
کمالوندی
Rasulullah Saw Menikah dengan Khadijah
Tanggal 10 Rabiul Awal 28 tahun sebelum Hijrah, Muhammad Saw menikah dengan Khadijah binti Khuwailid, seorang bangsawan kaya di kota Mekah.
Khadijah dikenal sebagai perempuan yang suci dan beriman sehingga dijuluki dengan nama Thahirah atau suci. Setelah Muhammad Saw diangkat Allah sebagai Rasul-Nya, Khadijah-lah perempuan pertama yang beriman kepada Islam. Setelah itu, seluruh beliau menyumbangkan seluruh hartanya demi penyebaran Islam.
Kesetiaan dan pengabdian Khadijah kepada Rasulullah sedemikian besarnya sehingga bertahun-tahun setelah Khadijah meninggal, Rasulullah masih terus mengenangnya dan menyebut-nyebut kebaikannya.
9 Dey: Sebuah Epik Memuat Pesan Global
Dalam sejarah Revolusi Islam Iran, tercatat hari-hari penting dan bersejarah yang memiliki nilai politik sangat tinggi. Partisipasi rakyat Iran dalam pawai akbar 9 Dey tahun 1388 Hijriah Shamsiah, atau bertepatan dengan 30 Desember 2009, merupakan salah satu di antara hari-hari tersebut. Rakyat Iran turun ke jalan-jalan mereaksi rangkaian gerakan fitnah pasca pilpres periode ke-10 Republik Islam Iran. Gerakan kolosal itu mampu mengakhiri fitnah yang memiliki dimensi luas, karena di sela-sela fitnah yang dikenal juga dengan ÔÇ£Fitnah 88ÔÇØ itu, terekam jejak Amerika Serikat dan Inggris, baik secara nyata maupun terselubung, yang beraktivitas melalui berbagai kedutaan besar Barat.
Gerakan distorsif pasca pemilu yang keluar dari jalur hukum dan mekanisme yang telah ditentukan di Republik Islam Iran, praktis menimbulkan berbagai peristiwa tidak menyenangkan pasca pemilu dalam bentuk keributan di jalan-jalan, yang sampai pada puncaknya dengan penistaan sakralitas hari-hari duka di bulan Muharram khususnya pada hari Asyura.
Dari satu sisi, di antara elemen utama pembentukan gerakan bersejarah 9 Dey, adalah spontanitas kebangkitan dan partisipasi masyarakat yang menjunjung tinggi agama dan lahirnya kembali solidaritas dan persatuan rakyat Iran. Animo epik rakyat Iran dalam pawai akbar 9 Dey dan kecaman mereka terhadap gerakan menyimpang, serta pernyataan lepas diri dari para perusak dalam masyarakat dan para penista nilai-nilai agama itu, merupakan pelajaran besar bagi musuh sekaligus menggagalkan seluruh makar mereka.
Partisipasi sadar rakyat Iran dalam pawai akbar 9 Dey, yang berporos pada persatuan dan wilayah (kepemimpinan), menunjukkan kedewasaan politik rakyat Iran menghadapi fitnah musuh. Ini juga menjadi bukti bahwa Republik Islam memiliki kekuatan besar yaitu persatuan rakyatnya dalam menghadapi perang lunak dan berbagai interferensi dari pihak musuh.
Dari sisi politik, terdapat berbagai elemen yang berperan dalam pembentukan epik 9 Dey, yang jika dikategorikan secara keseluruhan, elemen-elemen itu berasal dari dua sumber internal dan eksternal. Pada saat yang sama, memiliki keterkaitan jelas dan berarti antara dua faktor tersebut.
Dengan menelusuri secara global berbagai peristiwa pasca pilpres periode ke-10 Iran, akan tampak jelas bahwa gerakan epik 9 Dey pada hakikatnya adalah reaksi terhadap berbagai rangkaian peristiwa yang sebenarnya bukan hal baru di Iran. Karena di sela-sela peristiwa pasca pemilu tersebut, terdapat gerakan-gerakan fitnah dan kudeta lunak dengan menggunakan kedok protes atas kecurangan dalam penghitungan suara yang merugikan kandidat kalah (Hossein Mousavi).
Gerakan ini mendapat dukungan luas dari jaringan satelit dan pemberitaan asing. Tujuannya adalah mengubah partisipasi 85 persen rakyat dalam pemilu menjadi panggung pementasan yang mereka istilahkan dengan ÔÇ£protes sipil dan politikÔÇØ dengan memilah-milah pemikiran dan golongan dalam masyarakat Iran.
