کمالوندی

کمالوندی

 

Seorang pemimpin senior Gerakan Muqawama Islam Palestina (Hamas) menyalahkan rezim Zionis Israel atas semua konflik di kawasan, dan mengapresiasi dukungan Republik Islam Iran kepada rakyat Palestina dalam menghadapi penjajah

Yahya Sinwar pada hari Senin (4/11/2019) mengucapkan terima kasih kepada Iran karena mendukung Hamas dalam menghadapi rezim Zionis.

"Republik Islam Iran telah mendukung rakyat Palestina, sementara beberapa negara Arab telah meninggalkan Palestina serta beberapa negara lain telah membuat prasyarat untuk penyelesaian konflik Palestina dengan Amerika dan Barat," ujarnya.

Menurut Kelompok Analisis ISW News, Sinwar mengapresiasi dukungan rakyat Palestina dari prinsip-prinsip dan aspirasi mereka

"Dunia harus tahu bahwa 70.000 pemuda dilatih dalam batalyon al-Qassam dan al-Quds dan kelompok perlawanan lainnya di Jalur Gaza," imbuhnya.

Menurut pejabat tinggi Hamas itu, Zionis menjalankan pemerintahan Amerika Serikat. Dia menjelaskan, dalam konferensi Riyadh 2017, Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa Baitul Maqdis adalah ibu kota rezim Zionis dan ini tanpa penentangan Arab.

Dia juga menyinggung normalisasi hubungan beberapa negara Arab dengan Israel, dan menuturkan, sekarang adalah saatnya untuk mengakhiri perpecahan di antara rakyat Palestina dan memulai dialog di antara kelompok-kelompok Palestina untuk mengakhiri perpecahan ini.

 

Presiden Republik Islam Iran Hassan Rouhani menyinggung penarikan secara sepihak Amerika Serikat dari perjanjian nuklir JCPOA (Rencana Aksi Komprehensif Bersama) yang disepakati pada tahun 2015.

Dia mengatakan, karena kebijakan AS dan sekutunya ini, instalasi nuklir Fordow akan segera memulai dan melanjutkan aktivitasnya secara penuh.

"Langkah keempat Iran untuk mengurangi komitmennya di bawah perjanjian nuklir JCPOA dengan menyuntikkan gas ke 1044 sentrifugal dimulai hari ini," kata Rouhani dalam sebuah tweet pada hari Rabu (6/11/2019).

Sebuah silinder berisi sekitar 2.000 kg uranium hexafluoride (UF6) telah dipindahkan dari Kompleks Pengayaan Uranium Natanz ke Kompleks Pengayaan Fordow di bawah pengawasan inspektur Badan Energi Atom Internasional (IAEA).

Silinder tersebut dipindahkan sesuai dengan perintah Presiden Republik Islam Iran Hassan Rouhani pada hari Rabu.

"Berkat kebijakan AS dan sekutunya, Fordow akan segera kembali beroperasi penuh," imbuh Rouhani dalam tweetnya.

Iran secara bertahap telah mengambil langkah-langkah untuk mengurangi komitmennya dalam perjanjian JCPOA setiap dua bulan sejak AS keluar dari kesepakatan internasional ini pada 8 Mei 2018 dan juga setelah negara-negara Eropa yang telibat dalam perjanjian tersebut gagal memenuhi kepentingan Iran.

Mengacu pada butir 26 dan 36 dari perjanjian JCPOA, Iran telah mulai mengurangi  komitmennya dan telah mengambil tiga langkah sejauh ini.

Pemerintah Tehran telah memperingatkan bahwa jika pihak lain dalam perjanjian JCPOA tidak mengambil tindakan praktis untuk memenuhi kepentingan Iran dalam beberapa hari ke depan,  maka langkah keempat Iran akan dilaksanakan.

 

Pejabat keamanan Irak memerintahkan untuk mencabut pemberlakuan jam malam di Baghdad meskipun protes anti-pemerintah berlanjut di ibu kota Irak ini.

