کمالوندی

کمالوندی

Senin, 15 Januari 2024 14:59

Surat al-Hashr 8-13

 

لِلْفُقَرَاءِ الْمُهَاجِرِينَ الَّذِينَ أُخْرِجُوا مِنْ دِيارِهِمْ وَأَمْوَالِهِمْ يَبْتَغُونَ فَضْلًا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا وَيَنْصُرُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ أُولَئِكَ هُمُ الصَّادِقُونَ (8) وَالَّذِينَ تَبَوَّءُوا الدَّارَ وَالْإِيمَانَ مِنْ قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُونَ فِي صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِمَّا أُوتُوا وَيُؤْثِرُونَ عَلَى أَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ (9) وَالَّذِينَ جَاءُوا مِنْ بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلًّا لِلَّذِينَ آَمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ (10)

 

(Juga) bagi orang fakir yang berhijrah yang diusir dari kampung halaman dan dari harta benda mereka (karena) mencari karunia dari Allah dan keridhaan-Nya dan mereka menolong Allah dan Rasul-Nya. Mereka itulah orang-orang yang benar. (59: 8)

 

Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) 'mencintai' orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung (59: 9)

 

Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa: "Ya Rabb kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Rabb kami, Sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang". (59: 10)

 

Dalam program sebelumnya dibahas mengenai ghanimah atau rampasan perang yang didapat muslimin tanpa perang, pertumpahan darah dan setelah musuh menyerah. Ayat kali ini menyatakan, rampasan perang ini bukan milik pejuang, karena mereka tidak menderita kerugian, tapi wewenangnya diserahkan kepada Rasulullah untuk membagikannya sesuai dengan prioritas.

 

Prioritas pertama adalah kelompok Muhajirin yang hidup di Mekah dan memiliki rumah di sana, dan karena hijrah ke Madinah, mereka kehilangan harta dan rumahnya, serta mereka kini tidak memiliki tempat tinggal dan hidup penuh kesulitan. Prioritas kedua adalah warga Madinah atau kelompok Ansar yang membutuhkan, meski mereka hidup kekurangan tapi tetap mendahulukan Muhajirin. Mereka memberi tampat saudaranya ini di rumah mereka dan menjamunya.

 

Prioritas kedua adalah mereka yang bukan dari Muhajirin atau Ansar, serta beriman setelah dua kelompok ini. Mereka dikenal sebagai Tabi'in. Berdasarkan ayat ini, Rasulullah Saw harus berpikir untuk mengentas kemiskinan dari masyarakat Islam, dan ia melakukan upaya yang diperlukan di jalan ini. Seluruh mukminin tanpa berharap para rampasan perang, juga harus memiliki kesiapan untuk membaginya kepada orang-orang miskin.

 

Dari tiga ayat tadi terdapat enam pelajaran penting yang dapat dipetik.

1. Tinggal di tanah air adalah hak alami setiap orang, dan pengusiran dari tanah air jelas menghapus hak alami manusia.

2. Orang miskin yang beriman berharap akan kemurahan Allah Swt dan tidak mengulurkan tangannya kepada orang lain, tapi kewajiban orang beriman adalah membantu mereka dan memberikan manfaat kepada mereka.

3. Mereka yang jujur dalam keimanannya adalah yang tidak henti-hentinya mendukung dan membantu agama Tuhan meski di tengah puncak kesulitan dan tekanan.

4. Mencintai orang beriman dan berkurban terhadap mereka merupakan salah satu ciri orang mukmin yang sejati.

5. Manjauhi tamak, hasud, kikir dan dengki termasuk kesempurnaan manusia dan faktor kebahagiaan mereka.

6. Tidak ada batasan negara, tanah, waktu, tempat, dan ras dalam persaudaraan umat beragama.

 

أَلَمْ تَر إِلَى الَّذِينَ نَافَقُوا يَقُولُونَ لِإِخْوَانِهِمُ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ لَئِنْ أُخْرِجْتُمْ لَنَخْرُجَنَّ مَعَكُمْ وَلَا نُطِيعُ فِيكُمْ أَحَدًا أَبَدًا وَإِنْ قُوتِلْتُمْ لَنَنْصُرَنَّكُمْ وَاللَّهُ يَشْهَدُ إِنَّهُمْ لَكَاذِبُونَ (11) لَئِنْ أُخْرِجُوا لَا يَخْرُجُونَ مَعَهُمْ وَلَئِنْ قُوتِلُوا لَا يَنْصُرُونَهُمْ وَلَئِنْ نَصَرُوهُمْ لَيُوَلُّنَّ الْأَدْبَارَ ثُمَّ لَا يُنْصَرُونَ (12) لَأَنْتُمْ أَشَدُّ رَهْبَةً فِي صُدُورِهِمْ مِنَ اللَّهِ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَوْمٌ لَا يَفْقَهُونَ (13)

 

Apakah kamu tidak memperhatikan orang-orang munafik yang berkata kepada saudara-saudara mereka yang kafir di antara ahli kitab: "Sesungguhnya jika kamu diusir niscaya kamipun akan keluar bersamamu; dan kami selama-lamanya tidak akan patuh kepada siapapun untuk (menyusahkan) kamu, dan jika kamu diperangi pasti kami akan membantu kamu". Dan Allah menyaksikan bahwa Sesungguhnya mereka benar-benar pendusta. (59: 11)

 

Sesungguhnya jika mereka diusir, orang-orang munafik itu tidak akan keluar bersama mereka, dan sesungguhnya jika mereka diperangi, niscaya mereka tidak akan menolongnya; sesungguhnya jika mereka menolongnya, niscaya mereka akan berpaling lari ke belakang; kemudian mereka tidak akan mendapat pertolongan. (59: 12)

 

Sesungguhnya kamu dalam hati mereka lebih ditakuti daripada Allah. Yang demikian itu karena mereka adalah kaum yang tidak mengerti. (59: 13)

 

Dalam ayat sebelumnya dijelaskan mengenai karakteristik tiga kelompok mukminin; Muhajirin, Ansar dan Tabi'in, serta ditekankan keikhlasan, kejujuran dan pengorbanan mereka. Ayat kali ini menyinggung kebalikan dari kelompok ini yang hidup di antara umat Muslim Madinah, serta mencitrakan dirinya sebagai orang beriman. Kelompok ini adalah kelompok munafik yang memiliki hubungan rahasia dengan Yahudi Madinah serta berkonspirasi melawan Rasulullah dan umat Islam.

 

Setelah pelanggaran perjanjian oleh orang Yahudi dan aksi mereka melawan keamanan umat Muslim, Rasulullah memerintahkan pengusiran mereka dari Madinah, tapi pemimpin orang munafik mengatakan kepada pembesar Yahudi, "Jangan keluar dari Madinah dan tetap tinggallah di kota ini, kami akan melindungi kalian, dan jika terjadi perang, maka kami akan bangkit membela kalian."

 

Namun dalam prakteknya, ketika orang Yahudi yang melanggar perjanjian dikepung muslimin, orang munafik masih merasa ketakutan dan tidak melakukan apa pun untuk mendukung orang Yahudi, oleh karena itu, mereka terpaksa menyerah dan keluar dari Madinah.

 

Dari tiga ayat tadi terdapat empat pelajaran penting yang dapat dipetik.

1. Menurut pandangan Islam, orang mukmin bersaudara, namun orang munafik mempunyai persahabatan dan persaudaraan dengan orang kafir dan musuh, dan ini merupakan salah satu cara membedakan mukmin dengan munafik.

2. Berbohong, menipu dan takut merupakan karakteristik orang munafik. Mereka dengan berbagai cara akan lari dari tempat-tempat berbahaya.

3. Kita tidak takut dengan perkataan orang-orang munafik yang menipu, mengecewakan dan menakutkan, namun dengan perkataan dan tindakan kita, kita harus menakut-nakuti mereka sedemikian rupa sehingga mereka meninggalkan panggung dan menghindari mengambil tindakan terhadap umat Islam.

4. Takut kepada masyarakat ketimbang takut kepada Tuhan adalah tanda-tanda lemahnya iman dan akar kemunafikan di hati serta jiwa manusia.

Senin, 15 Januari 2024 14:58

Surat al-Hashr 1-7

 

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

سَبَّحَ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (1) هُوَ الَّذِي أَخْرَجَ الَّذِينَ كَفَرُوا مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ مِنْ دِيَارِهِمْ لِأَوَّلِ الْحَشْرِ مَا ظَنَنْتُمْ أَنْ يَخْرُجُوا وَظَنُّوا أَنَّهُمْ مَانِعَتُهُمْ حُصُونُهُمْ مِنَ اللَّهِ فَأَتَاهُمُ اللَّهُ مِنْ حَيْثُ لَمْ يَحْتَسِبُوا وَقَذَفَ فِي قُلُوبِهِمُ الرُّعْبَ يُخْرِبُونَ بُيُوتَهُمْ بِأَيْدِيهِمْ وَأَيْدِي الْمُؤْمِنِينَ فَاعْتَبِرُوا يَا أُولِي الْأَبْصَارِ (2)

 

Telah bertasbih kepada Allah apa yang ada di langit dan bumi; dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (59: 1)

 

Dialah yang mengeluarkan orang-orang kafir di antara ahli kitab dari kampung-kampung mereka pada saat pengusiran yang pertama. Kamu tidak menyangka, bahwa mereka akan keluar dan merekapun yakin, bahwa benteng-benteng mereka dapat mempertahankan mereka dari (siksa) Allah; maka Allah mendatangkan kepada mereka (hukuman) dari arah yang tidak mereka sangka-sangka. Dan Allah melemparkan ketakutan dalam hati mereka; mereka memusnahkan rumah-rumah mereka dengan tangan mereka sendiri dan tangan orang-orang mukmin. Maka ambillah (kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, hai orang-orang yang mempunyai wawasan. (59: 2)

 

Surat al-Hashr diturunkan di Madinah dan terdiri dari 24 ayat. Ayat-ayat Surat al-Hashr lebih banyak berbicara mengenai kerja sama orang-orang munafik dengan Yahudi Madinah untuk melancarkan konspirasi terhadap umat Muslim. Namun menurut ayat-ayat ini, rencana mereka gagal, dan mereka malah menuai kehinaan dan kekalahan.

 

Surat ini diawali dengan tasbih dan pujian kepada Tuhan, serta menekankan dua sifat Tuhan, agung dan murah hati (عزیز) dan bijaksana (حکیم), yang menunjukkan kemenangan kehendak Tuhan atas rencana musuh, sebagaimana disyaratkan oleh ilmu dan hikmah-Nya yang luas.

 

Berdasarkan bukti sejarah, ada tiga kabilah Yahudi yang hidup di Madinah dan sekitaranya: Yahudi Bani Nadhir, Bani Quraizhah dan Bani Qainuqa. Setelah hijrah ke Madinah, Rasulullah Saw menandatangani perjanjian damai dan tidak saling serang dengan mereka atau dikenal dengan Piagam Madinah. Namun setelah perang Badr dan Uhud, sejumlah dari orang Yahudi ini melancarkan konspirasi dan diam-diam menjalin perjanjian dengan orang Musyrik Mekah melawan umat Muslim, dan dalam kesempatan yang tepat, mereka akan memberi pukulan telak terhadap umat Muslim.