Cara-cara seperti ini yang masuk dalam kategori kudeta lunak, sebelumnya muncul di sejumlah negara dengan nama dan sebutan seperti revolusi berwarna atau revolusi beludru. Pola perilaku abnormal dalam gerakan fitnah dengan mengkiblat pada revolusi beludru, dalam kerangka gerakan yang telah terorganisir untuk menghancurkan nilai-nilai agama serta penistaan sakralitas pada hari Asyura, menunjukkan bahwa gerakan ini terekayasa. Dalam hal ini, pusat-pusat think-tank, media massa dan kedutaan besar Barat, adalah sentra-sentra yang mengikuti semua gerakan dari dalam fitnah itu.
Pelaksanaan IranÔÇÖs Closed Fist oleh Brookings Institution yang berbasis di Amerika Serikat menunjukkan bahwa Fitnah 88 pada hakikatnya adalah proyek ter-upgrade dari gerakan yang digulirkan tahun-tahun sebelumnya dengan perencanaan matang dan rapi pihak-pihak asing. Dalam hal ini sejumlah analis Barat menulis berbagai artikel tentang ÔÇ£Revolusi Lunak di IranÔÇØ dan bahkan mereka juga menguak dukungan finansial dan konsultatif Barat.
Barat beranggapan bahwa untuk menggulirkan proyek penggulingan pemerintahan Islam dari dalam, mereka perlu kondisi internal yang kondusif dan oleh karena itu mereka merencanakan fitnah dan masa pemilu dinilai sebagai waktu yang paling tepat untuk hal ini. Proyek besar itu dimulai untuk menggulingkan pemerintahan Republik Islam Iran dan melukai afeksi rakyat Muslim Iran dan pada akhirnya ditujukan untuk menyoal pokok pemilu di Iran.
Proyek-proyek yang telah digulirkan di lembaga-lembaga Barat dalam beberapa tahun mendekati tahun 2009 menunjukkan bahwa terdapat sekitar 60 lembaga dan organisasi yang beraktivitas berkaitan dengan ÔÇ£perang lunak di IranÔÇØ. Markas penginformasian intelijen dan terorisme yang berafiliasi dengan Dinas Rahasia Israel (Mossad) termasuk di antara lembaga-lembaga yang memonitor transformasi dan pemberitaan pasca pilpres periode ke-10 Iran. Seluruh data dan informasi yang terkumpul dipublikasikan dalam laporan bertajuk ÔÇ£Spot Light on IranÔÇØ.
Lembaga ini dalam laporan strategisnya pada 28 Khordad 1388 atau Juni 2009, menilai situasi di Iran kondusif dan menawarkan berbagai mekanisme untuk meningkatkan instabilitas di Iran. Sebagian dari mekanisme tersebut disebutkan pada sebuah laman dengan tajuk, ÔÇ£Para Pemimpin Israel Mendukung Kebangkitan Rakyat Iran.ÔÇØ
Dukungan terhadap Fitnah 88 berdasarkan pada asumsi bahwa skenario kudeta terhadap Iran harus mengandalkan elemen dalam negeri dengan format perang lunak. Berdasarkan teori ini, pendanaan untuk gerakan-gerakan perusak tatanan di dalam negeri Iran menjadi fokus perhatian yang akhirnya memuncak dalam fitnah pasca pilpres. Akan tetapi peritungan itu gagal.
Mungkin karena alasan itulah sejumlah media seperti Washington Post dan Wall Street Journal menolak terjadinya kecurangan dalam pemilu Iran dan mengakui keabsahan hasil pemilu Republik Islam. Paul Roberts, mantan wakil Menteri Keuangan Amerika Serikat dalam hal ini mengatakan, ÔÇ£Kecurangan dalam pemilu Iran adalah kebohongan dan semua kekacauan yang terjadi di Iran pasca pilpres, adalah makar Amerika Serikat untuk menyudutkan dan mencoreng kredibilitas Iran.
Akan tetapi, rakyat Iran dengan terjun ke medan tepat waktu dan secara sadar dalam mewujudkan epik politik historis, telah menepati tanggung jawab mereka. Epik ini dengan jelas membuktikan bahwa rakyat Iran awas, menyadari dan memahami maksud musuh untuk mengguncang nilai-nilai dan prinsip bangsa ini. Oleh karena itu, dalam analisa tentang epik 9 Dey, semua elemen dan faktor yang telibat harus diperhatikan, mengingat gerakan spontan bersejarah dan berpengaruh ini sebagai sumber kekuatan lunak, mampu keluar dari sebuah fenomena dan transformasi periodik menjadi sebuah gerakan mengakar dan determinan dalam perjalanan Revolusi Islam. 