Komandan Komando Operasi Gabungan di Baghdad Mayor Jenderal Qais al-Mohammadawi pada Selasa (5/11/2019) malam mengatakan, pembatasan jam malam telah dicabut sepenuhnya di Baghdad setelah beberapa hari protes yang telah merenggut nyawa puluhan pengunjuk rasa.

Dia menambahkan, keputusan ini diambil setelah terjalin kerja sama antara pengunjuk rasa dan pasukan keamanan.

Sebelumnya pada hari Selasa, Perdana Menteri Irak Adel Abdul Mahdi mengatakan, protes yang terjadi mengungkap masalah yang telah menumpuk setelah invasi Amerika Serikat ke Irak pada tahun 2003.

Dia menuturkan, pemerintah Irak telah meminta pasukan keamanan untuk membedakan antara pengunjuk rasa damai dan mereka yang berusaha untuk menciptakan kekacauan.

Pemerintah Irak pada hari Selasa juga mengumumkan paket kebijakan baru yang akan dilakukan sebagai tanggapan atas protes yang telah melanda seluruh negeri.

 

Masyarakat, pelajar agama, ulama dan para Marja' Taklid di kota suci Qom, Republik Islam Iran memperingati kesyahidan Imam Hasan Askari as, cicit Rasulullah Saw.


Acara diisi dengan ceramah, pembacaan ringkasan sejarah dan syair-syair keagungan Ahlul Bait Rasulullah Saw dan doa bersama.


Tanggal 8 Rabiul Awal 260 H,  Imam Hasan Askari as gugur syahid di kota Samara, Irak. Beliau lahir di Madinah pada tahun 232 H.


Setelah ayah beliau, Imam Hadi as gugur syahid, Imam Hasan Askari as mengemban tugas untuk melanjutkan tampuk keimamahan Kaum Muslimin.


Periode kepemimpinan Imam Askari asvmerupakan periode yang sangat berat karena kelahiran putra beliau, Imam Mahdi as. Saat itu, kekhalifahan Islam berada di tangan Dinasti Abbasiah yang menunggu dan mengawasi lahirnya calon imam ke-12 Kaum Muslimin ini untuk dibunuh.


Berkat perlindungan Allah Swt, imam terakhir itu hingga kini tetap hidup dan selamat. Namun, Imam Hasan Askari as sendiri akhirnya dibunuh dengan menggunakan racun oleh pemerintah Abbasiah.


Imam Hasan Askari as dikenal berilmu tinggi dan banyak melakukan langkah berpengaruh dalam pengembangan keilmuan Islam.


Di antara hadis beliau berbunyi, "Ada dua fitrah manusia yang terbaik , yaitu iman kepada Tuhan dan berbuat kebaikan kepada saudara. Aku mewasiatkan kepada kalian agar kalian bertakwa dalam beragama, jujur dalam berbicara, dan menunaikan amanah." 

 

Mereka yang berjalan dengan sombong dan ria di muka bumi ini menunjukan bahwa mereka mempunyai jiwa yang kerdil.

Kadang dalam menyikapi nikmat-nikmat Allah Swt seperti rumah yang luas, kendaraan yang baik, pabrik-pabrik pribadi, perkebunan dan peternakan, mempunyai kecerdasan dan kekuatan hafalan, berhasil lolos di sekolah dan universitas favorit, berhasil mendapatkan ijazah dengan nillai tertinggi, mempunyai badan yang tegap dan kuat, paras yang rupawan, mempunyai orangtua yang berilmu, sayang pada anak-anaknya, mempunyai derajat di sisi masyarakat, mempunyai kedudukan di negara, … bukannya kita tawadhu akan nikmat-nikmat yang telah Allah swt berikan dna bersyukur serta mensucikan-Nya, kita malah sombong dan ria serta membusungkan dada pada oranglain.

Hal ini seperti yang dilakukan oleh Karun di zamannya. Al-Quran menjelaskan kisah Qarun ini bahwa masyarakat menasihati Karun untuk tidak berbuat dosa dan kemungkaran di muka bumi ini menggunakan hartanya. Selain itu mereka juga menasihati padanya bahwa Allah swt telah memberikan harta yang berlimpah untuknya maka dari itu ia juga harus membantu masyarakat yang membutuhkan. Bukannya bertaubat, Karun malah berkata kasar pada mereka.