 

Rasulullah Saw mendapat wahyu yang dibawa Jibril dan mengetahui pelanggaran perjanjian oleh orang Yahudi. Kemudian Rasulullah memerintahkan muslimin untuk bersiap-siap melawan Yahudi Bani Nadhir. Kabilah Yahudi ini berlindung di benteng mereka di sekitar Madinah, tapi Muslimin mengepung benteng mereka. Suku Yahudi ini kemudian ketakutan dan akhirnya menyerah. Dengan demikian perang ini berakhir tanpa pertumpahan darah.

 

Dari dua ayat tadi terdapat empat pelajaran penting yang dapat dipetik:

1.Dunia yang diciptakan berdasarkan kekuasaan dan kebijaksanaan Tuhan, senantiasa mensucikan penciptanya dari segala kelemahan, ketidakmampuan dan kecacatan.

2. Jika kita adalah hamba Tuhan, maka pertolongan Tuhan akan diturunkan tepat waktu, dan konspirasi musuh akan dipatahkan.

3. Musuh yang melanggar janji harus dihadapi dengan tegas, supaya mereka tidak mengulang pelanggarannya, serta tidak menusuk muslimin dari belakang.

4. Dalam menghadapi musuh, jangan terkecoh dengan kekuatan, peralatan dan fasilitas materi mereka. Melangkahlah dengan iman kepada Tuhan dan bertawakallah dengan bantuan-Nya.

 

وَلَوْلَا أَنْ كَتَبَ اللَّهُ عَلَيْهِمُ الْجَلَاءَ لَعَذَّبَهُمْ فِي الدُّنْيَا وَلَهُمْ فِي الْآَخِرَةِ عَذَابُ النَّارِ (3) ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ شَاقُّوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَمَنْ يُشَاقِّ اللَّهَ فَإِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ (4) مَا قَطَعْتُمْ مِنْ لِينَةٍ أَوْ تَرَكْتُمُوهَا قَائِمَةً عَلَى أُصُولِهَا فَبِإِذْنِ اللَّهِ وَلِيُخْزِيَ الْفَاسِقِينَ (5)

 

Dan jika tidaklah karena Allah telah menetapkan pengusiran terhadap mereka, benar-benar Allah mengazab mereka di dunia. Dan bagi mereka di akhirat azab neraka. (59: 3)

 

Yang demikian itu adalah karena Sesungguhnya mereka menentang Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa menentang Allah dan Rasul-Nya, Sesungguhnya Allah sangat keras hukuman-Nya. (59: 4)

 

Apa saja yang kamu tebang dari pohon kurma (milik orang-orang kafir) atau yang kamu biarkan (tumbuh) berdiri di atas pokoknya, maka (semua itu) adalah dengan izin Allah; dan karena Dia hendak memberikan kehinaan kepada orang-orang fasik. (59: 5)

 

Melanjutkan ayat sebelumnya, ayat ini menyatakan, penyerahan Yahudi Bani Nadhir dan pengusiran mereka dari Madinah telah mencegah perang yang memicu kematian dan tawanan. Mereka selamat, tapi kekufuran mereka di hari kiamat akan tetap, karena mereka tetap memusuhi Rasulullah Saw, yang sejatinya mereka memusuhi Tuhan.

 

Dalam budaya Islam, penebangan pohon dan hutan dilarang, kecuali untuk hal-hal yang penting. Misalnya ada sebuah pohon yang menghalangi pergerakan para pejuang. Dalam hal ini, penebangan pohon harus dengan izin Rasulullah Saw atau sosok yang layak, serta dilakukan karena hal-hal urgen. Selama penaklukan benteng Yahudi, atas izin Rasulullah, sejumlah pohon kurma di sekitar benteng ditebang, supaya nyawa para prajurit dapat dilindungi dan terbuka peluang untuk menaklukkan benteng.

 

Dari tiga ayat tadi terdapat tiga pelajaran berharga yang dapat dipetik:

1. Pengasingan dan pengusiran dari kota dan tempat tinggal adalah hukuman paling minim yang ditetapkan Islam bagi para konspirator dan penyebar fitnah.

2. Pengusiran sebuah kelompok Yahudi dari Madinah karena pelanggaran perjanjian dan penyebaran fitnah, bukan karena status Yahudi mereka.

3. Penebangan pohon hanya diperbolehkan dalam kondisi darurat dan untuk hal-hal yang lebih penting serta urgen.

 

وَمَا أَفَاءَ اللَّهُ عَلَى رَسُولِهِ مِنْهُمْ فَمَا أَوْجَفْتُمْ عَلَيْهِ مِنْ خَيْلٍ وَلَا رِكَابٍ وَلَكِنَّ اللَّهَ يُسَلِّطُ رُسُلَهُ عَلَى مَنْ يَشَاءُ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (6) مَا أَفَاءَ اللَّهُ عَلَى رَسُولِهِ مِنْ أَهْلِ الْقُرَى فَلِلَّهِ وَلِلرَّسُولِ وَلِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَابْنِ السَّبِيلِ كَيْ لَا يَكُونَ دُولَةً بَيْنَ الْأَغْنِيَاءِ مِنْكُمْ وَمَا آَتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ وَمَا نَهَاكُمْ عَنْهُ فَانْتَهُوا وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ (7)

 

Dan apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya (dari harta benda) mereka, maka untuk mendapatkan itu kamu tidak mengerahkan seekor kudapun dan (tidak pula) seekor untapun, tetapi Allah yang memberikan kekuasaan kepada Rasul-Nya terhadap apa saja yang dikehendaki-Nya. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (59: 6)

 

Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah, untuk Rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya. (59: 7)

 

Di ayat sebelumnya kita mengetahui bahwa Yahudi Madinah menyerah dan diusir dari kota ini tanpa perang dan pertumpahan darah. Sejumlah muslimin meminta pembagian harta dan tanah pertanian yang ditinggalkan kaum Yahudi ini sebagai rampasan perang dan dibagi diantara mereka, tapi Allah Swt dalam ayat ini berfirman, "Karena Muslimin tidak berperang, dan tidak mengeluarkan biaya atau menderita kerugian, maka mereka tidak memiliki hak terhadap harta benda kabilah Yahudi ini. oleh karena itu, yang berhak mengurus dan membagikan harta tersebut adalah Rasulullah Saw."

 

Menurut riwayat sejarah, Rasulullah Saw membagikan harta tersebut di antara kaum Muhajirin yang meninggalkan rumah dan harta mereka di Mekah, dan datang ke Madinah untuk membantu Rasulullah dengan tangan kosong, serta kepada kaum Ansar yang membutuhkan.

 

Kelanjutan ayat ini menyinggung prinsip umum dan menyatakan, perintah dan larangan Rasulullah Saw adalah hujjah bagi kalian, dan perbuatan kalian harus dilakukan berdasarkannya, baik itu dalam urusan agama, ekonomi, sosial atau urusan lainnya.

 

Dari dua ayat tadi terdapat empat pelajaran penting yang dapat dipetik:

1. Dengan tawakkal kepada Tuhan serta turunnya pertolongan ilahi dan menciptakan ketakutan di hati musuh, kemenangan dapat diraih tanpa perang dan pertumpahan darah.

2. Musuh yang meninggalkan rumah dan harta bendanya, serta keluar dari negara muslim, maka harta mereka harus diserahkan kepada pemimpin agama sehingga harta tersebut dibagi sesuai dengan maslahat dan diberikan kepada orang-orang yang membutuhkan.

3. Sistem ekonomi Islam menekankan pada penyesuaian kekayaan dan distribusinya yang adil sehingga kekayaan tidak terkonsentrasi di tangan sekelompok orang tertentu dalam masyarakat.

4. Perintah dan larangan Rasulullah dan sunnah serta sirah beliau adalah hujjah, dan tidak ada bedanya dengan perintah Tuhan di al-Quran.

Senin, 15 Januari 2024 14:58

Surat al-Mujadila 18-22

 

يَوْمَ يَبْعَثُهُمُ اللَّهُ جَمِيعًا فَيَحْلِفُونَ لَهُ كَمَا يَحْلِفُونَ لَكُمْ وَيَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ عَلَى شَيْءٍ أَلَا إِنَّهُمْ هُمُ الْكَاذِبُونَ (18) اسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمُ الشَّيْطَانُ فَأَنْسَاهُمْ ذِكْرَ اللَّهِ أُولَئِكَ حِزْبُ الشَّيْطَانِ أَلَا إِنَّ حِزْبَ الشَّيْطَانِ هُمُ الْخَاسِرُونَ (19)

 

(Ingatlah) hari (ketika) mereka semua dibangkitkan Allah lalu mereka bersumpah kepada-Nya (bahwa mereka bukan musyrikin) sebagaimana mereka bersumpah kepadamu; dan mereka menyangka bahwa mereka akan memperoleh suatu (manfaat). Ketahuilah, bahwa sesungguhnya merekalah orang-orang pendusta. (58: 18)

 

Syaitan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka itulah golongan syaitan. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan syaitan itulah golongan yang merugi. (58: 19)

 

Pada pembahasan sebelumnya kita telah mengkaji salah satu karakteristik orang munafik, yaitu mereka menyalahgunakan kesucian agama seperti bersumpah atas nama Tuhan. Al-Quran dalam ayat ini menyatakan bahwa sumpah palsu bukan saja di dunia, bahkan di akhirat juga menjadi metode mereka.

 

Orang munafik menyangka bahwa di hari Kiamat mereka dapat menyelamatkan diri dari pengadilan ilahi dengan bersumpah palsu, oleh karena itu mereka berusaha mengingkari perbuatan dosanya dengan mengucapkan sumpah. Sejatinya mereka menganggap memiliki kekuatan yang mampu menipu Tuhan, dan ini adalah puncak dari kebodohan dan kedunguan.

 

Lebih lanjut al-Quran mengungkapkan, masalah utama orang munafik adalah setan menguasai mereka, dan mereka juga menerimanya. Jelas tempat di mana setan bersarang, maka tidak ada tempat bagi Tuhan dan mengingat-Nya. Hasilnya adalah orang munafik mencapai titik di mana mereka menjadi anggota kelompok setan dan mempertimbangkan untuk mengikutinya daripada mengikuti Tuhan sebagai nilai bagi diri mereka sendiri.

 

Dari dua ayat tadi terdapat tiga pelajaran berharga yang dapat dipetik.

1. Siapa saja yang mengikuti setan pasti rugi. Kerugian ini baik di dunia dan juga di akhirat, tapi di akhirat kerugiannya lebih nyata dan lebih besar.

2. Jika berbohong menjadi sebuah kebiasaan manusia, maka di hari Kiamat ia akan berani berbohong kepada Tuhan dan menganggapnya sebagai sebuah kecerdikan.

3. Kerugian sejati adalah mengikuti setan yang menghancurkan kemanusiaan manusia, bukan kerugian harta benda.

 

إِنَّ الَّذِينَ يُحَادُّونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ أُولَئِكَ فِي الْأَذَلِّينَ (20) كَتَبَ اللَّهُ لَأَغْلِبَنَّ أَنَا وَرُسُلِي إِنَّ اللَّهَ قَوِيٌّ عَزِيزٌ (21)

 

Sesungguhnya orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, mereka termasuk orang-orang yang sangat hina. (58: 20)

 

Allah telah menetapkan: "Aku dan rasul-rasul-Ku pasti menang". Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa. (58: 21)

 

Dalam ayat sebelumnya telah dibahas mengenai kesombongan dan rasa superioritas orang munafik terhadap orang beriman, dan ayat ini menyatakan, dihadapan Tuhan orang seperti ini adalah orang paling hina, dan mereka tidak akan pernah mampu mengalahkan kekuasaan Tuhan.

