کمالوندی

کمالوندی

"Jangan sampai hinakan pribadimu dengan imitasi, bangunlah, hai kau yang asing terhadap rahasia kehidupan, nyalakan api yang tersembunyi dalam debumu sendiri, wujudkan dalam dirimu sifat-sifat Tuhan. Bangkitlah, ciptakan dunia baru, bungkus dirimu dalam api, dan jadikan seorang Ibrahim, jangan mau tunduk kepada apapun kecuali kebenaran, ia akan menjadikanmu seekor singa jantan. "(Iqbal)

Seorang tetua di sebuah kampung di Suriah bertutur sambil menenteng senjata AK-47. "Kami dan para pemuda terpaksa mengangkat senjata mempertahankan desa. Lihat anak-anak muda ini. Mereka mendambakan suatu saat bisa berjihad bertempur melawan tentara Israel, tapi sekarang lihat kita harus bertempur dengan kaum takfiri,". Penuturan ini diasiarkan dalam dokumenter Press TV , "Behind the Line".

Dokumenter yang memotret perang Suriah dari kaca mata penduduk, menyisir dari satu kota ke kota lain. Poin pentingya adalah perang Suriah adalah perang yang dipaksakan. Tentu penduduk Suriah ini enggan berteriak takbir saat menarik pelatuk, karena dalam kesadaranya masih tersisa pemahaman, mereka yang menyerang itu masih muslim meski mengusung agenda Israel. Sedang diseberang sana kaum takfiri dengan kesadaran total mereka meneriakkan bunyi takbir dengan menarik pelatuk dengan kesadaran penuh sebagai jihadis. Kaum takfiri tentu tidak mau mau menerima tindakan jihad mereka sebagai agenda zionis.

Adegan selanjutnya yang menarik adalah dokumenter yang meliput pertempuran di Homs. Seorang komandan militer Suriah memegang Handy Talky (HT) sedang berbincang dengan seorang jihadis yang juga menggunakan HT. Makian dan sumpah serapah dari jihadis menyembur deras, "kalian kaum kafir...bla..bla...." Kemudian sang komandan Suriah bertanya;

Komandan : Apa kamu sudah berhasil membunuh tentara Suriah,

Jihadis : Ya,...

Komandan : Kenapa kamu membunuh rakyat juga, ...

Jihadis : Kalian yang mulai,..kami demo damai, kenapa dibunuh

Komandan : Apa saran kalian?

Jihadis : Diam (tidak ada suara)....

Komandan : Bukankah Nabi kita mengajarkan untuk berakhlaqul qarimah,...apa yang kalian inginkan, demokrasi, kebebasan,...mari kita berdialog,...

Jihadis : Saya setuju dengan anda,....

 

Dialog terputus. Adegan ini berlangsung dalam suasana perang yang dipisahkan beberapa gedung,... posisi jihadis terjepit dan mereka lebih memilih mati syahid. Jihadis datang memang untuk mati syahid bukan berdialog. Mungkin dalam pikiran saya, jika dialog terjadi dan mereka bertemu, akan terjadi tukar pikiran tentang bentuk pemerintahan, partai, dll. Meski memakan waktu, semua jihadis di Suriah masih berpeluang akan menjadi muslim yang lebih beradab. Tetapi mungkinkah itu?, jawabanya tidak, karena mereka ingin Suriah menjadi khilafah dan satu-satunya jalan dengan menurunkan Basyar Assad melalui Jihad.

Bagaimana dengan agenda Barat (Amerika dan Israel) di balik perang Suriah? "Jika Suriah menjadi Khilafah, insya Allah Palestina bisa merdeka," tutur seorang tokoh salafi London tanpa ragu. Tokoh salafi itu menganggap Syiah dan Iran menjadi penghalang untuk mewujudkan cita-cita khilafah mereka. Seorang penyiar radio AS berkebangsaan Amerika, menimpali sikap Jihadis itu, "Kalian dan temen-temen kalian yang ada Libya, apa sudah berhasil menegakkan khilafah, NATO dan Amerika Serikat ingin Suriah hancur karena satu poros perlawanan dengan Iran melawan Israel. Seorang penyiar Amerika yang berseberangan kepentingan dan ideologinya dengan Iran, masih melihat masalah ini secara rasionalitas. Tapi tidak bagi Jihadis.

 

Rasionalitas

Rasionalitas, inilah jawaban yang dapat memandu perang Suriah ke arah yang semestinya. Rasionalitas adalah milik semua manusia, di Barat dan Timur. Dia bisa menjadi pemandu cita-cita Islam. Kita seperti seolah kehilangan kata-kata untuk menyadarkan kaum takfiri. Mungkin sedikit bisa membantu memahami mereka, meminjam identifikasi Karen Amstrong dalam "The Battle for God: A History of Fundamentalism" (2001), bahwa fundamentalisme radikal agama lahir di penghujung era modern sebagai respons irasionalitas terhadap sekularisme dan krisis spiritual dunia modern. Respon paling mudah dan instan. Mereka dihadapkan pada situasi yang sulit dipahami, bagaimana hidup yang bermakna bagi seorang yang beriman dalam dunia modern dan sekuler.

Kalau kita coba menajamkan pemahaman kita dengan beberapa kejadian terakhir dengan cara men-scan secara cepat laju kebohongan demi kebohongan tangan imperialis, kesalahan demi kesalahan dilakukan sebagian umat Muhammad ini.

Awalnya mujahidin di Afganistan dibentuk CIA memerangi Uni Soviet. "Jihad" yang semestinya murni respon terhadap imperialis dalam perkembangan selanjutnya menjadi mainan CIA. Oleh tangan imperialis, "jihad" dikemas diarahkan menjadi "teroris global", untuk menutupi wajah barbar Amerika terhadap rakyat Afganistan dan Irak. Kini seiring dengan Arab Spring dan Kebangkitan Islam, "teroris" dikemas dan disakralkan ulang menjadi paket jihadis, dijual ke kaum jihadis seluruh dunia, hasilnya ternyata laris manis.