Karun berkata: “Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, karena ilmu yang ada padaku”. (Surah Qasas, ayat 78)

Karun menyangkal tentang hartanya itu bukan datang dari Allah swt namun dihasilkan dari ilmu yang ia miliki. Dan akhirnya Karun dicatat dalam sejarah bahwa ia mendapatkan azab dari Allah swt.

Mereka yang sombong dan ria menunjukan bahwa kekerdilan ruh mereka. Sebabnya jika mereka mempunyai ruh yang tinggi dan iman yang kuat, mereka akan mengetahui bahwasanya segala apa yang mereka punya itu datang dari Allah swt dan bukan datang dari dirinya sendiri.

Maka dari itu orang-orang ‘kerdil’ jiwanya seperti ini selain mereka itu kecil dan hina di dunia maka mereka pun akan mewujud menjadi makhluk kecil di akhirat kelak seperti ‘semut’ yang akan diinjak-injak oleh yang lainnya dan mereka akan sampai pada kehinaan karena amal mereka di Hari Mahsyar.

Sabtu, 02 November 2019 18:53

Kisah Abu Nawas; Menolak Hadiah

 

Kisah Abu Nawas; Dunia ini adalah tempat persinggahan yang sementara. Mempunyai harta banyak tidak di larang dalam agama Islam. Namun mencintai harta dan melupakan Tuhan lah yang sangat hina dalam agama Islam.

Suatu ketika Abu Nawas dipanggil oleh Raja Harun Al Rasyid di istana kerajaan dan terjadilah percakapan di antara keduanya.

Rupanya kali ini Abu Nawas sedang memperingatkan rajanya perihal harta dunia yang tidak akan dibawa mati ke kuburan karena Abu Nawas mengetahui jika baginda ingin menjadikan ia sebagai saudara dengan memberikan banyak hadiah dan fasilitas kepada Abu Nawas.

Baca juga: Rahasia Alam Semesta; Delapan Jenis Kunci Surga

Sesampainya di istana kerajaan, Abu Nawas dengan santainya langsung menegur  baginda raja tanpa basa-basi terlebih dahulu.

“Wahai Amirul Mukminin, bagaimana nanti jika Allah swt menghadapkan Anda di hadapan-Nya, lalu meminta pertanggungjawaban Anda tentang lalat hitam, burung kenari dan kulit ari.” Kata Abu Nawas kepada Raja Harun.

Begitu mendengar penuturan Abu Nawas yang tiba-tiba itu, menyebabkan Raja Harun Al Rasyid sedih, sehingga menangis tersedu-sedu. Melihat rajanya bersedih, salah seorang kepala pengawal segera bertindak dengan memarahi Abu Nawas.

“Wahai Abu Nawas, engkau diamlah, engkau telah menyakiti hati sang Raja!” Bentak kepala pengawal kerajaan kepada Abu Nawas.

“Biarkan dia!” Kata Raja Harun.

“Sebenarnya yang merusak dan menyakiti itu Anda”, kata Abu Nawas dengan berani.

“Begini Abu Nawas, saya ingin mengikat tali persaudaraan denganmu dengan pemberian fasilitas dan hadiah-hadiah.” Kata Raja Harun Al Rasyid.

“Kembalikan saja semua harta ketempat semula yang hendak paduka berikan kepada hamba”, jawab Abu Nawas.

“Lalu bagaimana dengan kebutuhanmu?” Tanya Raja Harun.

“Aku ingin Anda tidak melihatku dan akupun tidak melihat paduka. Ketahuilah wahai Amirul Mukminin, Aiman bin Nail dari Qudamah bin Abdullah al-Kalaby pernah berkata, Aku telah melihat Rasululah SAW melempar jumrah Aqabah di atas ontanya yang kemerah-merahan, tanpa ada pukulan dan tidak pula dengan pengusiran.” Jawab Abu Nawas.

Setelah berkata demikian, Abu Nawas pun segera meninggalkan istana.