Ini adalah pengalaman yang telah terulang berkali-kali dalam tiga dekade pasca kemenangan Revolusi Islam, dan dipastikan bahwa setiap kali identitas masyarakat dan pemerintah Islam terancam bahaya, rakyat Iran dengan rasa tanggung jawab mereka akan secara spontan terjun ke medan.
Noam Chomsky, penulis ternama Amerika Serikat berpendapat bahwa permusuhan, makar dan penentangan AS serta negara-negara Barat terhadap Iran tidak akan pernah berhenti karena Iran independen dan tidak bersedia tunduk di hadapan imperialisme AS dan Barat. Ini merupakan fakta yang ditunjukkan bangsa Iran selama perjalanannya pasca Revolusi Islam.(
Dimulainya Kepemimpinan Mentari Keadilan
Sekarang adalah abad ke-21. Puncak ilmu dan teknologi serta kekuatan, akan tetapi umat manusia tetap lelah dan galau. Manusia dewasa ini justru terpisah jauh dari hakikat dirinya. Laju industri dan peradaban ternyata semakin mempersempit kesempatan bagi manusia untuk merunut jejak hakikatnya. Umat manusia masih menanti pancaran cahaya dan ufuk keindahan. Mereka sedang menanti munculnya manusia langit, penyelamat penebar keadilan dan yang memberikan warna dan aroma baru pada kehidupan umat manusia. Sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Ali al-Ridho as, ÔÇ£Kesabaran dan penantian kemunculan (Imam Mahdi as) itu sangat indah.ÔÇØ Sekarang banyak hati lelah yang menghitung hari hingga kemunculan sang juru penyelamat yang akan memenuhi dunia dengan keadilan dan iman.
Kesyahidan Imam Hasan Askari (as) cucu suci Rasulullah pada tahun 260 Hijriah, adalah berita duka besar bagi umat Islam, namun kepemimpinan Imam Mahdi as, putra beliau dan hujjah terakhir Allah Swt di muka bumi, tak ayal merendam hati umat dalam kegembiraan dan harapan. Oleh karena itu, hari ini yang bertepatan dengan dimulainya kepemimpinan Imam Mahdi as, diperingati sebagai hari raya berbahagia.
Kepemimpinan Imam Hasan Askari as, berlangsung di masa sangat sensitif dan sulit dalam sejarah Ahlul Bait as. MuÔÇÖtamid, khalifah Bani Abbasiyah, bersandarkan pada berbagai hadis dari Rasulullah Saw dan para imam maksum, mengetahui bahwa hujjah terakhir Allah Swt, yang menjadi pembalas kejahatan para penguasa zalim┬á dan pelindung orang-orang papa, serta akan menegakkan pemerintahan yang adil dan tauhid, akan dilahirkan di rumah Imam Hasan Askari as. Oleh karena itu, dia mengawasi dengan ketat rumah Imam Hasan as untuk mencegah terealisasinya janji Allah Swt ini. Namun karena kehendak Allah Swt, Imam Mahdi as terlahir ke dunia tanpa sepengetahuan musuh-musuh Ahlul Bait. Sebelum kepemimpinannya, kejahilan, kelalaian dan tidak terima kasih masyarakat, telah membuat Imam Hasan Askari as, gugur syahid dalam kondisi sangat terasing. Mungkin oleh sebab itu pula, kelahiran sang mentari dan hujjah terakhir Allah Swt di muka bumi ini tersembunyi dari pandangan masyarakat. ┬á
Ahmad bin Ishaq, salah satu sahabat Imam Hasan Askari as mengatakan, ÔÇ£Pada suatu hari aku menghadap Imam Askari dan bertanya: ÔÇÿWahai putra Rasulullah! Siapa imam dan penggantimu?ÔÇÖ beliau masuk ke rumah dan kembali bersama seorang anak laki-laki berusia tiga tahun yang wajahnya bersinar cerah seperti bulan dan berkata: ÔÇÿWahai Ahmad bin Ishaq! Jika kau tidak terhormat di sisi Allah Swt dan para hujjah-Nya, aku tidak akan menunjukan putraku kepadamu. Sesungguhnya namanya sama seperti panggilan Rasulullah dan dia yang akan memenuhi bumi dengan keadilanÔÇÖ. Aku berkata: ÔÇÿWahai pemimpinku! Apakah ada tanda-tanda yang akan menenangkan hatiku?ÔÇÖ Saat itu, anak laki-laki itu berkata, ÔÇÿAku adalah Baqiyyatullah di muka bumi dan aku akan membalas kepada para musuh Allah Swt. Wahai Ahmad! Setelah kau melihatku dengan mata kepalamu sendiri, maka jangan mencari tanda-tanda.ÔÇØ
