
کمالوندی
Militer Irak Terus Raih Kemajuan di Wilayah Utara
Juru Bicara Staf Komando Pusat Angkatan Bersenjata Irak mengabarkan kemajuan-kemajuan yang dicapai militer, bersama rakyat di jalan raya Sulaiman Bek-Tuz Khormato-Kirkuk, di Utara Irak.
Stasiun televisi Al Iraqiya (2/9) melaporkan, Mayor Jenderal Qassim Atta, Jubir Angkatan Bersenjata Irak, Selasa (2/9) dalam sebuah konferensi pers mengumumkan, ÔÇ£Militer, bersama pasukan sukarelawan rakyat berhasil membersihkan wilayah Anjana, Sulaiman Bek, Tuz Khormato-Kirkuk dari anasir-anasir teroris.ÔÇØ
Bula Abdullah, salah seorang pejabat keamanan Kurdi di kota Daquq, Provinsi Kirkuk, Irak, hari ini, Selasa (2/9) dalam wawancaranya dengan stasiun televisi Al Sumaria News mengatakan, ÔÇ£Anasir-anasir teroris bersenjata Negara Islam Irak dan Suriah, ISIS secara bertahap keluar dari desa Al Atshana, Al Aziriya, Albu Najm dan Tawela di Selatan provinsi itu dan mundur ke arah wilayah Jabal Hamreen.ÔÇØ
Abdullah menerangkan, sejumlah anasir teroris ISIS ditempatkan di pos-pos pemeriksaan jalur utama proyek aliran air Kirkuk. Ia menambahkan, ÔÇ£Proses mundurnya anasir-anasir teroris ini dilakukan untuk menghindari pertempuran dengan pasukan Irak yang berhasil membebaskan wilayah Tuz dan Amerli.ÔÇØ
Sebelumnya, sumber-sumber media mengabarkan patahnya blokade kota Amerli di Utara Baghdad, ibukota Irak.
Ibrahim Jaafari, Ketua Aliansi Nasional Irak menilai waktu pembersihan total negara itu dari para teroris ISIS sangat dekat dan ia percaya militer Irak dalam waktu dekat akan menumpas habis para teroris.
Protes Internasional atas Proyek Perampasan Tanah Palestina oleh Israel
Proyek rezim Zionis Israel terkait perampasan 400 hektar tanah di Tepi Barat Sungai Jordan memicu reaksi internasional dan regional.
Ban Ki-moon, Sekretaris Jenderal PBB menunjukkan kekhawatirannya atas masalah ini dan menyebutnya sebagai pendahuluan pembangunan distrik-distrik baru Zionis. Sekjen PBB mengumumkan bahwa pembangunan pemukiman-pemukiman baru Zionis di Tepi Barat bertentangan dengan aturan internasional. Ia meminta Tel Aviv untuk memperhatikan tuntutan-tuntutan dunia internasional dan berkomitmen atas perjanjian-perjanjian internasional.
Sebagian negara Barat yang mengambil sikap serupa dengan Ban Ki-moon, juga mendesak Israel untuk mengurungkan niatnya merampas tanah-tanah di Tepi Barat.
Menteri Luar Negeri Inggris menyesalkan proyek perampasan 400 hektar tanah di Selatan Bethlehem, Tepi Barat Sungai Jordan oleh Israel dan menyebutnya sebagai langkah ilegal. Phillip Hammond, Menlu Inggris menjelaskan, ÔÇ£Pembangunan pemukiman-pemukiman baru, bukan hanya melanggar aturan internasional, juga menjadi rintangan serius di jalan perundingan guna mencapai kesepakatan antara Israel dan Palestina.ÔÇØ
Ia menganggap aktivitas terpenting saat ini adalah upaya untuk memperkuat gencatan senjata di Gaza. ÔÇ£Kami dengan tegas meminta Israel untuk mengurungkan niatnya merampas tanah di Selatan Bethlehem (Baitul Maqdis),ÔÇØ katanya.
Tuntutan-tuntutan dunia internasional ini mencuat setelah Israel selama lebih dari enam dekade terus memperluas pembangunan distrik-distrik Zionis. Perampasan hektaran tanah milik warga Palestina, juga pemaksaan terhadap mereka untuk mengungsi dari wilayahnya, merupakan kebijakan Israel dalam rangka merubah demografi sosial wilayah-wilayah pemukiman warga Palestina dan mendirikan distrik-distrik Zionis.
Terkait langkah terbaru yang dilakukan Israel guna merampas 400 hektar tanah di Tepi Barat Sungai Jordan, Hizbullah, Lebanon dalam salah satu pernyataannya menilai langkah tersebut sebagai konspirasi untuk menyempurnakan proyek Yahudisasi Palestina.
Dalam pernyataan itu disebutkan, para petani Palestina mulai dari bapak, kakek dan para pendahulunya, bertahun-tahun lamanya berkebun pohon zaitun di wilayah itu, akan tetapi sekarang Israel ingin menggabungkan wilayah tersebut dengan wilayah-wilayah pendudukan lain dalam rangka menjalankan kebijakan konspiratifnya untuk merubah struktur masyarakat Tepi Barat Sungai Jordan.
Kementerian Luar Negeri Mesir juga mengecam langkah terbaru yang dilakukan Israel dan menilai perampasan tanah-tanah di Tepi Barat melanggar konvensi-konvensi internasional, juga keputusan segiempat internasional khusus untuk menyelesaikan masalah Palestina. Kemenlu Mesir mengumumkan, keputusan baru Israel adalah langkah negatif dalam proses yang disebut-sebut perdamaian Timur Tengah dan masalah ini dapat membawa dampak-dampak negatif di kemudian hari.
Sejumlah pengamat politik percaya bahwa dengan dicapainya kesepakatan gencatan senjata tanpa batas waktu antara Hamas dan Israel di Gaza, Israel berusaha menutupi kekalahannya di Gaza dengan menjalankan proyek perampasan 400 hektar tanah Tepi Barat Sungai Jordan.
 
Langkah tersebut pada dasarnya adalah langkah provokatif. Kelompok-kelompok perlawanan Palestina mengumumkan, ÔÇ£Balasan kami atas pelanggaran dan ketamakan Israel adalah perlawanan dan pembelaan terhadap bangsa Palestina.
Israel Kembali Langgar Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza
Kapal-kapal tempur rezim Zionis Israel, pagi hari ini, Selasa (2/9) menembaki perahu-perahu nelayan Palestina di pantai kota Rafah, Selatan Gaza.
Kantor berita Al Sharq Al Awsat (2/9) melaporkan, dalam pelanggaran gencatan senjata pertama ini, kapal-kapal tempur Israel dari jarak sekitar enam kilometer yang baru-baru ini disepakati bahwa para nelayan Palestina boleh memancing di jarak itu, menembaki perahu-perahu nelayan tersebut.
Setelah ditandatanganinya kesepakatan gencatan senjata, batas wilayah yang mengizinkan para nelayan Gaza memancing ikan, ditambah.
Di sisi lain, sumber-sumber lokal mengabarkan, menara-menara kontrol militer Israel di garis perbatasan, menembaki lahan pertanian distrik Khazaah, Timur Khan Yunis, Selatan Jalur Gaza.
Sampai saat ini informasi tentang korban dan kerusakan akibat pelanggaran senjata ini belum dipublikasikan.
Sayidah Khadijah
Dalam ulasan singkat ini, akan dijelaskan mengenai kemuliaan akhlak dan dukungan teguh Sayidah Khadijah al-Kubra as kepada Islam dan Nabi Muhammad Saw. Hari ini adalah hari kesepuluh di bulan suci Ramadhan. Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh rahmat dan pengampunan, namun pada hari kesepuluh di bulan ini terdapat kenangan pahit yang menyertainya, yaitu wafatnya seorang istri yang setia dan sekaligus seorang ibu yang penuh kasih, Sayidah Khadijah al-Kubra as.