Wahai pembaca yang budiman! Dunia ini adalah tempat persinggahan yang sementara. Mempunyai harta banyak tidak di larang dalam agama Islam. Namun mencintai harta dan melupakan Tuhan lah yang sangat hina dalam agama Islam. Jika kita mempunyai harta yang banyak, jangan lupa untuk menyisihkan dan membelanjakan harta kita di jalan Islam seperti halnya yang dilakukan oleh Bunda Siti Khadijah.

Sabtu, 02 November 2019 18:52

Kisah Abu Nawas; Tuhan Tidak Beranak

 

Kisah Abu Nawas; Suatu hari ketika berada di pasar bersama para temannya, Abu Nawas tiba-tiba berkata,
“Kawan-kawan, hari ini saya menjadi orang yang paling kaya, bahkan lebih kaya daripada Allah swt ” Ujar Abu Nawas.

kata-kata Abu Nawas tersebut dipandang sangat aneh oleh teman-temannya dan membuat kegaduhan di pasar, orang-orang sekitar mulai membicarakan sikap Abu Nawas ini, karena selama ini dia dianggap orang yang alim dan taqwa meski suka jenaka. Kata-kata Abu Nawas tersebut sampai ke istana. Baginda memerintahkan pengawal kerajaan untuk segera menangkap dan membawa Abu Nawas kehadapannya, menanyai pertanggungjawaban Abu Nawas.

Sesampai di istana, baginda raja bertanya,

“Hai Abu Nawas, benarkah engkau berkata seperti yang dibicarakan orang-orang?” Tanya Raja.

“Benar, Baginda?” Jawab Abu Nawas.

“Mengapa kau berkata begitu, apa engkau sudah kafir?” Tanya baginda lagi.

“Ampun baginda, jangan marah dahulu dengarkan penjelasan hamba!” Kata Abu Nawas menenangkan suasana.

“Apa yang telah engkau dakwahkan disana? Mengapa engkau menyebut jika engkau lebih kaya dari Allah swt yang maha kaya?” Tanya baginda.

“Saya lebih kaya daripada Allah SWT karena saya mempunyai anak, sedangkan Allah tidak beranak dan tidak pula diperanakkan.” Jawab Abu Nawas.

“Itu memang benar, tetapi apa maksudmu berkata begitu di tengah pasar sehingga membuat kegaduhan?” Tanya baginda tidak habis pikir.

Dengan santai Abu Nawas menjawab,

“Hanya untuk ditangkap dan dihadapkan pada baginda yang mulia.”

“Apa perlunya kamu menghadapku?”

“Agar memperoleh hadiah dari Khalifah.”  Jawab Abu Nawas tegas.

“Dasar kamu!” Komentar baginda. Kemudian memerintahkan Abu Nawas untuk meninggalkan istana dan juga tidak lupa diberikan hadiah.

Sabtu, 02 November 2019 18:51

Percakapan Malaikat Tentang Manusia

 

Manusia harus mengetahui alasana kenapa mereka diciptakan sehingga mereka bisa menentukan jalan hidup mereka dan apa saja yang akan mereka lakukan di dunia ini.

Halaman NuOnline mengabarkan dalam kitab Thahârah al-Qulûb wa al-Khudlû li ‘Allâm al-Ghuyûb, Sayyid Abdul Aziz al-Darani (w. 697 H) mencatat sebuah riwayat yang mengisahkan dialog dua malaikat. Diceritakan oleh Sayyid Abdul Aziz al-Darani:

 

أنّ ملكين من السماء كل يوم يقول احدهما: يا ليت الخلق لم يخلقوا, ويقول الآخر: ليتهم إذا خلقوا علموا لماذا خلقوا, ويقول الأول: ليتهم إذا علموا لماذا خلقوا عملوا بما علموا, ويقول الآخر: ليتهم إذا لم يعلموا تابوا مما عملوا, ويقال: العمر بضاعة والرابح من صرفه في الطاعة

 

Sesungguhnya dua malaikat dari langit setiap hari (turun). Salah satu dari dua malaikat tersebut berkata: “Alangkah baiknya kiranya manusia tidak diciptakan!”

