کمالوندی

کمالوندی

Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) Internasional ke-36 di Tehran, ibu kota Republik Islam Iran mengusung slogan "One Book, One Nation". Musabaqah ini diselenggarakan untuk menciptakan iklim keakraban di antara umat Islam, memperkuat persatuan bangsa-bangsa Muslim dan menjadi landasan untuk menciptakan identitas Islam yang satu di bawah naungan ajaran-ajaran al-Quran.

Event besar yang diselenggarakan di Mushalla Besar Imam Khomeini ra ini pada 10-14 April 2019 ini dihadiri oleh para ulama besar, ustad, peneliti al-Quran dan diikuti oleh para qari dan qariah, dan hafiz dan hafizah internasional dari 83 negara dunia, terutama dari negara-negara Muslim seperti Indonesia dan Malaysia. Musabaqah terbagi dalam kategori dewasa, perempuan, siswa dan tunanetra.

Pada akhir MTQ internasional ini, mereka bertemu dengan Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran Ayatullah al-Udzma Sayid Ali Khamenei di Huseiniyah Imam Khomeini ra Tehran pada hari Senin, 15 April 2019. Pertemuan tersebut dibuka dengan pembacaan ayat-ayat suci al-Quran oleh Qari Ustad Salman Amrillah dari Indonesia yang meraih juara pertama kategori Qari untuk Dewasa Pria MTQ Internasional ke-36. Dia melantunkan tilawah yang sangat indah sehingga memukau semua tamu yang hadir dalam acara tersebut.


Para ulama menilai pembacaan ayat-ayat al-Quran sebagai mukadimah penting untuk memahami al-Quran guna mencapai makrifat atas firman Allah Swt ini, dan juga meningkatkan spiritualitas dalam hati dan pikiran manusia. Menurut Rahbar, jika bacaan dan pelafalan ayat-ayat al-Quran ini dilakukan dengan benar, maka akan membawa dua manfaat yang penting bagi kita. Pertama, untuk memperdalam ruh spiritualitas kita yang tenggelam dalam urusan materi. Dan kedua, jika kita menjadi akrab dengan al-Quran, maka banyak konsep kehidupan akan menjadi tersingkap jelas bagi kita. Penyimpangan, kesalahpahaman, keputusasaan, pengkhianatan dan permusuhan manusia satu sama lainnya, dan kehinaan manusia, semuanya ini disebabkan jauhnya manusia dari al-Quran.

Ayatullah Khamenei dalam pidatonya di hadapan peserta MTQ Internasional ke-36, ulama, ustad dan peneliti al-Quran serta masyarakat Republik Islam Iran yang hadir dalam acara ini, mengapresiasi kinerja penyelenggara perhelatan akbar ini. Dia menyebut al-Quran sebagai penjamin kebahagiaan manusia di dunia dan akhirat dengan syarat memahami dan mengamalkan ajaran-ajaran Kitab Suci ini.


Menurut Rahbar, mengamalkan al-Quran merupakan landasan untuk mencapai kemuliaan, martabat, kesejahteraan dan kemakmuran, kemajuan, kekuatan, solidaritas, gaya hidup yang benar dan indah di dunia, dan menjadi penjamin kebahagiaan di akhirat. Atas dasar ini, dan berkat karunia Allah Swt, hari ini, sambutan masyarakat, khususnya para pemuda terhadap ajaran-ajaran al-Quran dan pengamalannya kian hari meningkat di Republik Islam Iran.

Berpegang teguh pada al-Quran akan membawa kepada kebahagian, kekuatan, martabat dan kemuliaan bagi pemerintahan Islam. Ayatullah Khamenei menyinggung surat al-Fath ayat 29:

مُّحَمَّدٌ رَّسُولُ اللَّـهِ ۚ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ ۖ

"Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka."


Rahbar mengatakan, sebagian dari kita melupakan أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ (keras terhadap orang-orang kafir). Contohnya adalah sejumlah penguasa di negara Muslim yang justru bekerja sama dan dekat dengan Amerika Serikat dan rezim Zionis Israel. Mereka menginjak-injak darah rakyat Palestina dan mengabaikan hak-haknya. Mereka melupakan أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ sehingga mereka menjadi pelayan orang-orang kafir dan mengikutinya.

Kelompok lainnya, lanjut Ayatullah Khamenei, adalah orang-orang yang melupakan رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ(berkasih sayang sesama mereka). Mereka menciptakan perpecahan dan konflik di antara umat Islam. Jika رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ dilupakan, maka yang terjadi adalah konflik dan perang internal di negara-negara Muslim. Hal ini bisa dilihat di Suriah dan Yaman. Selama lebih dari empat tahun, Yaman dibombardir. Pelaku penyerangan ini siapa? Apakah pelaku pengeboman tersebut kafir? Tidak. Pelakunya adalah Muslim. Secara lahiriah, pelaku adalah Muslim namun dia tidak berkasih sayang terhadap terhadap sesamanya.

Menurut Ayatullah Khamenei, pentingnya untuk mengamalkan al-Quran adalah agar selalu mengingat Allah Swt dan menjadikan ketakwaan kepada-Nya sebagai kriteria bagi pekerjaan manusia. Dengan demikian, bimbingan al-Quran akan meliputi diri kita. 


Rahbar menyebut takwa sebagai penjagaan diri. Dia mengatakan, takwa dalam riwayat diumpakan sedang berjalan di daerah yang penuh duri. Kita diperingatkan untuk hati-hati agar pakaian dan diri kita tidak terjebak dalam duri ini. Begitu juga dengan kaki kita, agar kita tidak menginjak duri sehingga duri masuk ke kaki kita.

Takwa digambarkan seperti itu. Lalu bagaimana kita berhati-hati dan menjaga diri kita? Kita harus berhati-hati agar tidak terjebak ke dalam "kawasan berduri" dari alam materi ini, di mana duri-duri ini mengelilingi manusia. Namun takwa juga memiliki tingkatan, dan level tingginya adalah milik orang-orang yang mengorbankan nyawa mereka di jalan Allah Swt. Semoga Allah Swt memberikan rahmat dan ridha-Nya kepada syuhada yang telah mengajarkan kepada kita bahwa jika kita bisa melewati "kawat berduri" dalam diri kita, maka kita akan mampu melewati "kawat berduri" musuh.

Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran lebih lanjut menyinggung fenomena unik bantuan dan pertolongan masyarakat kepada para korban banjir di berbagai wilayah Iran seperti di Golestan, Mazandaran, Ilan, Lorestan dan Khuzestan. Ayatullah Khamenei menilai tindakan tersebut sebagai langkah yang mencontoh perilaku syuhada dan mirip dengan gerakan yang dilakukan para pemuda Iran di masa perang Pertahanan Suci (perang yang dipaksakan rezim Baath Irak terhadap Iran selama delapan tahun).


