia ilahi yang begitu berharga, kelahiran seorang perempuan agung, Sayidah Fatimah Az-Zahra. Berbagai keutamaan seperti keimanan, ketakwaan, keilmuan, akhlak mulia menunjukkan kesempurnaan spiritual dan keagungan maknawi Sayidah Fatimah. Hubungan yang sangat erat antara Sayidah Fatimah dengan Rasulullah Saw melampaui ikatan darah antara anak dengan ayahnya.

Lebih dari itu, hubungan keduanya diikat oleh keimanan dan kecintaan ilahiah. Sebab kecintaan para aulia Allah berbeda dengan kecintaan dalam ikatan darah, bahkan melampaui hubungan antara seorang anak dengan ayahnya sendiri. Oleh karena itu, mereka tidak memberikan jalan bagi kecintaan selain Allah swt, Jika pun mencintai selain Allah, kedudukannya sebagai bagian dari kecintaan kepada Allah Swt.

Nabi Muhammad Saw adalah utusan Allah swt yang menjadi suri teladan bagi umat manusia. Sebab seluruh perkataan hingga perilakunya berdasarkan wahyu Allah swt. Sebagaimana dijelaskan dalam al-Quran surat an-Najm ayat 3 dan 4, "Dan tiadalah yang diucapkan [Nabi Muhammad Saw] itu (yaitu Al-Quran) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)."

Berdasarkan prinsip tersebut, perkataan Nabi Muhammad Saw mengenai Sayidah Fatimah dan perilaku beliau kepada putrinya memiliki rahasia tertentu yang melampaui sekedar hubungan afeksi antara orang tua terhadap anaknya. Sebab Rasulullah Saw juga memiliki putri selain Sayidah Zahra, yang lebih tua darinya. Nabi Muhammad Saw juga sangat mencintai seluruh putrinya, tapi tidak ada yang menyamai kecintaan beliau kepada Sayidah Fatimah.

Nabi Muhammad Saw mempersembahkan kasih sayang kepada putrinya Sayidah Fatimah. Ketika beliau berada di mimbar maupun mihrab, ketika shalat, doa dan munajat, saat di Mekah maupun Madinah, di dalam kota mapun di luar kota dan tempat lainnya, senantiasa menyebut nama Sayidah Fatimah dan menghormatinya melebihi penghormatan terhadap seorang ayah kepada putrinya sendiri.

Ketika Rasulullah Saw kembali dari perjalanan jauh, orang pertama yang ditanyakannya adalah Fatimah. Demikian juga, ketika akan berangkat untuk melakukan perjalanan, orang terakhir yang berpamitan dengan beliau adalah Sayidah Zahra. Peristiwa ini terekam dengan jelas dalam berbagai literatur Sunni dan Syiah. Berbagai buku hadis dan sejarah Sunni menjelaskan masalah ini seperti Musnad Ahmad jilid 5, Sunan Abu Dawud jilid 2, Sunan Kubra Baihaqi jilid 1 dan lainnya.

Dalam referensi hadis Syiah seperti Biharul Anwar jilid 43, dijelaskan ketika Rasulullah memasuki rumah, beliau mencium tangan Fatimah Saw. Selain itu diriwayatkan juga, ketika Nabi Muhammad Saw mencium tangan Fatimah, malaikat Jibril mencium tanah jejak telapak kakinya.

Tentu saja, perilaku Rasullah Saw terhadap Sayidah Zahra itu bukan semata-mata menunjukkan sikap natural ayah terhadap putrinya. Tapi lebih dari itu ada kesadaran dan pengetahuan yang tinggi terhadap sosok Sayidah Fatimah. Ketika Nabi Muhammad Saw ditanya mengapa melakukan tindakan seperti itu ? Rasulullah Saw menjawab, "Aku mencium bau surga darinya. Ketika aku mencium putriku, aku mencium surga."