Sayidah Khadijah adalah seorang wanita yang mengorbankan jiwa, raga dan hartanya untuk Islam, di mana kita sebagai umat Islam sangat berhutang budi kepada beliau. Hari ini, kita mengenang kembali pengorbanan beliau dan mendoakannya supaya ruh beliau tenggelam dalam lautan rahmat dan kasih sayang Allah Swt.
Sayidah Khadijah adalah istri pertama Nabi Muhammad Saw dan wanita pertama yang masuk Islam. Dari sisi nasab dan keturunan, beliau memiliki status sosial dan dari keluarga terhormat yang memiliki kedudukan yang sangat istimewa di antara para perempuan Jazirah Arab dan Quraish. Sementara dari sisi kesempurnaan, kecantikan, karakter dan kemurahan hati, beliau menjadi kebanggaan bagi para wanita di masa itu.
Sejak remaja, Sayidah Khadijah telah menjadi salah satu perempuan dan pedagang paling terkenal di Hijaz. Wanita suci dan agung tersebut menjalankan aktivitas perdagangannya berdasarkan ciri dan karakter utama kemanusiaannya. Ketika berdagang, beliautidak pernah melakukannya dengan segala cara demi meraih keuntungan. Beliau senantiasa berusaha melakukannya tidak keluar dari jalur yang benar. Kejujuran dalam berdagang membuatnya dipercayai oleh berbagai kalangan masyarakat di Hijaz.
Sayidah Khadijah menggunakan kekayaan berlimpah beliau untuk membantu orang-orang miskin dan anak-anak yatim dan keluarga mereka, bahkan atas kemurahan hati tersebut, beliau disebut sebagai "Ibu orang-orang miskin" dan "Ibu anak-anak yatim." Kemuliaan,kemurahan hati, kearifan, kebijaksanaan, kesederhanaandan kesucian Sayidah Khadijah telah menjadikan beliau sebagai wanita terkemuka dan dihormati. Gelar "Pemimpin Wanita Quraish"yang diberikan kepada beliau menunjukkan kedudukan tinggi beliau di antara masyarakat Jazirah Arab.
Pada waktu itu, Sayidah Khadijah dikenal sebagai satu-satunya perempuan pedagang. Sementara pada saat yang sama, ada seorang pemuda bernama Muhammad yang dikenaldengankejujuran dan sifatnya yang amanat. Sifat-sifatnya yang mulia akhirnya tersebar di seluruh penjuru Hijazdan beritanya juga sampai ke telinga Sayidah Khadijah.Beliau mendengar sifat amanah dan akhlak mulia serta gelar yang diberikan kepada Nabi Muhammad Saw sebagai "Al-Amin."
Segala sifat mulia yang dimilikiMuhammad Saw membuat Khadijah menjadi tertarik dengan pemuda ini. Khadijah kemudian memilihnya sebagai pimpinan rombongan dagangnya. Sebagai pimpinan kafilah dagang, Muhammad Saw berhasil membawa keberuntungan yang tidak pernah dialaminya selama ini. Hal ini membuat Khadijah semakin tertarik dengan kepribadian pemuda itu. Keagungan jiwa, pemikiran dan cara hidup Muhammad Saw membuat Khadijah ingin hidup menyatu dalam sebuah rumah tangga.
Meski orang-orang kaya Quraish datang untuk meminang Sayidah Khadijah, tetapi beliau tidak menerimanya. Beliau telah terpikat dengan kejujuran, akhlak mulia dan spiritualitas Muhammad Saw. Akhirnya, Khadijah melamar Muhammad Saw dan beliau pun menerima lamarannya.
Setelah menikah dengan Muhammad Saw yang miskin, perempuan-perempuan Mekah memutus hubungan dengan Sayidah Khadijah. Untuk menghadapi fenomena buruk tersebut, suatu hari beliau mengumpulkan wanita-wanita Mekah dan mengatakan, "Aku mendengar dari para perempuan Arab bahwa suami-suami kalian memprotesku kenapa aku menikah dengan Muhammad Saw. Sekarang aku bertanya kepada kalian, apakah di Mekah dan di tempat lainnya kalian akan mampu menemukan orang seperti Muhammad Saw yang memiliki keindahan dan kemuliaan akhlak, sifat terpuji, nasab dan martabat agung?"
Meski dengan pertanyaan tersebut, beliau telah memahamkan kepada mereka bahwa orang yang sepadan dengan Muhammad Saw tidak ditemukan, namun beliau tidak mampu menghapus kebodohan dari hati mereka. Beliau juga tidak mampu memberikan perubahan signifikan dalamperilaku perempuan-perempuan Mekah itu.
Sayidah Khadijah adalah istri pertama Nabi Muhammad Saw dan sepanjang hidup beliau, Rasulullah Saw tidak pernah menikahi perempuan lainnya. Dari hasil perkawinan tersebut, lahirlah dua anak laki-laki: Qasim dan Abdullah, dan empat anak perempuan: Zainab, Ummu Kultsum, Ruqayah, dan Fatimahas, namun kedua putra beliau meninggal dunia sebelum beliau diutus menjadi rasul.
Sayidah Khadijah adalah wanita agung Islam dan perempuan pertama yang masuk Islam. Sementara Ali bin Abi Thalib as adalah laki-laki pertama yang masuk Islam. Kemuliaan tersebut sudah cukup bagi Sayidah Khadijah untuk menjadi istri Rasulullah Saw, bahkan kekayaan beliau yang dikorbankan untuk Islam telah menjadi faktor penting dalam perluasan agama Samawi tersebut.
Salah satu sahabat Nabi Muhammad Saw berkata, "Suatu hari Rasulullah Saw menggambar empat garis di tanah dan berkata, apakah kalian tahu ini apa? Mereka yang berada bersama beliau tidak mampu menebak dan hanya mengatakan, Allah Swt dan Nabi-Nya lebih mengetahuinya. Kemudian beliau bersabda, "Perempuan-perempuan terbaik di surga ada empat orang: Khadijah as istriku, Fatimah as putriku, Asiah istri Firaun dan Maryam ibu Isa as."
Sayidah Khadijah adalah seorang istri yang setia, penuh kasih sayang dan pengorbanan. Beliau penolong terbaik bagi Rasulullah Saw dalam setiap kesulitan. Syair fasih danbermakna beliau tentang Rasulullah Saw mencerminkan ilmu dan kesempurnaan cinta beliau kepada suaminya itu. Dalam sebuah syair tentang Nabi Muhammad Saw, Sayidah Khadijah mengatakan, "Jika semua nikmat di dunia menjadi milikku dan jika semua kerajaan dan raja-raja menjadi milikku, maka menurutku semua itu tidak ada nilainya sama sekali jika aku tidak dapat menatapmu."
Sayidah Khadijah adalah wanita sempurna dan memiliki kepribadian yang agung sehingga beliau lebih istimewa dibandingkan dengan istri-istri Rasulullah Saw yang lain, bahkan Rasulullah Saw sangat mencintai beliau. Menurut sejarawan, Aisyah binti Abu Bakar, salah satu istri Rasulullah Saw, mengatakan, "Aku selalu kagum atas kecintaan Nabi Saw kepada Khadijah; beliau selalu mengingat-ingat Khadijah, hingga suatu saat aku kehilangan kesabaranku dan aku berkata, dia tidak lebih hanya seorang wanita tua dan Allah Swt telah memberikanmu yang lebih baik dari dia.Perkataanku telah membuat beliau marah hingga tanda kemarahan beliau tampak di wajahnya."
Mendengar perkataan Aisyah tersebut, Rasulullah kemudian berkata, "Selamanya tidak demikian?tidak akan pernah ada istri yang lebih baik dari Khadijah. Ketika semua orang mendustakanku, Khadijah mengimaniku. Kekayaannya diberikan kepadaku pada saat-saat yang paling sulit. Darinya, Allah Swt telah memberikan anak-anak kepadaku yang tidak diberikan oleh istri-istriku yang lain. "
Selama 25 tahun hidup bersama Nabi Muhammad Saw, Sayidah Khadijah telah memberikan pengorbanan besar kepada beliau dan Islam. Dukungan finansial, mental dan emosional kepada Rasulullah Saw, keyakinan dan pembenaran atas kenabian beliau di saat orang-orang mendustakannya, serta pertolongan beliau kepada Nabi Saw dalam menghadapi orang-orang musrik adalah bagian dari pengorbanan besar beliau kepada Rasulullah Saw dan Islam.