Rahbar menuturkan, gerakan masyarakat yang kita lihat dalam beberapa hari ini seperti semangat pengorbanan dan antusias para pemuda Iran pada dekade 60-an (Hijriah Syamsiah). Para pemuda yang saya cintai, mayoritas kalian adalah para pemuda yang tidak melihat hari-hari pada dekade 60-an di masa Pertahanan Suci, di mana para pemuda di masa itu bergerak dengan penuh semangat dan mengorbankan diri mereka. Sebagian dari mereka gugur syahid dan sebagian lainnya pulang dengan selamat. Mereka yang pulang dengan selamat selalu berusaha menjaga diri mereka. Ini adalah pelajaran al-Quran, di mana mereka masuk ke medan tersebut dan menggerakkan manusia-manusia Mukmin.

Ayatullah Khamenei menilai semangat  para pemuda seperti itu sebagai hasil dari ajaran-ajaran al-Quran. Rahbar juga menyingung permusuhan musuh seperti AS terhadap Republik Islam Iran dan peningkatan tindakan permusuhan mereka. Rahbar menuturkan, meskipun langkah permusuhan tampaknya meningkat dari sebelumnya, namun langah dan konspirasi ini adalah nafas terakhir permusuhan musuh terhadap Republik Islam Iran.

Ayatullah Khamenei menegaskan, meskipun musuh meningkatkan tindakan permusuhan mereka terhadap rakyat Republik Islam Iran dan marah atas komitmen bangsa negara ini terhadap ajaran-ajaran al-Quran, namun sebaliknya, bangsa Iran akan lebih kuat dan meningkatkan kepatuhan mereka kepada al-Quran. Semakin kita komitmen dengan ajaran-ajaran al-Quran, maka kemarahan musuh akan bertambah. Sebab, berpegang teguh pada al-AQuran adalah sumber kebahagiaan kita, sumber kekuatan kita dan sumber kemuliaan kita. Kita berdoa kepada Allah Swt agar keteguhan kita ini kian hari meningkat sehingga kita sampai kepada tujuan-tujuan yang telah ditentukan oleh al-Quran.


Al-Quran adalah mukjizat besar Nabi Agung Muhammad Saw dan sumber paling utama agama, akidah, akhlak dan amaliyah Islam. Ajaran yang disajikan al-Quran di bidang kosmologi dan antropologi dan program untuk kebahagiaan manusia sesuai dengan kriteria akal dan ilmiah serta sesuai dengan kebutuhan fitrah manusia. Oleh karena itu, ajaran tersebut tidak khusus untuk masa tertentu, tetapi untuk sepanjang masa.

Ayatullah Khamenei berpesan agar kita lebih akrab dengan al-Quran. Beliau menyinggng surat al-Baqarah ayat 2, "Kitab (al-Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa," dan juga surat al-Ra'd ayat 27 "….Katakanlah: Sesungguhnya Allah menyesatkan siapa yang Dia kehendaki dan menunjuki orang-orang yang bertaubat kepada-Nya."  Petunjuk adalah milik orang-orang yang saleh. Semakin takwa seseorang meningkat, maka petunjuk akan semakin jelas, dan ini yang harus dikejar. 

Ketika perempuan dianggap sebagai entitas hina dan manusia derajat kedua serta tidak memiliki ufuk kehidupan yang jelas dalam semua budaya suku dan bangsa-bangsa di dunia, mentari Islam terbit. Dalam agama suci ini, pahala perempuan dan laki-laki setara dan menyebutkan, "Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin ... Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar." (QS. Al-Ahzab: 35)

Di antara ajaran-ajaran penting Islam, salah satu program paling tinggi yang telah menunjukkan agama memimpin semua agama adalah untuk menghilangkan ketidakadilan terhadap perempuan. Islam menghancurkan fondasi kelebihan berdasarkan etnis, ras, seksual dan keuangan dan menempatkan semua manusia baik laki-laki dan perempuan, kaya dan miskin, Arab dan Ajam, hitam dan putih, jelek dan cantik dalam satu barisan yang sama.

Agama Samawi ini hanya mengakui satu-satunya kriteria superioritas manusia adalah ketakwaan dan nilai-nilai spiritual dan keutamaan akhlak. Allah Swt dalam ayat 13 surah al-Hujurat berfirman, "Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu."


Klarifikasi lebih lanjut tentang status perempuan sebelum dan sesudah Islam membutuhkan pengakuan status perempuan dalam masyarakat pada masa itu, terutama masyarakat beradab. Masyarakat manusia, masing-masing berdasarkan pada manfaat peradaban, menampilkan berbagai jenis perilaku sosial. Di antara tindakan dan perilaku ini, interaksi antara laki-laki dan perempuan dalam komunitas manusia telah lama menarik perhatian para peneliti sosial. Masyarakat awal memberinya status yang layak dalam hal fungsi khusus gender untuk pria dan perempuan. Ini berbeda di berbagai peradaban.

Informasi sejarah menunjukkan bahwa posisi perempuan, di antara banyak bangsa yang berbeda, belum mendapat tempat yang cocok untuk martabatnya. Di banyak masyarakat di masa lalu, pandangan yang memalukan diterapkan pada wanita dan ia dianggap entitas lemah dan tidak penting. Bukan saja mereka tidak menghormati perempuan, tetapi menganggap wanita hanya sebagai sarana untuk pria menikmatinya. Pria tidak memiliki batasan dalam memiliki istri dan setiap kali menginginkan, ia dapat menceraikan istrinya. Dan dalam beberapa kasus, perempuan yang diceraikan itu tidak memiliki hak untuk menikah lagi dan dilarang untuk bersosialisasi di luar rumah.

Posisi perempuan dalam Islam
"Orang Yunani" yang dikenal beradab dan dianggap sebagai asal-usul peradaban modern Barat menganggap perempuan sebagai makhluk yang tak dapat disucikan dan dilahirkan oleh setan. Tugas terpenting perempuan adalah untuk melayani dan memuaskan naluri seksual pria.

Di sisi lain, meskipun bangsa Romawi telah maju dalam hukum dan hak, tetapi kepercayaan mereka pada perempuan adalah bahwa mereka tidak pantas untuk dibangkitkan di hari kiamat karena tiudak memiliki ruh manusia. Di mata orang-orang Romawi, perempuan adalah manifestasi iblis dan segala jenis hantu, jadi mereka dilarang untuk tertawa dan berbicara dan biasanya mulut perempuan ditutupl, kecuali untuk makan. Di Roma, perempuan selalu di bawah perwalian dan mereka perlu dijaga dan setelah kematian wali mereka, mereka diwarisi seperti benda.

Jika seorang anak perempuan dilahirkan di Cina, keluarga dekat dan kerabatnya menyampaikan puncak duka cita kepada ayah dan keluarganya. Mereka lalu membunuh anak-anak gadis itu hidup-hidup dan membuangnya ke padang pasir atau dijual sebagai budak. Orang Cina beranggapan Tuhan adalah pencipta anak laki-laki dan iblis adalah pencipta anak perempuan, jadi mereka melihat anak laki-laki diberkati dan anak perempuan dikutuk. Anak-anak gadis dikorbankan kepada para dewa di Cina sudah biasa.