Dalam kitab Ilal al-Syarayi' al Anwar jilid 1, dijelaskan ketika Rasulullah Saw ditanya mengapa beliau memperlakukan Sayidah Fatimah tidak seperti putrinya yang lain. Nabi Muhammad Saw menjawab, "Engkau berhak untuk tidak mengetahui rahasia di balik itu ! Sebab engkau tidak mengenal Fatimah! Fatimah adalah investasiku, perjuanganku membuahkan hasil. Dialah faktor yang menyebabkan agamaku abadi, sebab mempertahankan sunahku..."

Kepribadian agung dan kesempurnaan Sayidah Fatimah muncul ketika perkataan dan perilaku Rasulullah Saw menjadi sarananya. Rahasia keagungan Sayidah Fatimah terletak pada ketinggian keimanan, ketakwaan, dan keluhuran akhlaknya. Beliau adalah contoh terbaik dari perempuan teladan sepanjang sejarah. Terkait hal ini, Nabi Muhammad Saw bersabda, "Dari perempuan hanya Maryam, Asiyah, Khadijah dan Fatimah yang merupakan contoh perempuan sempurna." (Ad-Dur al-Mantsur jilid 2)

Karakteristik ilahiah dari Sayidah Fatimah menyebabkan Nabi Muhammad Saw sangat mencintainya. Salah satu dari karakteristik tersebut adalah keimanan dan ketakwaannya kepada Allah swt yang termanifestasikan dalam seluruh dimensi kehidupannya. Kitab Biharul Anwar jilid 43 menceritakan Rasulullah Saw bersabda, "Putriku Fatimah adalah orang yang dipenuhi hatinya dengan keimanan oleh Allah swt, dan keyakinan yang menghunjam."

Suatu hari Rasulullah berkata kepada Sayidah Fatimah. Beliau bersabda, "Engkau wanita terbaik di dunia." Putrinya menjawab, "Ayahanda, bagaimana dengan kedudukan Maryam ?". "Beliau adalah pemuka perempuan di zamannya, dan engkau adalah pemuka perempuan seluruh dunia." Ketika Rasulullah Saw sakit hingga menyebabkan wafat, beliau melihat putrinya bersedih. "Wahai Fatimah ! Apakah engkau tidak bahagia menjadi wanita terbaik di dunia dan perempuan terbaik di antara umatku dan terbaik di antara orang-orang mukmin ?" (Shahih Bukhari jilid 4). 

Di berbagai pertemuan, Nabi Muhammad Saw mengenalkan sosok Sayidah Fatimah kepada umat Islam. Dalam salah satu pidatonya, Rasulullah Saw bersabda, "Siapapun bisa mengetahui wanita ini dan mengenalnya. Tapi tidak setiap orang bisa mengenalnya. Ketahuilah ia adalah bagian dari tubuhku. Dia adalah ruh dan hatiku. Oleh karena itu, orang yang menyakitinya, maka sama dengan menyakitiku."

Suatu hari Nabi Muhammad Saw memasuki rumah putrinya. Ketika itu, di rumah tersebut ada Sayidina Ali bin Abi Thalib dan dua putranya Hassan dan Husein selain Fatimah. Saat itu, malaikat menurunkan wahyu kepada Nabi Muhammad Saw surat al-Ahzab ayat 33, "... Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kalian, wahai Ahlul Bait, dan membersihkan kalian sebersih-bersihnya."

Ayat ini menjelaskan kedudukan Ahlul Bait Nabi Muhammad Saw sebagai manusia paling agung dan suci yang dibersihkan dosanya oleh Allah swt. Setelah ayat tersebut turun, Rasulullah Saw mengangkat tangan berdoa,"Ya Allah, mereka adalah ahlul baitku, maka jauhkan mereka dari dosa, dan jadikan mereka suci dan bersih." Ayat ini semakin memperjelas kedudukan Sayidah Fatimah dan keagungannya yang dicatat dalam lembaran sejarah sebagai wanita teladan sepanjang masa.

Rezim Zionis Israel akhirnya mengakui bahwa militernya telah menyerang sebuah pos pengawas pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon selatan yang menewaskan seorang anggota UNIFIL dari Spanyol.