 

Kemenangan pengikut agama ilahi terhadap aliran sesat dan palsu memiliki dua aspek: Salah satunya adalah jika para nabi dibantu oleh orang mukmin, maka kemenangan ini akan terealisasi. Yang lainnya adalah aspek intelektual dan logis. Dari sudut pandang ini, kebenaran selalu menang atas kebatilan, dan kemenangan ini terus meluas.

 

Menurut ayat ini dan ayat-ayat al-Quran lainnya, salah satu janji pasti Tuhan dalam al-Quran adalah kemenangan final kebenaran atas kebatilan dan kemenangan ajaran para nabi terhadap aliran manusia yang berujung pada kekalahan dan kehinaan front kebatilan.

 

Dari dua ayat tadi terdapat tiga pelajaran berharga yang dapat dipetik.

1. Akibat kemunafikan dan bermuka dua dalam urusan agama adalah terperosok ke dalam lembah kekafiran dan mengingkari perintah dan ajaran Allah dan Rasul.

2. Melawan kebenaran akan membuat ahli kebatilan hina.

3. Janji ilahi terkait kemenangan final kebenaran atas kebatilan sampai saat ini belum terealisasi. Menurut riwayat dari Rasulullah, janji ini akan terwujud saat kemunculan Imam Mahdi as.

 

لَا تَجِدُ قَوْمًا يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ يُوَادُّونَ مَنْ حَادَّ اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَلَوْ كَانُوا آَبَاءَهُمْ أَوْ أَبْنَاءَهُمْ أَوْ إِخْوَانَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ أُولَئِكَ كَتَبَ فِي قُلُوبِهِمُ الْإِيمَانَ وَأَيَّدَهُمْ بِرُوحٍ مِنْهُ وَيُدْخِلُهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ أُولَئِكَ حِزْبُ اللَّهِ أَلَا إِنَّ حِزْبَ اللَّهِ هُمُ الْمُفْلِحُونَ (22)

 

Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. Dan dimasukan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka, dan merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya hizbullah itu adalah golongan yang beruntung. (58: 22)

 

Ini ayat terakhir Surat al-Mujadila dan mengisyaratkan sebuah prinsip umum, serta menyatakan, cinta kepada Allah dan wali Allah tidak dapat berdampingan dalam satu hati dengan cinta kepada musuh agama Tuhan. Dan jika seseorang mengatakan bahwa ia beriman kepada Tuhan dan rasul-Nya, tapi dalam hatinya juga ada rasa cinta kepada kerabat dan teman-teman yang memusuhi agama Tuhan, maka ia bukan mukmin sejati.

 

Wajar jika seseorang karena Tuhan menyatakan berlepas diri dari sebagian kerabatnya yang menjadi musuh Tuhan dan memperioritaskan agama dari perasaan kekeluargaan, mendapat keridhaan dan dukungan Tuhan, serta ia terus meraih bantuan ilahi.

 

Orang-orang munafik yang menyatakan keimanan mereka dengan lidah mereka, tapi dihatinya mencintai musuh Tuhan, dalam ayat ke-19 surat ini dinyatakan sebagai anggota kelompok setan. Ayat terakhir Surat al-Mujadila ini menyatakan orang mukmin yang berlepas diri dari musuh Tuhan sebagai anggota kelompok Tuhan (Hizbullah), dan memberi janji kemenangan atas musuh.

 

Dari satu ayat tadi terdapat tiga pelajaran berharga yang dapat dipetik.

1. Syarat dari iman sejati adalah mencintai orang-orang beriman dan berlepas diri dari musuh Tuhan. Seperti Nabi Ibrahim as yang berlepas diri dari pamannya yang kafir.

2. Dalam satu hati, tidak ada tempat untuk dua rasa cinta, dan Tuhan tidak memberikan dua hati kepada manusia sehingga dua kecintaan yang saling bertentangan dapat eksis. Oleh karena itu, kecintaan kepada Tuhan tidak dapat digabungkan dengan kecintaan terhadap musuh agama Tuhan.

3. Dalam agama Islam, ikatan iman dan agama didahulukan dari ikatan keluarga, etnis dan bahkan ikatan nasional serta tanah air.

Senin, 15 Januari 2024 14:57

Surat al-Mujadila 12-17

 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِذَا نَاجَيْتُمُ الرَّسُولَ فَقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيْ نَجْوَاكُمْ صَدَقَةً ذَلِكَ خَيْرٌ لَكُمْ وَأَطْهَرُ فَإِنْ لَمْ تَجِدُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَفُورٌ رَحِيمٌ (12) أَأَشْفَقْتُمْ أَنْ تُقَدِّمُوا بَيْنَ يَدَيْ نَجْوَاكُمْ صَدَقَاتٍ فَإِذْ لَمْ تَفْعَلُوا وَتَابَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ فَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ وَآَتُوا الزَّكَاةَ وَأَطِيعُوا اللَّهَ وَرَسُولَهُ وَاللَّهُ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ (13)

 

Hai orang-orang beriman, apabila kamu mengadakan pembicaraan khusus dengan Rasul hendaklah kamu mengeluarkan sedekah (kepada orang miskin) sebelum pembicaraan itu. Yang demikian itu lebih baik bagimu dan lebih bersih; jika kamu tidak memperoleh (yang akan disedekahkan) maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (58: 12)

 

Apakah kamu takut akan (menjadi miskin) karena kamu memberikan sedekah sebelum mengadakan pembicaraan dengan Rasul? Maka jika kamu tiada memperbuatnya dan Allah telah memberi taubat kepadamu maka dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya; dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (58: 13)

 

Pembahasan sebelumnya mengenai keburukan berbisik-bisik. Ayat ini menyatakan, "Beberapa orang biasa berbisik kepada Nabi di hadapan orang lain. Hal ini membuat Nabi dan orang lain yang hadir di tengah keramaian tidak nyaman. Oleh karena itu, Allah memerintahkan siapa pun yang memiliki hal penting yang harus berbicara secara pribadi dengan Nabi, harus bersedekah kepada orang miskin sebelum itu."

 

Perintah ini sangat cepat efektif sehingga orang yang tidak memiliki sesuatu yang penting tidak akan mengambil waktu Nabi dan tidak akan mengganggunya. Tentu saja perintah ini juga membantu orang-orang miskin.

 

Kelanjutan ayat ini menunjukkan bahwa rencana ini efektif. Selanjutnya tidak ada yang mengganggu Nabi dan meminta hal yang tidak masuk akal. Tentu saja berdasarkan riwayat, orang yang mengamalkan perintah ini adalah Ali bin Abi Thalib as yang memberikan sedekah dan infak sebelum bertemu dengan Rasulullah Saw, dan kemudian berbicara secara pribadi dengan Nabi.

 

Dari dua ayat tadi terdapat tiga pelajaran berharga yang dapat dipetik.

1. Islam memanfaatkan berbagai jalan dan metode untuk mengentas kemiskinan dan membantu lapisan masyarakat yang membutuhkan, dan dengan berbagai alasan merekomendasikan sedekah.

2. Sedekah memiliki dua sisi: Salah satunya adalah berbuat baik dan membantu orang yang membutuhkan, dan yang kedua, membersihkan ruh orang kaya dari kekikiran dan ketergantungan kepada dunia.

3. Hukum Islam disesuaikan dengan kemampuan finansial dan fisik seseorang, serta tidak pernah membuat kesulitan bagi mereka.

أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ تَوَلَّوْا قَوْمًا غَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مَا هُمْ مِنْكُمْ وَلَا مِنْهُمْ وَيَحْلِفُونَ عَلَى الْكَذِبِ وَهُمْ يَعْلَمُونَ (14) أَعَدَّ اللَّهُ لَهُمْ عَذَابًا شَدِيدًا إِنَّهُمْ سَاءَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ (15)

 

Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang menjadikan suatu kaum yang dimurkai Allah sebagai teman? Orang-orang itu bukan dari golongan kamu dan bukan (pula) dari golongan mereka. Dan mereka bersumpah untuk menguatkan kebohongan, sedang mereka mengetahui. (58: 14)

 

Allah telah menyediakan bagi mereka azab yang sangat keras, sesungguhnya amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan. (58: 15)

 

Ayat ini mengisyaratkan salah satu karakteristik orang munafik, yakni hubungan rahasia mereka dengan musuh. Ayat ini menyatakan, "Orang muslim harus waspada terhadap orang-orang yang menggulirkan persahabatan dengan musuh, dan dengan sumpah mereka menekankan bahwa persahabatan ini dan kunjungan tersebut bukan berarti memisahkan diri dari barisan umat Islam, tetapi untuk selamat dari bahaya musuh.

 

Wajar bahwa semangat seperti ini membuat bukan saja muslim tidak percaya kepada orang munafik, bahkan musuh juga tidak menganggapnya bagian dari dirinya sehingga mengungkapkan rahasia serta rencana tersembunyinya kepada orang munafik ini.

 

Dari dua ayat tadi terdapat dua pelajaran berharga yang dapat dipetik.

1. Munafikin senantiasa menyalahgunakan sakralitas dan kesucian. Oleh karena itu penting untuk mengenal karakteristik mereka dan penyalahgunaannya terhadap kesucian agama untuk menipu masyarakat.

2. Hubungan politik dan ekonomi dengan non-muslim tidak boleh membuat orang muslim dikuasai mereka.

 

اتَّخَذُوا أَيْمَانَهُمْ جُنَّةً فَصَدُّوا عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ فَلَهُمْ عَذَابٌ مُهِينٌ (16) لَنْ تُغْنِيَ عَنْهُمْ أَمْوَالُهُمْ وَلَا أَوْلَادُهُمْ مِنَ اللَّهِ شَيْئًا أُولَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ (17)

 

Mereka menjadikan sumpah-sumpah mereka sebagai perisai, lalu mereka halangi (manusia) dari jalan Allah; karena itu mereka mendapat azab yang menghinakan. (58: 16)

 

Harta benda dan anak-anak mereka tiada berguna sedikitpun (untuk menolong) mereka dari azab Allah. Mereka itulah penghuni neraka, dan mereka kekal di dalamnya. (58: 17)

 

Melanjutkan ayat sebelumnya, ayat ini menekankan penyalahgunaan orang munafik terhadap kesucian agama, dan menyatakan, "Mereka berusaha menampilkan diri mereka dengan penampilan yang religius dan dapat diterima oleh orang-orang beriman, dan selama percakapan, mereka berbicara tentang agama dan Tuhan sedemikian rupa sehingga orang beriman mempercayai mereka sebagai orang yang saleh dan beriman."

 

Faktanya, untuk menghalangi manusia dari jalan Tuhan, di satu sisi, orang-orang munafik menyalahgunakan nama Tuhan, agama, dan sumpah untuk hal-hal yang suci, dan di sisi lain, mereka menggunakan harta, tenaga, dan fasilitas untuk mencapai kepentingan duniawi dan tujuan jahat mereka, sementara tidak ada yang berguna bagi mereka di hari kiamat.

 

Dari dua ayat tadi terdapat tiga pelajaran berharga yang dapat dipetik.