Perempuan juga memiliki kondisi yang buruk di antara orang-orang Arab Jahiliah. Mereka hidup dalam situasi yang mengerikan dan dijual sebagai barang. Mereka tidak memiliki hak individu dan sosial, bahkan tidak berhak mewarisi. Mereka menempatkan perempuan sejajar dengan binatang dan menganggapnya sebagai bagian dari perabot rumah tangganya. Menguburkan anak-anak perempuan sudah menjadi hal yang biasa. Budaya Jahiliah Arab mengakui martabat dan kehormatan dengan memiliki anak laki-laki dan mengasuh anak-anak perempuan sebagai aib dan karenanya mereka harus dibunuh.

Al-Quran dalam ayat 58-59 surah al-Nahl berfirman, "Dan apabila seseorang dari mereka diberi kabar dengan (kelahiran) anak perempuan, hitamlah (merah padamlah) mukanya, dan dia sangat marah. Ia menyembunyikan dirinya dari orang banyak, disebabkan buruknya berita yang disampaikan kepadanya. Apakah dia akan memeliharanya dengan menanggung kehinaan ataukah akan menguburkannya ke dalam tanah (hidup-hidup)?. Ketahuilah, alangkah buruknya apa yang mereka tetapkan itu."


Meskipun terkadang di beberapa tempat ditemukan perempuan kuat, tapi fenomena dominannya adalah inferioritas dan penindasan terhadap wanita. Kekejaman dan kezaliman terhadap perempuan dan terutama, kurangnya kesadaran perempuan di beberapa tempat hanyalah sudut kegelapan dan kehancuran masyarakat manusia yang merasa perlu penyelamat dan keselamatan ilahi untuk menyembuhkan luka-luka mereka dengan segala keberadaannya. Islam muncul pada masa krisis sedemikian rupa sehingga tidak hanya perempuan yang tidak dikasihani, tapi banyak juga laki-laki yang menderita dan harus melewati kegelapan ini.

Pada suatu waktu, ketika dalam semua budaya etnis dan bangsa di dunia, "perempuan" dianggap sebagai entitas rendah dan manusia derajat kedua dan kepahitan serta keterbatasan di seluruh sendi kehidupan dan tidak memiliki ufuk kehidupan yang jelas, mentari Islam terbit dan menyulut cakrawala hidupnya. Panggilan penuh kasih sayang Nabi Muhammad Saw yang penuh rahmat menghembuskan semangat dan harapan ke dalam tubuhnya dan membuka jalan kepadanya menuju kemajuan dan kesempurnaan.

Nabi Muhammad Saw menunjukkan posisi penting perempuan dalam komunitas manusia dan posisi serta kemampuan dan bakatnya yang tinggi yang diberikan oleh Sang Pencipta dan ayat-ayat al-Quran menjelaskan tentang pengenalan posisi perempuan dan nilai tertinggi-Nya kepada manusia. Sejatinya, Nabi Muhammad Saw memperkenalkan perempuan sebagai manusia sempurna dan layak untuk memiliki semua kesempurnaan dan martabat manusia dan menekankan bahwa laki-laki danperempuan layak menjadi khalifah ilahi.

Al-Quran sebagai mukjizat terbesar Nabi Muhammad saw adalah kitab ilahi yang paling solid dan paling dapat diandalkan diturunkan oleh Sang Pencipta untuk membimbing dan kebahagiaan umat manusia. Ajaran dan fakta-fakta al-Quran terjaga dari segala penyimpangan, ada di setiap masa dan tetap segar bagi manusia dan berbicara kepada setiap laki-laki dan perempuan, karena mereka terhubung ke titik agung, hidup dan abadi. Namun terlepas dari diskusi umum, al-Quran telah mengangkat beberapa masalah yang lebih spesifik mengenai perempuan dalam lebih dari dua ratus ayat. Pandangan al-Quran terhadap perempuan adalah cara pandang yang sama terhadap manusia. Dengan kata lain, laki-laki dan perempuan dalam al-Quran adalah manusia yang satu dalam sisi identitas dan kepribadian dan satu-satunya parameter nilai dan keunggulan mereka dalam kitab ilahi ini adalah perolehan kebajikan, martabat, dan takwa ilahi.

Dari perspektif al-Quran, sarana pendidikan yang paling penting adalah mengolah dengan teladan atau contoh praktis. Oleh karena itu, dalam kitab ilahi ini, ada sejumlah teladan disajikan kepada orang-orang untuk menyadari dan dapat merealisasikannya dalam dirinya, sehingga seperti contoh aslinya. Setiap orang sesuai dengan kapasitas dan bakatnya akan merealisasikannya dalam dirinya dan sesuai kemampuannya ia berusaha untuk mencapai kesempurnaan dari puncak keilmuan dan kebaikan. Islam melihat peran teladan sebagai sarana pendidikan terbesar dan fondasi metode pendidikannya didasarkan pada fondasi ini lebih dari apa pun.


Karena contoh-contoh yang disebutkan dalam percakapan biasa serta dalam presentasi topik dan diskusi ilmiah, memainkan peran penting dalam memahami dan menguasaimateri. Al-Quran telah memberikan contoh dalam banyak kasus untuk memahami subjek atau peristiwa. Oleh karena itu, sebagai contoh orang-orang saleh, seperti para Nabi dan para wali Allah dan begitu juga telah menunjukkan contoh orang-orang yang membangkang dan lalai seperti Firaun, Qarun dan Samiri untuk mengetahui nasib pahit mereka. Contoh-contoh perempuan layak juga ditampilkan untuk menjadi teladan, begitu juga contoh perempuan yang bersalah dan tersesat untuk mengingatkan agar menghindari oleh cara mereka. Sebenarnya, al-Quran menyajikan pola perilaku dan teladan, selain yang ilmiah dan praktis, untuk promosi dan pertumbuhan manusia menuju kesempurnaan.

Perlu disebutkan bahwa Islam telah memperhatikan aspek manusia dalam pengenalan pola-pola dan telah menyoroti untuk menjelaskan kepada komunitas manusia bahwa ajaran-ajaran Islam dapat dicapai dan melakukannya menjadi mungkin. Dalam logika al-Quran, sebagaimana laki-laki dapat mencapi puncak keagungan di balik iman dan dengan mengikuti Islam, perempuan juga memiliki teladan kesempurnaan. Bahkan betapa banyak laki-laki harus menekuk lutut dan selama bertahun-tahun belajar kepada para perempuan dan mempelajari bagaimana mengenal Allah, beribadah dan mencapai akhlak yang mulia.

Sabtu, 04 Mei 2019 15:12

Murtadha Muthahhari

Tanggal 12 Ordibehesht di Iran yang bertetapan dengan tanggal 2 Mei, merupakan haul syahadah guru besar Murtadha Muthahhari dan demi memperingatinya, hari ini ditetapk sebagai Hari Guru.

Tanggal 12 Ordibehesht adalah hari peringatan syahadah seorang guru besar. Murtadha Muthahhari dengan kesyahidannya menjadi alasan untuk memuliakan dan menghormati guru. Karena guru adalah pendidik manusia dan membentuk masa depan anak, dimana memuliakan dan menghormatinya sama artinya dengan mengagungkan ilmu pengatahuan. Apresiasi dan penghormatan terhadap guru adalah bak mengapresiasi seorang tukang kebun yang setiap pagi membawa sekeranjang keakraban ke dalam kelas dan dengan jari-jari penuh kasih sayangnya ia menyambungkan cabang-cabang hati dengan esok hari penuh harapan.