Libya kini diperintah jihadis tanpa kejelasan polisi dan militer, sedang minyaknya terus disedot oleh NATO. Suriah sebagai pengganggu Israel, kini juga dihancurkan berkat proyek paket jihadis, dan ilusi "iming-iming khilafah" kian di ujung tanduk, 70% militer Suriah mengontrol Suriah, laporan versi NATO.

Seiring dengan kemunduran pemberontak Suriah dan kisruh Mesir, proyek paling gress tangan imperialis selanjutnya mempertajam konflik front anti Suriah, FSA vs Al-Qaeda, Mesir vs Arab Saudi, Qatar, Salafi vs Ihwanul Muslimin. Satu tahun pemerintah Mursi, seharusnya menjadi amal saleh dengan membuka pintu gerbang Rafah untuk membantu kesulitan sesama Ihwanul muslimin dan muslim lain di Gaza. Satu tahun harusnya menjadi berkah dan cepat-cepat untuk memotong tangan Imperialis.

Ternyata Mursi lebih memilih jalan gelap, berekperimen dengan Erdogan, membuka lahan khilafah di Suriah, belum jelas arah khilafah di Suriah, jalan itu dipotong oleh Arab Saudi dan Qatar yang sebelumnya satu front. Arab Saudi mendukung kudeta militer Mesir. Sementara Barat bermain di dua kaki, Mursi dan militer Mesir sambil berbasa-basi memainkan lagu lama proyek perdamaian Palestina-Israel. Potensi konflik jelas, Ikhwanul Muslimin vs Wahabi. Wahabi versus wahabi, Takfiri vs Manusia non Takfiri. Konsentrasi arah Arab Spring kian pecah, makna kebangkitan Islam dipecah-pecah dalam bingkai tak berpola. Mungkin kaum Islam seradikal apapun memanfaatkan kesempatan, tapi semua kelompok itu tak bisa langsung berhadap-hadapan langsung dengan tentara IDF. Musuh tahu persis seluruh syaraf otak umat Islam, kemana pola dan harapan dapat diakomodasi Zionis. Kesempatan mengambil tumor "Kanker ganas Israel" di tengah tubuh negara-negara Islam selalu lewat.

Apa makna dari semua itu? Tampaknya, deretan daftar kebodohan umat Islam yang terus berulang Potensi kekuatan umat hancur berkeping-keping tanpa daya dan kehormatan sedikitpun. Lautan kaum Ikhawanul Muslimin Mesir kini meronta-ronta meminta jalan demokrasi. Sementara tak satupun peluru dari Qatar dan Arab Saudi diberikan untuk pejuang Palestina seperti disindir Sayyed Hasan Nasrullah yang tidak didengar oleh Mursi dan kawan-kawannya. Jika saja dulu Ikhawanul Muslimi percaya dengan Sayyed Hasan, mungkin umat Ikhwanul Muslimin jalanya tidak seperti sekarang.

Keprihatinan ini seperti deretan kesalahan yang tidak perlu, menghujam ke dalam dada umat Muhammad, kenapa bisa begitu rapuhnya umat Islam di hadapan Imperialis, dari satu kesalahan menuju kesalahan berikutnya? Kenapa tidak pernah mendengar berita, seluruh umat Islam di dunia baik di medan tempur secara fisik, budaya, ekonomi, sains melawan tangan Imperialis-Israel? Kenapa Amerika yang berjarak ribuan kilo leluasa mengatur umat Islam?. Kenapa saran Imam Khomeini, ide persatuan Sunni-Syiah tidak didengar oleh jihadis dan Ikhwanul Muslimin? Kenapa mereka lebih percaya dengan NATO?

Tampaknya, pesan Muhammad Iqbal, (1873-1938) mampu mengartikulasikan dengan baik dan menggugah kesadaran umat saat ini;

"Hancurkan dunia sampai berkeping-keping bila tidak sesuai denganmu, ciptakan dunia yang lain dari kedalaman wujudmu, betapa pedih manusia merdeka yang hidup di dunia yang diciptakan oleh manusia lain."


Jihad dan Khilafah

Instan dan malas berpikir adalah kata yang mampu menjelaskan dua kata Jihad dan Khilafah. Dua hal yang berbahaya ini kini dipraktekkan oleh Arab Saudi, Mesir, Qatar dan Turki. Jihad dan Khilafah minus rasionalitas telah menjadikan negara-negara berpenduduk Islam menjadi bangsa yang tidak bisa memotong tangan-tangan imperialis. Berkat irasionalitas ini terbuka peluang bagi Imperialis mengadu domba umat Islam saling berhadapan.

Irasionalitas muncul dari kesalahan mengidentifikasi musuh sejati, jihad dan khilafah menjadi berhala ideologi. Fitrah rasio umat Muhammad Saw harusnya bertanya, jika jihad kenapa dengan arahan NATO?, jika khilafah kenapa dengan banjir darah sesama umat?, bukankah masih ada jalan referendum, cara Islami, kenapa rakyat Suriah tidak ditanya baik-baik, ditawarin proposal khilafah, diuji materi ideologinya oleh seluruh aliran dan lapisan masyarakat Suriah, kenapa mereka malah patungan perang di negeri Suriah bukan meruntuhkan arogansi Israel. Jika Ikhwanul Muslimin dan Jihadis benar kenapa sikap pembeo, pengekor negara Barat terus dipraktekkan?, Iqbal dulu sempat menyindir;

"Jangan sampai hinakan pribadimu dengan imitasi, bangunlah, hai kau yang asing terhadap rahasia kehidupan, nyalakan api yang tersembunyi dalam debumu sendiri, wujudkan dalam dirimu sifat-sifat Tuhan. Bangkitlah, ciptakan dunia baru, bungkus dirimu dalam api, dan jadikan seorang Ibrahim, jangan mau tunduk kepada apapun kecuali kebenaran, ia akan menjadikanmu seekor singa jantan. "

Rasa prihatin Iqbal terhadap negara-negara Arab dulu kini terulang lagi, lalu dari mana kita mulai mengurainya. Satu masukan yang bisa mendedah adalah membongakar isi otak dari pelaku-pelaku kesalahan.