Ketika Nabi Muhammad Saw menjalankan tugas beliau sebagai utusan Allah Saw untuk memberikan hidayah kepada umat manusia, orang-orang musyrik mengganggu dan memusuhi beliau. Di saat-saat seperti itu, istri yang mengerti dan penuh kasih sayang seperti Khadijah adalah penenang hati terbaik yang meredakan kesusahan tersebut.
Ibnu Ishaq, seorang sejarawan terkenal menulis, "Nabi tidak mendengar perkataan kaum yang menolak dan mendustakan, di mana menyebabkan kesedihan dan mengganggu pemikirannya, kecuali Allah Swt telah menghilangkan kesedihan itu melalui Khadijah. Khadijah telah meringankan dampak berat dari ucapan-ucapan kasar yang dilontarkan kepada Rasulullah Saw dan membenarkan beliau. Beliau juga menganggap tidak bernilai terhadap perilaku dan kelancangan orang-orang kepada Rasulullah Saw.
Hari kesepuluh dari bulan Ramadhan adalah hari terakhir bagi seorang perempuan yang selama 25 tahun senantiasa mengiringi langkah utusan terakhir Allah Swtitu. Nabi Muhammad Saw di hari semacam ini harus merelakan istri tercintanya untuk kembali kepada Yang Maha Kuasa. Sebuah peristiwa yang menyayat jiwa beliau setelah beberapa waktu sebelumnya harus kehilangan pamannya Abu Thalib as.
Wafatnya Sayidah Khadijah begitu mempengaruhi beliau, sehingga tahun itu disebut sebagai "tahun kesedihan" (Am al-Huzn). Ketika Sayidah Khadijah as wafat, Nabi Muhammad Saw menangis. Nabi mengusap air matanya yang bercucuran dengan kedua tangannya ketika memakamkan isteri tercintanyaitu. Pada waktu itu beliau berkata, "Tidak ada yang dapat menyamai Khadijah. Ketika semua mendustakanku, ia membenarkanku. Ia menjadi penolongku dalam mendakwahkan agama Allah Swt dan dengan hartanya,ia membantuku."
Kemurahan Hati dan Kedermawanan Pemuda Surga
Imam Hasan al-Mujtaba as adalah cucu pertama Rasulullah Saw dari Ali bin Abi Thalib as dan Sayidah Fathimah as. Beliau lahir pada 15 Ramadhan tahun ke-3 Hijriah di kota Madinah. Ketika Rasul Saw dikabarkan tentang kelahiran cucu pertamanya itu, wajah beliau berseri-seri dan hatinya penuh rasa gembira. Beliau bergegas menuju rumah Fathimah as untuk melihat langsung cucunya itu. Fathimah as segera menyerahkan bayi mungil itu kepada Rasulullah Saw. Setelah menggendongnya, Rasul Saw kemudian membacakan azan di telinga kanan dan iqamah di telinga kiri sang bayi. Ketika itu, malaikat Jibril as turun dan menyampaikan perintah Allah Swt agar beliau menamakan cucunya itu dengan Hasan, yang berarti baik dan terpuji.
Rasul Saw di hari ketujuh dari kelahiran tersebut, melakukan akikah dengan menyembelih seekor kambing dan membagikannya di antara orang-orang miskin dan sejak masa itu, akikah Islami mulai dikenal di tengah kaum Muslim.
Imam Hasan as adalah simbol keutamaan dan kesempurnaan, dan beliau tampak lebih berwibawa dan gagah dari orang-orang lain. Beliau menyandang sifat-sifat mulia yang sama seperti kakeknya Rasulullah Saw seperti, kesucian, ilmu pengetahuan, akhlak yang luhur, dan perangai yang baik. Semua sifat tersebut membuat beliau tak ada padanannya di tengah masyarakat. Ketampanan dan kemuliaan akhlak Imam Hasan as bersumber dari sifat muhsin Tuhan. Oleh karena itu, Tuhan menamakannya dengan Hasan. Keutamaan dan kemuliaan lain yang dimiliki oleh putra Ali bin Abi Thalib as ini adalah ketakwaan, ahli ibadah, berwibawa, tawadhu, keberanian, kesalehan, dan pemaaf.
Imam Hasan as sangat dicintai dan disayangi oleh Rasul Saw dan hal ini terlihat dari ucapan beliau yang bersabda, "Ya Allah! Aku mencintai Hasan dan cintailah pula dia oleh-Mu. Barang siapa yang mencintai Hasanku, maka Tuhan akan mencintainya." Salah satu sifat utama Imam Hasan as ? di mana bisa menjadi teladan terbaik bagi para pecinta beliau ? adalah kemurahan hati dan kedermawanan yang luar biasa serta suka menolong orang lain. Beliau berbagi kebaikan dengan semua dan selalu menuntaskan kebutuhan orang lain. Oleh sebab itu, literatur sejarah mencatat bahwa Imam Hasan as pernah dua kali menginfakkan seluruh hartanya di jalan Allah Swt dengan membantu fakir-miskin. Beliau juga tiga kali mendermakan setengah dari hartanya, separuh untuk dirinya dan setengah lainnya diinfakkan di jalan Allah Swt.
Selama masa hidupnya, Imam Hasan as selalu dikenal sebagai sosok yang dermawan, penenang setiap kalbu yang didera kesusahan, dan pengayom kaum fakir-miskin. Tak ada seorang miskin pun yang datang mengadu kepadanya lantas kembali dengan tangan hampa. Ketika seseorang bertanya kepada beliau, "Bagaimana engkau bisa tidak pernah menolak pengemis?" Imam Hasan as menjawab, "Aku mengemis kepada Allah dan mencintai-Nya. Aku malu menjadi pengemis di pintu rumah Allah sementara aku menolak seorang pengemis. Sesungguhnya Allah senantiasa melimpahkan nikmat-Nya kepadaku. Dan aku berusaha untuk selalu membagikan nikmat-Nya dengan orang lain. Aku takut bila kuhentikan kebiasaan ini, Allah akan memutuskan kebiasaan-Nya."
Kemudian beliau berkata, "Ketika seorang peminta mendatangiku, aku berkata kepadanya, ?Selamat datang wahai orang yang memberikan kesempatan untuk berbuat baik kepadaku dan orang yang keutamaannya lebih tinggi dari setiap pemilik keutamaan. Sebaik-baiknya hari kejantanan adalah hari di mana seseorang didatangi oleh peminta dan ia dinanti untuk memenuhi kebutuhan orang tersebut."
Zamakhshari dalam buku Rabi al-Abrar menukil dari Anas bin Malik yang berkata, "Aku sedang bersama Hasan bin Ali as dan tiba-tiba seorang budak datang dan menghadiahkan setangkai bunga kepada beliau. Hasan bin Ali kemudian berkata kepadanya, ?Engkau merdeka di jalan Tuhan!' Ketika aku menyaksikan peristiwa itu, aku berkata kepada beliau, ?Budak itu hanya memberi setangkai bunga yang tidak berharga, mengapa engkau memerdekakannya?' Hasan bin Ali menjawab, ?Seperti itulah Tuhan Yang Maha Tinggi telah mendidik kami dan Dia berfirman, "Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya," dan penghormatan terbaik untuk budak itu adalah kemerdekaannya."