1. Menggunakan agama untuk melawan agama adalah metode orang munafik. Dengan berpura-pura berpenampilan religius, mereka melalui ucapan dan perilaku berusaha menghalangi masyarakat dari jalan Tuhan.

2. Orang munafik menganggap dirinya cerdik, padahal mereka terhina di dunia dan akhirat adalah hasil dari kemunafikan dan bermuka dua mereka dengan masyarakat.

3. Kekayaan dan kekuasaan mungkin saja berguna di dunia, tapi keduanya tidak akan berguna di akhirat.

Senin, 15 Januari 2024 14:57

Surat al-Mujadila 7-11

 

أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ مَا يَكُونُ مِنْ نَجْوَى ثَلَاثَةٍ إِلَّا هُوَ رَابِعُهُمْ وَلَا خَمْسَةٍ إِلَّا هُوَ سَادِسُهُمْ وَلَا أَدْنَى مِنْ ذَلِكَ وَلَا أَكْثَرَ إِلَّا هُوَ مَعَهُمْ أَيْنَ مَا كَانُوا ثُمَّ يُنَبِّئُهُمْ بِمَا عَمِلُوا يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِنَّ اللَّهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ (7) أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ نُهُوا عَنِ النَّجْوَى ثُمَّ يَعُودُونَ لِمَا نُهُوا عَنْهُ وَيَتَنَاجَوْنَ بِالْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَمَعْصِيَةِ الرَّسُولِ وَإِذَا جَاءُوكَ حَيَّوْكَ بِمَا لَمْ يُحَيِّكَ بِهِ اللَّهُ وَيَقُولُونَ فِي أَنْفُسِهِمْ لَوْلَا يُعَذِّبُنَا اللَّهُ بِمَا نَقُولُ حَسْبُهُمْ جَهَنَّمُ يَصْلَوْنَهَا فَبِئْسَ الْمَصِيرُ (8)

 

Tidakkah kamu perhatikan, bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi? Tiada pembicaraan rahasia antara tiga orang, melainkan Dialah keempatnya. Dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan Dialah keenamnya. Dan tiada (pula) pembicaraan antara jumlah yang kurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia berada bersama mereka di manapun mereka berada. Kemudian Dia akan memberitahukan kepada mereka pada hari kiamat apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu. (58: 7)

 

Apakah tidak kamu perhatikan orang-orang yang telah dilarang mengadakan pembicaraan rahasia, kemudian mereka kembali (mengerjakan) larangan itu dan mereka mengadakan pembicaraan rahasia untuk berbuat dosa, permusuhan dan durhaka kepada Rasul. Dan apabila mereka datang kepadamu, mereka mengucapkan salam kepadamu dengan memberi salam yang bukan sebagai yang ditentukan Allah untukmu. Dan mereka mengatakan kepada diri mereka sendiri: "Mengapa Allah tidak menyiksa kita disebabkan apa yang kita katakan itu?" Cukuplah bagi mereka Jahannam yang akan mereka masuki. Dan neraka itu adalah seburuk-buruk tempat kembali. (58: 8)

 

Sebagian besar ayat yang akan kita bahas hari ini terkait dengan berbisik-bisik yang biasanya terjadi di kalangan keluarga atau sahabat. Ketika dua atau beberapa orang berkumpul, dan mereka berbicara pelan-pelan sehingga orang lain tidak mendengarnya.

 

Dalam budaya Islam, hal ini dinilai sebagai perbuatan tidak terpuji dan Allah Swt melarangnya, karena biasanya berbisik-bisik di tengah kumpulan akan menarik prasangka orang lain.  Tentu saja, dalam beberapa kasus, berbisik adalah tentang hal-hal buruk yang ingin dilakukan orang jauh dari pandangan orang lain sehingga tidak ada yang tahu tentang kesalahan mereka.

 

Al-Quran terkait hal ini mengatakan, "Jangan kalian sangka jika kalian berbisik-bisik, Tuhan tidak mendengar perkataan kalian dan juga tidak mengetahui pekerjaan serta keputusan kalian. Karena pengetahuan Tuhan meliputi segala sesuatu dan tidak ada sesuatu yang tersembunyi dari-Nya.

 

Ketika Rasulullah Saw berada di Madinah, kaum munafikin menyatakan keislaman mereka dengan lisan, tapi dalam hatinya, mereka menolak. Mereka mencari muka ketika bertemu dengan Rasulullah Saw dan menyanjung beliau dengan berlebihan. Tapi ketika berada di kalangan mereka sendiri, mereka berbicara menentang Rasulullah dan mengambil keputusan yang bertentangan dengan perintah beliau.

 

Dari dua ayat tadi terdapat empat pelajaran penting yang dapat dipetik.

1.Semuanya sama di hadapan Tuhan: Bumi dan langit yang megah, perkataan rahasia dan terang-terangan, semua amal perbuatan manusia dan hal-hal kecil dan besar.

2.Tuhan tidak memiliki tempat dan waktu, tapi mengetahui semua urusan tempat dan waktu, dan pengetahuan-Nya mencakup seluruh alam semesta.

3.Tuhan mengawasi setiap perilaku dan perkataan kita, dan mengetahui secara detail perbuatan kita. Nanti di hari Kiamat kita akan menerima hukuman dan pahala sesuai dengan pengetahuan Tuhan ini.

4.Sanjungan adalah salah satu tanda kemunafikan. Kita tidak boleh mempercayai pemuliaan dan pujian apa pun yang mungkin menipu kita.

 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِذَا تَنَاجَيْتُمْ فَلَا تَتَنَاجَوْا بِالْإِثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَمَعْصِيَةِ الرَّسُولِ وَتَنَاجَوْا بِالْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي إِلَيْهِ تُحْشَرُونَ (9) إِنَّمَا النَّجْوَى مِنَ الشَّيْطَانِ لِيَحْزُنَ الَّذِينَ آَمَنُوا وَلَيْسَ بِضَارِّهِمْ شَيْئًا إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ وَعَلَى اللَّهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُونَ (10)

 

Hai orang-orang beriman, apabila kamu mengadakan pembicaraan rahasia, janganlah kamu membicarakan tentang membuat dosa, permusuhan dan berbuat durhaka kepada Rasul. Dan bicarakanlah tentang membuat kebajikan dan takwa. Dan bertakwalah kepada Allah yang kepada-Nya kamu akan dikembalikan. (58: 9)

 

Sesungguhnya pembicaraan rahasia itu adalah dari syaitan, supaya orang-orang yang beriman itu berduka cita, sedang pembicaraan itu tiadalah memberi mudharat sedikitpun kepada mereka, kecuali dengan izin Allah dan kepada Allah-lah hendaknya orang-orang yang beriman bertawakkal. (58: 10)

 

Melanjutkan ayat sebelumnya, ayat ini masih membahas tentang berbisik, dan menyatakan, berbisik-bisik adalah perbuatan setan, karena tanda dari ketidakpercayaan pembisik kepada mereka yang hadir di perkumpulan, dan akan memicu prasangka orang lain terhadap pembisik tersebut. Tak diragukan lagi ini adalah perbuatan setan untuk menciptakan permusuhan di antara orang-orang mukmin.

 

Di sebagian kasus, berbisik dan tidak mengeraskan ucapan juga dianjurkan. Misalnya berbisik mengenai perbuatan baik dan membantu orang yang membutuhkan adalah perbuatan baik. Di satu sisi, untuk menjaga nama baik orang yang membutuhkan agar lebih sedikit orang yang mengetahui masalah ini, dan di sisi lain, agar para pelaku kebaikan menghindari kemunafikan dan lebih sedikit mengungkapkan namanya.

 

Dari dua ayat tadi terdapat empat pelajaran berharga yang dapat dipetik.

1. Dalam prinsipnya, berbisik-bisik adalah haram dan dilarang, kecuali untuk hal-hal yang penting seperti menjaga nama baik orang mukmin atau maslahat keluarga, atau ada maslahat yang lebih penting.

2. Terkadang memberi petunjuk dan nasihat kepada orang lain, atau memperingatkan mereka atas perbuatan buruk lebih efektif dilakukan secara rahasia dan jauh dari pandangan orang lain.

3. Setiap ucapan atau perbuatan yang membuat orang lain ketakutan dan sedih adalah dari setan, dan tidak selaras dengan spirit keimanan.

4. Orang beriman bertawakkal kepada Tuhan dalam menghadapi konspirasi rahasia musuh, dan mereka meyakini bahwa selama Tuhan menghendaki, musuh tidak akan dapat merugikan mereka.

 

 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا إِذَا قِيلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوا فِي الْمَجَالِسِ فَافْسَحُوا يَفْسَحِ اللَّهُ لَكُمْ وَإِذَا قِيلَ انْشُزُوا فَانْشُزُوا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ (11)

 

Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (58: 11)

 

Ayat ini merujuk salah satu adab dan sopan santun dalam sebuah majlis dan pertemuan, serta menyatakan, "Ketika seseorang memasuki majlis, maka berikan jalan dan tempat kepadanya. Hal ini akan menciptakan kasih sayang di antara kalian dan memperkuat hubungan persahabatan, berbeda dengan berbisik-bisik di majlis (pertemuan) yang memicu prasangka buruk dan ketidakpedulian.

 

Lebih lanjut ayat ini menyatakan, jika berdiri untuk memberi penghormatan kepada orang yang baru masuk itu diperlukan, maka berdirilah kalian, bukannya kalian tetap duduk dan hanya memikirkan kenyamanan dan kesenangan diri kalian sendiri. Jika kalian berdiri dan memberi tempat kepada orang lain, Tuhan juga akan melapangkan hidup kalian.

 

Tentunya jika seseorang yang baru masuk adalah ulama dan orang berilmu, penghormatan ini harus dilakukan sehingga keutamaannya akan disadari orang lain, dan posisi ilmiahnya akan dihormati oleh mereka yang hadir di majlis.

 

Dari satu ayat tadi terdapat tiga pelajaran penting yang dapat dipetik.

1. Menjaga sopan santun dan tata krama sosial dan menghormati orang lain dalam duduk dan bangun adalah esensi iman kepada Tuhan dan Islam telah menekankannya.

2. Di urusan sosial dan tempat umum, kita tidak boleh monopoli, dan mencegah orang lain menikmati fasilitas tersebut.

3. Mempermudah urusan dan kehidupan orang lain, akan membuat Tuhan melapangkan kehidupan duniawi dan ukhrawi manusia.

4. Dalam masyarakat Islam, orang berilmu dan beriman akan diberi posisi tinggi.

 

Senin, 15 Januari 2024 14:52

Surat al-Mujadila 1-6

 

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ

قَدْ سَمِعَ اللَّهُ قَوْلَ الَّتِي تُجَادِلُكَ فِي زَوْجِهَا وَتَشْتَكِي إِلَى اللَّهِ وَاللَّهُ يَسْمَعُ تَحَاوُرَكُمَا إِنَّ اللَّهَ سَمِيعٌ بَصِيرٌ (1) الَّذِينَ يُظَاهِرُونَ مِنْكُمْ مِنْ نِسَائِهِمْ مَا هُنَّ أُمَّهَاتِهِمْ إِنْ أُمَّهَاتُهُمْ إِلَّا اللَّائِي وَلَدْنَهُمْ وَإِنَّهُمْ لَيَقُولُونَ مُنْكَرًا مِنَ الْقَوْلِ وَزُورًا وَإِنَّ اللَّهَ لَعَفُوٌّ غَفُورٌ (2)

 

Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan wanita yang mengajukan gugatan kepada kamu tentang suaminya, dan mengadukan (halnya) kepada Allah. Dan Allah mendengar soal jawab antara kamu berdua. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (58: 1)

 

Orang-orang yang menzhihar isterinya di antara kamu, (menganggap isterinya sebagai ibunya, padahal) tiadalah isteri mereka itu ibu mereka. Ibu-ibu mereka tidak lain hanyalah wanita yang melahirkan mereka. Dan sesungguhnya mereka sungguh-sungguh mengucapkan suatu perkataan mungkar dan dusta. Dan sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun. (58: 2)

 

Pada pertemuan hari ini kita akan membahas tafsir Surat al-Mujadila. Surat ini diturunkan di Madinah dan terdiri dari 22 ayat. Mayoritas ayat surat ini berbicara mengenai urusan keluarga dan hubungan sosial. Nama surat ini diambil dari ayat pertama terkait dialog antara seorang perempuan dan Rasulullah Saw.