Salah satu di antara yang disaksikan Rasulullah Saw di malam miÔÇÖraj adalah, menyaksikan cahaya para pemimpin maksum dan pemimpin terakhir penggantinya. Rasulullah Saw bersabda: ... aku berkata: Ya Allah! Siapa mereka ini? Allah Swt berfirman: ÔÇ£Mereka adalah para pemimpin dan ini adalah sang Qaim (Imam Mahdi as); Dia yang akan menghalalkan apa yang Aku halalkan dan mengharamkan apa yang Aku haramkan dan akan membalas kepada para musuh-Ku. Wahai Muhammad! Cintailah dia. Maka sesungguhnya Aku mencintainya dan Aku akan mencintai siapa saja yang mencintainya...ÔÇØ
Manusia selalu mencari hakikat, akan tetapi terkadang terjebak dalam pilihan yang keliru dan oleh karena itu, manusia memerlukan pembimbing, penunjuk jalan dan pemimpin. Dalam agama Islam disebutkan janji Allah Swt bahwa bumi tidak pernah kosong dari hujjah Allah Swt dan bahwa bumi akan dikuasai oleh orang-orang saleh dan beriman.
Janji ini bukan hanya tercatat dalam al-Quran melainkan juga telah terekam dalam kitab langit yang dibawa oleh para nabi sebelum Rasulullah Saw. Pada hakikatnya, agama-agama langit lain juga menanti kemunculan sang juru penyelamat yang akan menghapus kezaliman dengan keadilan dan kebebasan. Semuanya berpendapat bahwa akan datang satu masa di mana kezaliman dan kesewenang-wenangan telah merajalela, dan akan muncul sang juru selamat yang akan memperbaiki dunia. Dalam Islam, sang juru selamat itu adalah Imam Mahdi as. Ibn Abi al-Hadid, seorang ulama terkemuka Ahlussunnah mengatakan, ÔÇ£Di antara semua mazhab Islam disepakati bahwa usia dunia tidak berakhir kecuali setelah kemunculan Imam Mahdi as.ÔÇØ
Peringatan hari dimulainya periode kepemimpinan hujjah terakhir Allah Swt di muka bumi ini merupakan kesempatan terbaik bagi para pecinta dan penantinya untuk memperbarui baiat kesetiaan kepadanya. Menyiapkan diri, menyucikan diri terlebih dahulu dan kemudian masyarakat serta meningkatkan keimanan umat termasuk dalam masalah kepemimpinan Imam Mahdi dan hubungan umat dengan imam, adalah di antara persiapan yang harus dilakukan bagi manusia-manusia yang menanti kemunculan Imam Mahdi as.
Pada sebagian doa Ahd yang berkaitan dengan Imam Mahdi as, kita membaca: ÔÇ£Ya Allah masukkan aku dalam golongan sahabat dan kelompok Imam Mahdi (as), masukkan aku di antara mereka yang mendukungnya dan yang berlomba untuk melaksanakan perintahnya serta melaksanakan permintaannya secepat-cepatnya dan jadikan aku di antara para syuhada dari kelompoknya.ÔÇØ
Dengan demikian, para sahabat Imam Mahdi as adalah mereka yang berjuang melawan kezaliman dan kemunkaran di muka bumi serta para penguasa zalim. Dalam hal ini, Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei, Rahbar atau Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran mengatakan, ÔÇ£Jika dunia akan diterangi matahari, ini bukan berarti bahwa kita harus diam di kegelapan sampai datangnya matahari... Kita menanti... berarti kita memiliki harapan bahwa dengan upaya dan perjuangan, pada suatu hari kita mampu mengubah dunia ini yang oleh musuh Allah dan para setan telah dipenuhi dengan kezaliman dan kemunkaran... menjadi sebuah dunia yang di dalamnya, kemanusiaan dan prinsip-prinsip insani dihormati serta para manusia zalim dan munkar tidak berkesempatan atau tidak punya tempat untuk melakukan keinginan munkar mereka.ÔÇØ
Dengan dimulainya periode kepemimpin Imam Mahdi as, dunia akan dipenuhi dengan keadilan dan kebajikan. Dia adalah Imam yang akan mengubah dunia sejernih air dan seterang matahari. Kita semua tengah menanti hari itu tiba.