Suatu hari Khalifah Utsman bin Affan duduk di samping masjid, seorang miskin datang meminta bantuan kepadanya, Utsman lalu memberinya lima dirham. Peminta itu berkata, "Tunjukkan kepadaku orang yang bisa memberi lebih besar lagi." Utsman kemudian menyebut nama Imam Hasan as dan Imam Husein as. Peminta tersebut lalu beranjak pergi dan menemui mereka berdua. Imam Hasan as berkata, "Tidak diperbolehkan meminta kepada orang lain kecuali dalam tiga hal; diyat (denda) yang melilitnya dan tidak mampu ia bayar, atau utang yang menderanya dan tidak mampu ia lunasi, dan atau orang miskin yang tidak mampu berbuat apa-apa." Setelah itu, Imam Hasan as bertanya kepada peminta tersebut, "Engkau termasuk golongan yang mana?" Dia menjawab, "Kebetulan aku tersandera oleh salah satu dari tiga kategori itu." Mendengar jawaban itu, Imam Hasan as lalu memberinya 50 dinar dan ia juga menerima 49 dinar tambahan dari Imam Husein as.
Peminta tersebut kemudian beranjak pergi dan di tengah jalan, ia kembali berpapasan dengan Utsman. Khalifah Utsman lalu bertanya kepadanya, "Apa yang engkau lakukan?" Dia menjawab, "Engkau sudah membantuku tapi engkau sama sekali tidak bertanya untuk apa aku meminta bantuan. Hasan bin Ali as menanyakan kepadaku tentang pemakaian bantuan itu dan dia memberiku 50 dinar." Utsman lalu berkata, "Keluarga itu adalah poros ilmu dan hikmah serta sumber kebaikan dan keutamaan. Siapa orang yang akan menyamai mereka?"
Imam Hasan as memiliki dua kebiasaan baik setiap kali berinfak dan memberi di jalan Allah Swt. Pertama, ketika beliau menerima pujian orang lain karena perbuatan baiknya, beliau akan berkata, "Berkah orang peminta jauh lebih banyak, di mana menjadikan kami layak untuk berbuat baik dan berinfak di jalan Allah." Dan kedua, beliau selalu berusaha untuk memahami kebutuhan para peminta dan memenuhi kebutuhan mereka sebelum mereka mengutarakan hajatnya. Beliau berkata, "Pemberian dan kebaikan yang sesungguhnya adalah tanpa didahului oleh permintaan."
Al-Quran sangat menekankan perkara infak dan sedekah dan Tuhan memberikan pahala yang besar dan kekal kepada para pelakunya. Menurut perspektif al-Quran, salah satu tugas penting individu di tengah masyarakat Islam adalah mengayomi dan membantu kaum lemah. Setiap orang berkewajiban untuk menolong mereka sesuai dengan kemampuan dan kapasitasnya. Dalam surat al-Baqarah ayat 274, Allah Swt berfirman, "Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan, maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati."
Suatu hari, seorang Arab badui datang menemui Imam Hasan as. Sebelum ia menyampaikan hajatnya, beliau langsung meminta pembantunya untuk memberikan apa yang ada di dalam kotak uang. Sang pembantu mendapati uang sekitar 20 ribu dirham dan langsung ia berikan semuanya kepada peminta tersebut. Arab badui ini tampak kaget dan berkata, "Wahai tuanku! Engkau belum memberi waktu kepadaku untuk menjelaskan hajatku dan juga melantunkan puji-pujian untukmu." Ketika itu, Imam Hasan as berkata, "Kami adalah keluarga di mana pemberian kami cepat dan tidak tertunda."
Pemuda ahli surga ini adalah sosok yang sangat agung, penyabar, sangat berwibawa dan teguh pendirian. Beliau juga dikenal sebagai tokoh yang sangat pemberani. Ketinggian ilmu dan hikmah beliau membuat kagum siapapun serta sangat bijak dalam memutuskan suatu perkara.
Wasiat Imam Ali bagi Umat Islam
Penulis terkemuka Lebanon, Khalil Gibran berkata, "Ali bin Abi Thalib syahid dengan keagungannya.Ia meninggal ketika menunaikan shalat dan hatinya dipenuhi kecintaan kepada Tuhan." Bahkan di akhir hayatnya pun Amirul Mukminin Ali Bin Abi Thalib masih menyebarkan kebenaran ajaran Islam. Dalam wasiat yang disampaikan kepada putranya Imam Hasan, Imam Ali berkata, "Putraku Hasan! Engkau dan seluruh anakku serta seluruh yatim dan orang yang menerima pesan ini, aku memberikan wasiat kepada kalian: Bertakwalah kepada Allah Swt dan jangan melupakannya. Berusahalah mempertahankannya hingga kematian menjemputmu. Kalian seluruhnya bersama-sama bersandar pada tali Allah. Bersatulah dalam keimanan dan jangan bercerai-berai. Rasulullah Saw bersabda, 'Mendamaikan sesama manusia lebih utama dari shalat dan puasa tanpa henti. Dan sesuatu yang dikecam dan ditolak dalam agama adalah kerusakan dan perpecahan,".
Terkait penafsiran dari wasiat Imam Ali ini, Ayatullah Makarim Shirazi menulis, "Sejak awal wasiat ini, Imam Ali menegaskan keutamaan bertakwa kepada Allah yang merupakan jalan keselamatan selamanya bagi manusia dalam perjalanan menuju akhirat, dan ukuran bagi keutamaan manusia di sisi Allah Swt. Kemudian, Imam Ali dalam wasiatnya menyinggung seluruh sistem keamanan sosial, ekonomi, politik dan ibadah serta urusan yang berkaitan dengan keluarga serta pendidikan dan pengajaran. Keabadiaan alam semesta ini ditentukan oleh sistem yang telah ditetapkan oleh Allah Swt. Setiap masyarakat yang tidak memilikinya, maka akan hancur dan setiap manusia yang memilih jalan di luar yang ditetapkan maka tidak akan sampai kepada tujuannya, meskipun memiliki potensi yang tinggi dan fasilitas yang besar."
Berkaitan dengan wasiat Imam Ali bahwa mendamaikan sesama manusia lebih tinggi dari shalat dan puasa, hal ini menunjukkan perhatian besar Islam terhadap masalah kemanusiaan dan perdamaian. Islam sangat mengutamakan persatuan dan membenci permusuhan. Terkait hal ini Rasulullah Saw bersabda, "Tidak ada seorang pun, setelah menjalankan kewajibannya, yang melakukan perbuatan lebih utama dari pada mendamaikan sesama manusia, ".
Kelanjutan pesan Imam Ali ini mengenai masalah penting seperti masalah sosial, ubudiyah serta akhlak, dan sebagiannya dimulai dengan penegasan kalimat "Allah, Allah" yang menunjukkan betapa pentingnya masalah tersebut. Imam Ali juga menegaskan perhatian terhadap yatim. Beliau bersabda, "Allah, Allah! Kalian harus memperhatikan hak yatim, jangan sampai mereka kelaparan dan terhina di hadapanmu."
Agama Islam sangat menekankan perhatian terhadap hak yatim dan orang-orang yang tertindas dan membutuhkan pertolongan.Dalam kitab al-Kafi disebutkan, "Suatu hari seseorang memberikan hadiah madu dan buah tin kepada Imam Ali. Kemudian Amirul Mukminin memerintahkan anak-anak yatim hadir. Lalu beliau menyuapkan madu itu dengan jarinya kepada anak yatim itu satu persatu. Seseorang bertanya kepada Imam Ali, 'Mengapa bukan mereka sendiri yang melakukannya?'. Imam Ali menjawab, "Ali adalah ayah anak-anak yatim. Aku menyuapkan madu ini kepada mereka seperti halnya para ayah menyuapi anak-anaknya."
Mengenai dengan hak tetangga, Imam Ali dalam wasiatnya berkata, "Allah, Allah! Kalian harus berbuat baik kepada para tetangga.Sebab Rasulullah memerintahkan kita untuk bersikap baik terhadap mereka. Saking pentinya berbuat baik kepada tetangga, bahkan Rasulullah bersabda [seolah] kita saling mewarisi dengan para tetangga,". Tetangga memiliki penghormatan tinggi dalam Islam, sebab agama Islam memiliki perhatian terhadap masalah sosial. Keluarga, kerabat, tetangga dan masyarakat, masing-masing memiliki kedudukan khusus dalam agama samawi ini.