 

Salah satu tradisi kaum Arab sebelum Islam adalah ketika seorang suami marah atas istrinya, ia mengatakan kepadanya, Kamu seperti ibuku bagiku. Dengan perkataan ini, ia menceraikan istrinya dengan cara yang tidak tepat. Metode ini membuat perempuan yang ditalak tidak dapat menikah dengan pria lain, dan juga tidak dapat melanjutkan hidup bersama dengan suami sebelumnya. Talak seperti ini dikenal dengan nama talak zihar.

 

Di zaman awal Islam, salah satu laki-laki Madinah ketika marah berbicara seperti ini kepada istrinya, tak lama kemudian ia menyesal atas perkataannya tersebut. Istrinya mendatangi Rasulullah Saw untuk menyelesaikan masalah, dan berdialog dan berdebat dengan beliau. Rasul kemudian berkata kepadanya, selama belum ada hukum dari Tuhan, kamu tetap menjadi istri dan mahramnya.

 

Ia mencari perlindungan kepada Tuhan untuk menyelesaikan masalah dan memuliakan Tuhan. Tidak butuh waktu lama sebelum ayat-ayat ini diturunkan dan menyatakan, "Membandingkan seorang istri dengan seorang ibu adalah perumpamaan palsu yang diungkapkan untuk tujuan yang salah, dan Tuhan tidak menerima hal seperti itu. Dengan demikian, Islam melarang jenis perceraian ini dan tidak mengakuinya sebagai salah satu jenis perceraian."

 

Dari dua ayat tadi terdapat empat pelajaran penting yang dapat dipetik:

1. Rasul dan utusan Tuhan berada di tengah masyarakat dan dalam akses mereka. Oleh karena itu, pria dan wanita merujuk kepada Rasul untuk menyelesaikan masalah kehidupan mereka.

2. Di masa jahiliyah, sejumlah tradisi dan adat istiadat masyarakat terkait perempuan adalah zalim, dan Islam memberikan solusi yang tepat bagi masalah ini.

3. Allah Swt Maha Mengetahui hubungan keluarga dan sosial manusia, dan menerapkan hukum dan berdasarkan itu, Allah menetapkan hukum yang adil.

4. Pria dan wanita tidak boleh merusak hubungan keluarga dengan saling menuding atau mengeluarkan kata-kata yang tidak sopan.

 

وَالَّذِينَ يُظَاهِرُونَ مِنْ نِسَائِهِمْ ثُمَّ يَعُودُونَ لِمَا قَالُوا فَتَحْرِيرُ رَقَبَةٍ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَتَمَاسَّا ذَلِكُمْ تُوعَظُونَ بِهِ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرٌ (3) فَمَنْ لَمْ يَجِدْ فَصِيَامُ شَهْرَيْنِ مُتَتَابِعَيْنِ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَتَمَاسَّا فَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَإِطْعَامُ سِتِّينَ مِسْكِينًا ذَلِكَ لِتُؤْمِنُوا بِاللَّهِ وَرَسُولِهِ وَتِلْكَ حُدُودُ اللَّهِ وَلِلْكَافِرِينَ عَذَابٌ أَلِيمٌ (4)

 

Orang-orang yang menzhihar isteri mereka, kemudian mereka hendak menarik kembali apa yang mereka ucapkan, maka (wajib atasnya) memerdekakan seorang budak sebelum kedua suami isteri itu bercampur. Demikianlah yang diajarkan kepada kamu, dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (58: 3)

 

Barangsiapa yang tidak mendapatkan (budak), maka (wajib atasnya) berpuasa dua bulan berturut-turut sebelum keduanya bercampur. Maka siapa yang tidak kuasa (wajiblah atasnya) memberi makan enam puluh orang miskin. Demikianlah supaya kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan itulah hukum-hukum Allah, dan bagi orang kafir ada siksaan yang sangat pedih. (58: 4)

 

Melanjutkan ayat sebelumnya mengenai talak Zihar, ayat ini mengatakan, "Dengan mengatakan kalimat ini, tidak akan terjadi talak dan perpisahan antara suami-istri, dan metode talak adalah yang dijelaskan oleh Islam. Namun ada seorang suami yang mengatakan kalimat ini kepada istrinya dan ia benar-benar menginginkan talak, maka ia harus dihukum sehingga orang lain tidak akan mengulanginya dan menjadi pelajaran bagi yang lain."

 

Hukuman bagi orang seperti ini adalah ia harus membeli seorang budak dan membebaskannya karena Tuhan. Jika ia tidak mampu, maka harus berpuasa selama 60 hari. Jika ia tidak memiliki kemampuan untuk berpuasa karana fisiknya lemah, maka setidaknya ia harus memberi makan 60 orang miskin. Setelah ia melakukan salah satu hukuman tersebut, ia dapat berkumpul kembali dengan istrinya dan melanjutkan kehidupan normal suami-istri.

 

Dari dua ayat tadi terdapat empat pelajaran penting yang dapat dipetik:

1. Islam memerangi tradisi keliru yang menzalimi perempuan dan telah menetapkan hukuman atau denda bagi suami yang telah melakukan penindasan tersebut terhadap istri mereka.

2. Ucapan dan kata-kata memiliki tanggung jawab, serta tidak semua pembicaraan keliru dapat dikatakan kepada istri.

3. Islam memanfaatkan setiap sarana untuk membebaskan budak, sehingga fenomena ini secara bertahap akan terhapus.

4. Denda harus beragam dan bertingkat serta harus sesuai dan serasi dengan kondisi fisik dan keuangan para pelanggar.

 

إِنَّ الَّذِينَ يُحَادُّونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ كُبِتُوا كَمَا كُبِتَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ وَقَدْ أَنْزَلْنَا آَيَاتٍ بَيِّنَاتٍ وَلِلْكَافِرِينَ عَذَابٌ مُهِينٌ (5) يَوْمَ يَبْعَثُهُمُ اللَّهُ جَمِيعًا فَيُنَبِّئُهُمْ بِمَا عَمِلُوا أَحْصَاهُ اللَّهُ وَنَسُوهُ وَاللَّهُ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ شَهِيدٌ (6)

 

Sesungguhnya orang-orang yang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, pasti mendapat kehinaan sebagaimana orang-orang yang sebelum mereka telah mendapat kehinaan. Sesungguhnya Kami telah menurunkan bukti-bukti nyata. Dan bagi orang-orang kafir ada siksa yang menghinakan. (58: 5)

 

Pada hari ketika mereka dibangkitkan Allah semuanya, lalu diberitakan-Nya kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan. Allah mengumpulkan (mencatat) amal perbuatan itu, padahal mereka telah melupakannya. Dan Allah Maha Menyaksikan segala sesuatu. (58: 6)

 

Melanjutkan ayat sebelumnya yang berbicara mengenai hukuman duniawi terhadap tradisi keliru jahiliyah dan bertentangan dengan hukum ilahi, ayat ini mengisyaratkan hukuman ukrawi pelanggaran terhadap ketentuan ilahi, serta menyatakan, melawan dan menentang hukum serta ajaran ilahi akan berujung pada kekufuran, serta memiliki dampak buruk di dunia, karena sama halnya dengan mengabaikan ayat-ayat jelas ilahi.

 

Namun hukuman utama berkaitan dengan hari kiamat ketika Tuhan mengingatkan pekerjaan buruk manusia yang telah mereka lupakan. Hal ini membuat mereka terhina dan mendapat azab pedih.

 

Dari dua ayat tadi terdapat tiga pelajaran penting yang dapat dipetik.

1. Setelah bukti sempurna dan ajaran serta perintah Tuhan jelas, segala bentuk penentangan terhadapnya akan berakibat buruk bagi manusia, baik di dunia maupun di akhirat.

2. Melawan para nabi berarti melawan Tuhan, dan Tuhan akan memberi mereka hukuman yang keras dan menghinakan.

3. Pada hari kiamat, para terdakwa dijelaskan dakwaannya sehingga ia akan menyadari apa kesalahan dan hukumannya. Kemudian ia akan dihukum karena kesalahannya tersebut.

Rabu, 03 Januari 2024 14:49

Natal dan Hadiah Berdarah

 

Tahun ini, tahun baru dimulai secara berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Di hari Natal atau kelahiran Isa al-Masih, Betlehem, tempat kelahiran al-Masih dalam kondisi gelap gulita dan sunyi senyap.

Kondisi ini dikarenakan bayang-bayang penyerangan rezim Zionis ke Gaza terasa berat di Tepi Barat Sungai Jordan dan Geraja “Al-Mahd” atau “Gereja Kelahiran”, tempat lahirnya Isa al-Masih. Gereja-gereja mengumumkan beberapa minggu yang lalu bahwa mereka berduka atas kematian warga Gaza, dan tahun ini tidak ada berita tentang dekorasi pohon pinus besar di alun-alun kawasan ini, dan lilin tidak akan dinyalakan untuk Natal. Karena pembantaian sedang terjadi beberapa kilometer jauhnya dari mereka.

Umat ​​​​Kristen yang tinggal di Tepi Barat, berlawanan dengan tradisi tahun-tahun sebelumnya, tahun ini menempatkan ikon dan patung suci mereka di antara puing-puing dan kawat berduri untuk mengekspresikan solidaritas terhadap masyarakat Gaza.

Umi Shadi, seorang wanita Kristen Palestina, duduk sendirian di rumahnya di Betlehem. Tak ada bekas dekorasi Natal yang terlihat di sudut-sudut rumahnya. Alih-alih gembira dengan datangnya Natal, ia malah membolak-balik foto kerabatnya di Jalur Gaza yang menjadi syahid dalam agresi brutal Israel.

Umi Shadi berkata: “Natal saat rakyat kami terbunuh di Gaza tidak ada artinya karena kami berduka dan bersedih. Tidak ada seorang pun yang ingin merayakan Natal dalam situasi seperti ini, sementara anak-anak di Gaza kelaparan dan ketakutan.”

Umi Shadi melewati hari lahir Isa al-Masih dengan rasa cemas dan khawatir, sambil berduka atas kesyahidan sejumlah kerabatnya oleh pasukan pendudukan di Gaza, dan sebagai tanda solidaritas dengan masyarakat Gaza, yang beragama Islam dan Kristen yang diserang dan dibantai oleh tentara rezim pendudukan, dia tidak merayakan Natal.