Pelajaran berani yang bisa dipetik adalah sudah saatnya mereformasi kembali ideologi Ikhwanul Muslimin dan kaum jihadis. Pola-pola irasionalitas, berpikir, bertindak, mempresepsi yang dipolakan tidak bisa lepas dari strukur pengetahuan dan pandangan hidup mereka. Cara berpikir ala jihadis dan Ikhwanul Muslimin tidak bisa lepas dari cara pandang mereka terhadap Islam, terlepas dari faktor eksternal.

Revolusi Tauhid

 

Peluang jangka panjang yang bisa dilakukan adalah menawarkan bahwa Islam sebagai agama dan peradaban menjunjung nilai-nilai kemanusiaan universal. Berbagai pihak harus bisa menerima Islam yang ditawarkan. Agama tidak kehilangan rasionalitas. Standar cita rasa Islam universal harus bisa meyakinkan kelompok manapun baik muslim ataupun non muslim. Islam tidak bisa dipersempit dengan gaya keras kepala, orang di luar kelompoknya tidak bisa terus dipaksa mengikuti dengan dalih titah dari Langit.

Agar dapat diterima dari berbagai pihak, tidak ada pilihan lain selain dengan menggenggam Islam dengan rasionalitas, menawarkan peluang filsafat dan tasawuf sebagai alat memahami agama. Jika tidak, maka identifikasi penyakit mental umat Islam dan penyakit Barat tidak bisa dikenali dengan baik. Revolusi tidak bisa direduksi dengan khilafah, revolusi bisa dimulai dengan menjaga identitas Islam dengan memotong tangan Imperialis. Tanpa memotong tangan-tangan imperialis; revolusi sains, budayaan, politik tidak akan tercapai. Independensi adalah mutlak bagi negara yang menginginkan Islam sebagai sistem.

Khilafah tidak bisa dipaksakan di Turki, karena sebagian masyarakat sudah kadung nyaman dengan sekuler. Kesalahan masa lalu kekhalifahan Turki Usmani dengan mengundang teknisi Barat untuk membangun militer canggih tidak dibarengi membangun fondasi filosofis dan paradigma peradaban yang mengakibatkan krisis identitas bagi otentitas budaya Turki. Berdirinya Republik Turki sekuler yang dipimpin Kemal Ataturk (1881-1938) tidak sekedar mengundang teknisi Barat, tetapi juga mengimpor seluruh bangunan pemikiran Barat, termasuk mengganti huruf Arab menjadi huruf latin. Tanpa etos ilmiah hanya menjadikan industri dan militer menjadi tujuan jangka pendek membuka peluang kesalahan berikutnya. Seperti kita saksikan, Turki belakangan harus mengemis menjadi bagian Eropa. Kolaborasi Turki dengan NATO, "paket hemat Khilafah dan menjaga eksistensi Israel, mempertahankan kepentingan Imperialis" adalah keputusan yang bertolak belakang dengan spirit Islam. Konspirasi saling menguntungkan antara NATO dan Ilusi Khilafah kalau tidak dihentikan akan menjadi sejarah yang buruk.

Para tetua Ideolog partai Erdogan dan Mursi harus kembali menyegarkan pemahaman agamanya, mengkonsolidasikan semangat tauhid yang benar sebagai roh revolusi. Mereka harus sadar, membuka jalan penghancuran makam dan masjid, madrasah, membunuh ulama adalah artikulasi semangat tauhid yang salah. Sejatinya, seperti kata Hasan Hanafi, semangat tauhid adalah inti Revolusi Kebangkitan Islam. Murtadha Muthahari mengatakan alam semesta ini unipolar dan uniaksial; alam esensinya berasal dari Tuhan (innalillah) dan kembali kepada-NYA (inna illaihi waji'un).

Revolusi tauhid menurut Hasan Hanafi berarti, 1.Revitalisasi khasanah Islam, 2.Menentang imperialisme kultural dan peradaban Barat 3. Analisis atas dunia Islam. Revitalisasi khasanah Islam bisa dengan memajukan sains seperti yang dilakukan oleh Ibnu Sina. "Qanun Fi al-Tibb" dikarang Ibnu Sina lahir dari peradaban Islam, karya ini paling sering diterjemahkan ke dalam bahasa Eropa era Renaisans abad 13 dan 17. Contoh lain dengan meneladani Umar Khayyam, penyair dan matematikawan peletak dasar geometri analitik, Ibnu Rusdy pemantik rasionalisme Eropa.

Secara jujur Hasan Hanafi mengapresiasi Revolusi Iran, "Kaum muslim diperhitungkan kembali dalam sejarah peradaban dunia. Kaum Islam masuk kembali dalam gerak sejarah setelah Revolusi Islam akbar Iran pada permulaan abad 15 H. " Dalam proses sejarah ketiga elemen cita-cita Revolusi tauhid oleh Hasan Hanafi telah diterapkan dan terjadi di Iran. Kesalahan partai Erdogan dan Mursi adalah tidak menerima uluran saudara muslim dari Iran untuk membuat front membendung Imperialis dan Israel. Ajakan revolusi jihad ilmu, memajukan sains dan membangun negara Islam dengan kaki sendiri seolah menjadi nyanyian malaikat yang sepi tak bisa menyapa sesama penyembah Allah swt dan satu umat Muhammad Saw. Ajakan Iran dianggap tidak menarik dan pengusung khilafah malah larut dengan hingar-bingar genderang retorika media Barat.

Tragisnya, Iran malah dipetakan bersama Suriah menjadi musuh aqidah dan politik. Erdogan dan Mursi lebih memilih peta jalan Amerika sebagai mitra menghancurkan Suriah. Namun konspirasi memang tak bertuan, langkah keduanya sekarang mulai ada gejala di telikung oleh Barat. Erdogan dan Mursi seharusnya banyak berdialog dengan Sayyid Ali Khameini tentang arti sebuah Revolusi Islam. Mencari titik-titik kesamaan memaknai kebangkitan Islam. Tidakkah kesamaan satu Tuhan dan Al-Quran menjadi dalil yang sangat cukup?