Imam Hasan Askari, Mentari Samarra
Imam Hasan Askari as dilahirkan di Madinah tahun 232 Hijriah, dan syahid di Samarra, Irak ┬átanggal 8 Rabiul Awal tahun 260 H. Imam kesebelas Syiah ini menjadi pemimpin umat di usia 22 tahun, dan syahid di usia┬á 28 tahun setelah delapan hari sakit akibat racun antek-antek dinasti Abbasiyah. Para sahabatnya memanggil beliau dengan sebutan Abu Muhammad. Julukan beliau yang paling masyhur adalah Askari, karena beliau tinggal di sebuah tempat yang disebut Al-ÔÇÿAskar.
Meskipun Imam Hasan Askari hidup tidak lebih dari 28 tahun, tapi di usia yang singkat ini telah menorehkan tinta emas dalam lembaran sejarah Islam. Manusia mulia ini mewariskan karya besar dan penting di bidang tafsir al-Quran, fiqih dan ilmu pengetahuan bagi umat Islam. Di tengah ketatnya pembatasan dan tingginya tekanan dinasti Abbasiyah terhadap Ahlul Bait Rasulullah Saw, Imam Askari masih tetap menyampaikan ajaran Islam kepada umat Islam secara terorganisir untuk menyiapkan kondisi keghaiban Imam Mahdi setelah beliau.
Penguasa Abbasiyah menempuh berbagai cara untuk membatasi gerakan Imam Askari as, akan tetapi Allah swt berkehendak lain dan juru selamat akan lahir ke dunia di tengah keluarga Sang Imam. Setelah kelahiran Imam Mahdi as, ayah beliau mulai mempersiapkan masyarakat untuk menghadapi kondisi sulit di masa-masa mendatang. Imam Askari as di berbagai kesempatan berbicara tentang keadaan di masa keghaiban juru selamat, dan peran berpengaruh Imam Mahdi as dalam memimpin masa depan dunia. Beliau menekankan bahwa putranya akan menciptakan keadilan dan kemakmuran di seluruh penjuru dunia.
Di era kegelapan pemikiran dan penyimpangan akidah, Imam Askari as bangkit menyampaikan hakikat agama secara jernih kepada masyarakat. Beliau mengobati dahaga para pencari ilmu dan makrifat dengan pancaran mata air kebenaran. Argumentasi yang disampaikan Imam Askari as dalam berbagai forum ilmiah diakui oleh para pemikir di zamannya, bahkan menjadi panduan bagi mereka.Bahkan salah satu menteri dinasti Abbasiyah bernama Ahmad bin Khaqan, mengakui keutamaan akhlak dan keluruhan ilmu Imam Hasan Askari . Dia berkata, "Di Samarra, aku tidak melihat sosok seperti Hasan bin Ali. Dalam hal martabat, kesucian, dan kebesaran jiwa, aku tidak menemukan tandingannya. Meski ia seorang pemuda, Bani Hasyim lebih mengutamakannya dari kelompok tua di tengah mereka. Ia memiliki kedudukan yang sangat tinggi, yang dipuji oleh sahabat dan disegani musuhnya."
Semua kehormatan dan kemuliaan itu karena ketaatan Imam Askari as kepada Allah Swt dan kebersamaan beliau dengan kebenaran. Beliau berkata, "Tidak ada orang mulia yang menjauhi kebenaran kecuali dia akan terhina, dan tidak ada orang hina yang menerima kebenaran kecuali dia akan mulia dan terhormat."
Kedekatan dengan Tuhan dan sifat tawakkal merupakan keutamaan Ahlul Bait Nabi as dalam memikul beban penderitaan dan membuat mereka berkomitmen dalam memperjuangkan kebenaran. Manusia-manusia yang bertakwa dan taat, telah terbebas dari ikatan dan belenggu-belenggu hawa nafsu dan godaan duniawi. Mereka telah mencapai puncak kemuliaan akhlak.Rasulullah Saw dan Ahlul Baitnya adalah pribadi-pribadi sempurna yang menduduki puncak keluhuran akhlak. Mereka dengan ketaatan penuh di hadapan kekuasaan Tuhan, mencapai derajat spiritual yang tinggi konsisten dalam melawan kemusyrikan dan kekufuran serta membimbing masyarakat menuju jalan kebenaran. Dalam sirah Imam Askari as disebutkan bahwa beliau saat berada di penjara, menghabiskan seluruh waktunya dengan ibadah dan munajat kepada Tuhan. Pemandangan ini bahkan telah menyihir para sipir yang ditugaskan untuk mengawasi dan menyiksa beliau.