Sebuah sumber keamanan Israel Selasa (7/4) mengungkapkan, pasukan penjaga perdamaian PBB (UNIFIL) dari Spanyol tewas akibat serangan artileri militer Israel ke pos pengawas penjaga perdamaian. Sementara itu, Koran Elpais Spanyol seraya merilis sebagian laporan rahasia kepala staf gabungan militer negara ini menyebut serangan militer Israel ke pos pengawas UNIFIL pada Januari 2015 memang disengaja. Adapun militer Israel dalam statemennya menyebut insiden tersebut sebagai peristiwa yang patut disesalkan.

Menurut Elpais, militer Israel berulang kali secara sengaja menarget pos-pos pasukan UNIFIL di perbatasan Lebanon dan peristiwa yang baru terjadi menunjukkan militer Israel mengubah arah artilerinya langsung ke pos-pos pasukan penjaga perdamaian PBB dan menjadikannya target. Akibat serangan brutal Israel tersebut, Javier Soria Toledo, anggota UNIFIL dari Spanyol tewas menjadi korban. UNIFIL yang ditempatkan di Lebanon selatan memiliki sekitar 10 ribu personil dari 36 negara dunia, termasuk 600 tentara dari Spanyol.

Aksi terbaru Israel menarget pasukan penjaga perdamaian PBB di Lebanon menunjukkan kejahatan rezim ini di Qana, Lebanon. Disebutkan bahwa Israel selama agresinya ke Lebanon di tahun 1996 yang diberi sandi operasi Grapes of Wrath, telah melakukan beragam kejahatan dan tragedi Qana termasuk salah satunya.

Di sela-sela aksi brutalnya ke Lebanon, Israel terlibat kejahatan menakutkan di wilayah Qana. Pada 18 Apri 1996, militer Israel dengan peralatan lengkap dan senjata berat menembaki sebuah pangkalan UNIFIL di Qana dan sejumlah besar perempuan dan anak-anak tak berdosa yang berlindung di pusat PBB ini dibantai tanpa ampun. Dalam aksi brutal tersebut tercatat 106 warga Lebanon gugur dan lebih dari 300 lainnya mengalami cidera.

Penargetan pos-pos PBB, gedung dan lembaga di bawah organisasi internasional ini oleh rezim Zionis Israel menunjukkan bahwa rezim ini tidak pernah mengindahkan batasan apa pun dalam memajukan kebijakan arogannya. Tak diragukan lagi bahwa dukungan Amerika Serikat kepada rezim ilegal ini kian membuat Tel Aviv semakin congkak dan keras kepala dalam melanggar hukum internasional serta nilai-nilai kemanusiaan.

Pembantaian sadis terhadap warga Lebanon oleh Israel di Qana menuai reaksi keras internasional. Dalam hal ini, PBB seraya mengutuk kejahatan rezim penjajah al-Quds juga menuntut ganti rugi oleh Tel Aviv kepada para korban. Namun Israel yang mendapat dukungan penuh Washington menolak memberikan ganti rugi.

Sementara itu, akibat dukungan penuh petinggi Amerika terhadap Tel Aviv, Shimon Peres, salah satu pelaku kejahatan Israel di Qana, malah dianugerahi hadiah nobel perdamaian. Salah satu faktor yang mendorong Amerika menolak penunjukan kembali Boutros Boutros-Ghali, sekjen PBB waktu itu dapat dicermati di laporan PBB yang mengutuk kejahatan Israel di Qana.

Di era perang 50 hari Jalur Gaza di tahun 2014, Israel juga menarget lembaga milik PBB. Sementara itu, PBB menyatakan bahwa serangan Israel ke salah satu gedung milik UNRWA di Gaza sedikitnya menewaskan 16 warga sipil termasuk tiga stafnya.

 

Tak diragukan lagi bahwa sikap pasif masyarakat internasional dalam menyikapi rezim Zionis Israel telah mendorong Tel Aviv semakin leluasa melanjutkan pelanggarannya terhadap hukum dan konvensi internasional.