Banyak orang terjebak di sebuah gereja Katolik di kota Gaza, dan pasukan rezim Zionis sibuk menghancurkan rumah-rumah di dekat gereja tersebut dan membunuh orang. Perempuan dan anak-anak dibiarkan tanpa air dan makanan dan tidak jauh dari kematian. Anak-anak melihat ke jendela dan pipa pemanas. Namun tidak ada yang bisa dirasakan dari pipa-pipa itu kecuali bau asap dan mesiu....

Selama dua bulan terakhir, ribuan ton bahan peledak dan ribuan bom serta rudal telah dijatuhkan ke masyarakat Gaza oleh rezim Zionis. Selama periode ini, serangan Zionis terhadap anak-anak, perempuan, dan laki-laki sipil Palestina begitu hebat sehingga banyak umat Kristiani yang tinggal di negeri ini bahkan tidak menyadari datangnya tahun baru. Pada Tahun Baru Masehi, jika kereta Natal membawa hadiah bagi masyarakat negara-negara Kristen di dunia, maka kereta ini untuk Gaza, membawa anak-anak, perempuan dan laki-laki yang bergelimang dalam darah rakyat Palestina yang tertindas.

Ketidakpedulian pemerintah Barat terhadap isu Gaza terjadi di tengah perayaan Natal, padahal setiap tahun pada hari-hari tersebut, Betlehem, tempat kelahiran Isa al-Masih, di Tepi Barat menjadi saksi kehadiran umat Kristiani dari seluruh dunia. Namun saat ini dunia sedang menyaksikan pembantaian besar-besaran dan genosida terhadap rakyat Gaza yang dilakukan oleh rezim Zionis yang didukung oleh pemerintah Barat. Pengumuman dukungan politik dan militer negarawan Barat kepada rezim Zionis telah menghalangi persetujuan resolusi gencatan senjata Gaza di Dewan Keamanan. Akibat dari kejahatan dan genosida ini adalah kematian lebih dari 20 ribu anak-anak dan laki-laki dan perempuan yang tertindas, lebih dari 50 ribu orang terluka dan hancurnya lebih dari separuh bangunan di Gaza.

​ Seolah-olah perkataan al-Masih tidak lagi terdengar. Beliau biasa berkata kepada para pengikutnya: "...di dunia ini, para penguasa berkuasa atas rakyat dan para pemimpin memberikan perintah kepada bawahannya, tetapi kamu tidak boleh seperti itu."

Utusan ilahi tersebut membawa pesan untuk mencintai sesama kepada umat manusia, dan pada langkah berikutnya, beliau melakukan upaya untuk menegakkan keadilan dan meniadakan ketidakadilan. Beliau selalu menggambarkan alasan-alasannya yang jelas di tengah teman-temannya dan terkadang di puncak gunung dan mengajak orang-orang untuk mencintai dan bersahabat serta menjauhi kekejaman dan penindasan dalam hidup. Dalam Al-Qur'an, Surah Maryam, ayat 31 dan 32, Nabi Isa as memperkenalkan dirinya sebagai makhluk yang diberkati, dimanapun dia berada, baik hati dan berterima kasih kepada ibunya, dan tidak menindas atau kejam.

Dalam ajaran al-Masih disebutkan, “Sesungguhnya Aku beritahukan kepadamu, jika suatu ruangan terbakar, maka api itu akan menjalar terus menerus dari satu ruangan ke ruangan yang lain hingga banyak ruangan yang terbakar, kecuali mereka menemukan ruangan yang pertama dan mengeluarkannya dari akarnya, jika demikian, tidak akan ada tempat tersisa untuk api. Begitulah wabah penindas pertama, jika ia dihentikan, tidak ada lagi pemimpin penindas yang akan ditemukan setelahnya; karena orang lain harus mengikuti teladannya; Ibarat api yang tidak menemukan kayu dan papan pada rumah pertama, maka tidak akan membakar apa pun.

Nora, seorang wanita Kristen Palestina, mengatakan: Kristus datang dan dengan kedatangannya, Dia menawarkan kepada umat manusia sekantong persahabatan dan keintiman, dan mengulurkan tangan hangatnya kepada semua orang miskin dan selam hidupnya, ia tidak segan-segan melawan keburukan dan mengajak ke arah kebaikan. Tapi sekarang tidak ada penyeru kebaikan dan kejahatan serta keburukan telah mencapai puncaknya.

Apa yang terjadi di Gaza saat ini adalah akibat dari kekejaman dan kejahatan rezim ilegal Israel selama 75 tahun. Saat ini, rakyat Gaza yang tertindas juga mengalami penindasan yang sama, di mana jika sejak awal perjuangan rakyat Palestina untuk mendapatkan hak-hak mereka tidak tersesat atau tertahan karena pengkhianatan para pemimpin Arab yang berafiliasi dengan pemerintah Barat, maka hal ini tidak akan berkobar seperti ini, dan keluarga tidak akan kehilangan orang yang mereka cintai, dan mereka tidak akan menjadi pengungsi serta tidak menjadi tunawisma.

Sekitar 2 juta penduduk Gaza adalah Muslim, dan lebih dari 10.000 umat Kristen Ortodoks juga tinggal di Jalur Gaza, yang merayakan kelahiran Isa al-Masih as pada tanggal 7 Januari. Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa wanita Muslim mempersembahkan boneka Sinterklas (Santa Claus) buatan tangan mereka pada perayaan ini. Menurut "Laia Taye", perancang produk tersebut: "Nabi Muhammad (saw) telah mendorong kami untuk menghormati semua agama dan kami ingin bersama umat Kristiani pada hari kelahiran al-Masih as."

Saat ini, Gaza adalah ajang kebenaran dan kebatilan. Ini adalah medan konfrontasi antara arogansi dan iman. Kekuatan iman versus kekuatan arogansi. Kekuatan arogansi datang melalui tekanan militer, pengeboman dan kejahatan, dan kekuatan iman, yang tampaknya tidak memiliki fasilitas tersebut, berdiri dengan perbekalan dan fasilitas yang sangat sedikit namun dengan iman dan tekad yang kuat. Saat ini, masyarakat manusia menyaksikan sebuah gambaran aneh tentang keimanan dan ketabahan dari orang-orang yang, ketika rumah mereka dihancurkan dan orang-orang yang mereka cintai meninggal akibat pemboman dan pembunuhan brutal rezim Zionis, mereka dengan kuat, solid dan tenang, baik tua maupun muda melantunkan zikir  حَسْبُنَا اللَّهُ وَنِعْمَ الْوَکِیلُ "Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung".

Saat ini, hati nurani umat manusia dan kemanusiaan orang-orang yang bebas dan sadar di dunia telah dirugikan oleh semua kekejaman, kepengecutan, dan kedengkian ini. Menurut Ayatullah Khamenei, pemimpin Revolusi Islam: “Rakyat Gaza, dengan kesabaran...perlawanan...dengan tidak menyerah, berhasil merobek topeng hak asasi manusia yang palsu dari wajah Amerika, Prancis, Inggris dan negara-negara lain. Rakyat Gaza mempermalukan mereka. Masyarakat Gaza mampu menggerakkan hati nurani manusia dengan kesabaran mereka … Tentu kita tidak ragu lagi bahwa “Janji Tuhan itu benar”; «اِنَّ وَعدَ اللَهِ حَق»… Insya Allah kemenangan akhir dan tidak terlalu jauh, ada di tangan rakyat Palestina dan Palestina.”

Tak diragukan lagi, rakyat Palestina dengan kekuatannya terus melawan penjajah Zionis, dan dalam kondisi tertindas mengorbankan nyawanya di jalan ini. Bahkan ketika mereka menyaksikan anak-anak tanpa perlindungan dan terlantar menjadi korban utama ketamakan rezim Zionis, mereka tetap mengacungkan jarinya sebagai simbol kemenangan.

Mereka mengirim pesan kepada dunia bahwa konstelasi kekuatan dalam konfrontasi muqawama dan Israel telah berubah, dan diharapkan tahun baru akan ditandai dengan kembali pada ajaran nabi ilahi seperti Ibrahim, Nuh, Musa, Isa dan Muhammad Saw. Sama seperti para nabi ini melawan taghut dan membawa kedamaian dan persahabatan ke dunia, ketimbang agresi, kekerasan dan kejahatan.

 

Setelah operasi Badai al-Aqsa 7 Oktober 2023, rezim Zionis melancarkan serangan udara dan darat besar-besaran ke Jalur Gaza. Aksi brutal ini menewaskan banyak warga Gaza dan menghancurkan infrastruktur serta rumah warga.

Di antara lebih dari 22 ribu orang yang gugur selama tiga bulan ini di Gaza, delapan ribunya adalah anak-anak. Selain itu, sampai saat ini lebih dari 57 ribu rakyat tertindas Gaza terluka. Serangan brutal Israel ini juga memaksa warga Gaza mengungsi. UNRWA juga mengumumkan bahwa 1,7 juta warga Palestina mengungsi dari utara dan tengah Gaza, serta mereka hidup di rumah-rumah dan kamp-kamp selatan daerah ini, padahal daerah ini juga memiliki populasi yang padat.

Dimensi luas kejahatan Israel terhadap warga Gaza yang merupakan bukti nyata dari genosida, menuai respos keras di tingkat dunia. Di antaranya adalah negara Afrika Selatan bukan saja mengecam, bahkan mengambil langkah-langkah di tingkat internasional terhadap rezim ilegal Israel. Afrika Selatan sebelumnya pada awal bulan November 2023 memanggil diplomatnya dari Israel, dan kemudian Tel Aviv memanggil dubesnya dari Afsel.

Selain itu, parlemen Afsel menyetujui penangguhan seluruh hubungan diplomatik dengan Israel, meski sampai saat ini pemerintah secara resmi belum menyetujui keputusan parlemen tersebut. Tak hanya itu, bulan lalu Afrika Selatan bersama lima negara lain secara resmi mengadukan kejahatan perang Israel di Gaza ke Mahkamah Internasional (ICJ). Meski demikian, langkah terbaru negara besar Afrika ini dengan sendirinya adalah langkah besar dan belum pernah dilakukan sebelumnya.

Sebagai salah satu negara anggota Konvensi Pencegahan dan Penghukuman Kejahatan Genosida, Afrika Selatan berkomitmen untuk mencegah terjadinya genosida. Oleh karena itu, dalam pertemuan khusus yang diadakan pada tanggal 8 Desember 2023, Kabinet Afrika Selatan memerintahkan untuk merujuk Mahkamah Internasional di Den Haag guna meminta perintah yang menginstruksikan Israel, yang juga salah satu anggotanya, untuk menahan diri dari tindakan apa pun yang mungkin merupakan genosida atau kejahatan berdasarkan Konvensi.

Dalam konteks ini, telah diajukan permohonan kepada Mahkamah pada tanggal 29 Desember 2023, yang mana Mahkamah diminta untuk segera menyatakan bahwa Israel melanggar kewajibannya berdasarkan Konvensi Genosida dan harus segera menghentikan segala tindakan dan langkah yang melanggar kewajiban tersebut. Mahkamah Internasional menyetujui pengaduan Afrika Selatan mengenai pelanggaran kewajiban Israel. Atas dasar itu, Afrika Selatan mengajukan gugatan terhadap Israel berdasarkan Konvensi Genosida.