Beberapa pejabat dinasti Abbasiyah memerintahkan Saleh bin Wasif, kepala penjara untuk bersikap keras terhadap Imam Askari as. Mereka berkata kepada Wasif, "Tekan Abu Muhammad semampumu dan jangan biarkan ia menikmati kelonggaran!" Saleh bin Wasif menjawab, "Apa yang harus aku lakukan? Aku sudah menempatkan dua orang terkejam dari bawahanku untuk mengawasinya, keduanya sekarang tidak hanya menganggap Abu Muhammad sebagai seorang tahanan, tapi mereka juga mencapai kedudukan yang tinggi dalam ibadah, shalat, dan puasa."
Para pejabat tersebut kemudian memerintahkan Wasif untuk menghadirkan kedua algojonya itu. Mereka berkata kepada para algojo tersebut, "Celaka kalian! Apa yang telah membuat kalian lunak terhadap tahanan itu?" Mereka menjawab, "Apa yang harus kami katakan tentang seseorang yang hari-harinya dilewati dengan puasa dan seluruh malamnya dihabiskan dengan ibadah? Ia tidak melakukan pekerjaan lain kecuali beribadah dan bermunajat dengan Tuhannya. Setiap kali ia menatap kami, wibawa dan kebesarannya menguasai seluruh wujud kami."
Imam Askari as dalam sebuah riwayat menyinggung kedudukan orang-orang yang shalat, dan berkata, "Ketika seorang hamba beranjak ke tempat ibadah untuk menunaikan shalat, Allah berfirman kepada para malaikatnya, ?Apakah kalian tidak menyaksikan hamba-Ku bagaimana ia berpaling dari semua makhluk dan datang menghadap-Ku, sementara ia mengharapkan rahmat dan kasih sayang-Ku? Aku jadikan kalian sebagai saksi bahwa Aku khususkan rahmat dan kemuliaan-Ku kepadanya." Imam Askari as senantiasa mewasiatkan kepada para pengikutnya untuk memperpanjang sujud, dan berkata, "Aku wasiatkan kalian untuk bertakwa dalam agama kalian, dan berusaha karena Allah serta memperpanjang sujud."
Pengaruh pemikiran dan spiritualitas Imam Askari as membuat para penguasa Abbasiyah ketakutan. Oleh karena itu, mereka memutuskan untuk membunuhnya. Penguasa dinasti Abbasiyah akhirnya menyusun sebuah skenario untuk membunuh Imam Askari as. Beliau syahid setelah beberapa hari menahan rasa sakit akibat diracun musuhnya. Seorang pembantu Imam Askari as berkata, "Ketika beliau terbaring sakit dan sedang melewati detik-detik terakhir dari kehidupannya, beliau teringat bahwa waktu shalat subuh telah tiba. Beliau berkata, ?Aku ingin shalat.' Mendengar itu, aku langsung menggelar sajadah di tempat tidurnya. Abu Muhammad kemudian mengambil wudhu dan shalat subuh terakhir dilakukan dalam keadaan sakit dan selang beberapa saat, ruh beliau menyambut panggilan Tuhan." Inna lillahi wa inna ilahi rajiun.
Kini para pencinta Ahlul Bait Rasulullah Saw hingga kini terus menziarahi makam Imam Hasan Askari, dan membaca doa di kompleks pemakaman suci, meskipun situasi Samarra rentan terhadap ancaman musuh. Semoga Allah Swt menjadikan kita semua termasuk para peziarah dan pembela haram suci Ahlul Bait Rasulullah Saw. "Ya Allah, shalawat dan salam dilimpahkan kepada Nabi Muhammad Saw dan Ahlul Baitnya. Teriring salam bagi Imam Hasan bin Ali (Askari) yang telah menunjukkan jalan menuju agama-Mu, pembawa bendera hidayah, mata air ketakwaan, dan tambang akal, muara hikmah dan rahmah bagi umat. Wahai Imam yang terjaga dari dosa, wahai yang mewarisi ilmu kitab suci (al-Quran) yang dengannya menjadi pembeda antara hak dan batil. Salam bagimu, ya Imam Hasan Askari."
Iran Nyatakan Rasa Simpati bagi Korban Banjir Malaysia
Pusat kebudayaan Republik Islam Iran di Kuala Lumpur menyampaikan rasa simpatinya kepada korban banjir di negarabagian timur laut Malaysia.