Secara tulus Ayatullah Sayyid Ali Khameini, pemimpin spiritual Iran mengakui bahwa jalan Revolusi Islam Iran adalah pelaksanaan dari cita-cita Iqbal.

"Kebijakan kita berdasarkan prinsip ‘tidak Timur tidak Barat bersesuaian dengan yang Iqbal sarankan, kebijakan mandiri kita identik dengan pandangan Iqbal. Dan di dalam keyakinan kita bahwa al-Quran dan Islam dijadikan sebagai dasar Revolusi dan pergerakaan kita, kita mengikuti jalan yang ditunjukkan oleh Iqbal kepada kita ".

Sudah saatnya pemberhalaan terhadap ajaran Ibn Taimimiyyah dan ajaran Salafi - Wahabi sebagai standar hidup perlu dikoreksi total, terbukti bukannya membebaskan dari hegemoni asing, malah membuka peluang intervensi secara budaya, politik dan militer. Arab Saudi, Afganistan, Pakistan kini menjadi pusat kaki-kaki imperialisme dunia.

Jalan khilafah perlu direvisi, karena sudah menelan darah sesama muslim, bukan darah para syuhada yang harum mengalir akibat pertempuran melawan pasukan zionis atau imperialis. Tumpahan darah 100.000 manusia di Suriah harusnya bisa dihindari jika menggunakan akal sehat (rasionalitas). Gudang-gudang senjata Arab Saudi yang menelan anggaran 39 miliar dolar dapat digunakan dengan semestinya untuk membangun peradaban dan mengurangi dampak kezaliman. Arab Saudi dan Qatar harus merevolusi dirinya, belajar mencari kawan yang benar. Semoga Ibu-ibu muslim di Qatar dan Arab Saudi bisa melahirkan generasi bayi-bayi seperti Ibnu Sina dan Iqbal.

Presiden Suriah Bashar Al-Assa menyatakan bahwa sejak awal krisis dimulai, dia sudah menanti intervensi riil musuh-musuh Suriah. "Saya mengenal semangat dan kesaiapan penuh militer Suriah dalam membela negara di hadapan musuh dan kami akan keluar dari sebagai pemenang dalam pertempuran bersejarah itu."

Laporan triwulanan Yukia Amano, Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA) terkait aktifitas nuklir damai Iran diterima anggota Dewan Pimpinan lembaga tersebut.

 

Berdasarkan prosedur kerja IAEA, laporan Dirjen harus siap 10 sampai satu pekan sebelum pertemuan triwulanan Dewan Pimpinan digelar, dan diserahkan kepada negara-negara anggota untuk dikaji terlebih dahulu.

 

Sebagaimana dilaporkan IRNA, laporan terbaru Amano ihwal program nuklir Iran terkonsentrasi pada beberapa masalah pokok, di antaranya pengurangan volume produksi uranium 20 persen oleh Iran. Sekaitan dengan ini, Mohammad Javad Zarif, Menteri Luar Negeri Iran, menjelang disampaikannya laporan terbaru Amano, mewanti-wanti IAEA untuk membahas laporan program nuklir damai Iran tersebut dengan cara pandang yang realistis sehingga masalah dapat diselesaikan.

 

Sejumlah diplomat di Wina percaya laporan terbaru Amano akan lebih lunak dibandingkan dengan yang sebelumnya, sehingga bisa membuka peluang lebih besar bagi dialog selanjutnya antara Iran dengan IAEA, juga dengan Kelompok 5+1. Dalam laporan terbaru Dirjen IAEA yang diterima anggota Dewan Pimpinan pada Rabu (28/8), dijelaskan bahwa IAEA berjanji kepada Iran untuk mempertimbangkan aspek keamanan dalam laporan tersebut.

 

Pada saat yang sama IAEA mengumumkan, putaran ke-11 perundingan Iran dan IAEA akan digelar pada 27 September 2013 di Wina. Gill Tudor, Juru Bicara IAEA mengatakan bahwa perundingan ini akan dilakukan di kantor IAEA di Wina, Austria.

 

Putaran terakhir perundingan kedua pihak dilaksanakan pada pertengahan Mei lalu dan berakhir tanpa hasil yang cukup berarti. Perundingan-perundingan itu dilakukan sebelum terpilihnya Hassan Rohani menjadi Presiden Iran, dan sejak awal tahun 2012 sampai saat ini, kedua pihak telah berunding sebanyak 10 kali.

 

Republik Islam Iran dan IAEA sepakat untuk menggelar putaran ke-11 perundingan nuklir, dan Iran akan diwakili oleh Reza Najafi sebagai Duta Besar serta Wakil baru Iran di kantor PBB, Wina termasuk juga di IAEA.

 

Sementara itu diumumkan bahwa acara pelepasan Ali Asghar Soltanieh, wakil Iran di IAEA sebelumnya, akan dilangsungkan Jumat pekan ini di Wina. Selama masa tugas Soltanieh di Wina, telah dilaksanakan 10 kali putaran perundingan Iran dengan IAEA untuk merumuskan sebuah agenda kerja baru.

 

Ali Akbar Salehi, mantan Menlu Iran sekitar dua pekan lalu diangkat Presiden Iran menjadi Ketua Badan Energi Atom negara itu, dan untuk pertama kali gagasan perumusan agenda kerja baru dikemukakan dua tahun lalu untuk memajukan kerjasama Iran-IAEA yang kemudian menjadi pondasi baru perundingan kedua pihak.

 

Mengutip statemen Hassan Rohani, Presiden Iran selama masa kampanye pemilu presidennya dan setelah masa itu, juga keinginannya untuk menyelesaikan sebagian masalah antara Iran dengan IAEA, sejumlah analis mengatakan, sekalipun Rohani juga selalu menegaskan upaya menjaga hak nuklir bangsa Iran, namun kondisi untuk menyelesaikan masalah Iran dengan IAEA saat ini semakin mendukung.