Di bagian lain wasiatnya, Imam Ali berkata, "Allah, Allah. Kalian jangan melupakan hukum al-Quran, dan jangan sampai orang lain lebih dahulu menjalankannya dari pada kalian." Terkait wasiat ini, Ayatullah Makarim Shirazi menulis, "Perkataan ini menegaskan bahwa kita jangan sampai hanya cukup dengan membaca al-Quran disertai tajwidnya saja dan melupakan isinya, sedangkan non-Muslim justru mengamalkan isinya. Misalnya mengenai jual beli di pasar, al-Quran memerintahkan untuk jujur dan amanah, tapi kalian melanggarnya. Mereka menuntut berbagai ilmu pengetahuan dan terorganisir mengikuti sistem yang berlaku, tapi kalian tidak memperdulikannya dan akan tertinggal,". Amat disayangkan berbagai masalah tersebut justru menimpa umat Islam dewasa ini.
Mengenai shalat, Imam Ali dalam wasiatnya berkata, "Allah, Allah. Dirikanlah shalat, karena shalat merupakan tiang agama."Shalat menjadikan manusia terhubungan dengan Allah dan mengingat-Nya. Shalat juga menghidupkan spirit takwa. Oleh karena itu, shalat menjauhkan manusia dari kerusakan dan kemunkaran. Untuk sebabnya shalat disebut sebagai tiang agama. Sebaliknya meninggalkan shalat akan "melupakan Tuhan", dan orang yang melupakan Tuhan cenderung mudah untuk melakukan dosa dan kemaksiatan.
Di bagian lain wasiatnya, Imam Ali juga menyinggung mengenai haji. Beliau berkata, "Allah, Allah!. Mengenai Kabah, baitullah, jangan sampai kalian meninggalkanya dan kesempatan tidak akan diberikan lagi, dan orang lain akan menggantikanmu." Masalah ini bukan hanya memiliki dimensi ubudiyah semata tapi lebih luas dalam aspek sosial dan politik. Salah seorang perdana menteri Inggris di akhir abad 19 bernama William Gladstone berkata, "Kaum Muslim membaca al-Quran dan bertawaf di Baitullah. Nama Muhammad dikumandangkan setiap pagi dan sore oleh muadzin, maka Kristen menghadapi ancaman besar. Untuk itu kalian harus membakar al-Quran dan merusak Kabah serta menghapus nama Muhammad dari azan, ". Ucapan orang-orang yang memusuhi Islam seperti William Gladstone ini menunjukkan pentingnya al-Quran, shalat dan haji serta nama Nabi Muhammad Saw yang harus dijaga oleh umat Islam.
Imam Ali dalam wasiat lainnya berkata, "Allah, Allah! Kalian jangan mengabaikan jihad dengan harta, jiwa dan lisanmu di jalan Allah". Maksud jihad dengan jiwa adalah maju ke medan perang demi membela Islam dan negara-negara Islam dari serangan musuh. Sedangkan jihad dengan harta adalah memberikan bantuan finansial untuk membantu pasukan Muslim, dan dalam konteks kekinian adalah penggunaan media massa. Tapi perlu diperhatikan bahwa penyalahgunaan kata jihad untuk menciptakan perpecahan di tengah umat Islam dan pembantaian terhadap Muslim maupun menunjukkan wajah buruk Islam seperti kejahatan anti-kemanusiaan yang dilakukan kelompok-kelompok takfiri seperti ISIS berbeda dengan makna Jihad sebenarnya dalam Islam.
Masalah ikatan persahabatan dan kasih sayang juga memiliki kedudukan khusus dalam Islam. Menurut Imam shadiq, ketika dua orang Muslim bermusuhan, maka setan bersuka cita, tapi ketika mereka berdamai, setan tidak berdaya. Di bagian lain wasiatnya, Imam Ali memberikan nasehat supaya umat Islam jangan sampai meninggalkan Amr Maruf dan Nahi Munkar. Beliau berkata, "Amr maruf dan nahi Munkar jangan sampai ditinggalkan, sebab kejahatan akan menguasai kalian dan ketika berdoa tidak akan terkabul,". Sejumlah riwayat menjelaskan bahwa salah satu penyebab doa tidak terkabul disebabkan mengabaikan Amr Maruf dan Nahi Munkar.
Di akhir kata, wasiat mulia Imam Ali bagi umat Islam ini menunjukkan hakikat keagungan beliau sebagai Amirul Mukminin. Harus diakui, jika wasiat Imam Ali ini dijalankan dengan baik oleh kaum Muslimin saat ini, maka umat Islam akan hidup mulia di dunia dan akhirat. Tapi amat disayangkan, wasiat yang diucapkan Imam Ali menjelang kesyahidannya itu tidak diperdulikan oleh umat Islam.Inna lillahi wa inna ilahi rajiun.
Hadis Akhlak Ushul Kafi: Berbuat Baik dengan Orang Tua
Berbuat Baik dengan Orang Tua
1. Dari Abu Wallad bin al-Hannat, penjual gandum berkata, ÔÇ£Saya bertanya kepada Imam Shadiq as tentang firman Allah Swt, ÔÇÿDan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.ÔÇØ (QS. al-Isra: 23) Apa makna dari kata ihsan dalam ayat ini?ÔÇØ
Imam Shadiq as menjawab, ÔÇ£Ihsan atau berbuat baik dalam ayat ini hendaknya engkau bergaul bersama mereka dengan baik dan tidak memaksa mereka memintamu sesuatu yang dibutuhkan darimu, sekalipun mereka mampu (yakni, penuhi kebutuhan mereka tanpa mereka harus berkata). Bukankah Allah Swt telah berfirman, ÔÇ£Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai.ÔÇØ (QS. Ali Imran: 92)
Abu Wallad bin al-Hannat berkata kembali, ÔÇ£Kemudian Imam Shadiq as berkata, ÔÇÿSementara firman Allah yang menyebutkan, ÔÇÿJika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ÔÇ£ahÔÇØ dan janganlah kamu membentak mereka (QS. al-Isra: 23),ÔÇÖ berarti bila mereka menyulitkanmu, jangan sampai berkata ÔÇ£ahÔÇØ dan jangan membentak mereka bila memukulmu.ÔÇØ
Beliau menambahkan, ÔÇ£Dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.ÔÇØ (QS. al-Isra: 23) Bila mereka memukulmu, maka katakan kepada keduanya, ÔÇ£Semoga Allah mengampuni kalian berdua.ÔÇØ Dan itulah perkataan yang mulia.
Imam Shadiq as berkata bahwa firman Allah yang menyebutkan hendaklah bersikap lembut dan penuh kasih sayang dalam berlaku kepada mereka berarti jangan memelototi mereka, tapi pandangilah dengan penuh kasih sayang dan kelembutan. Jangan mengangkat suaramu lebih tinggi dari mereka, tidak bersikap lebih tinggi dari mereka dan tidak melangkah lebih dahulu dari mereka.[1]
2. Rasulullah Saw bersabda, ÔÇ£Taatilah ayah dan ibumu. Berbuat baiklah kepada mereka baik masih hidup atau sudah meninggal. Bila mereka memerintahkanmu untuk meninggalkan istri dan hartamu, maka lakukanlah. Karena sesungguhnya itu sebagian dari iman.ÔÇØ[2]