Nabi Muhammad Saw bersabda, "Perumpamaan seorang alim di atas bumi seperti bintang-bintang di langit, dimana dengan bintang-bintang tersebut seseorang dapat mencapi jalan yang benar ketika kegelapan menyelimuti darat dan laut. Ketika bintang terbenam, betapa banyak orang yang telah menemukan jalannya kembali terjerumus dalam kesesatan."

Kami mengucapkan selamat atas Hari Guru dan sekaitan dengan ini, akan kami ulas tentang derajat guru dan pemikiran Syahid Murtadha Muthahhari.

Syahid Murtadha Muthahhari
Sains meningkatkan nilai manusia dan pertumbuhan rasionalnya, sementara guru adalah sarana belajar dan pembelajaran. Oleh karenanya, guru memiliki hak yang besar bagi para murid dan bahkan semua masyarakat. Guru memelihara amanat ilahi dari polusi dan kehancuran dan berusaha mempersiapkan sarana bagi pertumbuhan dan kesempurnaan mereka melalui pengajaran dan pendidikan mereka.

Nabi Muhammad Saw bersabda, "Sesungguhnya, Allah, para malaikat dan orang-orang di bumi, bahkan semut yang ada di dalam sarang dan ikan laut, menyampaikan salam kepada para guru yang mengajarkan segala kebaikan kepada masyarakat." Beliau meminta kepada murid-muridnya agar mengagungkan para gurunya dan menunaikan hak-haknya. Nabi Muhammad Saw tiga berkata, "Ya Allah rahmatilah para penggantiku." Mereka bertanya, "Siapa penerusmu?" beliau bersabda, "Mereka yang menyampaikan hadis dan sunnah saya kepada semua orang, lalu mengajarkannya kepada umatku."

Indikasi paling mendasar dan pertama dari seorang guru adalah kemampuannya mendidik manusia. Al-Quran memperkenalkan Nabi Muhammad Saw sebagai guru besar dalam sejarah manusia. Al-Quran menyebutman, "Dia mencintai orang-orang beriman dan bersikeras untuk bimbingan dan bimbingan mereka." Kecintaan untuk membimbing dan menuntun manusia bagi seorang guru adalah sebuah kesempurnaan dan tidak ada guru yang berhasil tanpa kecintaan dan semangatini. Sejatinya, hakikat semangat ini adalah motor penggerak seorang guru untuk mengajar dan mendidik. Cinta dan semangat guru membuat lingkungan menjadi lingkungan yang hidup. Dalam lingkungan ini, guru dan siswa berharap untuk masa depan dan bekerja untuk hari yang lebih baik.

Menjadi seorang guru berarti menjadi seorang seniman. Yaitu, menjadi akrab dengan seni mengajar. Menjadi seorang guru bukan hanya monopoli informasi, tetapi di samping pengetahuan dan keahlian setiap guru, ia harus akrab dengan seni mengajar. Pengetahuan, Berpikir dan Inovasi adalah karakteristik seorang guru yang sejalan dengan ilmu pengetahuan saat itu. Guru yang berhasil adalah orang yang mengetahui informasi dan kemajuan hari itu dan menggunakannya untuk mengajar dan mendidik siswa mereka.

Karena pengaruh spiritual guru, para siswa banyak mendapat teladan darinya yang terkadang mengubah nasib bangsa. Kebanyakan orang sukses berutang kesuksesannya dari gurunya dan begitu juga sebaliknya, mereka yang frustrasi dan gagal berasal dari guru yang buruk. Syahid Mutahhari, salah satu murid yang mengatakan tentang pengaruh gurunya Haji Agha Mirza Ali Shirazi, "Ia adalah pribadi yang besar. Ia memperkenalkan Nahjul Balaghah kepadaku untuk pertama kalinya. Belajar kepadanya merupakan masa paling berharga dalam kehidupanku dan saya tidak mau menukarnya dengan apapun. Siang dan malam aku selalu menggambarkan ingatanku tentangnya dalam pikiranku dan selau mengingatnya dan menyebut-nyebut namanya."


Syahid Ayatullah Murtadha Muthahhari dilahirkan pada 13 Bahman 1298 HS yang bertepatan dengan tahun 1919, di kota Fariman yang terletak 75 kilometer dari kota suci Mashhad. Syahid Muthahhari dilahirkan dari keluarga ulama. Setelah melewati masa kanak-kanak di sekolah agama, ia pergi ke sekolah dan mulai belajar di sekolah dasar. Pada usia dua belas tahun, ia pergi ke Hauzah Ilmiyah Mashhad dan mulai mempelajari dasar ilmu-ilmu Islam. Pada 1316 HS (1927), meskipun di masa itu Reza Khan berusaha keras membungkam para ulama dan sekalipun keluarga dekat dan teman-temannya menentang, tapi Syahid Muthahhari pergi ke kota Qom untuk menyelesaikan pendidikan keagamannya.

Selama 15 tahun tinggal di Qom, Syahid Muthahhari belajar kepada Ayatullah al-Udzma Boroujerdi di bidang fiqih dan ushul fiqih, kepada Imam Khomeini selama 12 tahun dalam filsafat Mulla Sadra, irfan, akhlak dan ushul fiqih dan Allamah Sayid Mohammad Hossein Tabataba'i dalam filsafat, teologi Abu Ali Sina dan lain-lain. Pada 1331 HS (1952) Syahid Muthahhari pindah ke Tehran, pada ia telah dikenal sebagai guru terkenal dan harapan masa depan di Hauzah Ilmiah. Ia mengajar di Madrasah Marvi di Tehran dan menulis serta menyampaikan ceramah ilmiah. Pada tahun 1334 HS (1955), sesi pertama dari tafsir Asosiasi Mahasiswa Islam diselenggarakan oleh Syahid Mutahhari.

Syahid Murtadha Muthahhari adalah salah satu pilar utama pengorganisasian ulama selama pengasingan Imam Khomeini ra. Demi membimbing dan memimpin masyarakat, ia seperti gunung kokoh berhasil menutup jalan bagi segala bentuk penyimpangan di aliran sungai curam Revolusi Islam dan dan sepenuhnya percaya pada kemampuan Islam dalam mengelola masyarakat, Syahid Muthahhari menguraikan pandangan Revolusi Islam dan menyajikan berbagai aspek kepada semua orang. Syahid Muthahhari mengikuti Imam Khomeini ra membela cita-cita Revolusi Islam dalam situasi dimana ia mendengar berbagai suara dari semua pihak untuk mempromosikan sistem non-Islam dan eklektik.

Pemikiran Syahid Murtadha Muthahhari yang dikenal sebagai ilmuan terkenal, selalu menjadi ilmuwan yang terkenal, mengenal masanya, ilmuan yang merasakan masalah dan filsuf hebat sangat digemari para ilmuan dan kaum muda. Ia adalah pribadi yang memberikan jawaban atas keraguan waktu itu dan untuk menghadapi penyimpangan pemikiran dan ideologis, sampai mengorbankan hidupnya demi cita-citanya dalam kaitannya dengan upaya keilmuan besar-besaran ini. Imam Khomeini ra dalam pesan menyusul syahadah guru besar ini mengatakan, "Saya kehilangan anak saya yang sangat mulia dan saya duduk menangisinya. Karena ia merupakan salah satu pribadi yang merupakan hasil dari hidup saya. Dalam Islam yang mulia, syahadah pemuda agung dan ulama abadi ini menjadi lobang dimana tidak ada yang menggantikannya."