Rahhar atau Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam Iran, Ayatullah Al-Udzma Sayid Ali Khamenei, dalam pertemuan dengan kabinet pemerintahan Presiden Hassan Rohani, membahas masalah-masalah penting dalam negeri dan transformasi regional Timur Tengah dan Afrika Utara. Beliau juga memperingatkan intervensi Amerika Serikat di Suriah.

Presiden Hassan Rohani dan anggota kabinetnya Rabu, 28 Agustus 2013, menggelar pertemuan perdana dengan Rahbar di hari kelima Pekan Pemerintah Iran. Pada pertemuan tersebut Rahbar menjelaskan prioritas pemerintah di sektor ilmiah dan ekonomi. Beliau menilai Rohani sebagai presiden yang tepat, dipercaya dan memiliki rapor yang cemerlang dalam Revolusi Islam. Rahbar berharap pemerintah baru Iran menitikberatkan upayanya pada sektor ilmiah dan ekonomi. Dengan mencegat inflasi, mencukupi kebutuhan pokok masyarakat dan menciptakan pergerakan dan stabilitas di bidang ekonomi, pemerintah baru Iran diharapkan dapat meningkatkan harapan masa depan rakyat.

Ayatullah Khamenei di bagian lain juga ­menjelaskan kondisi sensitif dan krisis di kawasan, seraya menilai intervensi Amerika Serikat di Suriah akan menjadi sebuah tragedi dan jika ini terjadi maka AS pasti akan merugi sama seperti yang dialaminya di Irak dan Afghanistan.

Negara-negara agresor di Barat dan Arab memanfaatkan klaim penggunaan senjata kimia oleh pemerintah Suriah sebagai alasan untuk menggulirkan intervensi militer menggulingkan pemerintah Damakus. Seperti biasa, Amerika Serikat berada di garis terdepan. Para pejabat Amerika Serikat termasuk menlu John Kerry dan wapres Joe Biden menuding pemerintah Suriah telah menggunakan senjata kimia terhadap kelompok militan. Keduanya menyatakan serangan ke Suriah akan dilancarkan dalam waktu dekat. Sementara rezim Zionis Israel dengan watak brutal dan beringasnya serta kepemilikan ratusan hulu ledak nuklir, yang menjadi ancaman utama keamanan di kawasan dan dunia, tidak pernah terusik karena didukung Amerika Serikat.

Penghitungan mundur keputusan serangan ke Suriah telah dimulai di saat pengalaman AS di dua perang Irak dan Afghanistan, getir dan pahit. Pada tahun 2001 dan 2003, Amerika Serikat memboyong pasukannya ke Afghanistan dan Irak. 12 tahun berlalu, hingga saat ini perang di Afghanistan terus berlanjut tanpa ufuk tujuan yang jelas. Satu-satunya hasil dari perang tersebut adalah eskalasi instabilitas dan peningkatan jumlah korban di pihak tentara AS. Adapun dalam perang Irak, Amerika Serikat terpaksa mundur setelah sembilan tahun menduduki negara itu.

Data-data dari dua perang itu menyebutkan tewasnya 60.000 tentara AS dan peningkatan jumlah personil militer AS yang mengalami depresi dan stress. Para veteran perang Amerika Serikat dari dua perang tersebut menyimpan kenangan buruk dan mengakui stres serta depresi yang mereka derita.

Dalam kondisi seperti ini, Rahbar menilai pengobaran api perang baru di Suriah sama seperti percikan api di sebuah gudang amunisi dan kali ini Amerika Serikat juga akan merugi sama seperti intervensinya di Irak dan Afghanistan.

Penjelasan transformasi terbaru di Mesir juga menjadi salah satu topik yang disampaikan Rahbar dalam pertemuan dengan kabinet Presiden Hassan Rohani. Ayatullah Khamenei menekankan bahwa Iran tidak berniat mencampuri urusan dalam negeri Mesir akan tetapi tidak juga dapat bungkam terhadap pembunuhan warga sipil.

Gedung Putih mereaksi keputusan parlemen rendah Inggris menolak berpartisipasi dalam serangan militer ke Suriah. Dalam pernyataannya, kantor Presiden Amerika Serikat menegaskan bahwa Washington menyusun politik luar negerinya hanya berdasarkan penekanan terhadap kepentingan nasionalnya. Dalam pernyataan itu disebutkan pula bahwa Gedung Putih menilai penggunaan senjata kimia di Suriah bertentangan dengan kepentingan mendasar Amerika Serikat.

 

Dengan demikian, Gedung Putih secara implisit ingin menegaskan bahwa seandainya sekutu terdekatnya di tingkat global, yaitu Inggris, tidak menyertai AS dalam menyerang Suriah, Washington tidak akan menghapus opsi intervensi militernya ke Damaskus.

 

Amerika Serikat menuntut dunia untuk mengecam penggunaan senjata kimia di Suriah dan memaksa Damaskus bertanggungjawab di hadapan ketentuan internasional soal penggunaan senjata kimia.

 

Reaksi Washington itu diumumkan pasca konferensi video Presiden Barack Obama dengan penasehat keamanan nasional Suzan Rice, menteri pertahanan Chuck Hagel, dan para pemimpin lembaga dan komite Amerika Serikat.

 

Penekanan Gedung Putih untuk menyerang Suriah itu mengemuka di saat para tim investigator PBB belum merampungkan tugas mereka menyelidiki kasus penggunaan senjata kimia di dekat Damaskus.

 

Muncul berbagai berita simpang siur terkait serangan kimia itu. Militer Suriah dan militan saling melempar tudingan. Namun Amerika Serikat, akibat tuntutan program perubahan geografi politik di Timur Tengah, bersikeras melancarkan serangan ke Suriah dan enggan menanti hasil laporan tim penyidik PBB. Tanpa menyodorkan bukti, Amerika Serikat secara lantang menyalahkan pemerintah Suriah atas menggunaan senjata kimia, serta berharap masyarakat dunia akan menyertainya.