3. Ada seseorang yang bertanya kepada Nabi Muhammad Saw, ÔÇ£Apa hak ayah atas anaknya?
Beliau menjawab, ÔÇ£Jangan memanggilnya dengan namanya saja. Tidak berjalan mendahuluinya. Jangan duduk sebelum ia duduk dan jangan melakukan perbuatan yang membuat namanya buruk.ÔÇØ[3]
4. Imam Shadiq as berkata, ÔÇ£Apa yang menghalangi kalian untuk melakukan kebaikan untuk ayah dan ibunya baik ketika masih hidup atau meninggal seperti ini; menunaikan salat, mengeluarkan sedekah, melakukan ibadah haji dan berpuasa untuk mereka. Karena pahala yang diberikan kepada mereka juga akan diberikan kepadanya, sehingga Allah Swt menganugerahkan kebaikan yang banyak bagi rezekinya akibat perbuatan baik itu.ÔÇØ[4]
5. Seseorang bertanya kepada Imam Shadiq as, ÔÇ£Ayah dan ibuku menentang aku mengikuti Syiah.ÔÇØ
Beliau menjawab, ÔÇ£Berbuat baiklah dengan mereka, sama seperti engkau berbuat baik kepada Muslimin yang berwilayah kepada kami.ÔÇØ[5]
6. Imam Baqir as berkata, ÔÇ£Sesungguhnya seseorang yang berbuat baik kepada kedua orang tuanya semasa hidupnya kemudian orang tuanya meninggal, tapi ia tidak membayar utang orang tua dan meminta ampun untuk keduanya, maka Allah akan menggolongkannya sebagai anak yang tidak taat kepada orang tua. Sementara ada seseorang yang tidak taat kepada orang tuanya dan tidak berbuat baik kepada mereka, tapi ketika orang tuanya meninggal dan ia membayar utang dan meminta ampun atas dosa mereka, Allah Swt akan memasukkannya ke dalam golongan orang yang berbuat baik kepada orang tuanya.ÔÇØ[6] (IRIB Indonesia / Saleh Lapadi)
Hadis Akhlak Ushul Kafi: Menginginkan Kebaikan Mukminin
Menginginkan Kebaikan Mukminin
 
1. Imam Shadiq as berkata, ÔÇ£Wajib bagi seorang mukmin untuk menginginkan kebaikan seorang mukmin yang lain baik berada bersamanya atau tidak.ÔÇØ[1]
2. Rasulullah Saw bersabda, ÔÇ£Setiap orang dari kalian harus menginginkan kebaikan saudaranya, sebagaimana kalian menginginkan kebaikan bagi diri sendiri.ÔÇØ[2]
3. Rasulullah Saw bersabda, ÔÇ£Manusia paling tinggi derajatnya di sisi Allah di Hari Kiamat adalah orang yang lebih banyak menginginkan kebaikan bagi orang lain di bumi.ÔÇØ[3]
4. Rasulullah Saw bersabda, ÔÇ£Barangsiapa yang pergi untuk memenuhi kebutuhan saudara seagamanya, tapi tidak memikirkan kebaikan baginya, maka ia telah berkhianat kepada Allah dan Rasul-Nya.ÔÇØ[4]
5. Imam Shadiq as berkata, ÔÇ£Barangsiapa yang bermusyawarah dengan saudara seagamanya dan ia tidak memberikan pendapatnya secara ikhlas, maka Allah Swt akan mengambil akalnya.[5]
Sumber: Vajeh-haye Akhlak az Ushul Kafi, Ibrahim Pishvai Malayeri, 1380 Hs, cet 6, Qom, Entesharat Daftar Tablighat-e Eslami.
[1] . Bab Nashihah al-MuÔÇÖmin, hadis 2.
[2] . Ibid, hadis 4.
[3] . Ibid, hadis 5.
[4] . Bab Man Lam Yunaashih Akhahu al-MuÔÇÖmin, hadis 1.
[5] . Ibid, hadis 5.
Tafsir Al-Quran, Surat An-Nahl Ayat 58-61
Ayat ke 58-59
┘ê┘ÄÏÑ┘ÉÏ░┘ÄϺ Ï¿┘ÅÏ┤┘æ┘ÉÏ▒┘Ä Ïú┘ÄÏ¡┘ÄÏ»┘Å┘ç┘Å┘à┘Æ Ï¿┘ÉϺ┘ä┘ÆÏú┘Å┘å┘ÆÏ½┘Ä┘ë Ï©┘Ä┘ä┘æ┘Ä ┘ê┘Äϼ┘Æ┘ç┘Å┘ç┘Å ┘à┘ÅÏ│┘Æ┘ê┘ÄÏ»┘æ┘ïϺ ┘ê┘Ä┘ç┘Å┘ê┘Ä ┘â┘ÄÏ©┘É┘è┘à┘î (58) ┘è┘ÄϬ┘Ä┘ê┘ÄϺÏ▒┘Ä┘ë ┘à┘É┘å┘Ä Ïº┘ä┘Æ┘é┘Ä┘ê┘Æ┘à┘É ┘à┘É┘å┘Æ Ï│┘Å┘êÏí┘É ┘à┘ÄϺ Ï¿┘ÅÏ┤┘æ┘ÉÏ▒┘Ä Ï¿┘É┘ç┘É Ïú┘Ä┘è┘Å┘à┘ÆÏ│┘É┘â┘Å┘ç┘Å Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘ë ┘ç┘Å┘ê┘å┘ì Ïú┘Ä┘à┘Æ ┘è┘ÄÏ»┘ÅÏ│┘æ┘Å┘ç┘Å ┘ü┘É┘è Ϻ┘äϬ┘æ┘ÅÏ▒┘ÄϺϿ┘É Ïú┘Ä┘ä┘ÄϺ Ï│┘ÄϺÏí┘Ä ┘à┘ÄϺ ┘è┘ÄÏ¡┘Æ┘â┘Å┘à┘Å┘ê┘å┘Ä (59)
Artinya:
Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah. (16: 58)
Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)? Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu. (16: 59)
Sebelumnya telah disebutkan bahwa orang-orang musyrik menganggap malaikat sebagai anak-anak perempuan Allah. Ayat ini menyebutkan, "Mereka menisbatkan hal yang tidak benar mengenai para malaikat dan Allah, padahal mereka sendiri menilai anak perempuan menistakan mereka. Bila seseorang mengabarkan kepada mereka bahwa isterimu melahirkan anak perempuan, kontan wajahnya merah menanggung malu dan menyembunyikan dirinya dari masyarakat. Orang seperti ini selalu berpikir mampukah ia menanggung kehinaan ini. Untuk keluar dari kondisi kejiawaan yang semacam ini, ia bahkan tega menguburkan anak perempuannya dalam keadaan hidup."
Disebutkan dalam sejarah bahwa alasan terpenting orang-orang Arab menganggap hina anak perempuan dikarenakan mereka hidup di lingkungan padang pasir biasanya tidak pernah terlepas dari perang. Tentu saja di medan perang anak perempuan tidak punya kemampuan untuk berperang. Selain itu, bila sebuah kabilah kalah dalam berperang, anak-anak perempuannya bakal ditawan oleh musuhnya yang menang dan akhirnya menjadi budak wanita yang diperlakukan semena-mena.
Namun di masa jahiliyah itu, al-Quran dan Islam menganugerahkan nilai yang tinggi kepada anak perempuan. Nabi Muhammad Saw sendiri banyak memperingatkan umatnya mengenai berbuat baik kepada anak perempuan dan beliau sendiri memberikan perhatian khusus kepada anak perempuannya Fathimah Zahra as.
Dari dua ayat tadi terdapat tiga pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1. Bila sampai kini disebagian masyarakat mengunggulkan anak laki-laki ketimbang perempuan, dapat dikatakan bahwa mereka masih melestarikan pemikiran jahiliyah.
2. Peran khurafat dan pemikiran yang tidak benar di sebagian manusia masih kuat, sehingga terkadang mereka siap mengacuhkan prinsip-prinsip kemanusiaan yang paling jelas sekalipun. Sebagaimana yang terjadi di masa jahiliyah, seorang ayah yang dipengaruhi pemikiran khurafat sampai hati menguburkan anak perempuannya dalam keadaan hidup.