Imam Khomeini ra: Saya kehilangan anak saya yang sangat mulia dan saya duduk menangisinya
Mempertimbangkan dampak mendalam dari pemikiran dan karya Syahid Muthahhari pada masyarakat Islam, Ayatullah Khamenei, Pemimpin Besar Revolusi Islam Iran menilai Syahid Muthahhar sebagai mata air yang memancar, dimana demi perkembangan intelektual dan kemajuan masyarakat, pekerjaan intelektual harus dilakukan pada pemikiran dan karyanya. Para peneliti dan mereka yang berminat pada karya ilmiah harus mengeluarkan pandangan dan pemikiran Syahid Muthahari di berbagai bidang.

Ayatullah Khamenei mengatakan, "Tentu saja, karya-karya tokoh besar ini hidup seperti mengingatnya. Buku-buku Syahid Muthahhari tidak dapat musnah dan diselesaikan. Jangan sampai ada yang beranggapan bahwa kita setelah kemenangan revolusi hingga sekarang hanya mengulangi untuk mencetak dan mempublikasikan buku-buku Syahid Muthahhari. Tidak ada pengulangan dalam ucapan yang benar dan kata-kata bijak. Masyarakat, generasi muda, komunitas budaya dan ilmiah kita masih membutuhkan untuk mengetahui tema-tema yang disampaikan oleh lisan dan pena Syahid Muthahhari dan diserahkan kepada umat Islam."

Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad menyebut rezim Zionis Sirael sebagai rezim teroris dan pemicu instabilitas di dunia.

IRIB Rabu (1/5) melaporkan, Mahathir Mohamad di konferensi tahunan al-Sharq di Kuala Lumpur seraya menekankan pentingnya persatuan masyarakat internasional menghadapi Israel, menutut diakhirinya penjajahan rezim ini.

Ia menyebut Israel rezim rasis dan menekankan, genosida, kejahatan anti kemanusiaan, agresi dan seluruh kejahatan dilakukan oleh rezim brutal, teroris dan arogan Israel di Palestina.

Lebih lanjut perdana menteri Malaysia mengisyaratkan pembantaian sadis rakyat tak berdosa dalam serangan koalisi Amerika ke Afghanistan dan Irak serta menandaskan, serangan ini malah memicu intabilitas keamanan ketimbang menciptakan stabilitas di kawasan.

Perdana menteri Malaysia juga menjelaskan bahwa AS dengan slogan mengubah rezim dan demokrasi menyerang Irak. "Tidak ada indikasi peradaban dalam perilaku Amerika Serikat," papar Mahathir.

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Said Aqil Siradj menegaskan bahwa multaqo atau pertemuan ulama di Jakarta, Jumat (3/5) malam, bukan pertemuan politik.

"Sekali lagi bukan pertemuan politik. Pertemuan para ulama dalam rangka menyongsong bulan puasa agar bangsa Indonesia tenang, aman, ukhuwah persaudaraan," kata Said Aqil usai acara Multaqo Ulama, Habaib, Cendekiawan Muslim untuk Kemaslahatan Bangsa di Hotel Kartika Chandra Jakarta, Sabtu dini hari. Demikian dilansir Antaranews, Sabtu (04/05).

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Said Aqil Siradj menyinggung ihwal tanggung jawab ulama dalam memberi contoh yang baik kepada umatnya.

"Kita harus optimis, tidak ada ulama menakut-nakuti, tidak ada ulama mengintimidasi, tidak ada ulama membuat pesimistis," katanya.

Said meminta peran ulama mengayomi masyarakat dan memberi contoh yang baik. Menyitir kisah dari al-Quran, Said juga mengatakan ulama tak boleh memaksakan sesuatu, apalagi hingga mengancam dan melakukan tindakan kekerasan.

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Said Aqil Siradj
"Para ulama memberi contoh berkata benar, tidak pernah bohong, tidak mengadu domba, berkata apa adanya, tidak fitnah, apalagi ujaran kebencian," kata Said.

Said pun berpesan agar para ulama dan umat Islam tak termakan oleh fitnah, adu domba, dan ujaran kebencian. Dia mewanti-wanti jangan sampai ada yang terpengaruh hingga menimbulkan perpecahan.

Multaqo Ulama, Habaib, dan Cendekiawan Muslim ini disebut diikuti oleh ribuan ulama. Perwakilan panitia multaqo, Manarul Hidayah, mengatakan acara ini diinisiasi oleh pimpinan pesantren di Rembang, Jawa Tengah, Maimoen Zubair dan ulama asal Pekalongan juga Ketua MUI Jawa Tengah, Lutfi bin Yahya.

Delapan Rekomendasi

Multaqo atau pertemuan para ulama yang dihadiri oleh para habaib dan cendekiawan muslim menghasilkan delapan poin rekomendasi yang pada intinya mengajak berlomba-lomba dalam kebaikan menjelang bulan puasa.

Delapan kesepakatan yang dihasilkan dari multaqo ulama dibacakan oleh K.H. Manarul Hidayah dan ditandatangani oleh para ulama yang hadir dalam acara Multaqo Ulama, Habaib, Cendekiawan Muslim untuk Kemaslahatan Bangsa di Hotel Kartika Chandra Jakarta, Jumat (3/5) malam.

Delapan poin rekomendasi dan kesepakatan multaqo ulama sebagai berikut.

1. Menegaskan kembali kesepakatan pendiri bangsa dan alim ulat bahwa NKRI adalah bentuk negara yang sesuai dengan Islam yang rahmatan lil alamin di Indonesia, Pancasila adalah dasar negara dan falsafah bangsa.

2. Mengajak umat Islam menyambut bulan puasa 2019 dengan meningkatkan ukhuwah islamiah, menjalin silaturahmi, menghindari fitnah dan tindakan melawan hukum (inkonstitusional), sehingga kita memasuki Ramadan 1440 Hijriah dalam keadaan suci dengan berharap mendapat ampunan Allah dan kemenangan pada Idulfitri.

3. Mengimbau umat Islam untuk bersama-sama mewujudkan stabilitas keamanan dan situasi kondusif, mengedepankan persamaan di atas perbedaan selama dan sesudah Ramadan sehingga mampu menjalankan ibadah secara khusyuk dan penuh berkah.

4. Menghindari provokasi pihak yang tak bertanggung jawab selama dan sesudah bulan puasa karena hal tersebut akan sangat mengganggu berlangsungnya ibadah pada bulan suci Ramadan, yang dapat menghilangkan pahala berpuasa pada bulan puasa, yang dilipatgandakan oleh Allah Swt.