 

Inggris merupakan sekutu terpenting Amerika Serikat yang dapat membantu dalam serangan ke Suriah. Namun David Cameron yang juga tidak pernah ketinggalan mengekor kebijakan luar negeri Amerika Serikat--sama seperti pendahulunya--gagal meyakinkan para panggota parlemen dari kelompok oposisi atau bahkan para anggota partainya sendiri, untuk ikut menyerang Suriah.

 

Parlemen Inggris pada hari Kamis (29/8) dalam sebuah sidang darurat menolak partisipasi negara ini dalam serangan ke Suriah. Dalam sidang tersebut, Cameron juga berkomitmen untuk tidak mengabaikan pendapat parlemen dalam segala bentuk keputusan terkait serangan ke Suriah.

 

Para pejabat Amerika Serikat sebelum sidang darurat itu digelar, sudah menyampaikan kekhawatiran tentang kegagalan Cameron dalam membujuk para panggota parlemen. Josh Earnest, juru bicara Gedung Putih, sebelum sidang di parlemen Inggris itu dalam konferensi persnya mengatakan bahwa Inggris harus berperan dalam mengecam sebuah negara yang telah menggunakan senjata kimia.

 

Mengutip pernyataan Hagel (Menhan AS), Earnest mengatakan, meski friksi pemerintah Inggris dan parlemen negara itu tentang transformasi Suriah, Washington akan tetapi menjaga hubungan dekat dan perundingan dengan London tentang Damaskus.

 

Dengan kata lain, Washington tidak menggubris reaksi negatif parlemen rendah Inggris dalam rencana intervensi militer di Suriah serta berharap pemerintah London dapat mengiringi Washington menyusun rencana baru di Timur Tengah.

Jumat, 30 Agustus 2013 15:39

Indonesia Terpilih sebagai Ketua UNWTO

Indonesia terpilih menjadi Ketua Dewan Eksekutif Organisasi Pariwisata PBB (UNWTO) periode 2013-2014. Dalam memimpin lembaga selama setahun ke depan, Indonesia didampingi wakil dari Jamaika dan Mozambik.

Hal ini disepakati peserta rapat pleno Sidang Umum ke-20 UNWTO di Livingstone, Zambia, Kamis (29/8) sore waktu setempat. Indonesia yang diwakili Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sapta Nirwandar menyambut keterpilihan ini dan mengatakan akan berupaya sebaik-baiknya memenuhi harapan para peserta sidang.

Seusai rapat, Sapta menjelaskan, lembaga ini penting dalam pengelolaan UNWTO. Program-program UNWTO dilakukan dengan persetujuan Dewan Eksekutif.

Menurutnya, dipilihnya Indonesia merupakan bentuk pengakuan UNWTO atas peran Indonesia. Selain itu, Indonesia tetap mempertahankan posisi sebagai Anggota Komite Anggaran dan Komite Etik UNWTO.

Sebagai Ketua Dewan Eksekutif UNWTO, lanjut Sapta, Indonesia bisa memanfaatkannya untuk mengekspresikan kepentingan pengembangan pariwisata seperti fasilitasi visa, bantuan pemasaran, kerja sama destinasi, bahkan bantuan tenaga ahli.

"Selain itu, Indonesia akan lebih mudah mengakses berbagai informasi pariwisata secara global. Terakhir, hal ini sekaligus menjadi promosi untuk Indonesia," kata Sapta.

Masalah pengembangan pariwisata, seperti kemudahan pengurusan visa, pajak, dan konektivitas, lanjut Sapta, tak hanya urusan di dalam negeri. UNWTO bisa menjadi salah satu lembaga yang mendorong atau menekan kebijakan-kebijakan negara tertentu yang menghambat pariwisata.

Misalnya, tambah Sapta, pengenaan pajak dari negara-negara maju untuk warga yang ke luar negaranya bisa ditekan supaya pariwisata dunia lebih bergairah. Konektivitas dan kemudahan pengurusan visa juga bisa didorong dari kerja sama berbagai pihak. (IRIB Indonesia/Kompas)

Menyusul peningkatan ancaman Barat terhadap Suriah dan juga eskalasi gerakan militer Israel di dekat perbatasan Lebanon, Panglima Angkatan Bersenjata Lebanon menyatakan kesiapan pasukan negaranya dalam menghadapi segala ancaman potensial.

Jenderal Jean Kahwagi, Kamis (29/8) menyinggung munculnya berbagai ancaman terhadap Suriah dan peningkatan gerakan pasukan Israel dekat perbatasan Suriah dan Lebanon seraya mengatakan, "Militer Lebanon siap menjaga integritas seluruh wilayahnya."

Kahwagi menekankan pula bahwa dalam kondisi saat ini di Lebanon dan kawasan, persatuan antarseluruh kelompok dan warga negara ini sangat esensial. Atas dasar itu, menurutnya, militer Lebanon bukan hanya bertanggungjawab menjaga perbatasan melainkan juga menjaga keamanan dalam negeri.

Panglima Angkatan Bersenjata Lebanon menekankan pemberangusan semua ancaman dari luar maupun di dalam negeri di saat negara ini dalam beberapa pekan terakhir menghadapi serangan teror di selatan Beirut dan Tripoli serta penebaran fitnah oleh Syeikh Salafi Ahmad Al-Asir di Seida. Rentetan peristiwa tersebut telah membuat ratusan warga Lebanon tewas dan terluka.

Dalam kondisi seperti saat ini, militer Lebanon merilis pernyataan mengecam manuver militer Israel di selatan wilayah perbatasan dan berlanjutnya pelanggaran udara dan darat rezim Zionis terhadap zona Lebanon. Ditegaskan pula bahwa berlanjutnya pelanggaran Israel itu akan mengancam keamanan Lebanon.

Militer Zionis sejak beberapa hari terakhir menggelar manuver di dekat perbatasan Suriah dan Lebanon. Tel Aviv mengklaim tujuan manuver tersebut adalah peningkatan kesiapan personil militernya untuk menghadapi segala kemungkinan yang terjadi di kawasan khususnya terkait krisis Suriah.