Baca juga: Kisah Abu Nawas; Tuhan Tidak Beranak

Berkata malaikat yang lain: “Alangkah baiknya, andai mereka tahu kenapa mereka diciptakan!”

Berkata malaikat yang pertama: “Sekiranya mereka tahu kenapa mereka diciptakan, tentu mereka akan beramal saleh dengan pengetahuannya.”

Berkata lagi malaikat lainnya: “Kiranya mereka belum beramal saleh, mereka (harus) bertobat dari apa yang telah mereka lakukan.”

 

Dikabarkan bahwa “umur adalah barang dagangan. Orang yang memperoleh laba adalah orang yang membelanjakannya dalam ketaatan.” (Sayyid Abdul Aziz al-Darani, Thahârah al-Qulûb wa al-Khudlû’ li ‘Allâm al-Ghuyûb, Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 2003, h. 146)

 

Suatu hari Nabi saw bertemu dengan Harits bin Malik bin N’uman yang mana ia adalah seorang muslim dari Madinah, dan bertanya padanya, “Bagaimana keadaanmu?”

“Wahai Rasulullah! Aku adalah seorang mukmin yang hakiki.” Jawab Harits.

“Segala sesuatu itu mempunyai hakikat. Hakikat seperti apa yang kau miliki?” tanya Nabi kembali.

Harits berkata, “Wahai Rasulullah! Aku tidak mempunyai ambisi lagi terhadap dunia. Aku hidupkan malamku untuk beribadah dan di hari yang panas, (dikarenakan berpuasa) aku bersabar menahan rasa haus. Seakan-akan aku melihat Arsy Allah swt  telah disiapkan untuk menghisab amal-amal manusia di hari kiamat.

Baca juga: Kisah Abu Nawas; Tuhan Tidak Beranak

Juga seakan-akan aku melihat Ahli Surga yang saling sapa antara satu dengan yang lainnya dan seakan-akan aku mendengar jeritan para Penghuni Neraka yang sedang menerima azab.”

Rasulullah saw bersabda, “Ini adalah seorang hamba yang Allah telah berikan cahaya ke dalam hatinya.” Setelah itu beliau kembali bersabda, “Engkau telah mendapatkan bashirat, tetaplah dan kuatlah dalam keadaan seperti itu!”

“Wahai Rasulullah! Doakan aku supaya Allah swt menuliskan kesyahidan untukku dalam kitab-Nya.” Pinta Harits.

Nabi saw bersabda, “Allahummarzuq Haritsa assyahadah! Ya Allah berikanlah kesyahidan pada Harits.”

Beberapa hari setelah itu, Nabi saw mengirim Harits ke medan perang beserta pasukan untuk berperang dengan musuh. Harits berhasil mengirim musuh ke Neraka sebanyak sembilan atau sepuluh orang, setelah itu ia pun syahid.

Adapun hikmah yang penulis petik dari kisah Harits ini adalah ketika Allah swt telah memberikan cahaya pada hati seorang hamba-Nya maka seorang hamba tersebut akan mendapatkan sebuah pengalaman spiritual yang tidak pernah dirasakan sebelumnya yang akan membawanya pada kebahagiaan hakiki.

Seperti Harits yang pada waktu itu menjadi seorang hamba yang hanya melihat keridhaan Allah dan akhirat dalam setiap perkara sehingga tidak ada kecenderungan lagi pada dunia serta bisa menyaksikan para penduduk surga dan neraka.

Sabtu, 02 November 2019 18:49

Cerpen Hikmah; Jangan Pelit

 

Cerpen; Hari itu adalah hari minggu.  Langit biru, angin sepoi-sepoi, dan cuaca begitu cerah seperti hari-hari di desa Mekar Manik Bandung biasanya. Anak-anak Arcamanik pun, laki-laki dan perempuan, pergi ke lapangan Sekolah Dasar Arcamanik II. Mereka berkumpul ada yang dari Pangeteran, Pamoyanan, Cilaja, namun kebanyakannya anak-anak dari Arcamanik rt04. Hari itu  Asep dan Udin pun pergi ke sana untuk bermain bola dengan teman-temannya.