5. Kami mengajak seluruh umat Islam di Indonesia untuk menaati tata peraturan dan perundang-undangan yang berlaku di seluruh wilayah NKRI sebagai pengejawantahan hubungan yang konstruktif dan penuh rasa hormat kepada pemerintah yang sah karena sangat jelas diajarkan dalam tradisi agama Islam.

6. Kepada umat Islam Indonesia untuk tidak terpancing dalam melakukan aksi-aksi inkonstitusional, baik langsung maupun tak langsung, tindakan inkonstitusional bertentangan dengan ajaran Islam dan dapat mengarahkan pada khidmatan bugat.

7. Kami mengajak seluruh umat Islam seluruh Indonesia untuk fastabikhul khairat berlomba dalam kebaikan guna meningkatkan kekuatan ekonomi umat dalam rangka berpartisipasi dalam masyarakat dunia melalui era digital big data dan berjaringan teknologi, umat Islam dapat secara aktif terlibat dalam pengentasan masyarakat dari kemiskinan, mengatasi ketimpangan, dan mengejar ketertinggalan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi.

8. Kami mengumumkan kepada seluruh umat Islam Indonesia bahwa kegiatan multaqo akan dilakukan secara terus menerus dalam rangka mengawal implementasi kesepakatan yang disepakati hari ini, multaqo akan segera dilaksanakan pada semester kedua 2019, kami mengajak seluruh umat Islam Indonesia lakukan sosialisasi hasil multaqo melalui berbagai forum kegiatan.

Informasi yang selama ini tersebar mengenai Iran melalui media-media mainstream acapkali tidak menunjukkan fakta sebenarnya mengenai negara ini. Akibatnya banyak orang, termasuk kalangan akademisi sendiri cenderung kurang akurat dalam memahami Iran.

Masalah ini disoroti salah seorang akademisi Indonesia, Dr. Ismail Rumadan, MH yang sedang berada di Iran. Dekan fakultas hukum Universitas Nasional Jakarta ini menyampaikan pengalaman pertamanya berkunjung ke Iran.  

Sekretaris Jenderal Pengurus Nasional Majelis Sinergi Kalam Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (MASIKA-ICMI) ini menilai Iran seringkali disalahpahami oleh banyak orang, termasuk dirinya sendiri sebelum berkunjung ke negara ini.

"Iran lebih moderat dari yang saya bayangkan sebelumnya, dari informasi yang berkembang selama ini," ujar pakar hukum Indonesia ini.


Selengkapnya simak wawancara jurnalis Parstoday Indonesia dengan Dr. Ismail Rumadan, MH. hari Kamis (2/5) sebagai berikut:

PI: Perkenalkan, saya dari media Iran, Parstoday bahasa Indonesia, jika tidak keberatan hendak mewawancarai bapak mengenai sejumlah isu penting. Sebelumnya saya menyampaikan selamat datang di Iran.

IR: Terima kasih. Kesan saya untuk kunjungan pertama kali ke Iran ini jauh berbeda antara informasi yang saya peroleh sebelumnya dengan fakta yang terjadi sebenarnya setelah saya saksikan secara riil dan nyata ketika menginjakan kaki di Iran.

Suasana yang penuh kekeluargaan, keramahan dan kebersamaan, kira-kira hampir sama dengan kondisi di Indonesia.

PI: Apa yang menarik dari kunjungan pertama bapak ke Iran kali ini ?

IR: Yang menarik dari kunjungan pertama ini mengenai kondisi institusi, lembaga kajian maupun kampus. Mereka menyambut dengan penuh antusias dengan keramahan dan kekeluargaan, yang tidak berbeda jauh dengan di Indonesia. Hubungan antarsesaama Muslim sebagai saudara yang harmonis, bersahabat dan penuh kekeluargaan.

PI: Berkaitan dengan posisi bapak sebagai dekan hukum Universitas Nasional (UNAS), apa tujuan kunjungan bapak dan rombongan ke Iran ?

IR: Saya sebagai dekan fakultas hukum UNAS tentu ada tujuan akademis yang melandasi kunjungan kali ini ke Iran, terutama untuk mengunjungi institusi-institusi pendidikan tinggi, lebih khusus fakultas hukum di Universitas-universitas Iran.

Kita ingin membangun kerja sama di bidang hukum, baik itu di bidang riset maupun konferensi.

Kunjungan ini memberikan arti penting bagi kami di fakultas hukum, karena ingin mendalami bidang-bidang kajian yang menurut kami saat ini jarang dikembangkan di fakultas hukum khususnya di universitas-universitas di Jakarta, maupun Indonesia secara umum.

Misalnya filsafat hukum hanya diberikan SKS (satuan kredit semester) yang terbatas. Sementara di sejumlah perguruan tinggi di Iran sudah menjadi program studi khusus kajian filsafat hukum. Artinya, program studi filsafat hukum di Iran menjadi hal yang mendasar. Karena mereka memahami bahwa konstruksi hukum di tataran praktis harus berdiri dari filsafat dan etika yang melandasinya.

Dr. Ismail Rumadan, MH (kiri) dan Deputi Presiden al-Mustafa University Dr. Khaleqpour
PI: Berkaitan dengan posisi Iran sebagai Negara berbentuk Republik Islam, bapak sebagai pakar hukum melihatnya seperti apa?

IR: Iran sebagai negara berbentuk Republik Islam acapkali dilihat dari luar identik dengan Syiah yang cenderung diskriminatif. Tapi kenyataanya pandangan-pandangan seperti itu tidak benar. Sebab, secara langsung kita menyaksikan sendiri bagaimana kehidupan harmonis dan perlindungan terhadap kelompok minoritas dari penjelasan yang saya dapati dalam kunjungan kali ini.

Iran lebih moderat dari yang saya bayangkan sebelumnya, dari informasi yang berkembang selama ini.

PI: Jadi, asumsi dan persepsi yang berkembang selama ini keliru pak ?

IR: Persepsi yang berkembang di Tanah Air mengenai Iran selama ini cenderung keliru, karena mungkin mereka belum mendalami langsung, atau tidak berkunjung sendiri melihat Iran dari dekat.

Apa yang saya dapati ternyata kelompok-kelompok minoritas Sunni, bahkan Yahudi, Nasrani sekalipun mendapat perlindungan di Iran. Faktanya, Iran menentang diskriminasi dan menjunjung nilai-nilai kemanusiaan.

Dari apa yang saya pahami, Iran ternyata lebih maju dari informasi yang disebarkan media Barat selama ini.

Ini yang perlu kita dalami. Oleh karena itu menurut hemat saya Indonesia penting untuk menjalin kerja sama dengan Iran.

Dari aspek hukum, banyak kedekatan, meskipun tentu saja ada perbedaan di dalamnya. Misalnya mengenai konstitusi Indonesia dan Iran, asas Pancasila, dengan sila pertamanya mengenai Ketuhanan Yang Maha Esa, saya pikir memiliki kedekatan dengan konstitusi Iran dalam masalah tauhid sebagai pijakannya.

Kedua negara juga dihuni oleh penduduk yang mayoritasnya Muslim.

PI: Ada pertanyaan lain yang ingin saya sampaikan mengenai kebebasan media dalam perspektif hukum. Seperti kita ketahui, baru-baru ini media sosial jaringan media Iran seperti Parstoday dan Press TV diblok media sosialnya, bagaimana tanggapan bapak sebagai ahli hukum ?