Kamis, 09 April 2015 12:45

Kondisi Kritis Muslim Rohingya

Meskipun mendapat tekanan regional dan internasional, pemerintah Myanmar hingga kini tidak mengambil tindakan signifikan untuk memulihkan keadaan minoritas Muslim Rohingya.Laporan periodik pusat studi Rohingya sedunia menegaskan bahwa polisi Myanmar melakukan pelanggaran hak asasi manusia terang-terangan terhadap Rohingya. Selain itu, kekerasan atas minoritas Muslim di provinsi Rakhine, di wilayah barat Myanmar terus berlanjut.

Naim Hassan al-Arakani, dari pusat Rohingya Global menyatakan Muslim Rohingya saat ini tidak diakui hak legalnya oleh pemerintah Myanmar. Dilaporkan, kebijakan terbaru yang diterapkan terhadap Rohingya adalah ditariknya kembali kartu putih melalui ancaman senjata dan kekerasan untuk menghalangi minoritas Muslim Rohingya berpartisipasi dalam pemilu mendatang.

Aktivis HAM Rohingya berkeyakinan bahwa aksi tersebut merupakan bagian dari kebijakan sistematis pemerintah Myanmar untuk menghalangi hak politik Muslim Rohingya di negaranya sendiri. Seorang pejabat Myanmar menyatakan, pada hari pertama dan kedua bulan April, pejabat pemerintah berhasil menarik kembali kartu putih dari tangan warga etnis Rohingya lebih dari enam ribu buah di seluruh provinsi Rakhine.

Hingga kini, pemerintah Myanmar masih memperlakukan sekitar satu juta warga Rohingya sebagai imigran Bangladesh. Dengan alasan tersebut, minoritas muslim tidak diberi kartu tanda penduduk Myanmar, dan diperlakukan bukan sebagai warga negara. Akibatnya Rohingya menjadi sasaran kekerasan dan diskriminasi oleh warga negara lain dan pemerintah Myanmar sendiri. Terkait hal ini, reporter HAM PBB melaporkan krisis kemanusiaan yang menimpa Muslim Rohingya. PBB menilai sikap pemerintah yang memperlakukan Rohingya sebagai warga asing yang memasuki Myanmar sebagai tindakan ilegal yang melanggar hukum internasional.

Pelapor HAM PBB dalam pertemuan di Jenewa menyatakan kunjungan terakhir ke Myanmar pada Januari 2015 lalu menunjukkan kondisi kritis minoritas Muslim di provinsi Rakhine. Dilaporkan kondisi kamp penampungan Rohingya juga sangat mengkhawatirkan. Mereka hanya dihadapkan dua opsi, tinggal dalam kondisi sangat sulit dan mati, atau pergi dengan perahu meninggalkan Myanmar.

Pelapor HAM PBB menegaskan, dampak penerapan program pemerintah terhadap Rohingya sebagai "Orang Asing Ilegal" menyebabkan minoritas Muslim ini harus tinggal selamanya di kamp penampungan atau meninggalkan Myanmar menuju negara lain dengan perahu. PBB mendesak pemerintah Myanmar melakukan reformasi demokratis di negara ini dan memberikan perhatian kepada warga Muslim Rohingya.

Berdasarkan laporan PBB, kekerasan yang dilakukan Budha ekstrem terhadap Rohingya menyebabkan lebih dari 100.000 orang minoritas Muslim terlantar. Selama beberapa tahun terakhir, Muslim Rohingya menjadi sasaran kekerasan dan penistaan, dan mereka hidup di kamp penampungan dengan kondisi yang sangat buruk.

Presiden Republik Islam Iran mengunjungi pameran berbagai prestasi terbaru negara ini di bidang energi nuklir untuk kepentingan damai.

Hassan Rouhani mengunjungi pameran prestasi-prestasi Organisasi Energi Atom Iran (AEOI) yang digelar di Tehran, Kamis (9/4) pagi, bertepatan dengan Hari Nasional Teknologi Nuklir Iran. Demikian dilansir situs Kepresidenan Iran.

Dalam kunjungan tersebut, Rouhani mendengarkan penjelasan para pakar dan ilmuwan nuklir tentang penggunaan dan keistimewaan prestasi-prestasi itu.

Bersamaan dengan kehadiran Presiden Iran, dipamerkan pula sejumlah prestasi penting di bidang energi nuklir damai.