Dalam permintaan Afrika Selatan untuk mengajukan gugatan terhadap Israel terkait pelanggaran kewajiban rezim ini terhadap warga Palestina di Jalur Gaza, berdasarkan Konvensi Pencegahan dan Penghukuman Kejahatan Genosida (Genocide Convention), disebutkan bahwa tindakan tersebut Rezim Zionis mempunyai ciri-ciri genosida karena tindakan tersebut mempunyai tujuan tertentu, dan untuk menghancurkan warga Palestina di Gaza sebagai bagian dari kelompok bangsa, ras dan etnis yang besar.

Perilaku dan tindakan Israel terhadap warga Palestina di Gaza, baik melalui organ-organnya, agen-agen pemerintah, orang-orang dan lembaga-lembaga lain yang bertindak sesuai dengan instruksinya atau berdasarkan instruksinya, dianggap sebagai pelanggaran terhadap kewajiban sesuai dengan Konvensi Genosida. Dalam tuntutan ini diisyaratkan bahwa Rezim Zionis khususnya sejak 7 Oktober 2023, tidak menindaklanjuti langkah-langkah langsung dan publik mengenai (pencegahan) genosida dan telah gagal dalam hal ini. Afrika Selatan juga telah meminta pengadilan untuk mengambil tindakan sementara untuk mendukung hak-hak rakyat Palestina terhadap kerugian lebih lanjut, parah dan tidak dapat diperbaiki berdasarkan Konvensi Genosida dan memastikan bahwa Israel mematuhi kewajibannya berdasarkan Konvensi Genosida.

​Terkait gugatan Afrika Selatan di Mahkamah Internasional atau Mahkamah Internasional (ICJ), Kementerian Luar Negeri negara ini mengeluarkan keterangan pers pada hari yang sama (29 Desember 2023). Dalam keterangan pers ini disebutkan bahwa Afsel sangat mengkhawatirkan kondisi warga sipil dalam serangan terkini Israel ke Jalur Gaza, karena penggunaan kekerasan yang melampaui batas dan pengusiran paksa warga. Ada laporan tak henti mengenai kejahatan internasional, seperti kejahatan terhadap kemanusiaan dan kejahatan perang serta berbagai laporan mengenai aksi-aksi yang serupa dengan genosida atau kejahatan yang berkaitan dengannya.

Dalam kelanjutan pernyataan ini disebutkan bahwa mengenai tindakan genosida atau kejahatan terkait dengannya sesuai dengan Konvensi 1948 (yang mengatur tentang pencegahan dan penghukuman genosida), kejahatan-kejahatan ini dilakukan dalam pembunuhan di Gaza dan mungkin terus berlangsung sampai saat ini. Afrika Selatan telah berulang kali menyatakan bahwa mereka mengutuk kekerasan dan serangan terhadap semua warga sipil. Selain itu, Afrika Selatan secara konsisten menyerukan gencatan senjata segera dan permanen serta dimulainya kembali perundingan yang mengakhiri berlanjutnya kekerasan karena pendudukan di Palestina.

Menyusul tindakan Afrika Selatan, Kementerian Luar Negeri Israel bereaksi dalam sebuah pernyataan pada 29 Desember. Tel Aviv menganggap rujukan permintaan Afrika Selatan terhadapnya ke Mahkamah Internasional sebagai fitnah yang tidak berdasar dan tidak memiliki nilai hukum dan menolaknya serta mengklaim bahwa pihaknya mematuhi hukum internasional dalam perang dengan Hamas di Gaza. Pernyataan ini juga mengklaim bahwa Afrika Selatan bekerja sama dengan kelompok yang disebut Tel Aviv sebagai teroris (yaitu Hamas) yang ingin menghancurkan Israel.

Selain itu, pernyataan ini juga memunculkan klaim konyol bahwa rakyat Gaza bukanlah musuh Israel dan bahwa Israel berusaha membatasi dampak buruk terhadap warga sipil. Juru bicara rezim Zionis juga mengumumkan bahwa tindakan militer hanya akan dilakukan terhadap Hamas dan "organisasi teroris lainnya" yang bekerja sama dengan Hamas.

Hal yang penting adalah bahwa tindakan yudisial Afrika Selatan terhadap rezim Zionis disambut baik oleh kelompok perlawanan Palestina. Dalam pernyataannya, gerakan Hamas memuji petisi Afrika Selatan di Mahkamah Internasional (ICJ) dan mengumumkan bahwa tindakan Afrika Selatan merupakan langkah penting untuk menuntut dan mengadili pemimpin Israel sebagai penjahat baru, yang melakukan kejahatan paling brutal untuk saat ini terhadap kemanusiaan.

Dalam pernyataan Hamas, seluruh negara diminta untuk menyampaikan permintaan serupa terhadap rezim kriminal Zionis, mengingat hal tersebut merupakan ancaman bagi perdamaian dan keamanan dunia, kepada pengadilan pidana nasional dan internasional terkait guna memastikan rezim tersebut tidak menghindar dari kejahatan brutal terhadap anak-anak dan warga sipil di Jalur Gaza.

Langkah hukum pemerintah Afrika Selatan terhadap Israel di Mahkamah Internasional dengan dakwaan melakukan genosida sangat penting dari beberapa sisi.

Pertama, dakwaan genosida terkait Israel diajukan secara resmi dan kejahatan ini secara resmi ditujukan kepada Tel Aviv. sebelumnya, dakwaan seperti ini hanya digulirkan sebatas di media dan Israel mampu melawannya. Tapi untuk saat ini, Israel menghadapi sebuah proses hukum serius di tingkat internasional.

Kedua, proses yang dimulai pemerintah Afrika Selatan di ICJ adalah sebuah proses yang memungkinan seluruh pemerintah anggota "Konvensi Genosida 1948" untuk ikut campur, dan ini dapat menjadi sebuah gerakan luas di tingkat internasional melawan Israel.

Ketiga, pemerintah Afrika Selatan dalam langkah pertamanya mengajukan perintah sementara dan meminta ICJ sebelum mengkaji isi pengaduan, untuk mendapatkan jaminan kejahatan yang menjadi bukti genosida, telah merilis instruksi sementara. Salah satu keistimewaan penting dari perilisan "instruksi sementara" ini adalah anggota tetap Dewan Keamanan dari Barat akan kesulitan memanfaatkan hak veto untuk keuntungan Israel, atau mereka akan mengeluarkan biaya yang sangat mahal.

Keempat, setelah dimulainya proses ini, Mahkamah Internasional (ICJ) akan semakin leluasa untuk mengambil langkah terhadap pemimpin Israel, dan sedikit banyak para jaksa di ICJ akan terlindungi dari tekanan politik, finansial dan mental oleh Amerika Serikat dan sejumlah pemerintah Barat.

 

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran atau Rahbar, mengatakan kebijakan strategis Republik Islam Iran, melibatkan rakyat di berbagai arena, sebaliknya kebijakan musuh menyingkirkan rakyat dari berbagai arena, dan ini adalah kebijakan Amerika Serikat, dan Rezim Zionis.

Ayatullah Sayid Ali Khamenei, Selasa (9/1/2024) bertemu dengan sejumlah banyak masyarakat kota Qom, untuk memperingati kebangkitan bersejarah rakyat 19 Dey 1356 Hs (9 Januari 1978).

Menurut Rahbar, penggulingan Rezim Shah yang tiran, bergantung, dan penindas, setahun setelah kebangkitan rakyat Qom, merupakan hasil nyata dari partisipasi rakyat Iran, dan keterlibatan mereka di arena politik serta revolusi.

Ia menuturkan, "Tujuan dari upaya mengajak rakyat berpartisipasi adalah untuk mewujudkan kedaulatan Islam, kemuliaan Islam, reformasi total, memajukan bangsa, dan melawan penjajah."

Ayatullah Khamenei menjelaskan, pelajaran yang diberikan Imam Khomeini, secara teori dan praktik di tahun-tahun itu adalah bahwa partisipasi rakyat dapat menciptakan mukjizat.

"Bersandar pada rakyat adalah ajaran Imam Ali as. Di dalam kitab Nahjul Balaghah, beliau berkata, rakyat adalah sandaran agama, struktur asli masyarakat, dan cadangan untuk hari perlawanan menghadapi musuh," imbuhnya.

Rahbar menilai Gaza, sebagai contoh nyata dari kekuatan agung rakyat, ketika sekelompok kecil dari masyarakat di wilayah yang kecil, telah melumpuhkan Amerika Serikat, dengan seluruh klaimnya, dan Rezim Zionis yang bergantung pada AS, dengan kesabaran dan perlawanan.

Ayatullah Khamenei, menganggap kejahatan-kejahatan, dan pembunuhan terhadap anak-anak yang dilakukan Rezim Zionis, selama tiga bulan di Gaza, tidak akan pernah terlupakan.

"Sejarah akan mencatat suatu hari ada sekelompok orang berkuasa di kawasan ini yang selama berminggu-minggu membunuh ribuah anak-anak, tapi kesabaran rakyat, dan perlawanan pejuang Palestina, memaksa mereka mundur," ujarnya.

Di sisi lain, Rahbar menilai upaya media-media asing menciptakan masyarakat berputus asa, terutama kalangan muda adalah upaya untuk menyingkirkan rakyat dari berbagai arena seperti ekonomi, politik, budaya, dan lainnya.

Ayatullah Khamenei menegaskan, "Penyamarataan atau membesar-besarkan sisi negatif, menyebarluaskan isu bahwa pemilu, dan aktivitas politik tidak berguna, serta menyebarkan kabar fiktif tentang kesulitan ekonomi, merupakan salah satu propaganda musuh."

Rahbar juga menganggap upaya menakut-nakuti rakyat oleh kekuatan-kekuatan dunia, AS, dan Rezim Zionis, merupakan instrumen lain untuk menyingkirkan rakyat dari berbagai arena.

"Jika memang rakyat Iran, takut pada kekuatan tertentu, Republik Islam tentu sudah tidak ada, padahal hari ini banyak kekuatan yang mengaku berkuasa, dan mendominasi kawasan, takut pada rakyat Iran," imbuhnya.

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran, menilai kehadiran luas masyarakat Iran, dalam peringatan gugurnya Syahid Qassem Soleimani, yang keempat, kehadiran rakyat pada Pawai 22 Bahman, Hari Quds, dan Yaumullah 9 Dey, sebagai bukti nyata kesiapan rakyat untuk terjun berpartisipasi dalam setiap arena.

Ayatullah Khamenei menegaskan, "Rakyat Iran, dalam peringatan gugurnya Syahid Soleimani, datang dari tempat-tempat yang jauh untuk berziarah ke Kerman, dan meski terjadi peristiwa mengenaskan, esok harinya mereka kembali datang berduyun-duyun." 

 

"Jika Isa al-Masih lahir saat ini, maka ia akan lahir di bawah reruntuhan". Ini adalah bagian dari khutbah Dr. Munzir Ishak, Uskup Agung Gereja Betlehem saat peringatan Natal.

Di latar belakang khotbah pendeta ini, ada replika bayi yang diletakkan di reruntuhan. Bertahun-tahun yang lalu, di gereja ini, adegan kelahiran al-Masih diciptakan kembali bersama ibunya Perawan Hitam (simbolis), Yusuf dan tiga penyihir Iran. Namun tahun ini, anak tersebut tidak berada dalam pelukan hangat ibunya, melainkan dipajang di antara reruntuhan yang dingin sehingga seluruh dunia dapat melihat kejahatan apa yang sedang terjadi di tanah al-Masih.