Meski terikat komitmen dalam resolusi nomor 1701 oleh Dewan Keamanan PBB tentang larangan pelanggaran terhadap zona Lebanon pada tahun 2006, pasca Perang 33 Hari, namun militer Israel nyaris setiap hari melanggar zona udara, laut dan darat Lebanon.

Pernyataan terbaru Lebanon itu tidak diragukan merupakan dampak dari memanasnya krisis di Suriah pasca ancaman kubu Barat-Israel-Arab menyerang Damaskus dengan klaim penggunaan senjata kimia. Para pejabat tinggi Lebanon termasuk presiden, perdana menteri dan menteri luar negeri berulangkali menyatakan tidak akan mengijinkan zona udara Lebanon dijadikan jembatan untuk menyerang Suriah.

Para pejabat Lebanon mengecam ancaman Amerika Serikat dan Barat terhadap Suriah karena klaim penggunaan senjata kimia dan menekankan solusi damai krisis di negara itu. Amerika Serikat, Inggris dan sejumlah negara Barat dan Arab menuding pemerintah Suriah menggunakan senjata kimia terhadap kelompok militan pada tanggal 21 Agustus 2013. Alasan tersebut kembali memperkuat opsi militer anti-Suriah. Pemerintah Suriah menolak klaim tersebut disertai dengan berbagai dalih.

Menurut para pengamat, serangan potensial Amerika Serikat ke Suriah merupakan di antara upaya perubahan perimbangan kekuatan di kawasan dan untuk mencegah gerakan maju militer Suriah di medan pertempuran melawan para teroris.

Hafez Assad, putra Presiden Suriah Bashar Al-Assad, dalam laman Facebooknya menilai "militer Amerika penakut."

 

Tasnimnews (30/8) melaporkan, New York Times menyinggung sebuah pernyataan yang dinisbatkan kepada Hafez Assad—dalam laman Facebook—yang menyebutkan bahwa ayahnya menolak serangan militer ke Suriah.

 

Putra Assad berusia 11 tahun itu menilai militer Amerika Serikat sebagai sekelompok tentara penakut yang punya persenjataan hebat.

 

Ungkapan putra presiden yang sedang menghadapi berbagai gelombang propaganda dan ancaman asing ini, dipublikasikan oleh New York Times dan mengundang berbagai reaksi positif dari keluarga, kerabat dan rekan Bashar Al-Assad serta sejumlah pejabat tinggi Suriah dan juga warga Suriah sendiri.

Pemerintah Jerman mengatakan Jumat (30/8) bahwa mereka tidak mempertimbangkan bergabung dengan aksi militer terhadap Suriah dan belum diminta oleh pihak lain untuk melakukannya.

Berlin menyerukan masyarakat internasional untuk mengambil "posisi yang jelas" menyusul dugaan serangan kimia yang menewaskan ratusan warga sipil di Suriah pekan lalu. Demikian dikutip kantor berita IRNA.

Jerman secara umum waspada terhadap aksi militer dan pemerintah Kanselir Angela Merkel melangkah hati-hati menjelang pemilu 22 September. Survei menunjukkan bahwa mayoritas pemilih menentang partisipasi Jerman dalam serangan terhadap Suriah.

"Belum ada permintaan kepada kami untuk komitmen militer, dan komitmen militer Jerman tidak pernah dipertimbangkan oleh pemerintah," kata juru bicara Merkel, Steffen Seibert, kepada wartawan.

Ditanya apakah mungkin Jerman kemudian berpartisipasi dalam aksi militer, Seibert menjawab, "Kami belum mempertimbangkan hal itu dan kita tidak mempertimbangkan hal itu."

Seibert menegaskan bahwa komitmen militer di luar negeri membutuhkan persetujuan parlemen.

Jumat, 23 Agustus 2013 10:23

Tafsir Al-Quran, Surat Al-Araf Ayat 53-56

Ayat ke 53

 

Artinya:

Tiadalah mereka menunggu-nunggu kecuali (terlaksananya kebenaran) Al Quran itu. Pada hari datangnya kebenaran pemberitaan Al Quran itu, berkatalah orang-orang yang melupakannya sebelum itu: "Sesungguhnya telah datang rasul-rasul Tuhan kami membawa yang hak, maka adakah bagi kami pemberi syafa'at yang akan memberi syafa'at bagi kami, atau dapatkah kami dikembalikan (ke dunia) sehingga kami dapat beramal yang lain dari yang pernah kami amalkan?". Sungguh mereka telah merugikan diri mereka sendiri dan telah lenyaplah dari mereka tuhan-tuhan yang mereka ada-adakan. (7: 53)

 

Dalam beberapa ayat sebelumnya, al-Quran telah menjelaskan berbagai sisi percapakan antara para penghuni surga dan penghuni neraka. Ayat 53 ini memberitakan tentang pengakuan para pendosa pada Hari Kiamat kelak, dengan mengatakan, para pendosa senantiasa menunggu terealisasinya berbagai janji para nabi mengenai Hari Kiamat. Karena pada hari itu lisan mereka akan mengaku, bahkan akan mengatakan, Allah Swt telah mengirimkan kepada kita sebab-sebab yang menjadikan kita mendapatkan petunjuk, tetapi memang kami sendirilah yang acuh tak acuh kepada mereka (para nabi), bahkan mereka kami lupakan.

 

Apakah pengakuan kami ini bisa meringankan balasan dan siksaan yang akan kami terima. Apakah tidak ada seseorang yang memberi syafaat bagi kami, atau kembalikan kami kedunia agar kami bisa melakukan amal saleh?! Jawabannya sudah jelas bahwa pernyataan semacam ini di akhirat dan di waktu mereka mendapatkan siksa jelas tidak ada artinya samasekali, kecuali hanya akan menambah kerugian dan malapetaka.