Hari ini, Kamis, 9 April 2015 atau 20 Farvardin di kalender Iran, adalah Hari Nasional Teknologi Nuklir.

Pada tanggal 9 April 2007, Iran mencapai prestasi bersejarah di sektor teknologi nuklir damai melalui pemanfatan kemampuan dalam negeri.

Prestasi itu diukir setelah negara itu meluncurkan set kedua sentrifugal di reaktor nuklir Natanz dan masuk ke tahap industri pengayaan uranium.

Kesuksesan tersebut telah mengantarkan Iran pada pencapaian teknologi pengayaan uranium dan peluncuran sebuah rangkaian sempurna dari pengayaan uranium oleh sentrifugal-sentrifugal buatan dalam negeri.

Menteri Perminyakan Republik Islam Iran bertolak ke Cina untuk membicarakan kerjasama bilateral kedua negara di bidang energi dengan para pejabat senior negara ini.

Bijan Namdar Zanganeh yang memimpin sebuah delegasi tingkat tinggi, bertolak ke Beijing pada Kamis (9/4) pagi, seperti dilaporkan IRNA.

Ia dijadwalkan bertemu dengan para pejabat tinggi ekonomi Cina khususnya di sektor industri energi, untuk bertukar pandangan mengenai peluang-peluang investasi di Iran dan pentingnya perluasan kerjasama bilateral di bidang energi.

Kunjungan Menteri Perminyakan Iran ke Beijing dilakukan setelah perusahaan-perusahan Cina menyatakan siap untuk meningkatkan partisipasinya dalam industri minyak dan energi Iran.

Juru bicara Badan Bantuan dan Kerja PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) menggambarkan kondisi kemanusiaan di kamp pengungsi Palestia, Yarmouk, sangat buruk.

Seperti dilansir Reuters, Chris Gunness, Rabu (8/4), mengatakan, kondisi kamp Yarmouk di Suriah sangat tidak manusiawi, dan jika para petugas UNRWA tidak segera mengakses kamp itu, maka penyakit dan kelaparan akan mengancam nyawa para penduduk kamp Yarmouk.

Menurutnya, sejumlah organisasi amal Palestina telah berhasil masuk ke kamp Yarmouk dan membagikan bantuan makanan.

Gunness mengatakan, sistem keselamatan dan kesehatan umum di Yarmouk telah sepenuhnya hancur dan keamanan makanan sangat rendah.

Sejak awal April, kelompok teroris ISIS menyerang kamp Yarmouk di selatan Damaskus, ibukota Suriah, dan mengepung kamp Palestina tersebut.

Ketua Organisasi Energi Atom Republik Islam Iran mengatakan, prestasi-prestasi baru di industri nuklir Iran berkembang.

Ali Akbar Salehi mengatakan hal itu di sela-sela konferensi Hari Nasional Teknologi Nuklir Iran yang digelar di Tehran, Kamis (9/4), seperti dilansir IRNA.

Salehi menambahkan, Iran telah mencapai kemandirian di sektor teknologi nuklir dan negara ini setiap tahun memamerkan prestasi-pretasi barunya yang sangat bernilai.

Menurutnya, hari ini, unit bahan bakar pertama reaktor nuklir Bushehr akan dipamerkan.

Salehi juga mengabarkan tentang serangkaian radiofarmaka yang akan dipamerkan di pameran prestasi-prestasi di sektor laser dan produksi alat-alat pengukur.

20 Farvardin di kalender Iran adalah Hari Nasional Teknologi Nuklir.

Pada tanggal 9 April 2007, Iran mencapai prestasi bersejarah di sektor teknologi nuklir damai melalui pemanfatan kemampuan dalam negeri.

Prestasi itu diukir setelah meluncurkan set kedua sentrifugal di reaktor nuklir Natanz (Iran tengah) dan masuk ke tahap industri pengayaan uranium.

Senin, 06 April 2015 17:01

Mengapa Irak tidak Percaya AS ?