IR: Saya sangat menyayangkan media-media alternatif ini diblok. Padahal ini sebagai bentuk dari perkembangan dunia modern untuk membangun komunikasi antarnegara, bahkan lintas benua. Media-media tersebut selama ini berperan untuk mengenalkan informasi mengenai Iran, Timur Tengah dan dunia Islam.

Dari sisi politik saya melihat ada motif tertentu dari penutupan media sosial jaringan media Iran seperti Parstoday ini untuk membatasi informasi masyarakat mengenai fakta sebenarnya dari dinamika yang terjadi di Iran dan Timur Tengah. Itu target sebenarnya.

Dari aspek hukum, penutupan ini merupakan langkah yang semena-mena dan tidak mendasar.

Langkah penutupan tersebut ironis. Sebab, di satu sisi berbicara tentang kebebasan pers, tapi justru melakukan penutupan media sosial jaringan media Iran semacam Parstoday yang ingin menyampaikan informasi dari fakta sebenarnya yang terjadi. "Ada tindakan diskriminatif yang dibungkus slogan-slogan demokrasi,".

PI: Jadi secara hukum penutupan ini tidak benar pak ?

IR: Jelas sekali, ini bentuk dari gangguan terhadap kebebasan pers. Meskipun demikian, saya sungguh salut dengan Iran, meskipun diganggu dari sana-sini, tapi tetap menjunjung tinggi prinsip-prinsip yang diyakininya seperti kemandirian. Negara lain tidak boleh melakukan intervensi, campur tangan terhadap urusan dalam negerinya.

PI: Mengenai radio streaming dan situs Parstoday bahasa Indonesia, apa pesan yang ingin bapak sampaikan untuk para pembaca dan pendengar?

IR: Parstoday Indonesia termasuk salah satu media alternatif yang berperan sebagai sarana komunikasi yang efektif untuk mengenalkan secara langsung apa yang sesungguhnya terjadi di Iran, sekaligus menjadi salah satu instrumen komunikasi yang efektif bagi siapa saja yang mau dan ingin mengenal Iran baik dari sisi budaya, politik, ekonomi dan lainnya.

Semoga Radio Parstoday menjadi media komunikatif dalam menjalin dan mempererat hubungan antara Indonesia dan Iran.

Khatib shalat Jumat Tehran, Ayatullah Sayid Ahmad Khatami menganggap kearifan, keterlibatan aktif, perlawanan dan persatuan sebagai kunci kemenangan bangsa Iran dalam menghadapi Amerika Serikat dan sekutunya.

"AS tidak pernah berhenti melawan bangsa Iran selama 40 tahun terakhir, tetapi bangsa ini telah mengalahkan kedigdayaan AS," ujarnya dalam khutbah hari ini (Jumat, 3/5/2019) yang dilaksanakan di Universitas Tehran.

Ayatullah Khatami menjelaskan bahwa sejak awal kemenangan Revolusi Islam, Amerika selalu melawan bangsa Iran lewat perang militer, politik, ekonomi dan budaya, dan bangsa Iran juga akan menang dalam perang ekonomi terbaru.

Presiden Donald Trump mengklaim akan menghentikan ekspor minyak Iran ke angka nol.
Dia menegaskan Iran akan memproduksi dan mengekspor minyak sebatas yang ia inginkan. "Jika pemerintah AS ingin menghentikan ekspor minyak Iran ke angka nol, ini mustahil terjadi, sebagaimana 40 tahun lalu semua ancaman AS terhadap Iran telah gagal," ungkapnya.

Di bagian lain pidatonya, Ayatullah Khatami mengatakan para pejabat AS juga merongrong negara-negara lain termasuk Venezuela dan mendukung anasir boneka untuk melawan pemerintahan konstitusional dan rakyat negara itu.

Dia menyebut aksi pemenggalan 37 aktivis sosial oleh Arab Saudi sebagai kejahatan yang mengerikan.

"Di samping raja Arab Saudi, presiden AS juga bersalah karena bersikap bungkam terhadap kejahatan tersebut," pungkasnya.

Menteri Pertahanan Republik Islam Iran Brigadir Jenderal Hatami mengatakan darah para pemuda Iran dan Irak adalah penjamin stabilitas dan keamanan kedua negara dan jika tidak ada kerja sama mereka, maka Irak telah mengalami disintegrasi teritorial oleh musuh perdamaian dan keamanan.


"Kerja sama pertahanan Iran dan Irak akan membawa perdamaian, stabilitas dan keamanan di kawasan," kata Hatami dalam pertemuan dengan para komandan Angkatan Laut dan Udara Irak di Tehran, Kamis, 2 Mei 2019.


Dalam pertemuan ini, ditekankan konsolidasi hubungan pertahanan bilateral kedua dengan berdasarkan kohesi politik, keamanan, agama dan sosial.


Menyusul kekalahan kelompok teroris Daesh (ISIS), Irak mampu merealisasikan stabilitas dan keamanan di negaranya saat ini. Daesh –yang memulai serangannya di barat laut Irak pada tahun 2014 dan dengan cepat menembus bagian lain negara itu hingga ke jantung Baghdad, ibukota Irak– akhirnya kalah setelah militer Irak melakukan kerja sama dengan Iran.


Kerja sama antara Iran dan Irak telah kelompok teroris Daesh musnah. Hari ini, Irak mengalami era baru yang membutuhkan lebih banyak kerja sama dengan sekutu sejatinya.


Sementara itu, Iran yang berada di garis terdepan dalam perang melawan Daesh bersama Irak, hari ini juga berada di garis terdepan pembangunan dan rekonstruksi akibat kehancuran di negara Arab ini.


Irak sebagai negara tetangga, mendapat perhatian dari Republik Islam Iran dan stabilitas dan keamanan di negara di Barat Iran ini juga merepresentasikan situasi yang stabil dan keamanan berkelanjutan di Iran.


Dalam hal ini, Kepala Staf Gabungan Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran Mayor Jenderal Mohammad Bagheri pada hari Kamis dalam pertemuan dengan delegasi tingkat tinggi militer Irak mengatakan keamanan, kesejahteraan, kejayaan dan pembangunan Irak dianggap sebagai keamanan dan pengembangan Iran, dan Tehran dengan semua kekuatannya akan tetap bersama Baghdad.


Meskipun situasi keamanan di Irak pasca Daesh kondusif, tetapi keberadaan sisa-sia Daesh dan munculnya rekaman video pemimpin kelompok teroris baru-baru ini menunjukkan keamanan Irak masih sensitif.


The New York Times menulis, kemungkinan besar, kemunculan publik dan tiba-tiba Abu Bakr al-Baghdadi, pemimpin Daesh menjadi upaya untuk melindungi para pendukung kelompok teroris ini dan anasirnya yang masih tersisa di Irak.


Dalam situasi seperti itu, kelanjutan kerja sama pertahanan dan militer antara Iran dan Irak mendapat perhatian pejabat militer dan politik kedua negara. Iran dan Irak sebagai dua negara bertetangga saling mempengaruhi dengan perbatasan bersama yang panjang dan memiliki banyak kesamaan budaya, bahasa dan agama dua bangsa dari kedua negara. Karakteristik yang sama dan menonjol ini telah menyebabkan komunikasi dan konsultasi militer dan otoritas politik Iran dan Irak berlanjut secara teratur.