3. Agama-agama langit, khususnya Islam mengutuk keras berbagai kepercayaan khurafat terkait anak perempuan dan wanita.
 
Ayat ke 60
┘ä┘É┘ä┘æ┘ÄÏ░┘É┘è┘å┘Ä ┘ä┘ÄϺ ┘è┘ÅÏñ┘Æ┘à┘É┘å┘Å┘ê┘å┘Ä Ï¿┘ÉϺ┘ä┘ÆÏó┘ÄÏ«┘ÉÏ▒┘ÄÏ®┘É ┘à┘ÄϽ┘Ä┘ä┘ŠϺ┘äÏ│┘æ┘Ä┘ê┘ÆÏí┘É ┘ê┘Ä┘ä┘É┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É Ïº┘ä┘Æ┘à┘ÄϽ┘Ä┘ä┘ŠϺ┘ä┘ÆÏú┘ÄÏ╣┘Æ┘ä┘Ä┘ë ┘ê┘Ä┘ç┘Å┘ê┘Ä Ïº┘ä┘ÆÏ╣┘ÄÏ▓┘É┘èÏ▓┘ŠϺ┘ä┘ÆÏ¡┘Ä┘â┘É┘è┘à┘Å (60)
Artinya:
Orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, mempunyai sifat yang buruk dan Allah mempunyai sifat yang Maha Tinggi. Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (16: 60)
Setelah menjelaskan akidah khurafat orang-orang Musyrik dalam ayat sebelumnya, ayat ke-60 surat an-Nahl ini menyebutkan, "Sumber semua keburukan dalam kepercayaan dan perbuatan akibat dari menjauhi keimanan dan hari akhirat. Tidak ada manusia yang beriman akan membolehkan dirinya menilai makhluk Allah sebagai sumber kehinaan dan juga tidak akan berani merampas kehidupannya. Karena kehidupan merupakan anugerah ilahi. Sementara segala sifat kebaikan itu berasal dari Allah. Setiap mukmin dalam segala urusannya selalu berniat untuk mendekatkan dirinya dengan sifat-sifat baik Allah dan mengembangkannya dalam dirinya.
Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1. Syirik dan kufur sumber segala keburukan, sementara keimanan dan keikhlasan menjadi sumber segala kebaikan.
2. Kemuliaan, kekuatan dan segala kesempurnaan hanya bagi Allah semata dan manusia untuk sampai pada kesempurnaan harus memiliki sifat-sifat Allah.
 
Ayat ke 61
┘ê┘Ä┘ä┘Ä┘ê┘Æ ┘è┘ÅÏñ┘ÄϺϫ┘ÉÏ░┘ŠϺ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘ŠϺ┘ä┘å┘æ┘ÄϺÏ│┘Ä Ï¿┘ÉÏ©┘Å┘ä┘Æ┘à┘É┘ç┘É┘à┘Æ ┘à┘ÄϺ Ϭ┘ÄÏ▒┘Ä┘â┘Ä Ï╣┘Ä┘ä┘Ä┘è┘Æ┘ç┘ÄϺ ┘à┘É┘å┘Æ Ï»┘ÄϺϿ┘æ┘ÄÏ®┘ì ┘ê┘Ä┘ä┘Ä┘â┘É┘å┘Æ ┘è┘ÅÏñ┘ÄÏ«┘æ┘ÉÏ▒┘Å┘ç┘Å┘à┘Æ ÏÑ┘É┘ä┘Ä┘ë Ïú┘Äϼ┘Ä┘ä┘ì ┘à┘ÅÏ│┘Ä┘à┘æ┘ï┘ë ┘ü┘ÄÏÑ┘ÉÏ░┘ÄϺ ϼ┘ÄϺÏí┘Ä Ïú┘Äϼ┘Ä┘ä┘Å┘ç┘Å┘à┘Æ ┘ä┘ÄϺ ┘è┘ÄÏ│┘ÆÏ¬┘ÄÏú┘ÆÏ«┘ÉÏ▒┘Å┘ê┘å┘Ä Ï│┘ÄϺÏ╣┘ÄÏ®┘ï ┘ê┘Ä┘ä┘ÄϺ ┘è┘ÄÏ│┘ÆÏ¬┘Ä┘é┘ÆÏ»┘É┘à┘Å┘ê┘å┘Ä (61)
Artinya:
Jikalau Allah menghukum manusia karena kezalimannya, niscaya tidak akan ditinggalkan-Nya di muka bumi sesuatu pun dari makhluk yang melata, tetapi Allah menangguhkan mereka sampai kepada waktu yang ditentukan. Maka apabila telah tiba waktu (yang ditentukan) bagi mereka, tidaklah mereka dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukannya. (16: 61)
Ayat ini menjelaskan mengenai dua kaidah universal mengenai sunnah ilahi. Ayat 61 ini menyebutkan, "Pemberian waktu kepada manusia pendosa merupakan sunnah ilahi. Karena bila Allah berkehendak untuk membalas langsung setiap dosa yang dilakukan manusia, niscaya tidak akan ada satu manusia pun yang hidup di muka bumi dan kehidupan manusia bakal musnah. Oleh karenanya, kesempatan yang diberikan ini bagi sebagian orang di dunia dan sebagian lainnya di akhirat."
Sunnah ilahi lainnya, Allah memberikan kesempatan kepada manusia pada waktu yang telah ditentukan. Saat tiba waktunya diturunkan azab atau tiba ajalnya, hal ini tidak akan dimajukan atau dimundurkan dan tidak ada yang mampu menghalangi kehendak Allah.
Ayat ini juga menjelaskan peran dosa yang merusak dan menyebutkan, "Dosa tidak saja membinasakan manusia, tapi juga mengancam seluruh makhluk hidup. Ini merupakan tanda bahaya dari manusia kepada seluruh makhluk hidup.
Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1. Setiap dosa atau kezaliman kepada diri sendiri atau orang lain akan menjadi sumber kebinasaan manusia sesuai dengan sunnah ilahi, sekalipun ditangguhkan terjadinya kecuali ia bertaubat dan menebus masa lalunya.
2. Kesempatan yang diberikan Allah kepada orang-orang zalim dan pendosa bukan berarti Allah lalai akan hal tersebut. Karena siksa Allah akan diturunkan pada waktunya. (IRIB Indonesia)
Tafsir Al-Quran, Surat An-Nahl Ayat 53-57
Ayat ke 53-54
┘ê┘Ä┘à┘ÄϺ Ï¿┘É┘â┘Å┘à┘Æ ┘à┘É┘å┘Æ ┘å┘ÉÏ╣┘Æ┘à┘ÄÏ®┘ì ┘ü┘Ä┘à┘É┘å┘Ä Ïº┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É Ï½┘Å┘à┘æ┘Ä ÏÑ┘ÉÏ░┘ÄϺ ┘à┘ÄÏ│┘æ┘Ä┘â┘Å┘à┘ŠϺ┘äÏÂ┘æ┘ÅÏ▒┘æ┘Å ┘ü┘ÄÏÑ┘É┘ä┘Ä┘è┘Æ┘ç┘É Ï¬┘Äϼ┘ÆÏú┘ÄÏ▒┘Å┘ê┘å┘Ä (53) Ͻ┘Å┘à┘æ┘Ä ÏÑ┘ÉÏ░┘ÄϺ ┘â┘ÄÏ┤┘Ä┘ü┘Ä Ïº┘äÏÂ┘æ┘ÅÏ▒┘æ┘Ä Ï╣┘Ä┘å┘Æ┘â┘Å┘à┘Æ ÏÑ┘ÉÏ░┘ÄϺ ┘ü┘ÄÏ▒┘É┘è┘é┘î ┘à┘É┘å┘Æ┘â┘Å┘à┘Æ Ï¿┘ÉÏ▒┘ÄÏ¿┘æ┘É┘ç┘É┘à┘Æ ┘è┘ÅÏ┤┘ÆÏ▒┘É┘â┘Å┘ê┘å┘Ä (54)
Artinya:
Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya), dan bila kamu ditimpa oleh kemudharatan, maka hanya kepada-Nya-lah kamu meminta pertolongan. (16: 53)
Kemudian apabila Dia telah menghilangkan kemudharatan itu dari pada kamu, tiba-tiba sebahagian dari pada kamu mempersekutukan Tuhannya dengan (yang lain). (16: 54)
Kedua ayat tersebut yang kandungannya seringkali diulang dalam ayat-ayat al-Quran lainnya, menekankan dua poin. Pertama, seluruh kenikmatan baik raga dan jiwa, serta kenikmatan alam seperti air, tanah, tumbuh-tumbuhan, binatang, bumi dan langit berasal dari Allah Swt, semua itu berasal dari Allah Swt. Lantas mengapa sebagian kalian menjadikan sederet kenikmatan tersebut sepadan dengan Allah Swt dan mematuhi selain-Nya? Mematuhi atau mentaati selain Allah Swt sebagai ganti dari ketaatan kepada Zat Yang Maha Kuasa, sama halnya dengan melakukan syirik atau menyekutukan Allah Swt.