Presiden Irak mempertanyakan kinerja AS dalam perang melawan teroris. Haider al-Abadi menyatakan, ketika Baghdad hampir menjadi target teroris ISIS, AS tidak melakukan tindakan signifikan untuk memerangi teroris. Dalam wawancara dengan Der Spiegel, Al-Abadi mengkritik peran AS dalam perang melawan ISIS. Presiden Irak menegaskan, rakyat Irak sangat pesimis terhadap AS, sebab hampir saja Baghdad jatuh ke tangan ISIS, dan Washington justru memilih membiarkan Baghdad dikuasai teroris.

Di bagian lain, Presiden Irak mengapresiasi positif peran konstruktif Republik Islam Iran  dalam mendukung Baghdad. Tehran membantu Irak demi kepentingan nasionalnya, sekaligus menjaga kota-kota suci yang berada di Irak dari serangan teroris. Pada Juni 2014, kelompok teroris ISIS yang didukung antek-antek rezim Saddam menyerang Mosul dan menguasai wilayah tersebut dengan lampu hijau pendukungnya, termasuk AS dan Arab Saudi serta sejumlah negara kawasan. Tidak hanya itu, ISIS juga melebarkan pengaruhnya dengan bergerak menuju ibukota Irak.

Dukungan terang-terangan sejumlah negara asing terhadap kelompok teroris ISIS di Irak, dan kerjasama para politikus rezim Baath menyebabkan sejumlah wilayah negeri kisah 1001 malam itu jatuh ke tangan teroris. Tapi konspirasi tersebut berhasil dipatahkan berkat persatuan nasional dan dukungan rakyat terhadap militer Irak. Setelah menguasai Mosul, kelompok teroris ISIS yang didukung finansial dan logistik Arab Saudi, Turki dan kerjasama partai Baath, berambisi menguasai Arbil dan Baghdad. Ketika ISIS semakin mendekat ke arah gerbang masuk Arbil dan Baghdad, AS yang menandatangani nota kesepahaman keamanan dengan Irak justru berperan sebagai penonton semata.

Tapi kewaspadaan yang ditampilkan otoritas keagamaan Irak, terutama marja Syiah dengan mengeluarkan fatwa perang melawan kelompok teroris ISIS berhasil menangkal konspirasi musuh. Selain itu, dukungan Iran dalam perang menghadapi kelompok teroris ISIS menyebabkan skenario musuh untuk menguasai Irak membentur dinding.

Fitnah ISIS di Irak menunjukkan siapa sebenarnya sahabat dan lawan sejati Irak. Lebih dari itu, orang-orang Irak bertumpu pada kekuatan dalam negerinya untuk menjaga kedaulatan bangsa dan negaranya dari serangan musuh. Kini, ISIS menghadapi hari-hari paling kelam di Irak, karena rakyat negara Arab ini bersatu memerangi kelompok teroris itu. Pembebasan Tikrit, ibu kota provinsi Salahuddin yang dikuasai ISIS berkat persatuan antara militer Irak, dan relawan rakyat, dari berbagai lapisan masyarakat.

Pembebasan Tikrit dari cengkeraman teroris ISIS menunjukkan sebuah fakta bahwa AS tidak bisa dipercaya dan koalisi internasional anti-ISIS yang dipimpin Washington hanya sandiwara kepentingan imperialisme, yang tidak melakukan langkah signifikan dalam perang melawan terorisme. Seperti ditegaskan Presiden Irak, ketika ISIS hampir mendekati Baghdad, AS justru membiarkan ibukota Irak itu dikuasai teroris.

Di bawah koridor kesepakatan 24 November 2013, Iran dan Kelompok 5+1 akhirnya berhasil mengambil langkah penting untuk menggapai kesepakatan final nuklir. Statemen Lausanne kini telah menentukan isi sebuah kesepakatan komprehensif dan melapangkan jalan untuk meraih kesepakatan final.

Di bawah koridor mekanisme dan solusi yang ada serta berdasarkan program komprehensif aksi bersama Republik Islam Iran akan terus melanjutkan produksi bahan bakar nuklir untuk menjamin kebutuhan bahan bakar instalasi nuklirnya. Setelah program aksi bersama dilaksanakan, maka seluruh resolusi Dewan Keamanan PBB dan sanksi ekonomi dan finansial Eropa yang multi, maupun sanksi sepihak Amerika Serikat di berbagai sektor seperti minyak, gas, petrokimia dan industri otomotif segera dicabut.