“Din oper kesini bolanya!” pinta Asep. Namun sayangnya ketika Udin mengoper bola, tim lawan menahan dengan kaki kirinya dan mengopernya ke si Oceng, anak dari Pamoyanan yang lincah ketika mengiring bola, sekilas mirip Messi sehingga ia menerobos masuk dalam barisan tim Arcamanik dan akhirnya..

“Gol….” Sorak sorai tim Pamoyanan.

Permainan pun selesai dan akhirnya tim Pamoyanan memenangkan permainan hari ini dengan skor 4-3 untuk Pamoyanan vs Arcamanik rt04.

“Uang saya kemana?” kata Asep sambil meraba-raba saku celananya.

“Lupa kali, tadi uangnya kamu simpan di kamar.” Udin menenangkan.

“Iya kali..”

“terus kumaha, saya haus ini. Ingin beli es cingcau nya ke warung Bi Edoh” Asep merengek.

“Harap tenang dan jangan khawatir, kan ada Si Udin” kata Udin sambil menepuk dada.

“Emang punya duit, Din? biasana mah kan kantong kamu kering” tanya Asep.

“Iyalah. Tadi malam Babeh baru pulang terus karena ulangan matematika saya bagus, dikasih uang jajan hari minggunya jadi lebih” kata Udin cengengesan.

Akhirnya mereka pun pergi ke warung Bi Edoh di belakang lapangan sekolah sekitar 200 meter dekat pohon beringin.

“Anak-anak jangan lupa surah Al-Kautsarnya dihafalkan ya. Besok ditalar kedepan saurang-saurang” kata Pak Ustadz Ujang menutup pengajian.

Ketika yang lain sudah pulang. Asep dan Udin menghampiri Pak Ustad Ujang.

“Pak ustadz, hari ini Udin beliin Asep es cingcau di warung Bi Edoh” kata Asep.

“Masa ? betul Din, kamu beliin Asep es cingcau?” tanya Ustadz Ujang.

“Iya dong Pak. Kan Udin mah gak pelit” sekali lagi Udin menepuk-nepuk dadanya.

“Alhamdulillah. InshaAllah engke kamu teh bakal menjadi orang yang mulia” kata Ustadz.

“ko bisa Ustadz?” tanya Asep

“Karena ada seorang Wali Allah berkata bahwasanya Siapasaja yang tidak pelit maka ia akan menjadi mulia. Ketika kita menjauhi sifat pelit dengan berbagi semampunya kepada keluarga, tetangga, teman, dan sahabat maka mereka akan menjadi orang mulia dan mereka akan mencintai kita. Maka dari itu jangan pelit ya!” Jelas Pak Ujang.

“Oh kalau begitu, besok-besok Asep kalau punya rezeki lebih, InshaAllah akan berbagi dengan yang lain.” kata Asep sembari mencium tangan Pak Ujang lalu meminta izin untuk pulang.

“Siapasaja yang tidak pelit maka ia akan menjadi mulia”

Alquran

Keadilan Sosial dalam Al-Qur’an dan Pemerintahan yang Berorientasi Keadilan
Keadilan Sosial dalam Al-Qur’an dan Pemerintahan yang Berorientasi Keadilan
Terwujudnya cita-cita keadilan telah menjadi salah satu keinginan terpenting semua manusia reformis dan orang-orang merdeka dalam sejarah (termasuk para nabi). Revolusi Islam Iran juga dilakukan…

Nahjolbalaghe

Imam Ali dan Hak Asasi Manusia dalam Nahjul Balâghah, Tinjauan Tafsir Al-Qurân
Imam Ali dan Hak Asasi Manusia dalam Nahjul Balâghah, Tinjauan Tafsir Al-Qurân
Naskah pengantar pada seminar Internasional “imam ali dan hak asasi manusia Dalam Nahjul Balagah”, Citywalk 5th floor. Jakarta 30 Juni 2009, IMAM ALI DAN HAK…