Akibat banjir besar akibat hujan deras dan gelombang pasang air laut di wilayah timur laut Malaysia, sedikitnya 21 orang tewas, 20 lainnya hilang dan ratusan ribu warga kehilangan rumah. Bencana ini tercatat paling parah selama 30 tahun terakhir.
Warga di lima negara bagian, Kelantan, Perak, Perlis, Trengganu dan Pahang Malaysia merupakan daerah terparah akibat hujan deras dan banjir.
Menurut laporan IRNA, Ali Akbar Ziyaie, atase kebudayaan Republik Islam Iran di Malaysia Jumat (2/1) merilis staemen menyatakan rasa simpati kepada para korban bencana banjir di negara ini serta berdoa semoga korban banjir yang mengalami cidera segera disembuhkan oleh Allah Swt.
Brigjen Sabahi: Kemampuan Rudal Iran Sebanding dengan Ancaman Musuh
Wakil Komandan Pangkalan Pertahanan Udara Khatamul Anbiya Republik Islam Iran mengatakan, kemampuan rudal-rudal Iran sebanding dengan ancaman-ancaman musuh.
"Kemampuan rudal Iran berjalan sebanding dengan berbagai ancaman, dan prestasi ini adalah hasil produksi dalam negeri seperti prestasi-prestasi Iran lainnya, "kata Brigadir Jenderal Ali Reza Sabahi, Wakil Komandan Pangkalan Udara Khatamul Anbiya di depan para staf pangkalan ini dan pertisipan dalam manuver militer dengan sandi "Muhammad Rasulullah (Saw)," Kamis (1/1) seperti dikutip IRNA.
Ia juga mengapresiasi kehadiran luas para staf Pangkalan Udara Khatamul Anbiya dan semua militer Iran yang berpartisipasi dalam manuver "Muhammad Rasulullah (Saw)" yang digelar selama sepekan.
Sabahi menambahkan, pertahanan udara militer Iran akan memantau gerakan musuh, dan angkatan bersenjata negara ini  memiliki agenda baik untuk menciptakan keseimbangan terkait hal ini.
Wakil Komandan Pangkalan Pertahanan Udara Khatamul Anbiya lebih lanjut menegaskan, identifikasi drone tercanggih dan pesawat-pesawat siluman oleh jaringan terpadu Pertahanan Udara Khatamul Anbiya menunjukkan kekuatan dan kemampuan yang diinginkan dari jaringan ini.
Militer Iran telah menggelar latihan besar-besaran dengan sandi "Muhammad Rasulullah (Saw)" selama sepekan yang berakhir pada 31 Desember 2014.
Prestasi-prestasi terbaru Iran di sektor militer dan pertahanan khususnya drone "bunuh diri" di tampilkan dalam manuver tersebut.
Relawan Basiji Sunni dan Guru Syiah Iran Diteror
Relawan Basiji Sunni Iran dan guru Syiah gugur syahid dalam serangan teroris di provinsi Sistan va Baluchestan.
Serangan teror terjadi di kota Sarbaz Kamis malam (1/1), kata kepala polisi provinsi Brigadir Jenderal Hossein Rahimi.
"Tadi malam, dua pengendara sepeda motor bertopeng melancarkan serangan teroris di kota Sarbaz, menewaskan dua orang," kata komandan polisi, Jumat (2/1).
Dikatakannya bahwa korban pertama adalah relawan Basiji Sunni ditembak mati perjalanan pulang dari belanja, menambahkan bahwa serangan kedua terjadi ketika teroris menembaki guru Syiah sekitar 200 meter dari lokasi serangan pertama.
Orang-orang bersenjata melarikan diri setelah insiden teror.
Rahimi mengatakan bahwa polisi, pasukan dari Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) serta Kementerian Intelijen berusaha mengidentifikasi pelaku.
Provinsi Sistan va Baluchestan telah menjadi tempat sejumlah serangan teroris dalam beberapa tahun terakhir.(
Pesan Rahbar dalam Pertemuan Nasional Shalat di Ahvaz, Iran
Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar menekankan pentingnya evaluasi realistis atas hasil-hasil dari upaya yang sudah dilakukan dalam menyebarluaskan budaya shalat.
Ayatullah Sayid Ali Khamenei dalam pesannya di pertemuan nasional tentang shalat ke-23 menyoroti upaya-upaya bernilai dalam menyebarluaskan budaya shalat.
Rahbar menekankan pentingnya evaluasi realistis atas hasil dari upaya-upaya ini dalam perilaku orang-orang yang melaksanakan shalat khususnya pemuda, juga evaluasi langkah para pejabat terkait dalam menyediakan fasilitas bagi masyarakat untuk menjalankan shalat.  