Di Betlehem, tempat kelahiran al-Masih, tidak ada kabar perayaan Tahun Baru, dan gereja-gereja membatalkan perayaan tersebut dengan tetap mempertahankan upacara doa dan ritual keagamaan. Perang di Gaza menyebabkan umat Kristiani Palestina meninggalkan perayaan Tahun Baru yang bahagia dan menghabiskan malam Tahun Baru dengan doa dan permohonan agar serangan rezim Zionis berakhir.

Tahun ini, umat Kristiani Palestina berduka atas ribuan orang yang tewas dalam serangan rezim Zionis di Jalur Gaza, dan demi bersimpati dengan saudara Muslim mereka di Gaza, mereka memutuskan untuk tidak mendekorasi pohon-pohon besar tersebut. Umat ​​​​Kristen yang tinggal di Tepi Barat juga menempatkan ikon dan patung suci mereka di tengah puing-puing dan kawat berduri tahun ini, yang bertentangan dengan tradisi tahun-tahun sebelumnya.

Gereja Kelahiran atau Gereja Nativitas terletak di bagian lama Betlehem dan menurut umat Kristiani, itu adalah tempat kelahiran Isa al-Masih. Salah satu biarawan di gereja ini berkata: Betlehem bukanlah sebuah kota; Itu adalah sebuah pesan. Ini adalah pesan perdamaian bagi dunia. Dari tempat suci ini, kami telah mengirimkan pesan perdamaian dan kami menyerukan untuk menghentikan perang; Hentikan pertumpahan darah, pembunuhan dan balas dendam.

Selama 6 dekade terakhir, nama Palestina telah dikaitkan dengan perang dan pendudukan Zionis, perjuangan dan jihad para pejuang Islam, serta kesabaran dan ketabahan masyarakat negeri ini, dan mungkin juga dengan gencarnya pemberitaan perkembangan politik di tanah bersejarah Palestina telah menghalangi mereka untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang sejarah budaya dan sejarah negara ini terpatri dalam benak dunia. Tidak ada daftar lengkap warisan budaya dan sejarah serta warisan takbenda (spiritual) Palestina yang tersedia bagi para peneliti dalam bentuk tertulis, dan karya-karya terkenal negara ini sebagian besar berlokasi di wilayah yang berada di bawah dominasi dan pendudukan Zionis.

Ancaman militer dan politik hanyalah sebagian dari kekhawatiran yang dihadapi rakyat Palestina dalam beberapa dekade terakhir. Selama periode ini, rezim Zionis tidak puas dengan pendudukan penuh atas tanah Palestina, dan pencurian monumen bersejarah serta Yudaisasi terhadap warisan yang ditinggalkan oleh penguasa Islam dan Kristen menjadi agenda rezim ini, sehingga dengan metode ini, rezim Zionis akan mampu merebut dan mengambil alih identitas budaya dan peradaban bangsa Palestina serta peninggalan bersejarah mereka.

Penggalian tanpa izin oleh Zionis di bawah Masjid Al-Aqsa yang dilakukan dengan tujuan untuk menghidupkan kembali Kuil Sulaiman, penyitaan properti bersejarah di Masjid Bilal di Betlehem dan Makam Ibrahimi di Hebron, bahkan penyitaan artefak sejarah yang berkaitan dengan zaman Romawi, Bizantium, dan Kanaan di Palestina adalah bagian dari tindakan yang dilakukan untuk menghancurkan latar belakang peradaban masyarakat Palestina.

Namun kini, mesin perang rezim Zionis tidak hanya melewati rakyat Palestina, namun juga menginjak akar dan budaya suatu negara serta mengupayakan kedaulatan mutlak dengan menghancurkan karya-karya budaya Palestina. Sebagai contoh, dalam salah satu kejahatan yang tak terhitung jumlahnya yang dilakukan rezim palsu ini, perpustakaan utama di Jalur Gaza diratakan dengan tanah. Perpustakaan ini berisi dokumen dan buku sejarah, dan penduduk kota menyebutnya sebagai peninggalan negaranya. Selain itu, dalam serangan udara di Gaza, gedung administrasi publik di Jalan al-Wahdeh di tengah kota sengaja dihancurkan dan dokumen sejarah serta buku berbagai ilmu pengetahuan dihancurkan.

Gereja Ortodoks Yunani Saint Porphyrius yang berusia ribuan tahun, Masjid Agung Omri yang dibangun pada abad ke-5 M, pusat kebudayaan bersejarah Rashad al-Shawwa, termasuk teater dan perpustakaan dengan sekitar 20.000 buku, termasuk di antara yang karya-karya yang dihancurkan oleh serangan Zionis. Monumen Dewan Legislatif Palestina, Pelabuhan Anthedon – pelabuhan laut pertama di Gaza – dan salah satu dari tiga situs di Gaza yang masuk dalam daftar awal Situs Warisan Dunia UNESCO, juga berada di ambang kehancuran.

"Hosni Mehna", juru bicara walikota Gaza, percaya bahwa menargetkan monumen budaya dan sejarah memiliki dampak serius pada budaya, warisan dan sejarah Palestina, dan tindakan serta kejahatan ini memerlukan intervensi lembaga budaya dan kecaman internasional untuk melestarikan warisan budaya dan sejarah Jalur Gaza.

Mounir Anastas, perwakilan tetap Palestina di Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan PBB (UNESCO), mengumumkan bahwa rezim Zionis telah menargetkan sekitar 200 situs kuno dan warisan kuno sejak dimulainya perang Gaza pada 7 Oktober. Tempat-tempat situs arkeologi seperti masjid, gereja, museum, rumah kuno dan tempat-tempat penting global lainnya.

Dia menambahkan: Audrey Azoulay, direktur jenderal UNESCO, memberi tahu otoritas Israel tentang koordinat situs warisan dunia di Gaza setelah dimulainya perang, sehingga situs tersebut tidak menjadi sasaran, dan Israel sudah memiliki koordinatnya ketika menyerang tempat-tempat ini dan tidak dapat mengklaim bahwa mereka tidak mengetahui nilai tempat-tempat ini.

Kantor media pemerintah di Gaza mengumumkan bahwa di antara tempat-tempat tersebut yang paling terkenal adalah Gereja Bizantium Jabalia, Masjid Omri dan pusat data serta manuskrip bersejarah di kota Gaza.

Departemen Purbakala dan Warisan Budaya Palestina telah menyatakan dalam sebuah laporan: Barang antik Palestina adalah kekayaan yang besar dan terdapat lebih dari 3.300 pangkalan kuno di tanah Palestina, sehingga dapat dikatakan bahwa ada pangkalan kuno untuk setiap 500.000 meter di Palestina. Selain itu, menurut statistik Departemen Purbakala, terdapat 1.944 situs kuno utama dan 10.000 artefak serta lebih dari 350 pusat kota dan pedesaan bersejarah dengan 60.000 bangunan bersejarah di Tepi Barat dan Gaza.

Departemen Purbakala dan Warisan Budaya Palestina telah berulang kali memprotes rezim Zionis yang mengizinkan pedagang barang antik Palestina membawa barang antik keluar dari perbatasan tanpa pemeriksaan polisi, yang merupakan tindakan di luar kerangka hukum dan perjanjian internasional. Selain itu, pada tahun 2013, Al-Monitor menerbitkan laporan tentang penjarahan situs kuno di Gaza oleh rezim Zionis, dan penyebab utama penjarahan ini adalah Moshe Dayan, mantan Menteri Peperangan Israel, yang menggunakan tentara untuk menjarah tak terhitung jumlahnya artefak kuno dari Gaza dan membantu upaya untuk menghapus sejarah Palestina.

Pada tahun 2017, Al-Jazeera menerbitkan laporan yang mengutip formulir pajak yang menunjukkan pengecer karya seni AS mendukung kelompok yang menjarah warisan budaya Palestina. Hal ini terjadi sementara perjanjian UNESCO, resolusi Dewan Keamanan PBB dan Konvensi Den Haag tahun 1954 telah menetapkan kerangka kerja untuk perlindungan warisan budaya selama konflik bersenjata.

Dengan latar belakang tersebut, Dewan Museum Internasional (ICOM) dalam pernyataannya menyatakan keprihatinan mendalam atas kekerasan yang terjadi di Gaza dan memperingatkan akan pengabaian terhadap perlindungan kekayaan budaya serta kemungkinan peningkatan penyelundupan dan perusakan benda-benda budaya dan sejarah serta menekankan gencatan senjata segera di wilayah ini.

Peringatan "ICOM" diterbitkan sementara, menurut apa yang ditulis "Jordantimes" dalam artikel beberapa hari yang lalu, pemboman Israel menyebabkan kerusakan serius pada gedung museum "Khan Yunis". Museum terpenting lainnya di Gaza, yang didirikan 44 tahun lalu dan menampung 2.800 karya dari zaman prasejarah hingga era modern, mengalami keretakan dinding dan kehancuran atau kerusakan beberapa koleksinya akibat pemboman.

Dalam lanjutan pasal tersebut disebutkan: konflik bersenjata tidak hanya mengancam penduduk sipil, tetapi juga aset budaya kawasan ini. Berbagai konflik telah menyebabkan kerusakan luas pada warisan kota dan arsitektur, dan setiap kali penduduk Gaza terkena perang dan kematian, warisan sejarah mereka dicuri dan dihancurkan. Bahkan warisan budaya tak benda mereka, seperti budaya, adat istiadat, bahkan makanan tradisional mereka, pun tak luput dari manipulasi Zionis. Jean-Baptiste Humbert, seorang arkeolog Perancis yang telah bekerja di Palestina selama beberapa dekade, mengatakan bahwa kondisi di Palestina telah menyebabkan hilangnya warisan budaya wilayah tersebut dan hal ini sangat mengkhawatirkan.

Bagaimana pun juga, meningkatnya kekhawatiran terkait keamanan tempat dan peninggalan bersejarah dalam serangan rezim Zionis ke Gaza, adalah sebuah tragedi pahit bagi dunia saat ini. Sedemikian rupa sehingga "Global Times" dengan menerbitkan gambar anak-anak berjalan di atas reruntuhan masjid bersejarah di "Khan Yunis" di selatan Jalur Gaza, mencoba menarik perhatian terhadap kehancuran warisan kuno kawasan ini. Sebuah insiden yang terjadi sebelumnya di Suriah dan sejumlah besar situs warisan budaya negara ini seperti "Palmyra" rusak parah atau hancur. Dan kini tragedi ini kembali terjadi di Gaza.

Alquran

Keadilan Sosial dalam Al-Qur’an dan Pemerintahan yang Berorientasi Keadilan
Keadilan Sosial dalam Al-Qur’an dan Pemerintahan yang Berorientasi Keadilan
Terwujudnya cita-cita keadilan telah menjadi salah satu keinginan terpenting semua manusia reformis dan orang-orang merdeka dalam sejarah (termasuk para nabi). Revolusi Islam Iran juga dilakukan…

Nahjolbalaghe

Imam Ali dan Hak Asasi Manusia dalam Nahjul Balâghah, Tinjauan Tafsir Al-Qurân
Imam Ali dan Hak Asasi Manusia dalam Nahjul Balâghah, Tinjauan Tafsir Al-Qurân
Naskah pengantar pada seminar Internasional “imam ali dan hak asasi manusia Dalam Nahjul Balagah”, Citywalk 5th floor. Jakarta 30 Juni 2009, IMAM ALI DAN HAK…