Di Lausanne, Swiss pada hari Kamis (2/4) lalu, statemen bersama Iran dan Kelompok 5+1 dirilis, dan statemen ini mencakup dua poin penting dan vital. Pertama, Iran telah membuktikan itikad baiknya untuk tetap melanjutkan interaksi hingga tercapainya kesepakatan final dan komprehensif. Kedua, Iran dengan inisiatif teknis dan politik mampu meraih hak-hak nuklirnya meski adanya penolakan Barat. Yang lebih penting adalah Iran berhasil menunjukkan kepada masyarakat internasional bahwa program nuklirnya bukan ancaman bagi  pihak mana pun.

Kini kesepahaman awal telah diraih dan langkah berikutnya adalah menyusun isi kesepakatan final, sehingga pada akhirnya kesepahaman ini menjadi kesepakatan final yang ditandatangani mereka yang terlibat dalam perundingan. Di kondisi seperti ini, khususnya setelah perilisan statemen Lausanne,  Washington berusaha mencitrakan dirinya seolah-olah berkoordinasi dengan proses kesepakatan Jenewa untuk menggapai kesepakatan final, meski ada friksi antara Gedung Putih dan Kongres dalam masalah ini. Namun kebersamaan dan koordinasi tersebut masih diwarnai dengan berbagai interpretasi sepihak atas statemen Lausanne termasuk terkait mekanisme pencabutan sanksi.

Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran, Mohammad Javad Zarif dalam wawancaranya dengan televisi Iran seraya mengisyaratkan isu pencabutan sanksi dan kemungkinan intervensi Kongres Amerika dalam masalah ini menekankan, ÔÇ£Menurut hukum internasional, pemerintah adalah wakil dari sebuah negara dan berdasarkan apa yang bakal berlangsung, maka seluruh sanksi finansial dan perbankan akan dicabut.ÔÇØ

Zarif menambahkan, ÔÇ£Sejumlah statemen mereka hanya dapat dikonsumsi oleh audiens dalam negeri, namun seluruh pihak harus menyadari bahwa sanksi telah pudar.ÔÇØ

Amerika Serikat selama satu dekade dengan kebijakan super power dan dengan semena-mena telah menjadikan Iran sebagai target sanksi Dewan Keamanan PBB, sanksi Uni Eropa dan sanksi sepihaknya, namun kini senjata sanksi telah gagal. Realitanya adalah kini kondisi Iran sangat berbeda dengan sebelumnya. Iran adalah negara kedua dengan populasi terbesar di kawasan Timur Tengah dan sekitar 10 persen cadangan minyak dan 18 persen cadangan gas di kawasan ini milik Iran.

Bank Goldman Sachs dalam analisanya di tahun 2007, ketika sanksi anti Iran sedang santer-santernya menyatakan, Iran berada di urutan teratas di antara 11 negara dunia yang ekonominya memiliki peluang lebih besar untuk berkembang. Kondisi tersebut kini lebih baik dari sebelumnya. Mayoritas lembaga ekonomi Eropa termasuk Asosiasi Perdagangan Jerman mengaku optimis dapat memanfaatkan secara maksimal peluang emas untuk menanam investasi di Iran.

Dari sudut politik, Barat juga tidak dapat menutup mata atas peran menentukan Iran dalam menjaga stabilitas dan keamanan kawasan. Seluruh realita ini berperan dalam membentuk statemen Lausanne. Oleh karena itu, statemen ini akan terus mengalami proses penyempurnaannya dalam koridor kesepakatan yang diterima oleh Iran meski Barat memiliki interpretasi  menyimpang.

Di saat negosiasi nuklir antara Republik Islam Iran dan Kelompok 5+1 memasuki tahap menentukan setelah dirilisnya statemen Lausanne, masih ada sejumlah pihak yang berusaha mempertanyakan statemen Lausanne. Tentu saja sikap kelompok ini masih didukung dengan kebijakan masa lalu mereka yang memperioritaskan sanksi sebagai senjata menentukan.