 

Dari ayat tadi terdapat dua poin pelajaran yang dapat dipetik:‎

1. Berbagai peringatan al-Quran di dunia harus kita perhatikan dengan sungguh-sungguh. Karena jeritan dan teriakan minta tolong pada Hari Kiamat tidak akan ada artinya sama sekali.

2. Syafaat memiliki syarat dan batas-batas tidak untuk semuanya. Dengan berharap mendapatkan syafaat kita harus menjauhkan diri dari segala perbuatan dosa.

 

Ayat ke 54

 

Artinya:

Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam. (7: 54)

 

Dalam menghadapi berbagai keyakinan syirik yang busuk, menyimpang dalam urusan Tuhan, maka ayat ini menjelaskan mengenai Tuhan semesta alam yang sebenarnya. Ayat ini mengatakan, Tuhan kamu adalah Zat yang menciptakan langit dan bumi. Tuhan yang mencipta dan mengatur matahari, bulan dan bintang-bintang. Tuhan yang mengatur siang dan malam dengan segala peristiwa yang silih berganti. Dia adalah Tuhan Yang Esa. Tuhan seluruh alam semesta yang mengatur segala urusan di jagat raya ini. Karena bila tidak demikian maka setiap sesuatu akan memiliki jenis tuhannya sendiri.

 

Perwujudan segala makhluk merupakan sebuah perwujudan yang penuh berkah dan semua berkah bersumber dari perwujudan Tuhan. Dia adalah Tuhan alam semesta. Allah Maha Kuasa yang menciptakan Alam dalam sekejab waktu, tetapi kebijaksanaan-Nya maha luas, dimana berbagai makhluk telah diciptakan secara bertahap. Oleh karena itu Dia telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di suatu tempat yang bernama Arsy yang kesemuanya di bawah kekuasaan Allah Swt.

 

Dari ayat tadi terdapat tiga poin pelajaran yang dapat dipetik:‎

1. Jagat raya ini sebelum segala sesuatunya dicipta dan diatur berdasarkan suatu program yang rapi dan sangat canggih. Dengan program itulah ia berjalan, bukan suatu kejadian yang kebetulan (tiba-tiba).

2. Tergesa-gesa dalam berbagai perbuatan adalah pekerjaan setan. Karena itu teratur dan bertahap dalam berbagai urusan adalah pekerjaan Tuhan.

3. Alam semesta terus bergerak menuju kesempurnaan dan dibawah pembinaan Allah Swt. Kelestarian alam raya tersebut tergantung pada anugerah dan rahmat Allah yang terus menerus.

 

Ayat ke 55-56

 

Artinya:

Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. (7: 55)

 

Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik. (7: 56)

 

Setelah menjelaskan mengenai Allah Swt pada ayat sebelumnya, ayat ini telah menyinggung sebab-sebab terjadinya hubungan antara manusia dengan Allah, Pencipta alam raya ini. ayat ini mengatakan, serulah Dia dengan doa dan munajat, daripada kalian berteriak minta tolong kepada orang-orang lain atau patung-patung berhala yang tidak memiliki kekuatan apapun. Berdoalah hanya kepada Allah dan bermunajatlah kepada-Nya tanpa perlu berteriak dengan suara keras yang tidak pada tempatnya atau dengan mendemonstrasikan suatu tindakan tertentu. Tetapi dengan kondisi khidmat, khusyu dan tawadhu kalian panjatkan doa dan munajat kalian kepada Allah Swt dengan suara lembut penuh khusyu yang orang lain tidak mendengar. Juga dengan rahmat-Nya kalian berharap serta takutlah kepada murka Allah, sehingga kalian tidak lagi berputus asa atau membanggakan diri.

 

Apabila kalian melakukan kesalahan dan berbuat dosa, hendaklah kalian bertaubat, karena pintu rahmat-Nya senantiasa terbuka dan Dia senantiasa dekat dengan orang-orang yang bertaubat dan melakukan pembenahan diri. Takutlah kalian terhadap siksaan atas doasa-dosa, karena azab Allah sangat pedih sekali.

 

Ayat ini mengingatkan agar kalian berdoa kepada-Nya dengan lisan dan hati kalian yang khusyu, juga hendaknya kalian melakukan perbuatan yang baik. Karena balasan pahala Allah pada amal perbuatan dan bukan dengan berharap saja. Berdasarkan berbagai riwayat, tanda khusyu di haribaan Allah Swt, yaitu di saat seorang hamba mengangkat kedua tangannya ke arah langit. Ia begitu merendahkan dirinya seperti orang-orang darwis yang menjulurkan tangan mereka di hadapan penguasa dan raja-raja. Tidak hanya menunjukkan dirinya bukan dari orang-orang yang jahat dan pendosa, tetapi justru menunjukkan dirinya berada di jalan para nabi yang seluruh upaya mereka untuk membimbing dan memperbaiki masyarakat, serta membersihkan manusia dari segala pencemaran dan dosa. Karena itu janganlah kalian menjadi orang-orang yang menyeru Allah dengan lisan saja, tetapi segala perbuatan mereka bertentangan dan menyimpang dari jalan yang digariskan oleh Allah, itu adalah suatu pelanggaran. Allah Swt tidak menyukai orang-orang yang melakukan palanggaran dan dosa.

 

Dari dua ayat tadi terdapat empat poin pelajaran yang dapat dipetik:‎

1. Doa merupakan ungkapan dari suatu kebutuhan hamba di hadapan Zat yang tidak membutuhkan apapun. Hal semacam ini tidak bisa dibarengi dengan kesombongan dan egois.

2. Mengenal Allah tidaklah cukup, namun kita harus menyembah kepada Allah Sedang menyembah kepada-Nya tidak mungkin bisa dilaksanakan tanpa berdoa dan munajat kepada Allah Swt.

3. Masyarakat yang baik dan lurus juga terancam bahaya, sedang para pembina kebaikan masih perlu dan membutuhkan doa dan munajat.

4. Takut dan berharap, merupakan dua kutub magnit yang tarik menarik, sedang perwujudan manusia serta keseimbangan dalam kehidupan mereka memerlukan keadilan di tengah-tengah mereka.