Dalam pesan yang dibacakan Hujatulislam Qaraati, Ketua Lembaga Pelaksanaan Shalat pada hari Rabu (31/12) di pertemuan nasional shalat yang digelar di Ahvaz, disebutkan, diselenggarakannya pertemuan tentang shalat adalah langkah penuh berkah dan konstruktif.
Akan tetapi supaya langkah bernilai ini semakin sempurna, harus dievaluasi secara realistis dan cerdas, selain itu ia memerlukan tekad yang kuat dan upaya terus-menerus.
Pertemuan nasional shalat dan upaya meningkatkan budaya masa kini ke-23 dibuka dengan dibacakannya pesan Rahbar dan akan berlangsung selama dua hari.
Pejabat Iran: AS tidak Serius Perangi ISIS
Seorang diplomat senior Iran mengatakan, Amerika Serikat berpura-pura memerangi kelompok teroris ISIS sebagai trik untuk memajukan kebijakannya di wilayah Timur Tengah.
"Faktanya adalah bahwa AS tidak bertindak untuk menghancurkan ISIS. Mereka bahkan tidak tertarik melemahkan ISIS, mereka hanya ingin mengelolanya," kata Deputi Menlu Iran untuk Urusan Arab dan Afrika, Hossein Amir-Abdollahian, seperti dikutip Press TV, Jumat (2/1/2015).
Sejak Agustus 2014, AS dan beberapa sekutunya telah melakukan serangan udara terhadap apa yang mereka sebut posisi ISIS di Irak. Beberapa anggota koalisi yang dipimpin AS juga mulai membombardir 'target ISIS'  di wilayah Suriah pada bulan September.
Akan tetapi, serangan tersebut sejauh ini gagal untuk menghancurkan kelompok teroris ISIS.
"Di medan tempur, di mana AS harus mengambil tindakan serius, tidak ada tindakan serius yang diambil. AS tidak berbuat apa-apa," kata Amir-Abdollahian.
Menurutnya, saban hari mereka mendukung ISIS, tapi di hari lain mereka melawan terorisme.
Kelompok ISIS mengontrol beberapa wilayah di Irak dan Suriah. Mereka terlibat dalam kejahatan terhadap kemanusiaan di kedua negara tersebut. ISIS telah meneror dan membunuh orang-orang dari semua lapisan masyarakat, termasuk Syiah, Sunni, Kurdi dan Kristen.
Bahas Usulan Rusia, Oposisi Suriah Bertemu di Turki
Kelompok oposisi Suriah yang didukung Barat memulai pertemuan tiga hari untuk membahas sejumlah isu termasuk, proposal perdamaian yang dimediasi Rusia untuk mengakhiri krisis di negara Arab itu.
Pada hari Jumat (2/1/2015), para anggota yang disebut Koalisi Nasional Suriah memulai pertemuan tertutup di Kota Istanbul. Demikian dilansir Press TV.
Menurut sejumlah laporan, berbagai isu akan menjadi agenda pertemuan Istanbul termasuk pemilihan presiden baru untuk kelompok oposisi Suriah dan usulan Rusia untuk menengahi perundingan antara pemerintah Damaskus dan oposisi yang didukung asing.
Sejauh ini belum jelas apakah oposisi Suriah akan mengambil bagian dalam pembicaraan damai yang ditengahi Kremlin atau tidak. Mereka menekankan bahwa setiap solusi untuk krisis Suriah mengharuskan pengunduran diri Presiden Bashar al-Assad dan pembentukan pemerintahan transisi. Pemerintah Damaskus menolak syarat tersebut.
Sementara itu, Presiden Assad menyuarakan dukungan atas upaya Rusia untuk memediasi perdamaian di Suriah.
Putaran terakhir perundingan antara delegasi pemerintah Suriah dan oposisi yang dimediasi PBB digelar pada Februari 2014 di Jenewa, Swiss. Pembicaraan itu berakhir tanpa hasil yang nyata.
Suriah telah bergulat dengan konflik berdarah sejak Maret 2011. Kekerasan yang dikobarkan oleh kelompok Takfiri sejauh ini telah menewaskan lebih dari 200.000 orang. Data baru menunjukkan bahwa lebih dari 76.000 orang termasuk ribuan anak-anak, tewas di Suriah tahun lalu.
Berdasarkan data PBB, lebih dari 7,2 juta warga Suriah juga menjadi pengungsi akibat krisis tersebut.