Kesepakatan ini memiliki dampak mutli, dan khususnya bagi pihak-pihak seperti rezim Zionis Israel dan lobinya di Amerika dapat menjadi berita buruk. Kubu Republik Amerika sampai saat ini telah melakukan banyak langkah untuk mempengaruhi negosiasi nuklir dan membuatnya gagal. Beberapa bulan lalu Republikan Amerika mengundang Perdana Menteri Israel, Benyamin Netanyahu untuk berpidato di Kongres. Tujuannya adalah untuk mempersulit kesepakatan nuklir yang sepertinya akan tercapai.

Selanjutnya, sejumlah Senator Republik Amerika mengirim surat terbuka kepada Obama dan memberi peringatan bahwa kemungkinan kesepakatan yang bakal diraih antara Tehran dan pemerintah Amerika terkait program nuklir Iran hanya dapat sukses dengan dukungan serta kesepakatan Kongres.

Sementara itu, Benyamin Netanyahu beberapa hari lalu menyatakan kekhawatirannya atas statemen Lausanne dan menunjukkan reaksi negatif. Koran Haaretz di edisi Ahad (5/4) dalam sebuah analisanya menulis, setelah kesepakatan nuklir dengan Iran, ada berita baik dan buruk bagi Israel.

Dalam pandangan Israel, berita yang relatif baik atas kesepakatan ini adalah proyek nuklir Iran paling tidak selama satu dekade akan berada di bawah pengawasan. Namun berita buruknya bagi Israel adalah, kekuatan besar dunia mengakui bahwa Iran memiliki hak nuklir dan dari sisi politik juga diakui bahwa Tehran merupakan satu kekuatan yang patut diperhitungkan di kawasan.

Netanyahu di tahun 1992, ketika menjadi anggota Knesset memprediksikan bahwa Iran selama tiga hingga lima tahun akan mampu memproduksi senjata nuklir. Di tahun 1996, Netanyahu di Kongres Amerika meminta masyarakat internasional bergabung dengan dirinya untuk mencegah Iran menggapai kemampuan memproduksi senjata massal. Lagi-lagi ketika di sidang Majelis Umum PBB, dihadapan para pemimpin dunia, Netanyahu mengulang klaim palsunya dan mengatakan, Iran hanya butuh satu tahun atau kurang untuk mempersiapkan kebutuhan yang diperlukan guna memproduksi senjata nuklir.

Pada hari Ahad (5/4), Netanyahu dalam wawancaranya dengan televisi ABC News Amerika mengatakan, kesepakatan ini yang membiarkan Iran dengan stuktur luas atom yang dimilikinya, sanksi dicabut dan miliaran dolar akan masuk ke kas  Iran, adalah sebuah kesepakatan buruk.

Netanyahu mengklaim bahwa masalah ini bukan hanya membuat dirinya khawatir, namun juga menjadi sumber kekhawatiran kawasan, bahwa Iran kini bebas untuk sampai pada produksi senjata nuklir. Namun demikian Netanyahu dengan baik menyadari realita apa sebenarnya yang terjadi, tapi ia masih tetap berusaha memperkeruh iklim politik yang positif dan menghidupkan dikte masa lalu terkait Iran.

Netanyahu meyakini bahwa masih ada opsi lain, yakni mempertahankan represi terhadap Iran untuk menerima komitmen lebih besar. Hal ini menurut anggapannya akan mampu menekan Iran menandatangani kesepakatan yang baik. Realitanya adalah klaim-klaim yang disebarkan Netanyahu tidak lagi layak untuk dikonsumsi dan sesuatu yang usang.

Israel kini terpaksa membayar sikapnya terkait isu Palestina dan harus memberi jawaban atas kepemilikian lebih dari 200 hulu ledak nuklir yang menjadi satu-satunya ancaman bagi kawasan. Israel juga harus bersiap-siap dihadapkan pada Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) untuk mempertanggung jawabkan seluruh kejahatannya terhadap bangsa Palestina.