Dewasa ini, Tehran dan Baghdad telah menjadi pusat diplomasi politik dan militer dan menunjukkan pengaruh kerja sama Republik Islam Iran dan Irak sebagai dua negara dan aktor penting di wilayah strategis Asia Barat. 

Amerika Serikat selama beberapa bulan terakhir mempercepat upayanya untuk menumbangkan pemerintahan sayap kiri Venezuela dan Presiden Nicolas Maduro. Amerika juga melancarkan perang propaganda dan syaraf hingga sanksi luas ekonomi serta pada akhirnya mengancam akan menyerang Venezuela.

Masalah ini menuai respon dari Rusia. Presiden Rusia Vladimir Putin Jumat (3/5) dalam kontak telepon dengan sejawatnya dari AS Donald Trump menekankan, "Hanya rakyat Venezuela yang berhak menentukan nasib mereka." Putin menjelaskan, intervensi asing di urusan internal Venezuela dan upaya untuk mengubah pemerintahana di Caracas dengan menggunakan kekerasan akan merusak masa depan solusi diplomatik bagi krisis di negara ini.

Krisis politik di Venezuela telah memasuki fase baru sejak 30 April, ketika Juan Guaido, pemimpin kubu oposisi, yang didukung penuh oleh AS, dalam sebuah pesan video menyerukan kepada rakyat dan angkatan bersenjata untuk melancarkan pemberontakan bersenjata melawan Nicolas Maduro. Namun, seruan tidak disambut oleh militer dan rakyat Venezuela, sehingga kudeta Guaido dan sekutunya gagal.

Guaido menyebut dirinya sendiri Presiden Venezuela pada 23 Januari, dengan dukungan nyata dari Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya, sebuah langkah yang oleh pemerintah dan bangsa Venezuela disebut kudeta terhadap presiden terpilih, Nicolas Maduro.

Amerika Serikat dan sekutunya telah mengakui Guaido sebagai presiden Venezuela dan sejak itu Washington telah berupaya memprovokasi tentara Venezuela untuk bergabung dengan oposisi.

Intervensi Washington di Venezuela ini telah memicu reaksi keras oleh rival internasional Amerika Serikat; Rusia dan Cina. Selain dua negara ini, banyak negara, termasuk Iran dan Turki, telah mengecam pendekatan AS ini dan menekankan perlunya menghormati kedaulatan dan integritas wilayah Venezuela.

Amerika meminta Rusia mencabut dukungannya kepada Maduro, namun mendapat penolakan dari Moskow. Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, mengatakan Moskow memobilisasi sekelompok negara di PBB untuk menentang tindakan ilegal Amerika Serikat di Venezuela.

Rusia percaya bahwa campur tangan AS di Venezuela melanggar Piagam PBB, yang menolak intervensi dalam urusan negara lain. AS juga berniat melancarkan aksi militer di Venezuela yang melanggar hukum internasional.

Mengingat kegagalan kudeta militer terbaru di Venezuela, Washington mengalami kegagalan nyata dalam upayanya menggulingkan Nicolas Maduro. Untuk menjustifikasi kegagalan tersebut, AS mengklaim bahwa militer Rusia di Caracas menjadi penghalang bagi kesuksesan para pemberontak pimpinan Guaido. Dengan demikian AS secara praktis mengabaikan peran rakyat dan militer yang loyal kepada Maduro di kudeta gagal tersebut.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo bahkan bertindak lebih dan mengklaim bahwa Rusia mencegah larinya Maduro ke Kuba. Tudingan tersebut mendapat bantahan keras dari Menlu Rusia Sergei Lavrov.

Washington sejak awal krisis politik di Venezuela menganggap sama seperti sebelumnya, khususnya di era perang dingin, melalui represi dan kekerasan mampu menumbangkan pemerintahan sayap kiri Venezuela dan Maduro. Namun penentangan serius kekuatan internasional lainnya khususnya Rusia dan Cina serta langkah yang diambil mereka untuk mendukung presiden Venezuela termasuk pengiriman pasukan ke negara ini akan memberi pengertian kepada petinggi AS bahwa era unilateralisme dan arogansi Washington untuk merealisasikan ambisinya di negara lain telah berakhir. 

Sekjen Hizbullah Lebanon, Sayid Hassan Nasrallah mengatakan pada hari Kamis (2/5/2019) bahwa pasukan rezim Zionis yang memasuki Lebanon akan dihancurkan di depan mata dunia.

Dia menyampaikan hal itu dalam pidatonya pada acara peringatan tiga tahun kesyahidan komandan senior militer Hizbullah, Mustafa Badreddine.

Mengenai isu serangan terhadap Lebanon, Nasrallah menandaskan ancaman tersebut datang dalam konteks kampanye yang bertujuan untuk mengintimidasi Lebanon dan rakyatnya.

"Ancaman semacam itu adalah untuk melancarkan perang psikologis di tingkat politik, diplomatik dan media dalam upaya untuk menekan pemerintah Lebanon agar memberikan konsesi terkait wilayah perbatasan maritim dan daerah Shebaa," ungkapnya.

Pejuang Hizbullah Lebanon.
Namun, tegas Nasrallah, Lebanon tidak mengizinkan pihak mana pun untuk mengintimidasi Anda. Engkau tidak lemah. Lebanon memiliki kekuatan nyata.

"Kelompok perlawanan memiliki kekuatan untuk masuk ke al-Khalil di tanah pendudukan," tegasnya.

Di bagian pidatonya, Nasrallah mengatakan keputusan Hizbullah untuk terlibat dalam perang Suriah adalah sebuah langkah yang tepat.

"Konspirasi Amerika-Saudi sedang dijalankan di Suriah dan hasil dari konspirasi itu adalah bahwa Daesh telah menguasai 45 persen dari wilayah Suriah," ujarnya.

Daesh, lanjut Nasrallah, dibentuk dengan pemikiran Wahabi Arab Saudi dan mendapat dukungan dana dari mereka. 

Alquran

Keadilan Sosial dalam Al-Qur’an dan Pemerintahan yang Berorientasi Keadilan
Keadilan Sosial dalam Al-Qur’an dan Pemerintahan yang Berorientasi Keadilan
Terwujudnya cita-cita keadilan telah menjadi salah satu keinginan terpenting semua manusia reformis dan orang-orang merdeka dalam sejarah (termasuk para nabi). Revolusi Islam Iran juga dilakukan…

Nahjolbalaghe

Imam Ali dan Hak Asasi Manusia dalam Nahjul Balâghah, Tinjauan Tafsir Al-Qurân
Imam Ali dan Hak Asasi Manusia dalam Nahjul Balâghah, Tinjauan Tafsir Al-Qurân
Naskah pengantar pada seminar Internasional “imam ali dan hak asasi manusia Dalam Nahjul Balagah”, Citywalk 5th floor. Jakarta 30 Juni 2009, IMAM ALI DAN HAK…