Adapun poin kedua menyebutkan, saat terjadi musibah, kalian menghadapi kondisi sedih, yang kemudian menjadikan Allah Swt sebagai tempat mengeluh dan mengadu. Kalian meminta kepada Allah Swt supaya menyelesaikan problema kalian. Namun uniknya, saat problema itu dapat diselesaikan, sebagian dari kalian melupakan Allah Swt, bahkan menyebut selain Allah Swt sebagai pihak yang menyelesaikan problema tersebut. Ini adalah salah satu bentuk syirik atau penyekutuan kepada Allah Swt.
Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1. Kita harus bersikap waspada bahwa kenikmatan dapat melupakan Allah Swt dan menyebabkan syirik kepada-Nya.
2. Menjaga keimanan dan meminta pertolongan kepada Allah Swt harus terus dipertahankan. Hal itu tidak hanya dilakukan saat menghadapi kesulitan.
 
Ayat ke 55
┘ä┘É┘è┘Ä┘â┘Æ┘ü┘ÅÏ▒┘Å┘êϺ Ï¿┘É┘à┘ÄϺ Ïó┘ÄϬ┘Ä┘è┘Æ┘å┘ÄϺ┘ç┘Å┘à┘Æ ┘ü┘ÄϬ┘Ä┘à┘ÄϬ┘æ┘ÄÏ╣┘Å┘êϺ ┘ü┘ÄÏ│┘Ä┘ê┘Æ┘ü┘Ä Ï¬┘ÄÏ╣┘Æ┘ä┘Ä┘à┘Å┘ê┘å┘Ä (55)
Artinya:
Biarlah mereka mengingkari nikmat yang telah Kami berikan kepada mereka; maka bersenag-senanglah kamu. Kelak, kamu akan mengetahuinya (akibatnya). (16: 55)
Ayat ini menjelaskan kelanjutan ayat sebelumnya, menyekutukan Allah Swt di saat gembira dan berakhirnya masalah dapat dilihat pada seseorang yang tidak mensyukuri kenikmatan Allah Swt dan mengingkari apa yang diberikan-Nya. Sangatlah jelas bahwa seseorang yang tak mensyukuri kenikmatan akan dihadapkan pada kemungkaran Allah Swt di dunia dan akhirat. Meski ia menggunakan kenikmatan tersebut, tapi hal itu tak membahagiakannya. Bahkan kenikmatan itu membuat orang tersebut mendapat azab.
Dari ayat tadi terdapat dua pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1. Tidak mensyukuri kenikmatan Allah Swt adalah bentuk dari kesyrikan dan kekafiran yang membuat Allah Swt murka.
2. Meski banyak manusia yang mengingkari Allah, namun Allah Swt tidak memutuskan nikmat yang diberikan-Nya dan membiarkan mereka untuk tetap bersenang-senang. Namun sebenarnya, hal itu merupakan kesempatan yang diberikan kepada Allah Swt, supaya manusia sadar.
 
Ayat ke 56-57
┘ê┘Ä┘è┘Äϼ┘ÆÏ╣┘Ä┘ä┘Å┘ê┘å┘Ä ┘ä┘É┘à┘ÄϺ ┘ä┘ÄϺ ┘è┘ÄÏ╣┘Æ┘ä┘Ä┘à┘Å┘ê┘å┘Ä ┘å┘ÄÏÁ┘É┘èÏ¿┘ïϺ ┘à┘É┘à┘æ┘ÄϺ Ï▒┘ÄÏ▓┘Ä┘é┘Æ┘å┘ÄϺ┘ç┘Å┘à┘Æ Ï¬┘ÄϺ┘ä┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É ┘ä┘ÄϬ┘ÅÏ│┘ÆÏú┘Ä┘ä┘Å┘å┘æ┘Ä Ï╣┘Ä┘à┘æ┘ÄϺ ┘â┘Å┘å┘ÆÏ¬┘Å┘à┘Æ Ï¬┘Ä┘ü┘ÆÏ¬┘ÄÏ▒┘Å┘ê┘å┘Ä (56) ┘ê┘Ä┘è┘Äϼ┘ÆÏ╣┘Ä┘ä┘Å┘ê┘å┘Ä ┘ä┘É┘ä┘æ┘Ä┘ç┘É Ïº┘ä┘ÆÏ¿┘Ä┘å┘ÄϺϬ┘É Ï│┘ÅÏ¿┘ÆÏ¡┘ÄϺ┘å┘Ä┘ç┘Å ┘ê┘Ä┘ä┘Ä┘ç┘Å┘à┘Æ ┘à┘ÄϺ ┘è┘ÄÏ┤┘ÆÏ¬┘Ä┘ç┘Å┘ê┘å┘Ä (57)
Artinya:
Dan mereka sediakan untuk berhala-berhala yang mereka tiada mengetahui (kekuasaannya), satu bahagian dari rezeki yang telah Kami berikan kepada mereka. Demi Allah, sesungguhnya kamu akan ditanyai tentang apa yang telah kamu ada-adakan. (16: 56)
Dan mereka menetapkan bagi Allah anak-anak perempuan. Maha Suci Allah, sedang untuk mereka sendiri (mereka tetapkan) apa yang mereka sukai (yaitu anak-anak laki-laki). (16: 57)
Kedua ayat tersebut menyinggung keyakinan dan perbuatan khurafat serta perilaku tidak layak orang-orang Musyrik. Kaum Musyrik menyisakan sebagain dari kenikmatannya untuk berhala. Pada saat yang sama, mereka harus mempertanggungjawabkan tindakannya ini. Lantas atas dasar hak yang mana mereka melakukan hal tersebut dan menggunakan kenikmatan ilahi di jalan syirik?
Kelanjutan ayat tersebut menjelaskan bahwa kaum Musyrik menduga para malaikat sebagai anak-anak Tuhan. Berdasarkan keyakinan ini, mereka mempunyai tiga penyimpangan mendasar. Pertama, mereka menyatakan bahwa Tuhan mempunyai anak. Padahal Tuhan tidak mempunyai anak. Kedua, mereka mengganggap para malaikat sebagai anak-anak perempuan Tuhan. Padahal tidak ada laki-laki dan perempuan di kalangan malaikat. Ketiga, orang-orang Musyrik menyebut perempuan sebagai hal yang hina. Bahkan mereka mengubur anak perempuan secara hidup-hidup. Dengan kondisi seperti ini, mereka mengaitkan hal tersebut dengan Tuhan.
Semua itu adalah kebohongan semata. Untuk itu, kaum Musyrik harus mempertanggungjawabkan sikap mereka. Dapat dipastikan bahwa mereka tak dapat menjawab hal itu.
Dari dua ayat tadi terdapat tiga pelajaran yang dapat dipetik:ÔÇÄ
1. Kita tidak berhak memanfaatkan nikmat ilahi untuk sesuatu yang tidak diridhai oleh Allah Swt.
2. Bergantung pada sesuatu atau pihak-pihak yang mereka sendiri tidak mengetahui apa yang akan terjadi, dapat dikatakan sebagai bentuk khurafat.
3. Kasih sayang materi dan duniawi Allah Swt mencakup semua orang, termasuk orang-orang yang menyeleweng.